d adp 0604772 chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, akhirnya dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kepemimpinan visioner memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja
dosen. Dilihat dari pengaruhnya kepemimpinan visioner berpengaruh secara
kuat dan signifikan

terhadap

kinerja dosen. Dalam penelitian ini

kepemimpinan visioner ditinjau dari perannya sebagai penentu arah, agen
perubahan, juru bicara dan pelatih. Sebagai penentu arah pemimpin visioner
menetapkan visi. misi, tujuan, dan strategi pencapaiannya. Sebagai agen
perubahan pemimpin menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak
memelihara status quo bahkan sanggup menjadi agen perubahan walaupun
lingkungan


kurang

mendukung.

Sebagai

juru

bicara

pemimpin

mensosialisasikan secara internal dan eksternal visi, misi, tujuan, dan
kebijakan strategis lembaga, bertindak sebagai negoisator dalam hubungannya
dengan pihak luar, membangun kerja sama dan membangun jaringan
eksternal. Sebagai pelatih pemimpin visioner

memberi teladan, memberi

semangat untuk belajar dan tumbuh, membangun percaya diri dan menghargai

keberhasilan. Dengan demikian kepemimpinan visioner merupakan faktor
strategis untuk meningkatkan kinerja dosen.
2. Kepemimpinan visioner memberikan kontribusi yang besar serta memberikan
pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap mutu PTS di kota Bandung.
Secara langsung kepemimpinan visioner memberikan kontribusi yang besar
414

serta pengaruh yang kuat terhadap mutu PTS. Sementara secara tidak
langsung atau melalui kinerja dosen memberikan kontribusi yang lebih kecil
dan pengaruh yang lebih lemah. Dengan demikian terwujudnya mutu PTS
lebih tergantung pada keberadaan kepemimpinan visioner secara langsung
dari pada melalui kinerja dosen.
3. Kinerja dosen memberikan kontribusi yang besar serta memberikan pengaruh
yang kuat dan signifikan terhadap mutu PTS di kota Bandung.

Secara

langsung kinerja dosen memberikan kontribusi yang sangat kecil serta
pengaruh yang sangat lemah terhadap mutu PTS. Secara tidak langsung atau
melalui kepemimpinan visioner kinerja dosen memberikan kontribusi yang

lebih besar dan pengaruh yang lebih kuat serta signifikan. Dosen yang
berkinerja dengan baik adalah dosen yang memiliki kompetensi dan motif
berprestasi. Dan itu semua tidak ada artinya apabila tidak didukung oleh
lingkungan kerja yang kondusif. Memeperhatikan pengaruh tidak langsung
(melalui kaprodi) lebih kuat maka lingkungan kerja yang kondusiflah yang
lebih berpengaruh dalam meningkatkan kinerja dosen sehingga mutu PTS di
kota Bandung dapat terwujud.
4. Kepemimpinan visioner dan kinerja dosen

memberikan kontribusi yang

sangat besar dan berpengaruh sangat kuat dan signifikan terhadap mutu PTS
di kota Bandung. Artinya kepemimpinan visioner dan kinerja dosen
merupakan faktor yang strategis dalam menciptakan mutu PTS di kota
Bandung. Mutu PTS diukur melalai relevasi, efisiensi, efektivitas,
akuntabilitas, kreativitas, empati, penampilan, ketanggapan, dan produktivitas.

