Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga) T2 092011006 BAB IV

(1)

Potensi Daerah Kota Salatiga

Kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang, berjarak ± 47 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah yakni Kota Semarang kearah selatan. Secara geografis Kota Salatiga terletak antara 110º.27′.56,81″ - 110º.32′.4,64″ Bujur Timur dan 007º.17′ - 007º.17′.23″ Lintang Selatan (Bappeda, 2012).

Luas wilayah Kota Salatiga sebesar 5.678,110 hektar atau 56.781 km². Terbagi dalam 3 (tiga) wilayah yaitu: daerah bergelombang 65 %, daerah miring 25 %, dan daerah datar 10 %, yang mempunyai ketinggian tempat antara 450-800 meter di atas permukaan laut (Dinas Pertanian Kota Salatiga, 2007).

Secara administratif Kota Salatiga terbagi dalam 4 (empat) Kecamatan dan 22 (dua puluh dua) Kelurahan. W ilayah administrasi Kota Salatiga berbatasan dengan beberapa Kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang, dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kecamatan Pabelan dan Tuntang. - Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan dan Tengaran. - Sebelah Selatan : Kecamatan Getasan dan Tengaran. - Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang dan Getasan.

Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5.678,110 hektar atau 56.781 km². Luas yang ada, terdiri dari 798,932 hektar (14,07 persen) lahan sawah; 4.680,195 hektar atau (82,43 persen) merupakan lahan kering dan 198,983 hektar (3,50 persen) adalah lahan lainnya.


(2)

M enurut pemanfaatannya, sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah berpengairan teknis (44,26 persen), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah hujan dan lain-lain. Lahan kering yang dipakai untuk tegal/kebun sebesar 95,92 persen dari total bukan lahan sawah (Bappeda, 2012).

Gambar 2.

Gambar Prosentase Penggunaan Lahan Tahun 2011 (Sumber: Salatiga dalam Angka 2011)

Berdasarkan tabel 4.1 di bawah ini dapat dilihat bahwa potensi wilayah Kota Salatiga berpotensi sebagai wilayah pertanian dan non pertanian. Sekitar lebih dari 50 % wilayah Kota Salatiga dapat dikategorikan sebagai wilayah pertanian berdasarkan dari luas lahan sawah dan lahan kering termasuk tegalan maupun pekarangan.


(3)

Tabel 4.1

Luas W ilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Salatiga. No. Kecamatan/

Kelurahan Lahan sawah/ ha Lahan Kering/ha Lahan Lainnya/ha Luas W ilayah/ha 1. Kec. Sidorejo

Blotongan Sidorejo lor Salatiga Bugel Kauman Kidul Pulutan 388,750 77,693 33,270 19,476 49,204 76,027 133,080 1.176,359 325,107 220,300 175,242 241,472 115,723 98,515 56,611 21,000 18,030 7,282 3,694 4,100 5,505 1.624,720 423,800 271,600 202,000 294,370 195,850 237,100 2. Kec. Tingkir

Kutowinangun Gendongan Sidorejo Kidul Kalibening Tingkir lor Tingkir Tengah 315,771 45,272 0 84,154 57,038 75,992 53,315 703,544 240,895 66,584 180,285 39,286 96,685 79,810 35,535 7,583 2,316 13,061 3,2765 4,623 4,676 1,054,850 293,750 68,900 277,500 99,599 177,300 137,801 3. Kec.

Argomulyo Noborejo Ledok Tegalrejo Kumpulrejo Randuacir Cebongan 29,911 2,635 12,496 0 0 0 14,780 1.749,135 324,492 164,537 178,424 622,030 348,550 111,102 73,644 5,073 10,297 10,006 7,000 29,050 12,218 1.852,690 332,200 187,330 188,430 629,030 377,600 138,100 4. Kec. Sidomukti

Kecandran Dukuh Mangunsari Kalicacing 64,500 31,425 3,383 29,692 0 1.051,157 359,748 364,179 251,096 76,134 30,193 8,027 9,588 9,982 2,596 1.145,850 399,200 377,150 290,770 78,730 Total 798,932 4.680,195 198,983 5.678,110


(4)

Tabel 4.2.

Jenis Industri, Jumlah Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai Produksi M enurut Kelompok Industri Kota Salatiga Tahun 2009-2011 No Kelompok

Industri

Unit Usaha Tenaga Kerja Investasi (Juta Rupiah) 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 1 Industri

Hasil Pertanian & Kehutanan 1.034 1.031 1.043 3.677 4.716 5.193 128.623,00 20.620,00 71.828,00

2 Industri Logam dan Mesin 184 184 186 997 1.074 1.091 11.514,40 11.514,40 11.614,40 3 Industri

Aneka 641 652 656 7.617 7.018 7.514 783.910,00 794.707,10 794.987,10 4 Industri

Kimia 34 37 37 566 1.237 1.237 46.565,60 178.701,50 178.701,50 Jumlah 1.893

1.904

1.922 12.857 14.045 15.035 970.613 1.005.543 1.057.131 Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Salatiga dalam Profil Daerah Kota Salatiga 2012

Proporsi sumbangan industri hasil pertanian dan kehutanan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan baik dari unit usaha dan penyerapan tenaga kerja meningkat serta memiliki nilai investasi yang cukup tinggi. Industri hasil pertanian dan kehutanan yang didalamnya terdiri dari jenis industri pengolahan hasil pertanian, maka sebenarnya terdapat potensi dan peluang untuk mengembangkan sektor pertanian bersinergi dengan sektor industri makanan.

