PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SENI TEATER DI SMK 17 MAGELANG.
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SENI TEATER
DI SMK 17 MAGELANG
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sri Ningsih
NIM 11110244041
PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN
JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SEPTEMBER 2015
Pendidikan Karakter dalam…… (Sri Ningsih)
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SENI TEATER DI SMK 17
MAGELANG
CHARACTER EDUCATION IN THEATRICAL ART AT SMK 17 MAGELANG
Oleh: Sri Ningsih (11110244041), KP FIP UNY, sriningsih614@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter dalam seni
teater di SMK 17 Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran, Guru Kesenian dan
Siswa. Penelitian dilaksanakan di SMK 17 Magelang. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data
dilakukan dengan cara trianggulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan
adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: 1) Proses pendidikan karakter dalam seni teater membutuhkan
waktu yang panjang dan tidak instan. Sehingga proses penanaman nilai-nilai karakter
itu dimulai dari proses latihan sampai dengan pementasan selain itu juga didukung
dari keseharian dalam organisasi seni teater. 2) Nilai karakter yang dapat ditanamkan
dalam seni teater yaitu nilai karakter yang hubungannya dengan Tuhan, nilai karakter
yang hubungannya dengan diri sendiri, nilai karakter yang hubungannya dengan
sesame, nilai karakter yang hubungannya dengan lingkungan, dan nilai karakter yang
hubungannya dengan nilai kebangsaan. 3) Faktor pendukung: sumber daya manusia
atau pelatih yang mumpuni, sarana dan prasarana yang memadai, peran warga
sekolah dan rasa kebersamaan. 4) Faktor penghambat: apabila ada pertunjukan di
luar sekolah, sumber daya manusia atau siswa yang kurang menjiwai dalam
berperan, kurangnya waktu untuk latihan seni teater, dan minat siswa yang kurang
terhadap ekstrakulikuler seni teater.
Kata kunci: pendidikan karakter, seni teater, SMK 17 Magelang.
Abstract
This study aims to describe character education in theatrical art in terms of the facilitating
and inhibiting factors in character education in theatrical art at SMK 17 Magelang. The
study employed the qualitative approach using the descriptive method. The research subjects
were the principal, subject matter teachers, arts teachers, and students. The study was
conducted at SMK 17 Magelang. The data were collected through observations, interviews,
and documentation. The data analysis technique consisted of data reduction, data display,
and conclusion drawing. The data trustworthiness was enhanced through source and
technique triangulations. The results of the study show that character education in theatrical
art at SMK l7 Magelang comprises three aspects as follows. 1) The theatrical art process
includes the practice process and the theatrical art performance. 2) The educational
components in the theatrical art activity include teachers, educational objectives, students,
school members, and educational environment. 3) Characters inculcated through theatrical
art include those related to God, those related to the self, those related to other people, those
related to the environment, and those related to nationalism. The facilitating and inhibiting
factors in character education in theatrical art at SMK 17 Magelang are as follows. 1) The
facilitating factors include competent human resources or trainers, adequate infrastructure
facilities, school members’ roles, and togetherness. 2) The inhibiting factors include the
facts that there are performances outside the school, human resources or students are not
serious enough in their roles, the time to have theatrical art practice is limited, and the
students’ interest in the extracurricular theatrical art is not high enough.
Keywords: character education, theatrical art, SMK 17 Magelang
1
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
yang utuh dan dapat menghadapi
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran
kehidupan di dunia.
Dalam UU RI No. 20 tahun
yang penting dalam membangun suatu
negara
serta
kualitas
dalam
peningkatan
sumberdaya
manusia,
2003
tentang
Nasional
Sistem
Pendidikan
dituliskan
bahwa
sehingga dapat dikatakan pendidikan
“Pendidikan merupakan usaha sadar
merupakan suatu hal yang sangat
dan terencana untuk mewujudkan
kompleks dan mencakup beberapa
suasana
aspek
pembelajaran,
didalamnya
seperti
yang
belajar
dan
agar
proses
peserta
didik
dikemukakan oleh Dwi Siswoyo, dkk
secara aktif mengembangkan potensi
(2007: 140) terkait “empat pokok
dirinya
pendidikan
spiritual
yaitu
isi
pendidikan,
untuk
memiliki
keagamaan,
kekuatan
pengendalian
metode pendidikan, alat pendidikan,
diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
dan lingkungan pendidikan”. Dari
keterampilan yang diperlukan dirinya,
keempat
masyarakat,
pokok
atau
komponen
bangsa
dan
pendidikan tersebut dapat diartikan
Sedangkan
bahwa
dari
Nasional menurut UU RI tahun 2003
beberapa aspek yang berbeda-beda
tentang Sistem Pendidikan Nasional
tetapi
menyatakan
pendidikan
saling
terdiri
berkaitan
dan
makna
negara”.
Nasional
berhubungan satu sama lain.
Suyanto: (2006) mengemukakan
Pendidikan
bahwa
adalah
“Pendidikan
pendidikan
yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-
“makna filosofis pendidikan adalah
Undang
Dasar
proses bagaimana manusia mengenali
Indonesia Tahun 1945, yang berakar
diri dengan segenap potensi yang
pada nilai-nilai agama, kebudayaan
dimilikinya dan memahami apa yang
nasional
tengah dihadapinya dalam realitas
terhadap tuntutan perubahan zaman”.
Indonesia
Dalam
kehidupan yang nyata ini”. Hal ini
Negara
dan
mewujudkan
tanggap
tujuan
dapat dimaknai bahwa setiap manusia
pendidikan
memiliki kelebihan, dari kelebihan
pemerintah melakukan berbagai upaya
yang
khususnya untuk mewujudkan peserta
dimiliki
tersebut
dapat
didik
keahlian yang akan dimiliki manusia,
spiritual
sehingga
tersebut
diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
manusia dapat hidup menjadi manusia
keterampilan yang diperlukan dirinya,
keahlian
memiliki
mudah,
dikembangkan menjadi potensi serta
dari
agar
tidaklah
Republik
keagamaan,
kemampuan
pengendalian
2
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
masyarakat,
Menurut
bangsa
dan
Zubaedi
negara.
