C I V I L PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

CIVIL
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

oleh:
Christoper Arisaputra Sutjiatma

: 0133141025

William da cunha

: 0133141083

Valerio Manopo

: 0133141036

S1 Prasetiya Mulya
School of Business and Economics
Finance 2014

A. Pancasila Dalam Pendekatan Filsafat


Pancasila dalam pendekatan flsafat adalah ilmu pengetahuan yang
mendalam mengenai Pancasila yang secara ringkas dapat sebagai refeksi
kritis dan rasional tentang Pancasila dalam pembangunan bangsa
Indonesia.Ini semua dibentuk oleh nilai-nilai Pancasila.
1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sesuai dalam Pembukaan UUD
1945 Alinea IV adalah
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Keanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Nilai-nilai ini mengandung nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan.
Nilai sendiri berarti suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu
hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia.
Menurut Prof. Notonegoro, nilai ada 3 macam yaitu nilai materil, nilai vital,
dan nilai kerohanian. Nilai kerohanian dibagi menjadi 4 yaitu nilai kebenaran
bersumber pada akar pikir manusia, nilai estetika bersumber pada rasa

manusia, nilai kebaikan bersumber pada kehendak keras, karsa hati, dan
nurani manusia, dan nilai religius bersifat mutlak bersumber pada keyakinan
manusia.
Walter G. Everet menggolongkan nilai-nilai menusiawi dalam beberapa
kelompok yaitu nilai-nilai ekonomis, kejasmanian, hiburan, sosial, watak,
estetis, intelektual, dan keagamaan.
Menurut tinggi rendahnya oleh Max Scheller, nilai dikelompokkan menjadi
nilai-nilai kenikmatan, nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai kejiwaan, dan nilai-nilai
kerohanian.
Dalam flsafat Pancasila, nilai dibedakan menjadi 3 tingkatan. Yaitu nilai
dasar yang mendasari nilai instrumental yang bersifat sedikit banyak mutlak
dan tidak perlu dipertanyakan lagi, nilai instrumental sebagai pelaksanaan
umum dari nilai-nilai dasar yang umumnya berbentuk norma, dan nilai
praksis yang menjadi bukti apakah nilai dasar dan nilai instrumental benar
jalan dalam masyarakat Indonesia.Nilai dasar di Indonesia dapat dijumpai
berupa nilai-nilai dasar pancasila.
2. Mewujudkan Nilai Pancasila sebagai Norma Bernegara
Norma adalah aturan pedoman bagi manusia dalam berperilaku sebagai
perwujudan dari nilai.Yand fwujudkan adalah nilai yang abstrak dan
normatif. Dengan kata lain, norma adalah perwujudan dari nilai.

Norma pasti mengandung nilai. Nilai merupakan sumber bagi norma.
Sehingga dapat dikatakan nilai tidak mungkin terwujud tanpa norma. Begitu
pula sebaliknya. Yang tampak dalam kehidupan dan melingkupi kehidupan
kita sebenarnya adalah norma.
a) Norma agama

Norma ini disebut sebagai norma religi atau kepercayaan. Norma ini
ditujukan pada kehidupan beriman dan kewajiban kepada Tuhan dan dirinya
sendiri. Sumber norma ini berasal dari ajaran-ajaran kepercayaan.
b) Norma moral (etik)
Norma ini disebut dengan norma kesusilaan atau etika atau budi pekerti.
Norma ini merupakan norma paling dasar yang menentukan bagaimana kita
menilai seseorang. Norma ini menyangkut pada kehidupan peribadi dan
sanksi bagi pelanggaran norma berasal dari diri sendiri.
c) Norma kesopanan
Norma ini disebut juga dengan norma adat, sopan santun, dan tata karma.
Norma ini didasarkan atas kebiasaan dan kepantasan yang berlaku dalam
masyarakat. Sanksi bagi pelanggaran norma ini berasal dari masyarakat
setempat.
d) Norma hukum

Norma hukum berasal dari luar diri manusia.Norma ini berasal dari
kekuasaan luar diri manusia yang bersifat memaksa.Negara diberi kuasa
untuk member sanksi atau menjatuhkan hukuman.Yang berhak adalah
pengadilan.

Saat ini, norma etik sangat penting ditetapkan. Oleh karena itu maka
munculah Etika Kehidupan, Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.Yang
bertujuan memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa
dalam menjalan kehidupan berbagnsa, menentukan pokok-pokok etikan
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, dan menjadi kerangka
acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai etika dan moral.
Etika kehidupan berbangsa terdiri dari:
a) Etika Sosial dan Budaya

Etika ini menampilkan sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling
menghargai, saling mencintai, dan tolong menolong.
b) Etika pemerintahan dan Politik
Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintah yang bersih, efsien,
dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang
bercirikan keterbukaan, rasa bertanggung jawab, menjunjung tinggi hak asasi

manusia, dan yang lainnya.
c) Etika Ekonomi dan Bisnis
Etika ini dimaksudkan untuk dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi
yang
bercirikan
persaingan
yang
jujur,
berkeadilan,
mendorong
berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan
saing, dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi
rakyat.
d) Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Etika ini mewujudkan kehidupan yang taat terhadap hukum dengan seluruh
peraturan yang ada.Aturan ditegakkan agar dapat memberikan keadilan
yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
e) Etike Keilmuan dan Disiplin Kehidupan
Etika keilmuan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi

agar dapat berpikir rasional, kritis, logis, dan objektif.Agar dapat menciptakan
iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Etika
disiplin mementingkan budaya kerja keras dengan menghargai dan
memanfaatkan waktu.

Dalam kaitannya dengan Pancasila sebagai dasar negara, nilai Pancasila
dapat diwujudkan ke dalam norma hukum negara. Pancasila merupakan
dasar dan sumber bagi penyusunan hukum serta perundang-undangan di
Indonesia. Tata hukum Indonesia berpuncak pada dasar negara yaitu UUD
1945 yang bersumber pada nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar
bernegara.
B. MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Landasan Yuridis dan Historis Pancasila sebagai dasar Negara
Latar belakang pancasila sebagai dasar Negara tidaklah semudah seperti
yang kita baca di buku, berbagai halangan dan rintangan menjadi suatu
alasan negara kita memiliki landasan yang yuridis dan historis sebagai dasar
Negara. Dimulai dari BPUPKI yang didirikan oleh ulur tangan Jepang yang
juga didukung oleh respon positif dari pihak INDONESIA. Dimulai dari rapat
BPUPKI oleh beberapa tokoh yang ikut serta memberikan ide dasar Negara
kita. “ kalau kita merdeka apa dasar negara kita yang akan menjadi

fondasi?”Berdasarkan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4“….maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar
negara indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan negara republik
indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan ……” ,
Selain dengan kekuatan UUD 45 Diperkuat lagi dengan Ketetapan MPR
No.XVIII/MPR/1998 yaitu penegasan pancasila sebagai dasar Negara. Hal ini
menunjukan pembaruan lagi di era modern pnacasila sebagai dasar Negara.
Landasan pancasila sebagai dasar Negara
Bermakna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi dasar
atau pedoman bagi penyelenggaraan Negara. Salah tafsir malah dijadikan
alat untuk mengendalikan dan menguasai semua elemen bangsa dengan.
Dogmatisme ideologi sebagai berikut:
1. Pancasila dipahami sebagai sebuah mitos
2. Pancasila dipahami
kekuasaan

sebagai

politik


ideologis

untuk

kepentingan

3. Nilai nilai pancasila menjadi nilai distopia tidak sekedar otopia

Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sebagai nilai dasar yang bersifat abstrak dan normatif, perlu upaya
konkretisasi terhdap peryataan di atas “normal fundamental adalah dasar
negar berkedudukan, sebagai norma dasar suatu negara” Hans Kelen
Hans Nawiaky berpendapat bahwa kelompok norma hukum negara terdiri
dari 4 kelompok besar :
1. Norma fundamental negara
2. Aturan dasar atau pokok negara
3. Undang-undang
4. Aturan pelaksana dan aturan otonom
Fungsi pancasila sebagai cita hokum
 Fungsin regulatif = menguji apakah hukum yang dibuat adil atau tidak

