Demam untuk anah yang sakit
Pengertian Demam
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37.5 derajat celsius. Infeksi ringan hingga parah bisa menyebabkan demam. Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri atau parasit. Selain itu, demam juga bisa terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di bawah sinar matahari atau karena penyakit seperti hipertiroidisme dan artritis.
Demam dianggap sangat tinggi dan berpotensi berbahaya jika suhu tubuh mencapai 39° celcius atau lebih. Suhu tubuh yang sangat tinggi menandakan terjadinya infeksi yang serius di dalam tubuh.
Demam sering kali akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Tapi untuk mengobati demam yang lebih parah, beberapa obat-obatan penurun panas bisa dibeli secara bebas di apotek. Baca aturan pakai dan ikuti dosis yang dianjurkan.
Gejala yang menyertai demam tergantung kepada penyebab demam itu sendiri. Berikut ini adalah contoh gejala yang bisa menyertai demam:
Sakit kepala Berkeringat dingin Menggigil
(2)
Sakit tenggorokan Sakit pada telinga
Diare dan muntah-muntah Sakit otot
Kehilangan selera makan Merasa kelelahan
Pemeriksaan suhu tubuh yang paling tepat adalah menggunakan termometer. Jangan
mengandalkan rabaan tangan untuk memastikan demam atau tidak. Demam belum tentu menjadi kondisi yang serius, tapi ada beberapa situasi yang memerlukan bantuan medis secepatnya. Berikut ini adalah gejala-gejala lain yang perlu diwaspadai:
Sakit kepala yang parah
Muntah-muntah secara terus-menerus
Mata menjadi sensitif terhadap cahaya terang Ruam yang muncul dan menyebar dengan cepat Leher terasa kaku dan sakit saat menunduk Sesak napas dan sakit di dada
Kejang-kejang
Sakit saat buang air kecil
(3)
Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, makin jarang buang air kecil, detak jantung yang lebih cepat, dan tingkat kesadaran yang menurun.
Segera hubungi dokter atau ke rumah sakit jika Anda mengalami gejala-gejala di atas. Selain itu, jika demam Anda di atas 39.3° celcius atau jika telah berlangsung selama lebih dari tiga hari, periksakan diri Anda ke dokter. Demam yang Anda alami bisa karena penyakit atau infeksi yang lebih serius.
(4)
LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM (Febris) 27 November 2013 | riezkhyamalia
A. DEFINISI
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
(5)
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. 5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
B. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan
pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.
(6)
C. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point(Julia, 2000).Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini
akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).
D. MANIFESTASI KLINIS
tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C) 2. Kulit kemerahan
(7)
4. Peningkatan frekuensi pernapasan 5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat
(Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000). F. PENATALAKSANAAN
1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu. a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
(8)
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh. 2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol. Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis
(9)
besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang
dibandingkan aspirin.Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.
G. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayan otak
H. PENGKAJIAN FOKUS 1. Pengkajian
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
(10)
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi 3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
b. Sistem persyarafan : kesadaran c. Sistem pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler e. Sistem gastrointestinal f. Sistem integumen g. Sistem perkemihan 3. Pada fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan e. Pola tidur dan istirahat f. Pola kognitif dan perseptual g. Pola toleransi dan koping stress h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran 4. Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium
b. foto rontgent c. USG
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi
2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak adekuat dan diaporesis 3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan (anoreksia).
(11)
4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit (Carpenito, 2000 & Doengoes, 2000)
A. Intervensi
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi Tujuan :
Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 º ). Kriteria hasil:
a. Suhu dalam batas normal b. Bebas dari kedinginan c. Tidak mengalami komplikasi Intervensi :
a. Pantau suhu pasien (derajad dan pola),perhatian menggigil/ diaforesis
b. Berikan kompres air hangat untuk merangsang penurunan panas atau demam c. Kolaborasi memberikan antipiretik
2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak adekuat dan diaporesis (Doenges, 2000).
Tujuan :
Defisit volume cairan dapat diatasi. Kriteria hasil :
Mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Intervensi :
a. kaji masukan dan haluaran cairan, b. kaji tanda- tanda vital pasien,
c. ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan yang adekuat (sedikitnya 2000 ml / hari, kecualiterdapat kontra indikasi penyakit jantung atau ginjal),
d. kaji tanda dan gejala dini defisit volume cairan (mukosa bibir kering, penurunan berat badan). e. Timbang berat badan setiap hari.
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (Carpenito, 1999).
(12)
Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria hasil :
Berat badan normal, nafsu makan ada / bertambah. Intervensi :
a. timbang berat badan pasien setiap hari
b. jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak, c. ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering,
d. pertahankam kebersihan mulut dengan baik, e. sajikan makanan dalam bentuk yang menarik
4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit Tujuan :
cemas hilang Kriteria hasil :
a. klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh b. klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan
c. klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit Intervensi :
a. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi b. Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi
c. Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal d. Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit
DAFTAR PPUSTAKA
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta
Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada Anak.PERKANI : Surabaya
Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta
Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
(13)
Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda juall Carpenito, Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8), Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika Aesculapius. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta
demam
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Demam pada ibu hamil” dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan serta menambahkan wawasan tentang demam pada ibu hamil. Dimulai dari pengertian, sebab-sebab terjadinya demam, akibat yang terjadi. Penulisan makalh ini berdasarkan pada data sekunder dari beberapa iformasi baik dari buku maupun internet yang membahas tentang demam pada ibu hamil.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita lebih dalam mengenai demam pada ibu hamil.
(14)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...1
DAFTAR ISI...2
BAB I PENDAHULUAN...3
1.1. LATAR BELAKANG...3
2.1. TUJUAN...3
BAB II PEMBAHASAN...4
2.1. PENGERTIAN...4
2.2. SEBAB-SEBAB TERJADINYA DEMAM...5
2.3. AKIBAT YANG TERJADI KARENA DEMAM...7
BAB III PENUTUP...9
3.1 KESIMPULAN...9
3.2 SARAN...9
(15)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Demam pada masa kehamilan seringkali diabaikan oleh para ibu, keluarga bahkan masyarakat. Tanpa disadari, demam merupakan tanda bahwa sistem imun dari tubuh kita sedang menurun.
Ada beberapa contoh penyakit penyerta yang diduga menjadi penyebab demam. Penyakit-penyakit tersebut antara lain : influenza, infeksi saluran kemih, dan ISPA.
Jika seseorang terkena demam, biasanya dianggap hal yang biasa dan sering diabaikan. Namun pada seorang ibu hamil, demam merupakan hal yang harus diwaspadai karena dari beberapa studi yang dilakukan, ada yang mengatakan bahwa dengan meningkatnya temperatur tubuh (demam) pada awal kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Salah satu contoh gangguan pada janin yang bisa disebabkan demam salah satunya adalah NTD.Neural Tube Defect (NTD)terjadi pada saat tulang belakang janin tidak menutup. Dua penyakit itu sering kita sebut dengan spina bifida dan anensefali.
2.1 TUJUAN 2.1.1 Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui bahaya demam yang terjadi pada ibu hamil.
2.1.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan dari makalah ini, adalah agar pembaa dapat mengetahui secara jelas mengenai penyakit penyerta beserta penyebabnya, yang menyertai.adanya.demam.
(16)
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN
Demam merupakan tanda peradangan/inflamasi sistemik yang merupakan respon normal tubuh terhadap berbagai pirogen (agen penyebab demam), baik dari luar tubuh (eksogen) seperti bakteri, virus, maupun dari dalam tubuh (endogen). Pirogen endogen terdiri dari zat-zat inflamasi yang keluar dalam darah sebagai respon tubuh terhadap pirogen eksogen
Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37 yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Demam juga bisa merupakan pertanda bahwa sel antibodi manusia ( sel darah putih ) sedang melawan suatu virus atau bakteri. (WIKIPEDIA.com)
Dalam kehamilan, demam merupakan penyakit yang harus diwaspadai karena demam pada kehamilan juga menandakan sedang terjadinya penurunan sistem imun dari sang ibu dan hal ini dapat menyebabkan virus, bakteri, dan mikroorganisme penyebab penyakit dapat masuk kedalam tubuh ibu. Dalam beberapa studi kasus, demam juga dapat menyebabkan kelainan pada janin salah satu contohnya yakni Neural Tube Defect (NTD).
