TUGAS RESUME analisis algoritma MAKROEKONOMI
TUGAS RESUME MAKROEKONOMI
WAH HENDRIX PRIAMBUDI
133060018549
3 - AE D3 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
2015
BAB III
PENDAPATAN NASIONAL
A. Apa Yang Menentukan Produksi Barang dan Jasa Total
1. Faktor produksi
Merupakan input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dua
faktor produksi yang paling penting adalah modal (K) dan tenaga kerja (L).
2. Fungsi produksi
Fungsi produksi dapat ditulis sebagai :
Y = F(K,L)
Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah
modal dan tenga kerja menjadi output.
3. Penawaran barang dan jasa
Dalam bab ini, kita mengasumsikan bahwa modal dan tenaga kerja tetap, jadi
output (Y) juga tetap.
̅
̅ ̅
B. Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan ke Faktor Faktor Produksi
Distribusi pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini yaitu :
1) Harga faktor produksi
Merupakan jumlah
yang dibayarkan ke
faktor
produksi.
kurva
–
faktor
Pada
disamping
harga yang diterima
untuk setiap faktor
produksi ditentukan
oleh penawaran dan permintaannya. Karena kita mengasumsikan bahwa faktor
produksinya tetap maka, kurva penawaran faktor produksi akan lurus. Dengan
2
mengasumsikan bahwa harga faktor produksi diabaikan, jumlah faktor produksi
yang ditawarkan ke pasar adalah sama.
2) Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif
Perusahaan kompetitif relatif kecil ukurannya terhadap pasar dimana pedagang
berlangsung, sehingga memiliki pengaruh yang kecil terhadap harga pasar. Untuk
membuat produknya, perusahaan memerlukan 2 faktor produksi, modal dan
tenaga kerja. Perusahaan itu akan memproduksi lebih banyak produknya jika
memiliki lebih banyak mesin, atau para pekerjanya lebih lama dalam bekerja.
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan penerimaan
yang dikurangi biaya – biaya. Biaya yang terkait dalam hal ini adalah biaya untuk
menyewa tenaga kerja dan juga sewa / modal.
3) Permintaan Perusahaan Terhadap Faktor – Faktor Produksi
Cara perusahaan mengetahui berapa banyak faktor produksi yang diperlukan
untuk memaksimalkan laba adalah :
a. Produk Marjinal Tenaga Kerja
Merupakan jumlah output tambahan yang
diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga
kerja tambahan, dengan mempertahankan
jumlah modal tetap. Kebanyakan fungsi
produksi memiliki sifat produk marjinal
yang
semakin
menurun.
Pada
grafik
disamping menggambarkan bahwa kemiringan fungsi produksi sama dengan
produk marjinal tenaga kerja, ketika lebih banyak tenaga kerja ditambahkan
produk marjinal tenaga kerja turun.
b. Dari MPL ke Permintaan Tenaga Kerja
Saat memutuskan penambahan tenaga kerja, perusahaan kompetitif
memaksimalkan laba mempertimbangkan bagaimana keputusan itu akan
mempengaruhi laba. Peningkatan penerimaan dari unit tenaga kerja
tambahan bergantung pada dua variabel yaitu produk marjinal tenaga kerja
3
dan harga output. MPL bergantung jumlah tenaga kerja. Kurva MPL melandai ke
bawah karena MPL
berkurang
bila
L
meningkat. Grafik ini
juga merupakan kurva
permintaan
tenaga
kerja perusahaan.
c. MPK dan Permintaan Modal
Produk marjinal modal / MPK merupakan jumlah output tambahan yang
perusahaan dapatkan dari unit modal tambahan, dengan jumlah tenaga kerja
konstan. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menyewa modal lebih
banyak sampai MPK turun sama dengan harga sewa riil. Harga sewa modal riil
diukur dalam unit barang bukan rupiah.
4) Pembagian Pendapatan Nasional
Pendapatan tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah
laba ekonomis. Jika tiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka
jumlah pembayaran faktor-faktor ini sama dengan output total.
5) Fungsi Produksi Cobb – Douglass
C. Apa yang Menentukan Permintaan Terhadap Bajang dan Jasa
1. Konsumsi
2. Investasi
3. Pembelian Pemerintah
̅
̅
4
D. Apa yang Membuat Permintaan dan Penawaran terhadap Barang dan Jasa dalam
Equilibrium
1. Equilibrium di Pasar Barang dan Jasa
2. Equilibrium di Pasar Uang
3. Perubahan dalam Tabungan
5
BAB IV
UANG DAN INFLASI
A. Uang
Merupakan persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan
transaksi.
a. Fungsi Uang
Uang memiliki 3 fungsi yaitu :
i) Penyimpan nilai
Uang mengubah daya beli dari masa kini ke masa depan
ii) Unit Hitung
Uang memberikan ukuran dimana harga ditetapkan dan utang dicatat.
iii) Media Pertukaran
Uang digunakan sebagai media untuk membeli barang dan jasa.
b. Jenis Uang
Jenis uang ada 2 yaitu uang atas tunjuk (fiat money) dan uang komoditas
(commodity money). Fiat money merupakan uang yang tidak memiliki nilai
intrinsik karena ditetapkan oleh pemerintah sebagai uang melalui suatu undang
– undang. Uang komoditas merupakan uang yang memiliki nilai intrinsik.
contohnya adalah emas.
c. Bagaimana Kuantitas Uang Dikendalikan
Jumlah uang yang tersedia disebut jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang
beredar dikendalikan oleh bank sentral pada suatu perkonomian negara.
Kebijakan bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar disebut
kebijakan moneter.
B. Teori Kuantitas Uang
a. Transaksi dan Pesamaan Kuantitas
Persamaan kuantitas uang yaitu :
6
Dimana M merupakan Uang, V merupakan Perputaran uang, P merupakan Harga
dari suatu transaksi, dan T merupakan jumlah transaksi.
b. Dari Transaksi Menjadi Pendapatan
Dari persamaan kuantitas uang tersebut jumlah transaksi sulit diukur, jadi
variabel T dalam persamaan tersebut diganti Y atau output total dari
perekonomian
Dalam hal ini karena Y merupakan jumlah output total, maka V merupakan
perputaran pendapatan uang.
c. Fungsi Permintaan Uang dan Persamaan Kuantitas
Fungsi permintaan uang adalah persamaan yang menunjukkan penentu
keseimbangan uang riil yang orang ingin pertahankan.
⁄
merupakan konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin
ditahan orang untuk setiap pendapatan.
C. Inflasi dan Tingkat Bunga
a. Tingkat Bunga Riil dan Nominal
Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang dibayarkan oleh bank,
sedangkan tingkat bunga riil adalah kenaikan daya beli.
Dimana
merupakan tingkat inflasi. Jadi, Tingkat bunga riil merupakan selisih
antara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi.
b. Efek Fisher
Persamaan diatas disebur persamaan fisher. Persamaan ini menunjukkan bahwa
tingkat bunga bisa berbeda karena 2 alasan yaitu karena tingkat bunga riil
berubah atau karena tingkat inflasi berubah.
c. Tingkat Bunga Riil Ante dan Post
7
Tingkat bunga riil yang diharapkan peminjam dan pemberi pinjaman harapkan
ketika kesepakatan dibuat disebut tingkat bunga riil ex ante. Sedangkan tingkat
bunga riil yang terealisasi disebut tingkat bunga ex post.
D. Tingkat Bunga Nominal dan Permintaan Terhadap Uang
Biaya Memegang Uang
⁄
Persamaan ini menyatakan bahwa permintaan terhadap likuiditas keseimbangan
uang riil adalah fungsi dari pendapatan (Y) dan tingkat bunga nominal (i).
Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar permintaan untuk
keseimbangan uang riil
E. Biaya Sosial Inflasi
a. Biaya Inflasi yang Diharapkan
1. Biaya Kulit Sepatu
Karena adanya inflasi sesorang akan lebih sering berjalan ke ATM
untuk mengambil uang, sehingga kulit sepatu akan mudah rusak
2. Biaya Menu
Karena inflasi harga – harga dalam suatu daftar menu akan sering
berubah, jadi akan menimbulkan biaya untuk mengganti menu
yang lebih banyak.
3. Biaya Lain
Biaya lain ini terkait pajak pemerintah , sering kali undang undang
pajak tidak memperhatikan efek inflasi pada pendapatan
b. Biaya Inflasi yang Tidak Diharapkan
Inflasi yang tak terantisipasi tidak disukai karena meredistribusi, secara subjektif,
kekayaan di antara individu. Contohnya, ini mengganggu pensiun tetap individu.
Sering kontrak ini tidak dibuat dalam satuan riil dengan diindeks pada ukuran
tertentu tingkat harga
F. Hiperinflasi
8
Merupakan inflasi yang melebihi 50% per bulan lebih dari 1% per hari. Biaya - biaya
seperti biaya kulit-sepatu dan biaya menu jadi lebih buruk dengan hiperinflasi. Sistem
pajak juga terdistorsi. Kemudian, ketika biaya jadi terlalu besar, uang kehilangan
perannya sebagai penyimpan nilai, unit hitung dan media pertukaran. Barter atau
penggunaan uang komoditas menjadi biasa
9
BAB VII
PERTUMBUHAN EKONOMI
AKUMULASI MODAL DAN PERTUMBUHAN POPULASI
Pada bab ini kita akan mengembangkan teori pertumbuhan ekonomi yang disebut model
pertumbuhan solow.
A. Akumulasi Modal
a. Penawaran dan Permintaan terhadap Barang dan Fungsi Produksi
Penawaran barang dalam model solow didasarkan pada fungsi produksi yang
sudah dikenal yang menyatakan bahwa output bergantung pada persediaan
modal dan angkatan kerja
Permintaan barang dalam model solow berasal dari konsumsi dan investasi.
Dengan kata lain, output per pekerja merupakan konsumsi per pekerja dan
investasi per pekerja.
Fungsi produksi menunjukkan bagaimana jumlah modal tiap
pekerja k menentukan jumlah output tiap pekerja y =
f(k). Kelandaian fungsi produksi adalah produk marjinal
modal : jika k meningkat sebesar 1 unit, y meningkat
sebesar MPK unit.
b. Pertumbuhan Persediaan Modal dan Kondisi Mapan
Kekuatan yang dapat mempengaruhi persediaan modal :
1) Investasi
: Pengeluaran tempat usaha dan peralatan.
2) Depresiasi : Menuanya modal lama; menyebabkan persediaan modal
menurun.
Tingkat tabungan s menentukan alokasi
output antara konsumsi dan investasi. Untuk
setiap tingkat k, output adalah f(k), investasi
adalah s f(k), dan konsumsi adalah f(k) –
sf(k).
10
Depresiasi
Sebagian besar persediaan modal yang
konstan
habis dipakai setiap tahun.
Karena itu, depresiasi adalah proporsional
terhadap persediaan modal.
Kondisi Mapan
Tingkat
kondisi
modal
mapan
adalah
dimana
sama
depresiasi
k*
tingkat
investasi
dengan
yang
menunjukkan bahwa
jumlah modal tidak akan berubah sepanjang waktu. Di bawah k*,
investasi melebihi depresiasi, jadi persediaan modal tumbuh. Di atas k*,
depresiasi melebihi investasi, jadi persediaan modal menurun.
c. Bagaimana Tabungan Mempengaruhi Pertumbuhan
Pada model solow menunjukkan bahwa tabungan adalah determinan penting
daridari persediaan modal pada kondisi mapan. Jika tabungan tinggi,
perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat
output yang tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan memiliki
persediaan modal yang kecil dan tingkat output yang rendah.
Pada
gambar
disamping
menunjukkan bahwa kenaikan
tabungan akan meningkatkan
investasi.
Kenaikian
tersebut
menyebabkan fungsi tabungan
bergeser ke atas. Pada kondisi
11
mapan awal, investasi melebihi depresiasi. Hal tersebut akan menyebabkan
persediaan modal tumbuh menuju titik kemampuan baru.
B. Tingkat Modal Kaidah Emas
Nilai kondisi-mapan yang memaksimalkan konsumsi
disebut Tingkat Modal Kaidah Emas. Dalam gambar
berikut menunjukkan tingkat tabungan dan kaidah
emas.
Hanya
ada
1
tingkat
tabungan
yang
memproduksi tingkat modal kaidah emas. Setiap
perubahan dalam tingkat tabungan akan menggeser
kurva sf(k) dan akan menggerakkan perekonomian menuju kondisi mapan dengan
tingkat konsumsi yang lebih rendah.
C. Pertumbuhan Populasi
Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus memperluas model
Solow untuk mencakup dua sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. Jadi, kita
tambahkan pertumbuhan populasi pada model. Kita akan mengasumsikan bahwa
populasi dan angkatan kerja tumbuh dengan tingkat konstan n.
a. Kondisi Mapan dengan Pertumbuhan Populasi
Gambar
disamping
menunjukkan
pertumbuhan populasi dalam model
solow. Agar perekonomian ada di
kondisi mapan, investasi s f(k) harus
mengatasi
dampak
depresiasi
dan
pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini
ditunjukkan
oleh
perpotongan
dua
kurva. Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi
mapan.
b. Dampak Pertumbuhan Populasi
Gambar berikut menunjukkan dampak dari pertumbuhan populasi. Kenaikan
tingkat pertumbuhan populasi dari n1 ke n2 menggeser garis yang menunjukkan
pertumbuhan populasi dan depresiasi ke atas. Kondisi mapan yang baru k *2
12
memiliki tingkat modal per pekerja
yang lebih rendah ketimbang kondisi
mapan
awal. Jadi, model
solow
memprediksi bahwa perekonomian
dengan tingkat pertumbuhan populasi
yang lebih tinggi akan memiliki tingkat
modal per pekerja yang lebih rendah
dan pendapatan yang rendah pula.
13
BAB VIII
PERTUMBUHAN EKONOMI
TEKNOLOGI, BUKTI EMPIRIS DAN KEBIJAKAN
A. Kemajuan Teknologi dalam Model Solow
a. Efisiensi Tenaga Kerja
Untuk memasukkan kemajuan teknologi, kita harus kembali ke fungsi produksi
yang mengaitkan modal total dan tenaga kerja, lalu akan ditambah dengan
variabel Efisiensi tenaga kerja (E)
Efisiensi tenaga kerja merupakan pengetahuan masyarakat tentang metode –
metode produksi. Ketika teknologi mengalami kemajuan, efisiensi tenaga kerja
akan meningkat. Variabel
akan mengukur jumlah para pekerja efektif.
b. Kondisi Mapan dengan Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada
tingkat g, dan L tumbuh pada tingkat n jadi jumlah
pekerja L E tumbuh pada tingkat n + g. Sekarang,
perubahan
persediaan
modal
per
pekerja
:
di mana i sama dengan s f(k).
c. Dampak Kemajuan Teknologi
Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan. Karena y = f(k),
output per pekerja efektif juga konstan. Namun efisiensi tiap pekerja aktual
tumbuh pada tingkat g. Jadi, output per pekerja, (Y/L = y E) juga tumbuh pada
tingkat g. Output total Y = y (E L) tumbuh pada tingkat n + g.
