221499207 Kampus Disentralisasi Harus Siap Migrasi

ISSN: 09854-1678

Taki - Takining Sewaka Guna Widya

Kampus Disentralisasi,
Harus Siap Migrasi

Laporan Khusus:
Fakultas Peternakan
Terjebak di Tiga
Tempat

Jejak:
Eksotisme Pura
Gunung Kawi

Essay Foto: Siapkah
Bukit Menyatukan
Seluruh Mahasiswa?

Resensi film:

Cinta dan Tahta
di Akhir Era

Budaya:
Bala Cinta Si
Landung

Opini:
Grasi

Buletin AKADEMIKA Edisi 2 - April 2014

DAFTAR ISI

Editorial

/

3


Laporan Utama
Profil

/

/

12

Essay Foto

/

Resensi

16

/

14


Laporan Khusus
Jejak

/

/

20

22

Budaya

/

Opini

26


/

4

24

Diterbitkan oleh: Pers Mahasiswa Akademika
Universitas Udayana.
Izin terbit: SK Rektor Unud 499/SK/PT/07/OM/LA/83.
Alamat Sekretariat:
Gedung Student Center Lantai 2,
Jalan Dr. R. Goris, Denpasar-Bali.
Email: pers_akademika@yahoo.com

2

Salam Persma!!!
Buletin Edisi II - April 2014 akhirnya
terbit. Buletin kali ini membahas mengenai
sentralisasi pembelajaran mahasiswa Strata

1 di kampus Bukit Jimbaran. Isu yang masih
simpang siur itu, membuat kami tertarik untuk mengulas lebih dalam tentang kebenarannya. Awalnya, pertanyaan yang ada di pikiran
kami adalah seperti apa upaya sentralisasi yang
merupakan cita-cita rektor Unud? Mampukah
Unud menyentralisasikan kegiatan pembelajaran mahasiswa di Kampus Bukit Jimbaran untuk mahasiswa S1? Bagaimana pro dan kontra
yang ada di dalamnya? Semua jawaban dari
pertanyaan di atas akan terjawab saat membaca
buletin ini.
Di dalamnya juga mengulas Fakultas Peternakan yang terjebak di tiga tempat. Disisipi
pula berita ringan mengenai eksotisme Pura
Gung Kawi dan sejarah Barong Landung.
Itulah sekilas isi buletin ini. Lebih lengkapnya pembaca bisa simak dengan seksama.
Kami sangat berharap buletin ini bisa menjadi
bacaan alternatif untuk kawan-kawan mahasiswa. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran untuk kemajuan kita bersama.
Pemimpin Redaksi

Pelindung: Rektor Universitas Udayana.
Penasihat: Pembantu Rektor III Universitas
Udayana.

Ketua Unit/Pemimpin Umum: Jaya Kusuma.
Pemimpin Redaksi: Alit Purwaningsih.
Redaktur Pelaksana: Nila Perina Dewi, Dharma Yani, Resita Yuana, Indah Kusuma.
Editor: Ary Praiwi, Vera Aryanini, Diah Dharmapatni.
Tim Redaksi: Sui, Sam, Ari, Ulul, Maya, Rizky, Dea, Sasmita, Dharma, Resita, Sueca, Eka
Apsari, Jacklyn, Asykur.
Layouter: Gamaliel Sangga Buana.
Ilustrasi: Sangga, Adit.
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

EDITORIAL

Saatnya Menata Kampus Bukit
Ada hal menarik dari rektor Univer-

pembelajaran di Kampus Bukit Jimbaran?

sitas Udayana (Unud) yang baru menjabat

Sebelum menebak jawaban dari per-


tahun 2013 lalu. Prof. Suastika bercita-ci-

tanyaan di atas, ada banyak hal yang patut

ta menyentralisasi kegiatan pembelajaran

diperhitungkan. Hal yang paling mende-

Strata 1 (S1) di Kampus Bukit Jimbaran.

sak saat ini yaitu permasalahan lahan dan

Saat blusukan pertama pasca terpilih pun,

dana. Universitas Udayana di Kampus

Prof. Suastika semakin mantap menden-

Bukit Jimbaran berdiri di atas lahan selu-


gungkan rencana sentralisasi itu.

as 175 hektar, namun 25 hektarnya adalah

Alasan Prof. Suastika untuk melaku-

milik masyarakat setempat. Sebagian be-

kan sentralisasi sangat jelas. Kondisi ge-

sar masyarakat setempat menutup telinga

dung kampus terpecah-pecah dan kurang

bahkan ngotot tak mau pindah. Padahal,

nyaman untuk mahasiswa. Upaya sen-

keberadaan lahan ini sangat mempen-


tralisasi ini akan memfokuskan kegiatan

garuhi tata letak pembangunan gedung

pembelajaran mahasiswa program S1 di

sebagai penunjang sentralisasi di Kampus

Kampus Bukit Jimbaran. Kampus di Den-

Bukit Jimbaran. Selain itu, pengucuran

pasar pun akan difungsikan untuk kegia-

dana untuk melengkapi sarana dan prasa-

tan pembelajaran bagi program pasca sar-

rana di Kampus Bukit Jimbaran tentu tak


jana (S2), vokasi (D3) dan ekstensi.

semudah membalikkan telapak tangan.

Kampus Denpasar memiliki tata ru-

Sebenarnya upaya dalam sentralisa-

ang yang terkesan sesak dan amburadul.

si ini akan berdampak baik. Dengan tata

Keadaan Kampus Bukit Jimbaran juga

letak yang terpusat, urusan birokrasi dan

memiliki tata ruang yang amburadul, na-

interaksi antar mahasiswa menjadi lancar.


mun lahannya masih cukup luas dan ada

Oleh karena itu, hendaknya urusan aset

gedung-gedung yang tak terpakai. Sehing-

lahan dan sarana prasarana harus segera

ga, ada baiknya pembelajaran di Kampus

terselesaikan, walaupun akan memakan

Sudirman difokuskan di Kampus Bukit

waktu lama. Jika cita-cita rektor terca-

Jimbaran saja. Kemudian pertanyaannya,

pai, maka tak ada lagi perbedaan fasilitas

mampukah Prof. Suastika menggapai ci-

Kampus Bukit Jimbaran dan Denpasar

ta-cita untuk menyentralisasikan kegiatan

bagi mahasiswa program S1. (red)

www.persakademika.com/@persakademika

3

LAPUT 1

Kampus Disentralisasi, Mahasiswa Unud
Harus Siap Migrasi
Gersang, megah namun krodit dan macet. Kontras. Pemandangan klasik di siang terik
manakala menilik tiga titik kampus Universitas Udayana yakni Kampus Bukit Jimbaran,
Kampus Sudirman Denpasar dan Kampus Pulau Nias.

S

atu-persatu daun telah berguguran

Tahun ini, mahasiswa salah satu

meninggalkan tangkainya. Berser-

program studi Fakultas Kedokteran akan

akan dan menyatu dengan tanah.

bermigrasi ke Kampus Bukit Jimbaran. Ya,

Pemandangan inilah yang terlihat sepan-

sentralisasi kegiatan pembelajaran S1 di

jang kanan jalan menuju rektorat universi-

kampus Bukit Jimbaran memang bukan

tas tertua di Bali ini. Luas namun gersang,

hanya sekadar wacana lagi. Bahkan, Rek-

layaknya bukit kapur yang tak terurus

tor Universitas Udayana pun sudah ‘blu-

memang. Sebaliknya, sekelompok gedung

sukan’ ke masing-masing fakultas demi

berdiri megah berdesakan di jantung kota

mensosialisasikan kebijakan ini. Rencana

Denpasar, Jalan P.B Sudirman. Menjelang

‘pemerkosaan’ gedung yang sudah diung-

siang, area ini berubah bagaikan show room.

kapkan oleh Rektor dalam debat Pil-rek

Motor dan mobil segala merk berdesakan

setahun silam itu, secara bertahap akan

memenuhi setiap ruang yang tadinya lapa-

mulai direalisasikan akhir tahun 2014 nan-

ng. Belum lagi gedung yang bertetangga

ti. Namun kemudian timbul sebuah tan-

dengan Rumah Sakit Sanglah. Sirine am-

da tanya besar, mampukah Prof. Suastika

bulans, keluarga tersesat dan macet ada-

mewujudkan sentralisasi ini?

lah menu biasa bagi mahasiswa.

