S PSI 1000440 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak swasta perlu mendapatkan
perlakuan dan perhatian yang sama dengan lembaga pendidikan negeri dalam
segala hal, termasuk juga dalam tenaga pendidikannya. Hal ini dikarenakan
mereka tidak
hanya melihat siswa-siswa secara umum, melainkan melihat
keunikan dari setiap siswa tersebut karena biasanya dalam satu sekolah swasta 1
kelas hanya terdiri dari 20-30 siswa sehingga guru-guru dapat lebih memfokuskan
memberi perhatian pada setiap siswanya (Azka, 2011). Keadaan seperti ini
merupakan suatu tanggung jawab yang besar bagi guru-guru di sekolah swasta.
Setiap guru mempunyai peranan yang sangat penting di setiap sekolah tempat
mereka mengajar, termasuk juga pada sekolah menengah pertama (SMP). SMP
merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan
dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau
bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui setara
dengan SD atau MI (Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Pasal 1 ayat 16).
Sebagai satuan pendidikan yang merupakan lanjutan dari sekolah dasar, maka
diperlukan tenaga-tenaga pendidik yang memiliki kompetensi-kompetensi sesuai
dengan kriteria anak-anak yang menduduki jenjang pendidikan ini.
Tugas
guru
tidak
hanya
mengajar,
melainkan
juga
membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik sehingga para
guru
tidak
segan untuk
menegur apabila perilaku peserta didik
mereka
menyimpang dari aturan dan norma yang berlaku (Undang-undang Republik
Indonesia nomor 14 tahun 2005 Pasal 1, ayat 1 tentang Guru dan Dosen).
Keadaan seperti ini dapat menjadi salah satu tekanan bagi guru-guru di SMP
untuk mendidik peserta didiknya agar dapat menjadikan mereka sebagai anak
yang dapat membanggakan suatu bangsa. Berdasarkan hal tersebut, visi misi
seorang guru harus sama dengan visi misi yang dijunjung oleh suatu lembaga
pendidikan sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki prestasi
1
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2
yang membanggakan. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara visi misi guru
dengan lembaga pendidikannya maka akan menimbulkan ketidaknyamanan yang
dapat berdampak pada perilaku pengunduran diri (turnover ).
Turnover yang terjadi di lembaga pendidikan swasta dapat disebabkan oleh
beberapa hal. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga narasumber, alasan guruguru di sekolah swasta berhenti bekerja adalah karena ingin menjadi pegawai
negeri sipil (PNS), mengikuti pasangannya yang pindah keluar kota, merasa beban
kerjanya terlalu berat karena mengajar di dua tempat, merasa kelelahan karena
pada 1 hari mengajar lebih dari 2 kelas, dan ada juga yang merasa tidak nyaman
dengan lingkungan sekolahnya (Y. R. Yustiana, A. V. Wahyudi, & M. Despiani,
komunikasi pribadi, 14 & 15 Oktober, 2014).
Tingginya tingkat turnover pada suatu lembaga dapat membuat lembaga
tersebut merasa frustrasi karena harus mengeluarkan usaha dan biaya yang tidak
sedikit
untuk
merekrut
kembali calon-calon karyawan yang berkompeten.
Turnover yang terjadi pada guru juga perlu untuk diselidiki lebih lanjut karena hal
ini dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi lembaga tempat mereka
mengajar, peserta didik, dan lingkungan sekitarnya. Richardson, Alexander, &
Castleberry (2008) mengemukakan bahwa tingkat turnover guru dapat mencapai
angka 65 % di suatu sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Battle & Looney (2014, hlm. 374), sebanyak 6 guru menyatakan bahwa mereka
tidak yakin akan meneruskan pekerjaannya untuk tetap mengajar karena adanya
ketidaksesuaian dengan upah yang diberikan dan merasa stres ketika mengajar.
Hal serupa juga diungkapkan dalam penelitian Curtis (2012). 32 orang guru
dipilih secara acak dari kelompok guru yang memiliki niat untuk keluar kerja dan
menyatakan bahwa alasan mereka untuk pindah kerja adalah karena kesalahan
pribadi, rendahnya gaji, ketidakjelasan peraturan tentang perilaku siswa, dan yang
menjadi faktor
utamanya adalah kurangnya dukungan administrasi sekolah
(Curtis, 2012, hlm. 787).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu alasan guru berhenti
bekerja adalah karena merasa tugas dan jam kerjanya terlalu banyak sehingga
tidak jarang seorang guru akan merasa kelelahan setiap selesai mengajar (Y. R.
