PERDA NO 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI PACITAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN
NOMORj 14
TAHUN 2011
TENTANG
PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PACITAN,
Menlm bang

: a. bahwa pedagang kaki lim a sebagai salah satu bentuk kegiatan
ekonom i yang m erupakan perwujudan hak m asyarakat dalam
berusaha untuk m em enuhi kebutuhan hidupnya;
b. bahwa agar keberadaan pedagang kaki lim a m am pu m enunjang
pertum buhan perekonom ian daerah dengan tetap m ewujudkan serta
m em elihara lingkungan yang bersih, indah, tertib, am an dan nyam an,
perlu m elakukan pengaturan dan pem berdayaan;
c. bahwa berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu m enetapkan Peraturan Daerah tentang
Pengaturan dan Pem berdayaan Pedagang Kaki Lim a;


Mengingat

:

1 . Undang-undang
Nom or 12 Tahun 1950 tentang Pem bentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkup Propinsi Jawa Tl m ur;
2 . Undang-undang Nom or 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nom or 7 7 6 ,
tam bahan Lem baran Negara Nom or 3209);
3 . Undang-undang Nom or 32 tahun 2004 tentang Pem erintah Daerah
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or
125,Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4437)
sebagaim ana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undangundang Nom or 12 tahun 2008 (Lem baran Negara Rl Tahun 2008
Nom or 59, Tam bahan Lem baran Negara Rl Nom or 4 8 4 4 );
. 4 . Undang-undang Nom or 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
Menengah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom or
93, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4 8 6 6 );
5. Undang-undang Nom or 12 Tahun 2 0 1 1 tentang Pem bentukan

Peraturan Perundang-Undangan
(Lem baran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2011 Nom or 8 2 );
6 . Peraturan Pem erintah Nom or 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nom or 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
sebagaim ana telah diubah dengan Peraturan Pem erintah Nom or 58
Tahun 2010 (Lem baran Negara Tahun 2010 Nom or 9 0 , Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 5145);
7. Peraturan Pem erintah Nom or 38 Tahun 2007 tentang Pem baglan
Urusan Pem erintahan antara Pem erintah, Pem erintahan Daerah
Provinsi, dan Pem erintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lem baran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 8 2 );

8 . Peraturan Menleri Dalam Negeri Nom or 15 Tahun 2006 tentang Jenis
dan Bentuk Produk Hukum Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nom or 16 Tahun 2006 tentang
Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nom or 17 Tahun 2006 tentang

Lem baran Daerah dan Berlta Daerah;
1 1 . Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pacitan Nom or 7
Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pem erintah Kabupaten Pacitan;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nom or 18 Tahun 2007 tentang
Urusan Pem erintahan Kabupaten Pacitan (Lem baran Daerah
Kabupaten Pacitan Nom or 25 Tahun 2 0 0 7 );
13. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nom or 19 Tahun 2007 tentang
Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakllan
Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan (Lem baran Daerah Kabupaten
Pacitan Nom or 26 Tahun 2 0 0 7 );
14. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nom or 20 Tahun 2007 tentang
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan sebagaim ana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nom or 3 Tahun
2011 (Lem baran Daerah Kabupaten Pacitan Nom or 3 Tahun 2011);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nom or 21 Tahun 2007 tentang
Organisasi Lem baga Teknis Daerah Kabupaten Pacitan sebagaim ana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nom or 4
Tahun 2011 (Lem baran Daerah Kabupaten Pacitan Nom or 4 Tahun
2 0 1 1 );

Dengan Perset ujuan Bersam a
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PACITAN
dan
BUPATI PACITAN
MEMUTUSKAN:
Menet apk an

: PERATURAN
DAERAH
TENTANG
PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA.