2.2 SEBAB-SEBAB TERJADINYA DEMAM
Berikut Beberapa Contoh Penyebab-Penyebab Demam Saat Hamil antara lain :
Penyebab demam pada saat kehamilan yang paling umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah infeksi virus dan bakteri. Meski keduanya sama-sama berbahaya, namun infeksi virus memiliki tingkat kecacatan dan kematian janin yang lebih tinggi. Namun infeksi akibat bakteri maupun parasit tidak boleh diabaikan. Seperti pada kasus infeksi TORCH, yang terdiri dari entitas parasit dan virus Toxoplasma dan lainnya (Parvovirus, Varicella, Morbili, dsb), Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes, akan menyebabkan kelainan otak, jantung, pendengaran, penglihatan, dan kelainan struktur tubuh.
1. Infeksi Saluran Kemih
Sedikitnya 10% dari Ibu hamil terkena penyakit infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi ini terjadi karena adanya bakteri masuk dan berkembang biak.
Infeksi saluran kencing dan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan bakteri dapat pula menyebar naik ke kandungan secara langsung maupun lewat sirkulasi darah.
Bakteri-bakteri tersering penyebab infeksi saluran kencing antara lain, E.coli, P.mirabilis, Streptococcus grup B, spesies Enterobacter dan Klebsiella, Staphylococcus saprophyticus. Adapun Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Gardnerella vaginalis merupakan bakteri
(17)
penyebab tersering timbulnya IMS pada ibu hamil.Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kelahiran prematur atau bahkan keguguran. Penyebab demam yang jarang terduga, Human Immunodeficiency Virus (HIV) juga mendapatkan perhatian khusus dewasa ini karena jumlah kasusnya yang semakin banyak.
ISK sebenarnya tak berbahaya jika segera ditangani oleh dokter.
Namun, jika dibiarkan, dikhawatirkan dapat mengakibatkan kelahiran prematur, berat bayi rendah, atau keracunan darah.
2. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Virus ISPA menyerang dari saluran pernapasan atas, dan gejalanya mirip flu. Seperti hidung tersumbat dan beringus, sakit tenggorokan, batuk dan sesak napas. Menurut dokter, ini tak serius.
Namun, jika berlangsung lebih dari dua minggu, dikhawatirkan Ibu terinfeksi lebih serius seperti bronchitis. Segera temui dokter agar ditangani lebih lanjut.
Melihat begitu banyaknya penyebab dan dampak dari demam pada kehamilan maka penyebab dari demam harus dicari hingga tuntas sehingga dapat ditatalaksana dengan baik. Hindari penyebab-penyebab tersebut dengan selalu menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan, serta selalu menyediakan obat penurun demam, yaitu golongan parasetamol agar komplikasi yang bisa diakibatkan oleh demam tersebut dapat dihindari.
2.3 AKIBAT YANG DAPAT TERJADI KARENA DEMAM
Demam pada saat kehamilan sebetulnya sama seperti demam pada keadaan biasa. Namun demam yang terjadi pada masa kehamilan bisa menjadi masalah serius karena dapat menyebabkan kelainan bawaan, kelahiran prematur, hingga kematian ibu dan janin. Karena itu, calon ibu harus mengerti jenis demam yang dialaminya supaya bisa melakukan penanganan yang tepat.
Demam pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pada janin yang sedang dikandungnya. Salah satu contohnya adalah Neural Tube Defect (NTD)
Neural tube defect terjadi pada saat tulang belakang janin tidak menutup. Dua penyakit yang sering kita sebut dengan spina bifida dan anensefali.
Pembukaan dari kolum tulang belakang kita sebut dengan spina bifida. Kebanyakan bayi dengan spina bifida dapat tumbuh hingga dewasa. Apabila tidak menutupnya tulang tengkorak kita sebut dengan anensefali. Dan sering meninggal ketika setelah lahir.
Beberapa studi juga menemukan adanya sedikit kemungkinan terjadinya kelainan jantung, kelainan dinding perut atau kelainan rongga mulut.
Neural tube defect dapat dideteksi melalui USG dan pemeriksaan alfa fetoprotein (AFP) sekitar 15 – 20 minggu. Jika terjadi peningkatan AFP pada darah ibu, maka meningkatkan resiko
(18)
untuk terjadinya hal tersebut dan sebaiknya dilakukan tes lain untuk menegakkan diagnosa seperti amniosintesis atau USG yang lebih spesifik. Skrining menggunakan AFP dengan kombinasi USG yang spesifik sering dilakukan pada 18 – 20 minggu karena dapat mendeteksi kelainan.neural.tube.pada.janin.
