Karakteristik dan Fungsi Komunikasi Massa

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA

HAND OUT PERKULIAHAN
Kelompok Mata Kuliah

: MKB

Nama Mata kuliah

: Komunikasi Massa

Topik/Pokok Bahasan

: Karakteristik dan Fungsi Komunikasi Massa

Pokok-Pokok Perkuliahan :


Karaktreristik Komunikasi Massa




Fungsi Komunikasi Massa

___________________
1]

Karakteristik Komunikasi Massa
Menurut Hafied Cangara (2005) dalam bukunya “Pengantar Ilmu

Komunikasi” komunikasi massa merupakan salah satu bentuk dari komunikasi
yang memiliki perbedaan signifikan dengan bentuk komunikasi yang lain,
karena memiliki sejumlah ciri atau karateristik yang khas, di antaranya :
1. Komunikator

Terlembaga



Dalam


komunikasi

massa,

komunikator/sumber yang menyampaikan pesan bukanlah secara
personal, namun bersifat melembaga. Lembaga penyampai pesan
komunikasi massa inilah yang dinamakan media massa, seperti
televisi, surat kabar, radio dan media online.
2. Pesan Bersifat Umum – Dalam proses komunikasi massa pesanpesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada
khalayak luas atau publik. Dengan begitu proses komunikasi massa
bersifat terbuka. Hal ini dikarenakan komunikan tersebar di
berbagai tempat yang tersebar. Meski tidak ada pengklasifikasian
terhadap isi pesan, namun pesan yang disampaikan telah melalui
tahap seleksi oleh komunikator. Adapun pesan itu sendiri dapat
berupa peristiwa, kejadian, fakta, opini dan interpretasi. Namun,
tidak semua pesan dapat publikasikan kepada khalayak, karena
dalam sebuah pesan komunikasi massa ada tolak ukur pesan berupa
nilai (value) penting dan menarik di dalamnya. Nilai inilah yang
berhubungan dengan isi berita.


[1]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA

3. Komunikan Heterogen – Komunikan atau penerima informasi dalam
komunikasi massa bersifat heterogen. Hal ini dikarenakan,
komunikasi massa menyampaikan pesan secara umum pada seluruh
masyarakat, tanpa membedakan suku, ras agama serta memiliki
beragam karakter psikologi, usia, jenis kelamin, tempat tinggal, adat
budaya, maupun strata sosialnya.
4. Media Massa Bersifat Keserempakan – Artinya media massa adalah
kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh
dengan komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya
berada dalam keadaan terpisah.
5. Pesan yang Disampaikan Satu Arah – Artinya tidak terjadi suatu
interaksi antara komunikator dan komunikan secara langsung.
Sehingga Komunikator aktif menyampaikan pesan sementara
komunikan pun aktif menerima pesan namun tidak ada interaksi di
antara keduanya yang menyebabkan tidak terjadinya proses
pengendalian arus informasi.


Namun kendati pada sejumlah

program khusus di televisi atau radio memungkinkan terjadinya
interaksi, seperti program Talk Show atau acara interaktif, namun
sifat satu arah masih lebih dominan dibandingkan sifat interaksi
tersebut.
6. Umpan Balik Tertunda – Atau disebut dengan istilah delayed
feedback. Artinya seorang sumber atau komunikator tidak dapat
dengan segera mengetahui reaksi khalayak terhadap pesan yang
telah disampaikannya. Umpan balik dari komunikan atau khalayak
dapat disampaikan melalui telepon, email atau surat yang tidak
langsung (indirect) diterima komunikator dan proses pengiriman
feedback membutuhkan waktu tertentu (delayed).
Sedangkan ciri-ciri atau karakteristik komunikasi massa, menurut
Elizabeth Noelle Neumann (Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut :


Bersifat tidak langsung; artinya harus melalui penggunaan media
teknis.




Bersifat satu arah; artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta
komunikasi.

[2]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA



Bersifat terbuka; artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas
dan anonim.



Tersebar; artinya mempunyai publik yang secara tersebar.

Berdasarkan paparan ciri dan karakteristik komunikasi massa di atas

maka secara garis besar komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audience yang tersebar,
heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan
yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat, dengan ciri-ciri berikut :


Ditujukan pada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar dan
tidak mengenal batas geografis maupun kultural.



Bersifat

umum,

bukan

perorangan

atau


pribadi.

Kegiatan

penciptaan pesan melilbatkan orang banyak dan terorganisasi di
dalam sebuah lembaga atau institusi media massa.


Pola penyampaian bersifat cepat dan tidak terkendala oleh waktu
dalam menjangkau khalayak yang luas.



Penyampaian pesan cenderung satu arah karena audience atau
khalayak tidak bisa memebrikan respon secara langsung.



Proses kegiatan komunikasi dilakukan secara terencana, terjadwal

dan terorganisasi.



penyampaian pesan bersifat berkala, tidak bersifat temporer.



isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan (idiologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya).

