Tugas Pariwisata Kelompok 4 2013 (1)

A. ATRAKSI WISATA
 Pramuwisata
 Seseorang yang membrikan penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan
traveller lainnya tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan
bilamana mereka berkunjung pada suatu obyek, tempat atau daerah tertentu.
 Jenis pramuwisata berdasarkan bidang keahliannya dibagi menjadi:
 Pramuwisata Umum (General Guide) adalah pramuwisata yang
mempunyai pengetahuan mengenai kebudayaan, kekayaan alam, dan
aspirasi kehidupan bangsa/penduduk secara umum; yang memiliki ijin
untuk memberikan bimbingan perjalanan dan penerangan kepariwisataan
dengan mempergunakan satu atau beberapa bahasa tertentu terhadap
wisatawan, baik secara perseorangan atau berkelompok.
 Pramuwisata Khusus (Special Guide) adalah pramuwisata yang
mempunyai pengetahuan yang khusus dan mendalam mengenai obyek
wisata seperti kebudayaan, arkeologi, sejarah, teknik, perdagangan,
keagamaan, ilmiah margasatwa, perburuan, dan lain-lain; yang
mempunyai izin untuk membimbing perjalanan dengan memberikan
penerangan kepada wisatawan baik perorangan maupun kelompok dengan
menggunakan satu atau beberapa bahasa tertentu.
 Pembimbing Darma Wisata (Tour Conductor) adalah pramuwisata
senior yang mempunyai tanda pramuwisata untuk memimpin perjalanan

suatu kelompok wisatawan yang melakukan perjalanan di suatu wilayah
atau suatu negara guna memberikan asistensi perjalanan, bimbingan dan
penerangan mengenai obyek wisata kebudayaan, kekayaan alam dan
aspirasi kehidupan dari penduduk atau bangsa di wilayah yang dijelajahi.
 Pramuwisata Pengemudi (Guide Driver) adalah pramuwisata yang
mempunyai kartu tanda pramuwisata untuk memberikan bimbingan dan
penerangan umum mengenai obyek wisata, kebudayaan, kekayaan alam
dan aspirasi kehidupan bangsa kepada wisatawan, di samping
kedudukannya sebagai pengemudi kendaraan umum, seperti taxi, bus,
touring choarch, dan lain-lain.
 Berbagai Macam Bentuk Wisata
 Dari segi Jumlahnya:
 Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu perjalanan wisata yang
dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-isteri.
 Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata
yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai
hubungan kekerabatan satu sama lain.
 Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung
jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya

paling sedikit 10 orang, dengan dilengkapi diskon dari perusahaan
prinsipal bagi orang yang kesebelas. Potongan ini besarnya berkisar antara
2 hingga 50% dari ongkos penerbangan atau penginapan.

 Dari segi kepengaturannya:
 Pre-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang jauh
hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi
maupun obyek-obyek yang akan dikunjungi. Biasanya wisata jenis ini diatur oleh
suatu lembaga yang khusus mengurus, mengatur maupun menyelenggarakan
perjalanan wisata dengan bekerjasama dengan semua instansi atau lembaga yang
terkait dengan kepentingan tersebut.
 Package Tour (wisata paket atau paket wisata), yaitu suatu produk perjalanan
wisata yang dijual oleh suatu perusahaan biro perjalanan atau perusahaan
transport yang bekerjasama dengannya dimana harga paket wisata tersebut telah
mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainnya yang memberikan
kenyamanan bagi pembelinya. Dengan kata lain paket wisata ini adalah suatu
produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun dan
dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan
wisata.
 Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang

dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata yang
diselenggarakan secara rutin, dalam jangka yang telah ditetapkan dan dengan rute
perjalanan yang tertentu pula.
 Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang
disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langganan atau lebih
sesuai dengan kepentingannya.
 Optional Tour (wisata tambahan/samasuka), yaitu suatu perjalanan wisata
tambahan di luar pengaturan yang telah disusun dan perjanjikan pelaksanaannya,
yang diperlakukan atas permintaan pelanggan.
 Dari segi maksud dan Tujuannya:
 Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
diselenggarakan dan diikuti oleh angggotanya guna berlibur, bersenang-senang
dan menghibur diri.
 Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suata perjalanan anjangsana
yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang
mempunyai kaitan dengan pekerjaan.
 Educational Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun
pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini disebut
juga study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan.

 Scientific Tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang tujuan
pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap
sesuatu bidang ilmu pengetahuan. Misalnya: kunjungan melihat bunga bangkai
berbunga (raflesia arnoldi), melihat gerhana matahari total, menyelidiki
kehidupan komodo, dll.
 Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan
guna melakukan ibadah keagamaan.
 Special Mission Tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan wisata
yang dilakukan dengan suatu maksud khusus, misalnya laddies programme.

 Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang
dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh
penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata. Ex; berburu babi hutan di
Sumatera, berburu Kangguru di Australia, dan lain-lain.
 Dari segi penyelenggarannya:
 Ekskursi (Excursion), yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh
kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih obyek wisata.
 Safari Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus
dengan perlengkapan maupun peralatan khusus pula yang tujuan maupun
obyeknya bukan merupakan obyek kunjungan wisata pada umumnya. Misal:

safari ke ujung kulon, safari ke Taman Safari Indonesia di Gianyar Bali.
 Cruize Tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar
mengunjungi obyek-obyek wisata bahari dan obyek wisata di darat tetapi
menggunakan kapal pesiar sebagai basis keberangkatannya.
 Youth Tour (wisata remaja), yaitu kunjungan wisata yang penyelenggaraannya
khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut golongan umur yang ditetapkan
oleh hukum negara masing-masing. Di Indonesia umumnya yang dianggap remaja
adalah mereka yang masih dalam pendidikan SMA, belum duduk di bangku
Perguruan Tinggi, atau mereka yang usianya masih dibawah 21 tahun, dan belum
kawin.
 Marine Tour (wisata bahari), yaitu suatu kunjungan ke obyek wisata, khususnya
untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck-diving (menyelam) dengan
perlengkapan selam lengkap.
 Motivasi yang mendorong wisatawan untuk berwisata:
 Kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi,
 Kebutuhan pendidikan dan penelitian,
 Kebutuhan keagamaan,
 Kebutuhan kesehatan,
 Minat terhadap kebudayaan dan kesenian,
 Kepentingan keamanan,

 Kepentingan hubungan keluarga,
 Kepentingan politik.
 Komponen Perjalanan Wisata
 Sarana wisata terdiri dari tiga unsur:
 Sarana pokok Kepariwisataan (main tourism superstructure);
 Biro perjalanan umum atau agen perjalanan.
 Transportasi wisata baik darat, laut, maupun udara.
 Restorant (cateraing trades)

 Obyek wisata, antara lain:
 Keindahan Alam (natural amenities), iklim, pemandangan,
flora dan fauna,dll.
 Ciptaan Manusia (man made supply) , monumen, candi, art
gallery dll.
 Atraksi wisata (tourist attraction), ciptaan manusia seperti
kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, dll.
 Sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure),;
 Fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti golf course, tennis court,
pemandian, photography, dll.
 Prasarana umum seperti jalan raya, jembatan, listrik, lapangan

udara, telekomunikasi, air bersih, dll.
 Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure);
 Nightclub dan steambath
 Casino dan entertainment
 Souvenir shop, mailing service, dll.
 Daerah Tujuan Wisata
 Obyek dan Daya Tarik Wisata
 Pengelompokan:
 Wisata alam
 Wisata budaya
 Wisata minat khusus
 Daya Tarik suatu obyek wisata berdasar pada:
 Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih.
 Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
 Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
 Adanya sarana/prasarana
wisatawan yang hadir.

penunjang


untuk

melayani

para

 Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan
alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dsb.
 Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena
memiliki nilai khusus dalam entuk atraksi kesenian, upacara adat,
nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya
manusia pada masa lampau.

 Pembangunan suatu obyek wisata harus dirancang dengan bersumber pada daya tarik
yang dimiliki obyek tersebut dengan mengacu pada kreteria keberhasilan pengembangan
yang meliputi berbagai kelayakan.
 Kelayakan Finansial
 Perhitungan secara komersial dari pembangunan obyek wisata tersebut.
 Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

 Melihat apakah ivestasi yang ditanam juga akan memiliki dampak sosial
ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja, penghasil
devisa, dll.
 Layak Teknis
 Dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung
yang ada.
 Layak Lingkungan
 Issue kerusakan lingkungan hidup.
B. MOTIF WISATA


Semua ilmu pengetahuan pada hakikatnya merupakan mekanisme alamiah perilaku
manusia menurut kodratnya.



Pada ilmu ekonomi, manusia dinyatakan sebagai “homo econumicus”, yaitu manusia
pada hakikatnya merupakan mahkluk ekonomik.




Dalam ilmu pariwisata, manusia merupakan mahkluk “wisatawan”, orang yang
mengadakan perjalanan kunjungan ke tempat-tempat lain.



Manusia memiliki kemampuan
diklasifikasikan menjadi:

untuk

memenuhi

kebutuhannya

yang

dapat

o Kebutuhan Fisik – makan, minum, beristirahat, kesehatan, mandi, dsb.

o Kebutuhan Psikis – hasrat ingin tahu, hasrat untuk menyelidiki, kebosanan yang
menimbulkan keinginan untuk mencari kesenangan, dll.
o Kebutuhan Sosial – manusia merupakan mahkluk sosial yang hanya dapat
mencapai kesempurnaannya dalam pergaulan sesama manusia.


Sifat-sifat tersebut membentuk relevansi manusia dengan perjalanan wisata.



Untuk memenuhi hasratnya tersebut, maka manusia harus bergerak, mencari tempattempat di mana hasratnya yang konkret dapat dipenuhi.



Hasrat pembawaan dalam bentuknya yang konkret, yang berupa keperluan atau dorongan
atau alasan tertentu itulah yang dimaksud dengan motif perjalanan.



Perbedaan budaya seseorang mempengaruhi motif perjalanan seseorang.



Salah satu motif perjalanan seseorang adalah motif wisata, sedang apa yang diharapkan
akan dapat memenuhi keperluan atau motif itu disebut atraksi wisata.



Dengan demikian, perjalanan itu hanya akan terjadi apabila ada kesesuaian, dimana
atraksi wisata mengisi kebutuhan motif wisata.



Atraksi wisata merupakan kelengkapan, pengisian atau komplemen dari motif wisata.



Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan
tidak dapat dibatasi.



Namun, McIntosh, mengklasifikasikan motif-motif wisata menjadi 4 kelompok, yaitu:
o Motif Fisik
o Motif Budaya
o Motif Interpersonal
o Motif Status atau Motif Prestise
Motif Fisik

 Motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah seperti olahraga, istirahat,
kesehatan dan sebagainya.
Motif Budaya
 Yang harus diperhatikan di sini adalah yang bersifat budaya itu motif wisatawan, bukan
atraksinya.
 Atraksinya dapat berupa pemandangan alam, flora dan fauna.
 Selain itu, wisatawan dengan motif budaya itu sering datang di tempat tujuan wisata
untuk mempelajari kebudayaan daerah lain.
Motif Interpersonal
 Motif yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu keluarga, teman, tetangga,
berkenalan dengan orang-orang tertentu, seperti tokoh-tokoh terkenal.
Motif Status atau Motif Prestise
 Suatu motif wisata untuk meningkatkan gengsi seseorang.
 Banyak orang beranggapan dengan pernah pergi ke tempat lain dengan sendirinya,
meningkatkan status seseorang.
Motif bersenang-senang atau tamasya.
 Wisatawan dengan tipe ini, ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya,
mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik perhatian.
Motif Rekreasi
 Rekreasi ialah kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan
kesegaran jasmani dan rohani manusia.
 Kegiatannya dapat berupa: olahraga, membaca, mengerjakan hobi, dsb.
Motif Kebudayaan
 Pada motif ini, wisatawan bukan hanya sekedar menikmati aktraksi budaya setempat, tapi
ia mungkin datang karena sedang mempelajari dan melakukan penelitian.

 Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa
khusus seperti upacara keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor dll.

Motif Spritual
 Merupakan salah satu motif wisata yang tertua.
 Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olahraga dan sebagainya,
orang sudah mengadakan perjalanan untuk berziarah atau keperluan agama lain.
 Contoh: aktifitas naik haji bagi mereka yang muslim.

Motif Kesehatan
 Seseorang melakukan perjalanan untuk memperbaiki kualitas kesehatannya.
 Seperti proses pengobatan, check-up atau terapi kecantikan.
Motif Interpersonal
 Suatu motif, bahwa seseorang melakukan perjalanan untuk bertemu orang lain.
 Pada umumnya orang yang menarik kedatangan orang lain ialah orang-orang yang
istimewa karena: kedudukannya, pengaruhnya, keseniannya, prestasinya di sesuatu
bidang seperti olahraga, kepandaiannya, juga karena kepandaiannya dalam pelayanan
seks, dan sebagainya.

PENDAHULUAN
Walaupun kita mengetahui pengelompokkan motif-motif seperti di atas, namun dapat
menimbulkan pengertian yang kurang tepat, karena:
1.
Motif-motif itu tidak bersifat eksklusif.
2.
Sudah tentu tidak mungkin mengetahui semua motif perjalanan seseorang. Pada
hakikatnya tidak diketahui secara tuntas mengapa seseorang mengadakan perjalanan wisata.
Namun, pengetahuan tentang motif wisata itu esensial untuk pembangunan pariwisata,
khususnya pembangunan atraksi wisata, mengingat bahwa ada komplementaritas antara motif
wisata dan atraksi wisata.

Makalah Ekonomi Pariwisata

Atraksi DAN MOTIF PARIWISATA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Anis carwa wira hadiman / 1296141038
Markus karel sasefa / 1396140010
suwandi / 1396141008
ilham / 1396141017
akmal rapy / 1396142009
jabal rahma / 1396142017
vivie afriani. S / 1396142028
M. Azhari Ramadhan amir / 1296142004

Ekonomi pembangunan
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015/2016