RAGAM BAHASA RESMI nama penerima jasa tersebut
RAGAM BAHASA RESMI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Oleh :
Prasetyo Hendrawan Triadianto
Elok Faica Ismail
Fiqi Hidayatu Ulfa Haris
Asa Choirul Umam Muhharom
Ritna Ilmala Sari
160810102002
160810102005
160810102014
160810102019
160810102025
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
yang berjudul “Ragam Bahasa Resmi” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jember, 16 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa
Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang
menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa
Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh
karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa
Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara
Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja,
tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut
ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbedabeda. Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan, namun disini yang lebih ditekankan
yaitu ragam bahasa lisan, dikarenakan benyak digunakan oleh kehidupan sehari-hari.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2. Apa saja macam-macam ragam bahasa?
3. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?
1.3
Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan
macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek.
1.4
Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa.
2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering digunakan.
3. Penggunaan ragam bahasa.
4. Contoh – contoh ragam bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pentingnya Bahasa
Manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau
individu. Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas. Salah satu
contoh penggunaan bahasa yaitu komunikasi dengan orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama,
berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian
bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau
makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa
sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan
reaksi atau tanggapan orang lain.
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga
menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap
mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan
adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran
atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan
tingkah laku seseorang.
Tanpa adanya bahasa didalam kehidupan bermasyarakat, maka kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud dalam melakukan suatu tindakan. Baik itu secara langsung melalui
ucapan yang keluar dari ucapan kita, ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
B.Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam
yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam
karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam
surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu
masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor,
atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,
seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam
bahasa terdiri dari:
(1) Ragam bahasa lisan
(2) Ragam bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur
dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam
bahasa lisan, kita menggunakan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita menggunakan tata cara
penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu
memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan
ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu
sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki
seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada
kedekatan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang
berbeda satu dari yang lain.
C.
Sebab Terjadinya Ragam Bahasa
Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa
variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannnya. Agar banyaknya variasi tidak
mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul
mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut
ragam standar.
D. Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
1. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media
a. Ragam bahasa Media (Lisan)
Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai
unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata
bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi
rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam lisan:
Memerlukan orang kedua/teman bicara.
Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
Berlangsung cepat
Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Dapat disesuaikan dengan situasi
b. Faktor efisiensi waktu
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan
gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,
mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa
yang dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian
bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari
informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-
frase sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
b.
Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan
tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita
tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam tulis:
7.
1.
Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara
2.
Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu
3.
Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.
Berlangsung lambat
5.
Selalu memakai alat bantu
6.
Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena
itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ):
A. Tata Bahasa :
a.
Ragam Bahasa lisan
1)
Nia sedang baca surat kabar.
2)
Ari mau nulis surat.
3)
Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b.
Ragam bahasa tulisan.
1)
Nia sedang membaca surat kabar.
2)
Ari mau menulis surat.
3)
Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
B. Kosa kata :
a.
Ragam bahasa lisan
1) Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)
Kita harus bikin karya tulis.
3)
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b.
Ragam bahasa tulisan
1) Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)
Kita harus membuat karya tulis.
3)
Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
Membuat surat dinas memang gampang-gampang susah terlebih lagi budaya salah
yang membudaya sampai turun temurun membuat kita bingung harus
menyesuaikan dengan keadaan atau sesuai dengan pembuatan surat dinas yang
baku. Kali ini saya akan menjelaskan sekaligus mereview sekaligus merevisi surat
dinas yang baru saja saya temukan tadi pagi.
Berikut gambar surat dinas yang belum direvisi:
Berikut unsur-unsur dari surat dinas tersebut:
Surat dinas adalah surat yang dibuat atau dikeluarkan oleh suatu instansi
tertentu terkait melaksanakan suatu kegiatan. Berikut unsur-unsur surat dinas
beserta penjelasannya dan kekurangan yang ada pada surat dinas tersebut.
1. KEPALA SURAT
(kepala surat yang salah)
Kepala surat terdiri dari:
Unsur
Penjelasan
Nama Instansi
Nama instansi atau lembaga, ditulis dengan menggunakan
huruf kapital semua dan tidak boleh ada singkatan.
Logo
Logo atau lambing instansi merupakan identitas atau cirri
instansi tersebut.
