Lamp. I SK No.80 Thn 2015 ttg Izin Lingkungan UD. Karya Bersama

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Lampiran I
Keputusan Bupati Barito Kuala
Nomor  188.44/  80   /KUM/2015

Tanggal 27 Pebruari 2015

TENTANG   IZIN   LINGKUNGAN   KEGIATAN
PEMBANGUNAN   USAHA   PRIMER   HASIL
INDUSTRI HUTAN KAYU (SAWMILL)  UD. KARYA
BERSAMA   DI   JALAN   DESA   TABATAN   BARU
RT.IX     KECAMATAN   KURIPAN   KAB.   BARITO
KUALA, PROV. KALIMANTAN SELATAN
Matrik Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Tahap Pra Konstruksi
Sikap
1
Sosialisasi

dan
persepsi
positif
masyarakat

Besaran Dampak


Berdasarkan hasil survei lapangan
terhadap rencana pembangunan
industri sawmill UD. Karya
Bersama, bahwa penduduk di
sekitar rencana lokasi kegiatan
pembangunan industri sawmill
memberikan
respon
positif,
artinya masyarakat mendukung
pembangunan industri sawmill
UD. Karya Bersama. Rona awal
kualitas lingkungan berada pada
kondisi sangat baik dengan

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan

Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup




presentase sikap tidak setuju
setuju  85%. Jika setiap akan

2

Penerimaan
Tenaga
Kerja Tahap
Konstruksi

Bertambah
nya mata

pencaharia
n
dan
meningkat
nya
pendapatan
keluarga

melakukan
kegiatan
pihak
perusahaan selalu melakukan
sosialisasi, maka kondisi kualitas
lingkungan sikap dan persepsi
positif masyarakat akan tetap
berada pada kondisi sangat baik.
Penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan secara bertahap mulai

Dari tahap konstruksi sampai
tahap operasi. Dengan luasan
tanaman yang cukup luas
tentunya
akan
membuka
kesempatan kerja dan peluang
berusaha. Penerimaan tenaga
kerja dilakukan untuk kegiatan



Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi

Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

Melakukan sosialisasi
secara terbuka dan
jujur hingga kelapisan
masyarakat

paling
bawah (level desa)
terutama masyarakat
yang areal dampak
Melakukan sosialisasi
secara berkelanjutan
sesuai dengan tahapan
kegiatan
yang
melibatkan
masyarakat

Desa Tabatan

Selama tahap Pengumpulan
data
primer
pra konstruksi melalui wawancara terhadap
dan berlanjut responden masyarakat dengan
pada

tahap menggunakan kuesioner dan
konstruksi
melalui
Diskusi
dengan
dan
tahap masyarakat
operasi

Desa Tabatan

Selama tahap
pra
konstruksi
dan berlanjut
pada
tahap
konstruksi
dan
tahap

operasi

UD. Karya  BLH
Kab.
Bersama
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan

Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat sekitar
melalui papan-papan
pengumuman desa
dan
media-media
masa daerah lainnya
tentang
rencana
kegiatan penerimaan

Desa Tabatan

Selama tahap Pengumpulan

data
primer
pra konstruksi melalui wawancara terhadap
dan berlanjut responden masyarakat dengan
pada
tahap menggunakan kuesioner dan
konstruksi
melalui
Diskusi
dengan
dan
tahap masyarakat
operasi

Desa Tabatan

Selama tahap
pra
konstruksi
dan berlanjut
pada
tahap
konstruksi
dan
tahap
operasi

UD. Karya  BLH
Kab.
Bersama
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup




tahap konstruksi dan operasi





Meningkatn
ya
kesempatan
kerja
dan
peluang
berusaha

Penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan secara bertahap mulai
Dari tahap konstruksi sampai
tahap operasi. Dengan luasan
tanaman yang cukup luas
tentunya
akan
membuka
kesempatan kerja dan peluang
berusaha. Penerimaan tenaga
kerja dilakukan untuk kegiatan
tahap konstruksi dan operasi







tenaga kerja
Mengutamakan
tenaga kerja lokal
dalam
penerimaan
tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan
jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan
terhadap tenaga kerja
di bidang industri
penggergajian kayu.
Dalam
melakukan
seleksi penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan
secara
transparan dan sesuai
dengan peraturan dan
perundangan
yang
berlaku.
Memberikan
upah
atau
gaji
sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku (UMR
dan UMP).
Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat sekitar
melalui papan-papan
pengumuman desa
dan
media-media
masa daerah lainnya
tentang
rencana
kegiatan penerimaan
tenaga kerja
Mengutamakan
tenaga kerja lokal
dalam
penerimaan
tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan
jalan
memberikan

Desa Tabatan

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Selama tahap Pengumpulan
data
primer
pra konstruksi melalui wawancara terhadap
dan berlanjut responden masyarakat dengan
pada
tahap menggunakan kuesioner dan
konstruksi
melalui
Diskusi
dengan
dan
tahap masyarakat
operasi

Desa Tabatan

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Selama tahap
pra
konstruksi
dan berlanjut
pada
tahap
konstruksi
dan
tahap
operasi

UD. Karya  BLH
Kab.
Bersama
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

