PEMBEL AJARAN KOMPONEN BAHASA. pdf

By Group 4:
1. Alfri Royadi

( 10.88203.040 )

2. Ninik Ika Suryani

( 10.88203.060 )

3. Nur Fitriani

( 10.88203.061 )

ENGLISH EDUCATION STUDY PROGRAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PACITAN
2012

PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran bahasa, baik bahasa pertama, kedua , atau bahasa asing

pengajaran komponen bahasa merupakan bagian dari program bahasa. Meskipun mengajar
praktis dilapangan berlangsung, secara terpadu, guru dan calon guru perlu memahami
beberapa konsep penting yang berkaitan dengan ketiga komponen bahasa terutama yang
mengenai komponen bahasa inggris.

Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari tiga, yaitu grammar ( tata bahasa),
vocabulary (kosa kata ), dan pronunciation ( pelafalan ).
1. Tata bahasa atau kaidah-kaidah bahasa merupakan pola dan aturan yang harus
diikuti bila kita mau belajar suatu bahasa dengan benar.
2. Kosa kata atau vocabulary merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu
bahasa dan memberikan makna bila kita menggunakan bahasa tersebut.
3. Pelafalan atau pronunciation adalah cara mengucapkan kata-kata suatu bahasa.

Untuk dapat dimengerti dan diterima sebagai pembelajar bahasa inggris, ketiga
komponen ini harus dipelajari dengan benar. Untuk siswa tingkat sekolah dasar yang
belajar bahasa inggris sebagai bahasa asing yang tidak digunakan dimasyarakat,pengajaran
ketiga komponen bahasa ini perlu dikemas secara padu dan cermat. Pembelajaran perlu
direncanakan dengan baik dengan memilih bahan yang sesuai untuk kebutuhan siswa.

PEMBELAJARAN KOMPONEN BAHASA

Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari tiga, yaitu grammar ( tata bahasa),
vocabulary (kosa kata ), dan pronunciation ( pelafalan ).

A. PENGAJARAN TATA BAHASA ( GRAMMAR )
Kegiatan guru bahasa Inggris disekolah dasar sebaiknya tidak memberikan
grammar dalam bentuk rumus, pola kalimat , atau aturan bahasa yang harus dihafalkan
siswa. Grammar sebaiknya diajarkan dalam bentuk terintegrasi dengan kosakata dalam
kalimat pernyataan, dan dalam wacana yang langsung diberikan sebagai suatu bentuk
bahasa yang utuh dan bermakna dengan menggunakan butir-butir tata bahasa yang harus
diajarkan.
Dalam hal ini,pelajaran grammar dan vocabulary tidak dapat dipisahkan sebab pola
kalimat perlu diberikan dengan menggunakan kosa kata atau vocabulary untuk membuat
suatu konteks yang bermakna.Karena itu,dalam kelas EYL, grammar, dan vocabulary
sebaiknya diajarkan dan dipelajari secara bersama-sama. Misalnya, guru tidak
mengajarkan bentuk singular dan plural dengan memberikan catatan tentang apa yang
dimaksud dengan singular atau plural dengan ketentuannya, tetapi dengan memberikan
contoh kalimat menggunakan kosakata nama buah-buahan.
This is an orange and that is an apple
These are oranges and those are apples
Berikut ini beberapa saran untuk pengajaran grammar di sekolah dasar :

1. Pilihlah pola atau kaidah bahasa yang diperlukan untuk berbahasa inggris
sederhana. Misalnya :


Untuk “kata” atau tenses cukup simple present, present continuous, dan
simple past tense



Bentuk singular-plural untuk kata benda yang beraturan diberikan terlebih
dahulu.



Kata ganti,seperti I, you, he, she, it, we, and they.



Pola kalimat yang dipakai sehari-hari,seperti subject + kata kerja + objek.


2. Sajikan pola-pola yang paling sederhana dulu dan urutkan materi dari yang
mudah,setahap demi setahap menuju materi yang lebih sulit. Sebaiknya pola
Yes/No question diberikan lebih dahulu daripada Wh question. Misalnya :

Are you a student?
Do you like English lesson?
May I use your pen?
3. Sajikan butir grammar dalam konteks yang bermakna bagi siswa. Usahakan dalam
kalimat sederhana yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, pola kalimat tanya dengan “ What...?”
What’s your name ?
What is it ?
What do you....?
What are you doing ?
Where...?
Where do you live?
Where is my book?
Where are you going?
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pola tersebut, misalnya siswa
diminta bertanya kepada temannya dalam latihan berpasangan (in-pairs)