Alamat Instansi
Alamat instansi, ditulis dengan huruf kapital pada ponem
pertama setiap kata, tidak boleh disingkat, setiap bagian
ditandai dengan tanda koma dan tidak diakhiri oleh tanda
titik.
Batas
Merupakan pembatas antara kepala surat dengan bagian dari
unsure surat dinas yang di bawahnya.
KESALAHAN:
No
Penjelasan
Dalam surat dinas tersebut terdapat singkatan dan kepanjangannya,
mengacu kepada unsur-unsur kepala surat tiak boleh ada singkatan, dan
DKM kepanjangannya adalah “DEWAN KEMAKMURAN MASJID”
mengacu kepada:
1
Firman Allah (Qs.at-Taubah:18)" yang artinya:
’'Sesungguhnya yg memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orangorang yg beriman kepada Allah & hari akhirat”.
2
Mengacu kepada unsur kepala surat di atas jelas surat dinas tersebut
sangat keliru dalam pembuatan alamat, terdapat titik dua, dan singkatan
dan di cetak miring, sebagai contoh yang sesuai dengan unsur alamat
instansi:
“Jalan Cipanas 32, Telepon (0262) 111222, Desa Rancabango, Kecamatan
Tarogong Kaler, Kabupaten Garut – Jawa Barat”
Berikut kepala surat yang benar:
2. NOMOR, LAMPIRAN, PERIHAL, DAN TANGGAL SURAT
(nomor, lampiran, perihal, dan tanggal yang salah)
NOMOR SURAT
Nomor Surat
Penjalasan
Nomor surat ditulis di margin kiri diikuti tanda titik dua (:).
Letak
Bagian
Bagian dalam nomor surat yaitu:
1.
nomor urutan dikeluarkannya surat;
2.
kode isi surat;
3.
kode lembaga yang mengeluarkan surat;
4.
bulan dikeluarkannya surat dan harus ditulis dalam angka romawi;
5.
tahun dilekuarknnya surat.
KESALAHAN:
Nomor Surat
Penjalasan
1
Nomor surat pada surat tersebut sangan absurd, tertulis Nomor :
02/DKM/AS/II/2015. Salahnya terdapat pada setelah penulisan titik
dua jangan menggunakan lagi spasi.
2
3
4
Kode isi surat ini adalah acara yang akan diselenggarakan disana
ditulis nama instansinya jelas suatu kekeliruan harusnya, harusnya
diganti dengan ISNMSAW singkatan dari Isra Mir’raj Nabi
Muhammad SAW atau yang lainnya.
Lalu kode lembaga atau lembaga yang mengeluarkan disurat dinas
tersebut jelas salah seharusnya DKM, tetapi ini malah
menggunakan kode nama masjid.
Bulan dikeluarkannya surat, di dalam surat tersebut ditulis romawi
II berarti bulan Februari, tetapi saya menerima surat ini bulan Mei
jadi seharusnya romawinya V untuk menandakan bulan Mei.
LAMPIRAN
Lampiran adalah hal-hal yang diikut sertakan dalam surat.
KESALAHAN:
Saya menerima surat saja tidak ada yang dilampirkan jadi seharusnya tulisan
lampiran yang juga disingkat dan di tulis angka (0) sebaiknya ditiadakan karena
merupakan suatu pemborosan kata. (Pesan Guru Bahasa Indonesia)
PERIHAL
Perihal adalah suatu yang dimaksud, tempatnya terdapat di margin kiri atas,
diawali huruf kapital dan tanpa spasi setelah titik dua.
KESALAHAN:
Di surat tersebut tertulis perihalnya disingkat dan ada spasi lalu titik dua dan
spasi lagi setelahnya, seharusnya yang benar adalah Perihal:Undangan
TANGGAL PEMBUATAN SURAT
Tanggal pembuatan surat adalah kapan surat tersebut dibuat, letaknya di
margin kanan atas sebaris dengan nomor surat.
KESALAHAN:
Tidak terdapat dalam surat dinas tersebut mungkin tertinggal atau lupa
menuliskan.
Berikut gambar nomor, lampiran, perihal, dan tanggal surat yang benar:
3. TUJUAN SURAT
(tujuan surat yang salah)
Tujuan surat adalah lembaga, instansi, atau perseorangan yang dituju sesuai
alamatnya.