(2013:
1-2)
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi
warga
negara
yang
Penguatan
demokratis serta bertanggung jawab”.
pendidikan karakter dalam konteks
Dalam hal tersebut sekolah menjadi
sekarang
untuk
sasaran utama dalam pembentukan
mengatasi krisis moral yang sedang
karakter peserta didik, karena secara
terjadi di Negara kita, krisis moral itu
tidak langsung sekolah memiliki peran
antara
meningkatnya
besar dalam pembentukan karakter
pergaulan seks bebas, maraknya angka
siswa, sebab selama kurang lebih
kekerasan
delapan jam siswa berada di sekolah
mengatakan
bahwa,
sangat
lain
relevan
berupa
anak-anak
dan
remaja,
kejahatan terhadap teman, pencurian
untuk belajar.
remaja, menyontek, dan penyalah
Sebagai
gunaan
obat-obatan,
pornografi,
upaya
untuk
meningkatkan kesesuaian dan mutu
perkosaan, perampasan, dan perusakan
pendidikan
karakter,
kementerian
milik orang lain, selain itu perilaku
pendidikan nasional mengembangkan
remaja juga banyak diwarnai dengan
grand design pendidikan karakter
gemar menyontek, kebiasaan bullying
untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis
di sekolah, dan tawuran.
satuan pendidikan. Diantaranya adalah
pemerintah
Grand Design pendidikan karakter
berupaya keras untuk memperbaiki
yang berbicara tentang Kebijakan
moral peserta didik salah satunya
Nasional
dengan pendidikan karakter seperti
Bangsa
dijelaskan dalam fungsi dan tujuan
Induk
pendidikan nasional menurut UU No.
Kementrian
20
Sistem
Arah serta Tahapan, dan Prioritas
Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3
Pendidikan Karakter Bangsa Tahun
yaitu “Pendidikan Nasional berfungsi
2010-2025 (Pendikar: 2010). Grand
mengembangkan
design menjadi rujukan konseptual
Dalam
tahun
hal
2003
ini
tentang
kemampuan
dan
Pembangunan
2010-2025,
yaitu
Pendidikan
Pendidikan
Desain
Karakter
Nasional,
membentuk watak serta peradaban
dan
bangsa,
untuk
pelaksanaan dan penilaian pada setiap
mengembangkan potensi peserta didik
jalur dan jenjang pendidikan. Jadi
agar menjadi manusia yang beriman
secara
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
langsung
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berpartisipasi
serta
bertujuan
operasional
Karakter
langsung
pengembangan,
maupun
pemerintah
tidak
ikut
dalam
3
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
mengimplementasikan
pendidikan
pelajaran,
biasanya
dalam
mata
pelajaran PKN dan Agama, tetapi
karakter.
Samsuri (2011: 8) menekankan
akhir-akhir ini pendidikan karakter
“pembentukan karakter peserta didik,
juga masuk dalam berbagai mata
tergantung
kepada
aspek
pelajaran sekolah. Selain menjadi
penekanannya,
diantaranya
yang
mata pelajaran dan masuk dalam
umum dikenal ialah pendidikan moral,
kurikulum, pendidikan karakter juga
pendidikan nilai, pendidikan religius,
diimplementasikan melalui berbagai
pendidikan
program kurikuler dan ekstrakurikuler
budi
pekerti,
dan
pendidikan karakter itu sendiri”. Peran
sekolah,
program pendidikan karakter sendiri
keagamaan, olah raga, pramuka dan
ialah
kesenian.
untuk
membangun
dan
seperti
ekstrakurikuler
telah
Sebagaimana yang dilakukan di
mulai tumbuh dengan nilai-nilai yang
SMK 17 Magelang, yang memiliki
ada di masyarakat, dan membantu
cara khusus dalam menanamkan nilai-
anak
nilai karakter yaitu dengan seni teater
melengkapi
nilai-nilai
untuk
yang
merefleksikan,
serta
yang merupakan cabang dari seni
menerapkan pengembangan nilai-nilai
budaya. Sebagaimana pusat kurikulum
yang dimiliki anak tersebut, sehingga
menyatakan
bahwa
nilai-nilai yang telah dibawa dari
kesenian
bertujuan
masyarakat mampu berkembang dan
mengembangkan aktivitas keindahan
dikembangkan
yang mengandung kegiatan ekspresi,
membangun
kepekaan
di
lingkungan
eksplorasi,
pendidikan.
kreasi
“Pendidikan
dan
untuk
apresiasi,
sangat
melalui media visual, suara, gerak,
penting dan sangat berperan dalam
dan bahasa”. Lebih diperjelas oleh
mengembalikan
Astuti, bahwa dalam “suatu kegiatan
Pendidikan
karakter
moral
bangsa,
sehingga sekolah sangat antusias dan
berapresiasi,
menyambut baik adanya implementasi
berekspresi
pendidikan karakter bangsa. Maka dari
pendidikan
itu
berupaya
dikembangkan” (Darmiyati Zuchdi,
pendidikan
2011: 251). Untuk itu sekolah memilih
karakter dengan berbagai strategi,
media seni teater sebagai media yang
diantaranya yaitu dengan memasukkan
efektif dalam menanamkan karakter
pendidikan
bangsa karena didalam seni teater
sekolah
mengimplementasikan
karakter
dalam
mata
berkreasi,
terdapat
karakter
dan
nilai-nilai
yang
dapat
4
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
Dalam proses seni teater tidak
terdapat unsur-unsur yang mendukung
pendidikan
karakter
seperti
pada
lepas dari peran pendidik atau guru
proses pementasan seni teater yang
seni
teater,
menurut
melatih tanggung jawab serta percaya
pemerintah
diri kepada anak didik.
standar nasional pendidikan pasal 28
No
peraturan
19/2005
tentang
Berdasarkan pra-penelitian yang
ayat 3 menyatakan bahwa guru wajib
dilaksanakan di SMK 17 Magelang,
memiliki empat kompetensi, yaitu (1)
diketahui sekolah tersebut secara tidak
kompetensi pedagogik; (2) kompetensi
langsung
profesional;
telah
menerapkan
(3)
kompetensi
seni
kepribadian; (4) kompetensi sosial
budaya khususnya dalam seni teater
(Khanifatul, 2014: 22). Sebagaimana
walaupun secara langsung sekolah
di SMK 17 Magelang, dimana guru
belum menerapkan kebijakan khusus
seni teater disana bukan dari jurusan
tentang pendidikan karakter dalam
seni teater tetapi dari ekonomi, untuk
kesenian.
itu standar kompetensi profesional
pendidikan
karakter
dalam
berbagai
yang dimiliki guru seni teater di SMK
kesenian di SMK 17 Magelang,
17 Magelang belum sesuai. Kemudian
sekolah ini dikenal dengan SMK Plus,
sarana dan prasarana telah mendukung
yaitu sekolah kejuruan yang berbasis
kegiatan seni teater, dan juga peran
akuntansi
dari lingkungan atau warga sekolah
Dengan
adanya
sekaligus
menawarkan
berbagai kesenian didalamnya seperti
yang mendukung jalannya seni teater.
SMK 17 Magelang merupakan
seni tari, seni musik, dan seni teater.
Dengan
berbagai
kesenian
yang
salah
satu
Sekolah
Menengah
dilaksanakan di SMK 17 Magelang
Kejuruan
dengan
diharapkan dapat dijadikan sebagai
akuntansi
dan menegemen, namun
media dalam menanamkan nilai-nilai
memiliki
segudang
karakter terhadap peserta didiknya,
kreatifitas.
untuk
sekedar
itu
SMK
17
Magelang
program
Sekolah
studi
prestasi
tidak
mengolah
dan
hanya
kecerdasan
mewajibkan siswa siswinya untuk
intelegensi semata namun juga di
mengikuti salah satu kesenian atau
imbangi
seni budaya yang diadakan di sekolah
kecerdasan
yaitu seni tari, seni musik, dan seni
mengikut sertakan materi pendidikan
teater.
dan
oleh
pelatihan
pengembangan
emosional.