PENGATURAN

DAN

BAB Ij
j
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dim aksud dengan:
1 . Daerah adalah Kabupaten Pacitan.
2. Pem erintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara Pem erintahan Daerah Kabupaten Pacitan.
3. Kepala Daerah adalah Bupati Pacitan.
'
4 . Badan adalah sekum pulan orang dan/ atau m odal yang m erupakan
kesatuan, baik yang m elakukan usaha m aupun yang tidak m elakukan
usaha yang m eliputi perseroan terbatas. perseroan kom anditer,
perseroan lainnya, badan usaha m ilik negara ^(BUMN), atau badan
usaha milik daerah (BUMD) dengan nam a dan dalam bentuk apa pun,
firm a, kongsi, koperasi, dana penslun, persekutuan. perkum pulan,
yayasan, organisasi m assa, organisasi sosial politik, atau organisasi
lainnya, lem baga dan bentuk badan lainnya term asuk kontrak investasi
koiektif dan bentuk usaha tetap.
5. Pedagang Kaki Lim a, yang selanjutnya disebut PKL adalah orang yang
m enjalankan kegiatan usaha dagang dan/ atau jasa dalam jangka
waktu tertentu dengan m em pergunakan sarana atau perlengkapan
usaha yang m udah dipindahkan dan/ atau dibongkar pasang baik yang
m enem pati lahan fasilitas um um atau tem pat-tem pat lain.


6 . Lahan Fasilitas Um um adalah lahan yang dipergunakan untuk fasilitas
um um sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
7. Fasilitas Um um adalah lahan, bangunan dan peralatan atau
perlengkapan yang dipergunakan oleh m asyarakat um um .
8 . Izin usaha PKL, yang selanjutnya disebut izin adalah surat izin yang
dikeluarkan oleh Kepala Daerah sebagai tanda bukti pendaftaran
usaha PKL di daerah.
9 . Lokasi PKL adalah tem pat untuk m enjalankan usaha PKL yang
ditetapkan oleh Pem erintah Daerah yang berada di lahan fasilitas
um um atau tem pat-tem pat lain, kecuali daerah lingkungan pasar dan
term inal.
10. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
m enurut cara yang diatur dalam peraturan perUndang-undangan yang
berlaku untuk m encari serta m engum pulkan bukti yang dengan bukti Itu
m em buat terang tentang tindakan pidana yang terjadr dan guna
m enem ukan tersangkanya.
1 1 . Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil
tertentu dalam lingkungan pem erintah daerah yang diberi wewenang
khusus oleh Undang-undang untuk m elakukan penyidikan terhadap

pelanggaran Peraturan Daerah yang m em uat ketentuan pidana.

BAB II
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Pasal 2
Ruang lingkup peraturan daerah In! adalah pengaturan, pem berdayaan,
pengawasan dan penertiban PKL di luar lingkungan pasar dan term inal.
Pasal 3
Tujuan dlbentuknya peraturan daerah ini adalah dalam rangka
perlindungan hukum kepada PKL, pem berdayaan PKL, m enjaga
ketertiban um um , kebersihan dan keindahan lingkungan.

BAB III
PENGATURAN
Bagian Kesat u
Penet apan Lok asi Dan Wak t u Kegiat an Usaha
Pasal 4
(1) Kepala Daerah berwenang untuk m enetapkan, m em indahkan dan
m enutup lokasi PKL.
(2) Penetapan, pem indahan, dan penutupan lokasi PKL sebagaim ana

dim aksud pada ayat (1) m em perhatikan kepentingan sosial, ekonom i,
kebersihan, keindahan, ketertiban dan keam anan lingkungan di
sekltarnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut m engenai penetapan, pem indahan dan
penutupan lokasi PKL ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah.
Pasal 5
Kegiatan usaha PKL dapat dilaksanakan pada pagi, slang, sore, m alam
hari dan/ atau pagi sam pai m alam hari atau m usim an.