B. Dari Teori Pertumbuhan Sampai Data Empiris Pertumbuhan
a. Pertumbuhan yang Seimbang
Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak variabel
untuk naik bersama-sama pada kondisi mapan. Hal ini disebut dengan sifat
14
pertumbuhan berimbang. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga
faktor. Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa
modal riil tetap konstan setiap saat.
b. Konvergensi
Merupakan sifat mengejar ketertinggalan. Pada model solow membuat prediksi
tentang kapan konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua
perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa mereka berbeda pada
awalnya (tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi
human capital).
c. Akumulasi Faktor vs Efisiensi Produksi
Perbedaan pendapatan merupakan hasil dari Faktor-faktor produksi seperti
kuantitas modal fisik dan human capital serta efisiensi dalam penggunaan faktorfaktor produksi.
C. Kebijakan Untuk Mendorong Pertumbuhan
a. Mengubah Tingkat Tabungan
Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah terima dalam
pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya. Ketika pengeluaran >
pendapatan, terjadi defisit anggran. Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi
surplus anggaran.
b. Membangun Institusi yang Tepat
Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas sebagian karena
mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur alokasi sumber daya mereka
yang langka.
c. Mendorong Kemajuan Teknologi
Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan
dalam
pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Model Solow,
namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai variabel eksogen, dan
karenanya tidak menjelaskannya.
D. Teori Pertumbuhan Endogen
15
Teori Pertumbuhan Endogen menolak asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi
eksogen (yang berasal dari luar). Persamaannya :
Dimana Y merupakan output, A adalah konstanta yang mengukur jumlah output yang
diproduksi untuk setiap unit modal, K adalah persediaan modal.
Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi pengembalian
modal yang kian menurun akhirnya mendorong perekonomian mendekati kondisi
mapan di mana pertumbuhan hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen.
Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong
pertumbuhan yang berkesinambungan
16
BAB IX
PENGANTAR FLUKTUASI EKONOMI
A. Siklus Bisnis
Adalah fluktuasi jangka-pendek dalam output dan kesempatan kerja (employment).
Berikut ini beberapa fakta yang menjelaskan tentang fluktuasi jangka pendek pada
aktivitas perekonomian :
1. GDP dan komponennya
GDP adalah tempat pertama untuk mulai ketika menganalisis siklus bisnis, karena
merupakan ukuran terbesar dari kondisi perekonomian.
2. Hukum Okun
Adalah hubungan negatif (bila satu naik, yang lain turun) antara pengangguran dan
GDP.
3. Indikator Ekonomi Utama
Indeks dari indikator-indikator ekonomi utama, terdiri dari 10 seri data yaitu :
1) Hari kerja rata-rata per minggu pekerja produksi industri manufaktur
2) Klaim mingguan awal rata-rata untuk asuransi pengangguran
3) Pesanan baru barang konsumen dan material disesuaikan untuk inflasi
4) Pesanan baru, barang modal non pertahanan
5) Kinerja produsen
6) Pemberian izin gedung baru
7) Indeks harga saham
8) Jumlah uang beredar (M2) disesuaikan untuk inflasi
9) Penyebaran tingkat bunga : sebaran hasil antara surat utang berjangka 10 tahun
dan surat utang berjangka 3 bulan
10) Indeks harapan konsumen
B. Horizon Waktu dalam Makroekonomi
Teori makroekonomi klasik berlaku pada jangka panjang tapi tidak pada jangka pendek.
Pada jangka panjang, harga fleksibel dan dapat bereaksi pada perubahan penawaran
atau per i taa . Pada ja gka pe dek, ba yak harga ya g kaku pada ti gkat terte tu.
17
Karena harga berperilaku beda pada jangka pendek dan panjang, kebijakan ekonomi
memiliki dampak berbeda pada horizon waktu berbeda.
C. Permintaan Agregat
Permintaan agregat (AD) adalah hubungan antara jumlah output yang diminta dan
tingkat harga agregat. Ini memberitahu kita jumlah barang dan jasa orang ingin dibeli pada
setiap tingkat.
Kurva Permintaan Agregat menunjukkan hubungan
antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta
Y. Digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu.
Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P,
semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karenanya
semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta Y.
Pergeseran kurva permintaan agregat disebabkan
oleh berubahnya jumlah uang yang beredar. Peningkatan
jumlah uang beredar M meningkatkan nilai output nominal
PY. Untuk tiap tingkat harga P tertentu, output Y jadi lebih
tinggi,begitu sebaliknya. Jadi, peningkatan jumlah uang
beredar menggeser kurva AD ke luar (panah biru), dan
penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke
dalam (panah hijau).
D. Penawaran Agregat
Penawaran Agregat adalah hubungan antara jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga.
Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa
memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tapi
harga kaku dalam jangka pendek, hubungan-hubungan
pada penawaran agregat bergantung pada horizon
waktu.
Kurva penawaran agregat ada 2 yaitu jangka panjang
(LARS) dan jangka pendek (SRAS). Dalam jangka pendek, seluruh harga adalah tetap, jadi kurva
penawaran agregat jangka pendek horisontal. Sedangkan dalam jangka panjang, perubahan
18
tingkat harga tidak akan berdampak lama pada kesempatan kerja penuh, sehingga kurva LRAS
akan vertikal.
Gambar disamping menunjukkan pergeseran kurva
permintaan agregat jangka panjang. Penurunan jumlah
uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke
bawah dari AD ke AD'. Karena kurva AS vertikal dalam
jangka panjang, penurunan AD mempengaruhi tingkat
harga, tapi tidak tingkat output.
Ekuilibrium Jangka Panjang
Dalam
jangka
panjang,
perekonomian
ada
pada
perpotongan kurva penawaran agregat jangka-panjang
dan kurva permintaan agregat. Karena harga-harga telah
disesuaikan pada tingkat ini, SRAS memotong titik ini
pula.
Penurunan Permintaan Agregat
Pada gambar disamping, perekonomian mulai pada
ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Maka, penurunan
permintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan
jumlah uang beredar M, menggeser perekonomian dari
titik A ke titik B, di mana output di bawah tingkat
alaminya. Seiring harga turun, perekonomian pulih dari
resesi, bergerak dari titik B ke titik C.
E. Kebijakan Stabilisasi
Perubahan eksogen pada penawaran atau permintaan agregat disebut guncangan (shocks).
Guncangan yang mempengaruhi penawaran agregat disebut guncangan penawaran (supply
shock). Guncangan yang mempengaruhi permintaan agregat disebut guncangan permintaan
(demand shock). Guncangan-guncangan ini yang mengganggu perekonomian mendorong output
dan pengangguran menjauh dari tingkat alaminya.
1. Guncangan Permintaan Agregat
Pada gambar berikut ini, perekonomian mulai dalam ekuilibrium jangka-panjang di titik A.
19
Kenaikan
permintaan
agregat,
akibat
peningkatan
perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik
A ke titik B, di mana output di atas tingkat alaminya.
Seiring harga naik, output berangsur-angsur kembali ke
tingkat alaminya, dan perekonomian bergerak dari titik B
ke titik C.
2. Guncangan Penawaran Agregat
Pada gambar disamping, guncangan penawaran yang
memperburuk meningkatkan biaya dan harga. Jika AD
dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik
A ke titik B, mengarah pada stagflasi, kombinasi kenaikan
harga dan penurunan tingkat output. Akhirnya, seiring
harga turun, perekonomian kembali ke tingkat alami
pada titik A.