Perfilman,
Dengan
Teater,
Musik, Tari dan Rupa dalam proses
5
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
pembelajarannya, di sekolah ini telah
kemampuan akademik tetapi juga
menciptakan
menanamkan
individu
siswa
17
menghasilkan
Magelang
banyak
non
akademik yaitu dengan berbagai seni
yang smart, kreatif dan religi.
SMK
kemampuan
telah
siswa yang
berprestasi dalam bidang akuntansi
budaya yang diajarkan, sehingga SMK
17
Magelang
dikenal
dikalangan
masyarakat luas.
Berdasarkan
maupun seni. Selain itu sekolah juga
hasil
mengedepankan aktifitas seni budaya
diketahui
sehingga
pusat
menonjol dan sering dipentaskan di
budaya
di
berbagai acara adalah kesenian teater.
SMK
17
Dari
menjadi
pengembangan
Magelang.
seni
Keunggulan
bahwa
pra-survei
berbagai
kesenian
yang
kesenian
Magelang salah satunya menggali
ditawarkan
bakat siswa secara mandiri yang
sedikit
peminatnya
diterapkan melalui ekstrakurikuler dan
dengan
kesenian
berbagai
sekolah,
sehingga dalam pementasan sering
contohnya ekstrakurikuler teater, yang
berkolaborasi dengan seni musik.
merupakan salah satu keunggulan dari
Selain
sekolah ini dibandingkan
mengkolaborasikan kesenian-kesenian
kegiatan
di
dengan
itu
kesenian
yang
teater
dibandingkan
yang
sekolah
lebih
lainnya,
juga
sering
yang lain dengan harapan mereka
SMK lain.
yang
dapat menyatu dan bekerja sama
dimiliki SMK 17 Magelang yaitu di
dengan siswa lainnya, sehingga dapat
bidang
dikatakan kesenian yang dilaksanakan
Dengan
keunggulan
kesenian,
sekolah
ini
menjadikan seni teater sebagai media
di
dalam menanamkan karakter terhadap
berhubungan dan bekerja sama antara
peserta didiknya, sehingga SMK 17
satu kesenian dengan kesenian yang
Magelang
lainnya.
dapat
mempertahankan
SMK
17
Magelang
saling
Salah satu upaya yang dilakukan
prestasinya di bidang kesenian, tetapi
17
Magelang
dalam
karakter bangsa sesuai dengan visi dan
menanamkan
pendidikan
karakter,
misi
berbagai
yaitu dengan mengedepankan visi misi
prestasi di bidang kesenian SMK 17
sekolah dan mengikuti perkembangan
Magelang memiliki julukan sekolah
zaman. Diantaranya yaitu dengan
dengan seribu jendela, yaitu sekolah
mengimplementasikan
yang
seni budaya khususnya seni teater
tetap
mengedepankan
sekolah.
tidak
moral
Dengan
hanya
atau
menanamkan
SMK
pendidikan
6
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
sebagai wahana terbentuknya karakter
Penelitian ini dilaksanakan di SMK 17
bangsa. Seni budaya yang ada di
Magelang, yang beralamat di jalan Elo
sekolah khususnya seni teater harus
Jetis No 17 A, Kedung Sari, Magelang
diintegrasikan dalam mata pelajaran
Utara, Kota Magelang.
dan muatan lokal sehingga pendidikan
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek
karakter dalam seni teater dapat
dalam penelitian
ini
dilaksanakan sesuai dengan harapan
adalah 1) Kepala sekolah, 2) Guru seni
sekolah.
teater, 3) Guru mata pelajaran dan 4)
Pelaksanaan
pendidikan
karakter dalam seni teater tidak lepas
Siswa.
dari berbagai kesulitan dan hambatan
penelitian ini adalah seni teater yang
diantaranya: masih kurangnya antusias
diselenggarakan
siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler
Magelang.
seni teater, belum ada kebijakan
Data,
sekolah
Pengumpulan Data
terkait
pendidikan
karakter
implementasi
dalam
Sedangkan
objek
di
Instrumen,
dalam
SMK
dan
17
Teknik
Teknik pengumpulan data yang
seni
budaya khususnya seni teater, peran
digunakan
berupa
warga sekolah yang masih kurang
observasi
dan
dalam kegiatan seni teater.
Instrument yang digunakan peneliti
Berdasarkan
paparan
berbentuk
wawancara,
dokumentasi.
pedoman
observasi,
permasalahan di atas, maka perlu
pedoman wawancara dan pedoman
dilaksanakan
dokumentasi.
penelitian
tentang
“Pendidikan Karakter dalam Seni
Teknik Analisis Data
Teater di SMK 17 Magelang” yaitu
Keabsahan data di uji menggunakan
untuk mengetahui proses, komponen
trianggulasi
pendidikan dan nilai-nilai karakter
Analisis dilakukan dengan reduksi
dalam
data,
seni
teater
di
SMK
17
sumber
penyajian
dan
teknik.
data
dan
Magelang.
kesimpulan/verifikasi. Peneliti melihat
METODE PENELITIAN
bagaimana proses penanaman nilai
Jenis Penelitian
karakter
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret sampai bulan Mei 2015.
melalui
seni
teater
dan
melihat apa saja faktor pendorong
serta penghambatnya.
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
dan
7
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
1. Pendidikan Karakter dalam Seni
Dalam proses penanaman
karakter tidak lepas komponen-
Teater di SMK 17 Magelang
Pendidikan karakter dalam
komponen pendidikan yaitu:
seni teater membutuhkan proses
1) Pendidik atau guru
yang panjang dan tidak instan,
2) Tujuan
yaitu mulai dari poses seni teater.
3) Siswa
Dalam poses seni teater tidak lepas
4) Lingkungan
dari komponen pendidikan yang
5) Sarana Prasaana
akan menghasilkan nilai karakter
c. Nilai-nilai
Karakter
yang
dalam seni teater.
ditanamkan dalam Seni Teater di
a. Proses Seni Teater di SMK 17
SMK 17 Magelang.
1) Nilai
Magelang
Pendidikan karakter dalam
karakter
dalam
hubungannya dengan Tuhan
Dalam pendidikan seni
Seni Teater tidak lepas dari
proses seni teater yaitu mulai
teater
dari latihan hingga pementasan
keTuhanan yang ditanamkan
seni teater. Pada proses latihan
diantaranya yaitu rasa syukur
seni teater, siswa diharuskan
menguasai
tiga
unsur
dasar
dalam seni teater yaitu: olah
banyak
2) Nilai
nilai
karakter
hubungannya
dalam
dengan
diri
kegiatan
seni
sendiri
Dalam
rasa, olah vokal, dan olah tubuh.
Selain dari unsur latihan seni
teater di SMK 17 Magelang
teater,
banyak mengandung nilai-
siswa
memperhatikan
juga
harus
unsur
dari
nlai
karakter
yang
pementasan seni teater. Unsur-
hubungannya
unsur dalam pementasan seni
sendiri
teater meliputi: naskah, pemeran
kedisiplinan,
kejujuran,
atau pemain, tata artistik atau
manajemen,
sportivitas,
penataan,
kebebasan
properti,
sutradara,
penonton, dan managemen.
b. Komponen Pendidikan dalam
dengan
seperti
diri
nilai
berpendapat,
mandiri, kreatif, cerdas atau
pandai
dalam
menguasai
Kegiatan Seni Teater di SMK 17
dirinya,
tanggung
Magelang
visioner
atau
jawab,
pandangan
kedepan, percaya diri, dan
8
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
mampu menguasai dirinya
menciptakan
sehingga anak bisa memilih
lingkungan.
mana yang baik dan mana
yang
kurang
baik
dalam
karakter
dalam
hubungannya dengan Nilai
Selain
dalam
hubungannya dengan sesama.
Dalam
karakter
kebangsaan.
kehidupannya.
3) Nilai
5) Nilai
keindahan
kegiatan
seni
dari
nilai-nilai
karakter di atas, seni teater di
SMK
17
Magelang
juga
teater di SMK 17 Magelang
membentuk nilai karakter yang
telah banyak menanamkan
hubungannya
dengan
nilai
nilai-nilai
kebangsaan
yaitu
nilai
peduli
kepada
kehidupan
diantaranya
yaitu
nilai
karakter yang hubungannya
dengan sesama seperti bisa
berkomunikasi
dan
nasionalisme,
sesama, dan cinta tanah air.
2. Faktor
Pendukung
Penghambat
dan
Pendidikan
berinteraksi di masyarakat,
Karakter dalam Seni Teater di
bekerja sama, gotong royong,
SMK 17 Magelang
sopan atau santun, Toleransi,
a. Faktor pendukung pendidikan
kebersamaan,
demokratis,
kemudian saling menghargai
karakter dalam seni teater di
SMK 17 Magelang
Faktor
dan menghormati.
4) Nilai
karakter
dalam
hubungannya
dengan
eksternal
pendukung
yang
pelaksanaan seni teater meliputi:
1) Lembaga
lingkungan
Nilai
karakter
yang
hubungannya
dengan
lingkungan
seperti
mendukung
dinas
pemerintah
pendidikan
atau
kota
Magelang;
2) Orang tua siswa;
membangun sensitivitas atau
3) Masyarakat;
kepedulian
sosial
4) Hubungan dengan pihak lain;
lingkungan,
Sedangkan faktor internal
maupun
menyukai
lingkungan,
baik
di
atau
mencintai
yang
kemudian
karakter dalam seni teater di
membina, membentuk dan
SMK
mendukung
17
meliputi:
pendidikan
Magelang
yaitu
9
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
1) Sumber daya manusia;
konsisten dalam melakukan seni
2) Sarana dan Prasarana;
teater.
3) Dukungan
dari
warga
KESIMPULAN dan SARAN
Pendidikan Karakter dalam Seni
sekolah;
Teater
4) Rasa kebersamaan;
di
SMK
17
Magelang
b. Faktor penghambat pendidikan
merupakan suatu proses yang panjang
karakter dalam seni teater di
sehingga dalam menanamkan nilai-
SMK 17 Magelang
nilai karakter membutuhkan proses
1) pada waktu pementasan di
dari seni teater sendiri, sehingga seni
luar sekolah atau luar kota;
teater yang dilaksanakan di SMK 17
2) SDM atau para pemain yang
Magelang akan menghasilkan nilai-
kurang menjiwai seni teater;
3) Kurangnya
waktu
dalam
nilai
karakter
bangsa.
Pendidikan
Karakter dalam seni teater di SMK 17
Magelang, meliputi proses latihan dan
latihan;
4) Minat siswa yang kurang
pementasan seni teater. Keberhasilan
untuk mengikuti seni teater.
dalam penanaman nilai-nilai karakter
Selain
pendukung
dari
dan
faktor
penghambat
tidak lepas dari peran komponen
pendidikan
atau
aspek
dalam
dalam seni teater SMK 17
pendidikan yaitu pendidik atau guru
Magelang juga mempunyai cara
seni teater, kemudian tujuan dari seni
khusus untuk melestarikan seni
teater,
teater agar tidak punah dan
kemudian
selalu dikembangkan di SMK 17
sekolah, dan yang terakhir yaitu
Magelang,
yaitu
sarana dan prasarana. Dari proses seni
siswa
teater tersebut akan menghasilkan
mengikuti
nilai karakter yang ditanamkan dalam
ekstrakurikuler kesenian salah
seni teater di SMK 17 Magelang yaitu
satunya yaitu seni teater. Selain
nilai karakter dalam hubungannya
itu juga memasukkan kedalam
dengan Tuhan, nilai karakter dalam
kurikulum agar semua siswa
hubungannya dengan diri sendiri,
mempelajari seni teater dan
Nilai karakter
dapat
Dan
dengan sesama, nilai karakter yang
yang terakhir adalah intens atau
hubungannya dengan lingkungan, dan
berkesinambungan
nilai karakter dalam hubungannya
dengan
diantaranya
mewajibkan
siswinya
melestarikannya.
dan
siswa
atau
peserta
lingkungan
yang
atau
didik,
warga
hubungannya
10
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
dengan nilai kebangsaan. Dari proses
pendidikan karakter dalam seni teater
DAFTAR PUSTAKA
terdapat faktor pendukung dan juga
faktor penghambat. Faktor pendukung
pendidikan karakter dalam seni teater
Darmiyati Zuchdi. (2011). Pendidikan
Karakter, dalam Perspektif
Teori dan Praktik. Yogyakarta:
UNY Press.
di SMK 17 Magelang yaitu faktor
internal dari pelaksaan seni teater
yaitu sumber daya manusia, sarana
dan prasarana, peran warga sekolah
dan rasa kebersamaan. Kemudian
faktor eksternal dari pelaksanaan seni
teater
yaitu
lembaga
pemerintah,
orang tua siswa dan masyarakat.
Faktor
penghambat
pendidikan
Dwi Siswoyo, Dkk. (2007). Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.
Khanifatul. (2014). Pembelajaran
Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Pendikar. (2015). Diakses dari
http://pendikar.dikti.go.id. Pada
tanggal 24 Februari 2015, Jam
11.00 WIB.
karakter dalam seni teater di SMK 17
Magelang yaitu: pada waktu ada
pementasan teater di luar sekolah atau
luar
kota,
kemudian
SDM
yang
kurang menjiwai, kurangnya waktu
dan minat siswa.
Suyanto.
(2006).