415

5. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah secara total

memberikan kontribusi kecil, serta pengaruh yang lemah tapi signifikan
terhadap kinerja dosen. Secara langsung memberikan kontribusi yang lebih
besar terhadap kinerja dosen dibandingkan secara tidak langsung (melalui
agen perubahan, juru bicara, dan pelatih). Dilihat dari pengaruhnya,
kepemimpinan visioner secara langsung berpengaruh

lebih kuat terhadap

kinerja dosen dibandingkan secara tidak langsung (melalui agen perubahan,
juru bicara, dan pelatih).
6. Dilihat dari kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai agen
perubahan secara total memberikan kontribusi kecil serta memberikan
pengaruh yang lemah terhadap mutu PTS tapi masih signifikan. Apabila
dilihat dari pengaruh langsung dan tidak langsung, secara langsung agen
perubahan memberikan pengaruh lebih kecil dan pengaruh lebih lemah
terhadap kinerja dosen dibandingkan secara tidak langsung (melalui penentu
arah, juru bicara, dan pelatih).
7. Secara total kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara
memberikan kontribusi kecil terhadap kinerja dosen. Artinya kepemimpinan
visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara berpengaruh sangat lemah

terhadap kinerja dosen. Sementara secara langsung memberikan kontribusi
yang lebih kecil terhadap mutu PTS dibandingkan secara tidak langsung
(melalui penentu arah, agen perubahan, dan pelatih). Ini mengindikasikan
bahwa kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara secara
tidak langsung memberikan berpengaruh yang lebih kuat dibandingkan
pengaruh secara tidak langsung.
416

8. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih secara total
memberikan kontribusi kecil terhadap kinerja dosen. Dengan demikian
kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih memberikan
pengaruh yang sangat lemah. Sementara ditinjau dari pengaruh langsung dan
tidak langsung, secara langsung kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya
sebagai pelatih memberikan

kontribusi lebih kecil terhadap mutu PTS

dibandingkan secara tidak langsung. Artinya secara langsung kepemimpinan
visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih berpengaruh lebih lemah
dibandingkan secara tidak langsung (melalui penentu arah, agen perubahan,

dan juru bicara) namun demikian masi berpengaruh secara signifikan yang
dibuktikan dengan hasil perhitungan t hitung lebih besar dari pada t tabel.
9. Dilihat secara total kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai
penentu arah memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap mutu PTS di
kota Bandung. Kenyataan ini memberikan arti bahwa kepemimpinan visioner
secara total meberikan pengaruh yang sangat lemah terhadap mutu PTS di
kota Bandung. Ditinjau dari pengaruh langsung dan tidaka langsung, secara
langsung memberikan kontribusi lebih kecil dibangdingkan secara tidak
langsung. Dengan demikian secara langsung kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai penentu arah berpengaruh lebih lemah dibandingkan
secara tidak langsung (melalui agen perubahan, juru bicara, dan pelatih).
10. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai agen perubahan secara
total memberikan kontribusi kecil terhadap mutu PTS di kota Bandung.
Sementara secara langsung
dibandingkan

secara

tidak


diperoleh kontribusi yang lebih kecil
langsung.
417

Ini

mengindikasikan

bahwa

kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai agen perubahan
berpengaruh lebih lemah dibandingkan secara tidak langsung (melalui penentu
arah, juru bicara dan pelatih).
11. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara secara total
memberikan kontribusi kecil dan pengaruh lemah terhadap mutu PTS di kota
Bandung.

Dilihat

dari


pengaruh

langsung

dan

tidak

langsung

mengindikasikasikan bahwa secara langsung kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai juru bicara memberikan kontribusi lebih kecil
dibandingkan secara tidak langsung. Dengan demikian kepemimpinan
visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara secara langsung berpengaruh
lebih lemah terhadap mutu PTS di kota Bandung dibandingkan secara tidak
langsung (melalui penentu arah, agen perubahan dan pelatih).
12. Secara total kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih
memberikan kontribusi kecil. Secara langsung memberikan kontribusi yang
kecil dibandingkan secara tidak langsung. Dengan demikian kepemimpinan

visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih berpengaruh lemah terhadap mutu
PTS di kota Bandung. Dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung
memberikan makna bahwa pengaruh langsung lebih lemah dibandingkan
pengaruh tidak langsung (melalui penentu arah, agen erubahan, dan juru
bicara).
Selain kedubelas point tersebut ada hal menarik diluar hipotesis yang perlu
dikemukakan yaitu bahwa secara simultan penentu arah, agen perubahan, juru
bicara, dan pelatih memberikan kontribusi yang besar serta berpengaruh sangat
kuat dan signifikan terhadap kinerja dosen PTS. Namun tidak demikian apabila
418

