Pengaruh Dymetil Ester Pada Biosolar Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel Satu Silinder Pada Suhu Pemanasan Bahan Bakar 95o C

  Intuisi Teknologi Dan Seni ==================================================================

Pengaruh Dymetil Ester Pada Biosolar Terhadap Unjuk

Kerja Motor Diesel Satu Silinder Pada Suhu Pemanasan

o Bahan Bakar 95 C 1 2 1,2 Nugrah Rekto Prabowo Rizki Adila Saputro

  Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto, Jl. Semingkir No. 1 Purwokerto 1 2 Email: rekto_prabowo@yahoo.com : rizkiadilasaputro22@gmail.com Abstrak Menipisnya cadangan minyak bumi membuat munculnya berbagai macam energi alternatif, salah satunya adalah Biodiesel. Biodiesel adalah ester asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau hewani melalui reaksi transesterifikasi atau esterifikasi. Tujuan penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh penggunaan campuran bahan bakar Biodiesel Jelantah dengan pemanasan 95 C terhadap Daya, Torsi dan Sfc. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban lampu dari 200

  • – 3200 Watt pada variasi volume bahan bakar Biodiesel sebesar 30%, 40% dan 50%. Metode penelitian yang digunakan menggunakan analisa deskriptif dimana hasil penelitian digambarkan dan di deskripsikan berdasarkan hasil penelitian. Dari hasil pengujian menghasilkan penambahan bahan bakar Biodiesel Jelantah berpengaruh terhadap Daya, Torsi dan Sfc yang dihasilkan motor Diesel.

  Kata kunci : Pemanasan Bahan Bakar, Biodiesel Jelantah, Performance 1.

   Pendahuluan

  Menipisnya cadangan minyak bumi membuat munculnya berbagai macam energi alternatif, salah satunya adalah biodiesel. Biodiesel adalah ester asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau hewani melalui reaksi transesterifikasi atau esterifikasi dan digunakan [1] sebagai bahan bakar diesel . Biodiesel merupakan bahan yang sangat potensial digunakan sebagai pengganti bahan bakar diesel. Hal ini disebabkan karena bahan bakunya yang berasal dari minyak nabati, dapat diperbaharui, dapat dihasilkan secara periodik dan mudah diperoleh. Selain itu harganya relatif stabil dan produksinya mudah disesuaikan dengan kebutuhan. Biodiesel juga merupakan.bahan bakar yang ramah lingkungan, tidak mengandung belerang sehingga dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam (rain [2] acid) . Penggunaan minyak goreng bekas sebagai bahan baku memberikan beberapa keuntungan, diantaranya : harga murah, mudah didapat dan dapat menanggulangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah minyak goreng bekas.Biodiesel yang dihasilkan perlu dilakukan pengujian pada motor diesel. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

  performance motor diesel jika menggunakan biodiesel sebagai bahan bakarnya. Sebelum

  diujikan langsung pada motor diesel, harus diketahui dahulu apakah biodiesel yang dihasilkan memenuhi bahan bakar standar diesel.

  Berbagai penelitian tentang pengujian langsung biodiesel sebagai bahan bakar motor diesel sudah dilakukan menggunakan biodiesel yang berasal dari minyak jarak pagar. Minyak kelapa sebagai bahan baku biodisel juga sudah diujikan pada motor diesel. Pemerintah melalui pertamina juga sudah mengkomersilkan biodiesel, tetapi belum bentuk biodiesel murni. Biodiesel yang dikomersilkan berupa campuran biodisel dengan solar yang dikenal dengan istilah biosolar. Kandungan biodiesel yang terdapat dalam biosolar masih 5% volum (B5) [2][3] yang terdapat pada peraturan presiden nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energy . Biodiesel dikenal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui. Biodiesel biasanya dibuat dengan transesterifikasi minyak tumbuhan atau lemak hewan dengan