Profil KW T Kota Salatiga

Kelompok W anita Tani (KW T) pada dasarnya dibentuk oleh kaum ibu/wanita tani atas dasar kesamaan kepentingan untuk maju, berusaha dan berkembang guna mewujudkan tujuan bersama untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Anggota KW T antara 10 s.d. 30 orang dalam satu hamparan wilayah yang mempunyai kesamaan lingkungan, sosial, ekonomi dan sumber daya.

KW T dalam perkembangannya dibawah naungan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga dan didampingi oleh penyuluh


(5)

pertanian sesuai dengan wilayah tugasnya. Pembinaan KW T dapat dilakukan oleh seluruh stakeholders yang terkait dalam pemberdayaan masyarakat dan perempuan.

Adapun data kelompok wanita tani Kota Salatiga sebagai berikut:

Tabel 4.3

Data Kelompok W anita Tani yang tergabung dalam Gapoktan Kota Salatiga Tahun 2011.

No Nama Kelompok W anita Tani

Tingkat kemampuan Jumlah Anggota Tahun Berdiri Nama Gapoktan Kelurahan Nama Gapoktan Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Sri Rejeki* Sumber Rejeki* Arto Dadi * Persada Mandiri* Bhakti Pertiwi* Lestari Barokah* Sri Rejeki* Mulia* Lancar* Nenggolo Putri* Candi Ras II * Amanah* Sari Rasa* Mekar Lestari* Sumber Rejeki* Mugi Lestari* Lancar Sejahtera Kuncup Mekar* Pemula Pemula Pemula Lanjut Pemula Pemula Lanjut Madya Pemula Lanjut Lanjut Pemula Pemula Lanjut Madya Lanjut Lanjut Pemula Lanjut 30 11 26 10 40 20 32 34 25 15 30 33 29 13 19 14 23 14 16 2003 2006 1999 2005 2009 1993 1995 1998 2003 2004 2009 2007 2009 2004 2003 2005 2006 2009 2004

Makaryo Tani, Bugel

Ngudi Raharjo, Tingkir Lor Margo Rukun, Tingkir Tengah Berkah Hasil, Kalibening Sari Mulyo, Sidorejo Kidul Ngudi Makmur, Kutowinangun Sidodadi, Gendongan Ngudi Mulyo, Randuacir Jogo Tani, Ledok Bina Bumi Lestari, Sidorejo Margorejo, Tingkir sda sda sda sda sda Argo Makmur, Argomulyo sda sda


(6)

No Nama Kelompok W anita Tani kemampuan Tingkat Anggota Jumlah Berdiri Tahun Nama Gapoktan Kelurahan Nama Gapoktan Kecamatan 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Sumber Makmur* Ngudi Lestari* Maju Lestari* Melati*

Margi Makmur * Ngudi Rahayu* Kartini* Dahlia* Mekar Sari* Srikandi* Cempaka* Tasaloka* Sidodadi Dewi Fortuna* Sembodro Sumber Makmur* Madya Pemula Lanjut Madya Lanjut Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Lanjut Pemula 19 12 11 30 23 28 25 17 10 17 24 20 15 20 15 15 2005 2007 2007 1997 2004 2004 2008 2009 2009 2010 2011 2004 2005 2009 1990 2009 Pertiwi, Cebongan Sedyo Makmur, Kumpulrejo Jatayu, Noborejo Tani Mukti, Kecandran Dadi Makmur, Mangunsari sda sda sda sda Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Tahun 2011

Ket *) : Pengolah pangan lokal

Dari 35 KW T yang terdaftar pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga pada Tahun 2011, 31 kelompok diantaranya berusaha di bidang pengolahan pangan lokal, sedangkan yang lainnya melakukan usaha budidaya pertanian (on farm). Jumlah KW T pengolah hasil pertanian terbanyak di Kecamatan Argomulyo sejumlah 15 KW T. Jumlah KW T pengolah hasil pertanian Kecamatan Tingkir sejumlah 12 KW T. Jumlah KW T pengolah hasil pertanian Kecamatan Sidorejo 1 KW T dan Kecamatan Sidomukti sejumlah 3 KW T.

