Bkb bkb hi perpres no 60 tahun

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 60 TAHUN 2013
TENTANG

PENGEMBANGAN ANAK USIA
DINI HOLISTIK-INTEGRATIF
Disampaikan pada :
TEMU REGIONAL II KETAHANAN KELUARGA
Surabaya, 22 Oktober 2013

1

BATANG TUBUH PERPRES











BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : TUJUAN, PRINSIP, DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB III : STRATEGI, SASARAN, PENYELENGGARAAN
BAB IV : GUGUS TUGAS PENGEMBANGAN ANAK
USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF
BAB V : PERAN SERTA MASYARAKAT
BAB VI : PELAPORAN
BAB VII : PEMBIAYAAN
BAB VIII : KETENTUAN PENUTUP

2

PERTIMBANGAN DITETAPKANNYA PERPRES








Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yg
sehat, cerdas, dan produktif merupakan aset bagi bangsa
dan negara Indonesia  pilar utama pembangunan
Kualitas SDM sangat ditentukan oleh kualitas pada usia
dini yaitu dari janin hingga anak berusia 6 tahun.
Terlihat dari meningkatnya derajat kesehatan dan status
gizi, kecerdasan dan keceriaan, pematangan emosional
dan spiritual, serta kesejahtereraan anak;
Periode kritis bagi perkembangan otak manusia  0 - 3
tahun  periode emas (golden ages).
Untuk menjamin pemenuhan hak tumbuh kembang anak
usia dini, meliputi upaya peningkatan kesehatan, gizi,
perawatan, pengasuhan, perlindungan, kesejahteraan,
dan rangsangan pendidikan yang dilakukan secara
simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi, dan
berkesinambungan.
3


MASALAH DAN TANTANGAN


Permasalahan, antara lain:



Rendahnya Status Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini
Rendahnya Kesiapan Anak untuk Bersekolah
Kurang Optimalnya Pola Asuh Anak oleh Orangtua dan Keluarga
Terbatasnya Ketersediaan dan Kualitas Pelayanan
Pengembangan Anak Usia Dini
Lemahnya Koordinasi
Kurang Sinkronnya Peraturan Perundang-undangan dan
Kebijakan Pengembangan Anak Usia DinI











Tantangan:
 jumlah anak usia dini (0-6 tahun) di Indonesia sangat besar 
sekitar 31,8 juta atau 13,38% dari jumlah penduduk
 kelembagaan penyelenggara pelayanan PAUD  pengelolaan relatif
kurang profesional, keterbatasan jumlah, distribusi dan kualitas
tenaga, serta fasilitas pelayanan kurang memadai.
 Pemahaman para pemangku kepentingan masih terbatas.
 Program-program PAUD belum terintegrasi.
4

TANTANGAN

 Bagaimana meningkatkan akses terhadap
layanan pemenuhan hak tumbuh kembang
anak,

termasuk pengembangan anak usia
dini holistik-integratif ?
 Bagaimana
meningkatkan
koordinasi
pelaksanaan dan sinkronisasi kebijakan yang
terkait dengan kualitas tumbuh-kembang dan
kelangsungan hidup anak ?

5

TUJUAN DITETAPKANNYA PERPRES



a.

b.

c.


d.

Tujuan umum pengembangan anak usia dini holistik-integratif adalah
terselenggaranya layanan pengembangan anak usia dini holistik-integratif
menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan
berakhlak mulia.
Tujuan khusus pengembangan anak usia dini holistik-integratif adalah:
terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi
kesehatan dan gizi, rangsangan pendidikan, dan pengasuhan sehingga
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai segmentasi
umur;
terlindunginya anak dari kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah,
dan eksploitasi di manapun anak berada;
terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras
antar lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah; dan
terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu keluarga, masyarakat,
pemerintah daerah, dan Pemerintah dalam upaya pengembangan anak
usia dini holistik-integratif.
6


PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN ANAK
USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF
•pelayanan yang menyeluruh dan terpadu;
•pelayanan yang berkesinambungan;
•pelayanan yang non diskriminasi;
•pelayanan yang tersedia, dapat dijangkau
dan terjangkau, serta diterima oleh
kelompok masyarakat;
•partisipasi masyarakat;
•berbasis budaya yang konstruktif; dan
•tata kelola pemerintahan yang baik.
7

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ANAK
USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF









peningkatan akses, pemerataan dan berkesinambungan
serta kelengkapan jenis pelayanan pengembangan anak
usia dini holistik-integratif;
peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan
pengembangan anak usia dini holistik-integratif;
peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas sektor serta
kemitraan antar institusi pemerintah, lembaga
penyelenggara layanan, dan organisasi terkait, baik lokal,
nasional, maupun internasional; dan
penguatan kelembagaan dan dasar hukum, serta pelibatan
masyarakat termasuk dunia usaha dan media massa dalam
penyelenggaraan pelayanan pengembangan anak usia dini
holistik-integratif
8

STRATEGI PENGEMBANGAN ANAK USIA

DINI HOLISTIK-INTEGRATIF










penguatan dan penyelarasan landasan hukum;
peningkatan advokasi, komitmen, koordinasi dan kerjasama
antar instansi pemerintah, lembaga penyelenggara layanan,
dunia usaha, dan organisasi terkait;
peningkatan kapasitas dan kompetensi kader, masyarakat,
penyelenggara, dan tenaga pelayanan;
penyediaan pelayanan yang merata, terjangkau, dan
berkualitas;
internalisasi nilai-nilai agama dan budaya; dan

pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pemahaman
dan persiapan pra nikah calon pengantin, orang tua,
keluarga, dan pengasuh pengganti dalam melakukan
pengasuhan anak secara optimal.
9

SASARAN PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI
HOLISTIK-INTEGRATIF











masyarakat, terutama orang tua dan keluarga yang mempunyai

anak usia dini;
kader-kader masyarakat seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita,
Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Anak Sejahtera, Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga, dan kader-kader masyarakat yang
sejenis;
penyelenggara pelayanan dan tenaga pelayanan;
Pemerintah, Pemerintah Daerah;
perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
dan organisasi keagamaan;
media massa; dan
lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, dan mitra
pembangunan nasional dan internasional.
10

PENYELENGGARAAN :










Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini HolistikIntegratif dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan masyarakat.
Dalam penyelenggaraan pengembangan anak usia dini
holistik-integratif, Pemerintah bertanggung jawab untuk:
menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria;
melakukan bimbingan teknis;
melakukan supervisi;
melakukan advokasi; dan
melakukan pelatihan.

