Tugas akhir makalah K wn
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
DEMOKRASI DAN PRAKTIKNYA di INDONESIA
OLEH :
Selma Riyasni
1101397
Dosen pembimbing : SERLI MARLINA, S.pd
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji dan segenap rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT , karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun makalah dengan judul “
Demokrasi dan Praktiknya di Indonesia” tepat pada waktunya. Dan atas izin
Beliau juga, Penulis dapat menulis dengan baik meskipun jauh dari kesempurnaan.
Di dalam makalah ini, akan dibahas pengertian demokrasi dan pendidikan
demokrasi, sejarah demokrasi, teori dan konsep demokrasi , implementasi pendidikan
demokrasi , dan esensi demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan rekan-rekan dan bimbingan dari Dosen. Untuk itu, penulis menghaturkan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis juga menyadari, bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
baik dari segi materi maupun dari segi penyusunanannya. Karena makalah ini dibuat
dengan struktur yang sederhana. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata, jika terdapat kesalahan dalam makalah ini penulis meminta maaf,
semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya,
dan dapat dipegunakan sebaik-baiknya, amin ya rabbal Alamin.
Padang, April 2012
Selma Riyasni
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
2
DAFTAR ISI ..................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
5
A. Latar Belakang Masalah ....................................................
5
B. Identifikasi Masalah............................................................
6
C. Rumusan masalah ..............................................................
6
D. Tujuan Penulisan ..............................................................
6
E. Manfaat Penulisan .............................................................
6
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
7
A. Pengartian Demokrasi dan Demokrasi .................................................
7
a. Pengertian Demokrasi ................................................................
7
1. Pengertian Etimologi Demokrasi ........................................
7
2. Pengertian Terminologis Demokrasi ...................................
7
b. Pengertian Pendidikan Demokrasi .............................................
8
B. Sejarah Demokrasi ............................................................................. 12
1. Sejarah Umum Demokrasi ........................................................ 12
2. Sejarah Umum Demokrasi Indonesia ........................................ 12
C. Teori dan Konsep Demokrasi .............................................................. 15
1. Demokrasi Perwakilan Liberal ................................................... 15
2. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme .................................... 15
3
D. Implementasi Pendidikan Demokrasi .................................................. 16
E. Esensi Demokrasi Dalam Pemerintahan Daerah ................................ 17
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 20
A. KESIMPULAN ................................................................................... 20
B. SARAN .............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
untuk rakyat. Penerapan demokrasi diberbagai negara di dunia mempunyai ciri
khas dan spesifikasi masing-masing yang lazimnya dipengaruhi oleh ciri khas
masyarakat sebagai rakyat dalam suatu negara.
Demokrasi sebagai pemerintahan yang berada di tangan rakyat tidak serta
merta dipimpin oleh rakyat. Namun, pemerintahan dijalanknan oleh wakil-wakil
rakyat yang dilpilih secara langsung
oleh rakyat. Wakil-wakil inilah yang
nantinya akan menyalurkan aspirasi rakyat dalam hal apa saja.
Demokrasi
mempunyai
arti
penting
bagi
masyarakat
yang
menggunakannya. Sebab, dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan
sendiri jalannya organisasi Negara dijamin.
Oleh sebab itu, hampir semua
pengertian yang diberikan untuk istilah demokrasi selelu memberikan posisi
penting bagi rakyat kendati secara operasional implikasinya diberbagai negara
tidak selalu sama.
Di negara Indonesia, demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi
Pancasila. Dimana, Demokrasi pancasila merupakan demokrasi yang dihayati
oleh bangsa dan Negara Indonesia , yang dijiwai dn dintegritasikan oleh nilainilai luhur pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan.
Demokrasi Indonesia telah menerapkan nilai-nilai luhur pancasila,
namun, masalah yang harus kita pecahkan saat ini, apakah pelaksanaan
demokrasi pancasila yang diwarisi oleh nenek moyang kita, telah kita laksanakan
sepenuhnyan, dan memenuhi aturan yang ada? Apakah demokrasi pancasila
sudah merupakan sistem yang pas dipakai untuk Negara ini?
5
Tugas kita untuk memperbaiki semua kesalahan yang terjadi pada saat
sekarang ini. Menumbuhkembangkan nilai-nilai demokrasi pancasila yang
semestinya, dan meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam
proses pelaksanaan demokrasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang diidentifikasi dari
makalah ini adalah masalah dmeokrasi, pendidikan demokrasi sejarah demokrasi,
teori dan konsep demokrasi, implementasi pendidikan demokrasi, serta esensi
demokrasi dalam pemerintahan daerah.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan demokrasi ?
3. Bagaimana sejarah demokrasi ?
4. Bagaimana teori dan konsep demokrasi itu?
5. Bagaimana implementasi pendidikan demokrasi ?
6. Seperti apa esensi demokrasi dalam penyelenggaraan pemda ?
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Untuk melatih penulis dalam mengembangkan pola pikir
3. Untuk lebih memahami dan mengenal proses pembuatan makalah
4. Untuk lebih memahami dan mengenal demokrasi dan praktiknya di
indonesia
6
E. Manfaat Penulisan
Makalah ini memiliki manfaat antara lain :
1. Sebagai bahan untuk lebih memahami demokrasi yang sesungguhnya.
2. Sebagai sarana untuk memahami demokrasi dan memahami praktik
demokrasi di Indonesia.
3. Sebagai bahan untuk menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam
pendidikan demokrasi.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi
a. Pengertian Demokrasi
Pengertian demokrasi dapat ditinjau dari dua pengertian yaitu :
1. Pengertian etimologis demokrasi
Secara etimologis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan atau kratien yang berarti
memerintah. Demokrasi dapat diterjemahkan sebagai “Rakyat berkuasa”. Dengan
kata lain demokrasi adalah pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, baik secara
langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan). Dengan demikian, dalam
suatu negara yang manganut sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan
teertingginya ada ditangan rakyat sebagaimana pengertian demokrasi yang
diucapkan oleh Abraham Lincoln “the government from the people, and for the
people” (suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat )
(Marlina,2011:75).
2. Pengertian terminologis demokrasi
Dari sudut terminalogi banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli politik. Diantaranya :
1. Menurut Henry B. Mayo
Politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa
kebijaksanaan umum ditentukanatas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilahan
berkala
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik.
8
2. Menurut Harris Soche
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan
pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan
merupakan
hak
bagi
mengatur,mempertahankan,
rakyat
dan
atau
melindungi
orang
dirinya
banyak
dari
untuk
paksaan
pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.
3. Menurut International Commission for jurist
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk
membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara
melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan bertangggungjawab pada
mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas.