KESALAHAN:
Tujuan Surat
Penjalasan
1
Penulisan Kepada Yth. itu jelas sangat salah seharusnya jangan
memakai kepada karena akan membuat kata menjadi tidak efektif
dan penulisan Yth itu diakhiri titik bukan koma.
Dan kata Di itu seharusnya kecil semua.
2
4. SALAM PEMBUKA
Salam pembuka yang lazim digunakan dalah surat dinas adalah Dengan hormat,
dan Assalamu’alaikum wr. wb.
KESALAHAN:
Di surat tersebut terdapat double salam pembuka bissmillah dan
assalamu’alaikum, pakai satu saja karena jika dua itu termasuk pemborosan kata
dan sebaiknya menggunakan salam pembuka assalamu’alaikum karena
menyangkut acara tentang keislaman. Dan penulisannya Assalamu’alaikum wr. wb.
5. ISI SURAT
(isi surat yang salah)
Isi surat terdiri dari:
Isi Surat
Isi pembuaka
Penjalasan
Berfungsi untuk mengantarkan kepada maksud dari surat
tersebut.
Isi surat adalah maksud dikeluarkannya surat tersebut.
Isi Inti
Isi Penutup
Isi penutup adalah harapan dan ucapan terimakasih kepada
pembaca.
KESALAHAN PADA ISI PEMBUKA:
Isi Pembuka
1
Penjalasan
Kata kita, melaksanakan harusnya huruf kecil semua.
Isi surat adalah maksud dikeluarkannya surat tersebut.
2
3
4
5
Kata sehari hari seharusnya memakai strip karena merupakan
kata ulang. Jadi sehari-hari,
Kata taopik dalam KBBI tidak ada seharusnya yang benar taufik,
allah SWT phonem awalnya huruf besar.
Kata Amin seharusnya kecil ponem awalnya, dan yang paling
krusial adalah kata Amin ini penulisannya salah karena amin di
surat adalah suatu do’a jadi bukan amin tetapi aamiin karena
artinya (Kabulkan doa kami. Ini berdasarkan fi’il (kata kerja
salam Bahasa Arab) merupakan permohon kepada Allah SWT
agar doa kita diijabahkan, dikabulkan-Nya).
KESALAHAN PADA INTI SURAT:
Isi Inti
1
2
Penjalasan
Kata Rangka, Yang, Menugndang, Majid, semuanya memakai
huruf kecil.
Kata ini,dan salah seharusnya tidak memakai koma tapi spasi
saja.
3
4
5
6
Penulisan yang tepat Bapak/Ibu/Saudara/i tanpa spasi bukan
Bapak / Ibu/ Saudara/ i sesudah itu jangan memakai koma
cukup spasi saja
Penulisan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
menggunakan font atau jenis huruf yang sama.
haursnya
Yang diselenggarakan pada : jangan pakai spasi setelah pada
langsung saja titik dua.
Penulisan Hari/Tanggal : salah seharusnya hari dan tanggal:
setelah itu tanpa spasi.
Penuslisan Waktu semua hurufnya kecil dan titik duanya
sesuaikan dengan hari dan tanggal.
7
Singkatan sampai dengan s/d bukan seperti itu tetapi s.d.
8
9
10
Penulisan Tempat hurufnya kecil semua dan titik duanya
sesuaikan dengan hari dan tanggal karena memiliki karakter
lebih banyak.
Dan penceramah jika tidak ada atau belum diketahui hilangkan
saja karena merupakan pemborosan kata.
ASY-SIFA diubah menjadi ponem awalnya dan setelah strip saja
yang huruf kapital. Asy-Sifa
KESALAHAN ISI PENUTUP:
Isi Penutup
Penjalasan
Bagian penutupnya harus ada
sebelumnya. Jadi yang awalnya :
kohesi
dengan
paragraph
“Kami berharap Bapak Ibu Saudara/i untuk hadir tepad pada
Waktunya” diubah menjadi :
1
“Oleh karena itu, kami berharap Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
hadir tepat pada waktunya, demikian surat ini kami sampaikan
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih ”.
Berikut Isi surat yang benar:
6. SALAM PENUTUP
Salam yang lazim digunakan adalah Hormat saya,
KESALAHAN:
Disana memakai mengetahui dengan memakai huruf kapital semua jadi hanya
ponem pertama saja yang menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
koma.
