ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI LOGISTIK GERA

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI LOGISTIK : GERAI INDOMARET DI KOTA SEMARANG
Putri Mutiara Bena, Dwi Putri Puspa Sari, Eldimas Erdiansyah A
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah (50275)
Email : putrimutiarabena30@gmail.com1, dwiputripuspasari@gmail.com2, eldimas98@gmail.com3

Abstrak
Sistem logistik nasional di Indonesia belum memadai. Indikasi persoalan logistik dapat dilihat dari ketersediaan barang,
fluktuasi harga, dan disparitas harga antar wilayah untuk beberapa barang, komoditas pokok dan strategis di Indonesia.
Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai sistem logistik nasional yang kompleks maka penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji terlebih dahulu kinerja sistem distribusi logistik yang lebih homogen masalahnya yaitu pada perusahaan ritel
jaringan. Kajian ini mengambil lokasi di gerai-gerai Indomaret yang merupakan anak perusahaan Salim Group yang
dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama di Kota Semarang berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak
independen mengenai ketepatan waktu pengantaran produk sebagai bahan penelitian. Pembuktian penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kondisi lapangan
Indomaret memiliki banyak perbedaan dengan pernyataan resmi mengenai sistem logistika perusahaan tersebut
dikarenkanan oleh kelemahan dalam sektor distribusi khususnya dalam hal ketepatan waktu karena kota yang padat.
Kata kunci : sistem distribusi, logistika, transportasi, ketepatan waktu
[Analysis Of Logistic Distribution System: Indomaret Outlets In Semarang City]. The national logistic system in
Indonesia is not adequate. The indication of a logistical problem can be seen from the availability of goods, price
fluctuation and disparity among regions for several goods, staple and strategic commodities in Indonesia. Before

reviewing more about complex national logistical system, then this research aimed to review the performance of a more
problem-homogeneous logistical distribution system, that is, in network retail company. This review took as location
Indomaret outlets which are subsidiaries of Salim Group Company, in turn managed by PT. Indomarco Prismatama in
Semarang City according to the results of a research done by an independent party about the punctuality of product
delivery as object of research. Proof of this research used the descriptive analysis method. Results gained include: the
field condition of Indomaret has many differences with official claim about the company logistical system because of
weakness in distribution sector, especially in the punctuality department due to the city's congestion.
Keyword: distribution system ; logistics ; transportation; punctuality

1. PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan barang saat ini
semakin meningkat dan beragam. Kemudian sesuai
dengan hukum dalam ilmu ekonomi maka apabila
permintaan akan barang semakin tinggi maka
penawaran akan barang tersebut juga meningkat.
Hal ini menyebabkan tingkat kompetisi antar
penyedia barang atau jasa semakin meningkat. Oleh
sebab itu perusahaan pasti telah memiliki strategi
tersendiri dalam menyikapi kondisi tersebut agar
dapat bersaing dan bertahan di tengah kompetisi

yang semakin ketat.

Seiring dengan meningkatkan kecenderungan
masyarakat yang konsumtif, perkembangan ritel
modern di Indonesia semakin meningkat.
Perkembangan ritel tersebut merupakan bentuk
respon terhadap kesempatan atau peluang, dimana
pihak ritel berlomba-lomba dalam usaha untuk
menyediakan barang yang dibutuhkan oleh para
konsumennya.
Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam
proses distribusi barang. Ritel ini berperan sebagai
lokasi penempatan logistik yang sangat dekat
dengan konsumen. Ritel sendiri dapat didefinisikan
sebagai industri yang menjual produk dan jasa