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3
Yustiana, A. V. Wahyudi, & M. Despiani, komunikasi pribadi, 14 & 15 Oktober,
2014).
Berdasarkan keputusan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2005, Pasal 1 ayat 1, tugas utama seorang guru tidak hanya mengajar,
melainkan mereka juga perlu untuk membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
mengevaluasi peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008). Tugas utama inilah yang kemudian menjadi beban
kerja seorang guru. Beban kerja pada guru dilihat dari seberapa lama waktu
mengajarnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 35, ayat
2, beban kerja guru adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyakbanyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu. Sementara, berdasarkan
keputusan yang ditetapkan dalam Departemen Pendidikan Nasional (2008, hlm.
3), baik guru PNS maupun non-PNS, harus memenuhi jam kerja yang sama
besarnya dengan beban kerja pegawai lainnya, yaitu 37,5 jam kerja per minggu.
Selain beban kerja, masalah lain yang perlu diperhatikan dan dapat menjadi
salah satu faktor seorang guru berhenti bekerja adalah komunikasi. Seperti yang
dijelaskan oleh Robbins (1996, hlm. 182), bagi sebagian besar pekerja, bekerja
juga dapat menjadi tempat untuk menjalin interaksi dengan orang lain sehingga
tidak
mengherankan apabila seorang karyawan memiliki rekan kerja yang
mendukung dan ramah, maka akan meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Begitupun sebaliknya. Hubungan dengan teman sekerja ini dapat terlihat dengan
adanya komunikasi dan kerjasama antar pekerja. Komunikasi yang terjadi antar
pekerja disebut sebagai komunikasi interpersonal.
Komunikasi yang berlangsung antar rekan kerja merupakan aktivitas yang
penting karena kedudukan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya
memiliki keterkaitan. Komunikasi ini juga dapat menjadi perekat untuk menjaga
stabilitas hubungan antar karyawan untuk mencapai kualitas hubungan yang
harmonis (Aw, 2011, hlm. 92).
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan
Beban Kerja dan Komunikasi Interpersonal Antar Rekan Kerja dengan Turnover
Intention pada Guru SMP Swasta di kota Bandung”.
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya,
maka
pertanyaan penelitian yang diajukan adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara beban kerja dengan turnover intention
pada guru SMP swasta di kota Bandung?
2. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal antar rekan
kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung?
3. Apakah
terdapat
hubungan
antara
beban
kerja
dan
komunikasi
interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru SMP
swasta di kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Hal-hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran mengenai :
1. Hubungan antara beban kerja dengan turnover intention pada guru SMP
swasta di kota Bandung
2. Hubungan antara komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan
turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung
3. Hubungan antara beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan
turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan juga sebagai sarana
pengembangan pengetahuan dalam ilmu psikologi, khususnya psikologi
industri
dan
organisasi,
mengenai
beban
kerja
dan
komunikasi
interpersonal antar rekan kerja yang dihubungkan dengan turnover
intention pada guru SMP swasta di kota Bandung.
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5
2. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak
sekolah swasta agar lebih memperhatikan mengenai beban kerja yang
harus
dikerjakan
oleh
guru
non
PNS
atau
honorer,
komunikasi
interpersonal yang terjalin antar rekan kerja, dan untuk mengurangi
turnover intention pada guru SMP swasta non PNS atau honorer di kota
Bandung.
3. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti
lainnya yang ingin meneliti dengan tema yang serupa.
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Bab I mencakup pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian
hubungan beban kerja dan komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan
turnover intention pada guru swasta, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II mencakup kajian pustaka, konsep-konsep, dan kerangka pemikiran
tentang beban kerja, komunikasi interpersonal, dan turnover intention pada
guru swasta.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III menyajikan metode penelitian yang berisi penjabaran secara rinci
mengenai desain penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, instrumen
penelitian, dan analisis data.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan yang terdiri dari
variabel yang diteliti, mendeskripsikan hasil penelitian, pengujian hipotesis,
dan pembahasan hasil pengujian.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab V mencakup inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
anjuran berdasarkan hasil penelitian tersebut yang ditujukan kepada pihakpihak yang bersangkutan.