3. Mengakomodasi Guncangan Penawaran yang Memburuk
Pada gambar berikut, untuk menanggapi guncangan
penawaran yang memperburuk, Bank Sentral bisa
meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah
penurunan output. Perekonomian bergerak dari titik A
ke titik B. Biaya dari kebijakan ini adalah tingkat harga
yang lebih tinggi secara permanen.
20
BAB XVIII
JUMLAH UANG BEREDAR DAN PERMINTAAN UANG
Jumlah uang yang beredar dirumuskan sebagai :
dimana C adalah mata uang dan D adalah rekening giro.
A. Perbankan Dengan Cadangan 100%
Deposito yang diterima bank tapi belum dipinjamkan disebut cadangan (reserves).
Dalam sistem perbankan cadangan-100-persen, semua deposito disimpan dalam
cadangan. Sehingga sistem perbankan tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.
B. Perbankan Cadangan Fraksional
Sistem di mana bank hanya menyimpan sebagian depositonya dalam cadangan. Pada
sistem ini, bank menciptakan uang.
C. Model Jumlah Uang Beredar
Tiga variabel eksogen :
Basis moneter (monetary base) B adalah jumlah dolar yang dipegang oleh publik
sebagai mata uang C dan oleh bank sebagai cadangan R.
Rasio deposito-cadangan (reserve-deposit ratio) rr adalah bagian deposito D yang
bank simpan dalam cadangan R.
Rasio deposito-uang kartal (currency-deposit ratio) cr adalah jumlah Uang kartal C
yang orang pegang dalam bentuk rekening giro D
Dari pengertiang diatas didapatkan suatu rumus penggandaan uang :
disebut sebagai m atau pengganda uang. B merupakan basis moneter.
-
Jumlah uang beredar M adalah proporsional terhadap basis moneter B. Jadi,
kenaikan basis moneter meningkatkan jumlah uang beredar dalam persentase yang
sama.
-
Semakin kecil rasio deposito-cadangan rr (R/D), semakin banyak pinjaman yang bank
buat, dan semakin banyak uang yang bank ciptakan dari setiap dolar cadangan.
21
-
Semakin kecil rasio deposito-uang kartal cr (C/D) , semakin sedikit dolar pada basis
moneter yang dipegang publik, semakin besar cadangan, dan semakin banyak uang
yang bank ciptakan.
Jadi, penurunan rasio deposito-uang kartal meningkatkan pengganda uang dan jumlah
uang beredar.
D. Tiga Instrumen Kebijakan Moneter
a. Operasi Pasar Terbuka
Yaitu Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi / menambah jumlah uang yang
beredar dengan cara menerbitkan surat utang / membeli kembali surat utang
kepada publik.
b. Persyaratan Cadangan
Kebijakan Bank Sentral untuk menuntut agar bank – bank memiliki rasio deposit
cadangan minimum. Kebijakan ini sangat jarang digunakan.
c. Tingkat Diskonto
Merupakan kebijakan Bank Sentral dengan tingkat bunga yang diberikan kepada
bank – bank saat meminjam dana ke Bank Sentral.
E. Permintaan Uang
Ada beberapa teori permintaan uang yaitu :
a. Teori Klasik Permintaan Uang
Menurut teori kuantitas uang, (M/P)d = kY, di mana k adalah konstanta
mengukur berapa banyak yang orang ingin pegang untuk setiap dolar
pendapatan.
b. Teori Keynesian tentang Permintaan Uang
Lalu kita mengadopsi fungsi permintaan uang yang lebih realistis, di mana
permintaan untuk keseimbangan uang riil bergantung pada i dan Y: (M/P)d = L(i,
Y).
c. Teori Portofolio dari Permintaan Uang
Ini menekankan peran uang sebagai penyimpan nilai; orang menyimpan uang
sebagai bagian portofolio aset mereka. Intinya : uang memberikan risiko dan
22
pengembalian berbeda dibanding aset lain. Uang memberikan pengembalian
nominal aman, sementara investasi lain bisa turun baik secara riil dan nominal.
(M/P)d= L (rs, rb, Pe, W), di mana rs adalah pengembalian yang diharapkan di
pasar saham, rb adalah pengembalian yang diharapkan pada obligasi, Pe adalah
tingkat inflasi yang diharapkan, dan W adalah kekayaan riil.
d. Teori Transaksi dari Permintaan Uang
Ini menekankan peran uang sebagai media pertukaran; ini menyatakan uang
adalah aset yang didominasi dan menekankan orang memegang uang, tak
seperti aset lain, untuk melakukan pembelian. Ini menjelaskan mengapa orang
memegang ukuran uang yang sempit seperti mata uang atau rekening cek.
23
BAB XIX
PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS
A. Interpretasi Pasar Tenaga Kerja
Teori siklus bisnis riil menekankan ide bahwa kuantitas tenaga kerja yang
ditawarkan pada waktu tertentu bergantung pada insentif yang diterima pekerja.
Keinginan merealokasi jam kerja disebut substitusi tenaga kerja antarwaktu
(intertemporal substitution of labor).
Menurut teori siklus bisnis riil,
semua pekerja melakukan analisis biaya-
manfaat ini ketika memutuskan apakah akan bekerja atau bersantai di waktu
senggang. Jika upah tinggi, atau jika tingkat bunga tinggi, itu adalah waktu yang baik
untuk bekerja. Jika upah atau tingkat bunga rendah, maka itu adalah waktu yang
baik untuk menikmati waktu senggang.
a. Pentingnya Guncangan Teknologi
Teori siklus bisnis riil mengasumsikan perekonomian kita mengalami fluktuasi
teknologi, yang menentukan kemampuan kita mengubah input (modal dan tenaga
kerja) menjadi output (barang dan jasa), dan bahwa fluktuasi teknologi ini
menyebabkan fluktuasi output dan kesempatan kerja.
b. Netralitas Uang
Teori siklus bisnis riil berasumsi bahwa uang itu netral, bahkan dalam jangka
panjang. Yakni, uang diasumsikan tidak mempengaruhi variabel riil seperti output
dan kesempatan kerja.
c. Fleksibilitas Upah dan Harga
Pendukung teori siklus bisnis riil percaya asumsi harga fleksibel adalah
superior secara metodologis terhadap asumsi harga kaku
B. Perekonomian Keynesian
1. Kecilnya Biaya Menu dan Eksternalitas Permintaan-Agregat
Salah satu alasan harga tidak segera menyesuaikan dalam jangka pendek
adalah adanya biaya penyesuaian harga. Untuk mengubah harga, perusahaan
24
mungkin perlu mengirim daftar harga baru pada konsumen. Biaya penyesuaian
harga ini disebut biaya menu (menu costs).
Dampak makroekonomi dari suatu penyesuaian harga perusahaan pada
permintaan akan produk perusahaan lain disebut eksternalitas permintaan
agregat (aggregate-demand externality).
2. Resesi Sebagai Kegagalan Koordinasi
Sebagian ekonom Keynesian baru menyatakan resesi berasal dari
kegagalan koordinasi di antara pembuat keputusan. Kegagalan koordinasi dapat
muncul dalam penetapan upah dan harga, karena yang menetapkannya harus
mengantisipasi tindakan pembuat upah dan harga yang lain. Moral dari cerita ini
adalah harga bisa kaku karena orang mengharapkannya demikian, meskipun tak
ada yang menginginkannya.
3. Pengejutan Upah dan Harga
Tidak semua orang dalam perekonomian menetapkan upah dan harga baru
di waktu yang sama. Melainkan, penyesuaian upah dan harga sepanjang
perekonomian dikejutkan. Pengejutan memperlambat proses koordinasi dan
penyesuaian harga. Pengejutan membuat tingkat upah dan harga menyesuaikan
bertahap, meskipun upah dan harga individual berubah banyak.
