Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2009

(1)

KECAMATAN SIBOLANGIT TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh:

SISKA RISTIANA M

061000233

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN INDEKS PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR

DI SD NEGERI NO.101835 BINGKAWAN KECAMATAN SIBOLANGIT

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

SISKA RISTIANA M 061000233

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN INDEKS PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR

DI SD NEGERI NO.101835 BINGKAWAN KECAMATAN SIBOLANGIT TAHUN 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

Pada Hari Rabu, Tanggal 14 Januari 2009 Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

(

SISKA RISTIANA M NIM. 061000233

Telah Diuji dan dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi

Dr. Ir. Evawany Y Aritonang,MSi) (Ernawati Nasution,SKM,MKes) NIP: 132 049 788 NIP. 132 126 844

Penguji II Penguji III

(Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi) (dr. Mhd. Arifin Siregar, MS) NIP.132 049 786 NIP. 131 695 307

Medan, Januari 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,


(4)

ABSTRAK

Keadaan status gizi dan kemampuan dalam menerima pelajaran (indeks prestasi) merupakan gambaran dari apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama. Perlu disadari bahwa keadaan ini sangat dipengaruhi oleh perilaku makan anak sekolah dasar khususnya kebiasaan sarapan pagi. Untuk itu diadakan penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap, tindakan sarapan, dengan status gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di SD Negeri No.101835 Kecamatan Sibolangit.

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross-sectional, yang dilakukan di sekolah SD Negeri No. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit. Jumlah sampel adalah 89 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan status gizi diukur dengan indeks BB/U dan TB/U terhadap standar WHO-NCHS. Data sekunder diperoleh dari dokumen sekolah dan data indeks prestasi anak sekolah dasar yang diperoleh dari nilai rata-rata ujian bulanan kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik Uji Chi-Square.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan seluruh murid tergolong baik. Presentase status gizi menurut indikator TB/U paling besar bertubuh pendek (79,8%) sedangkan menurut indikator BB/U paling besar dengan status gizi baik (94,4%). Untuk indeks prestasi paling besar adalah indeks prestasi cukup (75,3%).Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan sarapan dengan tindakan sarapan, tindakan sarapan dan status gizi menurut indeks TB/U dengan indeks prestasi, dan antara tindakan sarapan dengan status gizi menurut indeks TB/U dan BB/U, status gizi BB/U dengan indeks prestasi.

Sebagai rekomendasi dalam penelitian ini diharapkan para orangtua lebih memperhatikan dan meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi khususnya kualitas sarapan, dan perlunya peningkatan perilaku sarapan pagi pada anak sekolah.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siska Ristiana M

Tempat/tanggal lahir : Medan, 10 Juni 1983

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang bersaudara

Alamat Rumah : Jln. Menteng VII No. 71 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. 1989 – 1995 SD ST. ANTONIUS V/VI Medan

2. 1995 – 1998 SMP TRISAKTI Medan 3. 1998 – 2001 SMU Negeri 14 Medan

4. 2001 – 2004 AKBID NUSANTARA 2000 Medan 5. 2006 – 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas berkat dan kasih-Nya yang melimpah sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul : HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP,

TINDAKAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN INDEKS PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI NO.101835 BINGKAWAN KECAMATAN SIBOLANGIT TAHUN 2009.

Selama proses penyusunan skripsi ini, mulai dari proposal, penelitian dan pembuatan laporan penelitian (skripsi), saya mendapatkan banyak bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Ibu Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi, selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Ernawati Nasution, SKM, MKes, selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan motivasi yang sangat berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, saya juga berterima kasih kepada berbagai pihak atas bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih saya yang tulus, saya tujukan kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi, selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama penulis menjadi mahasiswa bimbingan beliau.

3. Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Almida Victioria Tarigan, selaku Kepala Sekolah SD Negeri No. 101835 Bingkawan yang telah memberikan izin penelitian di sekolah tersebut.


(7)

5. Semua dosen dan pegawai adiministrasi di lingkup FKM USU, khususnya pada Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada kedua orang tuaku M. Manurung dan K. Sitorus yang telah

memberikan semangat dan dorongan baik moril maupun materil serta doa yang tak henti-hentinya menyertaiku dalam melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

7. Kepada adik-adikku Hendra SKed, Dina AMKeb, Indra yang telah

mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Terima kasih buat teman-temanku tersayang Juli, Endang, Yuni, Uli, Duma dan Enike “ teman seperjuangan” yang telah memberikan dukungan kepada penulis serta kebersamaan selama ini.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua dan saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2009 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Riwayat Hidup ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Konsep Perilaku ... 6

2.1.1.Tingkat Pengetahuan Gizi Anak Sekolah Dasar ... 6

2.1.2. Sikap Gizi Anak Sekolah Dasar ... 7

2.1.3. Tindakan Gizi Anak Sekolah Dasar ... 8

2.2. Perilaku Konsumsi Sarapan Pagi Anak SD ... 8

2.3. Kebiasaan Sarapan Pagi dan Indeks Prestasi ... 9

2.4. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah ... 11

2.5. Kebutuhan Gizi pada anak Usia Sekolah Dasar ... 12

2.6. Kebiasaan Sarapan, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD ... 14

2.7. Penilaian Status Gizi Anak Sekolah ... 15

2.8. Kerangka Konsep Penelitian... 16

2.9. Hipotesa Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 18

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

3.3. Populasi dan Sampel ... 18

3.3.1. Populasi ... 18

3.3.2. Sampel ... 19

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 19


(9)

3.5. Instrumen Penelitian ... 20

3.6. Definisi Operasional... 20

3.7. Aspek Pengukuran ... 21

3.8. Teknik Analisa Data ... 23

3.8.1. Pengolahan Data ... 23

3.8.2. Analisa Data ... 23

BAB IV HASIL ... 24

4.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar... 24

4.2. Karakteristik Responden ... 25

4.3. Distribusi Responden berdasarkan Perilaku Sarapan ... 26

4.4. Hubungan antara Dua Variabel... 32

4.4.1. Hubungan antara Tindakan Sarapan dengan Status Gizi ... 34

4.4.2. Hubungan antara Tindakan Sarapan dengan Indeks Prestasi ... 35

4.4.3. Hubungan antara Status Gizi dengan Indeks Prestasi ... 36

BAB V PEMBAHASAN ... 38

5.1. Hubungan Pengetahuan Sarapan dengan Sikap tentang Sarapan ... 38

5.2. Hubungan Pengetahuan Sarapan dengan Tindakan Sarapan ... 39

5.3. Hubungan Sikap Tentang Sarapan dengan Tindakan Sarapan ... 40

5.4. Hubungan Tindakan Sarapan dengan Status Gizi ... 41

5.5. Hubungan Tindakan Sarapan dengan Indeks Prestasi ... 42

5.6. Hubungan Status Gizi dengan Indeks Prestasi ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

6.1. Kesimpulan ... 46

6.2. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN:

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Selesai Pengumpulan Data dari Instansi terkait Lampiran 2. Kuesioner

Lampiran 3. Hasil-hasil Pengolahan Statistik Lampiran 4. Daftar Indeks Prestasi


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.5. Daftar Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) yang dianjurkan bagi anak usia Sekolah Dasar di Indonesia ... ... 13

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 ... ... 25

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... ... 25

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 26 Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

tentang Sarapan di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 26 Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 27

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Sarapan Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 28


(11)

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Sarapan Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 ... 29 Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Sarapan ... 30

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut TB/U di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 31 Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut BB/U

di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 31 Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Prestasi di Sekolah

Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 31 Tabel 4.13. Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang Sarapan Responden

Berdasarkan Tindakan Sarapan di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 32 Tabel 4.14. Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang Sarapan Responden

Berdasarkan Sikap Sarapan di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 33 Tabel 4.15. Distribusi Sikap tentang Sarapan Responden Berdasarkan

Tindakan Sarapan di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 33 Tabel 4.16. Distribusi Tindakan tentang Sarapan Responden Berdasarkan

Status Gizi Menurut Indeks TB/U di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 34 Tabel 4.17. Distribusi Tindakan tentang Sarapan Responden Berdasarkan

Status Gizi Menurut Indeks BB/U di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 34 Tabel 4.18. Distribusi Tindakan tentang Sarapan Responden Berdasarkan

Indeks Prestasi di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 35


(12)

Tabel 4.19. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks TB/U Responden Berdasarkan Indeks Prestasi di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 35 Tabel 4.20. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks BB/U Responden

Berdasarkan Indeks Prestasi di Sekolah Dasar Negeri No.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 ... 36

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Visi Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk pembangunan kesehatan yang pada dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tanpa mengabaikan pelayanan penyembuhan dan rehabilitasi serta meningkatkan pemberdayaan sumber daya kesehatan dalam menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja yang berakibat langsung maupun tidak langsung dari kekurangan gizi (Hamurwono, 2001).

Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah khususnya pada usia 7-12 tahun. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan


(13)

pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin(Almatsier, 2001).

Berbagai masalah kesehatan banyak dijumpai dikalangan anak sekolah diantaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu faktor yang menentukan adalah faktor gizi. Asupan gizi anak-anak sekolah dasar atau SD di beberapa wilayah Indonesia sangat memprihatinkan. Padahal, asupan gizi yang baik setiap harinya dibutuhkan supaya anak-anak ini memiliki pertumbuhan, kesehatan, dan kemampuan intelektual yang baik sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang unggul (Santoso, 2004).

Untuk itu, perhatian terhadap anak termasuk anak usia Sekolah Dasar (SD) semakin ditingkatkan, terutama berkaitan dengan masalah gizi. Perhatian terhadap kelompok ini perlu, karena kenyataannya golongan ini merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial dan perlu diberikan perhatian, pembinaan dan pengawasan sedini mungkin agar menghasilkan kualitas yang baik. Pertumbuhan anak yang baik dalam lingkungan yang sehat penting untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan berpotensi (Santoso, 1999).

Keadaan status gizi dan kemampuan dalam menerima pelajaran (indeks prestasi) merupakan gambaran apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama, dapat berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Peranan zat-zat gizi seperti energi, protein, maupun zat gizi lainnya khususnya zat besi, dalam metabolisme tubuh berperan pada proses berpikir atau proses penalaran serta daya konsentrasi dan sangat berkaitan erat dengan efisiensi belajar. Perlu disadari keadaan


(14)

ini sangat dipengaruhi oleh perilaku makan anak sekolah dasar khususnya kebiasaan tidak sarapan pagi (Karyadi, 1996).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sibuea di sebuah SD Negeri di Medan, bahwa ada sekitar 57,50 % anak Indonesia tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Dan hal itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan akan memberikan kontribusi penting akan pemenuhan beberapa zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti energi, protein, vitamin, lemak dan mineral. Ketersediaan sarapan yang bermutu mampu meningkatkan kapasitas belajar sehingga lebih mudah menerima pelajaran.

Selain itu, hal ini juga berpengaruh pada status gizi, ternyata dari SD yang diteliti diketahui prevalensi anak SD yang mengalami status gizi kurang kalori (50%), kurang protein( 55%), dan kurang Vitamain A (40%). Sementara itu, status gizi kurang yang dihitung berdasarkan berat badan, prevalensinya lebih tinggi lagi sekitar 62,5% (Anonim,2002).

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosalynn (2001) di SD Negeri No.060925 Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Denai menemukan bahwa sebanyak 40,91 % anak yang tidak sarapan pagi dan jika dihubungkan dengan indeks prestasi pada umumnya terdapat 57,6% dengan indeks prestasi sedang, 21,2 % dengan indeks prestasi kurang sedangkan untuk indeks prestasi baik terdapat 21,2 %. Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri No.101835 Bingkawan terdapat sebagian besar para murid memiliki tubuh yang pendek dan jika dilihat


(15)

dengan indeks prestasi terdapat (10%) indeks prestasi kurang, (60%) indeks prestasi sedang dan (30%) indeks prestasi baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap murid SD Negeri No.101835 Bingkawan guna mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tindakan sarapan dengan status gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian :” Bagaimana hubungan pengetahuan, sikap, tindakan Sarapan, dengan status gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di SD Negeri No.101835 Kecamatan Sibolangit”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tindakan sarapan dengan status gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di SD Negeri No.101835 Kecamatan Sibolangit


(16)

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang sarapan dengan sikap tentang sarapan anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang sarapan, dengan tindakan tentang sarapan anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

3. Untuk mengetahui hubungan sikap tentang sarapan dengan tindakan tentang sarapan anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

4. Untuk mengetahui hubungan tindakan tentang sarapan dengan status gizi anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

5. Untuk mengetahui hubungan tindakan tentang sarapan dengan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

6. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolangit.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang pentingnya manfaat sarapan pagi terhadap status gizi dan peningkatan indeks prestasi anak Sekolah Dasar kepada orangtua murid dalam hal penyediaan makanan.

2. Meningkatkan kesadaran murid SD Negeri No.101835 tentang manfaat dan pentingnya sarapan pagi.


(17)

(18)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku

Perilaku merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku seseorang terdiri dari 3 bagian penting yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif dapat diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap, tanggapan dan psikomotor diukur melalui tindakan yang dilakukan (Notoadtmodjo, 1993).

2.1.1. Tingkat Pengetahuan Gizi Anak Sekolah Dasar.

Pengetahuan adalah pemahaman seseorang akan suatu hal yang didapat baik secara formal maupun informal, dan merupakan hal yang sangat penting bagi terjadinya proses perilaku. Anak-anak relatif lebih mudah dididik pada usia sekolah dibandingkan pada usia sebelum dan sesudahnya. Karena itu, sangat tepat jika pada anak sekolah dasar ditanamkan dasar-dasar pengetahuan gizi dan kebiasaan makan yang baik (Sadli, 1990).

Husaini (1995) mengemukakan bahwa kurang pengetahuan gizi, masa bodoh dan curiga terhadap makanan tertentu dapat menimbulkan kurang gizi walaupun bahan makanan cukup tersedia. Berbeda bila ia mempunyai pengetahuan yang cukup, maka seseorang dapat berubah sikap dan perilakunya.

Berdasarkan hasil penelitian Agusri (2001) tentang pengetahuan gizi, murid yang baik akan berusaha mendapatkan makanan yang sehat dan memenuhi kecukupan gizinya setiap hari dan berperilaku makan yang benar dan teratur.


(19)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menanyakan sesuatu yang ingin diukur tentang pengetahuan dari subjek penelitian atau responden ( Notoatmodjo, 1997). Untuk mengukur pengetahuan anak SD tentang sarapan maka perlu dipertanyakan tentang manfaat sarapan bagi kesehatan responden.

2.1.2. Sikap Gizi Anak Sekolah Dasar.

Sikap adalah juga renspon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Notoatmodjo menjelaskan bahwa sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:

1. Kepercayaan atau kenyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek . 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen tersebut di atas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran, kenyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Seperti yang telah disebutkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik). Namun sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.


(20)

2.1.3. Tindakan Gizi Anak Sekolah Dasar.

Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan-aturan untuk mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan pengetahuan merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan nampak menjadi lebih konsisten serasi, sesuai dengan sikap bila sikap individu sama dengan sikap kelompok dimana ia adalah bagiannya atau anggotanya (Purwanto,1999).

2.2. Perilaku Konsumsi Sarapan Pagi Anak SD.

Permasalahan makan pada anak biasanya adalah sulit makan atau tidak mau makan. Apabila hal tersebut tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan anak kekurangan gizi sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, anak-anak sekolah umumnya sering tidak mau makan pagi( sarapan) karena berbagai alasan, misalnya tidak terbiasa sarapan, takut terlambat sampai ke sekolah sehingga tergesa-gesa berangkat ke sekolah, atau malas makan dll. Kebiasaan tidak sarapan pada anak-anak akan menyebabkan lambung kosong dan kadar gula darah berkurang (keadaan hipoglikemia) sehingga menyebabkan badan lemas, mengantuk, sulit menerima pelajaran, serta turunya gairah belajar dan kemampuan merespons (Irianto, 2006).

Membiasakan sarapan pada anak memang terasa sulit. Adanya citra sarapan sebagai suatu kegiatan yang dirasakan menjelaskan perlu diubah menjadi suatu kebiasaan yang disukainya.


(21)

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengubah citra tersebut adalah sebagai berikut:

- Anak-anak perlu dibiasakan bangun lebih pagi, agar tersedia waktu yang cukup untuk makan pagi.

- Para orangtua hendaknya memberi contoh yang baik, yaitu membiasakan sarapan.

- Pada saat sarapan, sebaiknya anak ditemani oleh salah seorang anggota keluarga.

- Orangtua atau guru hendaknya tidak bosan untuk mengingatkan anak selalu makan pagi, dan memberi penjelasan mengenai manfaat sarapan.

- Bagi anak yang tidak sempat sarapan, sebaiknya makanan dibawa ke sekolah. - Untuk membiasakan anak yang belum biasa sarapan dengan takaran (porsi)

yang sedikit. Kemudian secara bertahap, porsi makanan ditambah sesuai dengan anjuran (Depkes RI, 1996).

2.3. Kebiasaan Sarapan dan Indeks Prestasi.

Prestasi belajar murid SD dapat diartikan sebagai hasil belajar yang diperoleh setelah mengikuti program pengajaran, dalam hal mata pelajaran tertentu. Prestasi belajar diperoleh setelah terjadi interaksi belajar mengajar (Nasution, 1993).

Selanjutnya Bloom (1994) mengemukakan Indeks Prestasi (hasil belajar) dapat dikategorikan ke dalam aspek, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar dalam aspek kognitif adalah menggugat pengetahuan, pengembangan


(22)

kemampuan intelektual. Hasil belajar afektif meliputi perubahan dalam hal minat, sikap dan nilai.

Menurut Moehji (2003), manusia membutuhkan sarapan pagi, karena dalam sarapan pagi diharapkan memenuhi kecukupan energi yang diperlukan untuk jam pertama dalam melakukan aktivitas. Jika tidak sarapan, maka tubuh akan tidak mempunyai energi yang cukup terutama pada proses belajar mengajar.

Konsumsi sarapan memang tidak perlu selengkap dan sebanyak porsi makan siang. Artinya sarapan bukan hanya mengenyangkan, tapi juga bergizi lengkap dan seimbang. Menu sarapan, sebaiknya mengandung zat tenaga, protein atau zat pembangun, vitamin dan mineral, misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan. Karbohidrat juga sangat penting, karena kandungannya akan merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak. Nutrien berfungsi untuk menghasilkan energi dan memacu otak. Dari dua jenis karbohidrat, simpleks dan kompleks, karbohidrat kompleks lebih bermanfaat bagi kecerdasan otak karena mengandung serat dan vitamin yang bisa dicerna dan diserap perlahan-lahan, sehingga kadar gula darah dalam tubuh naik secara perlahan-lahan. Karbohidrat kompleks banyak dijumpai pada nasi, roti, jagung, bubur, mi. dan kentang (Anonim, 2008).

Menurut para ilmuwan, sarapan pagi merupakan makanan khusus untuk otak. Bahkan dalam sebuah penelitian, menunjukkan bahwa sarapan berhubungan erat dengan kecerdasan mental. Sehingga memberikan nilai positif terhadap aktivitas otak, menjadi lebih cerdas, peka dan mudah konsentrasi. Dari sebuah survei, anak- anak dan remaja yang sarapan dengan makanan yang kaya karbohidrat memiliki performa


(23)

lebih, mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, ceria, kooperatif, gampang berteman (Anonim, 2008).