Pelaporan

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup





Sikap dan
persepsi
positif
masyarakat

Kegiatan penerimaan tenaga kerja
dengan
memprioritaskan
masyarakat lokal atau penduduk
sekitar
akan
menciptakan
penilaian yang positif
dari
masyarakat terhadap perusahaan









pelatihan/pendidikan
terhadap tenaga kerja
di bidang industri
penggergajian kayu.
Dalam
melakukan
seleksi penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan
secara
transparan dan sesuai
dengan peraturan dan
perundangan
yang
berlaku.
Memberikan
upah
atau
gaji
sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku (UMR
dan UMP).
Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat sekitar
melalui papan-papan
pengumuman desa
dan
media-media
masa daerah lainnya
tentang
rencana
kegiatan penerimaan
tenaga kerja
Mengutamakan
tenaga kerja lokal
dalam
penerimaan
tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan
jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan
terhadap tenaga kerja
di bidang industri
penggergajian kayu.
Dalam
melakukan
seleksi penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan
secara
transparan dan sesuai

Desa Tabatan

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Selama tahap Pengumpulan
data
primer
pra konstruksi melalui wawancara terhadap
dan berlanjut responden masyarakat dengan
pada
tahap menggunakan kuesioner dan
konstruksi
melalui
Diskusi
dengan
dan
tahap masyarakat
operasi

Desa Tabatan

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Selama tahap
pra
konstruksi
dan berlanjut
pada
tahap
konstruksi
dan
tahap
operasi

UD. Karya  BLH
Kab.
Bersama
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

Pelaporan

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup



Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Selama
˗ Menghitung
persentase
tahap
bukaan lahan dari total
konstruksi
luasan areal
kegiatan
˗ Menganalisis jumlah lahan
pembangun
yang terbuka dan yang
an saw mill
masih bervegetasi
UD. Karya
Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

Pada
areal
pembangunan
sarana
dan
prasarana dan
pada
lokasi
tapak proyek

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

dengan peraturan dan
perundangan
yang
berlaku.
Memberikan
upah
atau
gaji
sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku (UMR
dan UMP).

Tahap Konstruksi
1
Pembangun Pemanfaata Pembangunan sarana dan ˗ Mengalokasikan
an Sarana n
Ruang prasarana meliputi: gudang
lahan untuk Ruang
dan
dan lahan
sawmill, gudang stock, kantor,
Terbuka Hijau
Prasarana
kantin, mess karyawan, tempat ˗ Menyisakan vegetasi
genset, pelabuhan loading, dan
pada
kanan-kiri
log
deck
dengan
sempadan
sungai
mengalokasikan areal seluas
sebagai buffer zone
1.832 m2 dari total areal yang
dimiliki seluas 6.622 m2.
Sisanya seluas 4.790 m2 untuk
areal Ruang Terbuka Hijau
(RTH).
Kegiatan
pembangunan sarana dan
prasarana diawali dengan
kegiatan pembersihan lahan,
berupa penebangan pohon dan
semak belukar dengan luasan
1.832 m2. Kondisi rona awal
lokasi proyek 100% adalah
Hutan rawa sekunder (6.622
m2) yang berada di wilayah
Desa Tabatan Baru Kecamatan
Mandastana.
Jika
dibandingkan dengan kualitas
lingkungan
berada
pada
kondisi sangat baik karena
lokasi rencana pembangunan
sarana
dan
prasarana
vegetasinya berupa pohon dan
semak. Pembangunan sarana
dan
prasarana
akan
menurunkan
kualitas

Pada
areal
pembanguna
n sarana dan
prasarana
dan
pada
lokasi tapak
proyek

Selama
UD.
tahap
Karya
konstruksi
Bersama
kegiatan
pembangun
an saw mill
UD. Karya
Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito
Kuala
Kuala
 Bappeda
 Bappeda
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

lingkungan
pada
kondisi
sangat buruk khususnya pada
luasan 1.832 m2 karena lahan
akan
menjadi
terbuka,
sehingga
Pembangunan
saranan
dan
prasarana
menyebabkan
perubahan
pemanfaatan lahan dan ruang
dengan
menjadi
lahan
terbangun sebesar 28%.
Penurunan
Keanekara
gaman
Flora Darat

Pembangunan sarana dan
prasarana meliputi: gudang
sawmill, gudang stock, kantor,
kantin, mess karyawan, tempat
genset, pelabuhan loading, dan
log
deck
dengan
mengalokasikan areal seluas
1.832 m2 dari total areal yang
dimiliki seluas 6.622 m2.
Sisanya seluas 4.790 m2 untuk
areal Ruang Terbuka Hijau
(RTH). Kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana diawali
dengan kegiatan pembersihan
lahan, berupa penebangan
pohon dan semak belukar
dengan luasan 1.832 m2.
Ditinjau
dari
penutupan
vegetasi pada tapak yang akan
dibangun sarana dan prasarana
merupakan areal hutan rawa
sekunder dengan rata-rata
keanekaragaman
(H’
=
2.875/tingkat pohon) dengan
kualitas lingkungan sedang
(H’= 2,0-3,0/tingkat pohon).
Adanya kegiatan penebangan
pohon-pohon secara langsung
menyebabkan
berkurangnya

˗ Melakukan
konservasi jenis-jenis
flora endemik, langka
dan dilindungi jika
ada yang dijumpai
pada tapak maupun
pada alur sungai
sebagai bagian dari
program pelestarian
sumberdaya alam dan
lingkungan hidup
˗ Membuat
buffer
zone
sempadan
sungai 50-100 m
kanan kiri sungai

Pada
areal
tapak
pembanguna
n sarana dan
prasarana

Selama
tahap
konstruksi
kegiatan
pembangun
an saw mill
UD. Karya
Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