25
WAH HENDRIX PRIAMBUDI
133060018549
3 - AE D3 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
2015
BAB III
PENDAPATAN NASIONAL
A. Apa Yang Menentukan Produksi Barang dan Jasa Total
1. Faktor produksi
Merupakan input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dua
faktor produksi yang paling penting adalah modal (K) dan tenaga kerja (L).
2. Fungsi produksi
Fungsi produksi dapat ditulis sebagai :
Y = F(K,L)
Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah
modal dan tenga kerja menjadi output.
3. Penawaran barang dan jasa
Dalam bab ini, kita mengasumsikan bahwa modal dan tenaga kerja tetap, jadi
output (Y) juga tetap.
̅
̅ ̅
B. Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan ke Faktor Faktor Produksi
Distribusi pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini yaitu :
1) Harga faktor produksi
Merupakan jumlah
yang dibayarkan ke
faktor
produksi.
kurva
–
faktor
Pada
disamping
harga yang diterima
untuk setiap faktor
produksi ditentukan
oleh penawaran dan permintaannya. Karena kita mengasumsikan bahwa faktor
produksinya tetap maka, kurva penawaran faktor produksi akan lurus. Dengan
2
mengasumsikan bahwa harga faktor produksi diabaikan, jumlah faktor produksi
yang ditawarkan ke pasar adalah sama.
2) Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif
Perusahaan kompetitif relatif kecil ukurannya terhadap pasar dimana pedagang
berlangsung, sehingga memiliki pengaruh yang kecil terhadap harga pasar. Untuk
membuat produknya, perusahaan memerlukan 2 faktor produksi, modal dan
tenaga kerja. Perusahaan itu akan memproduksi lebih banyak produknya jika
memiliki lebih banyak mesin, atau para pekerjanya lebih lama dalam bekerja.
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan penerimaan
yang dikurangi biaya – biaya. Biaya yang terkait dalam hal ini adalah biaya untuk
menyewa tenaga kerja dan juga sewa / modal.
3) Permintaan Perusahaan Terhadap Faktor – Faktor Produksi
Cara perusahaan mengetahui berapa banyak faktor produksi yang diperlukan
untuk memaksimalkan laba adalah :
a. Produk Marjinal Tenaga Kerja
Merupakan jumlah output tambahan yang
diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga
kerja tambahan, dengan mempertahankan
jumlah modal tetap. Kebanyakan fungsi
produksi memiliki sifat produk marjinal
yang
semakin
menurun.
Pada
grafik
disamping menggambarkan bahwa kemiringan fungsi produksi sama dengan
produk marjinal tenaga kerja, ketika lebih banyak tenaga kerja ditambahkan
produk marjinal tenaga kerja turun.
b. Dari MPL ke Permintaan Tenaga Kerja
Saat memutuskan penambahan tenaga kerja, perusahaan kompetitif
memaksimalkan laba mempertimbangkan bagaimana keputusan itu akan
mempengaruhi laba. Peningkatan penerimaan dari unit tenaga kerja
tambahan bergantung pada dua variabel yaitu produk marjinal tenaga kerja
3
dan harga output. MPL bergantung jumlah tenaga kerja. Kurva MPL melandai ke
bawah karena MPL
berkurang
bila
L
meningkat. Grafik ini
juga merupakan kurva
permintaan
tenaga
kerja perusahaan.
c. MPK dan Permintaan Modal
Produk marjinal modal / MPK merupakan jumlah output tambahan yang
perusahaan dapatkan dari unit modal tambahan, dengan jumlah tenaga kerja
konstan. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menyewa modal lebih
banyak sampai MPK turun sama dengan harga sewa riil. Harga sewa modal riil
diukur dalam unit barang bukan rupiah.
4) Pembagian Pendapatan Nasional
Pendapatan tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah
laba ekonomis. Jika tiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka
jumlah pembayaran faktor-faktor ini sama dengan output total.
5) Fungsi Produksi Cobb – Douglass
C. Apa yang Menentukan Permintaan Terhadap Bajang dan Jasa
1. Konsumsi
2. Investasi
3. Pembelian Pemerintah
̅
̅
4
D. Apa yang Membuat Permintaan dan Penawaran terhadap Barang dan Jasa dalam
Equilibrium
1. Equilibrium di Pasar Barang dan Jasa
2. Equilibrium di Pasar Uang
3. Perubahan dalam Tabungan
5
BAB IV
UANG DAN INFLASI
A. Uang
Merupakan persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan
transaksi.
a. Fungsi Uang
Uang memiliki 3 fungsi yaitu :
i) Penyimpan nilai
Uang mengubah daya beli dari masa kini ke masa depan
ii) Unit Hitung
Uang memberikan ukuran dimana harga ditetapkan dan utang dicatat.
iii) Media Pertukaran
Uang digunakan sebagai media untuk membeli barang dan jasa.
b. Jenis Uang
Jenis uang ada 2 yaitu uang atas tunjuk (fiat money) dan uang komoditas
(commodity money). Fiat money merupakan uang yang tidak memiliki nilai
intrinsik karena ditetapkan oleh pemerintah sebagai uang melalui suatu undang
– undang. Uang komoditas merupakan uang yang memiliki nilai intrinsik.
contohnya adalah emas.
c. Bagaimana Kuantitas Uang Dikendalikan
Jumlah uang yang tersedia disebut jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang
beredar dikendalikan oleh bank sentral pada suatu perkonomian negara.
Kebijakan bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar disebut
kebijakan moneter.
B. Teori Kuantitas Uang
a. Transaksi dan Pesamaan Kuantitas
Persamaan kuantitas uang yaitu :
6
Dimana M merupakan Uang, V merupakan Perputaran uang, P merupakan Harga
dari suatu transaksi, dan T merupakan jumlah transaksi.
b. Dari Transaksi Menjadi Pendapatan
Dari persamaan kuantitas uang tersebut jumlah transaksi sulit diukur, jadi
variabel T dalam persamaan tersebut diganti Y atau output total dari
perekonomian
Dalam hal ini karena Y merupakan jumlah output total, maka V merupakan
perputaran pendapatan uang.
c. Fungsi Permintaan Uang dan Persamaan Kuantitas
Fungsi permintaan uang adalah persamaan yang menunjukkan penentu
keseimbangan uang riil yang orang ingin pertahankan.
⁄
merupakan konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin
ditahan orang untuk setiap pendapatan.
C. Inflasi dan Tingkat Bunga
a. Tingkat Bunga Riil dan Nominal
Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang dibayarkan oleh bank,
sedangkan tingkat bunga riil adalah kenaikan daya beli.
Dimana
merupakan tingkat inflasi. Jadi, Tingkat bunga riil merupakan selisih
antara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi.
b. Efek Fisher
Persamaan diatas disebur persamaan fisher. Persamaan ini menunjukkan bahwa
tingkat bunga bisa berbeda karena 2 alasan yaitu karena tingkat bunga riil
berubah atau karena tingkat inflasi berubah.
c. Tingkat Bunga Riil Ante dan Post
7
Tingkat bunga riil yang diharapkan peminjam dan pemberi pinjaman harapkan
ketika kesepakatan dibuat disebut tingkat bunga riil ex ante. Sedangkan tingkat
bunga riil yang terealisasi disebut tingkat bunga ex post.
D. Tingkat Bunga Nominal dan Permintaan Terhadap Uang
Biaya Memegang Uang
⁄
Persamaan ini menyatakan bahwa permintaan terhadap likuiditas keseimbangan
uang riil adalah fungsi dari pendapatan (Y) dan tingkat bunga nominal (i).
Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar permintaan untuk
keseimbangan uang riil
E. Biaya Sosial Inflasi
a. Biaya Inflasi yang Diharapkan
1. Biaya Kulit Sepatu
Karena adanya inflasi sesorang akan lebih sering berjalan ke ATM
untuk mengambil uang, sehingga kulit sepatu akan mudah rusak
2. Biaya Menu
Karena inflasi harga – harga dalam suatu daftar menu akan sering
berubah, jadi akan menimbulkan biaya untuk mengganti menu
yang lebih banyak.
3. Biaya Lain
Biaya lain ini terkait pajak pemerintah , sering kali undang undang
pajak tidak memperhatikan efek inflasi pada pendapatan
b. Biaya Inflasi yang Tidak Diharapkan
Inflasi yang tak terantisipasi tidak disukai karena meredistribusi, secara subjektif,
kekayaan di antara individu. Contohnya, ini mengganggu pensiun tetap individu.
Sering kontrak ini tidak dibuat dalam satuan riil dengan diindeks pada ukuran
tertentu tingkat harga
F. Hiperinflasi
8
Merupakan inflasi yang melebihi 50% per bulan lebih dari 1% per hari. Biaya - biaya
seperti biaya kulit-sepatu dan biaya menu jadi lebih buruk dengan hiperinflasi. Sistem
pajak juga terdistorsi. Kemudian, ketika biaya jadi terlalu besar, uang kehilangan
perannya sebagai penyimpan nilai, unit hitung dan media pertukaran. Barter atau
penggunaan uang komoditas menjadi biasa
9
BAB VII
PERTUMBUHAN EKONOMI
AKUMULASI MODAL DAN PERTUMBUHAN POPULASI
Pada bab ini kita akan mengembangkan teori pertumbuhan ekonomi yang disebut model
pertumbuhan solow.
A. Akumulasi Modal
a. Penawaran dan Permintaan terhadap Barang dan Fungsi Produksi
Penawaran barang dalam model solow didasarkan pada fungsi produksi yang
sudah dikenal yang menyatakan bahwa output bergantung pada persediaan
modal dan angkatan kerja
Permintaan barang dalam model solow berasal dari konsumsi dan investasi.
Dengan kata lain, output per pekerja merupakan konsumsi per pekerja dan
investasi per pekerja.
Fungsi produksi menunjukkan bagaimana jumlah modal tiap
pekerja k menentukan jumlah output tiap pekerja y =
f(k). Kelandaian fungsi produksi adalah produk marjinal
modal : jika k meningkat sebesar 1 unit, y meningkat
sebesar MPK unit.
b. Pertumbuhan Persediaan Modal dan Kondisi Mapan
Kekuatan yang dapat mempengaruhi persediaan modal :
1) Investasi
: Pengeluaran tempat usaha dan peralatan.
2) Depresiasi : Menuanya modal lama; menyebabkan persediaan modal
menurun.
Tingkat tabungan s menentukan alokasi
output antara konsumsi dan investasi. Untuk
setiap tingkat k, output adalah f(k), investasi
adalah s f(k), dan konsumsi adalah f(k) –
sf(k).
10
Depresiasi
Sebagian besar persediaan modal yang
konstan
habis dipakai setiap tahun.
Karena itu, depresiasi adalah proporsional
terhadap persediaan modal.
Kondisi Mapan
Tingkat
kondisi
modal
mapan
adalah
dimana
sama
depresiasi
k*
tingkat
investasi
dengan
yang
menunjukkan bahwa
jumlah modal tidak akan berubah sepanjang waktu. Di bawah k*,
investasi melebihi depresiasi, jadi persediaan modal tumbuh. Di atas k*,
depresiasi melebihi investasi, jadi persediaan modal menurun.
c. Bagaimana Tabungan Mempengaruhi Pertumbuhan
Pada model solow menunjukkan bahwa tabungan adalah determinan penting
daridari persediaan modal pada kondisi mapan. Jika tabungan tinggi,
perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat
output yang tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan memiliki
persediaan modal yang kecil dan tingkat output yang rendah.
Pada
gambar
disamping
menunjukkan bahwa kenaikan
tabungan akan meningkatkan
investasi.
Kenaikian
tersebut
menyebabkan fungsi tabungan
bergeser ke atas. Pada kondisi
11
mapan awal, investasi melebihi depresiasi. Hal tersebut akan menyebabkan
persediaan modal tumbuh menuju titik kemampuan baru.
B. Tingkat Modal Kaidah Emas
Nilai kondisi-mapan yang memaksimalkan konsumsi
disebut Tingkat Modal Kaidah Emas. Dalam gambar
berikut menunjukkan tingkat tabungan dan kaidah
emas.
Hanya
ada
1
tingkat
tabungan
yang
memproduksi tingkat modal kaidah emas. Setiap
perubahan dalam tingkat tabungan akan menggeser
kurva sf(k) dan akan menggerakkan perekonomian menuju kondisi mapan dengan
tingkat konsumsi yang lebih rendah.
C. Pertumbuhan Populasi
Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus memperluas model
Solow untuk mencakup dua sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. Jadi, kita
tambahkan pertumbuhan populasi pada model. Kita akan mengasumsikan bahwa
populasi dan angkatan kerja tumbuh dengan tingkat konstan n.
a. Kondisi Mapan dengan Pertumbuhan Populasi
Gambar
disamping
menunjukkan
pertumbuhan populasi dalam model
solow. Agar perekonomian ada di
kondisi mapan, investasi s f(k) harus
mengatasi
dampak
depresiasi
dan
pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini
ditunjukkan
oleh
perpotongan
dua
kurva. Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi
mapan.
b. Dampak Pertumbuhan Populasi
Gambar berikut menunjukkan dampak dari pertumbuhan populasi. Kenaikan
tingkat pertumbuhan populasi dari n1 ke n2 menggeser garis yang menunjukkan
pertumbuhan populasi dan depresiasi ke atas. Kondisi mapan yang baru k *2
12
memiliki tingkat modal per pekerja
yang lebih rendah ketimbang kondisi
mapan
awal. Jadi, model
solow
memprediksi bahwa perekonomian
dengan tingkat pertumbuhan populasi
yang lebih tinggi akan memiliki tingkat
modal per pekerja yang lebih rendah
dan pendapatan yang rendah pula.
13
BAB VIII
PERTUMBUHAN EKONOMI
TEKNOLOGI, BUKTI EMPIRIS DAN KEBIJAKAN
A. Kemajuan Teknologi dalam Model Solow
a. Efisiensi Tenaga Kerja
Untuk memasukkan kemajuan teknologi, kita harus kembali ke fungsi produksi
yang mengaitkan modal total dan tenaga kerja, lalu akan ditambah dengan
variabel Efisiensi tenaga kerja (E)
Efisiensi tenaga kerja merupakan pengetahuan masyarakat tentang metode –
metode produksi. Ketika teknologi mengalami kemajuan, efisiensi tenaga kerja
akan meningkat. Variabel
akan mengukur jumlah para pekerja efektif.
b. Kondisi Mapan dengan Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada
tingkat g, dan L tumbuh pada tingkat n jadi jumlah
pekerja L E tumbuh pada tingkat n + g. Sekarang,
perubahan
persediaan
modal
per
pekerja
:
di mana i sama dengan s f(k).
c. Dampak Kemajuan Teknologi
Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan. Karena y = f(k),
output per pekerja efektif juga konstan. Namun efisiensi tiap pekerja aktual
tumbuh pada tingkat g. Jadi, output per pekerja, (Y/L = y E) juga tumbuh pada
tingkat g. Output total Y = y (E L) tumbuh pada tingkat n + g.
B. Dari Teori Pertumbuhan Sampai Data Empiris Pertumbuhan
a. Pertumbuhan yang Seimbang
Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak variabel
untuk naik bersama-sama pada kondisi mapan. Hal ini disebut dengan sifat
14
pertumbuhan berimbang. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga
faktor. Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa
modal riil tetap konstan setiap saat.
b. Konvergensi
Merupakan sifat mengejar ketertinggalan. Pada model solow membuat prediksi
tentang kapan konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua
perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa mereka berbeda pada
awalnya (tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi
human capital).
c. Akumulasi Faktor vs Efisiensi Produksi
Perbedaan pendapatan merupakan hasil dari Faktor-faktor produksi seperti
kuantitas modal fisik dan human capital serta efisiensi dalam penggunaan faktorfaktor produksi.
C. Kebijakan Untuk Mendorong Pertumbuhan
a. Mengubah Tingkat Tabungan
Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah terima dalam
pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya. Ketika pengeluaran >
pendapatan, terjadi defisit anggran. Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi
surplus anggaran.
b. Membangun Institusi yang Tepat
Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas sebagian karena
mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur alokasi sumber daya mereka
yang langka.
c. Mendorong Kemajuan Teknologi
Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan
dalam
pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Model Solow,
namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai variabel eksogen, dan
karenanya tidak menjelaskannya.
D. Teori Pertumbuhan Endogen
15
Teori Pertumbuhan Endogen menolak asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi
eksogen (yang berasal dari luar). Persamaannya :
Dimana Y merupakan output, A adalah konstanta yang mengukur jumlah output yang
diproduksi untuk setiap unit modal, K adalah persediaan modal.
Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi pengembalian
modal yang kian menurun akhirnya mendorong perekonomian mendekati kondisi
mapan di mana pertumbuhan hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen.
Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong
pertumbuhan yang berkesinambungan
16
BAB IX
PENGANTAR FLUKTUASI EKONOMI
A. Siklus Bisnis
Adalah fluktuasi jangka-pendek dalam output dan kesempatan kerja (employment).
Berikut ini beberapa fakta yang menjelaskan tentang fluktuasi jangka pendek pada
aktivitas perekonomian :
1. GDP dan komponennya
GDP adalah tempat pertama untuk mulai ketika menganalisis siklus bisnis, karena
merupakan ukuran terbesar dari kondisi perekonomian.
2. Hukum Okun
Adalah hubungan negatif (bila satu naik, yang lain turun) antara pengangguran dan
GDP.
3. Indikator Ekonomi Utama
Indeks dari indikator-indikator ekonomi utama, terdiri dari 10 seri data yaitu :
1) Hari kerja rata-rata per minggu pekerja produksi industri manufaktur
2) Klaim mingguan awal rata-rata untuk asuransi pengangguran
3) Pesanan baru barang konsumen dan material disesuaikan untuk inflasi
4) Pesanan baru, barang modal non pertahanan
5) Kinerja produsen
6) Pemberian izin gedung baru
7) Indeks harga saham
8) Jumlah uang beredar (M2) disesuaikan untuk inflasi
9) Penyebaran tingkat bunga : sebaran hasil antara surat utang berjangka 10 tahun
dan surat utang berjangka 3 bulan
10) Indeks harapan konsumen
B. Horizon Waktu dalam Makroekonomi
Teori makroekonomi klasik berlaku pada jangka panjang tapi tidak pada jangka pendek.
Pada jangka panjang, harga fleksibel dan dapat bereaksi pada perubahan penawaran
atau per i taa . Pada ja gka pe dek, ba yak harga ya g kaku pada ti gkat terte tu.
17
Karena harga berperilaku beda pada jangka pendek dan panjang, kebijakan ekonomi
memiliki dampak berbeda pada horizon waktu berbeda.
C. Permintaan Agregat
Permintaan agregat (AD) adalah hubungan antara jumlah output yang diminta dan
tingkat harga agregat. Ini memberitahu kita jumlah barang dan jasa orang ingin dibeli pada
setiap tingkat.
Kurva Permintaan Agregat menunjukkan hubungan
antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta
Y. Digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu.
Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P,
semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karenanya
semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta Y.
Pergeseran kurva permintaan agregat disebabkan
oleh berubahnya jumlah uang yang beredar. Peningkatan
jumlah uang beredar M meningkatkan nilai output nominal
PY. Untuk tiap tingkat harga P tertentu, output Y jadi lebih
tinggi,begitu sebaliknya. Jadi, peningkatan jumlah uang
beredar menggeser kurva AD ke luar (panah biru), dan
penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke
dalam (panah hijau).
D. Penawaran Agregat
Penawaran Agregat adalah hubungan antara jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga.
Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa
memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tapi
harga kaku dalam jangka pendek, hubungan-hubungan
pada penawaran agregat bergantung pada horizon
waktu.
Kurva penawaran agregat ada 2 yaitu jangka panjang
(LARS) dan jangka pendek (SRAS). Dalam jangka pendek, seluruh harga adalah tetap, jadi kurva
penawaran agregat jangka pendek horisontal. Sedangkan dalam jangka panjang, perubahan
18
tingkat harga tidak akan berdampak lama pada kesempatan kerja penuh, sehingga kurva LRAS
akan vertikal.
Gambar disamping menunjukkan pergeseran kurva
permintaan agregat jangka panjang. Penurunan jumlah
uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke
bawah dari AD ke AD'. Karena kurva AS vertikal dalam
jangka panjang, penurunan AD mempengaruhi tingkat
harga, tapi tidak tingkat output.
Ekuilibrium Jangka Panjang
Dalam
jangka
panjang,
perekonomian
ada
pada
perpotongan kurva penawaran agregat jangka-panjang
dan kurva permintaan agregat. Karena harga-harga telah
disesuaikan pada tingkat ini, SRAS memotong titik ini
pula.
Penurunan Permintaan Agregat
Pada gambar disamping, perekonomian mulai pada
ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Maka, penurunan
permintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan
jumlah uang beredar M, menggeser perekonomian dari
titik A ke titik B, di mana output di bawah tingkat
alaminya. Seiring harga turun, perekonomian pulih dari
resesi, bergerak dari titik B ke titik C.
E. Kebijakan Stabilisasi
Perubahan eksogen pada penawaran atau permintaan agregat disebut guncangan (shocks).
Guncangan yang mempengaruhi penawaran agregat disebut guncangan penawaran (supply
shock). Guncangan yang mempengaruhi permintaan agregat disebut guncangan permintaan
(demand shock). Guncangan-guncangan ini yang mengganggu perekonomian mendorong output
dan pengangguran menjauh dari tingkat alaminya.
1. Guncangan Permintaan Agregat
Pada gambar berikut ini, perekonomian mulai dalam ekuilibrium jangka-panjang di titik A.
19
Kenaikan
permintaan
agregat,
akibat
peningkatan
perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik
A ke titik B, di mana output di atas tingkat alaminya.
Seiring harga naik, output berangsur-angsur kembali ke
tingkat alaminya, dan perekonomian bergerak dari titik B
ke titik C.
2. Guncangan Penawaran Agregat
Pada gambar disamping, guncangan penawaran yang
memperburuk meningkatkan biaya dan harga. Jika AD
dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik
A ke titik B, mengarah pada stagflasi, kombinasi kenaikan
harga dan penurunan tingkat output. Akhirnya, seiring
harga turun, perekonomian kembali ke tingkat alami
pada titik A.