Hasil penelitian terbaru dari Divisi Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Massachusetts membuktikan bahwa orang yang rutin sarapan tiap hari resiko menderita obesitas lebih kecil. Para peneliti juga menemukan bahwa kebutuhan energi cenderung meningkat ketika sarapan dilewatkan (Anonim, 2006).

Dengan kata lain sarapan yang rutin bagi anak sekolah akan memacu pertumbuhan yang tepat dan memaksimalkan kemampuan di sekolah, meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.

2.4. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah

Pertmbuhan merupakan parameter kesehatan dan gizi yang cukup peka untuk menilai kesehatan anak. Para ahli membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan dimana pertumbuhan adalah bertambahnya materi/ukuran tubuh sedangkan perkembangan adalah kemajuan fungsi atau kapasitas fisiologis organ tubuh. Parameter yang digunakan untuk mengukur kemajuan pertumbuhan yang paling sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan (Sediaoetama, A. 1991).

Pada usia anak Sekolah Dasar (7-12 tahun) merupakan puncak pertumbuhan tertinggi kedua setelah usia 0-3 tahun. Dalam periode ini pertumbuhan berjalan terus dengan mantap walaupun tidak secepat seperti bayi. Anak dari golongan umur ini memerlukan makanan yang kurang lebih sama dengan yang dianjurkan untuk anak


(24)

prasekolah terkecuali porsinya harus lebih besar oleh sebab kebutuhannya lebih banyak mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitasnya.

Periode Adolensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)

baik tinggi maupun beratnya. Kebutuhan zat gizi berhubungan sangat dengan besarnya tubuh, hingga kebutuhan yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat. Growth Spurt pada anak perempuan sudah dimulai pada umur 10-12 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada umur 12-14 tahun, hingga pada periode tertentu tinggi badan anak perempuan melebihi tinggi badan anak laki-laki. Namun perlu diketahui bahwa permulaan Growth Spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan terdapat perbedaan secara individual (Pudjiadi, 1990).

Pada dasarnya tidak ada suatu bahan makanan yang lengkap mengandung semua zat gizi alam jumlah yang mencukupi untuk tumbuh, oleh karena itu perlu berbagai bahan makanan untuk menjamin agar semua zat gizi yang diperlukan tubuh dapat dipenuhi dalam jumlah yang mencukupi ( Sayoga, 1995).

2.5. Kebutuhan gizi pada anak Usia Sekolah Dasar.

Tubuh manusia memerlukan berbagai macam zat gizi yang berguna untuk kelangsungan hidup, untuk itu diperlukan zat-zat gizi yang cukup/ sempurna dalam makanan sehari-hari agar dapat hidup dengan normal, sehat dan cerdas. Kebutuhan gizi anak usia Sekolah Dasar sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan menurut kelompok umur dan jenis kelamin sebagai berikut:


(25)

Pada kelompok umur 7-9 tahun kecukupan energi yang dibutuhkan sebesar 1900 kalori ( 80 kal/kg bb/ hari) dan untuk kelompok umur 10-12 tahun kecukupan energi antara laki-laki dan perempuan dimana untuk laki-laki sebesar 2000 kalori (66 kal/kg bb/hari) dan untuk wanita sebesar 1900 kalori (55 kal/kg bb/hari). Perbedaan ini didasarkan pada ukuran tubuh, aktivitas dan angka percepatan pertumbuhan.

- Kebutuhan Protein

Protein diperlukan untuk pertumbuhan otot dan pembentukan darah beserta komponen-komponennya bersama zat besi.

Kebutuhan protein yang dianjurkan adalah 10-15 % dari total kalori yang dibutuhkan, berdasarkan Pola Pangan Harapan sekitar setengah dari 10-15% tersebut berasal dari pangan hewani. Konsumsi protein dapat dipenuhi bila bahan makanan yang diberikan beraneka ragam termasuk protein dari bahan makanan yang diberikan beraneka ragam termasuk protein dari bahan makanan sumber karbohidrat. Sumber protein yang baik adalah susu, daging, ikan , telur dan kacang- kacangan.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (per orang per hari) dinyatakan bahwa kebutuhan energi dan protein bagi usia anak Sekolah Dasar menurut umur dan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 2.5.Daftar Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) yang dianjurkan bagi anak Usia Sekolah Dasar di Indonesia.

Gol. Umur ( tahun) BB(Kg) TB(cm) Energi(kalori) Protein(gram)

Laki-laki


(26)

Perempuan 7-9 10-12

24 35

120 140

1900 1900

37 54

Sumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V. LIPI. Jakarta, 1998.

2.6. Kebiasaan Sarapan, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD

Usia anak sekolah merupakan masa pertumbuhan yang cepat, sehingga tubuh memerlukan macam dan jumlah zat gizi dalam jumlah yang cukup tinggi, kebutuhan energi anak tergantung dari fase pertambahan umur, tinggi badan, jenis kelamin, dan tingkat aktivitasnya.

Kekurangan energi yang berasal dari makanan, menyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas bekerja, orang menjadi malas, merasa lemah, produktifitas kerja dan konsentrasi belajar menurun. Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan demikian kemampuan berpikir menurun (Almatsier, 2003).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Soemantri (1985) dan Almatsier (1989) menunjukkan ada hubungan antara pemberian zat besi terhadap peningkatan prestasi belajar. Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi dalam darah meningkat selama pertambahan hingga remaja. Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem neurotransmitter (pengantar saraf). Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut dan dapat mengakibatkan daya konsentrasi, daya ingat dan kemampuan belajar terganggu (Almatsier,2003).


(27)

2.7. Penilaian Status Gizi Pada Anak Sekolah.

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak (Irianto, 2006).

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu: 1. Antropometri.

2. Pemeriksaan Klinis 3. Biokimia

4. Biofisik.

Cara pengukuran yang paling sering digunakan dalam masyarakat adalah antropometri gizi. Beberapa indikator antropometri yang umum dikenal dalam penilaian status gizi yaitu: Berat Badan menurut umur (BB/U), Tinggi Badan menurut umur (TB/U).

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak,


(28)

misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya makanan yang dimakan. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.

b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U).

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal/tulang/rangka. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitive terhadap masalah gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat besi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu lama. Berdasarkan karakteristik tersebut di atas, maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu.

2.8. Kerangka Konsep Penelitian

Pegetahuan Tentang sarapan

Sikap tentang sarapan

Tindakan Sarapan

Status Gizi

Indeks Prestasi


(29)

Keterangan: Berdasarkan skema di atas dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan anak Sekolah Dasar terhadap konsumsi sarapan pagi akan mempengaruhi status gizi dan indeks prestasi.

2.9. Hipotesa Penelitian

- Ada hubungan antara pengetahuan sarapan dengan sikap sarapan anak sekolah dasar.

- Tidak ada hubungan antara pengetahuan sarapan dengan sikap sarapan anak sekolah dasar.

- Ada hubungan antara pengetahuan sarapan dengan tindakan sarapan anak sekolah dasar.

- Tidak ada hubungan antara pengetahuan sarapan dengan tindakan sarapan anak sekolah dasar.

- Ada hubungan antara sikap sarapan dengan tindakan sarapan anak sekolah dasar.

- Tidak ada ada hubungan antara sikap sarapan dengan tindakan sarapan anak sekolah dasar.

- Ada hubungan antara tindakan sarapan dengan status gizi anak sekolah dasar. - Tidak ada hubungan antara tindakan sarapan dengan status gizi anak sekolah


(30)

- Ada hubungan antara tindakan sarapan dengan indeks prestasi anak sekolah dasar.

- Tidak ada hubungan antara tindakan sarapan dengan indeks prestasi anak sekolah dasar.

- Ada hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi anak sekolah dasar. - Tidak ada hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi anak sekolah


(31)

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan crosssectional

yaitu ingin mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tindakan sarapan dengan status gizi dan indeks prestasi anak Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri No.101835 Kecamatan Sibolangit.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Bingkawan Kecamatan Sibolangit dari bulan Maret sampai Januari 2009. Adapun alasan penulis memilih lokasi ini karena:

1. Dari hasil survei pendahuluan diketahui sebagian besar murid bertubuh pendek. 2. Jika dilihat indeks prestasinya secara umum dari nilai raport anak SD terdapat

(10%) indeks prestasi kurang, (60%) indeks prestasi sedang dan (30%) indeks prestasi baik.

Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tindakan sarapan, dengan status gizi dan indeks prestasi anak sekolah dasar di SD Bingkawan.

3.3.Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah murid sekolah dasar (SD) kelas IV,V dan VI pada SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit


(32)

sebanyak 89 murid. Adapun alasan karena penulis menganggap bahwa murid pada kelas tersebut cukup mengerti diwawancarai untuk memperoleh informasi.

3.3.2.Sampel

Semua jumlah siswa SD Negeri No.101835 Kelas IV, V dan VI pada saat penelitian. Dalam hal ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara Total Sampling.

3.4.Metode Pengumpulan Data 3.4.1.Data Primer

Data primer mencakup data:

1. Perilaku makan berdasarkan pengetahuan, sikap, dan tindakan diukur dengan menggunakan kuesioner.

2. Karekteristik responden (nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin) dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner.

3. Status gizi diukur melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan yang kemudian diukur berdasarkan baku WHO-NCHS.