KW T tersebut tergabung dalam Gapoktan tingkat kelurahan dan Gapoktan tingkat Kecamatan. Fungsi KW T tergabung dalam Gapoktan agar dalam pembinaan dalam satu wilayah dapat terkoordinir dengan baik dan dapat melakukan kerjasama baik dilingkup Gapoktan maupun antar Gapoktan.


(7)

Kelompok usaha wanita yang merupakan kelompok industri rumah tangga pengolahan hasil pertanian di Kota Salatiga sebagian mendapatkan bantuan modal melalui BLM (Bantuan Langsung M asyarakat) sebagai pengelolanya Dinas Pertanian Kota Salatiga, yang telah berlangsung sejak tahun 2004 dan berlanjut hingga kini (2011).

Tujuan diberikannya bantuan stimulan dana bergulir ini untuk mengolah makanan khas dengan memanfaatkan pangan lokal/sumber pangan alternatif untuk meningkatkan produktivitas kelompok sekaligus turut serta mensukseskan program pemerintah dalam pengolahan sumberdaya pangan alternatif. Sehingga melalui proses pemberdayaan ini maka diharapkan akan meningkatkan ketersediaan pangan olahan berbahan baku lokal, meningkatkan penghasilan masyarakat sekaligus turut serta dalam mempertahankan tradisi makanan khas/lokal (Bapermasper KB dan KP, 2011).

Kelompok yang menerima bantuan ini antara lain pengolah berbahan baku lokal berupa pembuatan aneka makanan dari singkong, pisang, tales, gadung, ubi jalar, kripik tempe, gula kacang, dan berbagai usaha olahan lain yang ada di Salatiga. Kelompok yang mendapat bantuan modal BLM ada 17 kelompok, dimana 13 kelompok merupakan KW T pengolah hasil pertanian (Bapermasper KB dan KP, 2011). Adapun data kelompok penerima BLM menurut laporan hasil monitoring kelompok BLM, sebagai berikut:

Tabel 4.4

Daftar kelompok penerima BLM di Kota Salatiga Tahun 2004-2011

No Nama Kelompok W anita Tani

Tingkat kemampuan

Jumlah Anggota

Tahun Berdiri

Nama Gapoktan Kelurahan

Nama Gapoktan Kecamatan 1.

2. 3. 4. 5. 6.

Sri Rejeki*

Sumber Rejeki* Arto Dadi * Persada Mandiri* Bhakti Pertiwi* Lestari

Pemula

Pemula Pemula Lanjut Pemula Pemula

30

11 26 10 40

2003

2006 1999 2005 2009 1993

Makaryo Tani, Bugel

Ngudi Raharjo, Tingkir Lor Margo Rukun, Tingkir Tengah Berkah Hasil, Kalibening

Lestari, Sidorejo Margorejo, Tingkir

sda

Sda 20


(8)

No Nama Kelompok W anita Tani kemampuan Tingkat Anggota Jumlah Berdiri Tahun Nama Gapoktan Kelurahan Nama Gapoktan Kecamatan 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Barokah* Sri Rejeki* Mulia* Lancar* Nenggolo Putri* Candi Ras II * Amanah* Sari Rasa* Mekar Lestari* Sumber Rejeki* Mugi Lestari* Lancar Sejahtera Kuncup Mekar* Sumber Makmur* Ngudi Lestari* Maju Lestari* Melati*

Margi Makmur * Ngudi Rahayu* Kartini* Dahlia* Mekar Sari* Srikandi* Cempaka* Tasaloka* Sidodadi Dewi Fortuna* Sembodro Sumber Makmur* Lanjut Madya Pemula Lanjut Lanjut Pemula Pemula Lanjut Madya Lanjut Lanjut Pemula Lanjut Madya Pemula Lanjut Madya Lanjut Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Lanjut Pemula 32 34 25 15 30 33 29 13 19 14 23 14 16 19 12 11 30 23 28 25 17 10 17 24 20 15 20 15 15 1995 1998 2003 2004 2009 2007 2009 2004 2003 2005 2006 2009 2004 2005 2007 2007 1997 2004 2004 2008 2009 2009 2010 2011 2004 2005 2009 1990 2009

Sari Mulyo, Sidorejo Kidul Ngudi Makmur, Kutowinangun Sidodadi, Gendongan Ngudi Mulyo, Randuacir Jogo Tani, Ledok Bina Bumi Pertiwi, Cebongan Sedyo Makmur, Kumpulrejo Jatayu, Noborejo Tani Mukti, Kecandran Dadi Makmur, Mangunsari sda sda sda Argo Makmur, Argomulyo sda sda sda sda sda sda Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga, 2011


(9)

Penelitian Eksi (2010) menerangkan bahwa sumber dana pinjaman modal bergulir BLM (Bantuan Langsung M asyarakat) tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimulai dari Tahun Anggaran 2004 dan 2005 lewat BBMKP (Badan Bimbingan M assal Ketahanan Pangan) Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya dikelola Dinas Pertanian Kota Salatiga. Besarnya dana untuk pinjaman modal bergulir diberikan sesuai kebutuhan kelompok usaha dan paling banyak Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).