Inventarisasi vegetasi yang Pada
areal
ada dengan Jalur berpetak, tapak proyek
dimana ukuran petak contoh
bervariasi sesuai dengan
tingkat
vegetasi
yang
diamati.
Ukuran
petak
contoh
yang digunakan
adalah 20 m x 20 m untuk
tingkat pohon, 10 m x 10
m untuk tingkat tiang, 5 m
x 5 m untuk tingkat pancang
dan 2 m x 2 m untuk tingkat
semai.
Keanekaragaman
jenis
dihitung
dengan
menggunakan
Indeks
Keanekaragaman ShannonWiener

Selama
UD.
tahap
Karya
konstruksi
Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito
Kuala
Kuala
 Dinas
 Dinas
Pertanian
Pertanian
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

keanekaragaman
vegetasi,
berkurangnya areal bervegetasi
seluas 1.832 m2 selama
kegiatan produksi, sehingga
tekanan dampak akan tersebar
diseluruh areal pembersihan
lahan tersebut, 28% dari total
areal menjadi terbuka.
Penurunan Kegiatan pembangunan sarana ˗ Melarang
adanya Pada
areal
Tingkat
dan prasarana diawali dengan
penangkapan
atau pembanguna
Kehadiran, kegiatan pembersihan lahan
perburuan
satwa n sarana dan
Kelimpaha berupa penebangan pohon dan
melalui pembuatan prasarana
n
dan semak belukar dengan luasan
papan
larangan dan
pada
2
Diversifika 1.832 m secara langsung
penangkapan
atau lokasi tapak
si
Fauna menyebabkan
berkurangnya
perburuan satwa dan proyek
Darat
areal
bervegetasi
yang
larangan perusakan
berdampak
lanjutan
pada
habitat satwa liar.
berkurangnya habitat yang ˗ Membuat
buffer
cocok untuk fauna darat
zone
sempadan
terutama satwa liar sebagai
sungai 50-100 m
tempat
melangsungkan
kanan kiri sungai
kehidupan,
seperti ˗ Melakukan
beristirahat, bermain, dan
konservasi jenis-jenis
mencari
makan.
fauna
endemik,
Berkurangnya
areal
langka dan dilindungi
bervegetasi seluas 1.832 m2
jika
ada
yang
tidak terlalu berdampak besar,
dijumpai pada tapak
namun
cukup
untuk
maupun pada alur
melangsungkan
hidup
sungai,
sebagai
beberapa jenis fauna seperti
bagian dari program
aves, reptil dan mamalia.
pelestarian
Tempat mencari makan dan
sumberdaya alam dan
tempat
istirahat
maupun
lingkungan hidup
bermain satwa pada luasan
1.832 m2 akan hilang, habitat
yang mengalami degradasi
sangat
mempengaruhi
kehidupan satwa yang hidup di
dalamnya, karena hampir
seluruh satwa liar yang
terdapat di daerah rencana

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Pada
saat
melakukan
kegiatan
pembanguna
n sarana dan
prasarana
(konstruksi)
sampai akhir
operasional
kegiatan dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

Pada
areal
pembangunan
sarana
dan
prasarana dan
pada
lokasi
tapak proyek

Mengidentifikasi jenis satwa
liar yang ada dengan
pengamatan visual lapangan
dan melihat jejak serta
tanda-tanda adanya satwa
liar atau wawancara dengan
masyarakat.
Data
Aves
(burung) yang dikumpulkan
dianalisis
dengan
menggunakan metode IPA.
Parameter
yang akan
dianalisis dalam metode IPA
tersebut adalah frekuensi
relatif
dan
abundance.
Sedang
nilai
indeks
keanekaragaman
dihitung
dengan menggunakan rumus
Shanon-Wiener
dan
dibandingkan dengan rona
awal.

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pada
saat UD.
melakukan
Karya
kegiatan
Bersama
pembanguna
n sarana dan
prasarana
(konstruksi)
sampai akhir
operasional
kegiatan dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

Pelaporan

 BLH
 BLH
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak
kegiatan mempunyai pola
hidup bersifat arboreal, yaitu:
sebagian
besar
aktivitas
hidupnya dilakukan di tanaman
seperti aves sehingga sangat
tergantung
pada
tanaman
(forest dependent). Jenis-jenis
satwa liar arboreal yang
tergantung
pada
tanaman
antara
lain
burung.
Berdasarkan
pengamatan
lapangan terhadap fauna/satwa
liar dilokasi studi, nilai indeks
keanekaragaman (H’) jenis
burung (aves), jenis mamalia,
dan jenis reptil termasuk dalam
kategori tinggi dengan nilai H’
> 2,0, kemerataan jenisnya
hampir merata karena nilai
indeks kemertaannya (e) =
0,911-0,975 mendekati 1,
artinya
individu-individu
terdistribusi hampir merata
pada jenis-jenis yang hadir.
Pada kondisi awal, ditemukan
8 jenis satwa liar dengan status
dilindungi
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia No. 7 tahun 1999.
Kegiatan pembersihan lahan
yang
dilanjutkan
dengan
pembangunan sarana dan
prasarana
menyebabkan
beberapa
fauna
akan
bermigrasi secara permanen
pada luasan tersebut, satwa
atau fauna akan pindah ke
tempat yang tersedia sumber
pakan, yang tidak terganggu,
termasuk satwa-satwa yang
dilindungi. Sehingga indeks

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Desa Tabatan

Selama tahap Pengumpulan
data
primer
pra konstruksi melalui wawancara terhadap
dan berlanjut responden masyarakat dengan
pada
tahap menggunakan kuesioner dan
konstruksi
melalui
Diskusi
dengan
dan
tahap masyarakat
operasi

Desa Tabatan

Selama tahap
pra
konstruksi
dan berlanjut
pada
tahap
konstruksi
dan
tahap
operasi