Dinamika
Pendidikan Nasional. Jakarta :
PSAP Muhammadiyah
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
11
DI SMK 17 MAGELANG
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sri Ningsih
NIM 11110244041
PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN
JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SEPTEMBER 2015
Pendidikan Karakter dalam…… (Sri Ningsih)
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SENI TEATER DI SMK 17
MAGELANG
CHARACTER EDUCATION IN THEATRICAL ART AT SMK 17 MAGELANG
Oleh: Sri Ningsih (11110244041), KP FIP UNY, sriningsih614@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter dalam seni
teater di SMK 17 Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran, Guru Kesenian dan
Siswa. Penelitian dilaksanakan di SMK 17 Magelang. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data
dilakukan dengan cara trianggulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan
adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: 1) Proses pendidikan karakter dalam seni teater membutuhkan
waktu yang panjang dan tidak instan. Sehingga proses penanaman nilai-nilai karakter
itu dimulai dari proses latihan sampai dengan pementasan selain itu juga didukung
dari keseharian dalam organisasi seni teater. 2) Nilai karakter yang dapat ditanamkan
dalam seni teater yaitu nilai karakter yang hubungannya dengan Tuhan, nilai karakter
yang hubungannya dengan diri sendiri, nilai karakter yang hubungannya dengan
sesame, nilai karakter yang hubungannya dengan lingkungan, dan nilai karakter yang
hubungannya dengan nilai kebangsaan. 3) Faktor pendukung: sumber daya manusia
atau pelatih yang mumpuni, sarana dan prasarana yang memadai, peran warga
sekolah dan rasa kebersamaan. 4) Faktor penghambat: apabila ada pertunjukan di
luar sekolah, sumber daya manusia atau siswa yang kurang menjiwai dalam
berperan, kurangnya waktu untuk latihan seni teater, dan minat siswa yang kurang
terhadap ekstrakulikuler seni teater.
Kata kunci: pendidikan karakter, seni teater, SMK 17 Magelang.
Abstract
This study aims to describe character education in theatrical art in terms of the facilitating
and inhibiting factors in character education in theatrical art at SMK 17 Magelang. The
study employed the qualitative approach using the descriptive method. The research subjects
were the principal, subject matter teachers, arts teachers, and students. The study was
conducted at SMK 17 Magelang. The data were collected through observations, interviews,
and documentation. The data analysis technique consisted of data reduction, data display,
and conclusion drawing. The data trustworthiness was enhanced through source and
technique triangulations. The results of the study show that character education in theatrical
art at SMK l7 Magelang comprises three aspects as follows. 1) The theatrical art process
includes the practice process and the theatrical art performance. 2) The educational
components in the theatrical art activity include teachers, educational objectives, students,
school members, and educational environment. 3) Characters inculcated through theatrical
art include those related to God, those related to the self, those related to other people, those
related to the environment, and those related to nationalism. The facilitating and inhibiting
factors in character education in theatrical art at SMK 17 Magelang are as follows. 1) The
facilitating factors include competent human resources or trainers, adequate infrastructure
facilities, school members’ roles, and togetherness. 2) The inhibiting factors include the
facts that there are performances outside the school, human resources or students are not
serious enough in their roles, the time to have theatrical art practice is limited, and the
students’ interest in the extracurricular theatrical art is not high enough.
Keywords: character education, theatrical art, SMK 17 Magelang
1
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
yang utuh dan dapat menghadapi
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran
kehidupan di dunia.
Dalam UU RI No. 20 tahun
yang penting dalam membangun suatu
negara
serta
kualitas
dalam
peningkatan
sumberdaya
manusia,
2003
tentang
Nasional
Sistem
Pendidikan
dituliskan
bahwa
sehingga dapat dikatakan pendidikan
“Pendidikan merupakan usaha sadar
merupakan suatu hal yang sangat
dan terencana untuk mewujudkan
kompleks dan mencakup beberapa
suasana
aspek
pembelajaran,
didalamnya
seperti
yang
belajar
dan
agar
proses
peserta
didik
dikemukakan oleh Dwi Siswoyo, dkk
secara aktif mengembangkan potensi
(2007: 140) terkait “empat pokok
dirinya
pendidikan
spiritual
yaitu
isi
pendidikan,
untuk
memiliki
keagamaan,
kekuatan
pengendalian
metode pendidikan, alat pendidikan,
diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
dan lingkungan pendidikan”. Dari
keterampilan yang diperlukan dirinya,
keempat
masyarakat,
pokok
atau
komponen
bangsa
dan
pendidikan tersebut dapat diartikan
Sedangkan
bahwa
dari
Nasional menurut UU RI tahun 2003
beberapa aspek yang berbeda-beda
tentang Sistem Pendidikan Nasional
tetapi
menyatakan
pendidikan
saling
terdiri
berkaitan
dan
makna
negara”.
Nasional
berhubungan satu sama lain.
Suyanto: (2006) mengemukakan
Pendidikan
bahwa
adalah
“Pendidikan
pendidikan
yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-
“makna filosofis pendidikan adalah
Undang
Dasar
proses bagaimana manusia mengenali
Indonesia Tahun 1945, yang berakar
diri dengan segenap potensi yang
pada nilai-nilai agama, kebudayaan
dimilikinya dan memahami apa yang
nasional
tengah dihadapinya dalam realitas
terhadap tuntutan perubahan zaman”.
Indonesia
Dalam
kehidupan yang nyata ini”. Hal ini
Negara
dan
mewujudkan
tanggap
tujuan
dapat dimaknai bahwa setiap manusia
pendidikan
memiliki kelebihan, dari kelebihan
pemerintah melakukan berbagai upaya
yang
khususnya untuk mewujudkan peserta
dimiliki
tersebut
dapat
didik
keahlian yang akan dimiliki manusia,
spiritual
sehingga
tersebut
diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
manusia dapat hidup menjadi manusia
keterampilan yang diperlukan dirinya,
keahlian
memiliki
mudah,
dikembangkan menjadi potensi serta
dari
agar
tidaklah
Republik
keagamaan,
kemampuan
pengendalian
2
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
masyarakat,
Menurut
bangsa
dan
Zubaedi
negara.
(2013:
1-2)
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi
warga
negara
yang
Penguatan
demokratis serta bertanggung jawab”.
pendidikan karakter dalam konteks
Dalam hal tersebut sekolah menjadi
sekarang
untuk
sasaran utama dalam pembentukan
mengatasi krisis moral yang sedang
karakter peserta didik, karena secara
terjadi di Negara kita, krisis moral itu
tidak langsung sekolah memiliki peran
antara
meningkatnya
besar dalam pembentukan karakter
pergaulan seks bebas, maraknya angka
siswa, sebab selama kurang lebih
kekerasan
delapan jam siswa berada di sekolah
mengatakan
bahwa,
sangat
lain
relevan
berupa
anak-anak
dan
remaja,
kejahatan terhadap teman, pencurian
untuk belajar.
remaja, menyontek, dan penyalah
Sebagai
gunaan
obat-obatan,
pornografi,
upaya
untuk
meningkatkan kesesuaian dan mutu
perkosaan, perampasan, dan perusakan
pendidikan
karakter,
kementerian
milik orang lain, selain itu perilaku
pendidikan nasional mengembangkan
remaja juga banyak diwarnai dengan
grand design pendidikan karakter
gemar menyontek, kebiasaan bullying
untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis
di sekolah, dan tawuran.
satuan pendidikan. Diantaranya adalah
pemerintah
Grand Design pendidikan karakter
berupaya keras untuk memperbaiki
yang berbicara tentang Kebijakan
moral peserta didik salah satunya
Nasional
dengan pendidikan karakter seperti
Bangsa
dijelaskan dalam fungsi dan tujuan
Induk
pendidikan nasional menurut UU No.