3.4.2.Data Sekunder

Data sekunder meliputi gambaran umum sekolah yang diperoleh dari dokumen sekolah dan data indeks prestasi anak sekolah dasar yang diperoleh dari nilai ujian responden yang dilakukan pada bulan Oktober meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, IPA dan IPS yang kemudian rata-rata dari seluruh mata pelajaran tersebut diklasifikasikan berdasarkan Hasil Rapat Komite Sekolah dan Orangtua Murid SD Negeri NO.101835 Bingkawan. Adapun alasan peneliti mengambil data dari mata pelajaran tersebut karena merupakan bidang studi


(33)

3.5. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian

2. Timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg 3. Microtoise dengan ketelitian 0,1 cm

3.6. Definisi Operasional

1. Sarapan pagi adalah makanan ataupun minuman yang dikonsumsi pada pagi hari.

2. Pengetahuan tentang sarapan adalah segala sesuatu yang diketahui anak usia sekolah dasar tentang sarapan .

3. Sikap tentang sarapan adalah tanggapan anak usia sekolah dasar terhadap sarapan .

4. Tindakan sarapan adalah bentuk nyata perbuatan anak usia sekolah dasar terhadap sarapan .

5. Status gizi adalah keadaan kesehatan anak sekolah yang diukur secara antropometri dengan indeks BB/U, TB/U.

6. Indeks prestasi adalah kemampuan anak sekolah dasar untuk menerima atau menyerap pelajaran di sekolah yang dilihat dari nilai rata-rata ujian bulanan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKN dan Matematika. 7. Anak Sekolah Dasar adalah seluruh murid sekolah dasar (SD) kelas IV, V

dan VI yang bersekolah di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit.


(34)

3.7. Aspek Pengukuran

1. a. Pengetahuan anak sekolah dasar tentang sarapan pagi diukur melalui 10 pertanyaan yang digunakan kepada responden dengan memilih jawaban yang disediakan.Jawaban paling benar diberi nilai 3 dan paling rendah diberi nilai1. Pengukuran tingkat pengetahuan tentang sarapan pagi dibedakan atas 3 kategori menurut Pratomo (1990):

- Baik, jika jawaban responden yang benar > 75 % dengan skor >23 - Sedang,jika jawaban responden yang benar 40%-75% dengan skor 12-23 - Kurang, jika jawaban responden yang benar < 40% dengan skor < 12 b. Sikap anak sekolah dasar tentang sarapan pagi diukur diukur melalui 10

pertanyaan yang digunakan kepada responden dengan memilih jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pada jawaban setuju untuk pertanyaan 1,2,3,4,5, ,7, dan 9 diberi nilai 3 tetapi untuk pertanyaan 8 dan 10 diberi nilai 1.

2. Pada jawaban kurang setuju untuk pertanyaan 1,2,3,4,5,7,8,9,10 diberi nilai 2.

3. Pada jawaban tidak setuju untuk pertanyaan 1,2,3,4,5, ,7, dan 9 diberi nilai 1 tetapi untuk pertanyaan 8 dan 10 diberi nilai 3.

4. Tetapi pertanyaan 6 untuk jawaban paling benar diberi nilai 3 dan paling rendah diberi nilai 1.


(35)

- Baik, jika jawaban responden yang benar > 75% dengan skor > 23

- Sedang, jika jawaban responden yang benar 40%-75% dengan skor 12-23. - Kurang, jika jawaban responden yang benar < 40% dengan skor < 12 c. Tindakan anak sekolah dasar dalam mengkomsumsi sarapan pagi diukur

diukur melalui 8 pertanyaan yang digunakan kepada responden dengan memilih jawaban yang disediakan. Jawaban paling benar diberi nilai 3 dan paling rendah diberi nilai 1. Pengukuran tingkat pengetahuan tentang sarapan pagi dibedakan atas 3 kategori menurut Pratomo (1990):

- Baik, jika jawaban responden yang benar > 75% dengan skor > 18

9. Sedang, jika jawaban responden yang benar 40%-75% dengan skor 10-18 10.Kurang, jika jawaban responden yang benar < 40% dengan skor <10 2. Status gizi dinilai dengan cara pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi

Badan (TB) kemudian dihitung nilai Z-Score dengan rumus:

Z-Score= Nilai Individu Subjek- Nilai Median Baku Rujukan Nilai Simpangan Baku Rujukan

Kategori status gizi menurut ukuran BB/U berdasarkan baku WHO NCHS - Gizi lebih > + 2,0 SD

- Gizi baik > - 2,0 SD s/d < + 2,0 SD - Gizi kurang > - 3,0 SD s/d < - 2,0 SD - Gizi buruk < - 3,0 SD


(36)

- Pendek < - 2,0 SD

3. Indeks prestasi dinilai dengan cara melihat nilai ujian bulanan mata ujian Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika dan PPKN kemudian dibandingkan dengan klasifikasi berdasarkan Hasil Rapat Komite Sekolah dan Orangtua Murid SD Negeri NO.101835 Bingkawan .

- Baik = 7,5-10

- Cukup = 6,0-7,4

- Kurang = < 5,9

3.8. Teknik Analisa Data 3.8.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu melihat dan memeriksa apakah pertanyan sudah diteliti ada proses pengolahan data.

2. Koding, yaitu memberi kode atau angka-angka tertentu pada kuesioner. 3. Entri data.

3.8.2. Analisa Data

Untuk melihat ada tidaknya hubungan secara bermakna diantara variabel yang diteliti maka digunakan statistik Uji Chi-Square pada program SPSS for Windows dengan bantuan komputer.


(37)

Data yang telah dikumpulkan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi kemudian dapat dianalisis secara deskriptif.


(38)

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar

Sekolah Dasar Negeri NO.101835 Bingkawan merupakan salah satu sekolah yang berlokasi di desa Bingkawan Kecamatan Sibolangit. Luas areal sekolah ini adalah 1628 m . Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Negeri NO.101835 adalah sebagai berikut:

- Ruang belajar : 6 buah

- Kantor : 2 buah

Sekolah dasar ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh 10 orang guru. Jumlah murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV, V, VI sebanyak 187 orang yang terdiri dari 40 orang kelas I, 33 orang kelas II, 25 orang kelas III, 32 orang kelas IV, 26 orang kelas V, dan 31 orang kelas VI.

Dari 187 orang murid tersebut, 85 orang laki-laki dan 102 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya distribusi banyak murid sekolah Dasar Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit dapat dilihat pada tabel 4.1.


(39)

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008

Kelas Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki Perempuan

I 15 25 40 21,39

II 18 15 33 17,65

III 9 16 25 13,37

IV 19 13 32 17,11

V 12 14 26 13,9

VI 12 19 31 16,58

Jumlah 85 102 187 100,00

Dari tabel 4.2 terlihat bahwa dari 187 orang murid SD Negeri NO. 101835 Bingkawan terdapat 85 orang (45,45%) murid berjenis kelamin laki-laki dan 102 orang murid (54,55%) berjenis kelamin perempuan.

4.2. Karakteristik Responden

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

Jenis Kelamin

Kelas Jumlah %

III IV VI

Laki-laki 19 12 12 43 48,3

Perempuan 12 14 19 46 51,7

Jumlah 32 26 31 89 100,00

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa dari 89 orang responden SD Negeri NO. 101835 Bingkawan terdapat 43 orang (48,3%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 46 orang responden (51,7%) berjenis kelamin perempuan.


(40)

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Menurut Umur Tahun 2008

No Umur Jumlah %

1 8-10 52 58,43

2 11-13 36 40,45

3 14-16 1 1,12

Jumlah 89 100,00

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa dari 89 orang responden SD Negeri NO 101835 Bingkawan terdapat 52 orang ( 58,43%) responden berumur 8-10 tahun, 36 orang (40,45%) yang berumur 11-13 tahun dan 1 orang (1,12%) responden yang berumur 14-16 tahun.

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku tentang Sarapan

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Pengetahuan n %

1. Baik 54 60,70

2. Sedang 35 39,32

89 100,00

Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang sarapan pagi pada SD Negeri NO. 101835 Bingkawan dikategorikan baik sebesar 54 orang (60,7%) dan 35 orang (39,7%) dikategorikan sedang.


(41)

Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden tentang sarapan

No Pengetahuan Responden n %

1. Sarapan pagi

a. Makanan yang dikonsumsi pada pagi hari di

rumah.

b. Makanan yang dikonsumsi jika lapar pada pagi hari.

c. Makanan yang dimakan sebelum berangkat di sekolah. 30 12 47 33,71 13,48 52,81

Total 89 100,00

2. Manfaat sarapan pagi

a. Menambah energi dan agar lebih mudah menerima pelajaran .

b. Agar sehat dan tidak sakit. c. Tidak lapar di pagi hari.

45 30 14 50,56 33,71 15,73

Total 89 100,00

3. Kerugian jika tidak sarapan pagi a. Lemas dan cepat mengantuk b. Sakit

c. Cepat lapar

29 39 21 32,58 43,82 23,60

Total 89 100,00

4. Akibat bila tubuh kekurangan energi a. lemas, kurus dan lambat berpikir. b. Lemas dan kurus

c. Tidak tahu

75 13 1 84,27 14,61 1,12

Total 89 100,00

5. Makanan yang cocok saat sarapan a. menu utama

b. Kue atau roti

c. Minuman 33 51 5 33,08 57,30 5,62

Total 89 100,00

6. Kapan sebaiknya sarapan

a. Setelah bangun pagi dan sebelum berangkat pulang sekolah.

b. Saat di sekolah

c. Setelah pulang dari sekolah

78 11 0 87,64 12,36 0,00


(42)

Dari tabel 4.5 terlihat bahwa dari 89 murid Sekolah Dasar Negeri NO.101835 Bingkawan terdapat 47 orang (52,81%) responden menyatakan bahwa sarapan pagi adalah makanan yang dimakan sebelum berangkat ke sekolah, 45 orang (50,56%) responden menyatakan bahwa manfaat sarapan pagi adalah menambah energi dan agar lebih mudah menerima pelajaran, 39 orang (43,82%) responden menyatakan bahwa kerugian jika tidak sarapan pagi adalah sakit, 75 orang (84,27%) responden menyatakan bahwa akibat bila tubuh kekurangan energi adalah lemas, kurus dan lambat berpikir, 51 orang (57,30 %) responden menyatakan bahwa makanan yang cocok untuk sarapan adalah kue atau roti dan 78 orang (87,64%) responden menyatakan bahwa kapan sebaiknya sarapan adalah setelah bangun pagi dan sebelum berangkat ke sekolah.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Sikap n %

1. Baik 68 76,40

2. Sedang 21 23,60

Total 89 100,00

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sikap responden tentang sarapan pagi pada SD Negeri NO. 101835 Bingkawan dikategorikan baik sebesar 68 orang (76,4%) dan 21 orang dikategorikan sedang (23,6%).