(19)
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN
Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37 yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Demam juga bisa merupakan pertanda bahwa sel antibodi manusia ( sel darah putih ) sedang melawan suatu virus atau bakteri. (WIKIPEDIA.com) .
Demam jua dapat memahayakan ibu dan calon bayi yang ada didalam kandungannya. Oleh karena itu, sebaiknya wanita hamil sering untuk memeriksakan kehamilannya ke dokter untuk mengetahui apakah kehamilannya tersebut sehat. Apabila terjadi demam, harus segera mengkonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
3.2SARAN
1. Untuk para tenaga medis agar lebih memperthatikan kondisi ibu terutama saat ibu demam. 2. Untuk ibu hamil agar lebihrutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke rumah sakit atau ke
(20)
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, Hanifa.2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta Pusat
2. http://konsultasi-spesialis-obsgin.blogspot.com/2009/12/demam-saat-hamil.html#ixzz3WgxakCWf
Metode 1 dari 2: Mendiagnosis Demam 1.
(21)
1
Ukur suhu badan Anda menggunakan termometer jika Anda
memilikinya. Jika suhu badan Anda mencapai 39,4 °C atau lebih rendah, cobalah merawat demam ini di rumah untuk melihat apakah demamnya akan turun dengan perawatan rumah.[1] Jika mencapai suhu 39,5 °C atau
lebih tinggi, kunjungi langsung ruang gawat darurat; Anda mungkin membutuhkan perhatian medis segera.
2. 2
Cobalah merasakan kulit orang yang Anda ukur suhunya. Jika Anda mencoba mendiagnosis demam untuk diri sendiri, akan sulit mengatakan suhu badan Anda 37 °C atau 38,4 °C. Anda mungkin akan perlu mencari gejala demam lainnya (lihat bawah).
o Jika Anda mencoba mendiagnosis demam pada orang lain, cobalah
merasakan suhu badan pada kulit Anda sendiri dan kemudian langsung mengecek suhu badan orang yang ingin Anda ukur. Hal ini akan memberi Anda perbandingan jika orang tersebut demam. Jika kulit Anda jauh lebih dingin dari kulit orang tersebut, dia mungkin mengalami demam.
o Seberapa akurat pengukuran diagnosis demam ini? Salah satu penelitian menemukan bahwa orang yang mencoba mendiagnosis demam dengan sentuhan "benar-benar berlebihan" dalam
(22)
3.
3
Periksa adanya tanda-tanda dehidrasi. Demam terjadi saat tubuh Anda mengatur suhu dalamnya untuk melawan infeksi yang berbahaya, virus, atau penyakit lainnya. Ini merupakan mekanisme pertahanan yang[3] alami. Satu akibat signifikan dari mengaktifkan panas tubuh ini adalah pasien dapat merasakan dehidrasi.
o Tanda-tanda[4] bahwa Anda mungkin terkena dehidrasi termasuk:
Mulut kering Rasa haus
Sakit kepala dan kelelahan Kulit kering
(23)
Konstipasi/sembelit
o Dehidrasi dapat semakin buruk jika diikuti dengan muntah atau
diare.[5] Jika Anda mengalami salah satunya, secara khusus, pastikan Anda meminum banyak cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
4.
4
Periksa sakit pada otot. Pada banyak kasus, rasa sakit pada otot diasosiasikan dengan dehidrasi, tetapi rasa sakit ini dapat berlipat-lipat pada pasien yang mengalami demam. Catatan: Jika demam Anda muncul bersama kekakuan otot, hubungi dokter Anda segera karena kondisi Anda dapat berhubungan dengan meningitis bakteri, yang berpotensi
(24)
5.
5
Carilah secara khusus tanda-tanda demam. Jika demam Anda mencapai suhu 40 °C atau lebih, Anda dapat mengalami tanda-tanda sebagai berikut selain rasa panas yang melanda, dehidrasi, sakit kepala, sakit otot, dan rasa lemah secara umum. Jika Anda benar mengalami salah satu dari hal berikut, atau memiliki alasan untuk meyakini bahwa demam Anda di atas 40° C, segera kunjungi dokter[7] :
o Halusinasi
o Bingung atau mudah tersinggung o Kejang-kejang
(25)
6.
