Komunikasi dan Tugas Guru dalam Manajeme

Komunikasi dan Tugas Guru dalam Manajemen Sekolah

MAKALAH
Komunikasi, Tugas dan Peran Guru dalam Manajemen Sekolah
Disusun guna memenuhi tugas: Manajemen Sekolah
Dosen Pengampu: Drs. Eko Nusantoro,.,M.Pd

Disusun Oleh:
Siti Khotijah

2303411001

Meta Gesti R.

2302411034

Arna Isseto F.

2302411043

Retno Rohmawati


2302411044

Muhammad Dani S. T.

2302411048

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan individu maupun kelompok lain
disekitarnya. Salah satu syarat interaksi adalah adanya komunikasi. Dengan komunikasi maka
antara satu individu dengan individu atau kelompok lain akan mengetahui maksud yang hendak
disampaikan, kemudian akan mendapatkan reaksi. Dengan demikian maka tidak dapat dipungkiri
bahwa peran komunikasi menjadi sengat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini terwujud
misal pada organisasi atau institusi yang terbentuk dalam masyarakat melalui komunikasi.
Sedangkan guru merupakan profesi atau jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian

khusus. Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik. Jenis pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang di luar kependidikan, walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar
kependidikan. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan,
khususnya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Disini guru mempunyai tugas
dan peranan dimana dalam pelaksanaanya guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang memadai sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara efisien dan
efektif. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses
pembelajaran dalam hal ini pendidikan sangat ditentukan oleh tugas dan peranan guru tersebut.
Dalam dunia pendidikan peran guru dan peran komunikasi menjadi sangat penting. Tanpa
adanya komunikasi dan peran guru maka sistem pendidikan dalam sebuah negara tidak akan
berjalan dengan baik sehingga akan merusak sistem yang lain serta untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional tidak akan berhasil. Guru memiliki peran dan fungsi yang sangat penting
dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya
manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa.
Institusi pendidikan atau dalam hal ini sekolah juga memerlukan guru dan komunikasi yang
baik dalam manajemennya. Komunikasi tersebut bisa bersifat intern maupun ekstern.
Komunikasi tersebut sangat menentukan kelancaran, kemudahan dan kenyamanan dalam
melaksanakan tugas masing-masing komponen sekolah. Dan sebagai calon guru kita harus

memahami apa tugas dari seorang guru, apa saja tanggung jawab serta kompetensi apa yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Ketiga hal tersebut perlu diperhatikan untuk mendukung dalam
kegiatan pembelajaran. Maka dalam makalah ini akan dibahas bagaimana peran, tugas para guru
dan komunikasi dalam manajemen sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian dari komunikasi?
b. Apa pengertian komunikasi interen disekolah?
c. Apa pengertian komunikasi eksteren di sekolah?
d. Meliputi apa saja tugas seorang guru?

e. Bagaimana tugas guru sebagai profesi?
f. Bagaimana peran guru dalam pengadministrasian?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi.
b. Untuk mengetahui pengertian komunikasi interen di sekolah.
c. Untuk mengetahui pengertian komunikasi eksteren di sekolah.
d. Untuk mengetahui tugas seorang guru.
e. Untuk mengetahui tugas guru sebagai profesi.

f. Untuk mengetahui peran guru dalam pengadministrasian.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi
Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan
dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara
orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi. (Oteng Sutisna, 1989).
Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang
lain sehingga orang tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi dapat juga
diartikan sebagai suatu proses penyampaian makna (meaning) dari pengirim kepada penerima,
dengan menggunakan media tertentu. (Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, 2001). Komunikasi
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya tercapainya tujuan : Komunikasi memegang
peranan penting dalam menunjang kelancaran aktifitas. Tanpa komunikasi maka maksud
bersama tidak dapat dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi. Selain itu tanpa
komunikasi maka tidak terjadi koordinasi yang menyebabkan tercapainya tujuan organisasi.
Komunikasi merupakan hal yang sangat pokok bagi eksistensi suatu organisasi. Komunikasi
adalah sangat penting dalam menangani semua masalah yang muncul dalam setiap organisasi.
Komunikasi sangat penting bagi pembuatan putusan. Agar bisa membuat putusan yang rasional

diperlukan tersedianya semua keterangan yang mungkin tentang alternatif-alternatif serta
konsekuensi-konsekuensinya. Demikian juga kekuatan merancang, mengorganisasi, dan menilai
selalu bergantung kepada kualitas komunikasi. (Oteng Sutisna, 1989)
2.2 Komunikasi Intern
a.

Pengertian

:

Komunikasi intern adalah komunikasi yang terjalin antara komponen sekolah yang terdiri
dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa.
b.

Tujuan

:

Tujuan dari komunikasi intern adalah agar setiap personil sekolah dapat bekerja dengan
tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi dengan baik dan mengerjakan tugas

dengan penuh kesadaran.
c.

Manfaat

:

Manfaat yang dapat dirasakan dari komunikasi intern adalah akan memberikan
kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan persoalan sekolah. Sehingga
semua personil sekolah dapat menyamakan langkah alam mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
d.

Prinsip-prisip

:

Dalam komunikasi intern hendaknya dapat diikat dengan ikatan profesional yakni “tata
krama” dan sesuai dengan kode etik. Kepala sekolah hendaknya menggunakan prinsip demokrasi


dan harus menganggap guru sebagai partner dalam kelompok. Prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan kepala sekolah antara lain :
1. Bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator

yang

mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan.
2. Mendorong guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu
masalah, dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktifitas dan berkreativitas.
3. Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang
lain.
4. Mendorong para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menaati
keputusan itu.
5. Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara
redaksional.
2.3 Komunikasi Ekstern
a.

Pengertian


:

Komunikasi ekstern merupakan komunikasi sekolah dengan masyarakat dan orang tua
siswa baik secara individual maupun lembaga. Menurut Mulyasa (2002) komunikasi ekstern
merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di sekitarnya, untuk
mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
di sekolah.
b. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa
Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara yaitu
adanya kesamaan tanggung jawab dan adanya kesamaan tujuan.
1. Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua siswa
a) Saling membantu dan saling isi mengisi, dengan memahami kekurangan dan kelemahan anak,
guru, dan orang tua siswa dapat bersama-sama membinanya.
b) Bantuan uang dan barang, baik secara perorangan maupun melalui lembaga yang disebut BP3.
c) Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik.
d) Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak, misalnya mengembangkan bakat
olah raga, musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya.
2. Cara menjalin hubungan sekolah dengan orang tua
a) Melalui dewan sekolah (Komite Sekolah)
Dewan sekolah adalah suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan MBS.

Anggota dewan sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, beberapa tokoh masyarakat serta orang
tua siswa yang memiliki potensi dan perhatian terhadap pendidikan. Pada hakikatnya dewan
sekolah ini dibentuk untuk membantu menyukseskan kelancaran proses belajar-mengajar di
sekolah, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Dibentuknya dewan
sekolah terutama dalam kaitannya dengan masalah relevansi pendidikan yang akan diwujudkan
melalui MBS agar apa yang dilaksanakan sekolah sejalan dan selaras dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat.
b) Melalui BP3, BP3 adalah organisasi orang tua siswa yang bertugas dan berfungsi untuk
memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Bantuan ini terutama dalam
kaitannya dengan masalah sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar-mengajar.
c) Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan

d) Melalui ceramah ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi
siswa.
c. Hubungan sekolah dengan masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dengan dari masyarakat
lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dengan sekolah. Sekolah
merupakan lembaga formal yang diserahi tugas untuk mendidik, melatih serta membimbing
generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa
pendidikan.

1. Tujuan Hubungan antara sekolah dengan masyarakat
a) Berdasarkan kepentingan sekolah memelihara kelangsungan hidup sekolah meningkatkan mutu
pendidikan sekolah memperlancar kegiatan belajar mengajar memperoleh bantuan dan dukungan
masyarakat.
b) Berdasarkan kepentingan masyarakat
Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat memperoleh masukan dari sekolah
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat menjamin relevansi program sekolah
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat memperoleh kembali anggota masyarakat
yang terampil dan makin meningkat kemampuannya.
2. Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain lewat bidang pendidikan, kesenian, olah raga
dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.
2.4 Tugas Seorang Guru
a. Hakikat Profesi Guru
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.
Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar
agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peseta didik pada materi pelajaran yang diberikan

serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2.

Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari
dan menemukan sendiri pengetahuan.

3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian
dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami
pelajaran yang duterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan
unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau praktiknyata
dalam kehidupan sehari-hari.

7.

Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung, menagamati/meneliti, dan menyimpulkan
pengetahuan yang didapatnya.

8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam
kelas maupun luar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
b. Tugas Seorang Guru
Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan
kompetensi profesionalnya. Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang
langsung berhubungan dengan tugas utamanya, yaitu menjadi anggota pengelola dalam proses
pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses
pembelajaran, tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru yag andal dan dapat
diteladani.
Menurut Uzer (1990) terdapat tiga jenis tugas guru, yakni sebagai berikut:
 Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan
nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan peserta didik.
 Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orang
tua kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai
makhluk bermain (homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya (homophiter), dan senagai
makhluk berpikir/dewasa (homosapiens). Membantu peserta didik dalam mentransformasikan
dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta dalam mengidentifikasikan diri
peserta itu sendiri.
 Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara
yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan
negara lewat UUD 1945 dan GBHN. Dan untuk melaksanakan tugas guru dalam bidang profesi,
soerang guru harus memiliki keahlian khusus sebagai seorang guru, yang tidak bisa dilakukan
oleh orang diluar profesi ini. yaitu dikarenakan masyarakat menempatkan pengajar pada yang
lebih terhormat di lingkungannya karena seorang pengajar diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa pengajar berkewajiban mencerdaskan bangsa
menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
Sedangkan tugas guru dalam proses pembelajaran tatap muka, sebagai berikut :
1) Tugas pengajar sebagai pengelola pembelajaran
a. Tugas manajerial
Menyangkut fungsi administrasi (memimpin kelas), baik internal maupun eksternal.


Berhubungan dengan peserta didik.



Alat perlengkapan kelas (material).



Tindakan-tindakan profesional.

b. Tugas edukasional
Menyangkut fungsi mendidik, bersifat:


Motivasional.



Pendisiplinan.



Sanksi sosial (tindakan hukuman).

c. Tugas instruksional
Menyangkut fungsi mengajar, bersifat :


Penyampaian materi.



Pemberian tugas-tugas pada peserta didik.



Mengawasi dan memeriksa tugas.

2) Tugas pengajar sebagai pelaksana (Executive Teacher)
Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan menggunkan
fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai
suatu hasil yang baik.
Sedangkan secara khusus, tugas guru sebagai pengelola proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Menilai kemajuan program pembelajaran.
2) Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunkan alat-alat belajar.
3) Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas.
4) Mengomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke peserta didik.
5) Membuat keputusan instruksional dalam situasi tertentu.
6) Bertindak sebagai manusia sumber.
7) Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari.
8) Mengarahkan peserta didik agar mandiri.
9)

Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang
maksimal.
2.5 Tugas Guru Sebagai Profesi
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,mengajar dan melatih. Mendidik berarti
menerusksn dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Maksudnya,seorang guru harus bisa
memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. Mengajar berarti mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Seorang guru harus bisa memberikan ilmu yang sudah didapatnya
selama sekolah kepada anak didiknya. Jangan sampai seorang guru mengajarkan ilmu yang tidak
semestinya kepada anak didiknya. Melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
pada siswa. Seperti mengajarkan hal-hal yang sifatnya memberikan ketrampilan lain selain mata
kuliah yang diampunya.

Tugas guru sebagai seorang pengajar memiliki konsekuensi untuk memiliki peranperan tertentu dalam kaitannya dengan manajemen sekolah. Berkaitan dengan tugasnya di bidang
profesi, guru mempunyai beberapa peran, yaitu:
1. Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Peranan dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran meliputi banyak hal.Seperti
yang dikemukakan oleh Adam and Decey dalam Basic Principles of Student Teaching,antara lain
guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan,
perencana, supervisor, motivator dan konselor.
Peningkatan kemampuan dan keahlian guru dalam bidang subject matter dan metodologi
pembelajaran adalah esensial.Ketika kondisi sekolah semakin kompleks seperti ukuran
rombongan belajar semakin membengkak,beban mengajar dan belajar semakin intensif dan
ekstensif,sumber dan fasilitas pembelajaran semakin modern,tingkat stress dan terelienasian
siswa semakin menggejala,dan prosedur kerja semakin perlu dipercanggih,terminologi
metodologi pengajaran yang dikenal selama ini mengalami perluasan makna yaitu makin lazim
disebut manajemen sekolah.Sejalan dengan itu,penelitian mengenai bagaimana kelas dapat
dikelola secara efektif semakin mendukung bagaimana peran guru yang efektif lebih dominan
dari sekedar terfokus pada perilaku siswa dan proses belajarnya.Perilaku siswa dalam belajar dan
proses pembelajaran itu sendiri adalah penting.Namun tidak kalah pentingnya adalah bagaimana
guru dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien,antara lain bagi penciptaan metode untuk
memfasilitasi siswa agar berperilaku positif dan berprestasi tinggi.
Dalam hasil riset yang digelar sekitar tahun 1980-an hingga tahun 1990-an,secara ringkas
dapat dijelaskan mengenai faktor mayor atau area ketrampilan terpaut dengan manajemen kelas
yang efektif.Kelima factor tersebut adalah:
a)

Pengembangan solidaritas pemahaman personal atau psikologis siswa dan kebutuhan-

b)

kebutuhan belajar.
Pemapanan hubungan positif antara guru dan siswa serta antar siswa untuk membantu

menemukan kebutuhan dasar psikologis siswa.
c) Pengimplementasian metodologi pengajaran yang memfasilitasi belajar optimal dengan jalan
member respon kebutuhan-kebutuhan akademik siswa dan kelompok.
d) Penggunaan metode organisasi dan pengelolaan kelompok yang dapat memaksimalkan perilaku
tugas siswa.
e) Penggunaan metode konseling dan penataan perilaku yang diperluas untuk membantu siswa
yang tidak tepat dalam menjawab soal-soal ujian atau mengalami misperilaku yang mengarah
kedalam tindakan tercela.
Hal – hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
khusus tentang variable yang berpengaruh dalam efektivitas pembelajaran. Pembelajaran efektif
yang dimaksud antara lain keberhasilan guru mengkreasikan lingkungan belajar positif,
memberdayakan siswa, melibatkan diri secara total dalam kegiatan belajar mengajar.
Kebanyakan masalah yang terjadi di sekolah-sekolah disebabkan oleh masalah-masalah

manajemen kelas pada khususnya yang mana belum mampu merespon tuntutan untuk
menjadikan manusia selayaknya atau ingin menciptakan proses pembelajaran pada tingkat
kinerja yang diinginkan. Proses pembelajaran yang kondusif menjadi peran yang utama karena
disini ada cara dan metode baru bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dan inovatif.
Hasil penelitian yang relative kontemporer mengenai manajemen kelas merekomendasikan
beberapa metode inovatif atau orientasi baru yang menjadi focus kerja manajemen kelas antara
lain sebagai berikut:
1) Perhatian yang lebih besar pada aspek pendidikan multicultural dan isu-isu gender.
2) Pengembangan focus kearah pencerahan kebutuhan siswa,gaya belajar,kultur pembelajaran,dan
metode pengelolaan perilaku yang digunakan dikelas.
3) Pengembangan focus kearah keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami dan mengambil
tanggung jawab bagi lingkungan belajarnya dan untuk mendemonstrasikan perilaku positif.
4) Pengembangan studi kasus mengenai bagaimana menciptakan sosok manajemen kelas yang
efektif atau bagaimana menimba pengalaman dari kinerja yang baik dan pernah ditampilkan.
5) Perluasan rencana-rencana baru dalam kerangka membangun manajemen kelas yang efektif serta
penentuan strategi proses dan metode yang akurat untuk mengimplementasikannya.
6) Gagasan baru mengenai cara guru bekerja untuk memecahkan masalah-masalah keprilakuan
khusus yang dialami oleh siswa dalam keseluruhan mainstreams kehidupan untuk dimanipulasi
menjadi potensi kondusif didalam dan dilingkungan kelas.
2. Peran Guru sebagai Manajer Kelas
Hasil survey mengenai keefektifan guru menunjukan bahwa keterampilan manajemen
kelas menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur
dari efektivitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya.Sehingga keterampilan
manajemen kelas sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran. Menurut Brophy dan
Evertson(1976) dalam Learning Form Teaching,guru-guru yang rendah keterampilannya dalam
bidang manajemen kelas barangkali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadi tugas
pokoknya. Menurut Julia Sanford dkk, konsep manajemen kelas dan menata lingkungan kerja
menjadi produktif bagi proses pendidikan dan pembelajaran.
Hasil penelitian yang lebih kontemporer mengenai urgensi dan essensi manajemen
dipublikasikan oleh Good dan Brophy (1994) dalam karya tulis mereka yang berjudul Looking in
classroom. Menurut dua pakar ini, temuan penelitian menunjukkan bahwa guru yang mendekati
manajemen kelas sebagai proses pemapanan dan pemeliharaan lingkungan belajar efektif
cenderung lebih sukses daripada guru-guru yang memposisikan atau memerankan diri sebagai
figure otoritas atau penegak disiplin belaka. Kinerja manajemen kelas yang efektif
memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan pemahaman diri, evaluasi diri, dan
internalisasi control diri pada kalangan siswa.
3. Tugas Guru dalam Manajemen Perilaku Siswa
Dalam keseharian tugas dinasnya bahwa siswa paling banyak berhubungan dengan guru
dan demikian juga sebaliknya merupakan perwajahan sekolah yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Dalam tugas kesehariannya, guru berhadapan dengan siswa yang tinggi, sedang, atau

rendah prestai akademiknya. Dia pun berhadapan dengan siswa yang baik-baik dan santun,
arogan, cuek, pengganggu, bahkan siswa yang pernah melakukan tindakan kriminal. Juga siswa
yang kuat, sedang, lemah fisiknya. Dan juga keragaman itu dilihat dari perspektif sosial,
ekonomi, agama, dan sebagainya.
Siswa yang cenderung bermasalah biasanya menjadi beban tambahan sekaligus sumber
kepedulian utama bagi guru. Bahkan siswa yang bermasalah ini makin menjadi pusat kepedulian
utama para guru, administrator, orangtua, bahkan publik. Tetapi kondisi yang anak yang seperti
itu akan menjadi peluang bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif bagi penciptaan
faktor yang mempengaruhi motivasi, prestasi, dan perilaku siswa.
Keadaan negatif yang dirasakan guru ini benar-benar terasa mengganggu mereka. Faktor
yang menyebabkan siswa cenderung berperilaku buruk, antara lain : faktor sosial, ekonomi,
kurtural, agama, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, pebedaan potensi kognitif, kesehatan, dan
lain-lain. Ada tantangan serius bagi sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif. Pertama,
memperkuat kinerja dan misi akademik sekolah, kedua, menetapakan tata aturan dan prosedur
disiplin yang jelas dan standar, serta mengikat semua anak didik. Ketiga, melembagakan dan
member keteladanan mengenai norma-norma etik yang menjadi pemandu hubungan antar subyek
di lingkungan sekolah.
4. Peran Guru Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya
untuk berpartisipasi didalamnya.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan
berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswanya.
d. Teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa. Guru menjadi ukuran
e.

bagi norma-norma tingkah laku.
Pengaman, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat

berlindung bagi siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
5. Peran Guru Secara Psikologis
Guru juga mempunyai peran secara psikologis, khususnya psikologis pendidikan dan
perkembangan siswa. Peran – peran tersebut antara lain :
a. Ahli psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi
b.

pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Relationship, artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana
hubungan antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan

c.

pendidikan.
Catalytic/pembaharu, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu menciptakan suatu
pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik.

d. Ahli psikologi perkembangan, yaitu guru adalah seorang yang memahami tentang berbagai aspek
perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku
peserta didik dengan segala aspeknya.
2.6 Peran Guru dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian,seorang guru dapat berperan
sebagai berikut:
a. Pengambilan inisiatif,pengarah dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan.Hal ini berarti guru
b.

turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.
Wakil masyarakat,yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi

anggota

masyarakat.Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran.Guru bertanggungjawab untuk mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
d. Penegak disiplin,guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan,disamping menjadi pengajar,gurupun bertanggung jawab
f.

akan kelancaran pendidikan dan harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
Pemimpin generasi muda,masa depan generasi muda terletak ditangan guru.Guru berperan
sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk menjadi anggota masyarakat yang

g.

dewasa.
Penerjemah kepada masyarakat,artinya guru berperan untuk menyampaikan segala
perkembangan kemajuan dunia sekitar pada masyarakat,khususnya masalah-masalah kepend

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah dengan masyarakat memiliki
komunikasi baik secara internal maupun secara eksternal. Managemen sekolah yang baik adalah
managemen yang melibatkan berbagai pihak dalam pelaksanaanya terutama dengan masyarakat
atau lingkkungan sekitarnya. Kerjasama dapat tercipta melalui berbagai cara agar hubungan
dapat tercipta dengan baik. Dalam kaitannya dengan tugas di bidang profesi, guru mempunyai
beberapa peran, yaitu:
1. Peran guru dalam manajemen kelas
2. Peran guru sebagai manajer kelas
3. Peran guru dalam manajemen perilaku siswa
4. Peran guru dalam pengadministrasian
5. Peran guru secara pribadi
6. Peran guru secara psikologis
3.2 Saran
a. Dalam pelaksanaan managemen sekolah harus melibatkan masyarakat. Terutama dalam hal yang
berkaitan dengan siswa itu sendiri. Oleh karena itu kerjasama antara sekolah dan masyarakat
harus terjalin dengan baik agar saling ketergantungan diantara kedua belah pihak dapat terpenuhi
dengan baik.

b. Bagi Guru
Penting bagi seorang guru untuk menyadari bahwa profesinya bukan sembarang profesi yang
dapat dilakukan oleh siapa saja. Seorang guru haruslah mengetahui dan mengamalkan tugas dan
tanggung jawab guru. Seorang guru harus memiliki kompetensi-kompetensi guru dan terus
meningkatkannya.
a. Bagi Calon Guru


Calon guru perlu belajar bagaimana menjadi seorang guru yang baik.



Calon guru harus mengetahui dan menghayati tugas, tanggung jawab serta kompetensi yang
harus dimiliki guru.

DAFTAR PUSTAKA
Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: Pisat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES.
Iskandarwassid dan Dadang, Sunendar. 2010.Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.
Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2