7. JABATAN, TANDA TANGAN, DAN NAMA JELAS
(jabatan,tanda tangan, dan nama jelas yang salah)
Dalam suatu instansi terdapat struktur organisasi jadi yang berhak
membubukan tanda tangan di akhir surat adalah ketua instansi tersebut dan
skretaris ataupun bendahara.
KESALAHAN:
No
1
Penjalasan
Penulisan Ustadz merupakan kata yang keliru karena menurut
EYD yang benar adalah Ustaz.
2
Tidak ada skretaris.
3
Huruf
kapital
hanya
pada
ponem
pertama
saja
bukan
semuanya.
Berikut jabatan, tanda tangan, dan nama jelas yang benar:
Berikut gambar keseluruhan dari yang saya tadi telah jelaskan:
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat dan mohon
maaf bila ada kesalahan karena saya juga sama-sama belajar.
2.
Ragam bahasa Indonesia berdasarkan penutur.
Ragam Bahasa Berdasarkan penutur yaitu :
1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa
digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan
di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbedabeda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan/b/pada posisi
awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa
Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan
yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan
mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga
terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya
mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya
dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat = Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil = Saya akan menceritakan tentang Kancil.
3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur
terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap
itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur
atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan
kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku.
Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Contoh:
Ragam resmi
: “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam tak resmi : “Saya sudah baca buku itu”
3.
Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum,
ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
Contoh:
Ragam hukum
: Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis
: Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra
: Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.
1.
2.
3.
4.
5.
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,1980), berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat
keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
Ragam baku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan
jurnal ilmiah.
Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi
atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang
yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab
dan intim.
Contoh Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku
Contoh :
* Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak , akan segera saya kumpulkan.
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi
bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah
Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga
negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta
bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.
1.2
Saran
Sebaiknya kita atau siapa pun penduduk di Indonesia menggunakan ragam bahasa
yang baik dan benar sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan
adanya bahasa-bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia
bahkan bertentangan.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT: Nusa Indah.
Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/reski-andika-saing.html (Jum’at 21
November, 11.05)
http://merrycmerry.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-ragam-bahasa.html
(Jum’at 21 November, 11.17)
http://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-bahasa (Jum’at 21
November, 11.17)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Oleh :
Prasetyo Hendrawan Triadianto
Elok Faica Ismail
Fiqi Hidayatu Ulfa Haris
Asa Choirul Umam Muhharom
Ritna Ilmala Sari
160810102002
160810102005
160810102014
160810102019
160810102025
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
yang berjudul “Ragam Bahasa Resmi” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jember, 16 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa
Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang
menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa
Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh
karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa
Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara
Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja,
tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut
ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbedabeda. Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan, namun disini yang lebih ditekankan
yaitu ragam bahasa lisan, dikarenakan benyak digunakan oleh kehidupan sehari-hari.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2. Apa saja macam-macam ragam bahasa?
3. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?
1.3
Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan
macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek.
1.4
Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa.
2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering digunakan.
3. Penggunaan ragam bahasa.
4. Contoh – contoh ragam bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pentingnya Bahasa
Manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau
individu. Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas. Salah satu
contoh penggunaan bahasa yaitu komunikasi dengan orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama,
berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian
bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau
makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa
sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan
reaksi atau tanggapan orang lain.
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga
menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap
mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan
adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran
atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan
tingkah laku seseorang.
Tanpa adanya bahasa didalam kehidupan bermasyarakat, maka kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud dalam melakukan suatu tindakan. Baik itu secara langsung melalui
ucapan yang keluar dari ucapan kita, ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
B.Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam
yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam
karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam
surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu
masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor,
atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,
seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam
bahasa terdiri dari:
(1) Ragam bahasa lisan
(2) Ragam bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur
dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam
bahasa lisan, kita menggunakan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita menggunakan tata cara
penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu
memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan
ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu
sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki
seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada
kedekatan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang
berbeda satu dari yang lain.
C.
Sebab Terjadinya Ragam Bahasa
Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa
variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannnya. Agar banyaknya variasi tidak
mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul
mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut
ragam standar.
D. Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
1. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media
a. Ragam bahasa Media (Lisan)
Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai
unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata
bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi
rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam lisan:
Memerlukan orang kedua/teman bicara.
Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
Berlangsung cepat
Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Dapat disesuaikan dengan situasi
b. Faktor efisiensi waktu
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan
gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,
mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa
yang dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian
bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari
informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-
frase sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
b.
Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan
tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita
tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam tulis:
7.
1.
Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara
2.
Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu
3.
Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.
Berlangsung lambat
5.
Selalu memakai alat bantu
6.
Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena
itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ):
A. Tata Bahasa :
a.
Ragam Bahasa lisan
1)
Nia sedang baca surat kabar.
2)
Ari mau nulis surat.
3)
Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b.
Ragam bahasa tulisan.
1)
Nia sedang membaca surat kabar.
2)
Ari mau menulis surat.
3)
Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
B. Kosa kata :
a.
Ragam bahasa lisan
1) Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)
Kita harus bikin karya tulis.
3)
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b.
Ragam bahasa tulisan
1) Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)
Kita harus membuat karya tulis.
3)
Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
Membuat surat dinas memang gampang-gampang susah terlebih lagi budaya salah
yang membudaya sampai turun temurun membuat kita bingung harus
menyesuaikan dengan keadaan atau sesuai dengan pembuatan surat dinas yang
baku. Kali ini saya akan menjelaskan sekaligus mereview sekaligus merevisi surat
dinas yang baru saja saya temukan tadi pagi.
Berikut gambar surat dinas yang belum direvisi:
Berikut unsur-unsur dari surat dinas tersebut:
Surat dinas adalah surat yang dibuat atau dikeluarkan oleh suatu instansi
tertentu terkait melaksanakan suatu kegiatan. Berikut unsur-unsur surat dinas
beserta penjelasannya dan kekurangan yang ada pada surat dinas tersebut.
1. KEPALA SURAT
(kepala surat yang salah)
Kepala surat terdiri dari:
Unsur
Penjelasan
Nama Instansi
Nama instansi atau lembaga, ditulis dengan menggunakan
huruf kapital semua dan tidak boleh ada singkatan.
Logo
Logo atau lambing instansi merupakan identitas atau cirri
instansi tersebut.
Alamat Instansi
Alamat instansi, ditulis dengan huruf kapital pada ponem
pertama setiap kata, tidak boleh disingkat, setiap bagian
ditandai dengan tanda koma dan tidak diakhiri oleh tanda
titik.
Batas
Merupakan pembatas antara kepala surat dengan bagian dari
unsure surat dinas yang di bawahnya.
KESALAHAN:
No
Penjelasan
Dalam surat dinas tersebut terdapat singkatan dan kepanjangannya,
mengacu kepada unsur-unsur kepala surat tiak boleh ada singkatan, dan
DKM kepanjangannya adalah “DEWAN KEMAKMURAN MASJID”
mengacu kepada:
1
Firman Allah (Qs.at-Taubah:18)" yang artinya:
’'Sesungguhnya yg memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orangorang yg beriman kepada Allah & hari akhirat”.
2
Mengacu kepada unsur kepala surat di atas jelas surat dinas tersebut
sangat keliru dalam pembuatan alamat, terdapat titik dua, dan singkatan
dan di cetak miring, sebagai contoh yang sesuai dengan unsur alamat
instansi:
“Jalan Cipanas 32, Telepon (0262) 111222, Desa Rancabango, Kecamatan
Tarogong Kaler, Kabupaten Garut – Jawa Barat”
Berikut kepala surat yang benar:
2. NOMOR, LAMPIRAN, PERIHAL, DAN TANGGAL SURAT
(nomor, lampiran, perihal, dan tanggal yang salah)
NOMOR SURAT
Nomor Surat
Penjalasan
Nomor surat ditulis di margin kiri diikuti tanda titik dua (:).
Letak
Bagian
Bagian dalam nomor surat yaitu:
1.
nomor urutan dikeluarkannya surat;
2.
kode isi surat;
3.
kode lembaga yang mengeluarkan surat;
4.
bulan dikeluarkannya surat dan harus ditulis dalam angka romawi;
5.
tahun dilekuarknnya surat.
KESALAHAN:
Nomor Surat
Penjalasan
1
Nomor surat pada surat tersebut sangan absurd, tertulis Nomor :
02/DKM/AS/II/2015. Salahnya terdapat pada setelah penulisan titik
dua jangan menggunakan lagi spasi.