Kementrian
20
Sistem
Arah serta Tahapan, dan Prioritas
Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3
Pendidikan Karakter Bangsa Tahun
yaitu “Pendidikan Nasional berfungsi
2010-2025 (Pendikar: 2010). Grand
mengembangkan
design menjadi rujukan konseptual
Dalam
tahun
hal
2003
ini
tentang
kemampuan
dan
Pembangunan
2010-2025,
yaitu
Pendidikan
Pendidikan
Desain
Karakter
Nasional,
membentuk watak serta peradaban
dan
bangsa,
untuk
pelaksanaan dan penilaian pada setiap
mengembangkan potensi peserta didik
jalur dan jenjang pendidikan. Jadi
agar menjadi manusia yang beriman
secara
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
langsung
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berpartisipasi
serta
bertujuan
operasional
Karakter
langsung
pengembangan,
maupun
pemerintah
tidak
ikut
dalam
3
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
mengimplementasikan
pendidikan
pelajaran,
biasanya
dalam
mata
pelajaran PKN dan Agama, tetapi
karakter.
Samsuri (2011: 8) menekankan
akhir-akhir ini pendidikan karakter
“pembentukan karakter peserta didik,
juga masuk dalam berbagai mata
tergantung
kepada
aspek
pelajaran sekolah. Selain menjadi
penekanannya,
diantaranya
yang
mata pelajaran dan masuk dalam
umum dikenal ialah pendidikan moral,
kurikulum, pendidikan karakter juga
pendidikan nilai, pendidikan religius,
diimplementasikan melalui berbagai
pendidikan
program kurikuler dan ekstrakurikuler
budi
pekerti,
dan
pendidikan karakter itu sendiri”. Peran
sekolah,
program pendidikan karakter sendiri
keagamaan, olah raga, pramuka dan
ialah
kesenian.
untuk
membangun
dan
seperti
ekstrakurikuler
telah
Sebagaimana yang dilakukan di
mulai tumbuh dengan nilai-nilai yang
SMK 17 Magelang, yang memiliki
ada di masyarakat, dan membantu
cara khusus dalam menanamkan nilai-
anak
nilai karakter yaitu dengan seni teater
melengkapi
nilai-nilai
untuk
yang
merefleksikan,
serta
yang merupakan cabang dari seni
menerapkan pengembangan nilai-nilai
budaya. Sebagaimana pusat kurikulum
yang dimiliki anak tersebut, sehingga
menyatakan
bahwa
nilai-nilai yang telah dibawa dari
kesenian
bertujuan
masyarakat mampu berkembang dan
mengembangkan aktivitas keindahan
dikembangkan
yang mengandung kegiatan ekspresi,
membangun
kepekaan
di
lingkungan
eksplorasi,
pendidikan.
kreasi
“Pendidikan
dan
untuk
apresiasi,
sangat
melalui media visual, suara, gerak,
penting dan sangat berperan dalam
dan bahasa”. Lebih diperjelas oleh
mengembalikan
Astuti, bahwa dalam “suatu kegiatan
Pendidikan
karakter
moral
bangsa,
sehingga sekolah sangat antusias dan
berapresiasi,
menyambut baik adanya implementasi
berekspresi
pendidikan karakter bangsa. Maka dari
pendidikan
itu
berupaya
dikembangkan” (Darmiyati Zuchdi,
pendidikan
2011: 251). Untuk itu sekolah memilih
karakter dengan berbagai strategi,
media seni teater sebagai media yang
diantaranya yaitu dengan memasukkan
efektif dalam menanamkan karakter
pendidikan
bangsa karena didalam seni teater
sekolah
mengimplementasikan
karakter
dalam
mata
berkreasi,
terdapat
karakter
dan
nilai-nilai
yang
dapat
4
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
Dalam proses seni teater tidak
terdapat unsur-unsur yang mendukung
pendidikan
karakter
seperti
pada
lepas dari peran pendidik atau guru
proses pementasan seni teater yang
seni
teater,
menurut
melatih tanggung jawab serta percaya
pemerintah
diri kepada anak didik.
standar nasional pendidikan pasal 28
No
peraturan
19/2005
tentang
Berdasarkan pra-penelitian yang
ayat 3 menyatakan bahwa guru wajib
dilaksanakan di SMK 17 Magelang,
memiliki empat kompetensi, yaitu (1)
diketahui sekolah tersebut secara tidak
kompetensi pedagogik; (2) kompetensi
langsung
profesional;
telah
menerapkan
(3)
kompetensi
seni
kepribadian; (4) kompetensi sosial
budaya khususnya dalam seni teater
(Khanifatul, 2014: 22). Sebagaimana
walaupun secara langsung sekolah
di SMK 17 Magelang, dimana guru
belum menerapkan kebijakan khusus
seni teater disana bukan dari jurusan
tentang pendidikan karakter dalam
seni teater tetapi dari ekonomi, untuk
kesenian.
itu standar kompetensi profesional
pendidikan
karakter
dalam
berbagai
yang dimiliki guru seni teater di SMK
kesenian di SMK 17 Magelang,
17 Magelang belum sesuai. Kemudian
sekolah ini dikenal dengan SMK Plus,
sarana dan prasarana telah mendukung
yaitu sekolah kejuruan yang berbasis
kegiatan seni teater, dan juga peran
akuntansi
dari lingkungan atau warga sekolah
Dengan
adanya
sekaligus
menawarkan
berbagai kesenian didalamnya seperti
yang mendukung jalannya seni teater.
SMK 17 Magelang merupakan
seni tari, seni musik, dan seni teater.
Dengan
berbagai
kesenian
yang
salah
satu
Sekolah
Menengah
dilaksanakan di SMK 17 Magelang
Kejuruan
dengan
diharapkan dapat dijadikan sebagai
akuntansi
dan menegemen, namun
media dalam menanamkan nilai-nilai
memiliki
segudang
karakter terhadap peserta didiknya,
kreatifitas.
untuk
sekedar
itu
SMK
17
Magelang
program
Sekolah
studi
prestasi
tidak
mengolah
dan
hanya
kecerdasan
mewajibkan siswa siswinya untuk
intelegensi semata namun juga di
mengikuti salah satu kesenian atau
imbangi
seni budaya yang diadakan di sekolah
kecerdasan
yaitu seni tari, seni musik, dan seni
mengikut sertakan materi pendidikan
teater.
dan
oleh
pelatihan
pengembangan
emosional.
