BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Defenisi - Perilaku Remaja Awal Dalam Hal Perubahan Fisiologis Pada Masa Pubertas di SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku

1. Defenisi

  Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, dan membaca. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

  Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

  Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respons.

  Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua.

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

  Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

  Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktik.

2. Bentuk Perilaku

  Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni: kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

a. Pengetahuan (kognitif)

  Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (know)

  Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

  2. Memahami ( comprehension)

  Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

  aplication)

  3. Aplikasi (

  Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

  4. Analisis ( analysis)

  Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

  5. Sintesis ( synthesis)

  Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

  evaluation)

  6. Evaluasi (

  Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

  Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmojo, 2003 dan Sanjaya, 2008)

b. Sikap (afektif)

  Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap sesuatu objek manakala telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Domain afektif memiliki tingkatan yaitu :

  1. Menerima (receiving)

  Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

  2. Merespon ( responding)

  Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

  (valuing)

  3. Menghargai

  Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

  4. Bertanggung jawab (responsible)

  Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

c. Tindakan ( psikomotor)

  Tindakan adalah sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata maka diperlukan faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan yang didukung oleh sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak, faktor pendukung atau suatu kondisi memungkinkan, antara lain:

1. Persepsi ( perception)

  Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

  2. Respon terpimpin ( guided response)

  Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.

  3. Mekanisme ( mecanism)

  Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka sudah mencapai praktek tingkat tiga.

  4. Adopsi ( adoption)

  Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

B. Remaja

1. Defenisi Remaja

  Masa remaja adalah masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga masa pubertas, merupakan masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis (Pinem, 2009).

  Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).

2. Pembagian Masa Remaja

  Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: (Konopka, 1973 dalam pikunas, 1976; Ingersoll 1989 ; Agustiani 2006)

  1. Masa remaja awal (12-15 tahun) Pada masa ini individu memulai meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.

  2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.

  3. Masa remaja akhir (19-22 tahun) Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.

C. Pubertas

  1. Defenisi Pubertas

  Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual (hurlock, 1990).

  Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003)

  2. Tahap Pubertas

  Meskipun masa puber relatif merupakan periode yang singkat dalam rentang kehidupan, namun biasanya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (hurlock, 1990)

  1. Tahap prapuber

  Tahap ini bertumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak- kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja. Dalam tahap prapuber, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.

  2. Tahap Puber

  Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, saat dimana kriteria kematangan seksual muncul. Haid pada anak perempuan dan pengalaman basah pertama kali pada anak laki-laki, ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.

  3. Tahap Pascapuber Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja.

  Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ- organ seks mulai berfungsi secara matang.

  3. Perubahan fisiologis pada masa pubertas

  Selama pertumbuhan pesat pada masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting di mana tubuh anak dewasa :

  1. Perubahan ukuran tubuh Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-anak perempuan, rata-rata peningkatan pertahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5 sampai 6 inci. Dua tahun sebelum haid peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun sebelum haid adalah 5,5 inci.

  Setelah haid, tingkat pertumbuhan menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar delapan belas tahun.

  Bagi anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-rata pada usia 12,8 tahun dan berakhir rata-rata pada 15,3 tahun dengan puncaknya pada empat belas tahun.

  Pertambahan berat tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat badan, tetapi seringkali kelihatannya kurus dan kering.

  2. Perubahan proporsi tubuh Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Badan yang kurus dan panjang mulai melebar dibagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang berkembang. Pola yang sama terjadi pada pertumbuhan lengan, yang pertumbuhannya mendahului pertumbuhan pesat badan, sehingga tampak terlalu panjang.

  3. Ciri-ciri seks primer Pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer yaitu organ-organ seks.

  Pada pria, testis yang terletak didalam scrotum, terjadi pertumbuhan pesat selama satu atau dua tahun. Segera setelah pertumbuhan pesat testis terjadi, maka pertumbuhan penis meningkat pesat. Jika fungsi organ-organ reproduksi pria sudah matang, maka biasanya mulai basah malam.

  Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber, meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia sebelas tahun atau duabelas tahun berkisar 5,3 gram, pada usia enambelas rata-rata baratnya 43 gram. Tubafallopi, telur-telur dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid. Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada tahun pertama.

4. Ciri-ciri seks sekunder

  Pinggul

  Kulit menjadilebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lobang pori-pori bertambah besar.

  Kulit

  Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.

  Rambut

  Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

  Payudara

  Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit.

  Perkembangan seks sekunder membedakan pria dari wanita dan membuat anggota seks tertentu tertarik pada organ jenis kelamin yang lain. Ciri ini tidak berhubungan dengan reproduksi meskipun secara tidak langsung ada juga hubungannya, yaitu karena pria tertarik pada wanita dan begitu pula sebaliknya.

  Ciri-ciri seks sekunder yang penting :

  Otot

  Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat menimbulkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah banyak dengan berjalannya masa puber.

  Kelenjar

  Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas.

  Kulit

  Rambut kemaluan timbul sekitar setahun setelah testis dan penis mulai membesar. Rambut ketiak dan rambut diwajah timbul kalau pertumbuhan rambut kemaluan hampir selesai, demikian pu;a rambut tubuh. Pada mulanya rambut yang tumbuh hanya sedikit, halus dan warnanya terang. Kemudian menjadi lebih gelap, lebih kasar, lebih subur dan agak keriting.