4

Berani. Itulah kata yang tepat untuk
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

LAPUT 1
agi atas beberapa tempat, diantaranya
Kampus Bukit Jimbaran (Fakultas Teknik,
FMIPA, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Fakultas Ekonomi), Kampus
Sudirman Denpasar (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas
Sangga/Akademika

Pariwisata, Fakultas Ekonomi) dan Kampus Pulau Nias Denpasar (Fakultas Sastra
dan Budaya serta Fakultas Hukum). Den-

menggambarkan sikap orang nomor satu

gan tata kampus yang dianggap kurang

di Universitas Udayana ini. Ditemui di

eisien, Suastika merencanakan sebuah

sela-sela kesibukannya pada Jumat (21/3)

tata letak yang baru. Rencana sentralisasi

lalu, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-

tersebut memfokuskan mahasiswa pro-

KEMD membenarkan adanya rencana

gram S1 dari semua fakultas melakukan

pemusatan kegiatan belajar di kampus

kegiatan pembelajaran di satu area seluas

Bukit Jimbaran untuk program studi Stra-

150 hektar yakni Kampus Bukit Jimbaran.

ta 1 tahun ini. “Dilihat dari segi luas, kam-

Sementara itu, gedung-gedung kampus di

pus di Denpasar dirasa sudah tidak bisa

Denpasar akan difungsikan untuk proses

dikembangkan lagi. Maka dari itu sebaikn-

pembelajaran bagi program pasca sarjana

ya kita kembangkan program studi S1 di

(S2), vokasi (D3) dan ekstensi. “Sentral-

Bukit Jimbaran mengingat lahan yang ma-

isasi tahun ini akan dimulai dari fakultas

sih luas,” ujar Suastika sambil tersenyum

yang prodinya belum memiliki gedung

ramah. Lebih lanjut mantan Dekan Fakul-

memadai seperti prodi Kedokteran Gigi

tas Kedokteran ini menyatakan bahwa ke-

atau FISIP,” ujar Prof Suastika.

beradaan Rumah Sakit Unud juga menja-

Dekan Fakultas Kedokteran, Prof.

di salah satu alasan untuk memindahkan

Dr. dr. Putu Astawa, M.Kes, Sp.OT (K) me-

Fakultas Kedokteran ke Bukit Jimbaran, di

ngungkapkan sangat setuju dengan ren-

samping pertambahan jumlah mahasiswa

cana sentralisasi tersebut. “Kalau ditan-

tahun ajaran baru mendatang.

ya setuju tidak setuju, maka saya sebagai

Kampus Universitas Udayana terb-

Dekan yang harus melakukan pendidikan

www.persakademika.com/@persakademika

5

LAPUT 1
akademik dan profesi yang memerlukan

gedung agar lebih layak. Lebih lanjut Clara

laboratorium serta rumah sakit sebagai

mengungkapkan jika secara pribadi, dir-

tempat belajar, maka saya setuju,” ujarn-

inya merasa tidak ada salahnya jika dip-

ya di sela-sela kesibukannya pada Senin

indahkan ke bukit asalkan gedung yang

(14/4) lalu. Astawa menambahkan, pro-

disiapkan untuk FISIP memang benar-be-

gram sentralisasi ini penting untuk men-

nar capable. “Jangan sampai kalau kami

gatasi berbagai tantangan di masa depan

sudah pindah malah dikasi gedung yang

misalnya lahan sempit sehingga pengem-

mangkrak. Apalagi jarak untuk menem-

bangan parkir, bangunan ruang perkulia-

puh bukit jauh. Ketika mahasiswa belajar

han kurang dan lain-lain. Namun menge-

ke sana dan melihat gedungnya tidak me-

nai kapan harus dilaksanakan atau harus

madai malah akan malas untuk kuliah,”

sudah tersentralisasi di bukit masih belum

ujar mahasiswi yang kini menjabat sebagai

merupakan keputusan pasti.

Menteri Pendidikan BEM PM Unud terse-

Ditemui di tempat berbeda, Pembantu Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu

but.
Hal

serupa

diungkapkan

Made

Pengetahuan Alam (FMIPA), Drs. I Made

Laras Fatmala Eni, mahasiswi semester 2

Satriya Wibawa, M.Si. pun mengungkap-

Program Studi Kedokteran Gigi. Dirinya

kan hal senada. “Saya setuju, karena akan

menginginkan perkuliahan tetap diada-

lebih bagus apabila semua S1 berkumpul,”

kan di Kampus Sudirman. “Gosipnya sih

ujarnya saat ditemui di Fakultas MIPA Se-

semester selanjutnya bakal ditempatkan

lasa (15/4) lalu. Sayangnya banyak hal yang

di bukit, setuju nggaknya ya jelas, nggak

di-of the record-kan oleh Satriya Wibawa

setuju,” ujar mahasiswi yang mengaku

mengingat masih simpang siurnya infor-

kuliahnya nomaden, tapi akhir-akhir ini

masi.

selalu di skill laboratorium. Lebih lanjut
Namun demikian, hal tak senada

Laras menyangsikan apakah Bapak/Ibu

disuarakan oleh mahasiswa. Ni Nyoman

dosen bersedia mengajar di kampus Bukit

Clara Listyadewi misalnya. Mahasiswi

dan Sudirman. “Kalau dosen sudah dipas-

semester 4 Program Studi Hubungan In-

tikan mau mengajar ya ga papa. Tapi kalau

ternasional ini menyatakan lebih baik ge-

bilang mau ujung-ujungnya malah kuliah

dung di FISIP yang ada sekarang diopti-

bolong-bolong gara-gara dosennya ada

malkan lagi, misalnya seperti renovasi

mengajar di Sudirman sama aja bohong.

6

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

LAPUT 1
Kuliah terganggu,” beber Laras pada hari

gan. Banyak hal yang perlu dibenahi ber-

Minggu (20/4) via Short Message Service

kaitan dengan sarana prasarana, lalu pem-

(SMS).

benahan tersebut memerlukan waktu dan

Ditanya mengenai sosialisasi tentang

biaya yang ekstra. “Ini memerlukan waktu

sentralisasi di Fakultas Kedokteran, Dekan

yang lama mulai dari penataan aset, mem-

Fakultas Kedokteran, Putu Astawa men-

buat masterplan baru kemudian memba-

gatakan memang wacana tersebut belum

ngun gedung. Tentu prodi yang pindah

disosialisasikan secara terstruktur namun

dari Denpasar menuju Jimbaran membu-

telah disampaikan secara implisit dalam

tuhkan gedung untuk sarana kegiatan be-

sambutan rektor. “Wacana mengenai ke-

lajar-mengajar,” ujar rektor yang hobi blu-

sulitan-kesulitan pengembangan kampus

sukan ke fakultas-fakultas ini.

Sudirman itu disampaikan secara tidak
langsung

melalui

Universitas Udayana di Bukit Jimba-

sambutan-sambutan

ran berdiri di atas lahan seluas 175 hektar,

Rektor pada pertemuan maupun event di

dimana 25 hektarnya adalah milik warga

Kampus Sudirman,” ujar Dekan berwajah

setempat. Sayangnya, 25 hektar tanah war-

ramah itu saat ditemui di kantornya pada

ga tersebut berada di antara lahan Univer-

Senin lalu (14/4) seusai makan siang.

sitas Udayana sehingga menyulitkan pem-

Lebih lanjut Dekan yang menggantikan Prof Suastika sejak tahun 2013 terse-

bangunan dan menghambat sentralisasi
kampus.

but menyatakan bahwa dirinya menang-

“Dari dulu sebelum saya menjadi

gapi positif rencana Rektor, terlebih alasan

rektor tentu upaya untuk menukar aset

Rektor dalam pengembangan Kampus

milik beberapa masyarakat yang berada

Sudirman ke depannya. “Khusus untuk

di tengah dengan yang berada pinggi-

FK karena pengembangan Rumah Sakit

ran tanah Unud sudah dilakukan, namun

Perguruan Tinggi ada di Kampus Bukit,

masyarakat masih ngotot tanahnya tidak

bukan tidak mungkin FK akan segera ke-

bisa dipindah,” ujar rektor yang baru se-

sana kalau semua sarana prasarana sudah

tahun menjabat itu. Selanjutnya Suastika

dapat direalisasikan.” ungkapnya.

menyatakan tidak akan menggunakan jal-

Permasalahan Klasik Vs Rupiah

ur hukum terkait masalah lahan, melaink-

Mewujudkan sentralisasi memang

an dengan cara musyawarah dengan mas-

tidak semudah membalikkan telapak tan-

yarakat. “Namun masyarakat sering sekali

www.persakademika.com/@persakademika

7

LAPUT 1
tidak menghiraukan apabila ada sosialisa-

tidak ada itu pungutan ke Fakultas Kedok-

si masalah lahan ini,” ujar Suastika seraya

teran atau ke mahasiswa. “Yang ada ada-

menggelengkan kepala.

lah FK bersama-sama Unud melengkapi

Ditanya mengenai keefektifan sen-

sarana prasarana pendidikan Kedokteran

tralisasi terkait dengan pembenahan tata

termasuk operasional Rumah Sakit Pergu-

letak di Universitas Udayana, Dekan

ruan Tinggi Negeri,” ungkap Astawa.

Fakultas Kedokteran pun angkat bicara.

Lebih lanjut kesulitan terbesarnya

“Kampus Sudirman memang sudah san-

adalah mengubah mindset seluruh civi-

gat sulit dikembangkan baik untuk parkir

tas akademika untuk

maupun bangunan lain. Sebagai pengelola

dan mau ke tempat yang lebih baik yak-

pendidikan, sepanjang proses belajar men-

ni Kampus Bukit. Tidak menutup kemu-

gajar berjalan dengan baik apalagi melebi-

ngkinan ada Clara dan Laras Laina yang

hi dari Kampus Sudirman, ini sudah efek-

kompak belum ingin pindah ke bukit. Na-

tif,” ungkapnya. Meskipun selalu berpikir

mun Dekan Fakultas Kedokteran itu opti-

positif terhadap rencana tersebut, Astawa

mis mahasiswa akan siap pindah kuliah ke

menambahkan agar program studi Kedok-

Bukit. “Saya kira kalau fasilitas yang telah

teran Gigi, Rumah Sakit Gigi dan mulut

disediakan itu memadai dan sentralisasi

tidak dialokasikan di tempat yang bukan

merupakan kebijakan ke arah yang lebih

perencanaan semula agar tidak bongkar

baik pasti mereka manut-manut,” Asta-

pasang dan pindah sana sini setelah di

wa berharap hendaknya sarana prasarana

Kampus Bukit mengingat hal ini memer-

dalam proses belajar mengajar tidak leb-

lukan biaya tidak sedikit.

ih jelek dari Kampus Sudirman. Rektor

mempunyai niat

Berbicara masalah dana, Rektor pun

Universitas Udayana pun berharap semo-

mengaku sentralisasi ini tentunya mem-

ga program ini bisa direalisasikan dalam

butuhkan biaya yang tidak sedikit. “Kalau

beberapa tahun ke depan secara bertahap

menunggu dana dari Dikti tentu keluarn-

setelah sarana dan infrastruktur bisa

ya tidak karuan, sehingga kami mengu-

dilengkapi. “Sentralisasi tentu akan mem-

sahakan upaya lain untuk mendapatkan

permudah penyampaian informasi seh-

dana baik dari pembayaran UKT dan lain-

ingga komunikasi bisa berjalan lebih lan-

nya,” Ditemui di tempat berbeda, Dekan

car,” pungkas Suastika sambil tersenyum

Fakultas Kedokteran menyatakan bahwa

mantap. (Dea, Sam)

8

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

LAPUT 2

Pr o- Kont r a Sent r al i sasi :

I y a at au Ti dak?
“Saya nyaman berada di Kampus Sudirman. Lokasinya juga dekat dengan rumah.”Begitulah alasan salah seorang mahasiswa Unud yang menolak rencana sentralisasi pembelajaran program S1 di kampus Bukit
Jimbaran Unud.

R

ektor Universitas Udayana, Prof.

Menurut Swastika, sebenarnya ren-

Dr. Ir Ketut Swastika, Sp. Pd-

cana sentralisasi kegiatan pembelajaran di

KEMD

berencana menyentral-

Bukit Jimbaran telah diwacanakan sejak

isasikan pembelajaran program S-1 Unud

masa kepemimpinan rektor sebelumnya.

di kampus Bukit Jimbaran. Menurut Swas-

Namun karena suatu proses yang panjang,

tika Kampus Unud di Denpasar yang ter-

wacana ini belum dapat direalisasikan. Se-

diri dari dua wilayah, yakni di Sudirman

hingga dalam kepemimpinannya Swastika

dan Nias dilihat dari segi luas sudah tidak

berniat fokus pada rencana ini, mengingat

efektif lagi. Sementara Kampus Unud di

Unud akan mengembangkan beberapa

Bukit Jimbaran sebaliknya, dari segi lahan

prodi baru.

masih dapat dikembangkan.

Namun, rencana ini sepertinya tidak

”Kalau kita melihat dari segi luas

mendapat sambutan positif oleh seluruh

kampus, rasanya di Denpasar sudah tidak

civitas akademika Unud, terutama maha-

bisa dikembangkan lagi dan rencana itu

siswanya. Selalu ada yang berada di pihak

saya kira sangat logis,”terang Rektor Unud

oposisi atau memilih berada di grey area,

yang juga merupakan mantan Dekan FK

alias ragu-ragu. Hal ini terbukti dengan

Unud ketika ditemui di Gedung Rektorat

hasil polling yang dilakukan Persma Aka-

Bukit Jimbaran.

demika kepada 100 responden di 13 fakultas, diketahui 54 persen mahasiswa Unud

www.persakademika.com/@persakademika

9

LAPUT 2
menyetujui sentralisasi pembelajaran di

Salah satunya dari mahasiswa Fakul-

Kampus Bukit Jimbaran, 37 persennya tak

tas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universi-

merestui sentralisasi ini, dan sisanya se-

tas Udayana, Yunda Ariesta(19). Terlepas

banyak 9 persen masih ragu-ragu.

dari statusnya sebagai mahasiswa yang

Dari hasil kuesioner, sebagian besar

berkuliah di kampus Denpasar, Yunda,

penolakan berasal dari mahasiswa Unud

panggilan akrab gadis ini, setuju dengan

yang berkuliah di Denpasar. Sementa-

adanya sentralisasi. “Aku setuju, karena

ra “anak bukit” (mahasiswa yang kuliah

hal itu akan memudahkan jalannya bi-

Adit/Akademika

di Kampus Bukit Jimbaran) setuju-setuju

rokrasi di Unud”, ungkapnya.

saja dengan rencana sentralisasi ini. Mas-

Akan tetapi, apabila gadis berambut

ing-masingnya pun punya pandangan,

panjang tersebut ikut terkena imbas kebi-

serta alasan tersendiri, terhadap ke-pro-

jakan tersebut, Yunda pribadi mengaku ti-

an-nya dan ke-kontra-an-nya.

dak setuju terhadap kebijakan sentralisasi.

10

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

LAPUT 2
Ia beralasan, kalau dirinya terkena imbas,

Dwi Febri Dyantari, “kami mahasiswa pe-

dalam artian beberapa mendatang ia harus

ternakan memang dari dulu ingin kuliah

pindah ke bukit, tentu ia harus beradap-

satu sentral. Sekarang kita kan pisah-pisah

tasi lagi. “Kita kan perlu menyesuaikan

ada yang di bukit ada yang di Denpasar”,

dengan lingkungan sekitar lagi, menurut-

ungkap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa

ku itu akan menggangu konsentrasiku se-

Fakultas Peternakan ini.

bagai mahasiswa,” akunya.

Febri yang sekarang duduk di se-

Yunda juga sedikit berkomentar

mester enam ini juga memaparkan bahwa

mengenai kebanyakan “anak kamsud”

sebenarnya mahasiswa peternakan san-

yang tidak pro terhadap sentralisasi ini.

gat setuju sekali dengan kebijakan rek-

Menurutnya, di mindset “anak kamsud”,

tor untuk membangun kembali kampus

kampus bukit beserta lingkungannya ada-

bukit. “Selain itu, kita sebagai mahasiswa

lah tempat yang kurang cozy. “Di pikiran

memang wajib untuk membuat Kampus

orang-orang, selain letaknya yang jauh,

Bukit menjadi aktif,” terangnya.

kampus Bukit adalah ‘negeri’ yang agak

Sementara itu, pendapat yang agak

terisolir dari jantung kota. Belum lagi,

berbeda datang dari seorang mahasiswi

banyak isu-isu angker yang bertebaran di

Fakultas Teknik, Citra Arum Sari(18). Ci-

daerah bukit jimbaran,” kata Yunda.

tra, sapaan akrabnya, mengakui bahwa ia

Ditanya mengenai pendapatnya ten-

sangat setuju atas sentralisasi ini. Menurut-

tang kemungkinan program ini berhasil,

nya, apabila semua mahasiswa S1 ngam-

Yunda berkata bahwa mungkin rencana

pus di Bukit Jimbaran, hal itu akan terasa

tersebut bisa berhasil, namun dalam jang-

adil. Sebab, ia merasa fasilitas di Kam-

ka waktu yang cukup lama. “Aku yakin

pus Sudirman lebih terawat ketimbang di

sih, tapi mungkin akan berlangsung alot,

Kampus Bukit Jimbaran. “Ya menurutku,

kira-kira 10 tahunan lah. Soalnya, kan

biar adil lah, dalam artian semua maha-

lumayan banyak fakultas yang akan dipin-

siswa merasakan kehidupan di Bukit,”

dahkan,” tegas mahasiswa yang duduk di

tutur gadis yang duduk di semester 2 ini.

semester 2 ini.

(Ari, Sui)

Program sentralisasi ini sangat disambut meriah oleh mahasiswa fakultas peternakan. Hal tersebut diakui oleh Kadek
www.persakademika.com/@persakademika

11

PROFIL

Wanita pun Mampu
Mengubah Dunia

K

esan pertama yang terpancar dari Made Nian Anggara

adalah cantik. Pantas ia berhasil
menyandang predikat Duta Endek
Denpasar 2013. Rupanya tak hanya itu, mahasiswi kelahiran 11
Mei 1993 juga memiliki segudang
prestasi dari berbagai bidang.
Nian,

begitulah

sapaan

akrabnya. Sebagai duta, Nian tak
hanya wajib mempromosikan kain
endek kepada masyarakat. Baginya, Duta Endek harus mampu
memotivasi

dan

menginspirasi

orang lain untuk melakukan hal
positif. Bukan berarti harus menjaga imege atau ‘on’ tiap saat. Putri dari pasangan Drs. I Nyoman
Aryana dan Putu Sugiasih, S.Pd.
ini selalu berusaha menjadi diri
sendiri dan lebih baik lagi.
“Duta yang mencontohkan
sesuatu atau menjadi role model
bagi orang lain,” ujar perempuan
yang bercita-cita menjadi direktur
rumah sakit.
Foto: dok. pribadi

12

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

PROFIL
Alumni SMA Negeri 1 Denpasar

nya adalah mencintai kewajiban, time

ini bercerita tentang suka-dukanya men-

management dengan membiasakan mem-

jadi seorang duta. Dengan menjadi duta,

buat jadwal kegiatan dan menentukan

ia mempunyai kesempatan menambah

skala prioritas. “Yakin, deh, kalau kamu

wawasan dan relasi, menginspirasi dan

udah cinta, kegiatan yang banyak itu pasti

memotivasi orang-orang di sekitarnya,

terselesaikan dengan baik,” ucap Nian.

serta membantu upaya perubahan positif.

Kesetaraan gender dan emansipasi

Di samping itu, ia juga harus siap menja-

wanita bukan dilihat dari jabatan, namun

di sorotan publik, harus siap diwawancara

bagaimana wanita mampu menempat-

kapan dan dimana saja, serta tanggung

kan dirinya dan bersikap teladan. “Wani-

jawab kepada diri sendiri dan pemerintah

ta yang berani maju dan siap mengambil

yang mesti dipenuhi. Untungnya, Nian

resiko untuk menjadi lebih baik, dialah

selalu mendapat dukungan dari keluarga

Kartini masa kini!” tegas mahasiswi Ke-

dan sahabat. Dukungan inilah yang mem-

dokteran Umum Universitas Warmadewa

buatnya bersemangat mengikuti berbagai

ini.

lomba. Hal ini semata-mata demi masa depan yang baik, bukan untuk terkenal.

Nian menganalogikan era globalisasi seperti pisau bermata dua yang ber-

Putri bungsu dari 2 bersaudara ini

dampak baik dan buruk. Oleh karena itu,

mempunyai segudang prestasi akademik

pemuda harus meningkatkan wawasan

dan non akademik. Prestasi ini diraihn-

agar mampu bersaing di dunia modern

ya sejak SMA sampai kuliah, diantaran-

yang global, apalagi dengan pemberlakuan

ya Juara 1 Lomba Design Kreasi Wastra

ASEAN Free Trade Area tahun 2015. Seka-

(Kategori Putri), Juara Umum 2 Olimpiade

rang wanita tidak hanya menjadi ‘hiasan

Ilmu Sosial FISIP UI 2010 (Juara 1 dalam

rumah’ seperti zaman R.A Kartini remaja,

kategori Analisis Masalah dan Circle of

melainkan wanita yang mampu berpresta-

Beat), Mahasiswa Berprestasi FKIK Unwar

si dan menginspirasi.

2014 dan lain lain.

“Kalau bukan kita sebagai seorang

Nian beranggapan bahwa menye-

wanita yang sadar terhadap hak dan ke-

laraskan kegiatan akademis/non akademis

wajiban sendiri, siapa lagi? A woman can

dengan tugas-tugasnya sebagai seorang

change the world,” tutupnya. (Maya)

duta merupakan hal yang krusial. Kunciwww.persakademika.com/@persakademika

13

ESAI FOTO
Siapkah BUKIT Menyatukan Seluruh Mahasiswa?

1

4

Tak terasa Universitas Udayana (Unud)

Kampus Bukit Jimbaran. Namun, saat ini

memasuki usia ke-53 tahun. Kondisi

sebagian tanah atas nama Unud digunakan

perkuliahan terbagi menjadi dua, daerah

sebagai tempat tinggal, sekolah, bahkan

Bukit Jimbaran dan Denpasar. Isu pen-

tempat untuk berjualan. Melihat kondisi

yatuan tempat perkuliahan di Bukit pun

Bukit yang masih “berantakan” tersebut,

diusung agar birokrasi dapat terpusat di

apakah layak untuk disatukan?

14

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

ESAI FOTO

2

3
Dari pojok kiri atas, searah jarum jam:
1. Rumah Sakit Universitas Udayana tampak
tak terawat sehingga tulisannya pun tak terbaca.
2. Gedung pencucian mobil yang berdiri di atas
tanah Unud.

3. Hotel baru yang masih dalam tahap pembangunan di atas tanah Unud.
4. Stan tanaman yang berada tepat pada papan
“Tanah Milik Universitas Udayana”.

www.persakademika.com/@persakademika

Oleh: Rizky Anugerah

15

RESENSI FILM

Curse of The Golden Flower,
Cinta dan Tahta di Akhir Era

R

atusan

dayang

bangun

dan

langsung mengenakan pakaian
serta saling membantu berias an-

tar dayang di Istana Terlarang. Adegan
selanjutnya muncul ratusan langkah kaki
kuda menuju suatu tempat di sebuah pegunungan entah dimana. Kembali ke istana, seorang wanita sedang berias dengan
sedikit terengah seperti sedang sakit. Wanita itu adalah Sang Ratu, yang kemudian
kedatangan Sang Pangeran Bungsu yakni
Pangeran Yu.
Tak lama kemudian rombongan
Sang Pangeran dan Ratu pergi ke kediaman pangeran tertua, namun sempat berhenti saat Sang Ratu hampir terjatuh karena merasakan pusing. Hendak ditolong,

Sumber: http://a2.mzstatic.com/us/r30/Video/f0/f3/44/mzi.mtuaogcr.jpg

Judul Film : Curse of The Goldern Flower
Sutradara
: Zhang Yimou
Aktor Utama : Chow Yun Pat
Jay Chou
Liu Ye
Aktris Utama : Gong Li
Li Man

keluarnya sang ratu dari kamar.

sang Ratu menghentikah dayangnya. Sesa-

Perselisihan selesai dan rombongan

mpai di kamar pengeran tertua, Sang Ratu

hendak menyambut Kaisar Ping namun

masuk dan sedikit merayu pangeran, yak-

ada kabar bahwa penyambutan dibatal-

ni Pangeran Wan. Pangeran Wan berusa-

kan. Sang Kaisar rupanya sedang bertemu

ha menolak, karena takut ketahuan. Sang

dengan pangeran kedua, yakni Pangeran

Pangeran berkelit, Sang Ratu adalah ibun-

Jai. Sang Kaisar berkata kepada Jai, “Kau

ya dan hal ini tak pantas. Sang Ratu tegas

hanya boleh mendapatkan apa yang aku

membela diri bahwa ia adalah bukan ibu

berikan.” Selanjutnya kaisar mengajak pu-

kandung sang pangeran, sehingga sang

tra keduanya itu kembali ke istana. Sesa-

pangeran tak usah takut seperti itu lagi,

mpainya di istana, tabib kaisar memberi-

namun yang terjadi mereka berdua sema-

tahukan bahwa perintah kaisar mengenai

kin berselisih paham dan diakhiri dengan

ramuan Sang Ratu sudah dijalankan. Kai-

16

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

RESENSI FILM
sar kemudian bertemu dengan ratu dan

jaan, pasukan elit dan percakapan politik

semua putranya serta mengajak mereka

yang penuh intrik membawa penonton ke

untuk

keharmonisan

suasana istana Zaman Dinasti Tang yang

pada festival bunga krisan nanti. Namun,

identik dengan pernis emasnya dan ista-

adegan keluarga tersebut tak terlihat lay-

na yang megah dan luas, bahkan ada abdi

aknya keluarga yang harmonis.

khusus yang bertugas untuk memberita-

memperlihatkan

Sebenarnya, timbulnya ketidakharmonisan keluarga kekaisaran itu karena

hukan jam karena luasnya istana sehingga
matahari tak bisa masuk jauh ke dalam.

Sang Ratu menjalin hubungan dengan

Alur cerita ilm ini sangat kuat. Hal

pangeran Wan dan Sang Kaisar menge-

ini membuat penonton susah menebak

tahuinya, tidak hanya itu timbul konlik

akhir dari ilm tersebut. Kualitas akting

antara pejabat istana kepercayaan Kaisar

pemainnya pun tak diragukan lagi; pen-

dengan Kaisar sendiri yakni tabib istana

gendalian emosi dan penaikan nada suara

yang memberikan ramuan untuk mem-

secara tiba-tiba begitu menyiratkan pe-

buat Sang Ratu semakin lemah.

mainnya bisa mendalami karakter seorang

Perselingkuhan Sang Ratu dengan

dari keluarga kerajaan.

Pangeran Wan juga menimbulkan perse-

Film yang rilis tahun 2007 dengan

lingkuhan baru antara sang pangeran den-

durasi 114 menit ini terasa membosank-

gan anak tabib istana, dimana itu dilarang

an dengan kekolosalannya yang terlalu

dalam aturan istana. Jati diri ibu kandung

terlihat, tetapi semua itu akan tertutupi

Pangeran Wan dan siapa sesungguhnya

dengan kelebihan dimana cerita berpusat

Kaisar Ping sebelum menjadi Kaisar juga

pada kisah cinta Ratu dengan Pangeran

akan ditampilkan. Terkahir, puncak keti-

Wan dan perebutan tahta serta ramuan

dakharmonisan keluarga kekaisaran Tang

Sang tabib akan membuat penonton ter-

ini akan disuguhkan adegan hebat saat se-

cengang. Namun, ada sedikit terasa meng-

belum Festival Bunga Krisan.

gantung pada akhir ceritanya. Penonton

Film yang disutradarai Zhang Yimou

menyaksikan adegan yang membuat pe-

ini begitu mempesonakan penontonn-

nasaran bagaimana kelanjutan ceritan-

ya dengan banyak memperlihatkan kea-

ya. Hal ini cukup megundang tanya dan

gungan dan kemasyhuran Dinasti Tang.

mungkin membuat penonon berkeinginan

Keindahan istana, pakaian keluarga kera-

mencari sejarah aslinya. (Sueca)

www.persakademika.com/@persakademika

17

RESENSI BUKU

Sayatan Nada-nada Kehidupan

Identitas Buku
Judul Buku
:
Pengarang
:
Penerbit
:
Kota Terbit
:
Tahun Terbit :
Cetakan
:

“J

adi,

“Kisah Lainnya : Catatan 2010-2012”
Ariel dkk.
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) dan Musica Studio’s
Jakarta
2012
Pertama, Agustus 2012; Kedua, Agustus 2012; Ketiga, September 2012

hidup

telah

memilih,

2010-2012.

menurunkan aku ke bumi”. Be-

Semua itu berawal pada suatu

gitulah kalimat pembuka dalam

malam di bulan Mei 2010, kehidupan

buku ini, sederhana namun penuh mak-

Ariel berubah seketika menjadi seorang

na. “Yang Terucap Akan Lenyap, Yang

tahanan. Ariel menapaki hidupnya yang

Tercatat Akan Teringat”. Kata-kata bijak

baru dalam lingkungan yang asing dan

inilah yang menginspirasi Ariel, Uki, Luk-

meninggalkan sejenak personil Peterpan

man, Reza, dan David untuk mencatat se-

untuk kurun waktu yang tidak sebentar,

gala kejadian yang terjadi selama tahun

2 tahun. Tidak tinggal diam, dalam rutan

Sumber Foto: https://gramediaonline.com/images/prod_images/201800342_large.jpg

18

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

RESENSI BUKU
Ia membuat ukiran pada piano tua, mem-

berikut: “Ketika Bintang Terang Menyinari

buat kaligrai pada gypsum, dan mencoba

Peterpan” dan “Yang Lepas dan Yang Ter-

take vocal lagu yang Ia ciptakan sendiri

hempas”. Keindahan kata yang gunakan

yaitu “Dara” dalam sebuah almari tanpa

dalam buku ini membuat kita semakin ter-

ventilasi yang dibantu rekan Bimkernya.

hanyut dalam kisahnya, serta ada banyak

Begitu kemelut kisah Ariel dan Peter-

foto dan gambar yang ditampilkan seh-

pan, membawa banyak pro dan kontra di

ingga membuat pembaca menikmati dan

masyarakat. Masalah internal juga terjadi,

tidak bosan-bosannya membalik lembar

sehingga membuat Peterpan memperkuat

demi lembar kisah yang tertulis didalam-

formasinya dengan David sebagai pianis.

nya.