UD. Karya  BLH
Kab.
Bersama
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

Desa Tabatan

Selama tahap Pengumpulan
data
primer
pra konstruksi melalui wawancara terhadap
dan berlanjut responden masyarakat dengan
pada
tahap menggunakan kuesioner dan
konstruksi
melalui
Diskusi
dengan

Desa Tabatan

Selama tahap
pra
konstruksi
dan berlanjut
pada
tahap

UD. Karya  BLH
Kab.
Bersama
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja

Pelaporan

keanekaragaman fauna darat
diprediksi turun namun masih
tetap pada kategori tinggi.
Tahap Operasi
1





Bertambah
nya mata
Penerimaan pencaharia
Tenaga
n
dan
Kerja Tahap meningkat
Operasi
nya
pendapatan
keluarga

Penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan secara bertahap mulai
Dari tahap konstruksi sampai
tahap operasi. Dengan luasan
tanaman yang cukup luas
tentunya
akan
membuka
kesempatan kerja dan peluang
berusaha. Penerimaan tenaga
kerja dilakukan untuk kegiatan
tahap konstruksi dan operasi







Meningkatn
ya
kesempatan
kerja
dan
peluang

Penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan secara bertahap mulai
Dari tahap konstruksi sampai
tahap operasi. Dengan luasan
tanaman yang cukup luas



Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat sekitar
melalui papan-papan
pengumuman desa
dan
media-media
masa daerah lainnya
tentang
rencana
kegiatan penerimaan
tenaga kerja
Mengutamakan
tenaga kerja lokal
dalam
penerimaan
tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan
jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan
terhadap tenaga kerja
di bidang industri
penggergajian kayu.
Dalam
melakukan
seleksi penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan
secara
transparan dan sesuai
dengan peraturan dan
perundangan
yang
berlaku.
Memberikan
upah
atau
gaji
sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku (UMR
dan UMP).
Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat sekitar
melalui papan-papan

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

berusaha

tentunya
akan
membuka
kesempatan kerja dan peluang
berusaha. Penerimaan tenaga
kerja dilakukan untuk kegiatan
tahap konstruksi dan operasi

Munculnya
disharmoni
sosial

Kondisi rona awal kualitas
lingkungan
pada
komponen
disharmoni sosial berada pada
kondisi baik, artinya jarang
terjadi disharmoni sosial antar
masyarakat, hubungan sosial
berlangsung dengan baik. Adanya
kegiatan penerimaan tenaga kerja
yang dilakukan tidak transparan
dan
tidak
memprioritaskan
masyarakat
sekitar
dapat
menimbulkan disharmoni sosial.

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

pengumuman desa
dan
media-media
masa daerah lainnya
tentang
rencana
kegiatan penerimaan
tenaga kerja
 Mengutamakan
tenaga kerja lokal
dalam
penerimaan
tenaga kerja.
 Melakukan
pengembangan SDM
dengan
jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan
terhadap tenaga kerja
di bidang industri
penggergajian kayu.
 Dalam
melakukan
seleksi penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan
secara
transparan dan sesuai
dengan peraturan dan
perundangan
yang
berlaku.
 Memberikan
upah
atau
gaji
sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku (UMR
dan UMP).
 Melakukan sosialisasi
secara berkala dan
terprogram
kepada
masyarakat mengenai
keberadaan
perusahaan
dan
manfaatnya
bagi
masyarakat.
 Melaksanakan
pengadaan
lahan
antara
pihak
perusahaan
dengan
masyarakat
dengan

dan
tahap
operasi

Desa Tabatan

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

masyarakat

Selama tahap Pengumpulan
data
primer
pra konstruksi melalui wawancara terhadap
dan berlanjut responden masyarakat dengan
pada
tahap menggunakan kuesioner dan
konstruksi
melalui
Diskusi
dengan
dan
tahap masyarakat
operasi

Desa Tabatan

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

konstruksi
dan
tahap
operasi

dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

Selama tahap
pra
konstruksi
dan berlanjut
pada
tahap
konstruksi
dan
tahap
operasi

UD. Karya  BLH
Kab.
Bersama
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Sikap dan
persepsi
positif
masyarakat

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup





Kegiatan penerimaan tenaga kerja
dengan
memprioritaskan
masyarakat lokal atau penduduk
sekitar
akan
menciptakan
penilaian yang positif
dari
masyarakat terhadap perusahaan







2

Proses

Penurunan

a.Penerimaan kayu pada



cara musyawarah dan
mediasi
bersama
dengan instansi terkait
baik desa, kecamatan
maupun
kabupaten
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku
Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat sekitar
melalui papan-papan
pengumuman desa
dan
media-media
masa daerah lainnya
tentang
rencana
kegiatan penerimaan
tenaga kerja
Mengutamakan
tenaga kerja lokal
dalam
penerimaan
tenaga kerja.
Melakukan
pengembangan SDM
dengan
jalan
memberikan
pelatihan/pendidikan
terhadap tenaga kerja
di bidang industri
penggergajian kayu.
Dalam
melakukan
seleksi penerimaan
tenaga
kerja
dilakukan
secara
transparan dan sesuai
dengan peraturan dan
perundangan
yang
berlaku.
Memberikan
upah
atau
gaji
sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku (UMR
dan UMP).