Putri Mutiara Bena1, Dwi Putri Puspa Sari2, Eldimas Erdiansyah A3

pelayanan yang telah diberi nilai tambah. Produk
yang dijual sebagian besar adalah barang-barang

kebutuhan rumah tangga dan lain-lain yang
dikonsumsi secara reguler khsususnya sembilan
bahan pokok.
Industri ritel modern di Indonesia memberikan
kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) dan juga telah menyerap tenaga erja dalam
jumlah yang besar. Angka pertumbuhan ritel di
Indonesia dipengaruhi oleh daya beli masyarakat,
pertambahan jumlah penduduk, dan adanya
kebutuhan.
Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(APRINDO), bisnis ritel atau usaha eceran di
Indonesia mulai berkembang pada kisaran tahun
1980 an seiring dengan mulai dikembangkannya
perekonomian Indonesia. Hal ini timbul sebagai
akibat dari pertumbuhan yang terjadi pada
masyarakat kelas menengah, yang menyebabkan
timbulnya permintaan terhadap supermarket dan
departement store (convenience store) di wilayah
perkotaan. Perkembangan ritel modern di

Indonesia juga didukung oleh kecenderungan pola
belanja masyarakat kelas menengah ke atas yang
cenderung berorientasi pada lokasi atau tempat
belanja bukan jenis barangnya. Hal ini merupakan
pengaruh
perubahan
gaya
hidup
demi
mendapatkan kepuasan batin karena nilai barang
sebanding dengan lokasinya. Hal ini berarti bahwa
di mana barang dijual berpengaruh pada daya saing
ritel itu sendiri terhadap ritel lain untuk menarik
konsumen.
Namun, hal yang paling krusial yaitu penyediaan
barang. Perusahaan ritel sejenis berlomba-lomba
dalam kemudahan konsumen mendapatkan
barang. Namun yang lebih penting dari usaha retail
adalah kelengkapan barang. Ritel dengan barang
yang lengkap akan lebih menarik bagi konsumen

untuk didatangi. Dan sebaliknya, apabila barang
yang dicari tidak dapat ditemukan maka konsumen
akan cenderung pindah ke ritel yang lain. Apabila
ini terjadi maka ritel 1 akan mengalami kerugian
dengan kehilangan konsumen tersebut. Adapun
untuk menjamin ketersediaan barang, maka
dibutuhkan sistem distribusi logistik yang efektif
dan efisien.
Logistik menurut Council of Supply Chain
Management Professionals (CLM, 2000) adalah
bagian dari manajemen rantai pasok (supply chain)
dalam perencanaan, pengimplementasian, dan
2

pengontrolan aliran dan penyimpanan barang,
informasi, dan pelayanan yang efektif dan efisien
dari titik asal ke titik tujuan sesuai dengan
permintaan konsumen. Untuk mengalirkan barang
dari titik asal menuju titik tujuan akan
membutuhkan beberapa aktivitas yang dikenal

dengan ‘aktivitas kunci dalam logistik’ diantaranya:
1) customer service, 2) demand forecasting/
planning, 3) inventory management, 4) logistics
communications, 5) material handling, 6) traffic and
transportation, dan 7) warehousing and storage
(Lambert et al., 1998). Dalam Cetak Biru
Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Perpres
No. 26 Tahun 2012), logistik didefinisikan sebagai
bagian dari rantai pasok (supply chain) yang
menangani arus barang, informasi, dan uang
melalui
proses
pengadaan
(procurement),
penyimpanan
(warehousing),
transportasi
(transportation), distribusi (distribution), dan
pelayanan pengantaran (delivery services). Adapun
penyusunan sistem logistik ditujukan untuk

meningkatkan keamanan, efisiensi, dan efektfitas
pergerakan barang, informasi, dan uang mulai dari
titik asal (point of origin) sampai dengan titik tujuan
(point of destination) sesuai dengan jenis, kualitas,
jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki
konsumen.
Menurut Ballaou (1985), management logistik
adalah manajemen dari seluruh aktivitas
pergerakan-penyimpanan (move store) dan
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan titiktitik pengumpulan/ asal (point of acquisition) dan
titik-titik
konsumsi/
tujuan
(point
of
consumption). Adapun dalam arti luas, Bowersox,
1995 menyatakan bahwa ruang lingkup logistik
meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
pergerakan
(barang)

dari
produsen
ke
konsumen.
Produsen berfungsi menyediakan
barang-barang yang merupakan kebutuhan
masyarakat. Agar barang dari produsen dapat
sampai pada konsumen maka ada pihak distributor
yang menghubungkan keduanya.
Secara umum kegiatan logistik terdiri dari 2 (dua)
kegiatan
yaitu
pergerakan
(move)
dan
penyimpanan (store). Jika kedua kegiatan ini
direncanakan dan dikendalikan secara ketat, maka
masalah sistem logistik secara keseluruhan akan
dapat terselesaikan dengan baik. Dua kegiatan
utama tersebut diurai menjadi beberapa kegiatan

yaitu
pemrosesan
pesanan,
transportasi,

Putri Mutiara Bena1, Dwi Putri Puspa Sari2, Eldimas Erdiansyah A3

persediaan, penanganan barang, struktur fasilitas
dan sistem informasi dan komunikasi. Ketujuh
kegiatan itu disebut juga sebagai bauran kegiatan
logistik (logistics activity mix) dimana semua
kegiatan tersebut tidak dapat dihindarkan
keberadaannya dalam sebuah sistem rantai pasok
(Supply Chain System).
Dalam sistem distribusi ini banyak faktor yang
memengaruhi
keberhasilan
atau
ketidakberhasilannya. Adapun faktor yang dimaksud yaitu
(1) apakah sarana dan prasarana angkutan sudah

memadai, dalam rangka mengirim barang ke tujuan
secara tepat waktu (transportation), (2) apakah
yakin bahwa jumlah barang yang dikirim sudah pasti
sesuai DO (Delivery Order) yang dikeluarkan
Departemen Sales (inventory), (3) apakah pusatpusat distribusi (Warehouse) beserta fasilitas
pendukungnya sudah siap, sehingga barang sampai
ke dealer tak terkendala (facility structutre), (4)
apakah sistem penanganan barang-barang sudah
memadai, sehingga tidak terjadi kerusakan dan
kehilangan dalam distribusi (material handling), (5)
apakah sistem informasi dan komunikasi yang
dimiliki/digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan
(communication & information). Sistem logistik
tersusun atas fasilitas-fasilitas yang terhubung
dengan jasa pelayanan transportasi. Terdapat lima
komponen yang tergabung dalam membentuk
sistem logistik, yaitu struktur lokasi fasilitas,
transportasi, pengadaan persediaan, komunikasi,
serta penanganan dan penyimpanan.
Dalam komponen struktur lokasi fasilitas, jaringan

fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah
fundamental bagi hasil-hasil akhir logistiknya.
Jumlah, besar, dan pengaturan geografis dari
fasilitas-fasilitas yang digunakan mempunyai
hubungan langsung dengan kemampuan pelayanan
terhadap nasabah perusahaan dan terhadap biaya
logistiknya. Jaringan fasilitas suatu perusahaan
merupakan serangkaian lokasi ke mana dan melalui
mana material dan produk-produk diangkut.
Adapun untuk tujuan perencanaan, fasilitas-fasilitas
tersebut meliputi pabrik, gudang-gudang, dan tokotoko pengecer (ritel). Seleksi lokasi yang unggul
(superior) dapat memberikan banyak keuntungan
yang kompetitif. Tingkat efisiensi logistik yang dapat
dicapai berhubungan langsung dengan dan dibatasi
oleh jaringan fasilitas.
Pada umumnya, dilihat dari sudut pandang sistem
logistik, terdapat 3 (tiga) faktor yang memegang