2
3
4
Kode isi surat ini adalah acara yang akan diselenggarakan disana
ditulis nama instansinya jelas suatu kekeliruan harusnya, harusnya
diganti dengan ISNMSAW singkatan dari Isra Mir’raj Nabi
Muhammad SAW atau yang lainnya.
Lalu kode lembaga atau lembaga yang mengeluarkan disurat dinas
tersebut jelas salah seharusnya DKM, tetapi ini malah
menggunakan kode nama masjid.
Bulan dikeluarkannya surat, di dalam surat tersebut ditulis romawi
II berarti bulan Februari, tetapi saya menerima surat ini bulan Mei
jadi seharusnya romawinya V untuk menandakan bulan Mei.
LAMPIRAN
Lampiran adalah hal-hal yang diikut sertakan dalam surat.
KESALAHAN:
Saya menerima surat saja tidak ada yang dilampirkan jadi seharusnya tulisan
lampiran yang juga disingkat dan di tulis angka (0) sebaiknya ditiadakan karena
merupakan suatu pemborosan kata. (Pesan Guru Bahasa Indonesia)
PERIHAL
Perihal adalah suatu yang dimaksud, tempatnya terdapat di margin kiri atas,
diawali huruf kapital dan tanpa spasi setelah titik dua.
KESALAHAN:
Di surat tersebut tertulis perihalnya disingkat dan ada spasi lalu titik dua dan
spasi lagi setelahnya, seharusnya yang benar adalah Perihal:Undangan
TANGGAL PEMBUATAN SURAT
Tanggal pembuatan surat adalah kapan surat tersebut dibuat, letaknya di
margin kanan atas sebaris dengan nomor surat.
KESALAHAN:
Tidak terdapat dalam surat dinas tersebut mungkin tertinggal atau lupa
menuliskan.
Berikut gambar nomor, lampiran, perihal, dan tanggal surat yang benar:
3. TUJUAN SURAT
(tujuan surat yang salah)
Tujuan surat adalah lembaga, instansi, atau perseorangan yang dituju sesuai
alamatnya.
KESALAHAN:
Tujuan Surat
Penjalasan
1
Penulisan Kepada Yth. itu jelas sangat salah seharusnya jangan
memakai kepada karena akan membuat kata menjadi tidak efektif
dan penulisan Yth itu diakhiri titik bukan koma.
Dan kata Di itu seharusnya kecil semua.
2
4. SALAM PEMBUKA
Salam pembuka yang lazim digunakan dalah surat dinas adalah Dengan hormat,
dan Assalamu’alaikum wr. wb.
KESALAHAN:
Di surat tersebut terdapat double salam pembuka bissmillah dan
assalamu’alaikum, pakai satu saja karena jika dua itu termasuk pemborosan kata
dan sebaiknya menggunakan salam pembuka assalamu’alaikum karena
menyangkut acara tentang keislaman. Dan penulisannya Assalamu’alaikum wr. wb.
5. ISI SURAT
(isi surat yang salah)
Isi surat terdiri dari:
Isi Surat
Isi pembuaka
Penjalasan
Berfungsi untuk mengantarkan kepada maksud dari surat
tersebut.
Isi surat adalah maksud dikeluarkannya surat tersebut.
Isi Inti
Isi Penutup
Isi penutup adalah harapan dan ucapan terimakasih kepada
pembaca.
KESALAHAN PADA ISI PEMBUKA:
Isi Pembuka
1
Penjalasan
Kata kita, melaksanakan harusnya huruf kecil semua.
Isi surat adalah maksud dikeluarkannya surat tersebut.
2
3
4
5
Kata sehari hari seharusnya memakai strip karena merupakan
kata ulang. Jadi sehari-hari,
Kata taopik dalam KBBI tidak ada seharusnya yang benar taufik,
allah SWT phonem awalnya huruf besar.
Kata Amin seharusnya kecil ponem awalnya, dan yang paling
krusial adalah kata Amin ini penulisannya salah karena amin di
surat adalah suatu do’a jadi bukan amin tetapi aamiin karena
artinya (Kabulkan doa kami. Ini berdasarkan fi’il (kata kerja
salam Bahasa Arab) merupakan permohon kepada Allah SWT
agar doa kita diijabahkan, dikabulkan-Nya).