Perfilman,
Dengan
Teater,
Musik, Tari dan Rupa dalam proses
5
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
pembelajarannya, di sekolah ini telah
kemampuan akademik tetapi juga
menciptakan
menanamkan
individu
siswa
17
menghasilkan
Magelang
banyak
non
akademik yaitu dengan berbagai seni
yang smart, kreatif dan religi.
SMK
kemampuan
telah
siswa yang
berprestasi dalam bidang akuntansi
budaya yang diajarkan, sehingga SMK
17
Magelang
dikenal
dikalangan
masyarakat luas.
Berdasarkan
maupun seni. Selain itu sekolah juga
hasil
mengedepankan aktifitas seni budaya
diketahui
sehingga
pusat
menonjol dan sering dipentaskan di
budaya
di
berbagai acara adalah kesenian teater.
SMK
17
Dari
menjadi
pengembangan
Magelang.
seni
Keunggulan
bahwa
pra-survei
berbagai
kesenian
yang
kesenian
Magelang salah satunya menggali
ditawarkan
bakat siswa secara mandiri yang
sedikit
peminatnya
diterapkan melalui ekstrakurikuler dan
dengan
kesenian
berbagai
sekolah,
sehingga dalam pementasan sering
contohnya ekstrakurikuler teater, yang
berkolaborasi dengan seni musik.
merupakan salah satu keunggulan dari
Selain
sekolah ini dibandingkan
mengkolaborasikan kesenian-kesenian
kegiatan
di
dengan
itu
kesenian
yang
teater
dibandingkan
yang
sekolah
lebih
lainnya,
juga
sering
yang lain dengan harapan mereka
SMK lain.
yang
dapat menyatu dan bekerja sama
dimiliki SMK 17 Magelang yaitu di
dengan siswa lainnya, sehingga dapat
bidang
dikatakan kesenian yang dilaksanakan
Dengan
keunggulan
kesenian,
sekolah
ini
menjadikan seni teater sebagai media
di
dalam menanamkan karakter terhadap
berhubungan dan bekerja sama antara
peserta didiknya, sehingga SMK 17
satu kesenian dengan kesenian yang
Magelang
lainnya.
dapat
mempertahankan
SMK
17
Magelang
saling
Salah satu upaya yang dilakukan
prestasinya di bidang kesenian, tetapi
17
Magelang
dalam
karakter bangsa sesuai dengan visi dan
menanamkan
pendidikan
karakter,
misi
berbagai
yaitu dengan mengedepankan visi misi
prestasi di bidang kesenian SMK 17
sekolah dan mengikuti perkembangan
Magelang memiliki julukan sekolah
zaman. Diantaranya yaitu dengan
dengan seribu jendela, yaitu sekolah
mengimplementasikan
yang
seni budaya khususnya seni teater
tetap
mengedepankan
sekolah.
tidak
moral
Dengan
hanya
atau
menanamkan
SMK
pendidikan
6
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
sebagai wahana terbentuknya karakter
Penelitian ini dilaksanakan di SMK 17
bangsa. Seni budaya yang ada di
Magelang, yang beralamat di jalan Elo
sekolah khususnya seni teater harus
Jetis No 17 A, Kedung Sari, Magelang
diintegrasikan dalam mata pelajaran
Utara, Kota Magelang.
dan muatan lokal sehingga pendidikan
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek
karakter dalam seni teater dapat
dalam penelitian
ini
dilaksanakan sesuai dengan harapan
adalah 1) Kepala sekolah, 2) Guru seni
sekolah.
teater, 3) Guru mata pelajaran dan 4)
Pelaksanaan
pendidikan
karakter dalam seni teater tidak lepas
Siswa.
dari berbagai kesulitan dan hambatan
penelitian ini adalah seni teater yang
diantaranya: masih kurangnya antusias
diselenggarakan
siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler
Magelang.
seni teater, belum ada kebijakan
Data,
sekolah
Pengumpulan Data
terkait
pendidikan
karakter
implementasi
dalam
Sedangkan
objek
di
Instrumen,
dalam
SMK
dan
17
Teknik
Teknik pengumpulan data yang
seni
budaya khususnya seni teater, peran
digunakan
berupa
warga sekolah yang masih kurang
observasi
dan
dalam kegiatan seni teater.
Instrument yang digunakan peneliti
Berdasarkan
paparan
berbentuk
wawancara,
dokumentasi.
pedoman
observasi,
permasalahan di atas, maka perlu
pedoman wawancara dan pedoman
dilaksanakan
dokumentasi.
penelitian
tentang
“Pendidikan Karakter dalam Seni
Teknik Analisis Data
Teater di SMK 17 Magelang” yaitu
Keabsahan data di uji menggunakan
untuk mengetahui proses, komponen
trianggulasi
pendidikan dan nilai-nilai karakter
Analisis dilakukan dengan reduksi
dalam
data,
seni
teater
di
SMK
17
sumber
penyajian
dan
teknik.
data
dan
Magelang.
kesimpulan/verifikasi. Peneliti melihat
METODE PENELITIAN
bagaimana proses penanaman nilai
Jenis Penelitian
karakter
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret sampai bulan Mei 2015.
melalui
seni
teater
dan
melihat apa saja faktor pendorong
serta penghambatnya.
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
dan
7
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
1. Pendidikan Karakter dalam Seni
Dalam proses penanaman
karakter tidak lepas komponen-
Teater di SMK 17 Magelang
Pendidikan karakter dalam
komponen pendidikan yaitu:
seni teater membutuhkan proses
1) Pendidik atau guru
yang panjang dan tidak instan,
2) Tujuan
yaitu mulai dari poses seni teater.
3) Siswa
Dalam poses seni teater tidak lepas
4) Lingkungan
dari komponen pendidikan yang
5) Sarana Prasaana
akan menghasilkan nilai karakter
c. Nilai-nilai
Karakter
yang
dalam seni teater.
ditanamkan dalam Seni Teater di
a. Proses Seni Teater di SMK 17
SMK 17 Magelang.
1) Nilai
Magelang
Pendidikan karakter dalam
karakter
dalam
hubungannya dengan Tuhan
Dalam pendidikan seni
Seni Teater tidak lepas dari
proses seni teater yaitu mulai
teater
dari latihan hingga pementasan
keTuhanan yang ditanamkan
seni teater. Pada proses latihan
diantaranya yaitu rasa syukur
seni teater, siswa diharuskan
menguasai
tiga
unsur
dasar
dalam seni teater yaitu: olah
banyak
2) Nilai
nilai
karakter
hubungannya
dalam
dengan
diri
kegiatan
seni
sendiri
Dalam
rasa, olah vokal, dan olah tubuh.