peranan utama dalam menentukan kemampuan
pelayanan transport, yaitu biaya, kecepatan, dan
konsistensi. Dalam merancang suatu sistem logistik,
sebaiknya keseimbangan antara biaya transportasi
dengan
mutu
pelayanannya
harus
dipertimbangkan. Mendapatkan keseimbangan
transportasi yang tepat merupakan salah satu
tujuan utama dari analisa sistem logistik. Ada 3
(tiga) aspek transportasi yang harus diperhatikan
dalam hubungannya dengan sistem logistik.
Pertama, seleksi fasilitas menetapkan suatu
struktur atau jaringan yang membatasi ruanglingkup
alternatif-alternatif
transport
dan
menentukan sifat dari usaha pengangkutan yang
hendak
diselesaikan.
Kedua,
biaya
dari
pengangkutan fisik itu menyangkut lebih daripada
ongkos pengangkutan saja diantara 2 lokasi. Ketiga,
seluruh usaha untuk mengintegrasikan kemampuan
transport ke dalam suatu sistem yang terpadu
mungkin akan sia-sia saja jika pelayanan tidak
teratur (sporadic) dan tidak konsisten.
Kebutuhan akan transport di antara berbagai
fasilitas itu didasarkan atas kebijaksanaan
persediaan yang dilaksanakan oleh suatu
perusahaan. Secara teoritis, suatu perusahaan
dapat saja mengadakan persediaan setiap barang
yang ada dalam persediaannya pada setiap fasilitas
dalam jumlah yang sama. Tujuan dari integrasi
persediaan ke dalam sistem logistik adalah untuk
mempertahankan jumlah item yang serendah
mungkin yang sesuai dengan sasaran pelayanan.
Kekurangan dalam mutu informasi dapat
menimbulkan banyak sekali masalah. Kekurangan
tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 (dua)
kategori besar. Pertama, informasi yang diterima
mungkin tidak betul (incorrect) dalam hal penilaian
trend dan peristiwa. Oleh karena banyak sekali arus
logistik itu merupakan antisipasi bagi transaksi di
masa depan, maka penilaian yang akurat dapat
menyebabkan kekurangan persediaan atau
komitmen yang berlebihan. Kedua, informasi
mungkin kurang akurat dalam hal kebutuhan suatu
nasabah tertentu. Informasi yang tidak betul dapat
menimbulkan gangguan terhadap prestasi sistem,
dan keterlambatan dalam arus komunikasi dapat
memperbesar
kesalahan
itu
sehingga
menyebabkan serangkaian kegoncangan dalam
sistem tersebut karena koreksi yang berlebihan dan
koreksi yang kurang. Komunikasi membuat
dinamisnya suatu sistem logistik. Mutu dan

Putri Mutiara Bena1, Dwi Putri Puspa Sari2, Eldimas Erdiansyah A3

3

informasi yang tepat-waktu merupakan faktor
penentu yang utama dari kestabilan sistem.
Penanganan
dan
penyimpanan
langsung
berhubungan dengan semua aspek operasi.
Penanganan dan penyimpanan (handling and
storage) ini meliputi pergerakan (movement),
pengepakan, dan containerization (pengemasan).
Handling ini menimbulkan banyak sekali biaya
logistik dilihat dari pengeluaran untuk operasi dan
pengeluaran modal.
Sistem logistik nasional di Indonesia belum
memadai. Hal tersebut menjadi batu sandungan
bagi para pengusaha dalam menjalani aktivitas
bisnis di Indonesia. Kondisi tersebut berdampak
negatif bagi daya saing produk dalam negeri.
Menurut Pendiri Supply Chain Indonesia (SCI),
Setijadi, sistem logistik Indonesia belum mampu
berperan sebagaimana mestinya meskipun peran
utamanya yaitu sebagai pendukung konektivitas
antar wilayah demi mencapai kesejahteraan
masyarakat. Setijadi menambahkan bahwa indikasi
persoalan logistik dapat dilihat dari ketersediaan
barang, fluktuasi harga dan disparitas harga antar
wilayah untuk beberapa barang, komoditas pokok
dan strategis di Indonesia. Imbasnya terhadap biaya
dan mempengaruhi daya saing barang baik di dalam
maupun luar negeri. Masalah di dalam sistem
logistik Indonesia sangat kompleks karena berbagai
faktor, seperti keragaman komoditas, luas wilayah
dan kondisi geografis, kondisi infrastruktur, dan
sebagainya.
Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai sistem
logistik nasional yang kompleks maka kajian ini
bertujuan untuk mengkaji terlebih dahulu kinerja
sistem distribusi logistik yang lebih homogen
masalahnya yaitu pada perusahaan ritel jaringan.
Hal ini dilakukan sebagai bekal pemahaman
terhadap bagaimana aliran logistik di suatu wilayah
yang lebih kompleks. Pemahaman tersebut sangat
penting dimiliki oleh seorang perencana karena
logistik merupakan kebutuhan dasar manusia
(papan, sandang, dan pangan). Dimana manusia
merupakan subjek dan objek perencanaan itu
sendiri.
Kata kunci logistik adalah aliran barang atau jasa
dengan tujuan menyediakan barang dengan jumlah,
waktu, lokasi, dan biaya yang tepat. Kegiatan utama
logistik
adalah
pengadaan,
penyimpanan,
persediaan,
pengangkutan,
pergudangan,
pengemasan, keamanan, dan penanganan barang
4

dan jasa baik dalam bentuk bahan baku, barang
antara, dan barang jadi. Selain penentuan lokasi
yang strategis, sistem logistik menjadi hal yang
harus diperhatian dalam pendistribusian barang ke
tangan konsumen.
Sistem logistik penting dalam kegiatan transaksi
ekonomi yang menawarkan lima kegunaan utama,
yaitu lokasi, waktu, jumlah, bentuk, dan
kepemilikan. Tiga kegunaan pertama adalah
berkaitan dengan fungsi logistik. Kegunaan bentuk
adalah fungsi produksi dan kegunaan kepemilikan
adalah fungsi pemasaran. Logistik memungkinkan
terjadinya proses produksi dengan menyediakan
bahan baku yang diperlukan. Logistik juga
memungkinkan terjadinya proses pembelian
dengan mengantarkan produk ke tangan pengguna.
Selain itu sistem logistik juga memegang peranan
penting dalam persaingan pasar. Semakin baik
sistem logistik suatu perusahaan, maka akan
semakin unggul pula pelayanan yang diberikannya
kepada konsumen. Indomaret merupakan anak dari
perusahaan Salim Group yang dikelola oleh PT.
Indomarco Prismatama. Di Semarang sendiri, ada
sekitar 20 gerai indomaret yang tersebar
dibeberapa wilayah. Indomaret mempunyai motto
“murah dan hemat”, dan gerai indomaret memiliki
tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh
masyarakat sekitarnya. Di Semarang terdapat
kurang lebih 200 gerai Indomaret dan hanya satu
pusat distribusi dengan lebih dari 500 pemasok.
Adapun dengan banyaknya gerai Indomaret yang
hanya didukung oleh satu pusat distribusi tentu
terdapat permasalahan dalam hal pemasokan ke
gerai-gerai Indomaret.
Sistem distribusi Indomaret menerapkan teknologi
yang canggih dengan menggunakan digital picking
system
yang
memungkinkan
Indomaret
menjalankan distribusi dengan andal, canggih, dan
efisien. Dengan dukungan sumber daya manusia
yang ahli di bidangnya, distribusi ke seluruh gerai
Indomaret dapat terlayani dengan baik sehingga
Pusat Distribusi Indomaret menjadi salah satu yang
terbaik di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang diatas, analisis sistem
distribusi logistik Indomaret ini bertujuan untuk
mengetahui apakah saluran distribusi barang dari
pusat distribusinya memang sudah berjalan dengan
baik dan efisien atau malah sebaliknya sehingga
perlu dievaluasi.

Putri Mutiara Bena1, Dwi Putri Puspa Sari2, Eldimas Erdiansyah A3

2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipakai dalam analisis
lokasi berkaitan dengan sistem distribusi ke gerai
Indomaret ini adalah Metode Penelitian Deskriptif.
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam
penelitian dapat berupa orang, lembaga,
masyarakat dan yang lainnya yang pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
apa adanya. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang
atau masalah aktual. Analisis gerai Indomaret ini
berfokus pada sistem logistik dan distribusi barang
dari pusat distribusi ke gerai-gerai indomaret yang
sudah tersebar di beberapa wilayah di Kota
Semarang, dengan bahasan bagaimana sistem
pendistribusiannya dan apa saja kendala yang
dihadapi dalam distribusi barang tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Indomaret adalah jaringan minimarket yang
menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan
sehari-hari. Indomaret merupakan merk dagang
yang dimiliki oleh PT. Indomarco Prismatama. Toko
Indomaret yang pertama dibuka pada bulan
November 1988 di Kalimantan, sedangkan sistem
waralaba baru diterapkan pada tahun 1997 dengan
dibukanya toko pertama di Ancol Jakarta Utara. Hal
tersebut dikarenakan PT. Indomarco Prismatama
menguji terlebih dahulu sistem bisnis waralaba ritel
hingga membuahkan sebuah sistem waralaba ritel

pertama di Indonesia yang menjadi acuan bagi
sistem waralaba lain di Indonesia. Kantor pusat
jaringan ritel Indomaret berlokasi di Jalan Terusan
Angkasa B2 Kav-1 Gunung Sahari, Kemayoran,
Jakarta.
Pada Mei 2016, Indomaret telah mengoperasikan
lebih dari 12.800 gerai, yang terdiri dari 60 % milik
sendiri dan 40 % milik masyarakat yang tersebar di
Jawa, Bali, Madura, dan Sumatera. Gerai Indomaret
dengan mudah dapat ditemukan di berbagai
kawasan permukiman, perkantoran, niaga, wisata,
apartemen, dan fasilitas umum lainnya. Di mana
setiap gerai menyediakan lebih dari 5.000 produk.
Sistem distribusi Indomaret menerapkan teknologi
digital picking system yang diklaim dapat
menjalankan distribusi yang andal, canggil, dan
efisien. Sistem pendistribusian logistik Indomaret
menggunakan sebuah pusat distribusi sebagai
tempat penyimpanan barang sementara sebelum
didistribusikan ke gerai-gerai yang masuk dalam
cakupan wilayah pendistribusiannya. Berdasarkan
informasi tentang perusahaan dalam website resmi
Indomaret, terdapat pernyataan bahwa Pusat
Distribusi Indomaret menjadi salah satu yang
terbaik di Indonesia. Hingga saat ini, Indomaret
memiliki 22 pusat distribusi yang merupakan sentral
pengadaan barang untuk ribuan gerai-gerainya.
Pusat distribusi tersebut berada di Jakarta, Bogor,
Tangerang, Bekasi, Parung, Bandung, Cirebon,
Purwakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
Jember, Malang, Lampung, Palembang, Medan,
Samarinda, Pontianak, Pekanbaru, Makassar, dan
Denpasar.
Pusat distribusi (distribution center) berfungsi
sebagai fasilitas pemilahan dan penampungan

Gerai

Supplier
Pusat
Distribusi

Gerai
Distribution

Supplier
Gerai

Gambar 1. Mekanisme Distribusi Logistik ke Gerai Indomaret
Sumber : Sumber : dokumen.tips/documents/manajemen-logistik-pada-perusahaan-retail-pt.html

Putri Mutiara Bena1, Dwi Putri Puspa Sari2, Eldimas Erdiansyah A3

5

barang dari seluruh suplier. Keuntungan adanya DC
adalah meminimalisasi kebutuhan warehouse
(gudang) dan juga memaksimalkan skala ekonomi
distribusi ke gerai untuk selanjutnya barang-barang
tersebut terjual ke konsumen. Cross docking dapat
digunakan untuk mengkonsolidasi pengiriman
untuk mencapai skala ekonomi dengan FTL (Full
Truck Loaded/ truk dengan muatan penuh).
Kemudian dari Distribution Center, produk dari
berbagai pemasok akan disortir dan akan dikirimkan
ke setiap gerai sesuai dengan kebutuhan gerai
dalam satu kali shipment (pengiriman). Dengan
begitu akan mengurangi kemungkinan suplier
melakukan pengiriman yang kurang efisien. Ketidak
efisienan ini dapat disebabkan karena suplier perlu
mengirim barang yang jumlahnya kurang dari
kapasitas truk, LTL (less than truckload).
Gambar 3. Sistem Logistik dengan Distribution Center
Sumber : Sumber : dokumen.tips/documents/manajemenlogistik-pada-perusahaan-retail-pt.html

Gambar 2. Efisiensi dari Adanya Distribution Center
Sumber : dokumen.tips/documents/manajemen-logistikpada-perusahaan-retail-pt.html

6

Adapun terdapat salah satu elemen yang sangat
diperhatikan dalam sistem distribusi Indomaret
yaitu pemilihan lokasi. Penentuan lokasi ini
merupakan
pertimbangan
awal
sebelum
perusahaan beroperasi. Penentuan lokasi yang
tepat akan berpengaruh pada kemampuan
pemenuhan logistik ke gerai-gerai Indomaret agar
mendapatkan persediaan produk-produk yang
cukup, mendapatkan tenaga kerja dengan mudah,
serta memungkinkan diadakannya perluasan usaha.
Kesalahan pada pemilihan lokasi ini akan
berpengaruh pada tingginya biaya transportasi,
kekurangan tenaga kerja, sehingga kehilangan
kesempatan bersaing karena persediaan barang
yang tidak memadai.
Berbagai penghargaan telah diraih oleh Indomaret.
Beberapa penghargaan diantaranya yaitu Franchise
Top of Mind (2013) dan Excellent Service Experience
Award (2014). Raihan penghargaan Excellent
Service Experience Award (2014) dapat ditarik
menjadi asumsi bahwa daya tarik Indomaret
terhadap konsumen besar dan berbanding lurus
dengan keinginan konsumen untuk kembali
berbelanja.
Namun dalam sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Afridel Chandra mengenai kinerja distribusi
logistik gerai Indomaret di Kota Semarang pada
tahun 2013, ditemukan bahwa kondisi di lapangan

Putri Mutiara Bena1, Dwi Putri Puspa Sari2, Eldimas Erdiansyah A3

sangat berbeda dengan pernyataan Indomaret
sebagai salah satu Pusat Distribusi terbaik di
Indonesia dan raihan penghargaan yang pernah
didapatnya. Permasalahan dalam pendistribusian
ke gerai Indomaret dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Masalah Pasokan Indomaret Kota Semarang
No
.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Lokasi Gerai
Indomaret
Ngesrep,
Tembalang

Pedalangan,
Banyumanik

Jalan Kartini,
Semarang
Timur
Puri
Anjasmoro,
Semarang
Barat
Langensari, Jl.
Jendral
Sudirman
Banyubiru,
Semarang
Jalan
Pandanaran

Permasalahan
Keterlambat
Keterangan
-an
1-3 hari
Jarak lokasi
cukup jauh
dari
pusat
distribusi
1-3 hari
Jarak lokasi
cukup jauh
dari
pusat
distribusi
1-2 hari
Kemacetan
arus
transportasi
Maks 1 hari Kemacetan
transportasi
(berada pada
jalur menuju
arah Jakarta)
1-2 hari
-

1-3 hari

1 hari

8.

Kini
Maju,
Pedurungan

1-2 hari

9.

Lamper
Tengah,
Semarang
Klipang Raya
Dr.
Cipto
Mangunkusum
o
Raden Patah
246, Semarang

1-2 hari

10.
11.

12.

13.
14.

Kaligawe,
Semarang
Semarang-Boja

1-2 hari
Maks 1 hari

1-2 hari

1-2 hari
1-3 hari

Kondisi
macet
transportasi
Kemacetan
(berada
di
pusat kota)
Kemacetan
(daerah
padat
lalu
lintas)
-

Kemacetan
(pusat kota)
Kondisi jalan
macet (arah
timur
Semarang)
Daerah banjir
rob
Kemacetan

No
.

Lokasi Gerai
Indomaret

15.

Sapta Prasetya,
Pedurungan
Mranggen
Pucang Gading
Pudak Payung
Jalan
Raya
Tembalang
Singosari,
Pleburan

16.
17.
18.
19.
20.