11

Lanjutan :








Dalam penyelenggaraan pengembangan anak
usia dini holistik-integratif pemerintah provinsi
bertanggung jawab untuk:
melakukan bimbingan teknis;
melakukan supervisi penyelenggaraan
pengembangan anak usia dini;
melakukan advokasi; dan
memberikan pelatihan.

12

Lanjutan


Penyelenggaraan pelayanan
pengembangan anak usia dini oleh
pemerintah kabupaten/kota dilakukan
secara terintegrasi, sinergis, dan
berpedoman kepada norma, standar,
prosedur, dan kriteria yang telah
ditetapkan > Pedoman Umum PAUD HI
sedang di Update

13

GUGUS TUGAS PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI
HOLISTIK-INTEGRATIF


Gugus Tugas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden;



Gugus Tugas memiliki tugas:

Mengkoordinasikan pembuatan kebijakan

Menyinkronkan penyusunan rencana program, kegiatan,
dan anggaran pada kementerian dan lembaga pemerintah
non kementerian;

Memobilisasi sumber dana, sarana dan daya dalam rangka
pelaksanaan PAUD HI;

Mengkoordinasikan pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi;

Menyelenggarakan advokasi.

14

SUSUNAN GUGUS TUGAS PENGEMBANGAN ANAK
USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF


Ketua : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;



Wk Ketua I : Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Wk Ketua II : Menteri Dalam Negeri
Anggota:

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;

Menteri Kesehatan;

Menteri Sosial;

Menteri Agama;

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

Sekretaris Kabinet;

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional, dan

Kepala Badan Pusat Statistik




15

SUB GUGUS TUGAS


SUB GUGUS TUGAS DIKOORDINASIKAN OLEH PEJABAT
ESELON I DI LINGK KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
KESEJAHTERAAN RAKYAT;



ANGGOTA SUB GUGUS TUGAS TERDIRI ATAS PEJABAT
KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAIT;



KETENTUAN MENGENAI KEANGGOTAAN, TUGAS, DAN TATA
KERJA SUB GUGUS TUGAS DIATUR OLEH KETUA GUGUS
TUGAS

16

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI
HOLISTIK-INTEGRATIF DI DAERAH


Pemerintah daerah melaksanakan pengembangan anak
usia dini holistik-integratif dengan mengacu kepada
kebijakan yang ditetapkan oleh Gugus Tugas;



Dalam pelaksanaannya Pemerintah Daerah dapat
bekerjasama dengan Pemerintah, perguruan tinggi,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi
keagamaan, LSM, dunia usaha, dan anggota masyarakat;



Gugus Tugas Provinsi dan Kabupaten/Kota berasal dari
unsur pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, sosial,
pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana,
perlindungan anak, pemberdayaan masyarakat, agama,
dan unsur lain yang terkait;

17

LANJUTAN
Gugus

Tugas Provinsi Pengembangan Anak Usia Dini HolistikIntegratif bertanggung jawab kepada Gubernur;
Gugus

Tugas Kabupaten/Kota Pengembangan Anak Usia Dini
Holsitik-Integratif bertanggung jawab kepada
Bupati/Walikota;
Gugus

Tugas Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan Pengembangan Anak Usia Dini HolistikIntegratif berpedoman pada norma, standar, prosedur dan
kriteria yang ditetapkan oleh kementerian/lembaga
pemerintah non kementerian terkait, serta berkoordinasi
dengan Gugus Tugas.

18

PERAN SERTA MASYARAKAT


Masyarakat dapat berperan serta dalam pelaksanaan
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif baik secara
perorangan, kelompok, maupun organisasi.



Peran serta masyarakat dilaksanakan melalui:

pemberian saran, pemikiran terkait dengan kebijakan
dan/atau pelaksanaan pengembangan anak usia dini
holistik integratif;

penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas terkait
dengan pengembangan anak usia dini holistik-integratif;

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan
anak usia dini holistik- integratif; dan/atau

penyediaan tempat, sarana dan prasarana lainnya bagi
pelaksanaan pengembangan anak usia dini holistikintegratif.
19

PELAPORAN




Ketua Gugus Tugas melaporkan penyelenggaraan
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
kepada Presiden secara berkala paling sedikit satu
kali dalam setahun atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan;
Gubernur, Bupati /Walikota melaporkan
Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif di daerah masing-masing kepada
Ketua Gugus Tugas dengan tembusan kepada
Menteri Dalam Negeri secara berkala paling sedikit
satu kali dalam setahun atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan.

20

PEMBIAYAAN


Pendanaan untuk pelaksanaan pengembangan
anak usia dini holistik-integratif berasal dari:








APBN,
APBD (Provinsi dan Kabupaten/kota),
Lembaga donor,
Masyarakat termasuk dunia usaha,
Sumber-sumber dana lainnya yang sah dan tidak
mengikat.

Pengelolaan dana menganut prinsip tranparansi,
akuntabilitas, efisiensi, efektivitas dan harmonisasi

21

TERIMA KASIH

22