INDIKATOR STATUS GIZI
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:09:13 2017 / +0000 GMT
INDIKATOR STATUS GIZI
LINK DOWNLOAD [49.25 KB]
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Klasifikasi status gizi dapat ditentukan berdasarkan nilai IMT yang direkomendasikan oleh WHO (1995) bahwa klasifikasi status
gizi berdasarkan nilai IMT dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 1
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT
Status
Kategori
IMT
Kurus
Kckurangan berat badan tingkat be rat
Kekurangan berat badan tingkat ringan
18,5-25,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat
25,0-27,0 >27,0
Sumbcr: Depkes RI, 1994 dalam pudyasmoro (2002)
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/4 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:09:13 2017 / +0000 GMT
Untuk mengetahui status gizi orang dewasa dengan mengukur IMT tahun 1987, Guatemala City merekomendasikan IMT untuk
mengukur status gizi orang dewasa. Cara ini kemudian dapat diterima WHO dan FAO dan sekarang telah dipakai diseluruh dunia.
Dan untuk mengetahui IMT telah dikembangkan grafik orang dewasa (umur diatas 18 tahun) dengan menggunakan berat badan
menurut tinggi badan (Pudyasmoro, 2002).
Rasio Lingkar Pinggang Dengan Pinggul (RLPP)
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan adanya beberapa perubahan metabolisme termasuk daya tahan terhadap insulin dan
meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit atau pada kaki dan tangan. Perubahan
metabolisme ini memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh.
Untuk melihat hal tersebut, ukuran yang telah umum digunakan adalah rasio pinggang dengan pinggul.
Pengukuran rasio lingkar pinggang ini merupakan cara yang mudah untuk menggambarkan distribusi lemak, khususnya lemak
dirongga perut. Perbedaan posisi pengukuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell (1987) memberikan petunjuk bahwa
rasio lingkar pinggang dan panggul untuk wanita adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki (Supariasa, 2000).
Pada studi prospektif menunjukkan bahwa rasio pinggang dan panggul berhubungan erat dengan penyakit kardiovaskuler. Rata-rata
rasio lingkar pinggang dan panggul penderita kardiovaskuler dengan orang yang sehat adalah 0,938 dan 0,925 (Supariasa, 2000).
Persen Lemak Tubuh (PLT)
Lemak tubuh terdiri dari lemak esensial dan lemak deposit. Lemak esensial terdapat pada sumsum tulang, si stem saraf pusat,
kelenjar payudara serta organ lain yang dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis normal. Lemak deposit terdapat di Intermuskular
disekitar organ-organ dan saluran cema. Perkiraan persentase lemak deposit pada wanita 15 % dan laki-laki 12 %, dimana 1/3 dari
persentase tersebut adalah lemak subkutan (Gibson, 1990).
Penentuan Persentase Lemak Tubuh (PLT) dapat dilakukan denga pengukuran antropometri yaitu dengan mengukur Tebal Lipatan
Kulit (TLK). Tebal lipatan kulit yang dipakai untuk memperkirakan Fat Body Mass. Daerah-daerah yang biasa dipilih sebagai
tempat pengukuran TLK adalah lipatan kulit tricep, lipatan kulit bicep, lipatan kulit subcapula, dan lipatan kulit midaxillarti.
Penentuan kritis terhadap lokasi pengukuran TLK sangat penting oleh karena distribusi lemak sibkutan tidak merata pada tubuh.
Daerah yang dianggap paling representatif tidak sama menurut jenis kelamin, umur, kelompok ras yang berbeda. TLK tricep sangat
representatif untuk anak laki-laki sampai umur 16 tahun, sedangkan TLK subcapula atau midxillari representatif untuk kelompok
wanita (Thaha, 1991). Menurut Depkes RI (1994) pada studi yang bertujuan untuk menghitung perbedaan distribusi lemak subkutan
untuk anak-anak maupun dewasa dianjurkan menggunakan kombinasi 1
pengukuran TLK anggota badan (tricep kiri) dan 1 TLK pengukuran badan (subscapula kiri). Gibson (1990) memperkirakan bahwa
laki-laki pada umumnya memiliki PLT sekitar 14,7 %.