Desa Tabatan

Mencegah Seluruh areal

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Selama tahap Pengumpulan
data
primer
pra konstruksi melalui wawancara terhadap
dan berlanjut responden masyarakat dengan
pada
tahap menggunakan kuesioner dan
konstruksi
melalui
Diskusi
dengan
dan
tahap masyarakat
operasi

Desa Tabatan

Selama

Melakukan

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Selama tahap
pra
konstruksi
dan berlanjut
pada
tahap
konstruksi
dan
tahap
operasi

Pengumpulan Seluruh areal Pengukuran

UD. Karya  BLH
Kab.
Bersama
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

UD. Karya  BLH

Pelaporan

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

Kab.  BLH

Kab.

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Pengolahan
Kayu

kualitas
udara
berupa
peningkata
n
kadar
debu dan
polutan di
udara
ambien

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

produksi maksimal 495 m3 /
bulan
b. Penggergajian kayu
sebanyak 300 m3 / bulan (hasil
produksi)









timbulnya hamburan
debu penggergajian
ke
lingkungan
sekitar
dengan
melakukan
penyiraman
air
disekitar
lokasi
penggergajian dan
sekiling saw mill
ditanami
dengan
pohon agar dapat
mereduksi debu.
Disekeliling kegiatan
produksi
yang
menghasilkan
debu/serbuk terbang
dibuat
kandang
keliling atau rumah
penangkap debu.
Pekerja diwajibkan
memakai
alat
pelindung
berupa
masker
atau
respirator
selama
bekerja.
Penggergajian kayu
tidak
menunggu
kayu
mengering,
sehingga
kayu
masih segar, untuk
mengurangi
debu
gergajian
yang
masuk ke udara
Membuat
barrier
hidup
dengan
melakukan

Industri
sawmill UD.
Karya
Bersama

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Pelaporan
Lingkunga
n Hidup
Bersama
data sesuai SNI 19-7119.6- Industri
dilakukan
Barito Kuala Barito Kuala
2005. dan menganalisis data sawmill UD. setiap
3
 Dinas
 Dinas
sesuai SO2 SNI 19-7119.7- Karya
bulan dan
Kehutanan
Kehutanan
2005; CO SNI 19-7117.10- Bersama
pelaporan
dan
dan
2005; NO2 SNI 19-7119.2setiap
6
Perkebunan
Perkebunan
2005, TSP SNI 19-7119.3bulan.
Kab. Barito Kab. Barito
2005.
Kuala
Kuala

 Dinas
 Dinas
Kesehatan
Kesehatan
Barito Kuala Barito Kuala

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup
operasional
UD. Karya
Bersama

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Penurunan
Kualitas
Tanah

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

penanaman dengan
tanaman
penghijauan
disekeliling
areal
Saw Mill.
Pengolahan kayu dari bahan  Membangun tempat
baku berupa kayu gelondongan
penimbunan sebetan
menjadi hasil akhir berupa
kayu dan serbuk
papan dan balok berukuran
bekas
gergajian
kecil
akan
menghasilkan
dengan
konstruksi
limbah padat, yaitu limbah
tidak akan terkena air
kayu yang berasal dari industri
khususnya air hujan
pengolahan kayu antara lain
dan
tidak
akan
berupa kayu yang tidak
berhamburan tertiup
berkualitas, sebetan dan serbuk
angin sehingga tidak
gergajian. Jika diasumsikan
akan jatuh ke tanah.
rendemen yang dihasilkan  Segera
mungkin
adalah 50%, sehingga jika
mengangkut
atau
bahan baku kayu sebanyak
memindahkan
11.000 m3 per tahun, maka
limbah-limbah padat
produksi kayu mencapai 5.500
(serbuk
bekas
m3/tahun atau ± 458 m3/bulan
gergajian dan sebetan
dan limbah padat (serbuk
kayu) tersebut ke
gergaji dan sebetan) yang
pihak
lain
yang
dihasilkan
adalah
5.500
mampu
mengolah
m3/tahun sehingga limbah
limbah-limbah padat
padat yang dihasilkan sangat
tersebut
menjadi
besar.
Hasil
pengukuran
lebih bermanfaat.
kualitas
tanah
terutama
kesuburan
tanah
dilokasi
rencana pembangunan saw
mill UD. Karya Bersama pada
T-1 dan T-2 dengan tutupan
lahan hutan rawa sekunder
berdasarkan
parameterparemeter kunci kesuburan
tanah (C-organik, P2O5, K2O,
KTK dan Kejenuhan Basa),
status kesuburan pada wilayah
studi adalah rendah. Serbuk

Lokasi Tapak
proyek
terutama
pada tempat
penimbunan
limbah padat
baik sebetan
maupun
serbuk bekas
gergajian.

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Selama
tahap
operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 Data jenis dan sifat fisikkimia tanah diperoleh
dengan
melakukan
pengamatan, pengeboran
dan pembuatan profil
(pengambilan
contoh
tanah)
 Analisis dilakukan di
laboratorium
dan
selanjutnya hasil analisa
laboratorium
dibandingkan
dengan
standar kesuburan tanah
 Mengukur sifat tanah baik
fisik maupun kimia pada
areal tapak proyek
 Memastikan
bahwa
pengelolaan benar-benar
sudah dilakukan

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Areal
tapak
proyek
terutama pada
sekitar tempat
penimbunan
limbah padat
(sebetan dan
serbuk
gergajian) dan
pada
areal
terbuka hijau

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Selama
UD.
tahap
Karya
operasional Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

Pelaporan

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito
Kuala
Kuala
 Dinas
 Dinas
Pertanian
Pertanian
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

dan sebetan kayu hasil
gergajian tersebut mengandung
zat ekstraktif kayu yang jika
terkena air dan masuk ke tanah
tidak berpengaruh pada pada
sifat kimia dan fisika tanah
namun dapat berpengaruh pada
biologi tanah (membunuh
bakteri-bakteri tanah, cacing,
dan sebagainya) yang pada
akhirnya akan berpengaruh
pada kualitas tanah berupa
penurunan kesuburan tanah.
Penurunan
kualitas air