  Intuisi Teknologi Dan Seni

==================================================================

  methanol atau etanol. Biodiesel yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan biasanya lebih mahal dibanding bahan bakar diesel konvensional dari minyak bumi, kaji eksperimental performansi motor diesel dengan bahan bakar biodiesel minyak goreng bekas. Bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan daya dan konsumsi bahan bakar dengan campuran minyak jelantah dengan solar murni. Metode ini menggunakan Variasi putaran

  • – mesin 1500, 2000, 2500, 3000 dan 3500 rpm. Pengujian menggunakan motor diesel TD110 TD115. Biodiesel berbahan baku minyak goreng bekas dari rumah tangga (B100 atau biodiesel murni) memiliki high heating value (HHV) sekitar 37,76 Mj/kg, lebih rendah 10,73% dibanding solar yang memiliki HHV sekitar 42,3 Mj/kg. Semakin besar komposisi biodiesel pada campuran bahan bakar maka nilai kalor bahan bakar semakin menurun, Dibandingkan dalam pemakaian bahan bakar solar, maka pemakaian bahan bakar B100 pada motor diesel menghasilkan parameter sebagai berikut : Torsi motor lebih rendah sekitar 9,79%, Daya keluaran motor lebih rendah sekitar 9,9%, Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC)

  lebih tinggi sekitar 12,15%, emisi gas buang motor diesel yang menggunakan bahan bakar B100 dibanding solar mengandung kadar CO yang lebih rendah sekitar 30,46% dan kadar Sox [4] yang lebih rendah sekitar 31,14 . Pencampuran minyak diesel dari minyak goreng bekas untuk bahan bakar motor diesel, bertujuan untuk mengetahui seberapa besar unjuk kerja motor diesel dengan minyak jelantah dibanding solar, kinerja motor dalam jangka pendek pada penggunaan biodiesel murni menunjukan 4,14% lebih tinggi diikuti konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 9,5% lebih tinggi dibanding minyak solar. Secara teknis penggunaan biodiesel berbasis minyak jelantah tidak menunjukkan kesulitan dalam star motor, unjuk kerja maupun operasional motor. Hal tersebut tidak lepas dari teori dan penelitian sebelumnya bahwa [1][5] viskositas campuran bahan bakar berpengaruh terhadap pembakaran motor tersebut .

  Biodiesel yang berasal dari minyak goreng bekas ternyata mempunyai spesifik gravity yang lebih besar dari standar solar disebabkan karena senyawa penyusun biodiesel mempunyai senyawa karbon yang lebih besar dibanding dengan solar sehingga spesifik gravity lebih [6] besar . Hasil penelitian besarnya torsi yang dihasilkan dari pengujian biodiesel minyak jelantah maka diperoleh hasil bahwa torsi paling tinggi diperoleh pada kondisi standart sebesar 13,178 Nm pada beban 2400 Watt, campuran minyak jelantah 50% sebesar 12,840 Nm, campuran minyak jelantah 60% sebesar 12,630 Nm dan campuran minyak jelantah 70% sebesar 11,101. Grahan, 2012 meneliti Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel Silinder Tunggal Berbahan Bakar Biodiesel dengan pemanasan bahan o o bakar temperature 85 C dan 95

  C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemanasan bahan bakar terhadap unjuk kerja motor diesel silinder tunggal berbahan bakar biodiesel. Pada penelitian ini didapatkan hasil daya, torsi dan BMEP maksimal dimiliki oleh o pemanasan dengan temperatur 95 C pada beban 2600 W. Daya sebesar 2,783 kW, torsi sebesar 17,726 Nm dan BMEP sebesar 630,708 kPa. Sementara didapat sfc minimal sebesar 0,345 Kg/kWh pada beban 2000 W. Demikian dengan meningkatkan temperatur bahan bakar, dapat meningkatkan daya, torsi dan BMEP motor diesel berbahan bakar biodiesel minyak [5] kelapa, akan tetapi pada beban tertentu sfc meningkat . Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Pada Motor Diesel Satu