Satu persatu kisah mereka dibahas dalam

Buku ‘Kisah Lainnya’ memiliki sampul

buku ini. Bagaimana perjuangan musik

gradasi warna merah gelap dan dan mer-

mereka ketika ditentang oleh keluarga dan

ah terang dengan simbol bulu warna pu-

lingkungan. Lalu pencapaian-pencapaian

tih menghadap kanan atas, ini merupa-

yang akhirnya didapatkan oleh mereka,

kan simbol dari band yang ariel gawangi

penghargaan dari dalam dan luar negeri

bersama dengan kawan-kawannya. Sam-

untuk musikalitas mereka.

pul ini terlihat sederhana namun elegan,

Buku ‘Kisah Lainnya’ ini merupa-

memberikan kesan misterius dan menun-

kan biograi dari Ariel dkk serta Peterpan

tun setiap mata untuk mengetahui lebih

sendiri. Penyajiannya menyenangkan dan

jauh apa yang tersimpan dibaliknya.

bahasa yang digunakan juga ringan. Buku

Banyak nilai positif yang dapat kita

ini memiliki alur maju mundur yang mem-

ambil, Keberanian menghadapi persoalan

buat pembaca harus lebih jeli dan konsen-

dengan kepala tetap tegak. Itulah kesat-

trasi dalam menanggapi setiap kisah yang

uan dari banyak kisah yang satu persatu

dipaparkan secara tidak runtut tersebut.

di uraikan oleh kelima personil tersebut.

Jika tidak, pembaca mungkin akan merasa

Oleh karena itu, buku ini dapat dibaca

sedikit bingung dengan alur yang ada.

oleh semua orang, segala usia dan kalan-

Namun demikian, judul yang diberi-

gan. Sangat tepat untuk mereka yang in-

kan pada tiap kisah yang ditulisnya mem-

gin tahu lebih dalam kisah Ariel dkk serta

buat setiap pembaca penasaran dan ingin

Peterpan khususnya. (Ulul)

segera mengetahuinya. Seperti pada judul
www.persakademika.com/@persakademika

19

LAPORAN KHUSUS

Fakultas Peternakan
Terjebak di Tiga Tempat
“Kuliah di Hardy’s itu
tidak efektif, karena di sana bukan
tempat kuliah. Di sana adalah tempat
berjualan. Saat belajar pukul 10.00 WITA,
sudah terdengar suara pramuniaga yang menawarkan
discount-discount,” ungkap Kadek Dwi Pebri Dyantari
(Dyan) Ketua BEM Fakultas Peternakan.
Foto: Dharma/Akademika

J

arum jam menunjukkan pukul 08.30

aman. “Parkir mahasiswa dan pengunjung

WITA. Seluruh mahasiswa program

sama, tapi mahasiswa gak bayar, banyak

S1 regular di Universitas Udayana

yang kehilangan helm pula,” celetuk Dyan.

bergegas memasuki kelasnya masing –

Awalnya ruang kuliah yang berada satu

masing. Tidak ketinggalan pula maha-

bangunan dengan Hardy’s Ramayana

siswa Fakultas Peternakan (Fapet) yang

tersebut merupakan Pusat Pengembangan

pagi itu berkuliah di Kampus Sesetan. Te-

Agribisnis dan Kewirausahaan (PPAK).

patnya satu gedung dengan mall Hardy’s

Pendirian gedung PPAK bertujuan untuk

Ramayana Sesetan.

melatih mahasiswa Fapet dan orang luar

Mungkin petugas penjaga parkir di

Fapet yang mau belajar berwirausaha.

mall tersebut harus bekerja lebih ekstra

“Ada lima ruangan ditambah tiga ruangan

untuk menghafalkan wajah – wajah ma-

baru, terdiri dari kelas dan lab ekonomi

hasiswa yang berkuliah di sana. Pasalnya

dan penyuluhan kewirausaan,” ungkap

setiap mahasiswa yang memasuki areal

Ir. Tjok Istri Putri, M.P, Pembantu Dekan

tersebut telah terbebas dari biaya parkir.

II Fapet Universitas Udayana. Ketika dis-

Namun sayang areal tersebut kurang

inggung masalah kepemilikan lahan, lebih

20

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

LAPORAN KHUSUS
lanjut Tjok Istri memaparkan bahwa lah-

Program Studi Farmasi, Fakultas Mipa.

an tersebut adalah milik Udayana yang

Kampus Sesetan yang memiliki konstruk-

disewakan dan kemudian didirikan se-

si bangunan satu gedung dengan Mall dan

buah mall. Namun dalam perjanjian sewa

Kampus Sudirman yang merupakan Lab

lahan tersebut dinyatakan bahwa Fapet

Bersama dan dinaungi oleh empat Fakul-

akan dibuatkan sebuah gedung sebagai

tas. Keseluruhan proses belajar mengajar

pusat pengembangan Agribisnis.

mahasiswa Fapet berlangsung pada tiga

“Karena tren mahasiswa kuliah di

tempat tersebut. Untuk mahasiswa semes-

Fapet semakin sedikit, makanya kita pa-

ter satu dan dua berkuliah di kampus Bukit,

kai ruang pengembangan agribisnis un-

Jimbaran. “Semester satu dan dua kuliah di

tuk berkuliah,” tambah Tjok Istri. Lantas

Bukit, ruang sidang di lantai tiga dekanat

gedung yang dimiliki oleh Fapet yang

dan ini merupakan kesalahan kami yang

berada di Bukit dilirik oleh Program Stu-

menjadikan ruang sidang sebagai tempat

di Farmasi Fakultas Mipa. Ketika Fapet

kuliah,” tegas Tjok Istri. Sementara semes-

yang mulai jarang memfungsikan gedung

ter tiga dan seterusnya berkuliah di kam-

perkuliahan di Bukit, maka gedung terse-

pus Sesetan dan praktikum dilaksanakan

but dipinjam secara lisan oleh Farmasi atas

di Kampus Sudirman.

keputusan dari rektor.

Menanggapi hal tersebut Rektor

Kini mahasiswa Fapet sudah berjum-

Universitas Udayana menyatakan sudah

lah 86 orang, lebih banyak dari tahun-ta-

merencanakan penataan ulang tentang

hun sebelumnya. Rencana – rencana baru

keberadaan Fapet dan Program Studi Far-

pun mulai disusun oleh Dekan Fapet dan

masi. “Dirancang lagi, ditata lagi, ditata

jajarannya demi membenahi kampus. “Ta-

ulang, apakah gedungnya akan ditambah

hun lalu sudah saya usulkan kepada Pak

lagi untuk Farmasi, nanti akan ditinjau lagi

Bakta (Rektor yang menjabat sebelumnya)

kebutuhannya nanti bagaimana, karena

agar gedung AI diperbaiki dikarenakan

dulu gedung tersebut tidak dipakai oleh

semua mahasiswa Fapet akan difokuskan

Fapet dan untuk tanah yang di Hardy’s

di Bukit,” tegas Tjok Istri.

nanti jika sudah selesai, jangan dikontrak-

Fapet memiliki tiga tempat perkuli-

kan lagi,” ungkap Prof.Dr.dr Ketut Suasti-

ahan saat ini, diantaranya kampus Bukit

ka SpPD KEMD saat diwawancarai disela

Jimbaran yang harus rela dibagi dengan

– sela kesibukannya. (Dharma, Sas, Jack)

www.persakademika.com/@persakademika

21

JEJAK

Eksotisme Pura Gunung Kawi, Genah Penglukatan lan Wisata

Keindahan Pura Gunung Kawi terpancar ketika melihat pekarangan yang luas dan asri,
lengkap dengan taman yang tertata rapi. Gerak ikan dalam kolam yang jernih menambah
kesan keseimbangan alam di dalamnya.