Syarat penerima dan prosedur penyaluran pinjaman modal bergulir BLM sebagai berikut: Kelompok tani/masyarakat yang berusaha dibidang pengolahan pangan lokal/makanan khas daerah dengan bahan baku berasal dari bahan/sumberdaya lokal.

Kelembagaan kelompok harus sebagai Kelompok Usaha yang sehat organisasi dengan kepengurusan aktif. Bersedia menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK). Tiap kelompok usaha paling sedikit beranggotakan 10 orang dan memiliki tempat usaha yang menetap.

Hasil produksi memiliki peluang pasar dan berpotensi untuk dikembangkan, serta memiliki keterbatasan akses sumber permodalan. M asing-masing anggota sanggup mengembangkan usahanya dalam wadah manajemen kelompok. Bersedia mengangsur secara rutin sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Proposal akan diseleksi dan diteliti kelayakan usahanya serta dilakukan peninjauan lapangan oleh tim Pembina Kelompok Usaha Penerima pinjaman M odal Bergulir BLM . Kelompok Usaha yang layak usahanya dan memenuhi syarat akan ditetapkan sebagai calon penerima pinjaman modal bergulir BLM dengan Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga.

Jasa bunga untuk pinjaman modal bergulir BLM adalah sebesar 3% (tiga persen) setiap tahun tetap. Jangka waktu dan cara pengembalian pinjaman modal bergulir BLM yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kota Salatiga paling lama 3 (tiga) tahun. Cara pengembalian pinjaman adalah dengan diangsur setiap 3 (tiga) bulan


(10)

atau 12 (dua belas) kali angsuran, dan paling lambat tanggal 10 setiap waktu jatuh temponya.

Dari pihak pemerintah pengelola BLM dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga pada dasarnya tidak berkeberatan untuk KW T yang sudah mendapat akses pinjaman mengajukan kembali pinjamannya asalkan track record pengembalian angsuran sebelumnya berjalan dengan baik dan sesuai dengan peruntukkannya.

Bagi KW T yang belum mendapatkan akses pinjaman BLM dan menginginkan untuk mendapat pinjaman maka dari pihak dinas akan mensurvey KW T tersebut apakah benar-benar melakukan kegiatan pengolahan hasil pertanian atau tidak. Bersama tim dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) melakukan survey berdasar proposal yang masuk dan memutuskan apakah KW T tersebut layak mendapat pinjaman.

Selain BLM yang pinjaman bergulirnya dikelola Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga, sebagian KW T tersebut juga mendapat pinjaman dari Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Dana PUAP dikelola oleh Gapoktan masing-masing wilayah, karena Gapoktan merupakan kelembagaan PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Adapun besaran total masing-masing PUAP sebesar Rp. 100.000.000,00/gapoktan/desa dan diberikan ke kelompok anggota gapoktan yang besarannya menyesuaikan kebutuhan masing-masing kelompok, seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4.5

Daftar KW T Penerima bantuan permodalan melalui PUAP No Nama Kelompok Alamat Besarnya pinjaman

(Rp) 1.

2. 3. 4. 5. 6.

KW T “Sri Rejeki” KW T “Lancar” KW T “Barokah” KW T “Mulia” KW T “Candi Ras I I” KW T “Nenggolo Putri”

Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Kutowinangun, Tingkir Kutowinangun, Tingkir

36.000.000 10.000.000 22.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 Sumber: Dinas Pertanian Kota Salatiga, 2011


(11)

Gapoktan Kelurahan penerima dana PUAP sebanyak 22 Kelurahan. M asing-masing gapoktan mengucurkan dananya ke anggota gapoktan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota. Dana PUAP tersebut digulirkan dan dikelola kembali oleh gapoktan sehingga keberlanjutan program PUAP dapat terjaga untuk memenuhi kebutuhan modal bagi kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan.

Pembinaan yang dilakukan pemerintah daerah Kota Salatiga yaitu dengan mengalokasikan dana anggarannya untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung usaha pengolahan hasil pertanian. Prioritas pembangunan daerah yang tertuang dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) W alikota Salatiga Tahun 2011 antara lain yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan serta perluasan kesempatan kerja dan optimalisasi dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan potensi unggulan daerah. Sehingga sasaran pembangunan Pemerintah Kota Salatiga yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) antara lain meningkatnya pertumbuhan ekonomi melalui program-program yang mendukung terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan potensi daerah serta meningkatnya kesempatan kerja, menurunnya tingkat pengangguran terbuka, meningkatnya kompetensi ketrampilan dan kewirausahaan tenaga kerja, sebagaimana berikut:

Tabel 4.6

Alokasi Anggaran SKPD Tahun 2011 Pengolah Hasil Pertanian. No SKPD Anggaran

(Rp)

Realisasi

Anggaran (Rp) Kegiatan Sasaran 1 Bappeda 97.000.000 79.181.350 Penyusunan

Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Penguatan klaster makanan olahan binaan FEDEP 2 Bapermasper,

KB dan KP

12.835.000 12.640.000 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

PKK, KWT pengolah hasil pertanian 3 Bapermasper

KB dan KP

19.750.000 19.195.000 Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan

PKK, KWT pengolah hasil pertanian


(12)

4 Disperindag, Koperasi dan UMKM

11.150.000 10.925.000 Fasilitasi pengembangan inkubator teknologi dan bisnis

Pembinaan/ bimtek UMKM termasuk KW T sentra jahe, ubi/kacang dan tahu/tempe 5 Disperindag,

Koperasi dan UMKM

49.800.000 48.118.000 Fasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UMKM

Gelar promosi produk UMKM

6 Dinas Pertanian

100.000.000 97.428.000 Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen

Pelatihan pengolahan pangan lokal, penyediaan alat-alat pengolahan dan pengepakan bagi

KW T/UMKM pengolah produk pangan Sumber: LKPj Walikota Salatiga Tahun 2011.

Dari tabel di atas, berdasarkan hasil LKPJ W alikota Tahun 2011 yang disusun oleh Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, beberapa Satuan Kerja Pemerintah Saerah (SKPD) yang turut mengalokasikan anggarannya untuk mendukung KW T dalam usaha pengolahan hasil pertanian. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi M asyarakat yang dilakukan oleh Bappeda Kota Salatiga merupakan kegiatan yang berupa pelatihan, sosialisasi program kerja klaster, pameran lokal dan regional, rakor FEDEP (Forum of Economic Development and Employment Promotion). FEDEP merupakan wadah representasi stakeholder tersebut untuk memperkuat kemandirian organisasi dalam usaha-usaha ekonomi dan pengembangan SDM yang dikelola secara profesional dan produktif. Pendekatan FEDEP ini pengembangan UM KM melalui pendekatan klaster (berbasis kewilayahan). FEDEP juga diharapkan menjadi sarana informasi dan promosi produk-produk unggulan melalui Kelompok Pemasaran Bersama Klaster M akanan Olahan “SAGA”. Lokasi pemasaran/outlet/sekretariat FEDEP Kota Salatiga di Jalan Yos Sudarso.


(13)

Lokasi yang strategis bertujuan agar memudahkan dalam promosi dan pemasaran produk unggulan Salatiga. Anggota FEDEP sendiri adalah UM KM baik perorangan maupun kelompok seperti KW T Pengolah hasil pertanian. Salah satu dari KW T yang aktif menitipkan produk olahan hasil pertanian yaitu KW T Lancar, KW T M ulia, KW T Sri Rejeki dari Sidorejo Kidul. Aneka olahan seperti abon ikan, pencok ketela, satru, kripik jamur, kripik tempe, dsb dikemas ulang dengan label “SAGA” Snack Salatiga. Snack SAGA ini selain dipromosikan melalui FEDEP, masuk ke supermarket besar di Semarang seperti ADA Swalayan, Carefour.

Sedangkan pembinaan terhadap ibu-ibu PKK dan KW T pengolah hasil pertanian yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan M asyarakat Perempuan, KB dan Ketahanan Pangan melalui bidang Ketahanan Pangan berupa penyuluhan mengenai peningkatan mutu dan keamanan pangan serta pelatihan-pelatihan yang diberikan mengenai pengolah pangan berbahan baku non beras dan non terigu.

Selain hal tersebut, melalui kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan pemberian alat pengolahan berupa alat perajang singkong manual diberikan kepada KW T yang mengolah bahan pangan dari singkong atapun pisang.

Tabel 4.7

KW T Penerima bantuan alat perajang singkong manual oleh Bapermasper, KB dan KP Kota Salatiga Tahun 2011 - 2012

No Nama KW T Penerima Jumlah Alat Perajang

2011 2012

1 Candi Ras I 1 -

2. Amanah 1 1

3. Sri Rejeki 1 -

4. M ulia 3 -

5. Barokah 1 -

6. Sumber M akmur 1 2

7 Guyup Asih 2 -

8 Asri 3 -

9 Sembodro 2 1

10 Lancar 1 -

11 Dahlia - 2

12 Ngudi Rahayu - 2

13 Cempaka - 2

14 Bina Karya Tani - 2

JUM LAH 16 12


(14)

Kelompok penerima alat perajang singkong manual tersebut atas dasar rekomendasi dari penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian merupakan pembina kelompok tani termasuk kelompok wanita tani di wilayah kerjanya.

