S GEO 1002226 Chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab akhir ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan serta
rekomendasi berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab
sebelumnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Keberadaan budidaya karet yang dikembangkan oleh para petani di Kabupaten
Bandung Barat, didukung oleh potensi fisik dan syarat tumbuh tanaman yang
meliputi kondisi iklim, hidrologi seperti ketersediaan air dan curah hujan ratarata dibutuhkan 2500 – 3000 mm/tahun , kemiringan lereng < 8 % atau dengan
satuan relief datar sampai landai, keadaan tanah dan memiliki pH optimum
untuk karet 4,5 – 5,5. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan di Kabupaten
Bandung Barat, lahan di Kabupaten Bandung Barat sesuai untuk budidaya
tanaman karet yaitu seluas 36478,8 Ha (29,50%) dan lahan yang tidak sesuai
87187,3 Ha (70,50%) dari luas wilayah Kabupaten Bandung Barat. Sementara
faktor sosialnya didukung oleh tingkat pendidikan dan pengalaman petani,
mata pencaharian, modal, tenaga kerja yang melimpah, tingkat proporsi
pendapatan, transportasi, serta dukungan pemerintah.
2. Potensi dan pola pemasaran karet hasil budidaya di Kabupaten Bandung Barat

secara umum tergantung karakteristik petani yang menggarapnya. Adapun
peluang pasar karet yang diterapkan di Kabupaten Bandung Barat dilakukan
oleh beberapa instansi diantaranya oleh petani baik petani rakyat dan petani
perkebunan besar tujaun pemasaran ini sebagaian besar bersifat lokal yaitu ke
tengkulak desa, kecamatan, dan pabrik disekitar wilayah Kabupaten Bandung
Barat. Sedangkan pemasaran pemerintah, diantaranya promosi melalui
pameran, pabrik, pasar, dan sebagainya.

Riko ArRasyid, 2014
potensi pengembangan budidaya karet (hevea brasiliensis) di kabupaten bandung barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

277

3. Arahan pengembangan budidaya karet di Kabupaten Bandung Barat dapat
diarahkan pada lahan seluas 21234,728 Ha (16,26%) dari luas wilayah
Kabupaten Bandung Barat. Arahan pengembangan ini bukan untuk
menekankan agar keseluruhan luasan tersebut hanya sesuai untuk tanaman
karet, akan tetapi hanya bersifat arahan agar masyarakat yang berminat untuk
mengembangkan tanaman karet dapat menanamnya di areal arahan ini.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan data yang diperoleh dilapangan,
rekomendasi yang penulis ajukan untuk mengembangkan budidaya karet di
Kabupaten Bandung Barat:
1. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat perlu memperhatikan
potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Salah satu sumberdaya alam yang diperkirakan
mampu meningkatkan ekonomi masyarakat terutama dalam bidang pertanian
adalah pengembangan budidaya karet seperti yang telah dilakukan di
Kecamatan Cipatat, Cipeundeuy, dan Cikalongwetan. Mengeingat besarnya
peluang untuk pengembangan tanaman karet di wilayah tersebut ditinjau dari
dari evaluasi kesesuaian lahan, dimana untuk mengetahui seberapa beasr
tingkat kecocokan untuk tanaman karet. Disamping itu pemerintah hendaknya
mendukung budidaya karet dengan memeberikan bantuan atau meningkatkan
sarana dan prasarana pertanian.
2. Pemerintah Kabupaten Bandung Barat perlu segera merealisasikan rencana
pembangunan pabrik pengolahan karet di Kabupaten Bandung Barat mengingat
ketersediaan bahan baku yang cukup besar dan hal ini akan berimplikasi pada
peningkatan perekonomian daerah.
3. Pemerintah Kabupaten Bandung Barat agar lebih meningkatkan peran para

penyuluh dan pembentukan kelompok-kelompok tani di masyarakat untuk
meningkatkan mutu karet yang dihasilkan dan meningkatkan bargaining
position petani dalam pemasaran karet dan mengarahkan petani pada
penggunaan klon karet unggul dengan produktivitas tinggi dan teknik budidaya
sesuai anjuran.
Riko ArRasyid, 2014
potensi pengembangan budidaya karet (hevea brasiliensis) di kabupaten bandung barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

278

4. Pemerintah Kabupaten Bandung Barat agar lebih meningkatkan pengawasan
terhadap distribusi pupuk dan pestisida untuk petani.
5. Untuk mengetahui bagi masyarakat setempat, bahwa karet dapat menjadi salah
satu alternatif tanaman yang mempunyai nilai ekonomis dan nilai ekologis.
6. Penelitian ini hanya meneliti potensi pengembangan budidaya karet di
Kabupaten Bandung Barat, maka peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar pengembangan dalam
bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan seperti tanaman pangan, sebagai
alternatif untuk lahan yang kurang sesuai atau kenservasi dengan tingkat

pendapatan penduduk di Kabupaten Bandung Barat.

Riko ArRasyid, 2014
potensi pengembangan budidaya karet (hevea brasiliensis) di kabupaten bandung barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu