Penyebab Kegagalan Liga Bangsa Bangsa

Penyebab Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa
Hubungan Internasional Kawasan

Disusun oleh :
-

Daniel Tantra Wiratama (2014330138)

Universitas Katolik Parahyangan
Jalan Ciumbuleuit No.94, Jawa Barat 40141, Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Liga

Bangsa-Bangsa

merupakan


sebuah

organisasi yang muncul setelah perang dunia I, dimana
organisasi ini merupakan ide dari presiden Amerika
Serikat waktu itu, Woodrow Wilson. Woodrow Wilson
yang mana merupakan seorang liberalis melihat bahwa
di dunia ini perlu diadakan kerjasama dan perdamaian
dunia, yaitu dengan menyebarkan demokrasi ke seluruh dunia. Tidak cukup sampai disitu,
Wilson menggagaskan untuk dibentuknya Liga Bangsa-Bangsa ini yang merupakan wadah
perdamaian dunia, dimana negara-negara akan saling bekerjasama dalam sebuah organisasi
internasional. Liga Bangsa-Bangsa ini pertama kalinya disetujui dalam Paris Peace Confrence
1919 yang diakhiri dengan perjanjian Versailles.
Liga Bangsa-Bangsa mempunyai misi utama dalam menjaga perdamian dunia dan
menciptakan balance of power sehingga negara-negara di dunia ini bebas dari perang.
Kalaupun ada masalah, akan diselesaikan secara damai yaitu seperti dengan negosiasi atau
dengan diplomasi. Namun Liga Bangsa-Bangsa ternyata gagal dalam membawa perdamaian
dunia dan malah terjadi perang yang lebih besar yaitu perang dunia II.
1.2 TUJUAN
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah penulis ingin memaparkan apa penyebab utama
dari kegagalan Liga Bangsa-Bangsa. Organisasi internasional pertama yang memang tidak

sepenuhnya terbuka ini memang mempunyai tujuan yang jelas, namun para negara anggota
tidak menganggap organisasi ini penting, padahal pasca perang dunia I negara-negara
mengalami kesusahan akibat great depression, termasuk negara terkuat saat itu, Amerika
Serikat. Tidak dapat dipungkiri LBB merupakan organisasi penting bagi perkembangan
organisasi lainnya di dunia.
1.3 RESEARCH QUESTION
- Apa yang menyebabkan Liga Bangsa-Bangsa gagal membawa perdamaian dunia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEANGGOTAAN LIGA BANGSA-BANGSA
Penyebab pertama dari gagalnya LBB adalah sifat keanggotaan dari LBB itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui, negara-negara besar pada waktu itu merupakan negara yang
menang dalam perang dunia I seperti Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Sedangkan
Jerman yang kalah dalam perang terpaksa bertahan dengan bantuan negara lain. Negaranegara besar lainnya adalah Jepang yang sudah sangat berkembang juga Rusia.
Negara-negara besar tersebut memang sangat mendominasi dunia pada saat itu karena
memang sudah sangat maju dibanding negara lainnya. Hal yang sangat disayangkan dari
negara-negara ini adalah tidak aktifnya negara-negara besar ini dalam LBB ini. Prancis dan
Inggris seperti yang kita ketahui merupakan poros dari terbentuknya LBB, namun kedua

negara tersebut tidak berdampak besar pada perkembangan LBB, karena pada masa itu juga
negara-negara di Eropa sibuk mengurusi negaranya sendiri akibat great depression.
Sementara negara besar lainnya pun banyak yang meninggalkan LBB tanpa alasan
yang jelas, Jepang meninggalkan LBB saat perang di Manchuria, hal ini dikarenakan Jepang
tidak mau dikenakan sanksi akibat penyerangannya tersebut. 1The League's covenant
declared it would take action to prevent wars. An attack on a League member would be
considered an attack on all members, who would take joint action against the aggressor. Hal
ini menyebabkan Jepang memilih untuk mengundurkan diri dan menghindar dari sanksi yang
telah disepakati dalam perjanjian Versailles.