Berdasarkan data yang ada selain alat pengolahan yang diberikan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah melalui kegiatan pemasaran dan distribusi pangan memberikan bantuan berupa peralatan pemasaran berupa etalase, kontainer produk, rak display

produk, sealer, serta papan nama. Bantuan sebanyak 3 paket ini diberikan kepada KW T Barokah, KW T Kuncup M ekar dan KTNA Kota Salatiga. M enurut Naskah Perjanjian Hibah Dinas yang dilakukan BKP Provinsi Jateng dengan Kelompok penerima ini dimaksudkan agar permasalahan pemasaran dapat teratasi dengan menjual produk dengan display yang bagus ditempat yang strategis diharapkan KW T dapat produktif dan dapat memasarkan produknya dengan baik.

Sedangkan pembinaan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UM KM Kota Salatiga melalui kegiatan pembinaan/bimbingan teknis kepada pelaku UM KM sentra jahe, ubi/kacang dan tahu/tempe termasuk di dalamnya KW T pengolah ubi/kacang, tempe. Outcome dari kegiatan ini terwujudnya peningkatan kualitas hasil peroduksi dari pelaku UMKM.

Selain itu kegiatan fasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UM KM melalui terlaksananya promosi 10 produk unggulan dan gelar produk UMKM sehingga omzet produk UM KM meningkat. Disperidagkop dan UM KM turut menggandeng KW T untuk mengikuti gelar promosi produk unggulan salah satunya KW T Sri Rejeki, Sidorejo Kidul dengan produk aneka olahan dari ikan.

Dinas Pertanian melalui kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen memberikan pelatihan pengolahan pangan lokal serta menyediakan alat-alat pengolahan dan pengepakan. Outcome kegiatan ini terwujudnya pengembangan pengelolaan pangan lokal dengan sasaran kegiatan KW T dan pelaku UM KM .


(15)

Selain dari pihak pemerintah, dari pihak lembaga pendidikan seperti unsur Perguruan Tinggi UKSW dan STIE “AMA” (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Salatiga dan UKSW telah melakukan kerjasama dengan pelaku KW T melalui Program Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Potensi M asyarakat) pada tahun 2008. Seperti yang telah diulas lebih dalam mengenai kewirausahaan oleh Eksi (2010) diterangkan bahwa lokasi pelaksanaan Program Sibermas meliputi dua wilayah yaitu Kelurahan Sidorejo Kidul dan Tingkir Tengah dengan fokus penelitian KW T Lancar, Barokah dan Sri Rejeki di Kelurahan Sidorejo Kidul. Kegiatan meliputi: pelatihan, pembinaan dan pendampingan, yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar keluarga petani mampu menggali kemampuan diri sendiri dari potensi daerahnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dukungan untuk penguatan kelembagaan KW T telah banyak dilakukan baik itu dari pemerintah pusat, daerah maupun dari pihak perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan.

Untuk menggali lebih dalam kondisi yang ada dalam KW T pengolah hasil pertanian di Kota Salatiga dan lingkungan kelembagaan KW T pengolah hasil pertanian di Kota Salatiga dapat kita lihat dari hasil observasi di lapangan yang diterangkan dalam Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang kelembagaan KW T berikut.


(1)

(Studi pada KW T di Kota Salatiga)

atau 12 (dua belas) kali angsuran, dan paling lambat tanggal 10 setiap waktu jatuh temponya.

Dari pihak pemerintah pengelola BLM dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga pada dasarnya tidak berkeberatan untuk KW T yang sudah mendapat akses pinjaman mengajukan kembali pinjamannya asalkan track record pengembalian angsuran sebelumnya berjalan dengan baik dan sesuai dengan peruntukkannya.

Bagi KW T yang belum mendapatkan akses pinjaman BLM dan menginginkan untuk mendapat pinjaman maka dari pihak dinas akan mensurvey KW T tersebut apakah benar-benar melakukan kegiatan pengolahan hasil pertanian atau tidak. Bersama tim dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) melakukan survey berdasar proposal yang masuk dan memutuskan apakah KW T tersebut layak mendapat pinjaman.

Selain BLM yang pinjaman bergulirnya dikelola Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga, sebagian KW T tersebut juga mendapat pinjaman dari Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Dana PUAP dikelola oleh Gapoktan masing-masing wilayah, karena Gapoktan merupakan kelembagaan PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Adapun besaran total masing-masing PUAP sebesar Rp. 100.000.000,00/gapoktan/desa dan diberikan ke kelompok anggota gapoktan yang besarannya menyesuaikan kebutuhan masing-masing kelompok, seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4.5

Daftar KW T Penerima bantuan permodalan melalui PUAP

No Nama Kelompok Alamat Besarnya pinjaman

(Rp) 1.

2. 3. 4. 5. 6.

KW T “Sri Rejeki” KW T “Lancar” KW T “Barokah” KW T “Mulia” KW T “Candi Ras I I” KW T “Nenggolo Putri”

Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Kutowinangun, Tingkir Kutowinangun, Tingkir

36.000.000 10.000.000 22.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 Sumber: Dinas Pertanian Kota Salatiga, 2011


(2)

Gapoktan Kelurahan penerima dana PUAP sebanyak 22 Kelurahan. M asing-masing gapoktan mengucurkan dananya ke anggota gapoktan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota. Dana PUAP tersebut digulirkan dan dikelola kembali oleh gapoktan sehingga keberlanjutan program PUAP dapat terjaga untuk memenuhi kebutuhan modal bagi kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan.