2]

Fungsi Komunikasi Massa
Berbicara fungsi komunikasi massa, sifatnya dinamis seiring dengan

perkembangan media massa itu sendiri. Untuk mengetahui fungsi-fungsi apa
saja dari sebuah proses komunikasi massa, berikut dipaparkan oleh sejumlah
pakar, di antaranya oleh Harold D. Lasswell (1948). Lasswell memberikan
sejumlah ringkasan mengenai fungsi dasar dari komunikasi massa tersebut,

yakni sebagai berikut :


Pengawasan Lingkungan – Fungsi ini merujuk pada suatu upaya
penyebarluasan informasi dan interpretasi obyektif mengenai
berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan

[3]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA

sosial dengan tujuan untuk kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.


Korelasi Sosial – Merupakan pertalian (korelasi) bagian-bagian
masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya
yang merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi
yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial
lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya

dengan

tujuan

untuk

mencapai

sebuah

konsensus

atau

kesepahaman.


Transmisi Warisan Budaya – Fungsi transmisi merujuk pada upaya
pewarisan nilai-nilai budaya atau norma dari satu generasi ke
generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.


Sementara Joseph R. Dominick dalam bukunya “The Dynamics of Mass
Communication” (1981) memaparkan sejumlah fungsi dari komunikasi massa,
di antaranya :


Pengawasan (Surveillance) – Fungsi ini terdiri dari pengawasan
peringatan (beware surveillance) dan pengawasan instrumental
(instrumental surveillance). Pengawasan peringatan terjadi saat
media massa menyebarkan informasi bersifat ancaman, meski
banyak yang tidak menyadarinya. Pengawasan instrumental terjadi
saat media menyebarkan informasi yang punya kegunaan atau dapat
membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.



Penafsiran (Interpretation) – Fungsi interpretasi terjadi ketika media
massa memuat penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting yang
bertujuan untuk mengajak publik memperluas wawasan dan
membahasnya lebih lanjut. Misalnya,

kolom tajuk rencana

(editorial) pada surat kabar.


Pertalian (Linkage) – Fungsi ini terjadi ketika media massa
menyatukan

anggota

masyarakat

yang

beragam

dengan

kemungkinan terpisah secara geografis atau letak wilayah, sehingga
membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat
yang sama tentang sesuatu. Misalnya, kasus korupsi BLBI yang
melibatkan para petinggi negeri ini.

[4]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA



Penyebaran Nilai-nilai (Transmission of Values) – Fungsi ini dapat
juga disebut fungsi socialization (sosialisasi). Terjadi ketika
informasi atau tayangan media massa dijadikan raw model bagi
audience nya untuk bersikap dan bertindak. Misalnya, berita
seorang pelaku kriminal tengah merekonstruksi aksinya yang terjadi
justru menginspirasi penonton untuk menirunya.



Hiburan (Entertainment) – Terjadi ketika sajian yang diberikan oleh
media massa dapat menghibur audience nya. Hal ini terbukti dari
tiga perempat tayangan televisi dan radio khusus untuk menyajikan
hiburan. Bahkan pada media massa elektronik semisal televisi, acara
hiburan justru menjadi sajian utama yang disuguhkan.

Sementara menurut Onong Uchjana Effendy (1994), komunikasi massa
memiliki fungsi-fungsi utama sebagai berikut:


Fungsi Informasi; diartikan bahwa media massa adalah penyebar
informasi bagi khalayaknya.



Fungsi Pendidikan; media massa merupakan sarana pendidikan bagi
khalayaknya (mass education). Penyajian hal-hal yang bersifat
mendidik dilakukan melalui pengajaran nilai, etika, serta aturanaturan yang berlaku kepada khalayaknya.



Fungsi Mempengaruhi;

fungsi ini diberikan secara implisit oleh

media massa yang biasanya terdapat pada tajuk rencana (editorial),
features, iklan, artikel dan sebagainya.
Sedangkan menurut Joseph De Vito (1996), fungsi komunikasi massa
secara khusus, terdiri atas :


Fungsi Meyakinkan (to persuade) – Untuk mempersuasif khalayak,
media massa biasanya mengunakan sejumlah bentuk, di antaranya:
1) Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai
seseorang; 2) Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; 3)
Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan 4)
Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.



Fungsi Menganugerahkan Status (status conferal) –

Fungsi ini

terjadi apabila berita yang disebarluaskan melaporkan kegiatan

[5]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA

individu-individu tertentu sehingga prestise mereka meningkat.
Dengan memfokuskan kekuatan media massa pada orang-orang
tertentu, sehingga masyarakat menganugerahkan pada orang-orang
tersebut suatu status publik (public status) yang tinggi.


Fungsi Membius (narcotization) – Dalam artian bahwa apabila
media menyajikan sebuah informasi tentang sesuatu, maka
penerima (penonton) percaya bahwa tindakan tersebut harus
diambil. Sebagai akibatnya, khayalak menjadi terbius ke dalam
keadaan pasif, seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika (De
Vito, 1996).



Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan – Dengan fungsi ini
memposisikan media massa mampu membuat khalayaknya merasa
menjadi bagian dari anggota suatu kelompok.



Fungsi Privatisasi – Media massa memberikan kecenderungan bagi
seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan
diri ke dalam dunianya sendiri.