(43)

Tabel 4.7. Distribusi Sikap Responden tentang sarapan

No Sikap S KS TS

n % n % n %

1. Sarapan setiap pagi. 87 97,75 2 2,25 0 0

2. Sarapan membuat kamu lebih mudah menerima pelajaran.

43 48,32 42 47,19 4 4,49

3. Sarapan dapat memberi tenaga dan tidak cepat mengantuk.

45 50,56 43 48,32 1 1,10

4. Sarapan pagi mempengaruhi kegiatan belajar.

69 77,53 10 11,24 10 11,23

5. Minum teh manis atau minum susu cukup sebagai pengganti sarapan.

15 16,85 21 23,60 53 59,55

6. Sarapan memberi energi sehingga tidak lemas saat di sekolah.

72 80,90 9 10,11 8 8,99

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 89 murid Sekolah Dasar Negeri NO.101835 Bingkawan terdapat 87 orang (97,75%) responden menyatakan setuju terhadap sarapan setiap pagi, karena jika sarapan dapat membuat lebih mudah menerima pelajaran sebesar 43 orang (48,32%), selain itu agar dapat memberi tenaga dan tidak cepat mengantuk sebesar 45 orang (50,56%), sarapan pagi mempengaruhi kegiatan belajar sebesar 69 orang (77,53%) dan sebagian besar responden setuju sarapan dapat memberi energi sehingga tidak lemas saat di sekolah sebesar 72 orang (80,9%). Tetapi terdapat 53 responden (59,55%) menyatakan tidak setuju minum teh manis atau minum susu cukup sebagai pengganti sarapan.

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Tindakan n %

1. Baik 64 71,90

2. Sedang 23 25,90

3. Kurang 2 2,20


(44)

Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa tindakan responden tentang sarapan pagi pada SD Negeri NO. 101835 Bingkawan dikategorikan baik sebesar 64 orang (71,9%), 23 orang dikategorikan sedang (25,9%) dan dikategorikan kurang sebesar 2 orang (2,2%).

Tabel 4.9. Distribusi Tindakan Responden sarapan

No Tindakan Jumlah

n %

1. Sarapan setiap hari

a. Selalu (5-7x seminggu)

b. Kadang-kadang (3-4x seminggu)

c. Tidak pernah dilakukan (1-2x seminggu)

49 36 4 55,06 40,45 4,49

Total 89 100,00

2. Pada saat kapan kamu sarapan

a. setiap pagi dan makan bersama anggota keluarga b. setiap mau pergi sekolah

c. kalau lapar pagi-pagi

46 38 5 51,68 42,70 5,62

Total 89 100,00

3. Jam berapa kamu sarapan a. jam 6-7 pagi

b. saat istirahat sekolah ( jam 9.30) c. Pulang sekolah

45 40 4 50,56 44,94 4,50

Total 89 100,00

4. Apabila tidak sempat sarapan kamu bawa bekal dan tidak jajan di sekolah

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah dilakukan

38 33 18 42,70 37,08 20,22

Total 89 100,00

Dari tabel 4.9 dapat terlihat bahwa dari 89 orang murid SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit terdapat 49 orang (55,06%) menyatakan selalu (5-7x seminggu) sarapan setiap hari, 46 orang (51,68%) responden menyatakan setiap pagi sarapan dan makan bersama anggota keluarga, 45 orang (50,56%) responden menyatakan jam 6-7 pagi selalu sarapan dan 38 orang


(45)

(42,7%) responden menyatakan apabila tidak sempat sarapan selalu bawa bekal dan tidak jajan di sekolah.

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut TB/U di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No. Status Gizi n %

1. Normal 18 20,20

2. Pendek 71 79,80

Jumlah 89 100,00

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 89 orang anak SD Negeri No.101835 Bingkawan terdapat 71 orang (79,8%) responden berstatus gizi pendek dan 18 orang (20,2%) responden berstatus gizi normal.

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Menurut BB/U di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No. Status Gizi n %

1. Lebih 2 2,20

2. Baik 84 94,40

3. Kurang 2 2,20

4. Buruk 1 1,10

Jumlah 89 100,00

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 89 orang anak SD Negeri No.101835 Bingkawan terdapat 84 orang (94,4%) responden berstatus gizi baik dan 18 orang (94,4%), 1 orang (1,1%) responden berstatus gizi buruk .

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Prestasi di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No. Indeks Prestasi n %

1. Baik 10 11,2

2. Cukup 67 75,3

3. Kurang 12 13,5


(46)

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari 89 orang anak SD Negeri No.101835 Bingkawan terdapat 67 orang (75,3%) responden dengan indeks prestsi cukup dan 12 orang (13,5%) dengan indeks prestasi kurang, 10 orang (11,2%) responden dengan indeks prestasi baik.

4.4. Hubungan Antara Dua Variabel

Hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, tindakan sarapan dengan status gizi dan indeks prestasi pada anak SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel-tabel distribusi berikut:

Tabel 4.13. Distribusi Pengetahuan Tentang Sarapan Responden Berdasarkan Tindakan Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Pengetahuan Tindakan Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

1 Baik 45 83,33 7 12,96 2 3,71 54 100,0

2 Sedang 19 54,29 16 45,71 0 0 35 100,0

3 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0

Dari tabel silang 4.13 ternyata ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang sarapan dengan tindakan sarapan diketahui bahwa, murid yang mempunyai pengetahuan baik sebagian besar tindakan sarapannya baik sebesar 45 murid (83,33%). Sedangkan murid yang mempunyai pengetahuan sedang memiliki tindakan sarapan yang baik sebesar 19 murid (54,29%). Dan dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,002 (p<0,05), yang artinya ada hubungan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang sarapan dengan tindakan sarapan.


(47)

Tabel 4.14. Distribusi Pengetahuan Tentang Sarapan Berdasarkan Sikap Tentang Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No. Pengetahuan Sikap Total

Baik Sedang

n % n % n %

1 Baik 43 79,6 11 20,4 54 100,00

2 Sedang 25 71,4 10 28,6 35 100,00

3 Kurang 0 0 0 0 0 0

Dari tabel silang antara pengetahuan tentang sarapan dengan sikap tentang sarapan diketahui bahwa murid yang mempunyai tingkat pengetahuan baik pada umumnya bersikap baik tentang sarapan (79,6%) dan murid yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebahagian besar bersikap baik (71,4%). Dan dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,373 (p>0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan sarapan dengan sikap murid tentang sarapan.

Tabel 4.15. Distribusi Sikap Tentang Sarapan Responden Berdasarkan Tindakan Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No. Sikap Tindakan Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

1 Baik 49 72,1 17 25,0 2 2,9 68 100,00

2 Sedang 15 71,4 6 28,6 0 0 21 100,00

3 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari 89 orang murid SD Negeri NO. 101835 Bingkawan terdapat 49 orang (72,1%) responden yang sikapnya baik sebagian besar memiliki tindakan yang baik tentang sarapan pagi dan 15 orang (71,4%) responden murid yang sikapnya sedang sebagian besar mempunyai tindakan


(48)

dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,705 (p>0,05), yang artinya tidak ada menunjukkan hubungan yang bermakna antara sikap tentang sarapan dengan tindakan sarapan pagi.

4.4.1. Hubungan antara Tindakan Sarapan dengan Status Gizi.

Tabel 4.16. Distrbusi Tindakan Tentang Sarapan Berdasarkan Status Gizi Menurut Indeks TB/U di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008.

No. Tindakan Status Gizi Total

Normal Pendek

n % n % n %

1. Baik 14 21,88 50 78,12 64 100,00

2. Sedang 4 17,39 19 82,61 23 100,00

3. Kurang 0 0 2 100,00 2 100,00

Dari tabel silang 4.16 dapat dilihat antara tindakan sarapan berdasarkan status gizi menurut indeks TB/U bahwa dari 64 murid dengan tindakan yang baik tentang sarapan terdapat 50 murid (78,12%) dengan status gizi pendek. Jika dilihat dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,694 (p>0,05), yang artinya tidak ada menunjukkan hubungan yang bermakna antara tindakan tentang sarapan dengan status gizi menurut indeks TB/U.

Tabel 4.17. Distribusi Tindakan Tentang Sarapan Berdasarkan Status Gizi Menurut Indeks BB/U di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008.

No. Tindakan Status Gizi Total

Lebih Baik Kurang Buruk

n % n % n % n % n %

1. Baik 1 1,56 60 93,75 2 1,85 1 3,13 64 100,00

2. Sedang 1 4,35 22 95,65 0 0 0 0 23 100,00


(49)

Dari tabel silang 4.17 antara tindakan tentang sarapan berdasarkan status gizi menurut indeks BB/U bahwa dari 64 murid dengan tindakan yang baik terdapat 60 murid (93,75%) dengan status gizi normal. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,936 (p>0,05), yang artinya tidak ada menunjukkan hubungan yang bermakna antara tindakan tentang sarapan dengan status gizi menurut indeks BB/U.