ditinjau secara parsial. Masing-masing berpengaruh lemah sampai sangat lemah
serta memberikan kontribusi kecil namun masih signifikan kecuali pengaruh juru
bicara terhadap kinerja dosen tidak signifikan.
Secara parsial kontribusi total terbesar adalah pengaruh kepemimpinan
visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah terhadap kinerja dosen. Secara
parsial kontribusi total yang terkecil yaitu pengaruh juru bicara terhadap kinerja
dosen. Artinya peran seorang pemimpin sebagai juru bicara sangat lemah dan
tidak signifikan terhadap kinerja dosen.
Secara simultan penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih

memberikan kontribusi terbesar serta berpengaruh sangat kuat dan signifikan
terhadap mutu PTS di kota Bandung. Tapi tidak demikian halnya dengan secara
parsial. Secara parsial setiap komponen rata-rata hanya memberikan kontribusi
kecil sampai ke sangat kecil.
Kotribusi secara total yang terbesar atau pengaruh terkuat dan signifikan
adalah juru bicara terhadap mutu PTS sementara terkecil atau pengaruh terlemah
adalah penentu arah terhadap mutu PTS. Hasil ini berbanding terbalik dengan
kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah, agen
perubahan, juru bicara, dan pelatih terhadap kinerja dosen.

B. Rekomendasi
1. Kepemimpinan visioner merupakan kemamapuan seorang pemimpinan dalam
membangun, menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikir strategis
untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasi ke arah yang lebih baik
sehingga dapat meraih keunggulan dan keberhasilan di masa depan.
419

Berdasarkan batasan tersebut maka kepemimpinan visioner merupakan gaya
kepemimpinan kekinian yang paling cocok untuk meningkan kinerja dosen.
Kenyataan ini didukung oleh hasil penelitian dan berbagai literatur. Untuk itu

direkomendasikan bagi para pimpinan PTS untuk selalu memperhatikan
kinerja dosennya.
2. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan visioner memberikan kontribusi
yang besar dan berpengaruh secara kuat terhadap mutu PTS. Kenyataan ini
didukung oleh hasil penelitian dan berbagai literatur yang menyatakan bahwa
kepemimpinan visioner merupakan komponen krusial, faktor esensial, ciri
pokok, nilai inti dari perguruan tinggi bermutu. Dengan demikian pimpinan
PTS direkomendasikan untuk menggunakan kepemimpinan visioner dalam
rangka menciptakan sebuah perguruan tinggi yang bermutu.
3. Kinerja dosen merupakan perilaku yang menunjukkan hasil kerja dosen atas
pelaksanaan suatu pekerjaan. Dosen yang bekinerja dengan baik adalah dosen
yang memiliki kompetensi, motif berprestasi, dan ada dalam lingkungan kerja
yang kondusif. Kinerja dosen yang demikian akan menghasilkan perguruan
tinggi yang bermutu. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dan berbagai
literatur yang menyatakan bahwa dosen memiliki posisi strategis dalam
menentukan mutu lulusan maupun mutu kelembagaan secara umum. Dengan
demikian pimpinan PTS direkomdasikan untuk lebih memperhatikan kinerja
dosen sehingga dapat mewujudkan perguruan tinggi yang bermutu.
4. Kinerja dosen memberikan kontribusi besar dan pengaruh yang kuat terhadap
mutu PTS. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk mewujudkan mutu PTS
memerlukan kinerja dosen yang dapat dilihat dari kompetensinya, motif
420

berprestasinya, dan lingkungan kerjanya. Kompetensi dosen dapat diperhatikan
dari kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan
kompetensi kepribadian.
Kinerja dosen juga dapat dilihat dari motif berprestasi. Artinya ada usaha dari
dosen untuk melakukan aktivitas