3. Mengakomodasi Guncangan Penawaran yang Memburuk
Pada gambar berikut, untuk menanggapi guncangan
penawaran yang memperburuk, Bank Sentral bisa
meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah
penurunan output. Perekonomian bergerak dari titik A
ke titik B. Biaya dari kebijakan ini adalah tingkat harga
yang lebih tinggi secara permanen.
20
BAB XVIII
JUMLAH UANG BEREDAR DAN PERMINTAAN UANG
Jumlah uang yang beredar dirumuskan sebagai :
dimana C adalah mata uang dan D adalah rekening giro.
A. Perbankan Dengan Cadangan 100%
Deposito yang diterima bank tapi belum dipinjamkan disebut cadangan (reserves).
Dalam sistem perbankan cadangan-100-persen, semua deposito disimpan dalam
cadangan. Sehingga sistem perbankan tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.
B. Perbankan Cadangan Fraksional
Sistem di mana bank hanya menyimpan sebagian depositonya dalam cadangan. Pada
sistem ini, bank menciptakan uang.
C. Model Jumlah Uang Beredar
Tiga variabel eksogen :
Basis moneter (monetary base) B adalah jumlah dolar yang dipegang oleh publik
sebagai mata uang C dan oleh bank sebagai cadangan R.
Rasio deposito-cadangan (reserve-deposit ratio) rr adalah bagian deposito D yang
bank simpan dalam cadangan R.
Rasio deposito-uang kartal (currency-deposit ratio) cr adalah jumlah Uang kartal C
yang orang pegang dalam bentuk rekening giro D
Dari pengertiang diatas didapatkan suatu rumus penggandaan uang :
disebut sebagai m atau pengganda uang. B merupakan basis moneter.
-
Jumlah uang beredar M adalah proporsional terhadap basis moneter B. Jadi,
kenaikan basis moneter meningkatkan jumlah uang beredar dalam persentase yang
sama.
-
Semakin kecil rasio deposito-cadangan rr (R/D), semakin banyak pinjaman yang bank
buat, dan semakin banyak uang yang bank ciptakan dari setiap dolar cadangan.
21
-
Semakin kecil rasio deposito-uang kartal cr (C/D) , semakin sedikit dolar pada basis
moneter yang dipegang publik, semakin besar cadangan, dan semakin banyak uang
yang bank ciptakan.
Jadi, penurunan rasio deposito-uang kartal meningkatkan pengganda uang dan jumlah
uang beredar.
D. Tiga Instrumen Kebijakan Moneter
a. Operasi Pasar Terbuka
Yaitu Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi / menambah jumlah uang yang
beredar dengan cara menerbitkan surat utang / membeli kembali surat utang
kepada publik.
b. Persyaratan Cadangan
Kebijakan Bank Sentral untuk menuntut agar bank – bank memiliki rasio deposit
cadangan minimum. Kebijakan ini sangat jarang digunakan.
c. Tingkat Diskonto
Merupakan kebijakan Bank Sentral dengan tingkat bunga yang diberikan kepada
bank – bank saat meminjam dana ke Bank Sentral.
E. Permintaan Uang
Ada beberapa teori permintaan uang yaitu :
a. Teori Klasik Permintaan Uang
Menurut teori kuantitas uang, (M/P)d = kY, di mana k adalah konstanta
mengukur berapa banyak yang orang ingin pegang untuk setiap dolar
pendapatan.
b. Teori Keynesian tentang Permintaan Uang
Lalu kita mengadopsi fungsi permintaan uang yang lebih realistis, di mana
permintaan untuk keseimbangan uang riil bergantung pada i dan Y: (M/P)d = L(i,
Y).
c. Teori Portofolio dari Permintaan Uang
Ini menekankan peran uang sebagai penyimpan nilai; orang menyimpan uang
sebagai bagian portofolio aset mereka. Intinya : uang memberikan risiko dan
22
pengembalian berbeda dibanding aset lain. Uang memberikan pengembalian
nominal aman, sementara investasi lain bisa turun baik secara riil dan nominal.
(M/P)d= L (rs, rb, Pe, W), di mana rs adalah pengembalian yang diharapkan di
pasar saham, rb adalah pengembalian yang diharapkan pada obligasi, Pe adalah
tingkat inflasi yang diharapkan, dan W adalah kekayaan riil.
d. Teori Transaksi dari Permintaan Uang
Ini menekankan peran uang sebagai media pertukaran; ini menyatakan uang
adalah aset yang didominasi dan menekankan orang memegang uang, tak
seperti aset lain, untuk melakukan pembelian. Ini menjelaskan mengapa orang
memegang ukuran uang yang sempit seperti mata uang atau rekening cek.
23
BAB XIX
PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS
A. Interpretasi Pasar Tenaga Kerja
Teori siklus bisnis riil menekankan ide bahwa kuantitas tenaga kerja yang
ditawarkan pada waktu tertentu bergantung pada insentif yang diterima pekerja.
Keinginan merealokasi jam kerja disebut substitusi tenaga kerja antarwaktu
(intertemporal substitution of labor).
Menurut teori siklus bisnis riil,
semua pekerja melakukan analisis biaya-
manfaat ini ketika memutuskan apakah akan bekerja atau bersantai di waktu
senggang. Jika upah tinggi, atau jika tingkat bunga tinggi, itu adalah waktu yang baik
untuk bekerja. Jika upah atau tingkat bunga rendah, maka itu adalah waktu yang
baik untuk menikmati waktu senggang.
a. Pentingnya Guncangan Teknologi
Teori siklus bisnis riil mengasumsikan perekonomian kita mengalami fluktuasi
teknologi, yang menentukan kemampuan kita mengubah input (modal dan tenaga
kerja) menjadi output (barang dan jasa), dan bahwa fluktuasi teknologi ini
menyebabkan fluktuasi output dan kesempatan kerja.
b. Netralitas Uang
Teori siklus bisnis riil berasumsi bahwa uang itu netral, bahkan dalam jangka
panjang. Yakni, uang diasumsikan tidak mempengaruhi variabel riil seperti output
dan kesempatan kerja.
c. Fleksibilitas Upah dan Harga
Pendukung teori siklus bisnis riil percaya asumsi harga fleksibel adalah
superior secara metodologis terhadap asumsi harga kaku
B. Perekonomian Keynesian
1. Kecilnya Biaya Menu dan Eksternalitas Permintaan-Agregat
Salah satu alasan harga tidak segera menyesuaikan dalam jangka pendek
adalah adanya biaya penyesuaian harga. Untuk mengubah harga, perusahaan
24
mungkin perlu mengirim daftar harga baru pada konsumen. Biaya penyesuaian
harga ini disebut biaya menu (menu costs).
Dampak makroekonomi dari suatu penyesuaian harga perusahaan pada
permintaan akan produk perusahaan lain disebut eksternalitas permintaan
agregat (aggregate-demand externality).
2. Resesi Sebagai Kegagalan Koordinasi
Sebagian ekonom Keynesian baru menyatakan resesi berasal dari
kegagalan koordinasi di antara pembuat keputusan. Kegagalan koordinasi dapat
muncul dalam penetapan upah dan harga, karena yang menetapkannya harus
mengantisipasi tindakan pembuat upah dan harga yang lain. Moral dari cerita ini
adalah harga bisa kaku karena orang mengharapkannya demikian, meskipun tak
ada yang menginginkannya.
3. Pengejutan Upah dan Harga
Tidak semua orang dalam perekonomian menetapkan upah dan harga baru
di waktu yang sama. Melainkan, penyesuaian upah dan harga sepanjang
perekonomian dikejutkan. Pengejutan memperlambat proses koordinasi dan
penyesuaian harga. Pengejutan membuat tingkat upah dan harga menyesuaikan
bertahap, meskipun upah dan harga individual berubah banyak.
25