KESALAHAN PADA INTI SURAT:
Isi Inti
1
2
Penjalasan
Kata Rangka, Yang, Menugndang, Majid, semuanya memakai
huruf kecil.
Kata ini,dan salah seharusnya tidak memakai koma tapi spasi
saja.
3
4
5
6
Penulisan yang tepat Bapak/Ibu/Saudara/i tanpa spasi bukan
Bapak / Ibu/ Saudara/ i sesudah itu jangan memakai koma
cukup spasi saja
Penulisan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
menggunakan font atau jenis huruf yang sama.
haursnya
Yang diselenggarakan pada : jangan pakai spasi setelah pada
langsung saja titik dua.
Penulisan Hari/Tanggal : salah seharusnya hari dan tanggal:
setelah itu tanpa spasi.
Penuslisan Waktu semua hurufnya kecil dan titik duanya
sesuaikan dengan hari dan tanggal.
7
Singkatan sampai dengan s/d bukan seperti itu tetapi s.d.
8
9
10
Penulisan Tempat hurufnya kecil semua dan titik duanya
sesuaikan dengan hari dan tanggal karena memiliki karakter
lebih banyak.
Dan penceramah jika tidak ada atau belum diketahui hilangkan
saja karena merupakan pemborosan kata.
ASY-SIFA diubah menjadi ponem awalnya dan setelah strip saja
yang huruf kapital. Asy-Sifa
KESALAHAN ISI PENUTUP:
Isi Penutup
Penjalasan
Bagian penutupnya harus ada
sebelumnya. Jadi yang awalnya :
kohesi
dengan
paragraph
“Kami berharap Bapak Ibu Saudara/i untuk hadir tepad pada
Waktunya” diubah menjadi :
1
“Oleh karena itu, kami berharap Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
hadir tepat pada waktunya, demikian surat ini kami sampaikan
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih ”.
Berikut Isi surat yang benar:
6. SALAM PENUTUP
Salam yang lazim digunakan adalah Hormat saya,
KESALAHAN:
Disana memakai mengetahui dengan memakai huruf kapital semua jadi hanya
ponem pertama saja yang menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
koma.
7. JABATAN, TANDA TANGAN, DAN NAMA JELAS
(jabatan,tanda tangan, dan nama jelas yang salah)
Dalam suatu instansi terdapat struktur organisasi jadi yang berhak
membubukan tanda tangan di akhir surat adalah ketua instansi tersebut dan
skretaris ataupun bendahara.
KESALAHAN:
No
1
Penjalasan
Penulisan Ustadz merupakan kata yang keliru karena menurut
EYD yang benar adalah Ustaz.
2
Tidak ada skretaris.
3
Huruf
kapital
hanya
pada
ponem
pertama
saja
bukan
semuanya.
Berikut jabatan, tanda tangan, dan nama jelas yang benar:
Berikut gambar keseluruhan dari yang saya tadi telah jelaskan:
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat dan mohon
maaf bila ada kesalahan karena saya juga sama-sama belajar.
2.
Ragam bahasa Indonesia berdasarkan penutur.
Ragam Bahasa Berdasarkan penutur yaitu :
1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa
digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan
di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbedabeda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan/b/pada posisi
awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa
Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan
yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan
mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga
terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya
mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya
dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat = Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil = Saya akan menceritakan tentang Kancil.
3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur
terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap
itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur
atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan
kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku.
Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Contoh:
Ragam resmi
: “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam tak resmi : “Saya sudah baca buku itu”
3.
Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum,
ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
Contoh:
Ragam hukum
: Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis
: Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra
: Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.
1.
2.
3.
4.
5.
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,1980), berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat
keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
Ragam baku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan
jurnal ilmiah.
Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi
atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang
yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab
dan intim.
Contoh Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku
Contoh :
* Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak , akan segera saya kumpulkan.
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi
bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah
Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga
negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta
bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.
1.2
Saran
Sebaiknya kita atau siapa pun penduduk di Indonesia menggunakan ragam bahasa
yang baik dan benar sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan
adanya bahasa-bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia
bahkan bertentangan.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT: Nusa Indah.
Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/reski-andika-saing.html (Jum’at 21
November, 11.05)
http://merrycmerry.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-ragam-bahasa.html
(Jum’at 21 November, 11.17)
http://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-bahasa (Jum’at 21
November, 11.17)