4.4.2. Hubungan antara Tindakan Sarapan dengan Indeks Prestasi.

Tabel 4.18. Distibusi Tindakan Tentang Sarapan Berdasarkan Indeks Prestasi di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008.

No. Tindakan Indeks Prestasi Total

Baik Cukup Baik

n % N % n % n %

1. Baik 10 15,63 49 76,56 5 7,81 64 100,00

2. Sedang 0 0 17 73,91 6 26,09 23 100,00

3. Kurang 0 0 1 50,00 1 50,00 2 100,00

Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa dari 64 murid SD Negeri NO. 101835 Bingkawan terdapat 49 murid (76,56%) yang tindakannya baik tentang sarapan sebagian besar memiliki indeks prestasi cukup dan 17 orang (73,91%) murid yang tindakannya sedang tentang sarapan sebagian besar memiliki indeks prestasi cukup. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,036 (p<0,05), yang artinya menunjukkan hubungan yang bermakna antara tindakan sarapan dengan indeks prestasi murid SD.


(50)

4.4.3. Hubungan antara Status Gizi dengan Indeks Prestasi

Hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi pada anak SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit dapat dilihat pada tabel distribusi berikut:

Tabel 4.19. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks TB/U Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Tentang Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Status Gizi

Indeks Prestasi Total

Baik Sedang Kurang

n % N % n % n %

1. Normal 3 16,67 10 55,55 5 27,78 18 100,0

2. Pendek 7 9,86 57 80,28 7 9,86 71 100,0

Pada tabel 4.19 dapat diketahui bahwa murid SD Negeri NO. 101835 Bingkawan terdapat 71 murid dengan status gizi pendek menurut indeks TB/U sebagian besar memiliki indeks prestasi sedang sebanyak 57 murid (80,28%). Sedangkan pada status gizi normal menurut indeks TB/U sebagian murid memiliki indeks prestasi sedang sebesar 10 orang (55,55%). Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,075 (p<0,05), artinya ada hubungan yang bermakna antara status gizi menurut indeks TB/U dengan indeks prestasi.

Tabel 4.20. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks BB/U Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Tentang Sarapan di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2008

No Status Gizi

Indeks Prestasi Total

Baik Sedang Kurang

n % N % n % n %

1. Lebih 0 0 2 100,00 0 0 2 100,0

2. Baik 9 10,71 63 75 12 14,29 84 100,0

3. Kurang 1 50,0 1 50,0 0 0 2 100,0


(51)

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa murid SD Negeri NO. 101835 Bingkawan terdapat 84 orang responden dengan status gizi baik menurut indeks BB/U pada umumnya memiliki indeks prestasi sedang sebesar (75%) dan 2 orang (100,00%) responden dengan status gizi lebih memiliki indeks prestasi sedang. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,655 (p>0,05), yang artinya tidak ada menunjukkan hubungan yang bermakna antara status gizi menurut indeks BB/U dengan indeks prestasi.


(52)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengetahuan, sikap, tindakan sarapan terhadap status gizi dan indeks prestasi serta hubungan antara variabel tersebut pada anak Sekolah Dasar Negeri NO. 101835 Bingkawan , maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

5.1. Hubungan Pengetahuan tentang sarapan dengan Sikap tentang Sarapan

Sarapan merupakan suatu kegiatan yang penting khususnya bagi anak sekolah dasar sebelum melakukan aktivitas fisik, proses belajar mengajar. Paling tidak murid harus mengetahui manfaat sarapan bagi dirinya sendiri. Secara umum pengetahuan anak sekolah di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan umumnya sudah baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan para murid sudah mengerti manfaat maupun kerugian sarapan itu bagi dirinya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan sebagian besar para murid mengerti kapan waktu sarapan yaitu sarapan dilakukan pagi hari dan sebelum berangkat ke sekolah karena mereka mengetahui bahwa dengan sarapan mereka akan memperoleh energi sehingga membuat mereka lebih mudah menerima pelajaran.

Dari pernyataan di atas penulis berasumsi bahwa selain dari pendidikan formal yang didapat di sekolah responden mungkin mendapatkkan pengetahuan tentang sarapan melalui media cetak ataupun elektronik seperti buku-buku pustaka, televisi, majalah,dll ataupun dari keluarga khususnya orangtua.


(53)

merupakan hal yang sangat penting bagi terjadinya proses perilaku. Anak-anak relatif lebih mudah dididik pada usia sekolah dibandingkan pada usia sebelum dan sesudahnya. Karena itu, sangat tepat jika pada anak sekolah dasar ditanamkan dasar-dasar pengetahuan gizi dan kebiasaan makan khususnya sarapan yang baik.

Begitu juga dengan sikap responden tentang sarapan di SD Negeri No.101835 Bingkawan dapat dikategorikan cukup baik. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa sebahagian besar responden setuju terhadap pernyataan untuk sarapan setiap hari, sarapan membuat kamu lebih mudah menerima pelajaran, selain itu sarapan pagi dapat memberi tenaga dan tidak cepat mengantuk, dan sarapan mempengaruhi kegiatan belajar, dan tidak setuju minum teh manis atau minum susu cukup sebagai pengganti sarapan pagi tetapi setuju terhadap pernyataan sarapan memberi energi sehingga tidak lemas saat di sekolah.

Berdasarkan hasil uji Chi Square test, dimana (p>0,05) didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan sarapan dengan sikap murid tentang sarapan.

Dari wawancara terbuka didapat salah satu penyebab para orangtua jarang atau tidak sempat dalam menyediakan sarapan setiap paginya. Walaupun responden mengerti manfaat sarapan dan setuju dengan sarapan tetapi semuanya tidak terwujud karena terkendala oleh faktor sarana dari peran orangtua.


(54)

5.2. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan tentang Sarapan

Berdasarkan hasil penelitian, tindakan responden tentang sarapan dapat dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat sarapan selalu dilakukan responden sebelum berangkat ke sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian Agusri (2001), pengetahuan gizi yang didapat para murid membuat mereka berusaha untuk mendapatkan makanan yang sehat dan memenuhi kecukupan gizinya setiap hari khususnya untuk sarapan setiap hari.

Peran keluarga sangat berperan penting dalam hal ini khususnya dalam menyediakaan sarapan di rumah. Tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan ada sebagian kecil responden yang jarang sarapan bahkan ada beberapa responden yang tidak pernah sarapan. Hal ini disebabkan ada sebagian orangtua yang tidak sempat menyediakan sarapan karena harus bekerja di ladang. Tetapi ada juga responden beralasan tidak sempat sarapan karena terburu-buru, bangun kesiangan, jarak sekolah yang terlalu jauh dan malas harus sarapan. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut tidak jarang para orangtua memberikan bekal untuk dibawa ke sekolah atau malah memberikan uang jajan.

Berdasarkan hasil uji Chi Square test dimana p=0,002 (p<0,05) didapatkan kesimpulan bahwa ternyata ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang sarapan dan tindakan sarapan pagi.

Berdasarkan hasil penelitian wawancara dengan responden didapat 44,9% kadang-kadang sarapan responden beralasan para orang tua tidak ada waktu dalam


(55)

tidak pernah sarapan karena sudah menjadi kebiasaan. Hal ini berarti walaupun tingkat pengetahuan tentang sarapan sudah baik tidak menjamin tindakan responden terhadap sarapan baik.

5.3. Hubungan Sikap dengan Tindakan tentang Sarapan

Begitu juga hubungan antara sikap sarapan berdasarkan tindakan tentang sarapan. Bila dilihat dari hasil statistik dengan menggunakan Chi Square ternyata tidak ada hubungan yang bermakna p=0,705 (p>0,05). Hal ini berarti meskipun responden memiliki sikap yang baik tentang sarapan tetapi tidak selamanya berpengaruh pada tindakan mereka untuk melakukan sarapan pagi.

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik. Namun sikap belum tentu terwujud dalam tindakan yang nyata, sebab terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo,2005).

5.4. Hubungan Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi

Pada responden yang tindakan sarapannya dikategorikan baik didapatkan kebanyakan berstatus gizi pendek (78,12%) menurut indeks TB/U sedangkan jika pada status gizi menurut indeks BB/U terdapat responden yang tindakan sarapannya dikategorikan baik (93,75%) dengan status gizi normal.

Dari hasil penelitian tentang hubungan tindakan sarapan dengan status gizi dilakukan uji Chi Square test dimana (p>0,05) sehingga didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tindakan sarapan dengan status gizi


(56)

baik menurut indeks TB/U dan BB/U pada anak sekolah di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan.

Dari pernyataan di atas berarti sarapan hanya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi pada pagi hari saja, sarapan hanya memiliki asupan gizi 25% dari kebutuhan sehari-hari dan merupakan salah satu faktor pendukung dalam pemenuhan kebutuhan akan zat-zat gizi untuk sehari tetapi tidak menjadi penyebab utama mempengaruhi status gizi seseorang. Faktor lain adalah dimana sarapan anak kurang bervariasi karena ketersediaan bahan makanan dalam keluarga yang tidak mencukupi gizi anggota keluarga baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dari hasil wawancara didapat sebahagian responden memilih makanan jajanan untuk mengganti sarapan seperti indomie, kue-kue atau minuman teh gelas. Kemungkinan lain disebabkan tingkat ekonomi keluarga masih rendah, sehingga makanan yng disediakan disesuaikan dengan ekonomi keluarga.

Menurut Sediaoetama (1999) kualitas dan kuantitas menunjukkan adanya zat-zat gizi dan jumlah masing-masing zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, dan tingkat konsumsi seseorang dapat mempengaruhi status gizi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwita (1999) di SD Negeri NO. 064992 Kecamatan Amplas Kodya Medan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tindakan makan dengan status gizi menurut indeks BB/U ternyata murid yang memiliki tindakan sarapan baik pada umumnya berstatus gizi baik.


