Pulau Koloni Untuk Mereka Yang Kaya

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

Bagikan

15/08/2013 16:52

0

Lainnya

Blog Berikut» warancak82@gmail.com

Entri Baru

Desain

- Bumi Tentang Penulis

Rabu, 07 Agustus 2013

Lihat profil lengkapku


'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

‘Pulau Koloni’ Untuk Mereka Yang Kaya
(Surat Terbuka Menanggapi Artikel
Gubernur Bali)
Oleh:
Agung Wardana

Kepada Yth. Tuan Gubernur Bali,

Kategori Artikel
Aktivisme dan Paradigma (31)

Pertama-tama, saya sebagai warga Bali yang
berada di luar negeri berterima kasih atas
perkenan Tuan Gubernur untuk menuliskan
opini melalui artikel sebuah media online
yang berjudul “Reklamasi Teluk Benoa
untuk Masa Depan Bali”. Artikel yang

merupakan upaya Tuan dalam melakukan
counter - lebih tepatnya akomodasi argumen yang muncul pada Dialog Terbuka,
tertanggal 3 Agustus 2013 di Wisma Sabha
ini telah membantu saya memahami apa
yang kini sebenarnya sedang terjadi di Bali.

Ekologi Politik (17)
Energi dan Transportasi (6)
Hak Asasi Manusia (7)
Hutan dan Kehayati (3)
In English (3)
Kebijakan dan Governance (38)
Korporasi dan Greenwashing (11)
Masyarakat Adat dan Komunitas Marjinal (8)
Pariwisata dan Pulau Kecil (11)
Perubahan Iklim (15)
Tata Ruang dan Teritorial (14)

Berdasarkan artikel yang Tuan tuliskan dan
sebarkan, saya bermaksud memberikan

tanggapan. Terdapat beberapa hal yang
masih mengganjal dan harus saya ungkapkan
sebagai wujud kepedulian saya terhadap

Suara Akar Rumput
! 2013 (4)

http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

! Agustus 2013 (1)

Page 1 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

tanah kelahiran, Bali, dan kontribusi
berdasarkan swadarma saya. Adapun
pendapat saya adalah sebagai berikut:


'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya
" Juli 2013 (1)
" Maret 2013 (1)

Pertama, saya harus menolak usaha Tuan
untuk mereduksi megaproyek menjadi
‘reklamasi’. Hal ini telah pula saya
sampaikan pada tulisan saya sebelumnya.
Bahwa mereduksi megaproyek ke dalam
satu bentuk kegiatan saja (reklamasi) akan
berpotensi untuk mengaburkan corak
ekonomi-politik yang menjadi tujuan
megaproyek ini ke dalam suatu kegiatan
teknis belaka. Megaproyek tersebut tidak
hanya terdiri dari kegiatan reklamasi
(pengurugan) tetapi akan dilanjutkan dengan
pembuatan pulau lengkap dengan kompleks
akomodasi
pariwisata

dan
fasilitas
pendukung. Tidak hanya itu, proses produksi
dan reproduksi relasi sosial untuk
mendukung produksi merupakan bagian
integral dari megaproyek nantinya.
Karena totalitas proses kegiatan hanya
memiliki satu tujuan utama, yakni akumulasi
modal, maka saya lebih suka menyebutnya
sebagai megaproyek ‘pulau koloni’. Ya!
Bersama ndoro investor, Tuan sedang
memimpikan sebuah pulau koloni di mana
masyarakat Bali hanya akan menjadi pelayan
bagi orang-orang kaya penghuni koloni.
Sekolah dan rumah sakit pun Tuan sediakan
untuk membuat para pelayan selalu sehat
dan semakin terampil dalam melayani
kepada sang ndoro majikan. Nilai ideal
pendidikan - sarana untuk ‘memanusiakan’
manusia – telah Tuan ubah menjadi sarana

mencetak pelayan-pelayan mereka yang
berduit dan berkuasa.
Kedua,
saya
berusaha
memahami
argumentasi Tuan bahwa jika pulau koloni
ini kelak terbentuk maka akan menjadi milik
masyarakat Bali. Daratan dan luasan hutan
Bali juga akan bertambah, menurut Tuan.
Jika memang benar pulau yang Tuan maksud
sebagai milik rakyat Bali, maka rezim yang
seharusnya mengatur adalah ‘common

" Februari 2013 (1)
" 2012 (7)
" 2011 (8)
" 2010 (11)
" 2009 (9)
" 2008 (14)

" 2007 (16)

Perjalanan
Wajah Bumi

Kontemplasi Diri
Tunas Hijau

Jaringan
Ade Fadli
Alien Khalisah Khalid
Andreas Iswinarto
Anton Muhajir

http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 2 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya


property’ (aset bersama) yang berhak
dinikmati oleh siapa pun rakyat Bali tanpa
membedakan kelas, etnis dan gender.
Namun, melihat masterplan-nya, pulau
koloni itu merupakan semi publik-private
property, konon milik publik tetapi dibawah
penguasaan privat (investor). Syarat-syarat
yang Tuan sebutkan dalam SK pun hanya
merupakan formalitas yang umumnya ada
dalam setiap SK untuk para investor.

15/08/2013 16:52

Aristan
Bale Bengong
Dedi Ratih
Duman Wau
Endri
Friends of the Earth International
George Monbiot

Gus Tulang
Ike Widari

Sebenarnya, kami yang menolak ajakan
Tuan untuk bermimpi ingin menanyakan hal
yang jauh lebih dalam dari sekedar hitung
angka di atas kertas. Kepada siapa pulau itu
akan dipersembahkan, dan siapa yang
menjamin bahwa kami rakyat Bali yang
miskin akan diberikan hak untuk menikmati
pulau tersebut tanpa harus merasa dicurigai
akan
merusak
kenyamanan
para
penghuninya? Kami telah cukup belajar dari
pengalaman bagaimana kami digeledah,
diperiksa, dan dipantau ketika ingin
menikmati kawasan pariwisata yang konon
milik kami juga. Sehingga hal ini tidak

sesederhana urusan kepemilikan dan luasan
daratan atau hutan semata namun menyentuh
ranah keadilan

Indarwati Aminudin
Ipoel Suroboyo
Rully Syumanda
Satak CC
Support WORLD SILENT DAY
Taman 65
WALHI Bali
WALHI Nasional
Winardi
Suara Alam
14 Aug 13, 17:57

amboi: A'kum. Dalam
mencari keuntungan unit
trust, perkara ini amat perlu.
Samai yang tidak tahu.

1 Aug 13, 16:57

GT: blogwalking sat ek...

Ketiga, saat awal-awal menjabat sebagai
Gubernur Bali, Tuan begitu semangat untuk
menjadi ‘gubernur air’. Tuan mengetahui
dengan baik bahwa air merupakan elemen
penting bagi keberlangsungan kehidupan di
Bali. Tuan juga paham betul bahwa
konsumen air paling besar di Bali adalah
industri pariwisata. Celakanya, industri
pariwisata menjadikan air sarana untuk
bersenang-senang (pleasure) di saat masih
banyak masyarakat Bali yang kesulitan
mengakses air bersih. Tidakkah ini bentuk
penghinaan terhadap masyarakat Bali?

1 Aug 13, 01:23

kaya: sesi blogwalking
bermula / blogwalking
session
27 Jul 13, 19:01

Gameers: blog game...jom
singgah
18 Jul 13, 12:39

Anna Aliya: hey hey!
blogwalking
too

) visit mine
16 Jul 13, 03:04

Syam: saLam Ramadhan
bLoggers
15 Jul 13, 05:37

i pandai: jika anda pandai,
boleh dpt RM100
[Get a Cbox]
refresh
name
e-mail / url
message

Namun dalam artikel Tuan tidak ada satu
pun yang menyebutkan kata ‘air’ padahal air
masih tetap menjadi faktor penting yang
harus ada di pulau koloni tersebut.
Memprioritaskan air yang kami miliki untuk

Go
help · smilies · cbox

Hembusan Angin

1-800-flowers.com Coupons

http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 3 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

melayani kesenangan para penghuni koloni
berarti Tuan hanya akan memperparah tensi
bahkan konflik perebutan air di Bali.
Mungkin sebaiknya Tuan mulai berpikir
untuk mengubah ‘mimpi’ untuk menjadi
‘gubernur air’ menjadi ‘gubernur pulau
(koloni)’.
Keempat, saya melihat Tuan blunder dalam
menghubungkan industri pariwisata dan
konversi lahan dengan membuat pulau
koloni sebagai jawabannya. Namun yang
menarik adalah Tuan mengakui jika konversi
lahan diakibatkan oleh pembangunan. Tentu
pembangunan ini tidak bisa dilepaskan dari
ranah kebijakan. Bukankah kebijakan
pemerintah, termasuk kebijakan Tuan yang
memicu derasnya konversi lahan produktif
dengan mengistimewakan ekspansi dan
perluasan industri pariwisata dan real estate
di Bali? Jikalaupun pulau koloni tersebut
beroperasi, tidak ada jaminan industri
pariwisata dan real estate di Bali akan
menghentikan
ekspansi-nya
dalam
‘mencaplok’ kawasan pertanian. Adalah
salah satu satu hukum dasar kapitalisme
untuk terus bertumbuh dan berkembang.
Kelima, Tuan bermain wacana di ranah
‘bencana’.
Bersama
investor,
Tuan
mengetahui betul bahwa Bali adalah
kawasan rawan bencana karena berada
dalam jejeran ring of fire dan masyarakat
pun telah dibombardir pemberitaan tentang
dampak bencana yang mengerikan. Di sini,
Tuan mengeksploitasi ketakutan/kecemasan
masyarakat untuk memberikan justifikasi
terhadap megaproyek yang konon untuk
menangkal bencana tsunami. Betapa
malaikat telah mengubah investor menjadi
seorang filantropis yang sengaja membangun
pulau indah lengkap dengan fasilitasnya
untuk dipersembahkan sebagai penangkal
tsunami. Apakah Tuan beserta investor ini
juga
sedang
merencanakan
untuk
menjadikan para penghuni koloni sebagai
garda-garda hidup penghadang gelombang
tsunami sebelum mencapai daratan Bali?
Wah, bagi seorang yang skeptik, hal ini too
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 4 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

good to be true!
Selanjutnya, saya berterima kasih kepada
Tuan karena telah membawa argumentasi
‘keamanan’
dalam
artikel
Tuan.
Argumentasi ini membuat saya lebih mudah
memahami apa yang sebenarnya Tuan sebut
sebagai ‘terobosan dalam pembangunan
pariwisata’ di Bali. Nampaknya Tuan sedang
merespon kondisi industri pariwisata Bali
yang oleh Claudio Minca dinamakan ‘Bali
Syndrome’ (Sindrom Bali). Di tengah
kejenuhan industri pariwisata dibutuhkan
upaya untuk melakukan re-teritorialisasi
kawasan pariwisata yang telah mapan
melalui
kolonisasi
dan
segregasi
(pemisahan) antara turis dari masyarakat
lokal. Tujuannya, untuk menjauhkan para
penghuni koloni dari gangguan keamanan
yang selama ini sering menyasar turis dan
kawasan pariwisata di Bali.
Budaya tetap akan menjadi komoditas,
namun ‘atraksi’-nya akan mengambil tempat
dengan kawasan koloni. Galeri dan
panggung kesenian akan dibuat sedemikian
rupa di ruang koloni guna mensimulasi serta
meromantisasi Bali demi memuaskan hasrat
penghuni koloni yang dibentuk oleh brosur
pariwisata. Maksudnya, mengkonsumsi
atraksi dan artefak budaya tanpa harus
bersentuhan langsung dengan dinamika
masyarakat lokal yang cenderung tidak
mengindahkan lagi doktrin ‘sapta pesona’.
Kawasan pariwisata yang terpisah (koloni)
akan lebih memudahkan kontrol dan
pengawasan negara dan pemilik modal
tentang siapa dan apa yang bisa keluarmasuk koloni demi menjaga kenyamanan
penghuninya.
Terakhir,
dalam
kesempatan
Dialog
Terbuka, dihimbau bahwa tidak ada lagi
demonstrasi penolakan terhadap proyek
pulau koloni. Alasannya karena pihak-pihak
pro dan kontro sudah menyampaikan
pendapatnya dan akan ada rangkaian even
internasional di Bali, seperti Miss World,
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 5 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

APEC, dll. Bahwa menurut saya tidak ada
hubungan logis antara dialog terbuka dengan
demonstrasi penolakan terhadap megaproyek
pulau
koloni.
Berdemonstrasi
atau
menyampaikan pendapat merupakan hak
setiap orang sehingga tidak bisa Tuan larang
hanya karena Bali akan menjadi tuan rumah
even internasional. Justru masyarakat Bali
harus menyebarluaskan pendapat kritisnya
tentang apa manfaat dan dampak even
internasional tersebut terhadap kehidupan
mereka.
Jika sebuah konferensi bertujuan untuk
merundingkan
‘penggusuran’
terhadap
rumah kami, maka kami tidak mungkin
hanya menjadi tuan rumah yang ramah.
Kami harus menjadi tuan rumah yang cerdas
dan kritis karena rumah (tanah Bali) adalah
pertahanan terakhir yang kami miliki. Kami
akan mulai pelajari perdagangan bebas yang
akan menajdi agenda konferensi APEC.
Artikel Tuan pun mengakui dampak negatif
perdagangan bebas terhadap Bali dalam
konteks tenaga kerja, dimana tenaga kerja
lokal nantinya harus bersaing dengan tenaga
kerja asing. Proyek koloni ini sendiri akan
beroperasi dalam lima tahun mendatang
sedangkan pasar bebas ASEAN akan
dimulai dua tahun lagi. Pertanyaannya,
apakah pulau koloni ini dibuat untuk
menampung tenaga kerja lokal atau justru
merupakan eksperimen untuk melihat
bagaimana persaingan tenaga kerja secara
terbuka di era globalisasi? Hanya Tuhan,
Tuan, dan ndoro investor yang tahu
jawabannya.

Penulis, Aktivis Lingkungan
Mahasiswa Doctor of Philosophy (PhD)
Murdoch University, Australia
Diposkan oleh Agung Wardana di 05.17
Label: Aktivisme dan Paradigma, Kebijakan dan Governance, Pariwisata
dan Pulau Kecil, Tata Ruang dan Teritorial

http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 6 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

17 komentar:
Anonim mengatakan...
setelah membaca artikel ini, saya langsung setuju,
semua nya telah benar-benar persis terangkum di
tulisan Bli agung wardana, air misal nya, saya yg
warga bali dan tinggal di nusadua sudah menjadi
rutinitas utk berbagi air tiap hari berdasarkan jam
pemakaian, karena terlalu banyak nya pemakaian
air oleh masyarakat perumahan, hotel dll,berbanding
terbalik dengan debit air yg sudah jauh berkurang,
ironis nya, villa, city hotel, ruko, mengalahkan jamur
di musim hujan perkembangan nya. tapi yang saya
heran ijin2 itu seperti nya sangat gampang untuk di
dapat,tidak peduli jarak, tata ruang, lingkungan
sekitar. pohon perindang pun skr sudah sangat sulit
di temukan di kiri kanan jalan krn di babat habis
untuk pembangunan trotoar pejalan kaki (yg arti nya
tempat pejalan kaki pun sulit sampe harus
membabat pohon perindang yg 1-2 biji itu jumlah
nya)..sedih, dan ironis sekali melihat BALI skr,
mreka tidak pernah merasakan menanam mangrove
ber lumpur2 dan dan menyangga nya satu persatu
agar pohon itu hidup dan bs menjaga rawa dan
menahan abrasi pantai!,BALIKU- IRONIS!
7 Agustus 2013 06.30

Anonim mengatakan...
pak agung, tiang minta ijin tulisan pak agung tiang
muat ring status FB tiang..dados ngih?
7 Agustus 2013 06.59

Anonim mengatakan...
seharusx tidak perlu ada reklamasi, kalo memang
investor ingin membangun, knapa hanya harus dbali
selatan, daerah utara dan timur sma skali tidak
mndapat prhatian. kalo membangun sarana wisata,
dpulau nusa penida juga masih bisa dkembangkan
untuk pemerataan pembangunan. TOLAK
REKLAMASI HARGA MATI! !!!!!
7 Agustus 2013 07.30

okA mengatakan...
Ibu saya yang tidak tamat sd saja mengerti
mengenai dampak reklamasi itu akan sperti apa..dia
sangat sedih melihat pulau serangan setelah
direklamasi..jangankan mereklamasi spt itu dan
membabat pohon pohon mangrove.dia melihat saya
anaknya mencabut satu tanaman saja dia bs
mengingatnya bertahun tahun ...tp kenapa seorang
gubernur yg seharusnya lbh berpendidikan dan lbh
paham tdk belajar dr org tua kita yg sangat dekat
dgn alam ..saya pikir ini sekedar project EGO
MANUSIA..anda pikir setelah anda menjabat
menjadi seorang gubernur anda bisa memakai
kekuasaan sesuka hati mu...rKyT bali harus bersatu
utk menolak reklamasi..
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 7 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

7 Agustus 2013 16.23

Nyoman mengatakan...
Jepang yang teknologinya muktahir aja luluh lantah
karena Tsunami, ini Fuckstika yang cuman tau
bahasa aja bergaya tau cara menangkal Tsunami!
wahai Tuan Tukang Caplok....jangan sekali2 Tuan
menantang alam, karena kami yakin, ketika bencana
datang, Tuan dan para sengkuni dan juga ndoro
investor akan lari tunggang langgang dengan jet dan
helikopter pribadi kalian, ketempat yang lebih enak
dan aman..sambil menikmati uang haram!! ingat
karma Tuan...tuan menanam kelak tuan lah yang
akan menerima akibatnya!
7 Agustus 2013 17.07

Anonim mengatakan...
benarjuga yang anda sampaikan kawan
pemikiran yang sangat logis terhadapa dampak dari
reklamasi
7 Agustus 2013 17.38

Anonim mengatakan...
Tiang sangat setuju apa yang di tulis oleh Pak
Agung. Suksema ulasannya sangat mendasar.
Apakah boleh tiang shere tulisan ini ke FB.?
7 Agustus 2013 22.18

Agung Wardana mengatakan...
@All: Suksma respon-nya. Bagi yang berkenan
untuk share tulisan ini, menggandakan, atau copypaste dsb, dipersilakan dengan senang hati.
Damai,
Agung Wardana
7 Agustus 2013 23.02

Anonim mengatakan...
Kalimatnya dirangkai indah seperti rangkaian bunga.
Pasti paper hasil riset S3nya juga sebagus niki.
Daripada bapak menyampaikan sepenggal2 kulitkulitnya saja, mending di halaman niki bapak
tuliskan sedetail mungkin apa dampak negatifnya,
sesuai dengan latar belakang dan pengetahuan
yang bapak miliki. Lumayan sebagai tambahan
pengetahuan untuk masyarakat :) Kalau si Tuan
yang bapak maksud membaca tulisan ini, tentu si
Tuan juga bisa memahami dengan jelas apa
maksud bapak.
8 Agustus 2013 12.42

Anonim mengatakan...
Pak Wardana, sepertinya bapak kurang kasih
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 8 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

sayang nggih? Pikiran bapak yang tertuang dalam
tulisan-tulisan bapak sangat negatif dan komentarkomentar bapak terkesan sangat kasar dan arogan.
8 Agustus 2013 14.04

Anonim mengatakan...
Kalaupun komentar pada tulisan ini dirasa negatif,
karena memang itulah dampak yang diakibatkan
oleh reklamasi ini. Memang kita kurang kasih
sayang oleh Tuan kita. Ia hanya sayang kepada
ndoro, sehingga saya tidak menyalahkan jika kita
sedikit terkesan kasar dan arogan
8 Agustus 2013 18.00

Agung Wardana mengatakan...
@All: Sekali lagi terima kasih atas responnya.
Mohon maaf saya tidak bisa merespon pendapat
dan masukan bapak/ibu satu persatu karena
anonim. Tidak masalah. Karena tidak ada yang
merespon atau membantah argumentasiargumentasi saya, saya anggap bapak/ibu sepaham
dengan saya. Mungkin hanya urusan pemilihan kata
yang saya gunakan terkesan kasar dan arogan.
Saya pahami itu sebagai standar yang merupakan
hasil konstruksi sosial jadi maaf jika bagi sebagai
masyarakat ini dianggap kasar dan arogan. Kedua,
saya tidak menuliskan dampak negatifnya karena
memang saya merespon artikel dari tuan gubernur
Bali. Ketiga, kalau urusan kasih sayang justru saya
memiliki kasih sayang yang jauh lebih besar dari
orang-orang sekitar saya sehingga kasih sayang itu
juga membuat saya memberikan kasih sayang saya
pada tanah kelahiran saya Bali.
Damai,
Agung Wardana
8 Agustus 2013 18.23

Putu Rustika mengatakan...
Moga Tuan Gubernur dibukakan mata dn hatinya
membaca jeritan rakyatnya, salut utk tulisan ini,
andai saja ada banyak Agung Wardana di Bali
mungkin perjuangan kita tidaklah berat
8 Agustus 2013 22.54

Anonim mengatakan...
Betul sekali Putu Rustika, perjuangan untuk
mengajegkan Bali pasti lancar. Apalagi kalau Agung
Wardana bisa jadi Gubernur Bali. Bali akan tetap
asri, perairan Bali akan lestari, udara juga bersih.
Akan ada banyak peraturan khususnya untuk
pelestarian alam..demi tanah Bali, demi ibu pertiwi.
Misalnya dilarang mengendarai mobil, sebab akan
menyebabkan polusi. Penerbangan di stop, Bandara
Ngurah Rai juga akan segera di non aktifkan. Demi
Bali. Pesawat memerlukan bahan bakar. Asapnya
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 9 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

akan mengotori atmosfir bumi. Bahan bakarnya di
dapat dari mana? dengan cara apa? sudah pasti
dengan cara merusak alam. Ya kan? Hal-hal seperti
ini akan merusak Bali. Jalan tol yang baru
diresmikan juga akan dibongkar. Buat apa? Semua
masyarakat harus jalan kaki, demi bumi lestari. Bali
harus tetap ajeg, seperti jaman dulu. Bahkan kalau
bisa mungkin agung Wardana akan memerintahkan
semua masyarakat untuk tidak memakai baju.
Karena bahannya dari apa? dibuat dengan cara
bagaimana kalau tidak dengan merusak alam? Oh
ya..satu lagi. Mungkin saat ini Agung Wardana
sedang menulis hasil penelitian S3 nya di atas batu.
Kalau kertas, kan dibuat dari penebangan pohon.
Bahan-bahannya mungkin saja hasil penebangan
liar hutan di Kalimantan. Pake komputer? sepertinya
juga dosa..dari melihat postingannya di blog ini,
rasanya Agung Wardana tidak akan
menggunakannya. Komputer bahannya dari apa
kalau juga bukan dari hasil merusak bumi? Kalau
Agung wardana jadi gubernur, tentu semua sekolah
hanya mengajarkan anak-anak tentang menanam
pohon. Demi bumi, demi Bali, demi ibu pertiwi.
Semua nelayan dilarang menggunakan mesin di
perahunya, hanya sampan yang boleh. Biar tidak
merusak ekosistem. Mungkin saat ini Agung
Wardana memilih untuk tinggal di hutan Australia
bersama kangguru, karena pembangunan gedung
juga mengakibatkan perusakan alam. Terutama
kayu yang di tebang, kemudian bahan-bahan
pembangunannya juga dari alam semua.