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak swasta perlu mendapatkan
perlakuan dan perhatian yang sama dengan lembaga pendidikan negeri dalam
segala hal, termasuk juga dalam tenaga pendidikannya. Hal ini dikarenakan
mereka tidak
hanya melihat siswa-siswa secara umum, melainkan melihat
keunikan dari setiap siswa tersebut karena biasanya dalam satu sekolah swasta 1
kelas hanya terdiri dari 20-30 siswa sehingga guru-guru dapat lebih memfokuskan
memberi perhatian pada setiap siswanya (Azka, 2011). Keadaan seperti ini
merupakan suatu tanggung jawab yang besar bagi guru-guru di sekolah swasta.
Setiap guru mempunyai peranan yang sangat penting di setiap sekolah tempat
mereka mengajar, termasuk juga pada sekolah menengah pertama (SMP). SMP
merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan
dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau
bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui setara
dengan SD atau MI (Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Pasal 1 ayat 16).
Sebagai satuan pendidikan yang merupakan lanjutan dari sekolah dasar, maka
diperlukan tenaga-tenaga pendidik yang memiliki kompetensi-kompetensi sesuai
dengan kriteria anak-anak yang menduduki jenjang pendidikan ini.
Tugas
guru
tidak
hanya
mengajar,
melainkan
juga
membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik sehingga para
guru
tidak
segan untuk
menegur apabila perilaku peserta didik
mereka
menyimpang dari aturan dan norma yang berlaku (Undang-undang Republik
Indonesia nomor 14 tahun 2005 Pasal 1, ayat 1 tentang Guru dan Dosen).
Keadaan seperti ini dapat menjadi salah satu tekanan bagi guru-guru di SMP
untuk mendidik peserta didiknya agar dapat menjadikan mereka sebagai anak
yang dapat membanggakan suatu bangsa. Berdasarkan hal tersebut, visi misi
seorang guru harus sama dengan visi misi yang dijunjung oleh suatu lembaga
pendidikan sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki prestasi
1
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2
yang membanggakan. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara visi misi guru
dengan lembaga pendidikannya maka akan menimbulkan ketidaknyamanan yang
dapat berdampak pada perilaku pengunduran diri (turnover ).
Turnover yang terjadi di lembaga pendidikan swasta dapat disebabkan oleh
beberapa hal. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga narasumber, alasan guruguru di sekolah swasta berhenti bekerja adalah karena ingin menjadi pegawai
negeri sipil (PNS), mengikuti pasangannya yang pindah keluar kota, merasa beban
kerjanya terlalu berat karena mengajar di dua tempat, merasa kelelahan karena
pada 1 hari mengajar lebih dari 2 kelas, dan ada juga yang merasa tidak nyaman
dengan lingkungan sekolahnya (Y. R. Yustiana, A. V. Wahyudi, & M. Despiani,
komunikasi pribadi, 14 & 15 Oktober, 2014).
Tingginya tingkat turnover pada suatu lembaga dapat membuat lembaga
tersebut merasa frustrasi karena harus mengeluarkan usaha dan biaya yang tidak
sedikit
untuk
merekrut
kembali calon-calon karyawan yang berkompeten.
Turnover yang terjadi pada guru juga perlu untuk diselidiki lebih lanjut karena hal
ini dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi lembaga tempat mereka
mengajar, peserta didik, dan lingkungan sekitarnya. Richardson, Alexander, &
Castleberry (2008) mengemukakan bahwa tingkat turnover guru dapat mencapai
angka 65 % di suatu sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Battle & Looney (2014, hlm. 374), sebanyak 6 guru menyatakan bahwa mereka
tidak yakin akan meneruskan pekerjaannya untuk tetap mengajar karena adanya
ketidaksesuaian dengan upah yang diberikan dan merasa stres ketika mengajar.
Hal serupa juga diungkapkan dalam penelitian Curtis (2012). 32 orang guru
dipilih secara acak dari kelompok guru yang memiliki niat untuk keluar kerja dan
menyatakan bahwa alasan mereka untuk pindah kerja adalah karena kesalahan
pribadi, rendahnya gaji, ketidakjelasan peraturan tentang perilaku siswa, dan yang
menjadi faktor
utamanya adalah kurangnya dukungan administrasi sekolah
(Curtis, 2012, hlm. 787).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu alasan guru berhenti
bekerja adalah karena merasa tugas dan jam kerjanya terlalu banyak sehingga
tidak jarang seorang guru akan merasa kelelahan setiap selesai mengajar (Y. R.