  Silinder Berbahan Bakar Biosolar. Penelitian ini dilakukann secara experimental dengan temperatur pemanasan 40˚C. Penelitian dilakukan dengan menggunakan panel bebanlampu, dan variasi beban lampu dimulai dari nol (0) Watt sampai dengan 2900 Watt pada putaran motor konstan sebesar 1500 rpm atau 50 Hz dengan bahan bakar biosolar. Penelitian pemanasan bahan bakar pada pipa sebelum pompa injeksi mengalami peningkatan daya 5,1% dan torsi sebesar 13,5% dan penurunan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 9,9% [4] dibandingkan dengan kondisi motor standart . Daya meningkat sebesar 5,06 % pada variasi

  Intuisi Teknologi Dan Seni

==================================================================

  timing injeksi advanced 65° dipanaskan 40°. Pada timing injection 65° dan dipanaskan 50° terjadi peningkatan daya sebesar 4,11%.. Hal ini di buktikan pula oleh analisa statistic dimana F hitung < F tabel maka H A diterima, artinya ada pengaruh terhadap Sfc yang dihasilkan pada [7] motor bakar .

  Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel. konsumsi o bahan bakar menurun sebesar 3,5% pada temperatur 55 C dan pada temperatur 65°C menurun sebesar 29,4% dari kondisi standar. Viskositas merupakan parameter penting untuk penginjeksian, pencampuran dengan udara, dan pembakaran sempurna. Besarnya viskositas menyebabkan pembakaran kurang sempurna, salah satu alternatif agar pembakaran menjadi [8] sempurna, maka biodiesel diturunkan viskositasnya dengan jalan dipanaskan . eksperimental pada motor diesel silinder tunggal berbahan bakar biodiesel minyak kelapa dengan o o meningkatkan temperatur bahan bakar sebesar 85 C dan 95 C sebelum injector dan didapatkan o [9] hasil daya, torsi dan BMEP maksimal dimiliki oleh pemanasan dengan temperatur 95 C . maka penyusun mencoba meneliti dan mengaplikasikan variasi campuran bahan bakar biosolar dengan biodiesel jelantah (dymetil ester) dan dipanaskan melalui pipa tekanan tinggi o dengan suhu pemanasan konstan 95 C guna mengurangi nilai viskositas dari campuran bahan bakar tersebut. Sehingga diharapkan penginjeksian, pencampuran dengan udara, dan pembakaran sempurna.

2. Metode Penelitian

  Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Khusus dalam penelitian ini o menggunakan pemanasan bahan bakar temperature 95 C sebelum injektor dengan memvariasikan campuran biosolar dengan biodiesel minyak jelantah (dymetil ester) 30%, 40%, 50% dan motor diesel sebagai objek penelitian, dengan menekankan pada subjek pengukuran daya, torsi serta konsumsi bahan bakar spesific (SFC).

2.1. Alat dan bahan a.

  Motor diesel silinder tunggal 4 langkah R 180 b.

  Power Analyzer, untuk mengetahui hasil data daya pada pengujian c. Panel lampu pembeban, untuk mengukur lamanya motor diesel menghabiskan bahan bakar d. burret ukuran 30 ml, untuk mengukur volume bahan bakar.

  e.

  Gelas ukur, untuk mengukur kapasitas bahan bakar yang akan dicampurkan.

  f.

  Pemanas bahan bakar g.

  Stopwatch, digunakan untuk mengukur waktu konsumsi bahan bakar saat pengujian.

2.2. Pemanasan Bahan Bakar

  Pada penelitian ini penyusun akan melakukan pemanasan bahan bakar sesudah pompa injeksi, pemanas bahan bakar dipasang pada motor diesel dibagian pipa tekanan tinggi, lilitan kawat nikelin sebagai media pemanas dengan arus listrik searah (DC) dan menggunakan sensor sebagai pengaturannya. Lilitan kawat nikelin dililitkan pada pipa tekanan tinggi, berdasarkan pra pengujian lilitan kawat nikelin dapat menghasilkan panas yang baik dan pemanas ini juga dapat divariasikan temperatur keluarannya sesuai ketentuan.Sebelum pemanas bahan bakar dipakai untuk memanaskan bahan bakar pada motor diesel, ganti pipa tekanan tinggi pada motor diesel dengan pipa tekanan tinggi yang telah dipasangkan pemanas atau lilitan kawat nikelin, kemudian hidupkan pemanas bahan bakar dengan suhu yang dikehendaki peneliti dengan sumber arus listrik yang diperoleh dari aki.