Tabel. 2
Klasifikasi PLT mcnurut Jenis Kelamin
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/4 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:09:13 2017 / +0000 GMT
Kategori
Laki-Laki
Wanita
(%)
(%)
Kurang
20
>30
Sumber : Depkes RI, 1994.
DAFTAR PUSTAKA
Sukma, A. 2008, Hubungan kebiasaan Makan dan Aktivitas Dengan Obesitas Pada Orang Dewasa di Kecamatan Jaya Baru,
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 3/4 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:09:13 2017 / +0000 GMT
KTI Poltekkes NAD, Banda Aceh.
Arisman, MB, 2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Viana, C.R,A, 2006. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi Pada Anak SD Kelas IV dan V di SD NKuta Alam,
KTI Poltekkes NAD. Banda Aceh.
Wardani, D, 2008. Persepsi Dengan Konsumsi Junk Food Pada Siswa/i SMP Negeri 19 Percontohan, KTI Poltekkes NAD,
Banda Aceh.
Anderson, F, 1989. Antropologi Kesehatan. Universitas Indonesia, Jakarta.
Supariasa, IDN, dkk, 2001.Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Khomsan, A, 2004. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. raja Grapindo Persada, Jakarta.
Miswar, 2005.. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi Pada Murid Min Lamlhom Kecamatan Aceh Besar, KTI
Poltekkes NAD, Banda Aceh.
Moehji, S, 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi Dun Jasa Boga. Bharata, Jakarta.
Poedyasmoro, dkk., 2002. Buku Praktis Ahli Gizi. Jurusan Politeknik Kesehatan Malang, Malang.
Salpima., 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mengkonsumsi Fast Food di Banda Aceh, Banda Aceh.
Fatimah, S, 2006. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Masyarakat Betawi Dan Kondisi Sosial Ekonomi Dengan Energi Di
kelurahan Kelapa Dua Kecamatan Kebun Jeruk , Skripsi Universitas Negeri Semarang, Jakarta Barat.
Supariasa, IDN, 2002. Penilaian Status Gizi, Pusat Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI dan WHO Dalam Rangka
Pengembangan Materi Pendidikan Kesehatan, Jakarta.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 4/4 |
Export date: Sat Sep 2 23:09:13 2017 / +0000 GMT
INDIKATOR STATUS GIZI
LINK DOWNLOAD [49.25 KB]
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Klasifikasi status gizi dapat ditentukan berdasarkan nilai IMT yang direkomendasikan oleh WHO (1995) bahwa klasifikasi status
gizi berdasarkan nilai IMT dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 1
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT
Status
Kategori
IMT
Kurus
Kckurangan berat badan tingkat be rat
Kekurangan berat badan tingkat ringan
18,5-25,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat
25,0-27,0 >27,0
Sumbcr: Depkes RI, 1994 dalam pudyasmoro (2002)
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/4 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:09:13 2017 / +0000 GMT
Untuk mengetahui status gizi orang dewasa dengan mengukur IMT tahun 1987, Guatemala City merekomendasikan IMT untuk
mengukur status gizi orang dewasa. Cara ini kemudian dapat diterima WHO dan FAO dan sekarang telah dipakai diseluruh dunia.
Dan untuk mengetahui IMT telah dikembangkan grafik orang dewasa (umur diatas 18 tahun) dengan menggunakan berat badan
menurut tinggi badan (Pudyasmoro, 2002).
Rasio Lingkar Pinggang Dengan Pinggul (RLPP)
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan adanya beberapa perubahan metabolisme termasuk daya tahan terhadap insulin dan
meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit atau pada kaki dan tangan. Perubahan
metabolisme ini memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh.
Untuk melihat hal tersebut, ukuran yang telah umum digunakan adalah rasio pinggang dengan pinggul.
Pengukuran rasio lingkar pinggang ini merupakan cara yang mudah untuk menggambarkan distribusi lemak, khususnya lemak
dirongga perut. Perbedaan posisi pengukuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell (1987) memberikan petunjuk bahwa
rasio lingkar pinggang dan panggul untuk wanita adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki (Supariasa, 2000).
Pada studi prospektif menunjukkan bahwa rasio pinggang dan panggul berhubungan erat dengan penyakit kardiovaskuler. Rata-rata
rasio lingkar pinggang dan panggul penderita kardiovaskuler dengan orang yang sehat adalah 0,938 dan 0,925 (Supariasa, 2000).
