UTANG JANGKA PANJANG UTANG JANGKA PANJAN

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

UTANG JANGKA PANJANG

Disusun Oleh:
Kelas AK – 2A : Kelompok 3

Galuh Adi Saryansyah
Kurnia Dyah Ayu Listyani
Lia Chintia Primasari

(08)
(09)
(10)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2015 / 2016

UTANG JANGKA PANJANG

Pengertian
Hutang jangka panjang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi perusahaan.
Penentuan jangka waktu ini diukur sejak tanggal pembuatan laporan posisi keuangan,
oleh karena itu hutang jangka panjang bisa berubah menjadi hutang jangka pendek, jika
terhitung mulai tanggal laporan posisi keuangan tertentu hutang tersebut harus dilunasi
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.

Timbulnya Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan
tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aset tetap yang
akan memberikan hasil dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung
atau pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari
hutang jangka panjang atau modal sendiri.
Ditinjau dari sudut perusahaan yang membutuhkan dana, pinjaman berupa obligasi
memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan apabila perusahaan
mengeluarkan saham. Keuntungan-keuntungan mengeluarkan obligasi antara lain:
1. Pemegang obligasi (pemberi pinjaman) tidak mempunyai hak suara sehingga tidak
akan berpengaruh pada manajemen perusahaan.
2. Beban yang timbul dari obligasi yang berupa bunga, mungkin lebih rendah

dibandingkan dengan deviden yang harus dibayarkan kepada para pemegang saham.
3. Menurut peraturan pajak penghasilan, bunga bisa dikurangkan dari penghasilan
untuk menentukan laba yang akan dikenakan pajak sehingga bunga bisa

memperkecil pajak penghasilan. Di lain pihak, deviden tidak boleh dikurangkan
sebagai beban, karena deviden dipandang sebagai pembagian keuntungan.
Namun demikian, pengeluaran obligasi juga mempunyai akibat- akibat yang kurang
menguntungkan, antara lain:
1. Bunga obligasi merupakan beban tetap bagi perusahaan yang mengeluarkannya.
Artinya baik dalam keadaan mendapat laba atau sedang menderita rugi, bunga tetap
harus dibayar. Deviden tidak demikian halnya, karena deviden hanya dibayar jika
perusahaan mendapat laba.
2. Apabila perusahaan tidak mampu membayar/melunasi pinjaman obligasi yang sudah
jatuh tempo, maka pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut
pengembalian dari obligasi, misalnya melalui melikuidasi perusahaan.

Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang
Di dalam praktik kita mempunyai berbagai jenis hutang jangka panjang, tetapi
pada umumnya hutang jangka panjang dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak.

Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan
jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi
pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk
diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.
2. Hutang Obligasi ialah hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat
obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi yang bertindak sebagai
pemberi pinjaman.
Dalam surat obligasi dan ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan jenis obligasi
yang bersangkutan. Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat
dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil peinjaman dari suatu bank
tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik
yang banyak dijumpai dalam praktik. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari
satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana, sebaliknya pinjaman obligasi
mengandung berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada akuntnasinya.
Pembahasan dalam buku ini akan dititik beratkan pada akuntansi untuk pinjaman
obligasi.

Jenis-jenis Obligasi
1. Secured bonds (Obligasi yg dijamin)
Asset khusus yang dapat digunakan sebagai jaminan dari obligasi (suatu surat hutang

yang dijamin dengan hipotik)
2. Unsecured bonds (Obligasi tanpa jaminan)

3.
4.
5.

6.

Digunakan untuk kredit yang umum oleh kreditur; biasanya disebut surat perjanjian
obligasi (tidak menggunakan jaminan).
Obligasi Biasa
Obligasi yang jatuh tempo pd saat yang sama.
Obligasi Berseri
Obligasi yang jatuh temponya berurutan dalam periode-periode tertentu
Registered bonds (obligasi atas nama)
Hanya dapat diambil bunganya o/ org yang namanya terdaftar, sehingga kalau dijual
hrs dilaporkan ke perush yg mengeluarkan obligasi
Bearer or coupon bonds (obligasi kupon)
Merupakan obligasi yg bebas, tidak atas nama. Setiap lembar obligasi disertai dgn