  Intuisi Teknologi Dan Seni

==================================================================

  Kalibrasi pemanas terlebih dahulu agar peneliti mengetahui temperatur pada pipa tekanan tinggi dengan temperatur pada bahan bakar yang telah dipanaskan, ukur temperatur bahan bakar awal dan ukur temperatur bahan bakar yang telah dipanaskan pada pipa tekanan tinggi sebelum pompa injeksi kemudian kalibrasi pula temperatur bahan bakar ketika bahan bakar sudah melalui pompa injeksi dan ukur kembali suhu bahan bakar pada keluaran atau ujung pipa tekanan tinggi sebelum bahan bakar masuk ke injektor.Untuk mencapai panas yang diinginkan pada bahan bakar maka dibutuhkan waktu empat sampai lima menit agar panas bahan bakar sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 2.1. Heater Fuel (pemanas bahan bakar)

2.3. Metode perhitungan

  Dibawah ini adalah rumus menghitung unjuk kerja motor : a.

  Daya P(kw) = 2. . .

  60000

  Dimana : T = torsi (N.m) P = daya (KW) N = putaran motor (rpm) b.

  Torsi T (N . m) =

  .( ).60000 2 . .

  Dimana: P = daya (Kw) T = torsi (N.m) N = putaran mesin (rpm)

  Intuisi Teknologi Dan Seni

==================================================================

  

Start

Periksa mesin Pemasukan bahan

  Nyalakan mesin sampai suhu

o

Pemanas on 95 C Biosolar Campuran Campuran Campuran 100% Biodiesel Biodiesel Biodiesel

  (tanpa Jelantah Jelantah Jelantah campuran 30% 40% 50% Berikan pembebanan Atur putaran motor pada 1500 Rpm

  Ambil data Daya dan Waktu Bebaskan beban Matikan motor diesel Analisa data kesimpulan Finish

Gambar 2.2. Flow chart penelitian

2.3 Langkah pengujian

  1) Pada pengujian pertama (sebagai pembanding)

  a) Pada pengujian pertama menggunakan biosolar tanpa campuran / dalam kondisi o standart dipanaskan 95 C b)

  Mengatur putaran (rpm) motor diesel dengan melihat power analyzer sampai pada ±

  50 Hz / 1500 rpm

  c) Catat waktu konsumsi bahan bakar setiap 10 ml bahan bakar yang terukur pada buret

  Intuisi Teknologi Dan Seni

==================================================================

  d) Catat daya yang keluar pada power analyzer

  e) Ulangi langkah tersebut setiap beban generator mulai 200 – 3000 watt.

  f) Ulangi pengujian tersebut sebanyak tiga kali untuk keakurasian data. 2)

  Pada pengujian kedua

  a) Pada pengujian kedua menggunakan Campuran biodiesel minyak jelantah 30% o dipanaskan 95 C b)

  Mengatur putaran (rpm) motor diesel dengan melihat power analyzer sampai pada ±

  50 Hz / 1500 rpm

  c) Catat waktu konsumsi bahan bakar setiap 10 ml bahan bakar yang terukur pada buret

  d) Catat daya yang keluar pada power analyzer

  e) Ulangi langkah tersebut setiap beban generator mulai 200 – 3000 watt.

  f) Ulangi pengujian tersebut sebanyak tiga kali untuk keakurasian data. 3)

  Pada pengujian ketiga

  a) Pada pengujian kedua menggunakan Campuran biodiesel minyak jelantah 40% o dipanaskan 95 C b)

  Mengatur putaran (rpm) motor diesel dengan melihat power analyzer sampai pada ±

  50 Hz / 1500 rpm

  c) Catat waktu konsumsi bahan bakar setiap 10 ml bahan bakar yang terukur pada buret

  d) Catat daya yang keluar pada power analyzer

  e) Ulangi langkah tersebut setiap beban generator mulai 200 – 3000 watt.

  f) Ulangi pengujian tersebut sebanyak tiga kali untuk keakurasian data. 4)

  Pada pengujian keempat

  a) Pada pengujian kedua menggunakan Campuran biodiesel minyak jelantah 50% o dipanaskan 95 C b)

  Mengatur putaran (rpm) motor diesel dengan melihat power analyzer sampai pada ±

  50 Hz / 1500 rpm

  c) Catat waktu konsumsi bahan bakar setiap 10 ml bahan bakar yang terukur pada buret

  d) Catat daya yang keluar pada power analyzer

  e) Ulangi langkah tersebut setiap beban generator mulai 200 – 3000 watt.

  f) Ulangi pengujian tersebut sebanyak tiga kali untuk keakurasian data.

Gambar 2.3. Instalasi percobaan

  Intuisi Teknologi Dan Seni

==================================================================

  Keterangan : 1.

  2. Burret

  3. Motor Diesel

  4. Generator Reservoir

  5. Power Analyzer 6. Instalasi Lampu Pembebanan Konsumsi bahan bakar spesifik dan laju konsumsi bahan bakar (Sfc)

  ρbb.b . 3600

  Mf =

  t . 1000

  Sfc = Keterangan :

  Mf = laju aliran bahan bakar (kg/h) P = daya (watt) .3600

  Mf = ρbb

2. Dimana :

  Mf = laju konsumsi bahan bakar (kg/h) = massa jenis bahan bakar (kg/I)

  ρbb

  Sfc = bahan bakar yang dipakai t = waktu (detik) b = volume buret (CC) c.

   Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1 Hubungan Daya dan Beban (Watt)

  Daya ( Watt ) Beban No Biosolar Biosolar dengan Biosolar dengan Biodiesel Biosolar dengan

  ( Watt ) 100% Biodiesel 30% 40% Biodiesel 50% 1 2 200 155 153 152 153 3 400 336 324 322 328 4 600 511 500 497 580 5 800 681 680 668 650 6 1000 843 832 831 844 7 1200 990 978 978 987 8 1400 1121 1113 1106 1115 9 1600 1238 1226 1220 1225 10 1800 1337 1325 1324 1319

  11 2000 1412 1404 1399 1386 12 2200 1479 1469 1460 1468 13 2400 1528 1526 1524 1524 14 2600 1564 1571 1557 1537 15 2800 1604 1610 1608 1597 16 2900 1641 1627 1613 1624 17 3000 1693 1705 1675 1673 18 3200 1669 1672 1669 1649

  

Daya Max 1693 1705 1675 1673

Rata - rata 1131.32 1127.37 1119.89 1122.74

Peningkatan / - 0,349 - 1,010 - 0,758 Penurunan ( % )

  Intuisi Teknologi Dan Seni ==================================================================

  Berdasarkan tabel hasil pengujian Daya sebagai pengujian beban pada pemanasan bahan bakar 95 C dapat dibuat grafik hubungan Daya dan beban pengujian, sebagai berikut :

Gambar 3.1. Grafik Hubungan Daya dan Beban

  Hubungan Torsi dan Bebanbungan Torsi dan BebBerdasarkan tabel hasil pengujian Torsi sebagai pengujian beban pada pemanasan bahan bakar 95 C dapat dibuat grafik hubungan Torsi dan beban pengujian, sebagai berikut :