Permasalahan
Keterlambat
Keterangan
-an
1-2 hari
1-2 hari
1-2 hari
1-3 hari
1-3 hari

Kemacetan
Kemacetan
Kemacetan
Kemacetan

1-2 hari

Kemacetan
(di
tengah
kota)

Sumber : Data primer dalam Skripsi Afridel Chandra, 2013

Data tersebut menunjukkan bahwa kinerja
distribusi logistik ke gerai Indomaret di Kota
Semarang belum efektif dan efisien. Terjadi
keterlambatan rata-rata 1-2 hari untuk semua
sampel gerai yang digunakan. Keterlambatan
tersebut dapat memicu konsumen untuk beralih
berbelanja ke ritel lain sehingga merugikan
perusahaan itu sendiri. Penyebab keterlambatan
penyediaan pasokan tersebut sebagian besar
diakibatkan oleh kendala pada tahap distribusi
dalam hal ini khususnya transportasi. Maka dari itu,
pemilihan angkutan logistik dan rute untuk
menjangkau lokasi dalam sistem distribusi logistik
perlu untuk dikaji lebih mendalam lagi.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Sistem
distribusi dan logistika suatu perusahaan
merupakan bagian penting dalam suatu usaha
karena menentukan kinerja perusahaan tersebut
secara menyeluruh. Untuk memenuhi kebutuhan
distribusi ini, retail Indomaret yang menyediakan
berbagai cabang pusat distribusi di seluruh
Indonesia memperhatikan pemilihan lokasi serta
penggunakan digital picking system untuk
mempercepat pemindahan barang dari pusat
distribusi ke outlet. Dengan pertimbangan tersebut,
Indomaret dapat menyatakan dirinya sebagai outlet
paling efisien di seluruh Indonesia. Namun
kenyataanya, hasil survei pihak independen
mengemukakan kelemahan Indomaret dalam
bidang transportasi
yang menyebabkan
Ketidaktepatan waktu penyampaian barang ke

Putri Mutiara Bena1, Dwi Putri Puspa Sari2, Eldimas Erdiansyah A3

7

outlet dapat berpotensi menyebabkan konsumen
beralih untuk membeli barang di outlet lain. Oleh
karena itu, adanya kekurangan yang cukup fatal ini,
perlu diadakan penelitian dan pengkajian kembali
sistem distribusi untuk memperbakai masalah ini.
Hal-hal yang direkomendasikan kepada peneliti di
masa mendatang yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah dapat memperbanyak hasil survei primer
terbaru untuk menghasilkan lebih banyak lagi bukti
terkini mengenai masalah tersebut. Selain itu,
kajian secara lebih mendalam dalam evaluasi sistem
distribusi logistik dengan mempertimbangan
perkembangan teknologi khususnya transportasi
yang dikaitkan dengan kondisi jalur yang dilewati
juga diperlukan pihak perusahaan untuk
memperbaiki kinerja perusahaan khususnya dalam
bidang penyediaan logistik.
Penelitian juga
hendaknya dapat menggunakan metode-metode
selain metode analisis deskriptif yang digunakan
dalam penelitian ini.

5. DAFTAR PUSTAKA
Chandra, A. (2013). Analisis Kinerja Distribusi
Logistik Pada Pasokan Barang Dari Pusat
Distribusi Ke Gerai Indomaret Di Kota
Semarang. Universitas Diponegoro. Dalam
http://eprints.undip.ac.id. Diakses pada
tanggal 7 September 2016.
Soliha, E. (2008). Analisis Industri Ritel di Indonesia.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), 15, 128-142.
Dalam http://download.portalgaruda.org/.
Diakses pada tanggal 11 September 2016.
Paramita, E. R. (2014). Manajemen Logistik Pada
Perusahaan
Retail
PT.
Indomarco
Prismatama
“Indomaret”.
Dalam
http://dokumen.tips/documents/manajeme
n-logistik-pada-perusahaan-retail-pt.html.
Diakses pada tanggal 11 September 2016.

8

Putri Mutiara Bena1, Dwi Putri Puspa Sari2, Eldimas Erdiansyah A3