Bagian Kedua
Izin Usaha Pedagang Kak i Lim a
Pasal 6
(1) Setiap orang yang m elakukan usaha PKL wajib m em iliki izin
penggunaan tem pat dari Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Untuk m em peroleh izin sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
pem ohon m engajukan perm ohonan secara tertulis kepada Kepala
Daerah atau pejabat yang ditunjuk.
(3 ) Tat a cara, persyaratan pengajuan, perm ohonan, dan m asa berlaku
izin diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah.
Pasal 7

(1) lzin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 berlaku paling lam a 1
(satu) tahun dan dapat diperpanjang.
(2) Izin dapat dicabut sebelum berakhirnya jangk a waktu sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) apabila pem erintah daerah m em punyai
kebljakan lain atas lokasi PKL
Bagian Ket iga
Hak , Kewajiban, dan Larangan Pedagang Kak i Lim a
Pasal 8
PKL m em punyai hak sebagai berik ut :
a. m elakukan kegiatan usaha di lokasi PKL yang diizinkan sesuai
ketentuan yang berlaku;
b. tersedianya lokasi kegiatan usaha; dan
c. m endapatkan perlindungan hukum terhadap pem anfaatan lokasi yang
telah diizinkan.
Pasal 9
PKL m em punyai kewajiban sebagai berik ut :
a. m em elihara kebersihan, keindahan, k etertiban, keam anan, kesehatan
lingkungan tem pat usaha dan fungsi fasilitas um um dengan
m enyediakan tem pat sam pah;
b. m engalur penem patan barang dagangan dengan rapi dan Udak

m em bahayakan keselam atan um um serta tidak m elebihl batas tem pat
usaha yang m enjadi haknya;
c. m em asang tanda bukti izin pada sarana/ perlengkapan PKL;
d. m em atuhi sem ua ketentuan yang ditetapkan dalam Izin PKL;
e. m encegah kem ungkinan tlm bulnya bahaya kebakaran dengan
m enyediakan alat pem adam kebakaran;
f. m em bayar sem ua jenis retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan;
g. m em bongkar atau m em indahkan sarana prasarana kegiatan usaha
setelah berakhirnya waktu kegiatan usaha; dan
h. m engosongkan tem pat usaha apabila pem erintah daerah m em punyai
kebljakan lain atas lokasi PKL tanpa m em inta ganti kerugian.

Pasal 10
Dalam m elakukan usahanya, PKL dilarang :
a. m elakukan kegiatan usaha di luar lokasi dan waktu yang ditentukan
dalam Izin;
b. m endirlkan bangunan perm anen atau sem i perm anen di lokasi PKL;
0 . m em pergunakan tem pat usaha sebagai tem pat tinggal;
d. m enggunakan lahan m elebihi yang ditentukan dalam izin;

e. m eninggalkan sarana atau perlengkapan PKL dan peralatan lainnya di
lokasi PKL diluar waktu kegiatan usaha yang telah ditentukan;
f.

m elakukan kegiatan usaha yang m enlm bulkan perm asalahan
kebersihan, keindahan, kesehatan, ketertiban, keam anan dan
kenyam anan serta pencem aran lingkungan;

g. m elakukan kegiatan usaha dengan m erusak dan/ atau m engubah
bentuk trotoar, fasilitas um um dan/ atau bangunan lain di sekitarnya;
h. m elakukan kegiatan usaha diatas trotoar;
1.

m enjuai barang dagangan yang dilarang untuk diperjualbelikan; dan

j.

m em indah tangankan izin kepada pihak lain dalam bentuk apapun.
BAB IV
PEMBERDAYAAN
Pasal 11

(1) Pem berdayaan PKLdilak uk an oleh Kepala Daerah.
(2) Pem berdayaan PKL sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat
berupa:
a. bim blngan dan penyuluhan m anajem en usaha;
b. fasilitas! pengem bangan usaha m elalui kem itraan dengan pelaku
ekonom i yang lain;
c. blm bingan untuk m em peroleh dan m enlngkatkan perm odalan;
d. peningkatan kualltas sarana/ perlengkapan PKL; dan
6 . blm bingan peningkatan kualitas barang yang diperdagangkan.
Pasal 12
Pem berdayaan sebagaim ana dim aksud dalam pasal 11 dilaksanakan
oleh pejabat yang ditunjuk dengan m em perhatikan pertim bangan dari
instansi terkait, aspirasi m asyarakat sekitar lokasi usaha PKL, dan
aspirasi dari pihak lain.
BABV
PENGAWASAN DAN PENERTIBAN
Pasal 13
(1) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk dapat m elakukan
pengawasan dan penertiban atas barang-barang dagangan PKL.
(2) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk berwenang m elaksanakan
penertiban, tindakan tegas secara berkelanjutan terhadap pelanggaran
Peraturan Daerah ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk wajib m em buat Prosedur
Tetap yang transparan tentang kegiatan penertiban PKL dan wajib
disosialisasikan kepada PKL atau kepada pengurus organisasi PKL
dan lem baga / badan terkait.
(4) Ketentuan pengawasan dan penertiban sebagaim ana dim aksud pada
pasal ini ditetapkan lebih lanjut oleh Peraturan Kepala Daerah.