G

emercik air kolam dan sejuknya

kapi dengan berbagai macam pancuran

udara menyambut wisatawan

air suci. Umat Hindu umumnya datang ke

yang datang ketika pertama sam-

pura ini untuk melakukan persembahyan-

pai di Pura Gunung Kawi yang terletak di

gan dan pembersihan diri (penglukatan).

Desa Sebatu, Tegallalang, Gianyar, Bali.

Masyarakat setempat percaya bahwa air

Kawasan pura dengan taman yang tertata

suci tersebut mampu memberikan kecan-

rapi, kolam ikan yang luas dan jernih yang

tikan alami. “Banyak pemain drama dan

dipenuhi ratusan ikan menjadi pemandan-

penari kesini mencari kecantikan”, ujar

gan indah yang tertangkap mata.

Genep (48), salah seorang penjaga pura.

Berdasarkan cerita yang berkem-

Selain umat Hindu, pura ini juga

bang di desa ini, konon pemerintahan Raja

menarik para wisatawan, baik domestik

Mayadenawa yang lalim tidak mampu

maupun wisatawan mancanegara. “This

menyejahterakan masyarakatnya. Kemu-

place is very beautiful. We still can feel the

dian, Dewa Wisnu memberikan sumber

historical value. It’s amazing how Balinese

air kehidupan dalam wujud air suci kepa-

people are still able to maintain the beau-

da masyarakat setempat. Masyarakat men-

ty of this place until now”, papar Kevin,

gungkapkan rasa syukurnya dengan mem-

wisatawan asal Kanada yang datang ber-

bangun sebuah pura tempat pemujaan

sama istrinya, Marissa. Wisatawan juga

Dewa Wisnu yang dikenal dengan nama

dapat merasakan sejuknya air suci di kol-

Pura Gunung Kawi. Pura tersebut dileng-

am pemandian yang telah disediakan.

22

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

JEJAK

Biaya Rp. 10.000 bukanlah biaya yang
besar jika dibandingkan dengan pengalaman menakjubkan di pura yang
cukup keramat ini. Kain dan selendang
menjadi sarana yang wajib dikenakan
wisatawan selama berwisata di sekeliling pura.
Beberapa toko kecil berderet rapi
di depan pura menjajakan souvenir
khas desa setempat. Pilihan menarik

Kolam terbesar di kawasan Pura Gunung Kawi
sebagai habitat para ikan dan salah satu objek
yang paling diminati.

sebagai buah tangan bagi wisatawan
sebelum meninggalkan pura ini. Pura
yang memiliki panorama indah ini berjarak 38 km dari Kota Denpasar. Dengan iringan pemandangan hasil seni
pahat yang begitu indah dan berkualitas, hamparan alam nan menawan serta
cuaca yang sejuk membuat perjalanan
menuju pura ini menjadi menyenangkan. Pura Gunung Kawi bisa menjadi
pilihan untuk kabur dari kepenatan
dan sesaknya suasana kota yang padat.

Kolam suci di kawasan dalam Pura Gunung
Jati.

Such a sweet escape. (Resita)
www.persakademika.com/@persakademika

23

BUDAYA

Bala Cinta
Si Landung
Sumber gambar: Lester Ledesma/Skylight Images

Di Bali, kisah cinta tak selamanya berakhir bahagia.
Bisa juga berujung petaka.
Tak hanya pemandangan alam, seni, bu-

awal mula perkenalan kisah cinta tragis

daya, dan religi yang mampu menjadi

tersebut. Barong menurut asal katanya da-

magnet pesona Bali, namun keromanti-

lam bahasa sansekerta yaitu ‘B(h)arwang’

san dan cinta di setiap ujung lokasi di Bali

(Kardji, 1993) dan dalam bahasa Jawa

juga memberikan icipan cita rasa berbeda.

Kuno Barong juga disebut “Barwang”

Tak jarang Bali menjadi incaran bagi mer-

(Zoetmulder,1995). Kedua asal kata Bar-

eka yang ingin mempersatukan cinta da-

ong tersebut bermakna sama yaitu Beru-

lam ikatan pernikahan. Bali bahkan lebih

ang. Tak salah jika pementasan Barong di

sering menjadi destinasi tempat berbulan

Bali identik dengan rupa binatang yang

madu. Film kisah cinta ala Hollywood

besar. ‘Landung’ dalam bahasa Bali berar-

pun juga pernah singgah untuk shooting

ti tinggi, sehingga Barong Landung berarti

di Bali.

Barong yang memiliki perawakan tinggi.

Siapa kira, di balik romantisme yang

Jangan sangka Barong Landung be-

ditawarkan Bali ternyata ada kisah cinta

rupa hewan yang tinggi dan besar. Barong

memilukan yang pernah terjadi di tanah

Landung tak sama seperti Barong pada

Dewata ini. Kisah yang terjadi sekitar

umumnya di Bali. Barong ini unik dan ber-

100 windu silam, yang telah menelurkan

ciri khas. Bagaimana tidak, rupa – rupanya

peradaban kuno ditengah Agama Hindu,

adalah manusia. Perawakannya pun ma-

seni, dan budaya di Bali yang terjaga hing-

nusia. Barong ini identik dengan sepasang

ga saat ini.

wanita lelaki. Wanita beparas gadis Cina,

Alkisah Barong Landung, inilah

24

lelakinya berwajah Bali Aga (kuno).

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

BUDAYA
Letak kesamaan antara Barong Landung

sangat termashyur, Maya Denawa.

dengan Barong pada umumnya pada

Gelisah suami tak kunjung kemba-

makna pementasannya untuk kegaiatan

li, King Cing Wei menyusul ke Gunung

keagamaan, yaitu sebagai penolak bala.

Batur. Didapatlah suaminya telah ber-

Meskipun memiliki makna sebagai peno-

hati dua, maka murkalah King Cing Wei

lak bala, tapi bala yang mewarnai kisah

dan menghardik Dewi Danu. Dewi Danu

sejarah Barong Landung ini tak dapat di-

merasa dibohongi. Dengan kesaktiannya

tolak. Bala cinta. Kisah bala cinta Barong

dibinasakanlah Dalem Balingkang dan

Landung inilah yang memberikan sentu-

King Cing Wei.

han berbeda pada setiap kisah cinta yang
berujung di Bali.