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3
Yustiana, A. V. Wahyudi, & M. Despiani, komunikasi pribadi, 14 & 15 Oktober,
2014).
Berdasarkan keputusan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2005, Pasal 1 ayat 1, tugas utama seorang guru tidak hanya mengajar,
melainkan mereka juga perlu untuk membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
mengevaluasi peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008). Tugas utama inilah yang kemudian menjadi beban
kerja seorang guru. Beban kerja pada guru dilihat dari seberapa lama waktu
mengajarnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 35, ayat
2, beban kerja guru adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyakbanyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu. Sementara, berdasarkan
keputusan yang ditetapkan dalam Departemen Pendidikan Nasional (2008, hlm.
3), baik guru PNS maupun non-PNS, harus memenuhi jam kerja yang sama
besarnya dengan beban kerja pegawai lainnya, yaitu 37,5 jam kerja per minggu.
Selain beban kerja, masalah lain yang perlu diperhatikan dan dapat menjadi
salah satu faktor seorang guru berhenti bekerja adalah komunikasi. Seperti yang
dijelaskan oleh Robbins (1996, hlm. 182), bagi sebagian besar pekerja, bekerja
juga dapat menjadi tempat untuk menjalin interaksi dengan orang lain sehingga
tidak
mengherankan apabila seorang karyawan memiliki rekan kerja yang
mendukung dan ramah, maka akan meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Begitupun sebaliknya. Hubungan dengan teman sekerja ini dapat terlihat dengan
adanya komunikasi dan kerjasama antar pekerja. Komunikasi yang terjadi antar
pekerja disebut sebagai komunikasi interpersonal.
Komunikasi yang berlangsung antar rekan kerja merupakan aktivitas yang
penting karena kedudukan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya
memiliki keterkaitan. Komunikasi ini juga dapat menjadi perekat untuk menjaga
stabilitas hubungan antar karyawan untuk mencapai kualitas hubungan yang
harmonis (Aw, 2011, hlm. 92).
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan
Beban Kerja dan Komunikasi Interpersonal Antar Rekan Kerja dengan Turnover
Intention pada Guru SMP Swasta di kota Bandung”.
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya,
maka
pertanyaan penelitian yang diajukan adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara beban kerja dengan turnover intention
pada guru SMP swasta di kota Bandung?
2. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal antar rekan
kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung?
3. Apakah
terdapat
hubungan
antara
beban
kerja
dan
komunikasi
interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru SMP
swasta di kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Hal-hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran mengenai :
1. Hubungan antara beban kerja dengan turnover intention pada guru SMP
swasta di kota Bandung
2. Hubungan antara komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan
turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung
3. Hubungan antara beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan
turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan juga sebagai sarana
pengembangan pengetahuan dalam ilmu psikologi, khususnya psikologi
industri
dan
organisasi,
mengenai
beban
kerja
dan
komunikasi
interpersonal antar rekan kerja yang dihubungkan dengan turnover
intention pada guru SMP swasta di kota Bandung.
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5
2. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak
sekolah swasta agar lebih memperhatikan mengenai beban kerja yang
harus
dikerjakan
oleh
guru
non
PNS
atau
honorer,
komunikasi
interpersonal yang terjalin antar rekan kerja, dan untuk mengurangi
turnover intention pada guru SMP swasta non PNS atau honorer di kota
Bandung.
3. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti
lainnya yang ingin meneliti dengan tema yang serupa.
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Bab I mencakup pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian
hubungan beban kerja dan komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan
turnover intention pada guru swasta, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II mencakup kajian pustaka, konsep-konsep, dan kerangka pemikiran
tentang beban kerja, komunikasi interpersonal, dan turnover intention pada
guru swasta.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III menyajikan metode penelitian yang berisi penjabaran secara rinci
mengenai desain penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, instrumen
penelitian, dan analisis data.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan yang terdiri dari
variabel yang diteliti, mendeskripsikan hasil penelitian, pengujian hipotesis,
dan pembahasan hasil pengujian.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab V mencakup inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
anjuran berdasarkan hasil penelitian tersebut yang ditujukan kepada pihakpihak yang bersangkutan.
Amanda Putri Yuliardi, 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN
TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu