Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa
Anis Nur Lailiyah
114564052
Kajian kuriikulum
REPRODUKSI SOSIAL MELALUI SEKOLAH BERBASIS BISNIS
CITRA BERKAT
Pendidikan, keluarga, dan lingkungan merupakan agen yang digunakan
sebagai
produksi
kultural.
Dimana
mereka
berperan
penting
dalam
mensosialisasikan nilai dan norma yang mereka anut dengan harapan para penerus
generasi keluarga bisa menjadi individu yang tangguh dan siap untuk terjun di
dalam masyarakat. Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama berperan penting
sebagai agen yang melakukan proses penanaman nilai dan norma yang dianut
sebelum anak terjun di dalam masyarakat. Setelah dewasa nanti, anak akan
membawa budayanya kemana-mana di lingkungan tepat dia berada. tidak
terkecuali dengan kasus yang terjadi di sekolah Ciputra Berkat. Ciputra Berkat
merupakan sekolah yang didirikan oleh Ir. Ciputra yang mengharapkan agar anakanak indonesia bisa mempersiapkan diri menjadi entrepreneur di masa depan.
Setiap perumahan yang didirikan oleh Ciputra disediakan fasilitas sekolah yang
digunakan untuk pendidikan yang berbasis bisnis. Di Surabaya terdapat sekolah
dari TK sampai SMA yang kurikulumnya berbasis bisnis dan merupakan salah
satu sekolah yang digagas oleh Ir. Ciputra namun, dalam kenyataannya sekolah
tersebut justru digunakan sebagaia arena reproduksi sosial dimana anak dari
keluarga menengah ke atas saja yang bisa sekolah disana karena biaya yang
dikeluarkan sangatlah mahal. Terdapat makna yang tersirat bahwa sekolah
tersebut dikhususkan untuk mereka yang memiliki sumber daya ekonomi yang
lebih hasilnya adalah terjadi stratifikasi dan komersialisasi pendidikan.
Kebiasaan yang tidak terlepas dari pengalaman
Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari sekolah,
keluarga, dan lingkungan. Pengertian pendidikan memiliki cakupan yang sangat
luas yang selalu ada di dalam kehidupan kita. Pendidikan yang baik akan terjadi
ketika ada kesepahaman mengenai apa yang disampaikan dengan apa yang
dilakukan dan individu bebas untuk melakukan semua hal yang diinginkan
(eksistensialisme) asal sesuai dengan konteksnya. Nilai dan norma merupakan
suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan karena hal tersebut terdapat
dalam keluarga dan lingkungan. Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama
dimana mereka berperan penting dalam mentransformasi nilai dan norma yang
dianut kepada anaknya seperti anak yang berasal dari keluarga religius akan
dididik dengan nuansa religi yang kental agar sesuai dengan harapan orang tua.
Dengan memberikan agama yang baik orang tua berharap agar anaknya kelak bisa
menjaga dirinya dan siap terjun di masyarakat dengan bekal pendidikan yang
diberikan oleh orang tuanya. Tidak jarang orang tua memilihkan anak sekolah
sesuai dengan harapannya kepada anak di masa yang akan datang. Seperti
pemilihan sekolah bisnis Citra Berkat. Sekolah Citra berkat merupakan gagasan
yang dikembangkan oleh Ir. Ciputra selaku pemilik perusahaan yang bergerak di
bidang properti (perumahan). Mencoba menginternalisasikan pengalamannya
dengan mendirikan sekolah yang kurikulumnya berbasis bisnis. Dia ingin
menciptakan wirausahawan muda yang dimulai dari pendidikan bisnis sejak kecil
hal ini terlihat dari TK sampai SMA yang digagasnya.
Bentuk pendidikan dalam masyarakat modern
Citra berkat sebagai bentuk pendidikan masyarakat modern hal ini ditandai
dengan pendidikannya berfokus pada pembangunan mindset dan karakter sesuai
dengan kebutuhan masyarakat global abad 21. Dengan adanya sekolah bisnis, oleh
Bourdieu bisa menjadi ajang reproduksi budaya kelas dominan agar dapat
melanggengkan kekuasaannya. Kelas dominan yang dimaksud di sini adalah
masyarakat dari golongan mengah ke atas yang memasukkan anaknya ke dalam
sekolah bisnis yang digagas oleh Ciputra dengan harapan ke depannya anaknya
bisa menjadi pebisnis yang handal bahkan kalau bisa kesuksesannya bisa melebihi
keluarganya saat ini meskipun biaya yang dikeluarkan sangat mahal. Kebiasaan
yang sudah dilatih sejak masih kecil bisa membawa meraka dengan mudah untuk
memasuki dunianya setelah dewasa. Modal budaya yang sudah dipunya berupa
pengetahuan bisnis, cita rasa budaya (sekolah bisnis adala sekolah yang bagus),
dan kualifikasi formal (sekolah bisnis) dapat mengakibatkan perbedaan baik di
dalam masyarakat maupun di dalam lingkungan sekolah. Sekolah bisnis dijadikan
sebagai kecakapan dan kecerdasan untuk menegaskan status oleh elit. Sehingga
budaya yang mereka punya dianggap sebagai budaya yang baradab dan
intelektual. Seakan-akan terdapat pengistimewaan (previlese) kepada sekolah
bisnis. Orang tua, sekolah dan siswa menjadi hal penting yang menentukan
legitimasi
produk
budayanya.
Dengan
kata
lain
setiap
orang
ingin
mempertahankan status quonya sebagai orang kaya melalui praktik-praktik yang
ada di sekolah bisnis sehingga kurikulum yang ada di sekolah menegaskan adanya
pembagian kekuasaan dan kekayaan yang tidak adil.
Summary
Sekolah
Citra
Berkat
merupakan
sekolah
berbasis
bisnis
yang
dikembangkan oleh Ir. Ciputra untuk menyipakan generasi yang akan datang
sesuai dengan kebutuhan global pada abad ke 21. Penyelenggaraan sekolah
tersebut akan menimbulkan ketimpangan dimana terdapat distribusi kekuasaan
dan kekayaan yang tidak merata. Masyarakat menengah ke atas ingin tetap
mempertahankan status quonya dengan memberikan pendidikan yang mahal dan
bermutu tinggi kepada anaknya agar di masa depan anaknya bisa seperti
keluarganya atau bahkan melebihi keluarganya. Nilai dan norma yang dianut di
dalam keluara tercermin dari pemilihan sekolah mana yang dianggap baik dan
sesuai dengan identitasnya. Kurikulum mengenai bisnis yang ditawarkan oleh
sekolah Citra Berkat merupakan sebuah praktek reproduksi sosial karena
didalamnya terdapat upaya pelanggengan kekuasaan yang dimiliki oleh elit. Hal
itu bisa dilihat melalui akses masuk dalam sekolah itu, dimana yang bisa
memasuki sekolah tersebut adalah orang yang berasal dari keluarga menengah ke
atas karena biaya sekolahnya yang mahal. Selain itu, penawaran program oleh
sekolah mulai dari TK sampai SMA secara tidak langsung menjadi habitus dan
memberikan kontribusi kepada elit untuk bisa masuk ke dalam ranah apapun
dengan membawa kebiasaannya dari kecil sebagai praktek di dalam dunia
sosialnya yakni sebagai pebisnis yang handal.
114564052
Kajian kuriikulum
REPRODUKSI SOSIAL MELALUI SEKOLAH BERBASIS BISNIS
CITRA BERKAT
Pendidikan, keluarga, dan lingkungan merupakan agen yang digunakan
sebagai
produksi
kultural.
Dimana
mereka
berperan
penting
dalam
mensosialisasikan nilai dan norma yang mereka anut dengan harapan para penerus
generasi keluarga bisa menjadi individu yang tangguh dan siap untuk terjun di
dalam masyarakat. Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama berperan penting
sebagai agen yang melakukan proses penanaman nilai dan norma yang dianut
sebelum anak terjun di dalam masyarakat. Setelah dewasa nanti, anak akan
membawa budayanya kemana-mana di lingkungan tepat dia berada. tidak
terkecuali dengan kasus yang terjadi di sekolah Ciputra Berkat. Ciputra Berkat
merupakan sekolah yang didirikan oleh Ir. Ciputra yang mengharapkan agar anakanak indonesia bisa mempersiapkan diri menjadi entrepreneur di masa depan.
Setiap perumahan yang didirikan oleh Ciputra disediakan fasilitas sekolah yang
digunakan untuk pendidikan yang berbasis bisnis. Di Surabaya terdapat sekolah
dari TK sampai SMA yang kurikulumnya berbasis bisnis dan merupakan salah
satu sekolah yang digagas oleh Ir. Ciputra namun, dalam kenyataannya sekolah
tersebut justru digunakan sebagaia arena reproduksi sosial dimana anak dari
keluarga menengah ke atas saja yang bisa sekolah disana karena biaya yang
dikeluarkan sangatlah mahal. Terdapat makna yang tersirat bahwa sekolah
tersebut dikhususkan untuk mereka yang memiliki sumber daya ekonomi yang
lebih hasilnya adalah terjadi stratifikasi dan komersialisasi pendidikan.
Kebiasaan yang tidak terlepas dari pengalaman
Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari sekolah,
keluarga, dan lingkungan. Pengertian pendidikan memiliki cakupan yang sangat
luas yang selalu ada di dalam kehidupan kita. Pendidikan yang baik akan terjadi
ketika ada kesepahaman mengenai apa yang disampaikan dengan apa yang
dilakukan dan individu bebas untuk melakukan semua hal yang diinginkan
(eksistensialisme) asal sesuai dengan konteksnya. Nilai dan norma merupakan
suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan karena hal tersebut terdapat
dalam keluarga dan lingkungan. Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama
dimana mereka berperan penting dalam mentransformasi nilai dan norma yang
dianut kepada anaknya seperti anak yang berasal dari keluarga religius akan
dididik dengan nuansa religi yang kental agar sesuai dengan harapan orang tua.
Dengan memberikan agama yang baik orang tua berharap agar anaknya kelak bisa
menjaga dirinya dan siap terjun di masyarakat dengan bekal pendidikan yang
diberikan oleh orang tuanya. Tidak jarang orang tua memilihkan anak sekolah
sesuai dengan harapannya kepada anak di masa yang akan datang. Seperti
pemilihan sekolah bisnis Citra Berkat. Sekolah Citra berkat merupakan gagasan
yang dikembangkan oleh Ir. Ciputra selaku pemilik perusahaan yang bergerak di
bidang properti (perumahan). Mencoba menginternalisasikan pengalamannya
dengan mendirikan sekolah yang kurikulumnya berbasis bisnis. Dia ingin
menciptakan wirausahawan muda yang dimulai dari pendidikan bisnis sejak kecil
hal ini terlihat dari TK sampai SMA yang digagasnya.
Bentuk pendidikan dalam masyarakat modern
Citra berkat sebagai bentuk pendidikan masyarakat modern hal ini ditandai
dengan pendidikannya berfokus pada pembangunan mindset dan karakter sesuai
dengan kebutuhan masyarakat global abad 21. Dengan adanya sekolah bisnis, oleh
Bourdieu bisa menjadi ajang reproduksi budaya kelas dominan agar dapat
melanggengkan kekuasaannya. Kelas dominan yang dimaksud di sini adalah
masyarakat dari golongan mengah ke atas yang memasukkan anaknya ke dalam
sekolah bisnis yang digagas oleh Ciputra dengan harapan ke depannya anaknya
bisa menjadi pebisnis yang handal bahkan kalau bisa kesuksesannya bisa melebihi
keluarganya saat ini meskipun biaya yang dikeluarkan sangat mahal. Kebiasaan
yang sudah dilatih sejak masih kecil bisa membawa meraka dengan mudah untuk
memasuki dunianya setelah dewasa. Modal budaya yang sudah dipunya berupa
pengetahuan bisnis, cita rasa budaya (sekolah bisnis adala sekolah yang bagus),
dan kualifikasi formal (sekolah bisnis) dapat mengakibatkan perbedaan baik di
dalam masyarakat maupun di dalam lingkungan sekolah. Sekolah bisnis dijadikan
sebagai kecakapan dan kecerdasan untuk menegaskan status oleh elit. Sehingga
budaya yang mereka punya dianggap sebagai budaya yang baradab dan
intelektual. Seakan-akan terdapat pengistimewaan (previlese) kepada sekolah
bisnis. Orang tua, sekolah dan siswa menjadi hal penting yang menentukan
legitimasi
produk
budayanya.
Dengan
kata
lain
setiap
orang
ingin
mempertahankan status quonya sebagai orang kaya melalui praktik-praktik yang
ada di sekolah bisnis sehingga kurikulum yang ada di sekolah menegaskan adanya
pembagian kekuasaan dan kekayaan yang tidak adil.
Summary
Sekolah
Citra
Berkat
merupakan
sekolah
berbasis
bisnis
yang
dikembangkan oleh Ir. Ciputra untuk menyipakan generasi yang akan datang
sesuai dengan kebutuhan global pada abad ke 21. Penyelenggaraan sekolah
tersebut akan menimbulkan ketimpangan dimana terdapat distribusi kekuasaan
dan kekayaan yang tidak merata. Masyarakat menengah ke atas ingin tetap
mempertahankan status quonya dengan memberikan pendidikan yang mahal dan
bermutu tinggi kepada anaknya agar di masa depan anaknya bisa seperti
keluarganya atau bahkan melebihi keluarganya. Nilai dan norma yang dianut di
dalam keluara tercermin dari pemilihan sekolah mana yang dianggap baik dan
sesuai dengan identitasnya. Kurikulum mengenai bisnis yang ditawarkan oleh
sekolah Citra Berkat merupakan sebuah praktek reproduksi sosial karena
didalamnya terdapat upaya pelanggengan kekuasaan yang dimiliki oleh elit. Hal
itu bisa dilihat melalui akses masuk dalam sekolah itu, dimana yang bisa
memasuki sekolah tersebut adalah orang yang berasal dari keluarga menengah ke
atas karena biaya sekolahnya yang mahal. Selain itu, penawaran program oleh
sekolah mulai dari TK sampai SMA secara tidak langsung menjadi habitus dan
memberikan kontribusi kepada elit untuk bisa masuk ke dalam ranah apapun
dengan membawa kebiasaannya dari kecil sebagai praktek di dalam dunia
sosialnya yakni sebagai pebisnis yang handal.