Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Di

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data
Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data
Peneliti di sebuah pabrik pembuatan genteng bermaksud mencari bahan dan
suhu pemanasan optimal dalam produksi gentengnya. Untuk mendapatkan
jawaban itu, mereka melakukan percobaan dengan mencoba beberapa
kombinasi antara bahan dan suhu pemanasan. Bahan pembuatan genteng
yang dicoba adalah:
- B1: tanah liat murni,
- B2: tanah liat yang dicampur dengan semen
- B3: tanah liat yang dicampur kapur
Sementara itu, suhu pemanasan yang dicoba adalah S1 (180oC), S2
(240oC), dan S3 (300oC).
Para peneliti membuat adonan dari setiap bahan baku, selanjutnya mencetak
masing-masing 3 genteng yang kemudian dikeringkan dan dipanaskan di tiga
suhu ynag berbeda. Setelah beberapa saat, genteng diinginkan dan
kemudian diukur daya tekannya. Proses ini diulang sebanyak 4 kali (setiap
ulangan diasumsikan dapat membuat seragam prosesnya) dan diperoleh data
sebagai berikut:

1. Data telah dimasukkan ke lembar kerja SPSS
Variable View


Data View

2.

Tabel yang berisi rata-rata dan simpangan baku (standard deviation) dari
setiap bahan, suhu pemanasan, dan kombinasi antara bahan dan suhu
pemanasan.
Tabel 1. Rata-rata dan simpangan baku pengaruh bahan

Daya tekan

Bahan
B1

Statistic

B2
B3


Mean

42,58

Std. Deviation

3,059

Mean

52,25

Std. Deviation

3,223

Mean

32,92


Std. Deviation

2,021

Std. Error
,883
,930
,583

Tabel 1 menunjukkan bahwa bahan genteng B2 (tanah liat yang dicampur dengan semen) memberikan
rata-rata pengaruh daya tekan terbesar yaitu 52,25 dengan simpangan baku sebesar 3,223 (keragaman
data terbesar). Sedangkan bahan genteng B3 (tanah liat yang dicampur dengan kapur) memberikan
rata-rata pengaruh daya tekan terkecil yaitu 32,92 dengan simpangan baku sebesar 2,021 (keragaman
data terkecil. Hal ini dapat dijelaskan pula pada Gambar 1. Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar
bahan baku.
Tabel 2. Rata-rata pengaruh suhu pemanasan

Daya tekan

Suhu

180
240
300

Statistic
Mean

40,83

Std. Deviation

7,234

Mean

45,17

Std. Deviation

9,675


Mean

41,75

Std. Deviation

8,390

Std. Error
2,088
2,793
2,422

o

Tabel 2 menunjukkan bahwa suhu pemanasan S2 (240 C) memberikan rata-rata pengaruh daya tekan
terbesar yaitu 45,17 dengan simpangan baku sebesar 9,675 (keragaman data terbesar). Sedangkan
o
suhu pemanasan S1 (180 C) memberikan rata-rata pengaruh daya tekan terkecil yaitu 40,83 dengan

simpangan baku sebesar 7,234 (keragaman data terkecil). Hal ini dapat dijelaskan pula pada Gambar 2.
Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar suhu pemanasan.
Tabel 3. Rata-rata dan simpangan baku kombinasi bahan dan suhu pemanasan
Bahan
B1

B2

B3

Total

Suhu
180

Mean
40,50

Std. Deviation
2,082


N

240

45,75

2,217

300

41,50

2,082

4

Total

42,58


3,059

12

180

49,25

1,708

4

240

56,00

1,414

4


300

51,50

1,291

4

Total

52,25

3,223

12

180

32,75


1,708

4

240

33,75

2,363

4

300

32,25

2,217

4


Total

32,92

2,021

12

180

40,83

7,234

12

240

45,17

9,675

12

300

41,75

8,390

12

Total

42,58

8,460

36

4
4

Tabel 3 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan bahan genteng B2 (tanah liat yang dicampur dengan
semen) dan suhu pemanasan S2 (240oC) memberikan rata-rata pengaruh daya tekan terbesar yaitu
56,00 dengan simpangan baku sebesar 1,414. Sedangkan kombinasi perlakuan bahan genteng B3
o
(tanah liat yang dicampur dengan kapur) dan suhu pemanasan S3 (300 C) memberikan rata-rata
pengaruh daya tekan terkecil yaitu 32,25 dengan simpangan baku sebesar 2,217. Hal ini dapat
dijelaskan pula pada Gambar 3. Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar antar perlakuan.
Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar bahan baku, antar suhu, dan antar perlakuan
Gambar 1. Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar bahan baku

Bars show Means
50

Daya tekan

40

30

20

10

B1

B2

B3

Bahan

Gambar 2. Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar antar suhu

Bars show Means
40

Daya tekan

3.

30

20

10

S1

S2

S3

Suhu

Gambar 3. Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar perlakuan

Bars show Means

4.

Tabel ANOVA sesuai rancangan percobaan (RAL) dan uji lanjut
Tabel 4. Tabel ANOVA

Source
Corrected Model

Type III Sum
of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

2404,000(a)

8

300,500

80,531

,000

65280,250

1

65280,250

17494,459

,000

Bahan

2242,667

2

1121,333

300,506

,000

Suhu

125,167

2

62,583

16,772

,000

36,167

4

9,042

2,423

,073

Error

100,750

27

3,731

Total

67785,000

36

2504,750

35

Intercept

Bahan * Suhu

Corrected Total

a R Squared = ,960 (Adjusted R Squared = ,948)
Tabel 4 menunjukkan bahwa faktor bahan genteng memberikan pengaruh sigifikan terhadap daya tekan
berdasarkan perbandingan nilai Sig. = 0,000 < α = 0,05. Demikian pula dengan factor suhu juga
memberikan pengaruh signifikan terhadap daya tekan berdasarkan perbandingan nilai Sig. = 0,000 < α
= 0,05.
Nilai Sig. = 0,073 dari kombinasi perlakuan bahan dan suhu menunjukkan bahwa keduanya tidak saling
memberikan interaksi yang signifikan karena Sig. = 0.073 > α = 0,05.
Nilai Adjusted R Squared = 0,948 mengandung arti bahwa daya tekan genteng 94,8% dipengaruhi oleh
faktor bahan dan suhu. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui.
Oleh karena itu diperlukan uji lanjut untuk mengetahu factor yang memberikan pengaruh lebih besar
menggunakan uji Duncan.

Tabel 5. Uji lanjut pengaruh bahan
Duncan
N
Bahan
B3

Subset

1

2
32,92

12

B1

12

B2

12

3

1

42,58
52,25

Sig.

1,000

1,000

1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 3,731.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 12,000.
b Alpha = ,05.

Tabel 6. Uji lanjut pengaruh suhu
Duncan
N
Suhu
180

Subset
12

2
40,83

300

12

41,75

240

12

Sig.

1

1

45,17
,255

1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 3,731.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 12,000.
b Alpha = ,05.
Tabel 5 menunjukkan bahwa bahan genteng B2 (tanah liat yang dicampur semen) memberikan
pengaruh terbaik sebesar 52,25. Sedangkan untuk suhu pemanasan S2 (240oC) memberikan pengaruh
terbaik sebesar 45,17.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat direkomendasikan bahwa untuk mendapatkan genteng dengan
daya tekan terbaik harus mengkombinasikan cara pembuatan genteng dengan bahan genteng B2
(tanah liat yang dicampur semen) dan dibakar pada suhu pemanasan S2 (240oC).