Oleh rakyat yang mencintai Dalem
Balingkang dan King Cing Wei, setelah

Dalam kisahnya tersebutlah seorang

mengetahui keduanya sudah binasa, dib-

Raja Balingkang yang bertahta pada tahun

uatkanlah patung yang disebut Stasu-

1181 – 1204 Masehi bernama Jaya Pangus.

ra dan Bhati Mandul untuk mengenang

Beliau memperistri seorang wanita Cina,

keduanya, yang akhirnya berkembang

King Cing Wei. Balingkang merupakan

menjadi Barong Landung. Hal ini tidak

gabungan kata dari dua nama wilayah

diketahui pasti mengapa diwujudkan da-

yang berbeda, yaitu ‘Bali’ yang berarti Bali

lam perawakan yang ‘landung’.

dan ‘Khang’ yang berarti Cina. Raja Jaya

Dalam perwujudan Barong Landung

Pangus atau yang dikenal pula dengan

yang ada sekarang, lelakinya berwujud

nama Dalem Balingkang konon sangat

hitam, seram, dan gigi bertaring. Sedang-

mencintai sang istri, sayangnya mereka

kan wanitanya putih, cantik, dan bermata

tak kunjung diberikan putra.

sipit. Barong Landung biasa dipentaskan

Suatu hari Dalem Balingkang beren-

saat Hari Raya Galungan dan Kuningan,

cana untuk bersemedi di Gunung Batur.

upacara keagamaan, dan terkadang juga

Namun celakanya, bukan wangsit yang

sebagai hiburan. Meskipun dalam konteks

didapat, melainkan seorang wanita ber-

pementasan maknanya berbeda, namun

nama Dewi Danu. Tipu muslihat Dalem

kisah yang melekat pada Barong Landung

Balingkang yang mengatakan dirinya per-

tak akan berbeda. Kisah cinta yang ber-

jaka berhasil menikahi Dewi Danu. Dari

bumbu pengkhianatan, kebohongan, dan

hubungan itu lahir seorang putra bernama

petaka. (EkaApsari)

www.persakademika.com/@persakademika

25

OPINI

Grasi
Oleh: Asykur Anam
Presiden punya hak untuk memberi grasi. Jadi, mintalah grasi, bagi tahanan yang mulai
frustasi, dengan rumitnya jalur hukum di republik ini. Contohnya Schapelle Leigh Corby yang
pernah merasakan nikmatnya menerima grasi. Tapi kalau yang tak diberi, artinya harus
mendekam di bui lebih lama lagi.

Pertengahan tahun 2013 saya bertemu

dengan

Meta

sempat melarikan diri ke Singapura. Dia

Dharmasaputra,

melarikan diri karena mendapatkan an-

Pemimpin Redaksi Kata Data dan mantan

caman dari pihak Asian Agri. Dalam pelar-

wartawan TEMPO. Saya pribadi memang-

ian itulah Vincent mengancam akan mem-

gilnya mas Meta. Saya menjemputnya-

bocorkan skandal pajak Asian Agri Group

siang hari di Bandara Ngurah Rai, Bali.

jika pihak Sukanto Tanoto terus mengan-

Kami naik taxi dari bandara menuju tem-

camnya. Meta mengeluarkan laporan in-

pat pelatihan di daerah Kerobokan, Ba-

vestigasi skandal pajak ini dalam bentuk

dung. Saya bertanya tentang Vincent ke-

buku berjudul "Saksi Kunci". Bagi saya

pada Meta di dalam taxi. Vincent adalah

yang menarik dari laporan investigasi itu

pembocor rahasia pajak Asian Agri Group

adalah upaya pria bernama lengkap Vin-

yang merupakan induk perusahaan Raja

centius Amin Sutanto atau Vincent dalam

Garuda Mas (RGM) milik Sukanto Tanoto.

mencari keringanan hukuman.

Meta menjelaskan, kalau saat ini Vincent

Laporan investigasi "Saksi Kunci"

telah bebas dan sedang membuka usaha

sosok Vincent digambarkan sebagai seo-

catering. "Tapi harus terus diawasi karena

rang whistle blower atau peniup peluit.

bisa saja terjadi sesuatu yang tidak diing-

Istilah ini dipakai bagi para pelaku kejaha-

inkan menimpanya," kata Meta.

tan atau kriminal, namun pelaku kejahatan

Vincent resmi masuk dan menghuni

tersebut bersedia untuk mengungkapkan

rumah tahanan Kepolisian Daerah Metro

kejahatan lain yang lebih besar sehingga

Jaya pada 11 Desember 2006. Dia dijeb-

merugikan negara. Bahkan di Amerika ada

loskan ke penjara karena terlibat kasus

undang-undang federal the False Claims

pencurian uang perusahaan Asian Agri

Act atau Lincoln Law yang sudah ada se-

senilai US$ 3,1 juta dan baru dicairkan Rp

jak 1863. Undang-undang ini menjelaskan

200 juta. Sebelum menghuni rumah tahan-

bagaimana seorang whistle blower bukan

an Kepolisian Daerah Metro Jaya, Vincent

hanya harus dilindungi keselamatannya,

26

BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014

OPINI
tapi juga bisa mendapatkan imbalan beru-

ra memperingati ulang tahun kedaulatan

pa uang. Sayangnya meski sebagai whistle

Papua tanggal 1 Desember 2004.

blower, nasib Vincent benar-benar tak mu-

Karma menolak dengan alasan jika ia me-

jur. Singkatnya, Vincent harus mendekam

nerima grasi tersebut berarti ia menga-

di penjara selama 11 tahun setelah mele-

kui bahwa ia salah. Karma balik meminta

wati berbagai persidangan termasuk upa-

presiden untuk membebaskan papua dari

ya banding. Gagal dengan berbagai upaya

kolonialisme Indonesia. Elaine Pearson,

banding untuk meringankan hukumann-

Wakil Direktur Asia dari Human Rights

ya, Vincent ajukan grasi kepada Presiden.

Watch menjelaskan, “Memenjarakan pe-

Tapi gagal juga. Susilo Bambang Yud-

sakitan politik merupakan hal memalu-

hoyono lebih memilih mengampuni ban-

kan dan sangat jauh dari gambaran negara

dar "mariyuana" daripada mengampuni

demokrasi modern yang berusaha digagas

penyelamat uang negara triliunan rupiah.

Indonesia”.

Schapelle Leigh Corby yang kedapatan

Memasuki tahun politik, April 2014.

membawa 4,2 kg ganja di Bandara Ngurah

Kita dihadapkan pada banyak persoalan

Rai, Bali pada 8 Oktober 2004. Corby pun

yang belum kelar di negara ini. Dari ma-

divonis hukuman penjara 20 tahun pada

salah korupsi hingga pelanggaran HAM.

27 Mei 2005. Presiden memberikan gra-

Dari Sabang sampai Merauke. Kita dituntut

si kepada Corby pada 15 Mei 2012. Grasi

untuk memilih pemimpin negeri ini selan-

itulah yang mengurangi hukuman Corby

jutnya. Pasca SBY turun dari kursi terhor-

dari 20 tahun menjadi 15 tahun.

matnya. Lagi dan lagi. Selain memilih kita

Nasib Corby jelas lebih mujur dari

hanya bisa berharap. Semoga yang terpilih

Vincent. Namun, tak semua tahanan suka

kelak dapat memberikan haknya kepada

dengan pemberian grasi oleh presiden. Tak

yang pantas mendapatkan hak. Grasi ha-

semua tahanan di republik ini juga suka

nya contoh mungil dari setumpuk perma-

dikasihani presiden. Contohnya tahanan

salahan yang serius di negeri ratusan suku

politik Filep Karma yang ditahan oleh pen-

ini. Dari negeri yang hanya mengakui lima

gadilan negeri Abepura dan memperoleh

agama ini. Dari negeri yang pemimpinan-

hukuman 15 tahun penjara pada 27 Okto-

ya pemurah ampun ini. Pemurah ampun

ber 2005. Dia ditahan karena mengibarkan

untuk pengedar ganja bukan penyelamat

bendera Bintang Kejora pada saat upaca-

uang negara.

www.persakademika.com/@persakademika

27

Adit/Akademika

Redaksi menerima kiriman arikel, opini, masukkan, kriik, saran atau tanggapan tentang
kehidupan civitas akademika Universitas Udayana. Tulisan bisa dialamatkan langsung ke Sekretariat Pers Mahasiswa Akademika Jl. Dr. R. G