kupon-kupon sebyk tgl pembayaran bunga, kupon tsb digunakan u/ mengambil bunga

Pencatatan Pengeluaran Obligasi
Untuk dapat memahami akuntansi obligasi perlu dipahami dahulu beberapa istilah
penting yang berhubungan dengan obligasi.
1. Nilai nominal obligasi yaitu jumlah yang akan dibayar pada tanggal jatuh tempo
obligasi.
2. Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal di mana obligasi harus dilunasi.
3. Bunga obligasi yaitu bunga pertahun yang diberikan kepada pemegang obligasi.
Bunga obligasi dinyatakan dalam persentase tertentu.
4. Tanggal bunga yaitu tanggal di mana bunga obligasi akan dibayar. Kadang-kadang
bunga obligsi dibayar tiap setengah tahunan sehingga pada tiap tahun terdapat dua
tanggal bunga. Misalnya tanggal bunga 1/4 dan 1/10 berarti bahwa pada tanggal 1
April dibayar bunga untuk periode 6 bulan dan pada tanggal 1 Oktober dibayar
bunga untuk periode 6 bulan lagi. Bunga obligasi biasanya dibayar dibelakang.
5. Nilai nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan tanggal bunga
tercantum dalam perjanjian obligasi dan juga dicetak dengan jelas pada tiap-tiap
lembar sertifikat obligasi.

Pencatatan selama peredaran Hutang obligasi

Bilamana

perusahaan

berhasil

menjual

sejumlah

surat

obligasi

yang

dikeluarkannya, berarti perusahaan berhasil memperoleh sejumlah uatng jangka panjang
yang nantinya setelah tiba saat jatuh temponya akan dilunasi sebesar nilai nominalnya.
Oleh sebab itu hasil penjualan obligasi dibukukan pula sebesar nilai nominalnya ke dalam


akun hutang obligasi. Sedangkan selisih antara harga penjualan (harga kurs) dengan harga
nominal tersebut, dibukukan tersendiri ke akun Diskonto obligasi, jika harga kurs
dibawah nialai nominalnya dan dibukukan ke dalam akun Premi obligasi jika harga kurs
di atas nilai nominalnya.

Pengeluaran Obligasi Dengan Premi Dan Diskonto
Apabila tingkat bunga di pasaran lebih rendah dari tingkat bunga obligasi, maka
pembeli (investor) akan bersedia membayar dengan harga harga lebih tinggi darui nilai
nominal obligasi. Dengan perkataan lain investor bersedia membayar dengan premi.
Premi akan mengurangi beban bunga. Sebaliknya diskonto akan menambah beban bunga.

Contoh:
Tanggal 20 Pebruari 2012 selesai dicetak 1.000 lembar obligasi yang diotorisasikan untuk
dijual, dengan nilai nominal Rp. 100.000,00 setiap lembar. Bunga sebesar 12% setahun yang
dibayarkan tiap–tiap tanggal 1/3 dan tanggal 1/9. Obligasi tersebut mulai berlaku tanggal 1
Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2019 nanti. 1. Tanggal 1 Maret 2013 terjual 400 lembar
obligasi dengan harga kurs 103%, dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan sebagai berikut:
Harga kurs: 103 % x 400 x Rp. 100.000,00 = Rp. 41.200.000,00
Bunga berjalan


-----------------------

Diterima tunai

Rp. 41.200.000,00

Ayat jurnalnya :
Kas

Rp.41.200.000,00
Hutang Obligasi
Premi obligasi

Rp. 40.000.000,00
Rp 1.200.000,00

(penjualan obligasi 400 lbr @100.000; kurs 103)

Pengeluaran Obligasi Di Antara Tanggal Bunga
Obligasi kadang-kadang dikeluarkan tidak bertepatan dengan tanggal bunga tetapi

pada suatu tanggal tertentu diantara dua tanggal bunga. Mengingat bahwa bunga obligasi
selalu dibayar untuk periode waktu tetap, maka pembeli obligasi dikenakan bunga

berjalan yaitu bunga antara tanggal pembayaran bunga yang terakhir sampai dengan
tanggal pengeluaran (penjualan) obligasi.
Contoh:

Tanggal 1 Mei 2012 dijual lagi 200 lembar obligasi dengan kurs 97%. Dari
transaksi ini dapat dibuat perhitungan penjualan sebagai berikut:
Harga kurs = 97 % x 200 x Rp. 100.000,00 =

Rp. 19.400.000,00

Bunga berjalan (2 bulan):
2/12 x 12 % x 200 x Rp. 100.000,00=

Rp.

400.000,00


Diterima tunai

Rp. 19.800.000,00

Ayat jurnal yang diperlukan:
Kas
Rp. 19.800.000,00
Diskonto Obligasi
Rp.
600.000,00
Hutang obligasi
Rp. 20.000.000,00
Hutang bunga
Rp.
400.000,00
(penjualan obligasi 200 lbr @100.000, kurs 97; bunga 12%)
Tanggal 1 Juli 2013 terjual lagi 100 lembar obligasi dengan harga kurs 104%.
Dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan penjualan sebagai berikut:
Harga kurs = 104 % x 100 x Rp. 100.000,00 =
Rp. 10.400.000,00

Bunga berjalan =
4/12x x12x1000 x Rp.100.000,00=
Rp.
400.000,00
Diterima tunai
Rp. 10.800.000,00
Ayat jurnal yang diperlukan:
Kas
Rp. 10.800.000,00
Hutang obligasi
Rp. 10.000.000,00
Hutang bunga
Rp.
400.000,00
Premi obligasi
Rp.
400.000,00
(penjualan 100 lbr obligasi @100.000; kurs 104%; bunga 12%)

Amortisasi Diskonto dan Premium
Apabila penjualan obligasi menimbulkan diskonto atau premium, maka jumlah
diskonto atau premium tersebut harus diamortisasi selama umur obligasi dengan metode
tertentu. Amortisasi tersebut harus dibebankan kepada biaya bunga periodic dan menjadi
beban penghasilan periodic. Dua metode amortisasi :

a. Metode Garis Lurus
Jumlah amortisasi akan dibebankan secara proporsional dengan waktu dan akan dicatat:
Diskonto:
Biaya bunga obligasi

Rp.xxx

Diskonto obligasi

Rp.xxx

Premium:
Premium obligasi

Rp.xxx

Biaya bunga obligasi

Rp.xxx

Contoh diskonto:
PT. xyz mengeluarkan 10.000 lembar obligasi pada tanggal 1 Januari 2008, nilai nominal
obligasi Rp.10.000,00 per lembar, bunga 12% per tahun, dibayar tiap tgl 1 Januari dan 1
Juli. Obligasi dijual dengan kurs 98%. Umur obligasi 5 tahun.
Jurnal penjualan obligasi: (1 Januari 2008)
Kas
Rp.98.000.000,00
Diskonto obligasi
Rp. 2.000.000,00
Utang obligasi

Rp.100.000.000,00

Jurnal biaya bunga: (tiap tanggal pembayaran bunga)
Biaya bunga obligasi
Rp.6.000.000,00 (6bulan)
Kas
Rp.6.000.000,00
Jurnal amortisasi diskonto: (tiap akhir tahun)
Biaya bunga obligasi
Rp. 400.000,00
Diskonto obligasi
(Rp.400.000,00 = Rp.2.000.000,00 / 5 tahun)

Rp. 400.000,00

Contoh premium:
PT. Indah menjual 1.000 lembar obligasi nilai nominal Rp.1.000,00 per lembar, umur 6
tahun, bunga nominal 15% dengan kurs 104% pada tanggal 1 April 2008, bunga dibayar
tiap tanggal 1April dan 1 Oktober.
Jurnal penjualan obligasi: (1 April 2008)
Kas

Rp.1.040.000,00
Premium obligasi

Rp.

40.000,00

Utang obligasi

Rp. 1.000.000,00

Jurnal biaya bunga obligasi: (12 Des 2008, bisa juga dibuat tgl 1 Okt 2008)
Biaya bunga obligasi

Rp.112.500,00

Kas

Rp.112.500,00

(Rp.112.500,00 = Rp1.000.000,00 x 15% x 9/12)
Jurnal amortisasi premium: (12 Des 1998)
Premium obligasi

Rp.5.000,00

Biaya bunga obligasi

Rp.5.000,00

(Rp.5000,00 = (Rp.40.000,00 / 6 tahun) x 9/12)

b. Metode Bunga Efektif
Prosedur yang dipilih profesi akuntansi unutk amortisasi diskonto atau premi adalah
metode bunga efektif (disebut juga amotisasi nilai sekarang). Dalam metode bunga
efektif:
1. Beban bunga obligasi ihitung pertama kali dengan mengalikan nilai tercatat
onligasi pada awal periode dengan suku bunga efektif
2. Amortisasi

diskonto

dan

premi

obligasi

kemudian

ditentukan

dengan

membandingkan beban bunga obligasi terhadap bunga yang dibayarkan.
Perhitungan amortisasi digambarkan secara grafik sebagai grafik:
Beban Bunga Obligasi
Nilai Tercatat
Obligasi Pada
Awal Periode

x

Suku
Bunga
Efektif

Pembayaran Bunga Obligasi

-

Jumlah
Nominal
Obligasi

x

Suku
Bunga
Ditetapkan

=

Jumlah
Amortisasi

Metode bunga efektif menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan
persentase konstan dari nilai tercatat obligasi itu. Karena persentasenya adalah suku
bunga efektif yang dikeluarkan peminjam pada waktu penerbitan, maka metode bunga
efektif menghasilkan penandingan beban yang lebih baik terhadap pendapatan daripada
metode garis lurus.
Metode bunga efektif dan metode garis lurus keduannya menghasilkan jumlah
total beban bunga yang sama selama jangka waktu obligasi, dan jumlah tahunan beban
bunga umumnya sama. Akan tetapi, apabila jumlah tahunan berbeda secara material,

maka metode bunga efektif disyaratkan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum.

Obligasi Dikeluarkan Dengan Premium
Sebagai contoh, pada tanggal 1 januari PT BIMBANG mengeluarkan obligasi
nominal Rp 2.000.000 berjangka 5 tahun, dengan bunga 10% pertahun dibayar setiap tanggal
1 juli dan 1 Januari. Karena tingkat bunga efektif yang diingkan oleh investor 8 % (lebih
rendah dari bunga obligasi), untuk membeli onligasi tersebut mereka akan membayar sebesar
Rp 2.162.210 sehingga akan menimbulkan premium sebesar Rp 162.210 seperti
pertimbangan berikut:

Jurnal untuk mengakui biaya yang timbul pada 31 Desember 1989(akhir tahun) dan
amortisasi diskonto:
Biaya Bunga Obligasi

Rp 46.450

Utang Bunga

Rp 40.000

Diskonto Obligasi

Rp 6.450

Pelunasan Utang Obligasi
Ada dua kemungkinan obligasi dihapuskan dari rekening:
a. Obligasi dilunasi karena jatuh tempo
b. Obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo (callable bond)
# Obligasi dilunasi karena jatuh tempo:
1.000 lembar obligasi dengan nila nominal Rp.1.000,00 dilunasi pada tgl jatuh tempo.
Jurnal:
Utang obligasi
Kas

Rp.1.000.000,00
Rp.1.000.000,00

# Obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo:
Apabila jenis obligasi adalah collable bond, maka perusahaan yg mengeluarkan
obligasi dapat menarik obligasi tersebut sebelum jatuh tempo. Hal ini dimungkinkan
karena perusahaan ingin memperbaiki komposisi modal perusahaan.
Penarikan obligasi dapat dilakukan berdasarkan kurs yg ditentukan perusahaan
atau berdasarkan bunga efektif.
Dalam hal ini diskonto/premium yg belum diamortisasi dihapuskan dari rekening,
sehingga dalam collable bond ini akan timbul laba atau rugi.
Contoh:
Tanggal 1 Januari 1998 dikeluarkan 1.000 lembar obligasi dengan kurs 98%, nominal
Rp.10.000,00 per lembar, umur 5 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2000, seluruh obligasi
ditarik pada nilai nominalnya.
Jurnal pengeluaran:
Kas

Rp. 9.800.000,00
Diskonto obligasi
Utang obligasi

Rp.
200.000,00
Rp. 10.000.000,00

Jurnal pelunasan obligasi:
Utang obligasi
Rugi pelunasan
Diskonto obligasi
Kas

Rp.10.000.000,00
Rp. 80.000,00

Perhitungan:
Harga jual obligasi 1 Januari1998
Amortisasi diskonto 1998 – 2000:
3/5 x Rp200.000,00
Nilai buku obligasi per 31 Des 2000
Nilai pelunasan = 1.000 x Rp.10.000,00
Rugi pelunasan

Rp. 80.000.000,00
Rp. 10.000.000,00

= Rp.9.800.000,00
= Rp. 120.000,00
= Rp. 9.920.000,00
= Rp.10.000.000,00
= Rp.
80.000,00

CONTOH SOAL
1. PT XYZ menerbitkan obligasi senilai 120.000.000, bunga 10 % jangka waktu
12 tahun tertanggal 1 januari 2009 dengan pembayaran bunga setiap tanggal 1
Juli dan 1 januari
Jurnal yang dibuat oleh PT XYZ adalah :
1/1/09 Kas
Rp. 120.000.000
Utang obligasi
Rp. 120.000.000
(mencatat penjualan obligasi, bung 10 %, 12 tahun)
Tanggal 1 juli 2009 perusahaan membayar bunga untuk periode 6 bulan pertama
yaitu sebesar :
Bunga obligasi
= 120.000.000 x 10% x 6/12
= 6.000.000
Jurnal :
1/7/09 Biaya bunga
Rp. 6.000.000
Kas
Rp. 6.000.000
(mencatat pembayaran bunga untuk 6 bulan)
Pada saat obligasi dilunasi (tanggal 1 januari 2021), jurnal yang dibuat oleh
perusahaan adalah sbb :
1/1/21 Utang obligasi
Rp. 120.000.000
Kas
Rp 120.000.000
(mencatat pelunasan obligasi pada tanggal jatuh)

2. Perusahaan menjual obligasi pada tanggal 1 maret seharga nilai nominal
120.000.000 bunga 10 % dengan tanggal bunga 1 januari dan 1 juli.
Perhitungan :
Beban bunga 2 bulan (kewajiban pembeli) = 120.000.000 x 10 % x 2/12
= 2.000.000
Beban bunga 6 bulan (kewajiban perush) = 120.000.000 x 10 % x 6/12
= 6.000.000
Jurnal yang dibuat untu mencatat transaksi tersebut :
1/3 Kas
Rp. 122.000.000
Utang bunga
Rp. 2.000.000
Utang obligasi
Rp. 120.000.000

1/7

Utang bunga
Biaya bunga
Kas

Rp. 2.000.000
Rp. 4.000.000
Rp. 6.000.000

REFERENSI
Kieso, E Donald. Weygandt, J Terry dan Warfield, D Terry. 2002. Akuntansi Intermediate.
Edisi kesepuluh. Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

http://www.akuntansionline.yolasite.com

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI SWASTA DI JAWA TIMUR TAHUN 1979-1999 KAJIAN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

0 22 121

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 2010-2015 DENGAN ALOKASI DANA, PROGRAM, DAN CAPAAN PROGRAM SATUANKERJA PERANGKAT DAERAH (Studi pada Kabupaten Jember)

1 28 68

PENGARUH LAMA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN (Studi kasus pada perlintasan kereta api di JPL No 24 Jl Raya Karangsono – Sukorejo)

2 27 2

PENGARUH LAMA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN (Studi Kasus Pada Perlintasan Kereta Api di JPL No.69 Jl. WR. Supratman, Kel. Klojen, Kec. Blimbing, Kota Malang)

24 123 19

PROSES PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA (Studi Di Desa Bugis Kecamatan Sape Kabupaten Bima NTB)

1 46 42

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PERIODE 2009-2011

1 17 16

HUBUNGAN ANTARA LEBAR INTERMOLAR DAN PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

0 26 17

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUALTERHADAP STANDAR PENGOBATAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI-JUNI 2012

2 36 33

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOKPADA SISWA KELAS X SMA N 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

3 14 63

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK UTANG PIUTANG ( STUDI KASUS DI TANJUNG MEDAN JORONG PETOK SELATAN NAGARI PANTI SELATAN KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN TIMUR)

1 1 87