Penurunan
Biota air

Sebelum diolah kayu ditampung
atau disimpan pada lokasi
penyimpanan yang berpotensi
besar berhubungan langsung
dengan badan air, dalam proses
Pengolahan kayu terdapat sisa
penggergajian berupa serbuk
yang akan jatuh atau tercecer dan
selanjutnya akan mengenai badan
air, mengakibatkan air mengalami
perubahan
sifat
akibat
perpindahan komponen lignin
atau zat kayu dan bahan terlarut
dalam
kayu.
Air
limbah
pengolahan kayu mempunyai
kualitas
warna
merah,
mengandung padatan tersuspensi
dan terlarut baik yang bersifat
organik
maupun
anorganik,
sehingga
dapat
menurunkan
kualitas air sungai khususnya
parameter BOD dan COD
Sebelum diolah kayu ditampung
atau disimpan pada lokasi
penyimpanan yang berpotensi
besar berhubungan langsung
dengan badan air, dalam proses
Pengolahan kayu terdapat sisa
penggergajian berupa serbuk
yang akan jatuh atau tercecer dan

 Membuat drainase di Alur Sungai
sekitar
sekitar
lokasi di
Saw
Mill.
penumpukan kayu

Selama
tahap
operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 Memakai acuan
6989.59: 2008

SNI Alur Sungai di Selama
UD.
sekitar
Saw tahap
Karya
Mill.
operasional Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito
Kuala
Kuala
 Dinas
 Dinas
Pertanian
Pertanian
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

 Membuat drainase di Alur Sungai
sekitar
sekitar
lokasi di
Saw Mill.
penumpukan kayu

Selama
tahap
operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama

 Memakai acuan
6989.59: 2008

SNI Alur Sungai di Selama
sekitar
Saw tahap
Mill.
operasional
dan
dilaporkan
secara
periodik

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito

UD.
Karya
Bersama

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

selanjutnya akan menurunkan
kualitas air, sebagai ekosistem
yang ada di permukaan dan di
dasar perairan biota air akan
terkena dampak turunan dari
perubahan kualitas air tersebut.

Penurunan
kesehatan
masyaraka
t
yang
bermukim
disekitar
tapak
proyek
dan
karyawan
Saw Mill
UD. Karya
Bersama

Jenis penyakit yang diderita
karyawan perusahaan dan
masyarakat di sekitar Saw Mill
UD. Karya Bersama, seperti
gangguan pernafasan, iritasi
kulit, dan batuk-batuk

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

dan sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 Di
sekeliling
kegiatan
produksi
yang menghasilkan
debu/serbuk terbang
dibuat
kandang
keliling atau rumah
penangkap debu.
 Pekerja diwajibkan
memakai
alat
pelindung berupa
masker
atau
respirator selama
bekerja.
 Bekerja
sesuai
dengan SOP
 Pengadaan program
pengembangan
masyarakat
(Community
Development)
sesuai
dengan
kondisi masyarakat
disekitar kegiatan
dan program CSR
(Corporate Sosial
Responsibility)

Areal
industri
penggergajia
n kayu UD.
Karya
bersama

Selama
tahap
operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

Data puskesmas
wawancara

dan Areal industri
penggergajian
kayu
UD.
Karya
bersama

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Pelaporan
Lingkunga
n Hidup
setiap
6
Kuala
Kuala
bulan sekali
 Dinas
 Dinas
Pertanian
Pertanian
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

Selama
UD.
tahap
Karya
operasional Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito
Kuala
Kuala
 Dinas
 Dinas
Kesehatan
Kesehatan
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Areal
tapak
proyek
terutama pada
sekitar tempat
penanganan
limbah
dan
pada
areal
terbuka hijau

Selama
UD.
tahap
Karya
operasional Bersama
dengan dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap 6

Pelaporan

sebagai
kompensasi.
3

Penanganan
Limbah

Penurunan
Kualitas
Tanah

Penanganan limbah berupa
limbah padat, limbah B3 dan
limbah domestik. Limbah
padat berupa sebetan kayu dan
serbuk
bekas
gergajian.
Limbah B3 berupa oli bekas,
kaleng bekas dan limbah
domestik/rumah tangga berupa
sampah organik dan anorganik
serta sanitasi. Untuk limbah
padat yang dihasilkan sebesar
5.500 m3/tahun atau ± 458
m3/bulan, oli bekas yang
dihasilkan dari 2 mesin
bansaw dan 2 crosscut serta 1
mesin generator berkapasitas
450 KVA sekitar 20 liter/bulan.
Sedangkan limbah domestik
dengan 54 karyawan akan
menghasilkan limbah sebesar
1.620
kg
per
bulan.
Penanganan
limbah-limbah
tersebut akan menyebabkan
dampak
berupa
semakin
menurunnya kesuburan tanah
dilokasi tapak proyek karena
penanganan
limbah-limbah
jika dilakukan dengan tidak
tepat karena penyimpanan
yang
tidak
memenuhi
ketentuan
peraturan
pengelolaan limbah B3 akan
tercecer atau terjadi ceceranceceran oli. Ceceran Iimbah
serta tercampurnya limbah,
dan pembuangan yang tidak
memenuhi ketentuan peraturan
serta pengelolaan yang tidak