(57)

5.5. Hubungan Tindakan Sarapan Dengan Indeks Prestasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat antara tindakan tentang sarapan dengan indeks prestasi bahwa pada umumnya murid dengan tindakan sarapan yang baik memiliki indeks prestasi cukup. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,036 (p<0,05), yang artinya menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tindakan sarapan dengan indeks prestasi murid SD. Penulis berasumsi bahwa adanya tindakan sarapan yang dilakukan responden setiap hari secara teratur dapat menunjang indeks prestasi yang baik dalam belajar.

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan sarapan pagi memenuhi kecukupan energi yang diperlukan untuk jam pertama dalam melakukan aktivitas. Jika tidak sarapan, maka tubuh akan tidak mempunyai energi yang cukup terutama pada proses belajar mengajar (Khomsan, 2003).

5.6. Hubungan Status Gizi dengan Indeks Prestasi

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar status gizi menurut indeks TB/U responden di SD Negeri No.101835 Bingkawan dikategorikan berstatus gizi pendek (79,8%).

Hal ini mungkin disebabkan defisiensi zat-zat gizi pada saat yang cukup lama, baik secara langsung maupun tidak langsung faktor-faktor yang mempengaruhi


(58)

Sedangkan status gizi responden menurut indeks BB/U terdapat (94,4%) responden berstatus gizi baik. Ini berarti status gizi responden sekarang ini baik, tetapi masih ada di antara responden dengan status gizi kurang dan buruk.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tergolong dalam indeks prestasi cukup. Hasil ini dilihat berdasarkan nilai ujian bulanan responden yang dilakukan setiap bulan meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, IPA dan IPS yang kemudian rata-rata dari seluruh mata pelajaran tersebut diklasifikasikan berdasarkan Hasil Rapat Komite Sekolah dan Orangtua Murid SD Negeri NO.101835 Bingkawan. Adapun alasan Sekolah Dasar tersebut tidak menggunakan klasifikasi dari Dirjen Pendidikan disebabkan karena para guru menganggap bahwa jika mereka menggunakan klasifikasi yang ada maka persentasi Indeks Prestasi dari seluruh murid tidak akan tercapai atau jauh dari yang diharapkan. Hasil ini tidak jauh berbeda dari data nilai raport akhir semester yang diambil saat survei pendahuluan terdapat (10%) indeks prestasi cukup (60%) indeks prestasi sedang dan (30%) indeks prestasi baik. Hal ini disebabkan karena para guru tidak hanya melihat dari prestasi para murid pada saat ujian tetapi dilihat dari keterampilan maupun kemampuan murid dalam berinteraksi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap hubungan status gizi menurut indikator TB/U terhadap Indeks Prestasi di SD Negeri No. 101835 Bingkawan, diketahui bahwa sebagian besar anak SD yang berstatus gizi pendek memiliki indeks prestasi sedang. Dari wawancara terbuka yang dilakukan peneliti bahwa nafsu makan responden pada saat sarapan mengakibatkan kurangnya asupan gizi pada jangka


(59)

waktu yang lama dan mereka lebih banyak makanan jajanan di sekolah sebagai pengganti sarapan. Hal ini berarti status gizi pendek berpengaruh terhadap indeks prestasi anak SD di sekolah. Bila dilihat dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p=0,075 (p>0,05), yang artinya menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status gizi menurut TB/U dengan indeks prestasi.

Pertambahan tinggi badan dipengaruhi oleh defisiensi zat-zat gizi pada saat yang cukup lama khususnya kekurangan zat besi, baik secara langsung maupun tidak langsung dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti pola konsumsi maupun kualitas makanan dan faktor-faktor kesehatan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Soemantri (1985) dan Almatsier (1989) menunjukkan ada hubungan antara pemberian zat besi terhadap peningkatan prestasi belajar. Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi dalam darah meningkat selama pertambahan hingga remaja. Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem neurotransmitter (pengantar saraf). Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut dan dapat mengakibatkan daya konsentrasi, daya ingat dan kemampuan belajar terganggu (Almatsier,2003).

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap hubungan status gizi menurut indikator BB/U terhadap Indeks Prestasi di SD Negeri No. 101835 Bingkawan, sebagian besar anak SD yang berstatus gizi baik memiliki indeks prestasi sedang.


(60)

Berarti meskipun responden berstatus gizi baik tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap indeks prestasi anak SD di sekolah. Bila dilihat dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh (p>0,05), yang artinya tidak ada menunjukkan hubungan yang bermakna antara status gizi menurut BB/U dengan indeks prestasi. Keadaan status gizi seseorang saat ini tidak terlalu mempengaruhi indeks prestasi.

Jika dilihat dari status gizi menurut indeks TB/U dan BB/U seharusnya seimbang, tetapi dari hasil penelitian yang didapat adanya perbedaan yang mencolok. Hal ini disebabkan karena sebagian murid SD jika dilihat dari berat badan sesuai dengan tinggi badannya, tetapi jika dilihat menurut umurnya tidak terdapat kesesuaian antara tinggi badan dengan umur murid sehingga dari hasil penelitian menunjukkan terdapat 78,80% murid dengan kategori pendek.


(61)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

1. Sebagian besar pengetahuan, sikap dan orang tindakan anak SD Negeri No. 101835 Bingkawan terhadap sarapan pagi pagi tergolong baik.

2. Status gizi anak SD Negeri No. 101835 Bingkawan menurut indikator TB/U terdapat murid dengan tubuh pendek (79,8%), normal (20,2%). Sedangkan menurut indikator BB/U terdapat status gizi baik (94,4%), lebih dan kurang masing-masing ( 2,2 %) dan buruk (1,1%).

3. Indeks Prestasi anak SD Negeri No. 101835 Bingkawan terdapat indeks prestasi cukup (75,3%), baik (11,2%) dan kurang (13,5%).

4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tindakan responden terhadap sarapan dengan status gizi menurut indeks TB/U.

5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tindakan responden terhadap sarapan dengan status gizi menurut indeks BB/U.

6. Tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi BB/U dengan indeks prestasi.

7. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang sarapan dengan tindakan sarapan.

8. Ada hubungan yang bermakna antara tindakan sarapan dengan indeks prestasi.


(62)

6.2. Saran

1. Sebaiknya para orangtua lebih memperhatikan dan meningkatkan kebutuhan zat-zat gizi yang dibutuhkan anak SD khususnya pada saat sarapan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.

2. Disarankan agar para murid lebih meningkatkan sarapan setiap pagi untuk memenuhi kecukupan gizinya setiap hari.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2002. Prinsip- prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anonim, 2006. Jangan Remehkan Sarapan.

Mop=publisher&op=viewarticle&artid=918 Diakses tanggal 5 Juni 2008.

Anonim, 2006. Kalau Mau Sehat, Jangan Tinggalkan Sarapan Pagi.

detail.php?id=525.

diakses tanggal 5 Juni 2008.

Anonim, 2007. Asupan Gizi Anak Sekolah Memprihatinkan.

5 Juni 2008.

Anonim. 2008. Otak Encer Berkat Sarapan.

tanggal 5 Juni 2008.

Depkes RI, 1996. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang , Jakarta Edisi II.

Hamurwono. G.B, dkk, 2001. Pelayanan Medik Dasar Menyongsong Milenium III. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Jakarta.

Irianto. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Andi Offset, Yogyakarta.

Karyadi, D.1996. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Gramedia, Jakarta.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Lubis, M. 2006.Perilaku Konsumsi Sarapan Pagi dan Makanan Jajanan serta Status Gizi Siswa SLTP Negeri 17 dan SLTP Perguruan Budisatrya diKecamatan Medan Tembung Tahun 2006. Skripsi 2006.

Notoatmodjo, S. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan. Andi Offset, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.


(64)

Purwanto, H.1999. Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta.

Pudjiadi, S. 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Rahmi, 2008. Jangan Sepelekan Sarapan Pagi untuk Si Kecil.

http:www.halohalo.co.id/berita/berita/40/1/1250/Jangan%20Sepelekan% Sarapan%20Pagi%20Untuk%20%Si%20Kecil.htm, diakses 10 Juni 2008. Santoso, S. dkk.1999. Kesehatan dan Gizi, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Sastroasmoro, S. 1995. Metedologi Penelitian Klinis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Sayoga, S. 1995. Gizi dan Pertumbuhan Remaja. Info Gizi Vol.VI No.2. Jakarta. Sianipar, R.1999. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Indeks Prestasi

pada murid SD Negeri No.060925 Kelurahan Harjosari Kecamatan MedanAmplas. Skripsi.

Sibuea, P. 2002. Perbaikan Gizi Anak Sekolah sebagai Investasi SDM.

Sediaotema , A.D. 1991. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Dian Rakyat, Jakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.

Warsani, D. 1999. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Murid SD Negeri NO. 064992 Kecamatan Amplas Kodya Medan Tahun 1999. Skripsi. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V.1998. Daftar Kecukupan Gizi (Energi

dan Protein) yang Dianjurkan Bagi Anak Usia Sekolah Di Indonesia.