Gambar 3.2. Grafik Hubungan Torsi dan Beban

  Berdasarkan grafik hubungan Daya dan Beban diperoleh Daya rata - rata pada penggunaan bahan bakar biosolar murni sebesar 1131,32 Watt. Daya rata - rata penggunaan bahan bakar biodiesel jelantah 30% sebesar 1127,37 Watt. Pada penggunaan bahan bakar 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 200 400 600 800 1000120014001600180020002200240026002800290030003200 D a y a ( W a tt ) Beban ( Watt ) Daya vs Beban Daya ( Watt ) Biosolar 100% Daya ( Watt ) Biosolar dengan Biodiesel 30% Daya ( Watt ) Biosolar dengan Biodiesel 40% Daya ( Watt ) Biosolar dengan Biodiesel 50% 0,000 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 2900 3000 3200 T or si ( Nm ) Beban ( Watt ) Torsi vs Beban Torsi ( Nm ) Biosolar 100% Torsi ( Nm ) Biosolar dengan Biodiesel 30% Torsi ( Nm ) Biosolar dengan Biodiesel 40% Torsi ( Nm ) Biosolar dengan Biodiesel 50%

  Intuisi Teknologi Dan Seni ==================================================================

  biodiesel 40% sebesar 1119,89 Watt. Daya rata

  • – rata penggunaan bahan bakar biodiesel 50% sebesar 1122,74 Watt. Dari data hasil pengujian diperoleh Daya rata
  • – rata dihasilkan pada penggunaan bahan bakar biosolar menghasilkan Daya
  • – rata lebih tinggi dibandingkan penggunaan bahan bakar campuran biodiesel jelantah. Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan campuran bahan bakar biodiesel jelentah terhadap Daya menunjukkan bahwa kualitas bahan bakar Biodiesel Dymetil Ester mempunyai kualitas lebih rendah dari pada kualitas bahan bakar Biosolar, hal ini dibuktikan baik pada campuran 30%, 40% dan 50% Biodiesel pada bahan bakar Biosolar Daya motor yang dihasilkan menurun. Berdasarkan grafik hubungan Torsi dan Beban diperoleh Torsi rata - rata pada penggunaan bahan bakar biosolar murni sebesar 7,21 Nm.

Tabel 3.3. Hubungan Beban (Watt) dan torsi

  Torsi ( Nm ) No Beban ( Biosolar Biosolar dengan Biosolar dengan

  Watt ) Biosolar 100% dengan Biodiesel 30% Biodiesel 50% Biodiesel 40%

  1 0.000 0.000 0.000 0.000 2 200 0.987 0.975 0.968 0.975 3 400 2.140 2.064 2.051 2.089 4 600 3.255 3.185 3.166 3.694 5 800 4.338 4.331 4.255 4.140 6 1000 5.369 5.299 5.293 5.376 7 1200 6.306 6.229 6.229 6.287 8 1400 7.140 7.089 7.045 7.102 9 1600 7.885 7.809 7.771 7.803 10 1800 8.516 8.439 8.433 8.401

  11 2000 8.994 8.943 8.911 8.828 12 2200 9.420 9.357 9.299 9.350 13 2400 9.732 9.720 9.707 9.707 14 2600 9.962 10.006 9.917 9.790 15 2800 10.217 10.255 10.242 10.172 16 2900 10.452 10.363 10.274 10.344 17 3000 10.783 10.860 10.669 10.656 18 3200 10.631 10.650 10.631 10.503

  

Torsi Max 10.783 10.860 10.669 10.656

Rata - rata

  7.21

  7.18

  7.13

  7.15 Peningkatan /

Penurunan - 0.349 -1.010 - 0,758

( % )

  Torsi terbesar penggunaan bahan bakar biodiesel jelantah 30% sebesar 7,18 Nm. Pada penggunaan bahan bakar biodiesel 40% sebesar 7,13 Nm. Torsi maksimal penggunaan bahan bakar biodiesel 50% sebesar 7,15 Nm. Dari data hasil pengujian diperoleh Torsi rata - rata dihasilkan pada penggunaan bahan bakar biosolar murni menghasilkan Torsi rata

  • – rata terbesar. Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan campuran bahan bakar biodiesel jelentah terhadap Torsi menunjukkan bahwa kualitas bahan bakar Biodiesel Dymetil Ester mempunyai kualitas lebih rendah dari pada kualitas bahan bakar Biosolar, hal ini dibuktikan baik pada campuran 30%, 40% dan 50% Biodiesel pada bahan bakar Biosolar Torsi motor yang dihasilkan menurun.