 Pengendalian
dilakukan
dengan
menempatkan Iimbah
B3 dengan baik,
menyerahkan limbah
B3 ke pihak lain
yang berizin dengan
menggunakan
manifest limbah B3
 Pengelolaan limbah
domestik
dengan
menampung limbah
dalam
tempat
sampah,
mengumpulkan
limbah-limbah
tersebut dalam bak
yang lebih besar dan
menyimpan bersamasama dengan limbah
domestik
yang
dihasilkan
dari
kegiatan saw mill
 Sampah padat berupa
sebetan dan serbuk
kayu
diserahkan
kepada pihak lain
yang
mampu
mengelola
 Limbah cair dan
MCK
diproses
dengan septic tank
 Oli
baru
dari
pemasok
diterima
dalam bentuk sudah
tersimpan
dalam
drum,
sedangkan

Tempat
penyimpanan
sementara B3
dan Limbah
B3, tempat
penampunga
n
limbah
domestik,
tempat
penampunga
n
serbuk
kayu
dan
sebetan
bekas
gergajian,
tempat
penempatan
mesin
generator
pada lokasi
usaha
sawmill UD.
Karya
Bersama.

Selama
tahap
operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 Data jenis dan sifat fisikkimia tanah diperoleh
dengan
melakukan
pengamatan, pengeboran
dan pembuatan profil
(pengambilan
contoh
tanah)
 Analisis dilakukan di
laboratorium
dan
selanjutnya hasil analisa
laboratorium
dibandingkan
dengan
standar kesuburan tanah
 Mengukur sifat tanah baik
fisik maupun kimia pada
areal tapak proyek
 Memastikan
bahwa
pengelolaan benar-benar
sudah dilakukan

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito
Kuala
Kuala
 Dinas
 Dinas
Pertanian
Pertanian
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kesehatan
Kesehatan
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Besaran Dampak

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

tepat terhadap limbah domestik
solar disimpan dalam
serbuk kayu maupun limbah
tangki besar
domestik akan terakumulasi  Mesin
generator
dan
berdampak
pada
disimpan
dengan
kesuburan tanah (kualitas
baik dalam tempat
tanah). Pada rona awal status
tertutup
kesuburan tanah pada tapak  Saw
mill
proyek (T-1 dan T-2) adalah
menghasilkan limbah
rendah, dengan penanganan
B3 berupa oli bekas
limbah yang tidak tepat
dan
diserahkan
kesuburan tanah pada tapak
kepada pihak lain
proyek akan semakin menurun.
yang telah memiliki
izin
pengumpulan
limbah
B3,
penyimpanan limbah
B3 kurang dari 90
hari dan membuat
neraca limbah B3
 Melakukan
penempelan label dan
simbol pada tangki
dan drum untuk
menyimpan limbah
B3 dan B3.
Penurunan
Kualitas
Air

Pengolahan air limbah bertujuan

 Membuat drainase di Alur Sungai
sekitar
sekitar
lokasi di
untuk menurunkan konsentrasi
Saw Mill.
penumpukan kayu
polutan yang terkandung dalam
air limbah hingga mencapai batas
yang diijinkan sesuai dengan
baku mutu air limbah industri,
sebab

itu

penanganan

dalam

proses

limbah

mampu

meminimalisir berdampak negatif
atau merupakan dampak positif
terhadap badan air penerima.

Selama
tahap
operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 Memakai acuan
6989.59: 2008

SNI Alur Sungai di Selama
UD.
sekitar
Saw tahap
Karya
Mill.
operasional Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito
Kuala
Kuala
 Dinas
 Dinas
Pertanian
Pertanian
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Besaran Dampak
Proses pengolahan air limbah
dapat dilakukan dengan proses
fisik, kimia, dan biologi. Proses
fisik

merupakan

proses

pemisahan padatan seperti pasir,
plastik, kertas dan sebagainya,
proses fisik dilakukan dengan unit
operasi

seperti

screening,

sedimentasi, comminuttor, dan
grit chamber. Proses pengolahan
air limbah dengan proses kimia
dilakukan dengan penambahan
bahan kimia kedalam air limbah
yang

bertujuan

untuk

menurunkan konsentrasi padatan
tersuspensi dan terlarut baik yang
bersifat

organik

maupun

anorganik. Unit operasi pada
pengolahan secara kimia seperti
koagulasi/flokulasi,
injeksi

gas

netralisasi,

(gas

transfer),

desinfektan, adsorpsi, pertukaran
ion

dan

sebagainya.

Proses

pengolahan air limbah secara
biologi

merupakan

proses

pengolahan air limbah dengan
memanfaatkan
untuk

mikroorganisme

menguraikan

dan

mengoksidasi bahan organik dan
biodegradable.

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

Sumber
Dampak

Jenis
Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Besaran Dampak
Dampak
limbah

Proses
bersifat

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Lingkunga
n Hidup

Pelaporan

penanganan
berbalik

jika

limbah dikelola secara baik maka
dampak
namun

dapat
ketika

diminimalisir,
limbah

tidak

dikelola secara baik maka akan
mengakibatkan dampak negatif
dan

akan

komponen

mempengaruhi
lainya,

sehingga

pengelolaan limbah merupakan

Penurunan
Biota air

Sanitasi

penilaian penting
Pengolahan air limbah bertujuan
untuk menurunkan konsentrasi
polutan yang terkandung dalam
air limbah hingga mencapai batas
yang diijinkan sesuai dengan
baku mutu air limbah industri,
sebab
itu
dalam
proses
penanganan
limbah
mampu
meminimalisir berdampak negatif
atau merupakan dampak positif
terhadap badan air penerima.
sebagai ekosistem yang ada di
permukaan dan di dasar perairan
biota air akan terkena dampak
turunan dari perubahan kualitas
air tersebut.
Dampak Proses penanganan
limbah bersifat berbalik jika
limbah dikelola secara baik maka
dampak dapat diminimalisir,
namun ketika limbah tidak
dikelola secara baik maka akan
mengakibatkan dampak negatif
dan
akan
mempengaruhi
komponen
lainya,
sehingga
pengelolaan limbah merupakan
penilaian penting