  

Laki-laki Perempuan

Rambut

  Otot-otot bertambah besar dan muat, sehingga memberi bentuk bagi lengan, tungkai kaki dan bahu.

  Suara

  Suara berubah setelah rambut kemaluan timbul. Mula-mula suara menjadi serak dan kemudian tinggi suara menurun, volumenya meningkat dan mencapai pada yang lebih enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan pesat.

  Benjolan Dada

  Benjolan-benjolan kecil di sekitar kelenjar susu pria timbul sekitar usia duabelas dan empatbelas tahun. Ini berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian menurun baik jumlahnya maupun besarnya.

  Kelenjar

  Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat ,menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.

  Otot

  Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.

  Suara

  Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan.

4. Sikap terhadap perubahan fisiologis 1.

  Ingin menyendiri Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi, anak-anak biasanya menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga, dsan sering bertengkar dengan teman-teman dan dengan anggota keluarga. Anak puber kerap melamun betapa seringnya ia tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik, dan ia juga mengadakan eksperimen seks melalui masturbasi. Gejala menarik diri mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.

2. Bosan

  Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya sangat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya.

  Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya di berbagai bidang menurun. Anak menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya karena sering timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.

  3. Inkoordinasi Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu.

  Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.

  4. Antagonisme Sosial Anak puber seringkali tidak mau bekerjasama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.

  5. Emosi yang Meninggi Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik anak, ketegangan lambat laun berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.

  6. Hilangnya Kepercayaan Diri Anak remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi dari orangtua dan teman- temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.

7. Terlalu Sederhana

  Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang- orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.

5. Tindakan terhadap perubahan fisiologis remaja 1.

  Remaja cenderung cemas terhadap penampilan badan / fisik. Remaja wanita akan mulai menggunakan bra karena payuda mulai membesar, dan remaja laki-laki mulai memelihara kumis.

  2. Anak laki-laki yang tadinya baik dapat menjadi lebih agresif, dapat juga karena timbulnya jerawat, baik itu pada remaja laki-laki dan perempuan.

  3. Bereksperimen dengan cara berpakaian, berbicara, dan cara penampilan diri, sebagai suatu usaha untuk mendapatkan identitas baru.

  4. Ingin tampak sama dengan teman, yaitu dalam cara berpakaian, gaya rambut, mendengarkan musik, dan lainnya.

  5. Sangat menuntut keadilan, tetapi cenderung melihat sesuatu sebagai hitam putih serta dari sisi pandang mereka sendiri. Mungkin timbul iri hati terhadap saudara kandung dan seringkali ribut dengan mereka.

6. Perbedaan sikap hidup remaja pubertas

  Kegiatan kegiatan bagi anak wanita dan pria akan terdapat perbedaan biologis dan kejiwaannya, juga karena adanya pandangan sikap dalam hidupnya.

  Perbedaan sikap hidup tersebut dapat digambarkan :

  

Laki-laki Wanita

a.

  a. Aktif memberi Pasif dan menerima.

  b. b. Cenderung untuk memberikan Cenderung untuk menerima perlindungan perlindungan.

  c. c. Minat tertuju pada hal-hal yang Minat tertuju kepada yang bersifat bersifat intelektual, abstrak emosional dan konkret d. d. Berusaha memutuskan sendiri dan Berusaha mengikut, dan ikut berbicara. menyenangkan orangtua e. e. Sifat saklik dan objektif Sikap personlik dan subjektif.

7. Perasan negatif pada remaja pubertas

  Pada kegiatan mencari pedoman hidup, anak puber sering menampakkan sikap – sikap yang kontroversial dalam suatu masyarakat tertentu. Perkembangan lainnya pada masa pubertas ini yaitu munculnya perasaan-perasaan negatif pada anak. Anak mulai ingin melepaskan diri dari orangtua, bebas dari anggapan bahwa ia sebagai anak-anak dan ingin menyamakan status dengan orang dewasa.

  Perasaan negatif yang dialami, antara lain: 1. Ingin selalu menentang lingkungan 2.

  Tidak tenang dan gelisah 3. Menarik diri dari masyarakat 4. Kurang suka bekerja 5. Kebutuhan untuk tidur semakin tinggi 6. Pesimistis

Dokumen yang terkait

Perilaku Remaja Awal Dalam Hal Perubahan Fisiologis Pada Masa Pubertas di SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2013

0 64 83

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolostrum 1. Defenisi Kolostrum - Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

0 1 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku - Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

0 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku 2.1.1. Batasan Perilaku - Perilaku Orangtua Siswa SMP Santo Thomas 3 Medan Dalam Pemberian Informasi Mengenai Pendidikan Seks Tahun 2013

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Perilaku - Gambaran Perilaku Siswa Tentang Seks Pra-nikah di SMA Pencawan Medan Tahun 2014

0 1 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Televisi - Pengaruh Durasi Menonton Televisi Terhadap Prestasi Akademik Siswa-Siswi Kelas 2 Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2013

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga - Hubungan Peran Ibu dengan Persiapan Remaja Menghadapi Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Juli Kecamatan Juli kabupaten Bireuen

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Defenisi - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cakupan K-4 Pada Ibu Hamil di Klinik Bersalin Sari Medan Tahun 2013

0 0 12

BAB II TINJAU TEORI A. Perilaku 1. Defenisi Perilaku - Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Sally Medan 2014

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Defenisi Remaja - Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2013

0 1 16