Selain dari unsur latihan seni
teater di SMK 17 Magelang
teater,
banyak mengandung nilai-
siswa
memperhatikan
juga
harus
unsur
dari
nlai
karakter
yang
pementasan seni teater. Unsur-
hubungannya
unsur dalam pementasan seni
sendiri
teater meliputi: naskah, pemeran
kedisiplinan,
kejujuran,
atau pemain, tata artistik atau
manajemen,
sportivitas,
penataan,
kebebasan
properti,
sutradara,
penonton, dan managemen.
b. Komponen Pendidikan dalam
dengan
seperti
diri
nilai
berpendapat,
mandiri, kreatif, cerdas atau
pandai
dalam
menguasai
Kegiatan Seni Teater di SMK 17
dirinya,
tanggung
Magelang
visioner
atau
jawab,
pandangan
kedepan, percaya diri, dan
8
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
mampu menguasai dirinya
menciptakan
sehingga anak bisa memilih
lingkungan.
mana yang baik dan mana
yang
kurang
baik
dalam
karakter
dalam
hubungannya dengan Nilai
Selain
dalam
hubungannya dengan sesama.
Dalam
karakter
kebangsaan.
kehidupannya.
3) Nilai
5) Nilai
keindahan
kegiatan
seni
dari
nilai-nilai
karakter di atas, seni teater di
SMK
17
Magelang
juga
teater di SMK 17 Magelang
membentuk nilai karakter yang
telah banyak menanamkan
hubungannya
dengan
nilai
nilai-nilai
kebangsaan
yaitu
nilai
peduli
kepada
kehidupan
diantaranya
yaitu
nilai
karakter yang hubungannya
dengan sesama seperti bisa
berkomunikasi
dan
nasionalisme,
sesama, dan cinta tanah air.
2. Faktor
Pendukung
Penghambat
dan
Pendidikan
berinteraksi di masyarakat,
Karakter dalam Seni Teater di
bekerja sama, gotong royong,
SMK 17 Magelang
sopan atau santun, Toleransi,
a. Faktor pendukung pendidikan
kebersamaan,
demokratis,
kemudian saling menghargai
karakter dalam seni teater di
SMK 17 Magelang
Faktor
dan menghormati.
4) Nilai
karakter
dalam
hubungannya
dengan
eksternal
pendukung
yang
pelaksanaan seni teater meliputi:
1) Lembaga
lingkungan
Nilai
karakter
yang
hubungannya
dengan
lingkungan
seperti
mendukung
dinas
pemerintah
pendidikan
atau
kota
Magelang;
2) Orang tua siswa;
membangun sensitivitas atau
3) Masyarakat;
kepedulian
sosial
4) Hubungan dengan pihak lain;
lingkungan,
Sedangkan faktor internal
maupun
menyukai
lingkungan,
baik
di
atau
mencintai
yang
kemudian
karakter dalam seni teater di
membina, membentuk dan
SMK
mendukung
17
meliputi:
pendidikan
Magelang
yaitu
9
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
1) Sumber daya manusia;
konsisten dalam melakukan seni
2) Sarana dan Prasarana;
teater.
3) Dukungan
dari
warga
KESIMPULAN dan SARAN
Pendidikan Karakter dalam Seni
sekolah;
Teater
4) Rasa kebersamaan;
di
SMK
17
Magelang
b. Faktor penghambat pendidikan
merupakan suatu proses yang panjang
karakter dalam seni teater di
sehingga dalam menanamkan nilai-
SMK 17 Magelang
nilai karakter membutuhkan proses
1) pada waktu pementasan di
dari seni teater sendiri, sehingga seni
luar sekolah atau luar kota;
teater yang dilaksanakan di SMK 17
2) SDM atau para pemain yang
Magelang akan menghasilkan nilai-
kurang menjiwai seni teater;
3) Kurangnya
waktu
dalam
nilai
karakter
bangsa.
Pendidikan
Karakter dalam seni teater di SMK 17
Magelang, meliputi proses latihan dan
latihan;
4) Minat siswa yang kurang
pementasan seni teater. Keberhasilan
untuk mengikuti seni teater.
dalam penanaman nilai-nilai karakter
Selain
pendukung
dari
dan
faktor
penghambat
tidak lepas dari peran komponen
pendidikan
atau
aspek
dalam
dalam seni teater SMK 17
pendidikan yaitu pendidik atau guru
Magelang juga mempunyai cara
seni teater, kemudian tujuan dari seni
khusus untuk melestarikan seni
teater,
teater agar tidak punah dan
kemudian
selalu dikembangkan di SMK 17
sekolah, dan yang terakhir yaitu
Magelang,
yaitu
sarana dan prasarana. Dari proses seni
siswa
teater tersebut akan menghasilkan
mengikuti
nilai karakter yang ditanamkan dalam
ekstrakurikuler kesenian salah
seni teater di SMK 17 Magelang yaitu
satunya yaitu seni teater. Selain
nilai karakter dalam hubungannya
itu juga memasukkan kedalam
dengan Tuhan, nilai karakter dalam
kurikulum agar semua siswa
hubungannya dengan diri sendiri,
mempelajari seni teater dan
Nilai karakter
dapat
Dan
dengan sesama, nilai karakter yang
yang terakhir adalah intens atau
hubungannya dengan lingkungan, dan
berkesinambungan
nilai karakter dalam hubungannya
dengan
diantaranya
mewajibkan
siswinya
melestarikannya.
dan
siswa
atau
peserta
lingkungan
yang
atau
didik,
warga
hubungannya
10
Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2015
dengan nilai kebangsaan. Dari proses
pendidikan karakter dalam seni teater
DAFTAR PUSTAKA
terdapat faktor pendukung dan juga
faktor penghambat. Faktor pendukung
pendidikan karakter dalam seni teater
Darmiyati Zuchdi. (2011). Pendidikan
Karakter, dalam Perspektif
Teori dan Praktik. Yogyakarta:
UNY Press.
di SMK 17 Magelang yaitu faktor
internal dari pelaksaan seni teater
yaitu sumber daya manusia, sarana
dan prasarana, peran warga sekolah
dan rasa kebersamaan. Kemudian
faktor eksternal dari pelaksanaan seni
teater
yaitu
lembaga
pemerintah,
orang tua siswa dan masyarakat.
Faktor
penghambat
pendidikan
Dwi Siswoyo, Dkk. (2007). Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.
Khanifatul. (2014). Pembelajaran
Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Pendikar. (2015). Diakses dari
http://pendikar.dikti.go.id. Pada
tanggal 24 Februari 2015, Jam
11.00 WIB.
karakter dalam seni teater di SMK 17
Magelang yaitu: pada waktu ada
pementasan teater di luar sekolah atau
luar
kota,
kemudian
SDM
yang
kurang menjiwai, kurangnya waktu
dan minat siswa.
Suyanto.
(2006).
Dinamika
Pendidikan Nasional. Jakarta :
PSAP Muhammadiyah
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
11