 Membuat drainase di Alur Sungai
sekitar
sekitar
lokasi di
Saw Mill.
penumpukan kayu

Hasil limbah industri ini beupa  Membuat tampungan Areal

tapak

Selama
tahap
operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 Memakai acuan
6989.59: 2008

tahap

 Memantau

SNI Alur Sungai di Selama
UD.
sekitar
Saw tahap
Karya
Mill.
operasional Bersama
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

buangan Areal

tapak Selama

UD.

 BLH
Kab.  BLH Kab.
Barito Kuala Barito Kuala
 Dinas
 Dinas
Kehutanan
Kehutanan
dan
dan
Perkebunan
Perkebunan
Kab. Barito Kab. Barito
Kuala
Kuala
 Dinas
 Dinas
Pertanian
Pertanian
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala

 BLH

Kab.  BLH

Kab.

IZIN LINGKUNGAN

Pembangunan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
UD. Karya Bersama

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan
o

4

Sumber
Dampak

Program
CSR

Jenis
Dampak

Besaran Dampak

Lokasi
Bentuk
Upaya
Pengelolaan
Pengelolaan
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode
Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup

Lingkunga
n

oli bekas dan limbah rumah
limbah
sampah proyek UD.
tangga
seperti
timbulan
rumah tangga
Karya
sampah
yang
bisa  Menyimpan
Bersama
menyebabkan
rusaknya
tampungan oli bekas
sanitasi lingkungan
kedalam tangki/drum
selanjutnya
diolah
oleh
pihak
perusahaan pengolah
limbah oli bekas

operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

limbah secara berkala

Mingkatny
aa
sikap
dan
persepsi
positif
masyarakat

Pelaksanaan
program
CSR 
(corporate social responsibility)
atau tanggung jawab perusahaan
yang baik akan memberikan
dampak terhadap peningkatan
kesempatan kerja dan peluang
berusaha yang selanjutnya akan
berdampak
pada
perubahan 
matapencaharian dan pendapatan
sehingga
menimbulkan
pandangan atau sikap maupun
persepsi positif dari masyarakat
terhadap perusahaan.

tahap
operasional
kegiatan
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

Pengumpulan data primer
melalui wawancara terhadap
responden masyarakat dengan
menggunakan kuesioner dan
melalui Diskusi dengan
masyarakat

Tahap Pasca Operasi
1
Pemutusan Penurunan
Hubungan
mata
Kerja
pencaharia
(PHK)
n
dan
penurunan
pendapatan
keluarga

Merekrut tenaga kerja
lokal di sekitar proyek
dengan system
pengupahan yang
layak sesuai standar
Upah minimum
Provinsi (UMP)
Memberikan pelatihan
keterampilan tertentu
kepada masyarakat
sekitar. Melakukan
pembinaan
kelembagaan ekonomi
masyarakat melalu
program CSR dan pola
kemitraan

Desa Tabatan

Pemutusan hubungan kerja  Memberikan hak-hak
pekerja sesuai dengan
adalah hal yang tidak bisa
perjanjian
saat
dihindari pada saat berakhirnya
penerimaan
tenaga
Industri Sawmill UD.Karya
kerja sebelumnya
Bersama. Pelepasan tenaga
 Melakukan PHK sesuai
kerja akan dilakukan secara
dengan peraturan dan
bertahap
dan
disesuaikan
perundang-undangan
dengan kebutuhan operasional
yang berlaku
di lapangan. Walaupun pada  Meningkatkan
pelaksanaannya,
karyawan

Para pekerja
dan
lingkungan
masyarakat
sekitar

Selama tahap
pasca operasi
terutama saat
kegiatan PHK
berlangsung

Periode
Pemantaua
n
Pelaksana Pengawas
Pelaporan
Lingkunga
n Hidup
proyek UD. tahap
Karya
Barito Kuala Barito Kuala
Karya
operasional Bersama  Dinas
 Dinas
Bersama
dan
Kehutanan
Kehutanan
dilaporkan
dan
dan
secara
Perkebunan
Perkebunan
periodik
Kab. Barito Kab. Barito
setiap
6
Kuala
Kuala
bulan sekali
 Dinas
 Dinas
Kesehatan
Kesehatan
Kabupaten
Kabupaten
Barito Kuala Barito Kuala
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup

Desa Tabatan

tahap
UD.
operasional Karya
kegiatan
Bersama
saw
mill
UD. Karya
Bersama
dan
sifatnya
insindentil.
dan
dilaporkan
secara
periodik
setiap
6
bulan sekali

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala

Selama tahap
pasca operasi
terutama saat
kegiatan PHK
berlangsung

Satu
kali
selama pasca
kegiatan

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab.
Barito
Kuala

 BLH
Kab.
Barito Kuala
 Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Kab. Barito
Kuala



 Pengumpulan data sekunder
dari
perusahaan
serta
wawancara
dengan
responden
masyarakat
setempat
dengan
menggunakan kuesioner

Institusi Pengelola dan Pemantauan
Lingkungan Hid