A : Where do you live ?
B : I live on Jl.Simpang Ijen.
Pertanyaan lainnya seperti :
What’s your phone number?
What’s your address?
What’s your hoobby?
5. Drill dapat dilakukan secukupnya untuk memantapkan pemahaman siswa mengenai
suatu pola tertentu, misalnya substitution drill yang biasanya ditekankan untuk
menambah dan memantapkan kosakata.
Contoh :
-

drill untuk pola It’s a + singular noun
It’s a book
bag

-

drill untuk pola I have + singular noun
I have a cat


6. Gunakan gambar atau flash cards bila perlu. Pola kalimat “What is it ?” dapat
digunakan untuk tanya jawab untuk kegiatan berpasangan.

A: What is it ?

Siswa A menunjuk pada gambar suatu benda atau binatang,

B: It’s a.....

siswa B menjawab.

Dengan pola grammar tertentu, siswa dapat berlatih secara lisan, yaitu dalam
bentuk dialog untuk praktik berpasangan. Secara tertulis siswa diminta melengkapi
kalimat, memilih, dan menjawab pertanyaan.
Misalnya, latihan bentuk be ( am,is,are ).
Mr.Anwar.....a teacher
My sister and I ... his students
Are you happy? Yes,we...


B. PENGAJARAN KOSA KATA ( VOCABULARY )
Pada umumnya, anak-anak lebih cepat belajar kata-kata atau kosakata bila
ditunjang dengan alat peraga, misalnya gambar atau benda nyata. Mungkin salah satu
alasan bila menggunakan alat peraga ialah kata tersebut langsung mempunyai arti bila
diberikan dengan gambar.
Dalam pembelajaran bahasa inggris untuk anak, terutama untuk bahasa lisan, sering
guru EYL hanya memberikan kata-kata lepas tanpa diberikan dalam konteks. Misalnya
diperlihatkan gambar sebuah gelas berisi air. Bila guru menyebutkan glass dan water
sebagai kata-kata lepas menjadi tidak atau kurang jelas maksudnya. Karena itu, sebaiknya
kata-kata itu diberikan dalam konteks misalnya :
-

I need glass of water

-

It’s a glass of water etc.
Kenyataan menunjukkan bahwa bila kata disajikan dalam kontek, pembelajaran

akan berlangsung lebih konkret dan lancar sebab siswa mempunyai pemahaman yang utuh.

Pembelajaran kosa kata dan tata bahasa inggris akan lebih baik lagi bila dalam konteks
yang berkaitan dengan dunia anak, agar mudah dipraktiran atau untuk berkomunikasi.
Misalnya, dialog untuk situasi di paasar, guru memperkenalkan nama-nama buah atau
sayuran.
-

I like pineapples.
What do you like?

-

I don’t like pineapples.
I like orange.

Kegiatan mengajar bahasa biasanya merupakan kegiatan yang terintregasi. Artinya,
guru dapat mengajar kosa kata dalam konteks menggunakan struktur pola kalimat tertentu
untuk melihat ketrampilan berbicara. Untuk lebih menarik perhatian siswa, penggunaan
flash card, gambar atau benda nyata sangat dianjurkan. Dalam memperkenalkan kata,
pelafalan yang benar perlu diberikan sejak awal. Apalagi gambar-gambar tersebut
berwarna, akan lebuh menarik dan langsung digunakan untuk melihat atau mengulangi

pelajaran tentang warna. Secara sederhana pembelajaran kosakata dapat dilakukan melalui
empat tahap, yaitu:

Introducing : guru memperkenalkan kata baru dengan ucapan yang jelas dan
benar, gunakan gambar atau benda nyata.
Modeling

: guru memberi contoh dengan bertindak sebagai model.

Practicing

: guru melatih siswa-siswa untuk menirukan dan berlatih.

Applying

: siswa menerapkan dalam situasi yang tepat dengan bantuan
guru.

Pembelajaran kosakata untuk kelas rendah ( lower classes ) lebih banyak diberikan
menggunakan teknik listen and repeat atau listen and point to... sedangkan untuk upper

classes, yaitu untuk kelas 5 dan 6, memperkenalkan kosakata dapat lebih bervariasi,
misalnya dengan:
1. Memberikan definisi sederhana;
What is a pilot?
A pilot is a person who files a plane.
2. Memberikan padanan kata atau lawan kata, misalnya fine = good.
3. Memberikan sejumlah contoh, seperti apples, oranges, grapes, and bananas
are fruits.
4. Menggambar atau memberikan ilustrasi
5. Memberikan arti dalam bahasa pertama atau menerjemahkan ( bila diperlukan ),
misalnya delicious = enak sekali.

C. PELAFALAN ( PRONUNCIATION )

1.

Pelafalan bahasa inggris sangat berbeda dengan pelafalan bahasa ibu atau bahasa
pertama anak-anak sekolah dasar di Indonesia. Pada kenyataannya, tulisan dan
bahasa Indonesia sudah dikuasai oleh siswa sekolah dasar. Untuk kelas EYL,
anak-anak sejak awal perlu dikenalkan dengan bunyi alphabet bahasa Inggris.

Bunyi huruf “A B C…” perlu diberikan sejak dini dengan dilagukan.
Untuk mengusai “bunyi” yang sulit,dapat diatasi dengan cara berikut:
a.

Ucapkan bunyi tersebut dengan jelas. Kemudian tunjukkan bagaimana
ucapan bunyi tersebut, kalau perlu dalam kata yang berbeda, misalnya
bunyi /au/ pada town, down, dan round. Listen and repeat merupakan salah
satu teknik yang cocok untuk latihan pelafalan. Mintalah siswa untuk
mendengarkan dahulu secara baik-baik. Kemudian siswa diminta untuk
mengulangi percakapan tersebut.

b.

Tunjukan atau kontraskan dengen huruf atau bunyi yang lain. Misalnya
membandingkan bunyi antara
/p/ dan /b/
/k/ /g/

/t/ /d/
/I/ /i/

Jika perlu, dapat digunakn minimal pairs, seperti :

c.

Pig

big

Coat

goat

Tie

die

Three

tree

Tunjukan bagaimana caranya mengucapkan bunyi atau kata tersebut
misalnya untuk konsonan ganda _th_ dapat diucapkan sebagai bunyi /o/
atau /δ/.
Demonstrasikan dengan lidah diantara gigi atas dan gigi bawah kemudian
ditarik pelan-pelan.
Thin
Thank
Three

2.

Tekanan ( stress) penting dalam bahasa inggris. Sebaliknya anda pastikan dengan
melihat kampus dan melihat suku kata mana yang mendapat tekanan. Sebagian
besar kata benda, kata kerja, kata sifat ( adjective) dan kata keterangan ( adverb)

mendapatkan tekanan. Sedangkan kata depan ( preposition : in, at, on ), kata
ganti ( pronoun : he, him, his) dan kata sandang (article : the, a/an) tidak diberi
tekanan.
3.

Secara umum ada dua macam intonasi dalam kalimat bahasa inggris yaitu a.rising
intonation ( intonasi naik ) b. falling intonation ( intonasi turun ). Kedua intonasi
ini

perlu dilatih dengan benar kepada siswa SD agar bisa diterapkan pada

kehidupan mereka.

Biasanya,kalimat Tanya dengan yes or no question dan ungkapan bernada
“keheranan” atau “ ketidakpastian” menggunakan rising intonation. Sedangkan pernyataan
biasa dan Wh_Question menggunakan falling intonation.Untuk melatih kedua intonasi ini
guru dapat membuat tanda gerakan dengan tangan ( hand signals) atau membuat intonasi
kontur (contour line) yaitu garis pola intonasi.
Sebenarnya,intonasi dalam bahasa inggris dapat juga bermakna lain. Misalnya,bila
pembicara mengungkapkan “keheranan” atau “sedang marah”, memberikan pilihan
intonasi bisa mengubah makna. Akan tetapi untuk anak-anak sekolah dasar di
Indonesia,sementara cukup diberikan dua macam intonasi dengan penggunaan yang
umum. Pelafalan yang benar perlu diberikan sejak awal. Hal ini akan berpengaruh pada
keterampilan berbicara.

KESIMPULAN

Bahwasanya pembelajaran komponen bahasa terdiri dari tiga, yaitu :
1. Tata bahasa atau kaidah-kaidah bahasa merupakan pola dan aturan yang harus diikuti
bila kita mau belajar suatu bahasa dengan benar.
2. Kosa kata atau vocabulary merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa
dan memberikan makna bila kita menggunakan bahasa tersebut.
3. Pelafalan atau pronunciation adalah cara mengucapkan kata-kata suatu bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto, Kasihani K. E. 2008. English for Young Learners. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2108229241.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._IV_No._2Juli_2010/07_Bachrudin_Musthafa.pdf