 Fungsi konstitutif = menentukan bahwa tanpa dasar cita hukum, maka
hukum akan kehilanhan maknanya
B. Landasan pancasila sebagai ideology bangsa

 Ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998 dalam pasal 1 disebutkan bahwa
Pancasila adalah dasar negara dari NKRI.
 Menurut Ir. Soekarno Pancasila dimaksudkan untuk menjdi asas
bersama.
 Menurut Adnan Buyung Nasution(1995) Pancasila berubah fungsi dari
Pancasila sebagai platform ideologi bersama menjadi ideologi yang
komprehensif integral.
Dari sudut politik Pancasila adalah sebagai sebuah konsensus politik
dan persetujuan politik bersama antargolongan di Indonesia (common
platform/denominator)
Perkembangan pancasila sebagai doktrin dan pandangan dunia yang
khas tidak menguntungkan dinilai dari tujuan mempersatukan bangsa.
D. MAKNA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
1) Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari gabungan kata yaitu idea dan logos. Idea sendiri memiliki arti
konsep, gagasan, cita-cita, pengertian dasar. Sedangkan logos memiliki arti yaitu

ilmu. Ideologi sendiri memiliki arti yaitu seperangkat nilai yang merupakan suatu
cita-cita yang dijunjung oleh manusia. Ideologi sendiri merupakan pegangan hidup
seseorang maupun sekelompok masyarakat.
Ideologi sendiri memiliki perluasan arti oleh para pakar yaitu sebagai berikut:

a) Patrick
Corbett:
Merupakan
seperangkat
keyakinan
mengenai
penyelenggaraan hidup bermasyarakat dan pengorganisasiannya, hakikat
manusia, dan alam semesta (independen).
b) A.S Hornby: Merupakan gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi
dan politik yang dipegangi oleh sekelompok orang.
c) Soejono Soemargono: Merupakan gagasan yang menyeluruh dan sistematis
yang meliputi politik, sosial, budaya, dan agama.
d) Gunawan Setiardja: Merupakan ide asasi tentang manusia dan realitas
sebagai pedoman dan cita-cita suatu kelompok
e) Frans Magnis Suseno: Merupakan pemikiran yang dikategorikan sebagai

ideologi terbuka dan tertutup.
 Ideologi terbuka: merupakan sistem pemikiran terbuka. Nilai-nilai yang
terkandung berasal dari moral dan budaya masyarakat sendiri.
Ideologi terbuka juga merupakan hasil musyawarah dan konsensus
masyarakat. Nilai yang terkandung bersifat dasar sehingga tidak
langsung operasional.
 Ideologi tertutup: merupakan sistem pemikiran tertutup. Pemikiran ini
memiliki cita-cita untuk mengubah dan memperbarui masyarakat.
Dengan ideologi, setiap pengorbanan dibebankan kepada masyarakat.
Ideologi tertutup tidak hanya nilai semata, melainkan tuntutan konkret
dan operasional yang keras yang bersifat mutlak.
Dalam pengertian tersebut, ideology dapat dikatakan mengandung nilai-nilai. Nilai
ini merupakan baik dan luhur di mata masyarakat. Nilai tersebut diakui oleh suatu
masyarakat sehingga menjadi ideology suatu bangsa.
Menurut Ramlan Surbakti, fungsi utama ideology adalah sebagai tujuan dan citacita suatu bangsa serta sebagai pemersatu bangsa dan penyelesaian konfik
masyarakat.
Pancasila sendiri termasuk ke dalam ideology terbuka berdasarkan pendapat Frans
Magnis Suseno. Pancasila sendiri berasal dari rohani bangsa yang disepakati
masyarakat dan bersifat abstrak, mendasar, dan tidak langsung operasional. Hal ini
dijabarkan dalam UUD 1945
2) Landasandan Makna Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Pancasila sebagai ideology negara Indonesia diatur dalam Ketetapan MPR No.XVIII/
MPR/1998. Dalam pasal 1 disebutkan bahwa Pancasila adalah dasar Negara dari
NKRI yang wajib dijalankan dengan konsisten sebagai ideology nasional. Pancasila
sebagai dasar Negara juga merupakan ideology nasional Indonesia.
Pancasila pada dasarnya dipahami sebagai dasar Negara dalam sidang-sidang
BPUPKI. Namun Pancasila juga dapat dipahami sebagai common platform bagi
berbagai ideology politik sehingga dapat menjembatani perbedaan ideologis
dikalangan BPUPKI.Ir. Soekarno juga mengatakan bahwa Pancasila juga dapat
digolongkan sebagai asas bersama yang merupakan pemersatu bangsa Indonesia
(Risalah Sidang BPUPKI & PPKI;1998)

Menurut Adnan Buyung Nasution (1995) Pancasila mengalami perubahan fungsi.
Pada awalnya pancasila hanya merupakan sebagai platform demokratis
(Philosophischegrondslag). Namun seiring perkembangan doktrinal, Pancasila
mengubah diri menjadi ideology komprehensif integral.
Dari
sudut politik Pancasila adalah sebagai sebuah consensus politik dan
persetujuan
politik
bersama
antar
golongan
di
Indonesia
(common
platform/denominator). Perkembangan pancasila sebagai doktrin dan pandangan
dunia yang khas tidak menguntungkan dinilai dari tujuan mempersatukan bangsa.
E. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
DalamMPR
No.
dijelaskanbahwaPancasilaperludiamalkandalambentukpelaksanaan
konsistendalamkehidupan bernegara

XVIII/MPR/1998
yang

1) PerwujudanIdeologiPancasilasebagaiCita-CitaBernegara
TerwujuddalamMPRNo.VII/MPR/2001tentangVisi Indonesia MasaDepan
 Visi Ideal: Pembukaan UUD 1945 (Alinea 2&4)
 VisiAntara: Visi Indonesia 2020 (religius, manusiawi, bersatu, demokratis,
adil, sejahtra, maju, mandiri, baikdanbersihdalampenyelenggaraannegara)
 Visi Lima Tahunan: Garis-garisBesarHaluan Negara (GBHN)
2) Perwujudan Pancasila sebagai Kesepakatan atau Nilai Integratif Bangsa
Pancasila dalam hal ini menjalankan tugas sebagai pemersatu dan prosedur
penyelesaian konfik dalam bernegara.Ini disepakati oleh masyarakat dan disetujui
sebagai milik bersama sehingga menjadi semacam social ethics dalam kehidupan
masyarakat.Kedudukan nilaisosial ini merupakan sumber normative penyelesaian
konfik yang dapat membangun integrasi dalam masyarakat.
F. PENGAMALAN PANCASILA
Zaman Orde Baru, pengamalan pancasila hanya terdengar slogan belaka, sehingga
dibentuklah ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 yang mewajibkan NKRI menjalankan
dasar Negara secara konsisten dalam kehidupan bernegara.Pengamalan pancasila
tersebut dapat dilaksanakan secara objektif dan subjektif.Secara objektif yaitu
melaksanakan dan menaati peraturan perundang-undangan sebagai norma
hokum Negara berlandaskan Pancasila. Pelanggaran dalamhal ini
mendapatkan sanksi hokum Sedangkan secara subjektif, yaitu menjalankan
Pancasila yang berwujud normaetik (pribadi atau kelompok) dalam bersikap dan
bertingkahlaku. Selain itu menurut Kaelanaktualisasi Pancasila dibedakan menjadi
duayaitu secara subjektif yang terealisasi pada individu, dan objektif yang
terealisasi pada aspek kenegaraan dan hukum.