Selanjutnya adalah Rusia, Rusia bergabung pada tahun 1934, jauh setelah LBB
dibentuk. Namun Rusia juga melakukan hal yang sama dengan Jepang, yaitu menggundurkan
diri pada tahun 1940 karena adanya perang di Finlandia. Menurut penulis terkait kasus
Jepang dan Rusia, LBB tidak mampu melakukan tindakan represif kepada anggotanya.
1 Heroes & Villains, “Was the League of Nations a villain in the crisis?”,
http://www.nationalarchives.gov.uk/education/heroesvillains/g3/cs3/ . Accessed at February 23rd 2015.

Sesuai dengan perjanjian LBB, dimana negara yang melanggar akan dikenakan sanksi,
namun hal tersebut hanyalah sebatas diatas kertas, karena LBB terbukti tidak mampu
memberikan sanksi yang tegas.

Negara besar terakhir yang meninggalkan LBB adalah Jerman. Seperti yang kita
ketahui, pada masa pasca perang dunia I, Hitler mulai bangkit hingga akhirnya terpilih
sebagai penguasa di Jerman pada tahun 1933 dan pada tahun ini juga Jerman memutuskan
untuk keluar dari LBB setelah sebelumnya pada 1926 Jerman memutuskan untuk bergabung.
Hal yang paling membuat Hitler merasa tidak takut dengan LBB serta sanksi-sanksinya
adalah akibat invasi Itali ke Abyssinia pada tahun 1935. Itali yang saat itu dipimpin Mussolini
dan melakukan invasi ke Abyssinia tidak dikenakan sanksi oleh LBB dikarenakan Itali
memegang peranan penting dalam menjaga perdamaian, hal itu menyebabkan Jerman dengan
pimmpinannya, Hitler, merasa tidak takut sama sekali oleh LBB sehingga memutuskan untuk
keluar. Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya paham fasisme yang lebih
memperparah kegagalan LBB karena negara-negara ini merupakan cikal bakal terjadinya
perang dunia II.
Negara yang memicu kelemahan LBB yang terakhir adalah negara dengan kekuatan
paling terbesar pada saat itu, Amerika Serikat. Seperti yang kita ketahui, Woodrow Wilson
merupakan presiden dari Amerika Serikat. Dialah yang mencetuskan adanya LBB sebagai
organisasi dunia yang akan membuat hubungan negara-negara di dunia terjaga secara damai.
Namun fakta yang terjadi adalah saat Wilson kembali ke Amerika setelah dibuatnya
perjanjian Versailles, Senate Amerika dan para petinggi politik di Amerika menolak untuk
bergabung dengan LBB. Hal ini dikarenakan Amerika tidak mau ikut campur terhadap
masalah-masalah yang ada di negara lain.


Pada saat terbentuknya LBB, keadaan negara-negara memang sedang kacau baik
dibidang ekonomi maupun politiknya, dikarenakan dampak dari perang dunia I. Hal ini
sungguh ironis, negara yang dapat dikatakan mencetuskan dan merupakan negara terkuat di
dunia malah tidak bergabung pada saat itu. Hal ini jelas merupakan pukulan telak bagi LBB
karena ketidakhadiran Amerika Serikat dalam orgnasisasi dunia ini.

Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat merupakan tiga negara yang kuat pada waktu itu
dan ketiga negara tersebut sedang sibuk mengembangkan negaranya sendiri. Hal-hal yang
positif pada negara-negara ini gagal untuk dimanfaatkan oleh LBB dalam menciptakan
perdamaian dunia sesuai dengan misinya semula.

2.2 KEKUATAN LIGA BANGSA-BANGSA
LBB merupakan organisasi yang berdiri pada saat keadaan dunia sedang terpuruk
akibat kerugian perang. Menurut penulis, disaat keadaan dunia sedang kacau dan seketika
muncul ide mengenai organisasi untuk menyatukan perdamaian dunia merupakan suatu
harapan yang cerah. Dunia akan berharap banyak pada organisasi ini jika memang sejalan
dengan tujuan dibentuknya organisasi ini sendiri.
Namun organisasi ini dapat dikatakan dibentuk dengan keadaan yang seadanya dan
tanpa membentuk pondasi yang kokoh, hal inilah yang memicu lemahnya kekuatan LBB ini.