6
Jika ragu, kunjungi dokter. Jika Anda menangani anak yang berpotensi demam, dan yang suhu badannya lebih tinggi dari 39,4 °C, kunjungi dokter. Dalam banyak kasus, merawat demam ringan dan sedang di rumah masih dapat diterima. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, alasan di balik demam ini dapat menuntut perhatian medis yang serius.
(1)
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, Hanifa.2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
: Jakarta Pusat
2.
http://konsultasi-spesialis-obsgin.blogspot.com/2009/12/demam-saat-hamil.html#ixzz3WgxakCWf
Metode 1 dari 2: Mendiagnosis Demam 1.
(2)
1
Ukur suhu badan Anda menggunakan termometer jika Anda
memilikinya. Jika suhu badan Anda mencapai 39,4 °C atau lebih rendah, cobalah merawat demam ini di rumah untuk melihat apakah demamnya akan turun dengan perawatan rumah.[1] Jika mencapai suhu 39,5 °C atau lebih tinggi, kunjungi langsung ruang gawat darurat; Anda mungkin membutuhkan perhatian medis segera.
2. 2
Cobalah merasakan kulit orang yang Anda ukur suhunya. Jika Anda
mencoba mendiagnosis demam untuk diri sendiri, akan sulit mengatakan suhu badan Anda 37 °C atau 38,4 °C. Anda mungkin akan perlu mencari gejala demam lainnya (lihat bawah).
o Jika Anda mencoba mendiagnosis demam pada orang lain, cobalah
merasakan suhu badan pada kulit Anda sendiri dan kemudian langsung mengecek suhu badan orang yang ingin Anda ukur. Hal ini akan memberi Anda perbandingan jika orang tersebut demam. Jika kulit Anda jauh lebih dingin dari kulit orang tersebut, dia mungkin mengalami demam.
o Seberapa akurat pengukuran diagnosis demam ini? Salah satu penelitian menemukan bahwa orang yang mencoba mendiagnosis demam dengan sentuhan "benar-benar berlebihan" dalam
(3)
3.
3
Periksa adanya tanda-tanda dehidrasi. Demam terjadi saat tubuh
Anda mengatur suhu dalamnya untuk melawan infeksi yang berbahaya, virus, atau penyakit lainnya. Ini merupakan mekanisme pertahanan yang[3]
alami. Satu akibat signifikan dari mengaktifkan panas tubuh ini adalah pasien dapat merasakan dehidrasi.
o Tanda-tanda[4] bahwa Anda mungkin terkena dehidrasi termasuk:
Mulut kering Rasa haus
Sakit kepala dan kelelahan Kulit kering
(4)
Konstipasi/sembelit
o Dehidrasi dapat semakin buruk jika diikuti dengan muntah atau
diare.[5] Jika Anda mengalami salah satunya, secara khusus,
pastikan Anda meminum banyak cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
4.
4
Periksa sakit pada otot. Pada banyak kasus, rasa sakit pada otot
diasosiasikan dengan dehidrasi, tetapi rasa sakit ini dapat berlipat-lipat pada pasien yang mengalami demam. Catatan: Jika demam Anda muncul bersama kekakuan otot, hubungi dokter Anda segera karena kondisi Anda dapat berhubungan dengan meningitis bakteri, yang berpotensi
(5)
5.
5
Carilah secara khusus tanda-tanda demam. Jika demam Anda
mencapai suhu 40 °C atau lebih, Anda dapat mengalami tanda-tanda sebagai berikut selain rasa panas yang melanda, dehidrasi, sakit kepala, sakit otot, dan rasa lemah secara umum. Jika Anda benar mengalami salah satu dari hal berikut, atau memiliki alasan untuk meyakini bahwa demam Anda di atas 40° C, segera kunjungi dokter[7] :
o Halusinasi
o Bingung atau mudah tersinggung o Kejang-kejang
(6)
6.
6
Jika ragu, kunjungi dokter. Jika Anda menangani anak yang berpotensi
demam, dan yang suhu badannya lebih tinggi dari 39,4 °C, kunjungi dokter. Dalam banyak kasus, merawat demam ringan dan sedang di rumah masih dapat diterima. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, alasan di balik demam ini dapat menuntut perhatian medis yang serius.