(65)

KUESIONER PENELITIAN

PERILAKU KONSUMSI SARAPAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

1. Nama Responden :

2. Kelas :

3. Jenis Kelamin :

4. Tempat/Tanggal Lahir : , / /

5. Umur Responden : :

6. Berat Badan : Kg.

7. Tinggi Badan : Cm.

1. Menurut kamu makanan 4 sehat 5 sempurna itu apa:

SARAPAN PAGI PENGETAHUAN

a. Nasi + ikan + sayur + buah + susu (3)

a. Nasi + ikan + sayur + buah (2)

b. Nasi + ikan + sayur (1)

2. Menurut kamu, apa guna kita makan:

a. Untuk memperoleh energi (3)

b. Agar tidak sakit (2)

c. Agar kenyang (1)

3. Menurut kamu, apa yang terjadi jika tubuh kita kekurangan gizi:

a. Lemas, kurus, sakit dan lambat berpikir. (3)

b. Tidak tahu (2)

c. Lemas dan kurus (1)

4. Apa pengertian sarapan pagi:

a.Makanan yang dikonsumsi pada pagi hari di rumah (3)

b.Makanan yang dikonsumsi jika lapar pada pagi hari (2)

c.Makanan yang dimakan sebelum berangkat ke sekolah (1)

5. Apa manfaat sarapan pagi:

a.Untuk menambah energi dan agar lebih mudah menerima pelajaran (3)

b.Agar sehat dan tidak sakit (2)

c.Tidak lapar di pagi hari (1)

6. Menurut kamu, sebaiknya kapan kamu sarapan pagi:

a.Setelah bangun pagi dan sebelum berang kat ke sekolah (3)


(66)

7. Menurut kamu, apa saja makanan yang cocok dikonsumsi saat sarapan:

a.Menu utama (3)

b.Kue atau roti (2)

c.Minum teh manis (1)

8. Menurut kamu, apa kerugian jika tidak sarapan:

a.Lemas dan cepat mengantuk (3)

b.Sakit (2)

c.Cepat lapar (1)

9. Menurut kamu, apakah yang terjadi bila tubuh kita kekurangan energi:

a.lemas, kurus,sakit dan lambat berpikir (3)

b.lemas dan kurus (2)

c.tidak tahu (1)

10.Menu makanan yang baik untuk sarapan adalah:

a.selalu berganti (3)

b.kadang-kadang tidak berganti (2)

c.tidak pernah berganti (1)

1. Apakah kamu setuju kita sarapan setiap pagi

SIKAP

a.Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

2. Apakah kamu setuju sarapan dengan memakan makanan yang bergizi

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

3. Apakah kamu setuju sarapan dapat memberi tenaga dan tidak cepat mengantuk:

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

4. Apakah kamu setuju kalau sarapan membuat kamu lebih mudah menerima

pelajaran:

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)


(1)

Purwanto, H.1999. Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta.

Pudjiadi, S. 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Rahmi, 2008. Jangan Sepelekan Sarapan Pagi untuk Si Kecil.

http:www.halohalo.co.id/berita/berita/40/1/1250/Jangan%20Sepelekan% Sarapan%20Pagi%20Untuk%20%Si%20Kecil.htm, diakses 10 Juni 2008. Santoso, S. dkk.1999. Kesehatan dan Gizi, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Sastroasmoro, S. 1995. Metedologi Penelitian Klinis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Sayoga, S. 1995. Gizi dan Pertumbuhan Remaja. Info Gizi Vol.VI No.2. Jakarta. Sianipar, R.1999. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Indeks Prestasi

pada murid SD Negeri No.060925 Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas. Skripsi.

Sibuea, P. 2002. Perbaikan Gizi Anak Sekolah sebagai Investasi SDM. Sediaotema , A.D. 1991. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Dian Rakyat,

Jakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.

Warsani, D. 1999. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Murid SD Negeri NO. 064992 Kecamatan Amplas Kodya Medan Tahun 1999. Skripsi.

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V.1998. Daftar Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) yang Dianjurkan Bagi Anak Usia Sekolah Di Indonesia. Jakarta.


(2)

vi

vi

KUESIONER PENELITIAN

PERILAKU KONSUMSI SARAPAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

1. Nama Responden :

2. Kelas :

3. Jenis Kelamin :

4. Tempat/Tanggal Lahir : , / /

5. Umur Responden : :

6. Berat Badan : Kg. 7. Tinggi Badan : Cm.

1. Menurut kamu makanan 4 sehat 5 sempurna itu apa: SARAPAN PAGI

PENGETAHUAN

a. Nasi + ikan + sayur + buah + susu (3)

a. Nasi + ikan + sayur + buah (2)

b. Nasi + ikan + sayur (1)

2. Menurut kamu, apa guna kita makan:

a. Untuk memperoleh energi (3)

b. Agar tidak sakit (2)

c. Agar kenyang (1)

3. Menurut kamu, apa yang terjadi jika tubuh kita kekurangan gizi:

a. Lemas, kurus, sakit dan lambat berpikir. (3)

b. Tidak tahu (2)

c. Lemas dan kurus (1)

4. Apa pengertian sarapan pagi:

a.Makanan yang dikonsumsi pada pagi hari di rumah (3) b.Makanan yang dikonsumsi jika lapar pada pagi hari (2) c.Makanan yang dimakan sebelum berangkat ke sekolah (1) 5. Apa manfaat sarapan pagi:

a.Untuk menambah energi dan agar lebih mudah menerima pelajaran (3)

b.Agar sehat dan tidak sakit (2)

c.Tidak lapar di pagi hari (1)

6. Menurut kamu, sebaiknya kapan kamu sarapan pagi:

a.Setelah bangun pagi dan sebelum berang kat ke sekolah (3)

b.Saat di sekolah (2)

c.Setelah pulang dari sekolah


(3)

7. Menurut kamu, apa saja makanan yang cocok dikonsumsi saat sarapan:

a.Menu utama (3)

b.Kue atau roti (2)

c.Minum teh manis (1)

8. Menurut kamu, apa kerugian jika tidak sarapan:

a.Lemas dan cepat mengantuk (3)

b.Sakit (2)

c.Cepat lapar (1)

9. Menurut kamu, apakah yang terjadi bila tubuh kita kekurangan energi:

a. lemas, kurus,sakit dan lambat berpikir (3)

b. lemas dan kurus (2)

c. tidak tahu (1)

10. Menu makanan yang baik untuk sarapan adalah:

a. selalu berganti (3)

b. kadang-kadang tidak berganti (2)

c. tidak pernah berganti (1)

1. Apakah kamu setuju kita sarapan setiap pagi SIKAP

a.Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

2. Apakah kamu setuju sarapan dengan memakan makanan yang bergizi

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

3. Apakah kamu setuju sarapan dapat memberi tenaga dan tidak cepat mengantuk:

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

4. Apakah kamu setuju kalau sarapan membuat kamu lebih mudah menerima pelajaran:

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju


(4)

viii

viii

5. Apakah kamu setuju guna kita sarapan untuk memperoleh zat-zat gizi yang kita perlukan:

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

6. Pada waktu sarapan menu apa yang paling kamu suka:

b. Menu Utama (3)

c. Pangan (Snacks) (2)

d. Minuman (1)

7. Apakah kamu setuju, sarapan pagi mempengaruhi kegiatan belajar:

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

8. Apakah kamu setuju, minum teh manis atau minum susu cukup sebagai sarapan pagi:

a. Setuju (1)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (3)

9. Apakah kamu setuju, sarapan dapat memberi energi sehingga tidak lemas saat di sekolah:

a. Setuju (3)

b.Kurang setuju (2)

c.Tidak setuju (1)

10. Apakah kamu setuju, makanan jajanan lebih baik dikonsumsi pada pagi hari:

a. Setuju (1)

b.Kurang setuju (2)


(5)

d. Ya, selalu dilakukan ( 5-7 x seminggu) (3) TINDAKAN

1. Apakah kamu sarapan setiap hari:

e. Kadang-kadang ( 3-4x seminggu) (2)

f. Tidak pernah dilakukan (1-2x seminggu), alasannya…….. (1) (jika jawabannya tidak lanjut ke pertanyaan no.6)

2. Jika ya, pada saat kapan kamu sarapan:

a. Setiap pagi dan makan bersama anggota keluarga (3)

b. Setiap mau pergi ke sekolah (2)

c. Kalau lapar pagi-pagi (1)

3. Apakah sebelum berangkat ke sekolah kamu selalu sarapan:

d. Ya,selalu dilakukan (3)

e. Kadang-kadang (2)

f. Tidak pernah, alasannya……… (1)

4. Apakah keluarga kamu selalu menyediakan sarapan di rumah:

a. Ya, selalu. (3)

b. Ya, kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah, alasannya………. (1)

5. Jam berapa biasanya kamu sarapan setiap hari:

a. Jam 6-7 pagi (3)

b. Saat istirahat di sekolah c. Setelah pulang sekolah

6.Pada saat tidak sempat sarapan, kamu membawa bekal dan tidak jajan di sekolah:

a. Ya (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah dilakukan (1)

7. Pada saat tidak sempat sarapan, kamu menggantinya dengan jajan di sekolah:

a. Ya (3)

b. Kadang-kadang (2)

c. Tidak pernah (1)

8. Jika ya, makanan jajanan apa yang paling sering kamu beli:

a. Menu utama, seperti indomi, mie bakso, dst. (3)

b. Kue-kue. (2)


(6)

x


Dokumen yang terkait

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

2 88 65

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Advent 2 067777 Di Kota Medan Tahun 2013

3 67 54

Status Gizi dan Indeks Prestasi Anak SD Negeri No. 173441 Menurut Tahun Kelahiran Sebelum dan Saat Serta Sesudah Krisis Moneter di Kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2006

0 32 81

Analisis Hubungan Sarapan Pagi, Konsumsi Pangan dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Negeri Papandayan Bogor

0 10 64

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGANPRESTASI BELAJAR ANAK DI SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA Hubungan Status Gizi Dan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Anak Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

0 11 15

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGANPRESTASI BELAJAR ANAK DI SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA Hubungan Status Gizi Dan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Anak Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA GRENGGENG KECAMATAN Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Di Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar Kebumen.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA GRENGGENG KECAM ATAN Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Di Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar Kebumen.

0 5 16

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI KELURAHAN TRANGSAN Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 0 16

PENDAHULUAN Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 0 5