BAB VI
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 14

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1 ), Pasal 9,dan
Pasal 10 dikenakan sanksi adm inistrasi berupa :
a. teguran lisan dan/ atau tertulis;
b. pencabutan izin; dan/ atau
c. pem bongkaran sarana usaha PKL.

BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 15
(1) Setiap orang yang tidak m elaksanakan ketentuan sanksi adm inistrasi
sebagaim ana dim aksud dalam pasal 14 diancam pidana kurungan
paling lam a 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00
(lim a juta rupiah).
(2) Perbuatan sebagaim ana dim aksud ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB VIII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 16
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pem erintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk m elakukan
penyidikan tindak pidana, sebagaim ana dim aksud dalam Undangundang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah pejabat
pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah yang
diangkat oleh pejabat yang benwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah:
a. m enerim a, m encari, m engum pulkan, dan m eneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau
laporan tersebut m enjadi lebih lengkap dan jelas;
b. m eneliti, m encari. dan m engum pulkan keterangan m engenai orang
pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana;

(3) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk wajib m em buat Prosedur
Tetap yang transparan tentang kegiatan penertiban PKL dan wajib
disosialisasikan kepada PKL atau kepada pengurus organisasi PKL
dan lem baga / badan terkait.
(4) Ketentuan pengawasan dan penertiban sebagaim ana dim aksud pada
pasal ini ditetapkan lebih lanjut oleh Peraturan Kepala Daerah.

BAB VI
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 14

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1), Pasal 9,dan
Pasal 10 dikenakan sanksi adm inistrasi berupa :
a. teguran lisan dan/ atau tertulis;
b. pencabutan izin; dan/ atau
c. pem bongkaran sarana usaha PKL.

BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 15
(1) Setiap orang yang tidak m elaksanakan ketentuan sanksi adm inistrasi
sebagaim ana dim aksud dalam pasal 14 diancam pidana kurungan
. paling lam a 3 (tlga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00
(lim a juta rupiah).
(2) Perbuatan sebagaim ana dim aksud ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB VIII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 16
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dl lingkungan Pem erintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk m elakukan
penyidikan tindak pidana, sebagaim ana dim aksud dalam Undangundang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah pejabat
pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah:
a. m enerim a, m encari, m engum pulkan, dan m eneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau
laporan tersebut m enjadi lebih lengkap dan jelas;
b. m eneliti, m encari, dan m engum pulkan keterangan m engenai orang
pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana;
c. m em inta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
Badan sehubungan dengan tindak pidana;

c. m em inta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
Badan sehubungan dengan tindak pidana;
d. m em eriksa buk u, catatan, dan dokum en lain berkenaan dengan
tindak pidana;
e. m elakukan penggeledahan untuk m endapatkan bahan bukti
pem bukuan, pencatatan, dan dokum en lain, serta m elakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f.

m em inta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana;

g. m enyuruh berhenti dan/ atau m elarang seseorang m eninggalkan
ruangan atau tem pat pada saat pem eriksaan sedang berlangsung
dan m em eriksa Identitas orang, benda, dan/ atau dokum en yang
dibawa;
h. m em otret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana;
I.

m em anggll orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;

j.

m enghentlkan penyidikan; dan/ atau

k. m elakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perUndangundangan.
(4) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m em beritahukan
dim ulainya penyidikan dan m enyam paikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Um um m elalui Penyidik pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Hukum Acara Pidana.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut
oleh Peraturan Kepala Daerah.
Pasal 18
Peraturan Daerah ini m ulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penem patannya dalam Lem baran Daerah
Kabupaten Pacitan.