Salam Bumi.
9 Agustus 2013 02.54

Anonim mengatakan...
Buat anda semua yg sudah ikut2an
mengkanbinghitamkan seseorang itu berarti anda
juga termakan hasutan lawan politik seseorang.
Jangan mau dihasut utk menyerang seseorang, mari
sama2 kita kritisi kebijakannya. Eksekutif dalam
membuat suatu kebijakan pasti ada peran legislatif,
ibarat mengendarai mobil pemerintah injak gas,
DPRD harus injak rem shg tdk terjadi tabrakan.
Kita harus cerdas menanggapi masalah ini, bila
perlu libatkan KPK utk mengetahui apakah beliau
mempunyai maksud negatif dibelakangnya atau
memang murni akan menyediakan lapangan kerja
bagi masyarakat level bawah yg bisanya kerja juga
hanya sebagai pelayan investor "istilah ndoro calon
S3 Aussy" beda dengan Ndoro yg bisa jadi GM
dsana (tapi sama juga namanya pelayan investor,
bedanya gaji ndoro lebih gede)
Bali tidak bisa pasrah dan stagnan dgn kehendak
alam, kita diberikan kekuatan akal adalah utk
melakukan sesuatu, klo dgn teknologi kita bisa buat
pulau bali satu lagi kenapa tidak??
Jangan pernah takut dengan kemajuan, seperti yg
ditakuti Ndoro Agung (ehhh tapi ndoro kuliah di
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 10 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

negara maju juga ya??) hehehe...di aussy ada
reklamasi tdk ndoro?
Semua pilihan ada resikonya, yg memilih kita
sendiri. Jika masyarakat merasa sesuatu kebijakan
akan berdampak negatif baginya maka sdh
kewajibannya utk bersikap kritis namun tetaplah
jangan anarkis, krn kalo kita perhatikan lebih jauh
dan lebih dalam lagi, ada juga pihak2 yg saya nilai
bermain dalam menentang kebijakan ini. Ujung2nya
mungkin saja yg besuara lantang menunggu dan
berharap perhatian investor dgn bahasa org awam
"woooiii...Lu orang buat gitu kaga sowan ke gua! klo
masih ga sowan gw tetep ribut neh!"
wkwkkwkwkw....
So...be smart be carefull
9 Agustus 2013 08.09

Agung Wardana mengatakan...
Dear Putu Rustika: terima kasih apresiasinya. Saya
hanya menuangkan kegelisahan saja, jika
kegelisahan ini bersambut maka kita sedang
memiliki masalah bersama.
Dear para anomin selanjutnya, terima kasih juga
masukannya. Hal ini sangat berarti bagi saya untuk
melihat sejauh mana publik mampu berdinamika
secara kritis tentang hal-hal yang substansial. Tanpa
terpengaruh pada serangan yang bersifat personal,
ada beberapa hal yang akan saya respon:
Pertama, kita belum sepakat apa yang dimaksud
dengan kata 'kemajuan'. Saya tidak anti-kemajuan
(tentu dalam makna yang berbeda dengan
'kemajuan' yang anda-anda maksud) karena
kemajuan yang anda maksud adalah pembangunan
yang bersifat fisik dan bermuara pada kondisi
menang-kalah dari para aktor pembangunan. Akan
selalu ada yang kalah dalam cara anda memandang
kemajuan, dan dalam pengalaman manusia yang
kalah lebih sering pihak yang tidak punya kuasa
(power) baik ekonomi dan politik. Sedangkan yang
menang akan selalu yang berada diatas dan
berkuasa.