3.1. Hubungan SFC dengan Beban

  Berdasarkan tabel hasil pengujian Sfc sebagai pengujian beban pada pemanasan bahan bakar 95 C dapat dibuat grafik hubungan Sfc dan beban pengujian, Sfc rata

  • – rata penggunaan

  Intuisi Teknologi Dan Seni ==================================================================

  bahan bakar biodiesel jelantah 30% sebesar 0,58 L/KWH. Pada penggunaan bahan bakar biodiesel 40% sebesar 0,59 L/KWH. Sfc rata

  • – rata penggunaan bahan bakar biodiesel 50% sebesar 0,59 L/KWH. Dari data hasil pengujian diperoleh Sfc rata
  • – rata minimum dihasilkan pada penggunaan bahan bakar biosolar murni.

Tabel 3.4. Hubungan Beban (Watt) dan SFC

  Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan campuran bahan bakar biodiesel jelentah terhadap Sfc menunjukkan bahwa kualitas bahan bakar Biodiesel Dymetil Ester mempunyai kualitas lebih rendah dari pada kualitas bahan bakar Biosolar, hal ini dibuktikan baik pada campuran 30%, 40% dan 50% Biodiesel pada bahan bakar Biosolar Sfc motor yang dihasilkan lebih besarsebagai berikut :

Gambar 3.3. Grafik Hubungan Sfc dan Beban No Beban ( Watt ) Sfc ( L/KWH ) Biosolar 100% Biosolar dengan Biodiesel 30% Biosolar dengan Biodiesel 40% Biosolar dengan Biodiesel 50%

  1 2 200 1.711 1.681 1.701 1.693 3 400 0.884 0.902 0.901 0.900 4 600 0.646 0.661 0.662 0.580 5 800 0.541 0.540 0.552 0.577 6 1000 0.481 0.488 0.494 0.497 7 1200 0.449 0.458 0.464 0.470 8 1400 0.431 0.443 0.452 0.451 9 1600 0.417 0.445 0.443 0.445 10 1800 0.418 0.441 0.444 0.450 11 2000 0.422 0.446 0.459 0.459 12 2200 0.431 0.451 0.465 0.467 13 2400 0.434 0.471 0.476 0.481 14 2600 0.449 0.477 0.488 0.505 15 2800 0.459 0.491 0.502 0.532 16 2900 0.471 0.500 0.516 0.524 17 3000 0.481 0.531 0.534 0.538 18 3200 0.485 0.544 0.552 0.554

Sfc Min 0.417 0.441 0.443 0.445

Rata - rata 0.56 0.58 0.59 0.59 Peningkatan / Penurunan ( % ) 3,817 5,155 5,397

  • – rata pada penggunaan bahan bakar biosolar murni sebesar 0,56 L/KWH.

d. Kesimpulan dan saran

4.2 Kesimpulan

1. Daya rata – rata pada penggunaan bahan bakar solar murni sebesar 1131,32 Watt. Pada penggunaan bahan bakar solar ditambah bahan bakar biodiesel 30% sebesar 1127,37 Watt.