Ditetapkan di
Pada Tanggal

Pacitan
- ^Q - 2011

BUPATI PACITAN

INDARTATO

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN
NOMOR i / | TAHUN 2011
TENTANG
PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
UMUM
Sebagai upaya untuk m ewujudkan kesejahteraan m asyarakat berdasarkan prinsip
dem okrasi ek onom i, m asyarakat Kabupaten Pacitan harus diikutsertakan dan berperan
aktif dalam kegiatan ek onom i. Nam un dem ikian disadari bahwa kem am puan Pem erintah
Daerah dalam m enyediakan fasilitas tem pat usaha disektor form al sangat terbatas, disisi
lain m asyarakat berharap m endapatkan peiuang usaha yang disediakan oleh
Pem erintah Daerah, sehlngga terjadi ketidak seim bangan antara perm intaan dengan
fasilitas yang tersedia, oleh karena itu perlu diclptakan ikilm usaha. yang
dapat
m endcrong suatu kegiatan usaha term asuk didalam nya yang dilaksanakan oleh
pedagang kaki lim a serta untuk m encegah persaingan yang tidak sehat, m ake perlu
disusun Peraturan Daerah tentang Pengaturan dan Pem berdayaan Pedagang Kaki
Lim a.
Pengaturan dan Pem berdayaan Pedagang Kaki Lim a dalam Peraturan Daerah Ini
m em punyai peranan yang sangat penting, salah satu sisi m erupakan perlindungan dan
pengakuan terhadap keberadaan pedagang kaki lim a di Kabupaten Pacitan, sedangkan
disisi lainnya peraturan daerah ini m erupakan dasar hukum yang kuat bagi Pem erintah
Daerah Kabupaten Pacitan untuk m elakukan fasilitasi, pem binaan, pengaturan,
penertiban dan pem berdayaan terhadap pedagang kaki lim a.
Selain hal tersebut di atas, tujuan pengaturan dan pem berdayaan pedagang kaki lim a
juga untuk m ewujudkan sistim perkotaan Kabupaten Pacitan yang seim bang, am an,
tertib, lancar, indah, bersih dan sehat, oleh karena itu disam ping pedagang kaki lim a
diberi kesem patan untuk dikem bangkan, faktor keseim bangan terhadap kebutuhan bag!
kegiatan lainnya juga harus tetap terjaga.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1

cukup jelas

Pasal 2

cukup jelas

Pasal 3

cukup jelas

Pasal 4

cukup jelas

Pasal 5

cukup jelas

Pasal 6

cukup jelas

Pasal 7

cukup jelas

Pasal 8

Lokasi kegiatan usaha PKL yang dim aksud pada huruf b adalah
yang telah disediakan dan ditentukan oleh Kepala Daerah

Pasal 9

Ketentuan pada pasal ini dim aksudkan untuk tetap m enjaga
keam anan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesehatan dan

Pasal 10

:

Pasal 11

kenyam anan lingkungan.
Bangungan Perm anen yang dim aksud adalah bangunan yang
konstruksi utam anya terdiri dari pasangan batu, batu bata, beton,
baja dan um ur bangunan dinyatakan lebih dari atau sam a dengan
15 (lim a belas) tahun, Ijin tem pat usaha PKL yang dim aksud jik a
akan dipindah tangankan, pem egang ijin wajib m elaporkan kepada
Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.
Bangunan Sem i Perm anen adalah bangunan yang konstruksi
utam anya
dinyatakan
perm anen
dan
um ur
bangunannya
dinyatakan antara 5 (lim a) tahun sam pai dengan 15 (lim a belas)
tahun
cukup jelas

Pasal 12

:

cukup jelas

Pasal 13

:

cukup jelas

Pasal 14

:

cukup jelas

Pasal 15

:

cukup jelas

Pasal 16

:

cukup jelas

Pasal 17

:

cukup jelas

Pasal 18

:

cukup jelas