Pembinaan yang dilakukan pemerintah daerah Kota Salatiga yaitu dengan mengalokasikan dana anggarannya untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung usaha pengolahan hasil pertanian. Prioritas pembangunan daerah yang tertuang dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) W alikota Salatiga Tahun 2011 antara lain yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan serta perluasan kesempatan kerja dan optimalisasi dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan potensi unggulan daerah. Sehingga sasaran pembangunan Pemerintah Kota Salatiga yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) antara lain meningkatnya pertumbuhan ekonomi melalui program-program yang mendukung terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan potensi daerah serta meningkatnya kesempatan kerja, menurunnya tingkat pengangguran terbuka, meningkatnya kompetensi ketrampilan dan kewirausahaan tenaga kerja, sebagaimana berikut:

Tabel 4.6

Alokasi Anggaran SKPD Tahun 2011 Pengolah Hasil Pertanian.

No SKPD Anggaran

(Rp)

Realisasi

Anggaran (Rp) Kegiatan Sasaran

1 Bappeda 97.000.000 79.181.350 Penyusunan

Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Penguatan klaster makanan olahan binaan FEDEP 2 Bapermasper,

KB dan KP

12.835.000 12.640.000 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

PKK, KWT pengolah hasil pertanian 3 Bapermasper

KB dan KP

19.750.000 19.195.000 Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan

PKK, KWT pengolah hasil pertanian


(3)

(Studi pada KW T di Kota Salatiga)

4 Disperindag, Koperasi dan UMKM

11.150.000 10.925.000 Fasilitasi pengembangan inkubator teknologi dan bisnis

Pembinaan/ bimtek UMKM termasuk KW T sentra jahe, ubi/kacang dan tahu/tempe 5 Disperindag,

Koperasi dan UMKM

49.800.000 48.118.000 Fasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UMKM

Gelar promosi produk UMKM

6 Dinas

Pertanian

100.000.000 97.428.000 Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen

Pelatihan pengolahan pangan lokal, penyediaan alat-alat pengolahan dan pengepakan bagi

KW T/UMKM pengolah produk pangan Sumber: LKPj Walikota Salatiga Tahun 2011.

Dari tabel di atas, berdasarkan hasil LKPJ W alikota Tahun 2011 yang disusun oleh Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, beberapa Satuan Kerja Pemerintah Saerah (SKPD) yang turut mengalokasikan anggarannya untuk mendukung KW T dalam usaha pengolahan hasil pertanian. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi M asyarakat yang dilakukan oleh Bappeda Kota Salatiga merupakan kegiatan yang berupa pelatihan, sosialisasi program kerja klaster, pameran lokal dan regional, rakor FEDEP (Forum of Economic Development and Employment Promotion). FEDEP merupakan wadah representasi stakeholder tersebut untuk memperkuat kemandirian organisasi dalam usaha-usaha ekonomi dan pengembangan SDM yang dikelola secara profesional dan produktif. Pendekatan FEDEP ini pengembangan UM KM melalui pendekatan klaster (berbasis kewilayahan). FEDEP juga diharapkan menjadi sarana informasi dan promosi produk-produk unggulan melalui Kelompok Pemasaran Bersama Klaster M akanan Olahan “SAGA”. Lokasi pemasaran/outlet/sekretariat FEDEP Kota Salatiga di Jalan Yos Sudarso.


(4)

Lokasi yang strategis bertujuan agar memudahkan dalam promosi dan pemasaran produk unggulan Salatiga. Anggota FEDEP sendiri adalah UM KM baik perorangan maupun kelompok seperti KW T Pengolah hasil pertanian. Salah satu dari KW T yang aktif menitipkan produk olahan hasil pertanian yaitu KW T Lancar, KW T M ulia, KW T Sri Rejeki dari Sidorejo Kidul. Aneka olahan seperti abon ikan, pencok ketela, satru, kripik jamur, kripik tempe, dsb dikemas ulang dengan label “SAGA” Snack Salatiga. Snack SAGA ini selain dipromosikan melalui FEDEP, masuk ke supermarket besar di Semarang seperti ADA Swalayan, Carefour.

Sedangkan pembinaan terhadap ibu-ibu PKK dan KW T pengolah hasil pertanian yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan M asyarakat Perempuan, KB dan Ketahanan Pangan melalui bidang Ketahanan Pangan berupa penyuluhan mengenai peningkatan mutu dan keamanan pangan serta pelatihan-pelatihan yang diberikan mengenai pengolah pangan berbahan baku non beras dan non terigu.