4. Menurut C.F. Strong
Suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa
dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan
tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
5. Menurut Sammuel Harrington
Sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan
kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum
yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam sistem itu calon bebas bersaing
untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak
memberikan suara (winarno,2007:91-92).
Jadi, demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat. Demokrasi adalah sebuah
bentuk pemerintahan rakyat yang berkuasa sekaligus diperintah pemerintahan
dalam Negara demokrasi pada dasarnya adalah pilihan rakyat yang berdaulat dan
9
diberi tugas untuk menyelenggarakan pemerintahan yang berasal dari rakyat,
dilaksanakan oleh rakyat dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat (Serli
Marlina, 2011:75).
b.
Pengertian pendidikan demokrasi
Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai
demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warga Negara.
Pendidikan
demokrasi
bertujuan
mempersiapkan
warga
masyarakat
berperilaku dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada
generasi muda akan pengetahuaun dankesadaraan akan nilai-nilai demokrasi.
Pada tahap selanjutnya, pendidikan demokrasi akan menghasikan
masyarakat yang mendukung sistem politik yang demokratis. Sistem politik
demokrasi hanya akan langgeng apabila didukung oleh masyarakat
demokratis, yaitu masyarakat yang berlandaskan pada nilia-nilai demokrasi
serta berpartisipasi aktif mendukung kelangsungan pemerintahan demokrasi di
negaranya. Oleh karena itu, setiap pemerintahan akan melaksanakan
sosialisasi nilai-nilai demokrasi kepada generasi muda. Kelangsungan
pemerintahan demokrasi bersandar pada pengetahuan dan kesadaran
demokrasi warga negaranya. Pendidikan pada umumnya dan pendidikan
demokrasi pada khususnya akan memberikan seluas-luasnya pada bagi
seluruh warganya. Warga Negara yang berpendidikan dan memiliki kesadaran
politik tinggi sangat diharapkan oleh Negara demokrasi. Hal ini bertolak
belakang dengan Negara otoriter atau model diktator yang takut dan merasa
terancam oleh warga yang berpendidikan (Winarno,2007:112).
Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah
adalah mengenai kurikulum pendidikan demokrasi. Kurikulum pendidikan
demokrasi menyangkut dua hal ; penataan materi. Penataan menyangkut
pemuatan pendidikan demokrasi dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler (mata
10
pelajaran atau mata kuliah). Isi materi berkenaan dengan kajian atau bahan
apa sajakah yang layak dari pendidikan demokrasi (Winarno,2007:112).
Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendiddikan
nasional
dinyatakan
pula
bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yangb bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggungjawab. Pendidikan untuk menjadikan warga negar yang
demokratis dan bertanggung jawab adalah pendidikan demokrasi.
Sekarang
ini
banyak
kalangan
menghendaki
pendidikan
kewarganegaraan baik sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata kuliah
di perguruan tinggi mengemban misi sebagai pendidikan demokrasi. Tuntutan
demikian tidak salah oleh karena secara teoritis, pendidikan kewarganegarraan
adalah salah satu ciri dari pemerintahan yang demokratis. International
Commission of Jurist tahun 1965 mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar
untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule Of Law
ialah (mirraiam Budiarjo, 1977):
a. Perlindungan konstitusionil, dalam arti bahwa kontitusi, selain
menjamin hak-hak individu, harus menentukan pula cara procedural
untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and
impartial tribunals)
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan untuk berserikat / berorganisasi dan beoposisi
f. Pendidikan kewarganegaraan (civic education )
11
Thomas Jefferson sebagai penulis Deklarasi Kemerdekaan Amerika,
dalam Wahab (2001), menyatakan bahwa: “that the knowledge, skills,
behaviors of democratic citizenship do not just occur naturality in oneself-but
rather they must be taught consciously through schooling to teach new
generation. i.e. they are learned behaviors”.
Maksudnya pengetahuan, skil, prilaku warga negara yang demokratis
tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan kepada generasi
penerus. (Winataputra.2001) dalam disartasinya memberikan penjelasan
bahwa pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan Negara
dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negara agar memahami,
menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai
demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.
Menurut Affandi (2005:7) ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan
dalam menanamkan pendidikan demokrasi kepada generasi muda, yaitu
pengetahuan dan kesadaran akan hal:
Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri.
Kedua, Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat
begitu saja meniru dari masyarakat lain.
Ketiga Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan
mentranformasikan nilai-nilai demokrasi: kebebasan, persamaan dan keadilan
serta loyal kepada sistem politik yang bersifat demokrasi.
Berdasarkan pendapat tersebut, menunjukan bahwa pendidikan
demokrasi tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain, akan tetapi
harus benar-benar digali dari budaya masyarakat itu sendiri. Kemudian
12
demokrasi itu akan terus berlangsung dan berkembang manakala kita dapat
mentransformasikan nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, persamaan dan
keadilan serta loyal kepada sistem politik yang bersifat demokratis.
Demokrasi bisa tertanam dalam diri siswa dan juga bisa tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara,
selain perlu keteladan dari orang tua, guru, tokoh masyarakat dan aparat, juga
perlu pembelajaran dan pembudayaan demokrasi secara terencana, bertahap,
dan berkesinambungan. Hal ini sebagaimana dikemukakan Djiwandono dkk
(2003:34): “Oleh karena itu, sebenarnya praktek demokrasi tidak mungkin
langsung jadi, semuanya butuh tahap belajar dari perkembangan masingmasing negara”.
B. Sejarah demokrasi
1. Sejarah Umum Demokrasi
Konsep demokrasi lahir dariyunani kuno yang dipraktikkan dalam
hidup bernegara antara abad ke-4 SM sampai abad ke-6 M. Demokrasi yang
dipraktikkan pada waktu itu adalah demorasi langsung (direct democracy ),
artinya hak rakyat dalam membuat keputusan-keputusan politik dijalankan
secar langsung oleh seluruh rakyat atau warga Negara. Hal ini dapat dilakukan
karena waktu itu yunani merupakan Negara kota (polis) yang penduduknya
terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya yang berpenduduk sekitar
300.000 orang. Tambahan lagi, walaupun ada keterlibatan seluruh warga,
namun masih ada pembatasan, misalnya para anak, wanita dan para budak
tidak berhak berpartisipasi dlam pemerintahan.
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk
sederhana dari demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia.
Ketika itu, bangsa Sumeria memiliki beberapa negara kota yang independen.
Di setiap negara kota tersebut para rakyat seringkali berkumpul untuk
13
mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusan pun diambil berdasarkan
konsensus atau mufakat.
Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk 14egara
pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern. Yunani
kala itu terdiri dari 1.500 negara kota (poleis) yang kecil dan independen.
Negara kota tersebut memiliki 14egara pemerintahan yang berbeda-beda, ada
yang oligarki, monarki, tirani dan juga demokrasi. Diantaranya terdapat
Athena, 14egara kota yang mencoba sebuah model pemerintahan yang baru
masa itu yaitu demokrasi langsung. Penggagas dari demokrasi tersebut
pertama kali adalah Solon, seorang penyair dan negarawan Paket pembaruan
konstitusi yang ditulisnya pada 594 SM menjadi dasar bagi demokrasi di
Athena namun Solon tidak berhasil membuat perubahan Demokrasi baru
dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh Kleisthenes, seorang bangsawan
Athena. Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan dalam pemerintahan
sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan mengeluarkan
pendapat dan memilih kebijakan. Namun dari sekitar 150.000 penduduk
Athena, hanya seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan menyuarakan
pendapat mereka.
Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa Romawi pada 510 SM
hingga 27 SM. Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi perwakilan
dimana terdapat beberapa perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan
dari rakyat biasa di Majelis.
Pada awal abad ke 6-3 SM dilaksanakan demokrasi dengan sistem
demokrasi dengan sistem demokrasi langsung yaitu suatu bentuk proses
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan politik dijalankan secara
langsung oleh seluruh warga Negara berdasarkan prosedur mayoritas sistem
demokrasi langsung ini efektif dalam sederhana wilayahnya terbatas, jumlah
14
penduduknya sedikit dan bahkan tidak semua warga Negara mempunyai hak
untuk ikut menentukan keputusan-keputusan politik.
Pada awal pertengahan ini masyarakat bercirikan feodal dan dualism
kekuasaan antara paus dan para pejabat keagamaan lainnya dalam politik
kenegaraan sering terjadi pertikaian antara kedua pusat kekuasaan tersebut.
Tokoh-tokoh terkenal dalam konteks adalah jhon locked dan property
dan montesquiew (1689-1775)dari prancis dengan gagasan trias politika yang
membagi kekuasaan kekuasaan mengadili ( yudikatif).
2. Sejarah demokrasi Indonesia
Demokrasi yang kita kenal sekarang ini dipelopori oleh organisasiohrganisasi modern pada masa pergerakan nasional sebagai wacana
penyadaran. Diantara organisasi modern tersebut, misalnya Budi Utomo (BU),
Sarekat Islam, dan Perserikatan Nasional Indonesia.
Bangsa Indonesia mengenal BU sebagai organiosasi modern pertama
yang didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908. Anggota BU terdiri dari kaum
priyayi ningrat atau aristokrasi dan kaum intelektual. Kelompok pertama
bersifat konservatif, sedamgkan kelompok kedua bersifat progresif. Dari sini
tampak bahwa BU masih bersifat elitis. Di dalam organisasi BU anggotanya
belajar berdemokrasi dengan mengenalkan dan menyalurkan ide, gagasan dan
harapan adanya intregasi nasional. Organisasi BU dijadikan wahana
pendidikan politik bagi kaum priyayi dan kaum intelektual antara lain
memupuk kesadaran politik, berpatisipasi dalam aksi kolektif dan menghayati
identitas diri mereka. (Sartono Kartodirdjo, 1992 : 105).
Menjelang surutnya BU, muncul organisasi modern yang berwatak lebih
egaliter, yaitu Sarekat Islam (SI). Organisasi yang didirikan tahun 1911 di
15
Solo. Pada awalnya SI merupakan gerakan reaktif terhadap situasi kolonial,
namun dalam perkembangannya organisasi ini melangkah ke arah rekontruksi
kehidupan bangsa dan akhirnya beralih ke perjuangan politik guna
menentukan nasib bangsanya sendiri.
Gerakan nasionalis Indonesia dengan cepat meningkat dalam tahun
1927 dengan didirikannya Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Para
pemimpin PNI terdiri dari kaum muda yang memperoleh pendidikan di negeri
belanda pada permulaan tahun 1920-an. Sewaktu di negeri belanda mereka
menggabungkan diri dengan organisasi mahasiswa, yaitu perhimpunan
16egara16ia (PI). Organisasi pemuda pada saat itu sangat terpengaruh oleh
PNI. Salah satu peristiwa penting dalam gerakan nasional adalah konggres
pemuda Indonesia ke-II yang melahirkan sumpah pemuda. Dalam forum ini
kaum muda yang berasal dari berbagi daerah menghilangkan semangat
kedaerahan mereka dan menggantikan dengan semangat persatuan dan
kesatuan bangsa serta bekerja sama untuk menciptakan suatu 16egara
indionesia yang merdeka.
C. Teori dan konsep demokrasi
Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu pertama,
Formal democratif dan yang kedua, substance democracy yaitu menunjuk pada
bagaimana proses demokrasi itu dilakukan ( Winataputra, 2006)
Sistem presidensial : sistem ini menekankan penting nya pemilihan presiden
secara
langsung
kekuasaaneksekutif
dari
(
rakyat.
Dalam
kekuasaan
sistem
ini
menjalankan
pemerintah) sepenuh nya berada ditangan presiden.
16
Sistem parlementer : sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu
antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala
eksekutif (head of government) adalah berada ditanga
seseorang perdana mentri.
1. Demokrasi Perwakilan Liberal
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa
manuisa adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam
sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam
pelaksanaan demokrasi
Menurut Held (2004:10), bahwa demokrasi perwakilan liberal
merupakan suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi
problema keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan kebebasab. Namun
demikian perlu disadari bahwa dalam prinsip demokrasi ini apapun yang
dikembangkan melalui kelembagaan serta jaminan atas kebebasan individu
dalam hidup bernegara.
2. Demokrasi satu partai dan komunisme
Demokrasi satu partai ini lazim nya dilaksankan dinegara – Negara
komunitas seperti , rusia, china, Vietnam, dan lain nya. Kebebasan formal
berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan kesenjangan kelas yang
semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya kapitalislah yang menguasai
Negara.
Dalam hubungan ini Marx mengembangkan pemikiran sistem
demokrasi “ commune structure”(struktur persekutuan ). Memnurut sistem
demokrasi ini masyarakat tersusun atas komunitas – komunitas yang terkecil.
17
Oleh karena itu menurut komunis, Negara post kapitalis tidak akan
melahirkan kemiripan apapun dengan suatu rezim liberal, yakni rezim
perlementer. Semua perwakilan atau agen Negara akan dimasukkan kedalam
lingkungan seperangkat institusi – institusi tunggal yang bertanggung jawab
secara langsung.
Menurut pandangan kaum Marxis-Leninis, sistem demokrasi delegatif
harus dilengkapi, pada prinsipnya dengan suatu sistem yang terpisah tetapi
sama pada tingkat partai komunis (Serli Marlina, 2011:78-79).
D. Implementasi pendidikan demokrasi
Pembahasan tentang peranan Negara dan masyarakat tidak dapat
dilepaskan dari telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan yaitu:
a. Hampir semua Negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai
asasnya yang fundamental sebagai telah ditunjukkan oleh studi UNESCO
pada awal 1950-an yang mengumpulkan lebih dari 100 sarjana barat dan
timur, sementara Negara-negara demokrasi itu pemberian peranan kepada
Negara dan masyarakat hidup dalam porsi yang berbeda-beda.
b. Demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan
arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai
organisasi tertinggi tetapi ternyata berjalan dalam jalur yang berbedabeda.
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan,
demokrasi juga melahirkan sistem yang bermacam-macam seperti:
a. Sistem presidensial yang menyejajarkan antara parlemen dan presiden
dengan member dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai kepala
Negara dan kepala pemerintahan.
18
b. Sistem Parlementer yang meletakkan pemerintahan dipimpin oleh
perdana menteri yang hanya berkedudukan sebagai pemerintahan dan
bukan kepala Negara sebab kepala Negara bisa diduduki oleh raja atau
presiden yang hanya sebagai symbol kedaulatan dan persatuan.
c. Sistem referendum yang meletakkan pemerintah sebagai bagian dari
parlemen. Di beberapa Negara ada yang menggunakan system campuran
antara presidensial dengan parlementer, yang antara lain dapat dilihat dari
system ketatanegaraan di Prancis atau Indonesia berdasar UUD
1945( Serli Marlina, 2011:79).
E. Esensi demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah
Sejak diproklamasikan kemerdekaan RI dan disyahkan UUD 1945 sebagai
konstitusi Negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI ( Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ). Secara formal Indonesia menganut demokrasi
konstitusional. Namin sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang telah
terjadi perubahan konstitusi Negara sebagai berikut:
a. Periode 1945-1949 menggunakan UUD 1945
b. Periode 1949-1950 menggunakan UUD RIS
c. Periode 1950-1959 menggunakan UUDS
d. 1959-sekarang menggunakan UUD 1945
Perubahan penggunaan UUD ini berimplikasi pada system pemerintahan,
begitu pula praktik pemerintahannya tidak jarang menyimpang dari landasan
dasarnya. Sistem pemerintahan adalah presidential namun dalam prakteknya
parlementer, sampai digunakan UUD RIS dan UUDS bentuk pemerintahan
menggunakan system parlementer. Jadi system presidensil murni dapat dilakukan
setelah dekrit presiden 1959. Maka untuk melihat perkembangan demokrasi di
Indonesia secara sederhana, kita dapat membagi menjadi 3 periode yaitu:
19
a. Masa demokrasi parlementer tahun 1945-1959
b. Masa demokrasi terpimpin tahun 1959-1965
c. Masa demokrasi pancasila tahun 1965 sampai sekarang
Dalam pelaksanan pemilu meskipun dirasakan kekurangan, namun kalau
kita lihat dari proses perkembangan tampak adanya kemajuan. Beberapa
pelanggaran terjadi oleh peserta pemilu sebagai akibat dari upaya masing-masing
peserta pemilu untuk memperoleh dukungan masyarakat. Hal yang perlu dicatat
pada masa orde baru adalah adanya upaya pengembangan demokrasi Pancasila
yaitu demokrasi yang dilandasi nilai-nilai Pancasila. Dalam Demokrasi Pancasila
ada dua nilai dasar yang dikembangkan sebagai budaya politik yaitu tidak
dikenalnya istilah oposisi dan nilai musyawarah untuk mencapai mufakat.
Budaya politik oposisi sebagai wujud budaya barat tidak dikenal atau sekurangkurangnya belum dapat diaplikasikan dalam masyarakat Indonesia. (Serli
Marlina, 2011:80)
Salah satu wujud dan mekanisme demokrasi di daerah adalah pelaksanaan
pemilihan umum kepala daerah (pilkada) secara langsung. Selain sebagai sarana
manifestasi kedaulatan dan pengukuhan bahwa pemilih adalah masyarakat di
daerah, pilkada juga memiliki fungsi penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Pertama, memilih kepala daerah sesuai dengan kehendak bersama
masyarakat di daerah sehingga diharapkan dapat memahami dan mewujudkan
kehendak masyarakat di daerah.
Kedua, melalui pilkada diharapkan pilihan masyarakat di daerah
didasarkan pada misi, visi,program,serta kualitas dan integritas calon kepala
daerah, yang sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan di
daerah.
20
Ketiga, pilkada merupakan sarana pertanggungjawaban sekaligus sarana
evaluasi dan kontrol publik secara politik terhadap seorang kepala daerah dan
kekuatan politik yang menopang.
Karena itu, pilkada sebagai bagian dari pemilu harus dilaksanakan secara
demokratis sehingga betul-betul dapat memenuhi peran dan fungsi tersebut.
Pelanggaran dan kelemahan yang dapat menyesatkan atau membiaskan esensi
demokrasi
dalam
pilkada
harus
diperbaiki
dan
dicegah.(
http://gagasanhukum.wordpress.com/2012/01/09/pilkada-dan-demokrasi/)
21
BAB III
A. Kesimpulan
Demokrasi merupakan pemerintahan dimana rakyat ikut andil dalam
pemerintahan tersebut. Demokrasi dikenal oleh orang yunani sejak 6-3 SM,
namun sebelumnya, praktek demokras juga sudah dilakukan oleh bangsa
Mesopotamia sekitar 4000 tahun sebelum masehi.
Implementasi
pendidikan
demokrasi
terlihat
pada
pada
system
pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensial dan sistem parlementer,
serta system referendum.
Esensi demokrasi pada pelaksanaan pemerintahan daerah adalah
pelaksanaan pilkada (pemilihan kepala daerah).
B. Saran
Dengan mempelajari demokrasi, diharapkan pembaca maupun penulis
sendiri dapat memahami demokrasi yang sesungguhnya dengan baik dan benar.
Serta dapat mengaplikasikan demokraasi yang sebenarnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Diharapkan, makalah ini dapat membantu siapa pun dalam mempelajari
demokrasi. Dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan,Ahmad Zubaidi.2007.Pendidikan Kewargaanegaraan.Yogyakarta:Paradigma
Marlina,Serli.2011.Pendidikan Kewarganegaraan.padang:Universitas Negeri Padang
Winarno.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:bumi aksara
http://gagasanhukum.wordpress.com/2012/01/09/pilkada-dan-demokrasi/
http://candra.blog.fisip.uns.ac.id/2010/10/18/sejarah-perkembangandemokrasi-di-indonesia/
http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
23
DEMOKRASI DAN PRAKTIKNYA di INDONESIA
OLEH :
Selma Riyasni
1101397
Dosen pembimbing : SERLI MARLINA, S.pd
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji dan segenap rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT , karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun makalah dengan judul “
Demokrasi dan Praktiknya di Indonesia” tepat pada waktunya. Dan atas izin
Beliau juga, Penulis dapat menulis dengan baik meskipun jauh dari kesempurnaan.
Di dalam makalah ini, akan dibahas pengertian demokrasi dan pendidikan
demokrasi, sejarah demokrasi, teori dan konsep demokrasi , implementasi pendidikan
demokrasi , dan esensi demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan rekan-rekan dan bimbingan dari Dosen. Untuk itu, penulis menghaturkan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis juga menyadari, bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
baik dari segi materi maupun dari segi penyusunanannya. Karena makalah ini dibuat
dengan struktur yang sederhana. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata, jika terdapat kesalahan dalam makalah ini penulis meminta maaf,
semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya,
dan dapat dipegunakan sebaik-baiknya, amin ya rabbal Alamin.
Padang, April 2012
Selma Riyasni
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
2
DAFTAR ISI ..................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
5
A. Latar Belakang Masalah ....................................................
5
B. Identifikasi Masalah............................................................
6
C. Rumusan masalah ..............................................................
6
D. Tujuan Penulisan ..............................................................
6
E. Manfaat Penulisan .............................................................
6
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
7
A. Pengartian Demokrasi dan Demokrasi .................................................
7
a. Pengertian Demokrasi ................................................................
7
1. Pengertian Etimologi Demokrasi ........................................
7
2. Pengertian Terminologis Demokrasi ...................................
7
b. Pengertian Pendidikan Demokrasi .............................................
8
B. Sejarah Demokrasi ............................................................................. 12
1. Sejarah Umum Demokrasi ........................................................ 12
2. Sejarah Umum Demokrasi Indonesia ........................................ 12
C. Teori dan Konsep Demokrasi .............................................................. 15
1. Demokrasi Perwakilan Liberal ................................................... 15
2. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme .................................... 15
3
D. Implementasi Pendidikan Demokrasi .................................................. 16
E. Esensi Demokrasi Dalam Pemerintahan Daerah ................................ 17
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 20
A. KESIMPULAN ................................................................................... 20
B. SARAN .............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
untuk rakyat. Penerapan demokrasi diberbagai negara di dunia mempunyai ciri
khas dan spesifikasi masing-masing yang lazimnya dipengaruhi oleh ciri khas
masyarakat sebagai rakyat dalam suatu negara.
Demokrasi sebagai pemerintahan yang berada di tangan rakyat tidak serta
merta dipimpin oleh rakyat. Namun, pemerintahan dijalanknan oleh wakil-wakil
rakyat yang dilpilih secara langsung
oleh rakyat. Wakil-wakil inilah yang
nantinya akan menyalurkan aspirasi rakyat dalam hal apa saja.
Demokrasi
mempunyai
arti
penting
bagi
masyarakat
yang
menggunakannya. Sebab, dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan
sendiri jalannya organisasi Negara dijamin.
Oleh sebab itu, hampir semua
pengertian yang diberikan untuk istilah demokrasi selelu memberikan posisi
penting bagi rakyat kendati secara operasional implikasinya diberbagai negara
tidak selalu sama.
Di negara Indonesia, demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi
Pancasila. Dimana, Demokrasi pancasila merupakan demokrasi yang dihayati
oleh bangsa dan Negara Indonesia , yang dijiwai dn dintegritasikan oleh nilainilai luhur pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan.
Demokrasi Indonesia telah menerapkan nilai-nilai luhur pancasila,
namun, masalah yang harus kita pecahkan saat ini, apakah pelaksanaan
demokrasi pancasila yang diwarisi oleh nenek moyang kita, telah kita laksanakan
sepenuhnyan, dan memenuhi aturan yang ada? Apakah demokrasi pancasila
sudah merupakan sistem yang pas dipakai untuk Negara ini?
5
Tugas kita untuk memperbaiki semua kesalahan yang terjadi pada saat
sekarang ini. Menumbuhkembangkan nilai-nilai demokrasi pancasila yang
semestinya, dan meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam
proses pelaksanaan demokrasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang diidentifikasi dari
makalah ini adalah masalah dmeokrasi, pendidikan demokrasi sejarah demokrasi,
teori dan konsep demokrasi, implementasi pendidikan demokrasi, serta esensi
demokrasi dalam pemerintahan daerah.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan demokrasi ?
3. Bagaimana sejarah demokrasi ?
4. Bagaimana teori dan konsep demokrasi itu?
5. Bagaimana implementasi pendidikan demokrasi ?
6. Seperti apa esensi demokrasi dalam penyelenggaraan pemda ?
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Untuk melatih penulis dalam mengembangkan pola pikir
3. Untuk lebih memahami dan mengenal proses pembuatan makalah
4. Untuk lebih memahami dan mengenal demokrasi dan praktiknya di
indonesia
6
E. Manfaat Penulisan
Makalah ini memiliki manfaat antara lain :
1. Sebagai bahan untuk lebih memahami demokrasi yang sesungguhnya.
2. Sebagai sarana untuk memahami demokrasi dan memahami praktik
demokrasi di Indonesia.
3. Sebagai bahan untuk menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam
pendidikan demokrasi.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi
a. Pengertian Demokrasi
Pengertian demokrasi dapat ditinjau dari dua pengertian yaitu :
1. Pengertian etimologis demokrasi
Secara etimologis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan atau kratien yang berarti
memerintah. Demokrasi dapat diterjemahkan sebagai “Rakyat berkuasa”. Dengan
kata lain demokrasi adalah pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, baik secara
langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan). Dengan demikian, dalam
suatu negara yang manganut sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan
teertingginya ada ditangan rakyat sebagaimana pengertian demokrasi yang
diucapkan oleh Abraham Lincoln “the government from the people, and for the
people” (suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat )
(Marlina,2011:75).
2. Pengertian terminologis demokrasi
Dari sudut terminalogi banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli politik. Diantaranya :
1. Menurut Henry B. Mayo
Politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa
kebijaksanaan umum ditentukanatas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilahan
berkala
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik.
8
2. Menurut Harris Soche
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan
pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan
merupakan
hak
bagi
mengatur,mempertahankan,
rakyat
dan
atau
melindungi
orang
dirinya
banyak
dari
untuk
paksaan
pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.
3. Menurut International Commission for jurist
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk
membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara
melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan bertangggungjawab pada
mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas.
4. Menurut C.F. Strong
Suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa
dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan
tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
5. Menurut Sammuel Harrington
Sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan
kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum
yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam sistem itu calon bebas bersaing
untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak
memberikan suara (winarno,2007:91-92).
Jadi, demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat. Demokrasi adalah sebuah
bentuk pemerintahan rakyat yang berkuasa sekaligus diperintah pemerintahan
dalam Negara demokrasi pada dasarnya adalah pilihan rakyat yang berdaulat dan
9
diberi tugas untuk menyelenggarakan pemerintahan yang berasal dari rakyat,
dilaksanakan oleh rakyat dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat (Serli
Marlina, 2011:75).
b.
Pengertian pendidikan demokrasi
Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai
demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warga Negara.
Pendidikan
demokrasi
bertujuan
mempersiapkan
warga
masyarakat
berperilaku dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada
generasi muda akan pengetahuaun dankesadaraan akan nilai-nilai demokrasi.
Pada tahap selanjutnya, pendidikan demokrasi akan menghasikan
masyarakat yang mendukung sistem politik yang demokratis. Sistem politik
demokrasi hanya akan langgeng apabila didukung oleh masyarakat
demokratis, yaitu masyarakat yang berlandaskan pada nilia-nilai demokrasi
serta berpartisipasi aktif mendukung kelangsungan pemerintahan demokrasi di
negaranya. Oleh karena itu, setiap pemerintahan akan melaksanakan
sosialisasi nilai-nilai demokrasi kepada generasi muda. Kelangsungan
pemerintahan demokrasi bersandar pada pengetahuan dan kesadaran
demokrasi warga negaranya. Pendidikan pada umumnya dan pendidikan
demokrasi pada khususnya akan memberikan seluas-luasnya pada bagi
seluruh warganya. Warga Negara yang berpendidikan dan memiliki kesadaran
politik tinggi sangat diharapkan oleh Negara demokrasi. Hal ini bertolak
belakang dengan Negara otoriter atau model diktator yang takut dan merasa
terancam oleh warga yang berpendidikan (Winarno,2007:112).
Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah
adalah mengenai kurikulum pendidikan demokrasi. Kurikulum pendidikan
demokrasi menyangkut dua hal ; penataan materi. Penataan menyangkut
pemuatan pendidikan demokrasi dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler (mata
10
pelajaran atau mata kuliah). Isi materi berkenaan dengan kajian atau bahan
apa sajakah yang layak dari pendidikan demokrasi (Winarno,2007:112).
Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendiddikan
nasional
dinyatakan
pula
bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yangb bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggungjawab. Pendidikan untuk menjadikan warga negar yang
demokratis dan bertanggung jawab adalah pendidikan demokrasi.
Sekarang
ini
banyak
kalangan
menghendaki
pendidikan
kewarganegaraan baik sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata kuliah
di perguruan tinggi mengemban misi sebagai pendidikan demokrasi. Tuntutan
demikian tidak salah oleh karena secara teoritis, pendidikan kewarganegarraan
adalah salah satu ciri dari pemerintahan yang demokratis. International
Commission of Jurist tahun 1965 mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar
untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule Of Law
ialah (mirraiam Budiarjo, 1977):
a. Perlindungan konstitusionil, dalam arti bahwa kontitusi, selain
menjamin hak-hak individu, harus menentukan pula cara procedural
untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and
impartial tribunals)
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan untuk berserikat / berorganisasi dan beoposisi
f. Pendidikan kewarganegaraan (civic education )
11
Thomas Jefferson sebagai penulis Deklarasi Kemerdekaan Amerika,
dalam Wahab (2001), menyatakan bahwa: “that the knowledge, skills,
behaviors of democratic citizenship do not just occur naturality in oneself-but
rather they must be taught consciously through schooling to teach new
generation. i.e. they are learned behaviors”.
Maksudnya pengetahuan, skil, prilaku warga negara yang demokratis
tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan kepada generasi
penerus. (Winataputra.2001) dalam disartasinya memberikan penjelasan
bahwa pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan Negara
dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negara agar memahami,
menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai
demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.
Menurut Affandi (2005:7) ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan
dalam menanamkan pendidikan demokrasi kepada generasi muda, yaitu
pengetahuan dan kesadaran akan hal:
Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri.
Kedua, Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat
begitu saja meniru dari masyarakat lain.
Ketiga Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan
mentranformasikan nilai-nilai demokrasi: kebebasan, persamaan dan keadilan
serta loyal kepada sistem politik yang bersifat demokrasi.
Berdasarkan pendapat tersebut, menunjukan bahwa pendidikan
demokrasi tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain, akan tetapi
harus benar-benar digali dari budaya masyarakat itu sendiri. Kemudian
12
demokrasi itu akan terus berlangsung dan berkembang manakala kita dapat
mentransformasikan nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, persamaan dan
keadilan serta loyal kepada sistem politik yang bersifat demokratis.
Demokrasi bisa tertanam dalam diri siswa dan juga bisa tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara,
selain perlu keteladan dari orang tua, guru, tokoh masyarakat dan aparat, juga
perlu pembelajaran dan pembudayaan demokrasi secara terencana, bertahap,
dan berkesinambungan. Hal ini sebagaimana dikemukakan Djiwandono dkk
(2003:34): “Oleh karena itu, sebenarnya praktek demokrasi tidak mungkin
langsung jadi, semuanya butuh tahap belajar dari perkembangan masingmasing negara”.
B. Sejarah demokrasi
1. Sejarah Umum Demokrasi
Konsep demokrasi lahir dariyunani kuno yang dipraktikkan dalam
hidup bernegara antara abad ke-4 SM sampai abad ke-6 M. Demokrasi yang
dipraktikkan pada waktu itu adalah demorasi langsung (direct democracy ),
artinya hak rakyat dalam membuat keputusan-keputusan politik dijalankan
secar langsung oleh seluruh rakyat atau warga Negara. Hal ini dapat dilakukan
karena waktu itu yunani merupakan Negara kota (polis) yang penduduknya
terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya yang berpenduduk sekitar
300.000 orang. Tambahan lagi, walaupun ada keterlibatan seluruh warga,
namun masih ada pembatasan, misalnya para anak, wanita dan para budak
tidak berhak berpartisipasi dlam pemerintahan.
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk
sederhana dari demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia.
Ketika itu, bangsa Sumeria memiliki beberapa negara kota yang independen.
Di setiap negara kota tersebut para rakyat seringkali berkumpul untuk
13
mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusan pun diambil berdasarkan
konsensus atau mufakat.
Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk 14egara
pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern. Yunani
kala itu terdiri dari 1.500 negara kota (poleis) yang kecil dan independen.
Negara kota tersebut memiliki 14egara pemerintahan yang berbeda-beda, ada
yang oligarki, monarki, tirani dan juga demokrasi. Diantaranya terdapat
Athena, 14egara kota yang mencoba sebuah model pemerintahan yang baru
masa itu yaitu demokrasi langsung. Penggagas dari demokrasi tersebut
pertama kali adalah Solon, seorang penyair dan negarawan Paket pembaruan
konstitusi yang ditulisnya pada 594 SM menjadi dasar bagi demokrasi di
Athena namun Solon tidak berhasil membuat perubahan Demokrasi baru
dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh Kleisthenes, seorang bangsawan
Athena. Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan dalam pemerintahan
sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan mengeluarkan
pendapat dan memilih kebijakan. Namun dari sekitar 150.000 penduduk
Athena, hanya seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan menyuarakan
pendapat mereka.
Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa Romawi pada 510 SM
hingga 27 SM. Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi perwakilan
dimana terdapat beberapa perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan
dari rakyat biasa di Majelis.
Pada awal abad ke 6-3 SM dilaksanakan demokrasi dengan sistem
demokrasi dengan sistem demokrasi langsung yaitu suatu bentuk proses
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan politik dijalankan secara
langsung oleh seluruh warga Negara berdasarkan prosedur mayoritas sistem
demokrasi langsung ini efektif dalam sederhana wilayahnya terbatas, jumlah
14
penduduknya sedikit dan bahkan tidak semua warga Negara mempunyai hak
untuk ikut menentukan keputusan-keputusan politik.
Pada awal pertengahan ini masyarakat bercirikan feodal dan dualism
kekuasaan antara paus dan para pejabat keagamaan lainnya dalam politik
kenegaraan sering terjadi pertikaian antara kedua pusat kekuasaan tersebut.
Tokoh-tokoh terkenal dalam konteks adalah jhon locked dan property
dan montesquiew (1689-1775)dari prancis dengan gagasan trias politika yang
membagi kekuasaan kekuasaan mengadili ( yudikatif).
2. Sejarah demokrasi Indonesia
Demokrasi yang kita kenal sekarang ini dipelopori oleh organisasiohrganisasi modern pada masa pergerakan nasional sebagai wacana
penyadaran. Diantara organisasi modern tersebut, misalnya Budi Utomo (BU),
Sarekat Islam, dan Perserikatan Nasional Indonesia.
Bangsa Indonesia mengenal BU sebagai organiosasi modern pertama
yang didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908. Anggota BU terdiri dari kaum
priyayi ningrat atau aristokrasi dan kaum intelektual. Kelompok pertama
bersifat konservatif, sedamgkan kelompok kedua bersifat progresif. Dari sini
tampak bahwa BU masih bersifat elitis. Di dalam organisasi BU anggotanya
belajar berdemokrasi dengan mengenalkan dan menyalurkan ide, gagasan dan
harapan adanya intregasi nasional. Organisasi BU dijadikan wahana
pendidikan politik bagi kaum priyayi dan kaum intelektual antara lain
memupuk kesadaran politik, berpatisipasi dalam aksi kolektif dan menghayati
identitas diri mereka. (Sartono Kartodirdjo, 1992 : 105).
Menjelang surutnya BU, muncul organisasi modern yang berwatak lebih
egaliter, yaitu Sarekat Islam (SI). Organisasi yang didirikan tahun 1911 di
15
Solo. Pada awalnya SI merupakan gerakan reaktif terhadap situasi kolonial,
namun dalam perkembangannya organisasi ini melangkah ke arah rekontruksi
kehidupan bangsa dan akhirnya beralih ke perjuangan politik guna
menentukan nasib bangsanya sendiri.
Gerakan nasionalis Indonesia dengan cepat meningkat dalam tahun
1927 dengan didirikannya Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Para
pemimpin PNI terdiri dari kaum muda yang memperoleh pendidikan di negeri
belanda pada permulaan tahun 1920-an. Sewaktu di negeri belanda mereka
menggabungkan diri dengan organisasi mahasiswa, yaitu perhimpunan
16egara16ia (PI). Organisasi pemuda pada saat itu sangat terpengaruh oleh
PNI. Salah satu peristiwa penting dalam gerakan nasional adalah konggres
pemuda Indonesia ke-II yang melahirkan sumpah pemuda. Dalam forum ini
kaum muda yang berasal dari berbagi daerah menghilangkan semangat
kedaerahan mereka dan menggantikan dengan semangat persatuan dan
kesatuan bangsa serta bekerja sama untuk menciptakan suatu 16egara
indionesia yang merdeka.
C. Teori dan konsep demokrasi
Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu pertama,
Formal democratif dan yang kedua, substance democracy yaitu menunjuk pada
bagaimana proses demokrasi itu dilakukan ( Winataputra, 2006)
Sistem presidensial : sistem ini menekankan penting nya pemilihan presiden
secara
langsung
kekuasaaneksekutif
dari
(
rakyat.
Dalam
kekuasaan
sistem
ini
menjalankan
pemerintah) sepenuh nya berada ditangan presiden.
16
Sistem parlementer : sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu
antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala
eksekutif (head of government) adalah berada ditanga
seseorang perdana mentri.
1. Demokrasi Perwakilan Liberal
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa
manuisa adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam
sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam
pelaksanaan demokrasi
Menurut Held (2004:10), bahwa demokrasi perwakilan liberal
merupakan suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi
problema keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan kebebasab. Namun
demikian perlu disadari bahwa dalam prinsip demokrasi ini apapun yang
dikembangkan melalui kelembagaan serta jaminan atas kebebasan individu
dalam hidup bernegara.
2. Demokrasi satu partai dan komunisme
Demokrasi satu partai ini lazim nya dilaksankan dinegara – Negara
komunitas seperti , rusia, china, Vietnam, dan lain nya. Kebebasan formal
berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan kesenjangan kelas yang
semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya kapitalislah yang menguasai
Negara.
Dalam hubungan ini Marx mengembangkan pemikiran sistem
demokrasi “ commune structure”(struktur persekutuan ). Memnurut sistem
demokrasi ini masyarakat tersusun atas komunitas – komunitas yang terkecil.
17
Oleh karena itu menurut komunis, Negara post kapitalis tidak akan
melahirkan kemiripan apapun dengan suatu rezim liberal, yakni rezim
perlementer. Semua perwakilan atau agen Negara akan dimasukkan kedalam
lingkungan seperangkat institusi – institusi tunggal yang bertanggung jawab
secara langsung.
Menurut pandangan kaum Marxis-Leninis, sistem demokrasi delegatif
harus dilengkapi, pada prinsipnya dengan suatu sistem yang terpisah tetapi
sama pada tingkat partai komunis (Serli Marlina, 2011:78-79).