Kedua, hal ini tentu berkaitan dengan poin pertama
tadi. Kritik ekonomi-politik saya terhadap kondisi Bali
tidaklah serta merta membawa saya pada posisi
yang romantis (atau menginginkan Bali seperti dulu).
Bahwa posisi romantis itu tidak realistis dan kita
tidak mungkin kembali ke masa lalu. Mungkin anda
terlalu termakan jargon salah satu media massa
konservatif di Bali dengan jargon Ajeg bali sehingga
anda menilai orang yang kritis terhadap
pembangunan adalah orang yang pro-Ajeg Bali.
Sungguh pandangan yang naif dan sempit karena
anda memandang dunia ini secara hitam putih. Jika
saya menolak warna putih, maka saya mendukung
warna hitam. Anda lupa bahwa dari warna hitam ke
warna putih itu terdapat spektrum warna yang
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 11 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

sangat kaya yang tidak cukup disimplifikasi dalam
dikotomi 'hitam/putih'. Saya menolak dikotomi anda
dalam kasus ini. Saya mengambil posisi kritis
terhadap pembangunan pulau koloni dan saya juga
skeptis terhadap pendekatan romantis dalam
melawannya.
Ketiga, saya tidak disetir oleh pihak manapun juga
dalam mengeluarkan tulisan ini. Seperti yang sudah
saya katakan sebelumnya, mau Pastika,
Puspayoga, Satria Narada, Cok Rat atau elit lainnya
yang jadi Gubernur saya tidak peduli dan saya akan
tetap mengambil posisi kritis terhadap kebijakan
mereka jika saya nilai tidak adil.
Semoga bisa menjawab.
Damai,
Agung
10 Agustus 2013 22.14

Anonim mengatakan...
Maaf saya juga ingin menuliskan ekspresi dari
kecemasan saya sebagai masyarakat Bali.Saya
sangat setuju apa yg dipaparkan oleh Agung
Wardana sudah sangat jelas. Coba bisa di cek di
Seminyak, Canggu dan sekitarnya siapa yang
menguasai rumah rumah mewah dan mengelimasi
sawah sawah disana? Mereka begitu mudahnya
memberikan ijin untuk membangun sebuah istana
yang hanya bisa dinikmati oleh orang orang berduit.
Pemerintah begitu mudah nya dibayar oleh orang
orang yg Serakah. Maaf dalam bahasa inggris nya
bisa saya katakan The goverment is being fueled n
fueled by greed. Kondisi Bali sekarang adalah for
Sale. Investor memanfaat kelemahan pemerintah
kita yang serakah. Ini mungkin tidak disadari oleh
pemerintah kita. Tapi mata Investor tdk tertutup
mereka tau betapa haus nya kita terhadap Dolar.
Saya terkadang merasa frustrasi sebagai warga
negara melihat betapa sedikitnya peran pemerintah
untuk membantu sekedar untuk melestarikan
lingkungan dan memberikan sedikit penyuluhan
tentang betapa penting nya lingkungan yang sehat
dan bersih. Betapa tipisnya ikut campur tangan
pemerintah sekedar unt mencerdaskan anak
bangsa. Kadang saya berpikir kalau pemerintah kita
tidak pernah menginginkan kita menjadi anak yang
cerdas, karena akan mempersulit mereka untuk
mengatur dan menguasai kita.
Saya perhatikan belakangan ini betapa sedikit nya
lahan hijau yang masih tersisa. Bali menjadi lautan
hotel, villa, dan rumah mewah. Orang bali sendiri
hanya akan bangga menjadi tukang kebun, security
atau pembersih kamar mandi.
Maaf ini hanya ekspresi kecemasan saya sebagai
masyarakat Bali yang perlahan lahan akan punah.
»̶·̵ ̌ ̭!̈ ̤ ̊ ̥ "S#ƙsᄨ$̲%" !̈ ̤ ̊ ·̥ ̵ ̌ ̭·̵ ̌ ̭«̶ sudah mengijinkan
saya untuk menulis.
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 12 of 13

- Bumi -: 'Pulau Koloni' Untuk Mereka Yang Kaya

15/08/2013 16:52

11 Agustus 2013 22.46

Poskan Komentar
Beranda

Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Template by Isnaini Dot Com

http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html

Page 13 of 13