Selain hal tersebut, melalui kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan pemberian alat pengolahan berupa alat perajang singkong manual diberikan kepada KW T yang mengolah bahan pangan dari singkong atapun pisang.

Tabel 4.7

KW T Penerima bantuan alat perajang singkong manual oleh Bapermasper, KB dan KP Kota Salatiga Tahun 2011 - 2012

No Nama KW T Penerima Jumlah Alat Perajang

2011 2012

1 Candi Ras I 1 -

2. Amanah 1 1

3. Sri Rejeki 1 -

4. M ulia 3 -

5. Barokah 1 -

6. Sumber M akmur 1 2

7 Guyup Asih 2 -

8 Asri 3 -

9 Sembodro 2 1

10 Lancar 1 -

11 Dahlia - 2

12 Ngudi Rahayu - 2

13 Cempaka - 2


(5)

(Studi pada KW T di Kota Salatiga)

Kelompok penerima alat perajang singkong manual tersebut atas dasar rekomendasi dari penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian merupakan pembina kelompok tani termasuk kelompok wanita tani di wilayah kerjanya.

Berdasarkan data yang ada selain alat pengolahan yang diberikan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah melalui kegiatan pemasaran dan distribusi pangan memberikan bantuan berupa peralatan pemasaran berupa etalase, kontainer produk, rak display produk, sealer, serta papan nama. Bantuan sebanyak 3 paket ini diberikan kepada KW T Barokah, KW T Kuncup M ekar dan KTNA Kota Salatiga. M enurut Naskah Perjanjian Hibah Dinas yang dilakukan BKP Provinsi Jateng dengan Kelompok penerima ini dimaksudkan agar permasalahan pemasaran dapat teratasi dengan menjual produk dengan display yang bagus ditempat yang strategis diharapkan KW T dapat produktif dan dapat memasarkan produknya dengan baik.

Sedangkan pembinaan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UM KM Kota Salatiga melalui kegiatan pembinaan/bimbingan teknis kepada pelaku UM KM sentra jahe, ubi/kacang dan tahu/tempe termasuk di dalamnya KW T pengolah ubi/kacang, tempe. Outcome dari kegiatan ini terwujudnya peningkatan kualitas hasil peroduksi dari pelaku UMKM.

Selain itu kegiatan fasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UM KM melalui terlaksananya promosi 10 produk unggulan dan gelar produk UMKM sehingga omzet produk UM KM meningkat. Disperidagkop dan UM KM turut menggandeng KW T untuk mengikuti gelar promosi produk unggulan salah satunya KW T Sri Rejeki, Sidorejo Kidul dengan produk aneka olahan dari ikan.

Dinas Pertanian melalui kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen memberikan pelatihan pengolahan pangan lokal serta menyediakan alat-alat pengolahan dan pengepakan. Outcome kegiatan ini terwujudnya pengembangan pengelolaan pangan lokal dengan sasaran kegiatan KW T dan pelaku UM KM .


(6)

Selain dari pihak pemerintah, dari pihak lembaga pendidikan seperti unsur Perguruan Tinggi UKSW dan STIE “AMA” (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Salatiga dan UKSW telah melakukan kerjasama dengan pelaku KW T melalui Program Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Potensi M asyarakat) pada tahun 2008. Seperti yang telah diulas lebih dalam mengenai kewirausahaan oleh Eksi (2010) diterangkan bahwa lokasi pelaksanaan Program Sibermas meliputi dua wilayah yaitu Kelurahan Sidorejo Kidul dan Tingkir Tengah dengan fokus penelitian KW T Lancar, Barokah dan Sri Rejeki di Kelurahan Sidorejo Kidul. Kegiatan meliputi: pelatihan, pembinaan dan pendampingan, yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar keluarga petani mampu menggali kemampuan diri sendiri dari potensi daerahnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dukungan untuk penguatan kelembagaan KW T telah banyak dilakukan baik itu dari pemerintah pusat, daerah maupun dari pihak perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan.

Untuk menggali lebih dalam kondisi yang ada dalam KW T pengolah hasil pertanian di Kota Salatiga dan lingkungan kelembagaan KW T pengolah hasil pertanian di Kota Salatiga dapat kita lihat dari hasil observasi di lapangan yang diterangkan dalam Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang kelembagaan KW T berikut.


Dokumen yang terkait

Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali.

0 4 19

Pendampingan kelompok wanita tani (KWT) Argosari dalam meningkatkan perekonomian komunitas melalui pengolahan hasil pertanian di Desa Dompyong Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek.

0 0 231

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga) T2 092011006 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga) T2 092011006 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga) T2 092011006 BAB V

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga) T2 092011006 BAB VI

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komitmen Organisasi Kelompok Wanita Tani Kota Salatiga

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Kegiatan Pemberian Nilai Tambah Olahan Jagung (Zea mays L.) : Suatu Kasus Pada Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari di Desa Haurgeulis Kecamatan Ba

0 0 8