Persen Lemak Tubuh (PLT)
Lemak tubuh terdiri dari lemak esensial dan lemak deposit. Lemak esensial terdapat pada sumsum tulang, si stem saraf pusat,
kelenjar payudara serta organ lain yang dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis normal. Lemak deposit terdapat di Intermuskular
disekitar organ-organ dan saluran cema. Perkiraan persentase lemak deposit pada wanita 15 % dan laki-laki 12 %, dimana 1/3 dari
persentase tersebut adalah lemak subkutan (Gibson, 1990).
Penentuan Persentase Lemak Tubuh (PLT) dapat dilakukan denga pengukuran antropometri yaitu dengan mengukur Tebal Lipatan
Kulit (TLK). Tebal lipatan kulit yang dipakai untuk memperkirakan Fat Body Mass. Daerah-daerah yang biasa dipilih sebagai
tempat pengukuran TLK adalah lipatan kulit tricep, lipatan kulit bicep, lipatan kulit subcapula, dan lipatan kulit midaxillarti.
Penentuan kritis terhadap lokasi pengukuran TLK sangat penting oleh karena distribusi lemak sibkutan tidak merata pada tubuh.
Daerah yang dianggap paling representatif tidak sama menurut jenis kelamin, umur, kelompok ras yang berbeda. TLK tricep sangat
representatif untuk anak laki-laki sampai umur 16 tahun, sedangkan TLK subcapula atau midxillari representatif untuk kelompok
wanita (Thaha, 1991). Menurut Depkes RI (1994) pada studi yang bertujuan untuk menghitung perbedaan distribusi lemak subkutan
untuk anak-anak maupun dewasa dianjurkan menggunakan kombinasi 1
pengukuran TLK anggota badan (tricep kiri) dan 1 TLK pengukuran badan (subscapula kiri). Gibson (1990) memperkirakan bahwa
laki-laki pada umumnya memiliki PLT sekitar 14,7 %.
Tabel. 2
Klasifikasi PLT mcnurut Jenis Kelamin
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/4 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:09:13 2017 / +0000 GMT
Kategori
Laki-Laki
Wanita
(%)
(%)
Kurang
20
>30
Sumber : Depkes RI, 1994.
DAFTAR PUSTAKA
Sukma, A. 2008, Hubungan kebiasaan Makan dan Aktivitas Dengan Obesitas Pada Orang Dewasa di Kecamatan Jaya Baru,
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 3/4 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 23:09:13 2017 / +0000 GMT
KTI Poltekkes NAD, Banda Aceh.
Arisman, MB, 2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Viana, C.R,A, 2006. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi Pada Anak SD Kelas IV dan V di SD NKuta Alam,
KTI Poltekkes NAD. Banda Aceh.
Wardani, D, 2008. Persepsi Dengan Konsumsi Junk Food Pada Siswa/i SMP Negeri 19 Percontohan, KTI Poltekkes NAD,
Banda Aceh.
Anderson, F, 1989. Antropologi Kesehatan. Universitas Indonesia, Jakarta.
Supariasa, IDN, dkk, 2001.Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Khomsan, A, 2004. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. raja Grapindo Persada, Jakarta.
Miswar, 2005.. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi Pada Murid Min Lamlhom Kecamatan Aceh Besar, KTI
Poltekkes NAD, Banda Aceh.
Moehji, S, 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi Dun Jasa Boga. Bharata, Jakarta.
Poedyasmoro, dkk., 2002. Buku Praktis Ahli Gizi. Jurusan Politeknik Kesehatan Malang, Malang.
Salpima., 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mengkonsumsi Fast Food di Banda Aceh, Banda Aceh.
Fatimah, S, 2006. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Masyarakat Betawi Dan Kondisi Sosial Ekonomi Dengan Energi Di
kelurahan Kelapa Dua Kecamatan Kebun Jeruk , Skripsi Universitas Negeri Semarang, Jakarta Barat.
Supariasa, IDN, 2002. Penilaian Status Gizi, Pusat Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI dan WHO Dalam Rangka
Pengembangan Materi Pendidikan Kesehatan, Jakarta.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 4/4 |