D. Implementasi pendidikan demokrasi
Pembahasan tentang peranan Negara dan masyarakat tidak dapat
dilepaskan dari telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan yaitu:
a. Hampir semua Negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai
asasnya yang fundamental sebagai telah ditunjukkan oleh studi UNESCO
pada awal 1950-an yang mengumpulkan lebih dari 100 sarjana barat dan
timur, sementara Negara-negara demokrasi itu pemberian peranan kepada
Negara dan masyarakat hidup dalam porsi yang berbeda-beda.
b. Demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan
arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai
organisasi tertinggi tetapi ternyata berjalan dalam jalur yang berbedabeda.
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan,
demokrasi juga melahirkan sistem yang bermacam-macam seperti:
a. Sistem presidensial yang menyejajarkan antara parlemen dan presiden
dengan member dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai kepala
Negara dan kepala pemerintahan.
18
b. Sistem Parlementer yang meletakkan pemerintahan dipimpin oleh
perdana menteri yang hanya berkedudukan sebagai pemerintahan dan
bukan kepala Negara sebab kepala Negara bisa diduduki oleh raja atau
presiden yang hanya sebagai symbol kedaulatan dan persatuan.
c. Sistem referendum yang meletakkan pemerintah sebagai bagian dari
parlemen. Di beberapa Negara ada yang menggunakan system campuran
antara presidensial dengan parlementer, yang antara lain dapat dilihat dari
system ketatanegaraan di Prancis atau Indonesia berdasar UUD
1945( Serli Marlina, 2011:79).
E. Esensi demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah
Sejak diproklamasikan kemerdekaan RI dan disyahkan UUD 1945 sebagai
konstitusi Negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI ( Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ). Secara formal Indonesia menganut demokrasi
konstitusional. Namin sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang telah
terjadi perubahan konstitusi Negara sebagai berikut:
a. Periode 1945-1949 menggunakan UUD 1945
b. Periode 1949-1950 menggunakan UUD RIS
c. Periode 1950-1959 menggunakan UUDS
d. 1959-sekarang menggunakan UUD 1945
Perubahan penggunaan UUD ini berimplikasi pada system pemerintahan,
begitu pula praktik pemerintahannya tidak jarang menyimpang dari landasan
dasarnya. Sistem pemerintahan adalah presidential namun dalam prakteknya
parlementer, sampai digunakan UUD RIS dan UUDS bentuk pemerintahan
menggunakan system parlementer. Jadi system presidensil murni dapat dilakukan
setelah dekrit presiden 1959. Maka untuk melihat perkembangan demokrasi di
Indonesia secara sederhana, kita dapat membagi menjadi 3 periode yaitu:
19
a. Masa demokrasi parlementer tahun 1945-1959
b. Masa demokrasi terpimpin tahun 1959-1965
c. Masa demokrasi pancasila tahun 1965 sampai sekarang
Dalam pelaksanan pemilu meskipun dirasakan kekurangan, namun kalau
kita lihat dari proses perkembangan tampak adanya kemajuan. Beberapa
pelanggaran terjadi oleh peserta pemilu sebagai akibat dari upaya masing-masing
peserta pemilu untuk memperoleh dukungan masyarakat. Hal yang perlu dicatat
pada masa orde baru adalah adanya upaya pengembangan demokrasi Pancasila
yaitu demokrasi yang dilandasi nilai-nilai Pancasila. Dalam Demokrasi Pancasila
ada dua nilai dasar yang dikembangkan sebagai budaya politik yaitu tidak
dikenalnya istilah oposisi dan nilai musyawarah untuk mencapai mufakat.
Budaya politik oposisi sebagai wujud budaya barat tidak dikenal atau sekurangkurangnya belum dapat diaplikasikan dalam masyarakat Indonesia. (Serli
Marlina, 2011:80)
Salah satu wujud dan mekanisme demokrasi di daerah adalah pelaksanaan
pemilihan umum kepala daerah (pilkada) secara langsung. Selain sebagai sarana
manifestasi kedaulatan dan pengukuhan bahwa pemilih adalah masyarakat di
daerah, pilkada juga memiliki fungsi penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Pertama, memilih kepala daerah sesuai dengan kehendak bersama
masyarakat di daerah sehingga diharapkan dapat memahami dan mewujudkan
kehendak masyarakat di daerah.
Kedua, melalui pilkada diharapkan pilihan masyarakat di daerah
didasarkan pada misi, visi,program,serta kualitas dan integritas calon kepala
daerah, yang sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan di
daerah.
20
Ketiga, pilkada merupakan sarana pertanggungjawaban sekaligus sarana
evaluasi dan kontrol publik secara politik terhadap seorang kepala daerah dan
kekuatan politik yang menopang.
Karena itu, pilkada sebagai bagian dari pemilu harus dilaksanakan secara
demokratis sehingga betul-betul dapat memenuhi peran dan fungsi tersebut.
Pelanggaran dan kelemahan yang dapat menyesatkan atau membiaskan esensi
demokrasi
dalam
pilkada
harus
diperbaiki
dan
dicegah.(
http://gagasanhukum.wordpress.com/2012/01/09/pilkada-dan-demokrasi/)
21
BAB III
A. Kesimpulan
Demokrasi merupakan pemerintahan dimana rakyat ikut andil dalam
pemerintahan tersebut. Demokrasi dikenal oleh orang yunani sejak 6-3 SM,
namun sebelumnya, praktek demokras juga sudah dilakukan oleh bangsa
Mesopotamia sekitar 4000 tahun sebelum masehi.
Implementasi
pendidikan
demokrasi
terlihat
pada
pada
system
pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensial dan sistem parlementer,
serta system referendum.
Esensi demokrasi pada pelaksanaan pemerintahan daerah adalah
pelaksanaan pilkada (pemilihan kepala daerah).
B. Saran
Dengan mempelajari demokrasi, diharapkan pembaca maupun penulis
sendiri dapat memahami demokrasi yang sesungguhnya dengan baik dan benar.
Serta dapat mengaplikasikan demokraasi yang sebenarnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Diharapkan, makalah ini dapat membantu siapa pun dalam mempelajari
demokrasi. Dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan,Ahmad Zubaidi.2007.Pendidikan Kewargaanegaraan.Yogyakarta:Paradigma
Marlina,Serli.2011.Pendidikan Kewarganegaraan.padang:Universitas Negeri Padang
Winarno.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:bumi aksara
http://gagasanhukum.wordpress.com/2012/01/09/pilkada-dan-demokrasi/
http://candra.blog.fisip.uns.ac.id/2010/10/18/sejarah-perkembangandemokrasi-di-indonesia/
http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
23