berprestasi sebaik-baiknya, mengadakan

antisipasi berencana untuk melaksanakan tugas, melakukan kegiatan secara
kreatif dan inovatif, dan berusaha sekuat kemampuannya dalam mencapai citacita. Tidak kalah pentingnya adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja dosen
mencakup lingkungan fisik dan non fisik.
Mengacu pada uraian di atas maka untuk mewujudkan PTS yang bermutu,
direkomendasikan untuk selalu memperhatikan kinerja dosen melalui
kempetensinya, motif berprestasinya, terutama lingkungan kerjanya yaitu
dengan menyediakan vasilitas untuk mengikuti studi lanjut ke jenjang yang
lebih tinggi, menyediakan vasilitas belajar mengajar, ruang dosen yang
nyaman dengan berbagai vasilitas, memberikan kesempatan untuk melakukan
penelitian, pengabdian pada masyarakat serta faktor penunjang (mengikuti
pertemuan ilmiah, terlibat dalam kepanitiaan, dan sebagainya), kesempatan
untuk memperoleh jabatan fungsional dan lain-lain.
5. Kepemimpinan visioner dan kinerja dosen yang diterapkan secara bersamaan
akan menjadi faktor strtegis

dalam mewujudkan perguruan tingi yang

bermutu. Karena kedua variabel ini secara bersamaan memberikan kontribusi
yang besar dan berpengaruh kuta serta signifikan terhadap mutu, maka PTS
direkomendasikan menerapkan kepemimpinan vioener yang berperan sebagai
penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih serta memperhatikan
421

kinerja dosen dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang bermutu. Yaitu
perguruan tinggi yang memperhatikan relevansi, efisiensi, efektivitas,
akuntabilitas, kreativitas, penampilan, empati, ketanggapan, dan produktivitas.
6. Masing-masing peran kepemimpinan visioner yaitu

penentu arah, agen

perubahan, juru bicara, dan pelatih secara individual memberikan kontribusi
kecil dan berngaruh lemah terhadap kinerja dosen. Sementara secara simultan
memberikan kontribusi besar dan pengaruh yang kuat serta signifikan terhadap
kinerja dosen.
Untuk itu tidak direkomendasikan bagi pimpinan PTS menggunakan
kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah, agen
perubahan, juru bicara, dan pelatih secara secara individual atau parsial (per
bagian). Artinya akan lebih baik (direkomendasikan) bagi pimpinan PTS
menggunakan kepemimpinan visioner tersebut secara simultan atau bersamaan.
7. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah agen
perubahan, juru bicara, dan pelatih secara individual memberikan kontribusi
kecil dan berpengaruh lemah terhadap kinerja dosen. Sementara secara
simultan memberikan kontribusi sangat besar dan pengaruh yang sangat kuat
serta signifikan terhadap mutu PTS. Untuk itu tidak direkomendasikan bagi
pimpinan PTS menggunakan kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya
sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih secara secara
individual atau parsial (per bagian). Tetapi direkomendasikan bagi pimpinan
PTS

menggunakan kepemimpinan visioner tersebut secara simultan atau

bersamaan untuk mewujudkan PTS yang bermutu sehingga memenuhi selera
stakehoder.
422

8. Mutu PTS merupakan hasil berupa jasa pendidikan tinggi sebagai produk
pengelolaan lembaga pendidikan tinggi yang memenuhi atau melampaui
spesifikasi atau standar-standar sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Di
samping kepemimpinan visioner dan kinerja dosen, masih banyak faktor yang
mempengaruhi mutu perguruan tinggi seperti rencana strategis, kinerja
lembaga, akuntabilitas, perubahan organisasi, kualitas pelayanan dan
sebagainya. Untuk itu dalam rangka pengembangan ilmu, bagi peneliti lanjutan
direkomendasikan untuk meneliti faktor-faktor tersebut.

423