LBB sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menjaga keamanan secara fisik, dan hanya
memperhitungkan untuk mencapai perdamaian dunia hanya dengan diplomasi dan hubungan
kerja sama antar negara di dunia. Pemikiran liberalis memang menganggap dunia ini indah
tanpa adanya perang, yang ada hanyalah perdamaian dan perjanjian-perjanjian.
2

“Liberals generally take a positive view of human nature. They have great faith in human
reason and they are convinced that rational principles can be applied to international affairs.
Liberals recognize that individuals are self-interested and competitive up to a point. But they
also believe that individuals share many interests and can thus engage in collaborative and
cooperative social action, domestically as well as internationally, which results in greater
benefits for everybody at home and abroad. In other words, conflict and war are not
inevitable; when people employ their reason they can achieve mutually beneficial cooperation
not only within states but also across international boundaries.”

Ketika para liberalis berpikir bahwa dengan pemikiran mereka akan tercipta
perdamaian dunia dengan pemikiran mereka, hal ini justru menjadi kesalahan mereka
dikemudian hari. Sangat banyak terjadi konflik diseluruh dunia, dimulai dari kolonialisme
negara barat, invasi negara-negara besar, hingga munculnya tokoh-tokoh fasisme yang
membahayakan dunia.


2 Robert Jackson and Georg Sorensen, “Introduction to International Relations”, Oxford University Press, 2013,
page 100.

Akibat pemikiran pada liberalis ini, LBB sama sekali tidak mempunyai kekuatan
untuk mencegah berbagai konflik yang ada. LBB mengandalkan kekuatan-kekuatan dari
negara anggota mereka, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Negara-negara malah sibuk
mengurusi negara mereka sendiri tanpa turut campur dalam menjaga perdamaian dunia.
Tidak heran LBB hanya dapat melihat berbagai konflik yang ada dan LBB dianggap
remeh oleh negara-negara besar. Mungkin kehadiran LBB juga memicu negara-negara yang
tidak sepemikiran dengan para liberalis untuk melakukan berbagai gejolak yang ada pada saat
itu. Hal ini akan berbeda jika LBB memiliki dewan keamanan atau pasukan militer yang
dapat menahan tindakan-tindakan negara yang menghancurkan perdamaian dunia, juga akan
menjaga aturan-aturan yang ada secara represif sehingga sanski yang bersifat punishment
tidak hanya sebatas diatas kertas.

BAB III
KESIMPULAN

LBB merupakan organisasi yang terdiri dari beberapa negara dan terbentuk saat dunia

mengalami great depression. LBB dibentuk bertujuan untuk menjaga perdamaian dunia dan
menciptakan kerja sama antar negara di dunia. Kehadiran organisasi ini ditengah
keterpurukan negara-negara di dunia memang membawa angin segar untuk mereka dan akan
mengarahkan dunia menuju dunia yang lebih baik.
Semua hal tersebut ternyata hanyalah sebatas cita-cita belaka. LBB gagal
menyelesaikan misinya karena malah banyak terjadi konflik di dunia yang diakhiri dengan
perang dunia II. Faktor kurang aktifnya negara-negara anggota dalam menjaga perdamaian
dunia karena mereka sibuk membenahi negaranya masing-masing, dan LBB yang merupakan
organisasi yang sangat bergantung pada negara tanpa bisa menjalankan tugasnya secara
mandiri merupakan penyebab kegagalan LBB sendiri.
LBB seharusnya terbentuk dengan lebih terstruktur dan menyiapkan segala
kemungkinan adanya konflik atau permasalahan lainnya. LBB kurang matang dalam
memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi di kemudian hari jika ingin menciptakan
perdamaian dunia sesungguhnya dan membuat negara-negara besar lepas dari ego mereka
masing-masing.