Lebih lanjut De Vito dalam bukunya “Komunikasi Antar Manusia”
(1996) mengemukakan bahwa ada tiga (3) masalah pokok yang harus
diperhatikan dalam memahami fungsi media massa, yakni :
1. Alasan tertentu yang unik yang dimiliki tiap-tiap orang ketika
mereka memulai untuk menikmati sajian media massa.
2. Komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap
audience secara individual.
3. Fungsi yang dijalankan komunikasi massa bagi sembarang orang
yang berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain.
Adapun Mc Quail (1987) berpendapat, fungsi komunikasi massa dapat
ditinjau dari dua (2) aspek, di antaranya :
1)

Fungsi Komunikasi Massa Untuk Masyarakat
1. Informasi


Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan dunia.

[6]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA



Menunjukkan hubungan kekuasaan.



Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.

2. Korelasi


Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan
informasi.



Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.



Melakukan sosialisasi.



Mengkoordinasi beberapa kegiatan.



Membentuk kesepakatan.



Menentukan urutan prioritas dan status relatif.

3. Kesinambungan


Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan
kebudayaan khusus (subculture) dan perkembangan budaya
baru.



Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan


Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian.



Meredakan ketegangan sosial.

5. Mobilisasi


Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,
perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga
dalam bidang agama.

2)

Fungsi Komunikasi Massa Untuk Individu
1. Informasi


Mencari berita tentang peristiwa yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.



Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,
pendapat, dan hal yang berkaitan penentuan pilihan.



Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.



Belajar, pendidikan diri sendiri.



Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Identitas pribadi


Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

[7]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA



Menemukan model perilaku.



Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).



Meningkatkan pemahamna tentang diri-sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial


Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati
sosial.



Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan
rasa memiliki.



Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial.



Memperoleh teman selain dari manusia.



Membantu menjalankan peran sosial.



Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak
keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Hiburan


Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.



Bersantai.



Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.



Mengisi waktu. Penyaluran emosi.



Membangkitkan gairah seks.

Dalam menjalankan fungsinya tersebut, McQuail (1987) berpendapat
bahwa sebuah institusi media massa harus mampu menjalankan peranan
sebagai mediator atau penghubung, yakni sebagai berikut :


Jendela

pengalaman

yang

meluaskan

pandangan

kita

dan

memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di sekitar
diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.


Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap
peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.



Pembawa atau penghantar informasi dan pendapat.



Jaringan

interaktif

yang

menghubungkan

pengirim

dengan

penerima melalui berbagai macam umpan balik.


Bertindak sebagai panah penunjuk jalan yang secara aktif
menunjukkan arah serta memberikan bimbingan atau intruksi.

[8]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA



Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi
perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik
itu dilakukan secara sadar dan sistematis atau tidak.



Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat
itu sendiri; biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan
(distorsi) karena adanya penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat
oleh para anggota masyarakat, atau seringkali pula segi yang ingin
mereka hakimi atau cela.



Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapai tujuan
propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan (escapism) 

_________________________
Sumber Referensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Cangara, Hafidz. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Dennis, Mc Quail. 1989. Teori Komunikasi Massa. Penerbit Erlangga:
Jogjakarta.
Effendi, Onong Uchjana. 1986. Ilmu Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya:
Bandung.
____________________. 1991. Radio Siaran: Teori dan Praktek. CV Mandar
Maju: Bandung.
____________________. 2003. Komunikasi Teori dan Praktek. Grasindo:
Jakarta.
____________________. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.
PT.Citra Aditya Bakri : Bandung.
Effendi, Onong Uchjana. 1984. Televisi Siaran: Teori dan Praktek. Penerbit
Alumni: Bandung.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Remaja Rosda
Karya: Bandung.
Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Penerbit Cespur: Malang.
Rivers, William R et al. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern: Edisi
Kedua, Prenada Media: Jakarta.
Romli, Asep Syamsul M. 2008. Kamus Jurnalistik. Simbiosa Rekatama
Media: Bandung.
____________________. 2005. Jurnalistik Terapan. Batic Presss, Cet. III:
Bandung.
Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1994. Pengantar Komunikasi. Universitas Terbuka:
Jakarta.
Sobur, Alex Dkk. 1999. Diktat Mata Kuliah Dasar Jurnalistik. Bidang Kajian
Jurnalistik Fikom-UNISBA: Bandung.

[9]

Firman Taqur, S.Sos, M.Si l KOMUNIKASI MASSA

15. Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Simbiosa Rekatama
Media: Bandung.
16. Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Penerbit LKiS:
Yogyakarta.
17. Suparnadi. 1987. Sejarah Komunikasi dan Media Cetak. FISIP Program studi
Komunikasi Massa UNS, Surakarta.
18. Tebba, Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Penerbit Kalam Indonesia: Jakarta.
19. Winarni. 2003. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Penerbit UMM Press:
Malang.
20. Winarso, Heru Puji. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa, Penerbit Prestasi
Pustaka: Jakarta.
21. Wiryanto, 2000. Teori Komunikasi Massa. PT. Grasindo, Bandung.

[10]

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2