  • – rata pada penggunaan bahan bakar solar murni sebesar 7,21 Nm. Pada penggunaan bahan bakar solar ditambah bahan bakar biodiesel 30% sebesar 7,18 Nm. Pada penggunaan bahan bakar solar ditambah biodiesel 40% sebesar 7,13 Nm. Pada penggunaan bahan bakar solar ditambah biodiesel 50% sebesar 7,15 Nm. Penambahan campuran bahan bakar biodiesel mengakibatkan menurun kualitas bahan bakar sehingga Torsi yang dihasilkan menurun.
  • – rata pada penggunaan bahan bakar solar murni sebesar 0,56 L/KWH. Pada penggunaan bahan bakar solar ditambah bahan bakar biodiesel 30% sebesar 0,58 L/KWH. Pada penggunaan bahan bakar solar ditambah biodiesel 40% sebesar 0,59 L/KWH. Pada penggunaan bahan bakar .mengakibatkan kualitas bahan bakar menurun sehingga Sfc yang dihasilkan lebih besar.

4.2 Saran a.

  [2] Tim Fakultas Teknik, 2003, Teknik Dasar Motor Diesel, UNY, hlm 9 – 18, Yogyakarta. [3] Tulus Burhanuddin Sitorus, 2004, Studi eksperimental performansi motor diesel Dengan bahan bakar biodiesel minyak goreng bekas.

  Motor Diesel , Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

  [1] Bambang Susilo, 2006 , Uji Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas Untuk Bahan Bakar

  Pada penelitian selanjutnya sebaiknya pada tiap-tiap bahan bakar yang dilakukan pemanasan dilakukan pengujian kekentalan, agar lebih terukur.

  Bagi pemilik kendaraan bermotor diesel perubahan pada penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur untuk merubah bahan bakar biosolar dengan biodiesel karena menghasilkan Daya, Torsi dan Sfc yang tidak berbeda jauh dari bahan bakar biosolar dan mempunyai nilai ekonomis yang lebih baik dibandingkan biosolar.

  c.

  b.

  Bagi pemilik kendaraan bermotor diesel perubahan pada penelitian ini dapat digunakan sebagai perubahan untuk menghasilkan performan kendaraan yang lebih baik dengan perubahan kecil.

  3. Berdasarkan hasil penelitian penambahan bahan bakar biodiesel jelantah pada bahan bakar biosolar terhadap Sfc diperoleh kesimpulan sebagai berikut Sfc rata

  2. Berdasarkan hasil penelitian penambahan bahan bakar biodiesel jelantah pada bahan bakar biosolar terhadap Torsi diperoleh kesimpulan sebagai berikut Torsi rata

  Pada penggunaan bahan bakar solar ditambah biodiesel 40% sebesar 1119,89 Watt. Pada penggunaan bahan bakar solar ditambah biodiesel 50% sebesar 1122,74 Watt. Penambahan bahan bakar biodiesel jelantah mengakibatkan menurunnya kualitas bahan bakar sehingga Daya yang dihasilkan menurun.

  Berdasarkan hasil penelitian penambahan bahan bakar biodiesel jelantah pada bahan bakar biosolar terhadap Daya diperoleh kesimpulan sebagai berikut ;

  Berdasarkan grafik hubungan Sfc dan Beban diperoleh Sfc rata

  Intuisi Teknologi Dan Seni ==================================================================

5. Daftar Pustaka

  Intuisi Teknologi Dan Seni ==================================================================

  [4] Aep sapi’I, 2014, Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Pada Motor

  Diesel Satu Silinder Berbahan Bakar Biosolar , Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo, Purwokerto.

  [5] Eka Bagus Syahrudin, 2014, Analisa Pengaruh Penggunaan Campuran Bahan Bakar Solar

  Dengan Minyak Goreng Bekas Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel , Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo, Purwokerto.

  [6] Isalmi Aziz. 2008, Uji performance motor diesel menggunakan biodiesel dari minyak goreng bekas , UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. [7] Muammar, 2014, Pengaruh Variasi Pemanasan Bahan Bakar Pada Timing Injection

  Advanced 65° Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel Silinder Tunggal Berbahan Bakar Bio Solar , Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo, Purwokerto.

  [8] Mukondar, 2012, Analisa Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Motor

  Diesel, Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo, Purwokerto.

  [9] Grahan, 2012, Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel

  Silinder Tunggal Berbahan Bakar Biodiesel , Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo, Purwokerto.