221499207 Kampus Disentralisasi Harus Siap Migrasi
ISSN: 09854-1678
Taki - Takining Sewaka Guna Widya
Kampus Disentralisasi,
Harus Siap Migrasi
Laporan Khusus:
Fakultas Peternakan
Terjebak di Tiga
Tempat
Jejak:
Eksotisme Pura
Gunung Kawi
Essay Foto: Siapkah
Bukit Menyatukan
Seluruh Mahasiswa?
Resensi film:
Cinta dan Tahta
di Akhir Era
Budaya:
Bala Cinta Si
Landung
Opini:
Grasi
Buletin AKADEMIKA Edisi 2 - April 2014
DAFTAR ISI
Editorial
/
3
Laporan Utama
Profil
/
/
12
Essay Foto
/
Resensi
16
/
14
Laporan Khusus
Jejak
/
/
20
22
Budaya
/
Opini
26
/
4
24
Diterbitkan oleh: Pers Mahasiswa Akademika
Universitas Udayana.
Izin terbit: SK Rektor Unud 499/SK/PT/07/OM/LA/83.
Alamat Sekretariat:
Gedung Student Center Lantai 2,
Jalan Dr. R. Goris, Denpasar-Bali.
Email: pers_akademika@yahoo.com
2
Salam Persma!!!
Buletin Edisi II - April 2014 akhirnya
terbit. Buletin kali ini membahas mengenai
sentralisasi pembelajaran mahasiswa Strata
1 di kampus Bukit Jimbaran. Isu yang masih
simpang siur itu, membuat kami tertarik untuk mengulas lebih dalam tentang kebenarannya. Awalnya, pertanyaan yang ada di pikiran
kami adalah seperti apa upaya sentralisasi yang
merupakan cita-cita rektor Unud? Mampukah
Unud menyentralisasikan kegiatan pembelajaran mahasiswa di Kampus Bukit Jimbaran untuk mahasiswa S1? Bagaimana pro dan kontra
yang ada di dalamnya? Semua jawaban dari
pertanyaan di atas akan terjawab saat membaca
buletin ini.
Di dalamnya juga mengulas Fakultas Peternakan yang terjebak di tiga tempat. Disisipi
pula berita ringan mengenai eksotisme Pura
Gung Kawi dan sejarah Barong Landung.
Itulah sekilas isi buletin ini. Lebih lengkapnya pembaca bisa simak dengan seksama.
Kami sangat berharap buletin ini bisa menjadi
bacaan alternatif untuk kawan-kawan mahasiswa. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran untuk kemajuan kita bersama.
Pemimpin Redaksi
Pelindung: Rektor Universitas Udayana.
Penasihat: Pembantu Rektor III Universitas
Udayana.
Ketua Unit/Pemimpin Umum: Jaya Kusuma.
Pemimpin Redaksi: Alit Purwaningsih.
Redaktur Pelaksana: Nila Perina Dewi, Dharma Yani, Resita Yuana, Indah Kusuma.
Editor: Ary Praiwi, Vera Aryanini, Diah Dharmapatni.
Tim Redaksi: Sui, Sam, Ari, Ulul, Maya, Rizky, Dea, Sasmita, Dharma, Resita, Sueca, Eka
Apsari, Jacklyn, Asykur.
Layouter: Gamaliel Sangga Buana.
Ilustrasi: Sangga, Adit.
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
EDITORIAL
Saatnya Menata Kampus Bukit
Ada hal menarik dari rektor Univer-
pembelajaran di Kampus Bukit Jimbaran?
sitas Udayana (Unud) yang baru menjabat
Sebelum menebak jawaban dari per-
tahun 2013 lalu. Prof. Suastika bercita-ci-
tanyaan di atas, ada banyak hal yang patut
ta menyentralisasi kegiatan pembelajaran
diperhitungkan. Hal yang paling mende-
Strata 1 (S1) di Kampus Bukit Jimbaran.
sak saat ini yaitu permasalahan lahan dan
Saat blusukan pertama pasca terpilih pun,
dana. Universitas Udayana di Kampus
Prof. Suastika semakin mantap menden-
Bukit Jimbaran berdiri di atas lahan selu-
gungkan rencana sentralisasi itu.
as 175 hektar, namun 25 hektarnya adalah
Alasan Prof. Suastika untuk melaku-
milik masyarakat setempat. Sebagian be-
kan sentralisasi sangat jelas. Kondisi ge-
sar masyarakat setempat menutup telinga
dung kampus terpecah-pecah dan kurang
bahkan ngotot tak mau pindah. Padahal,
nyaman untuk mahasiswa. Upaya sen-
keberadaan lahan ini sangat mempen-
tralisasi ini akan memfokuskan kegiatan
garuhi tata letak pembangunan gedung
pembelajaran mahasiswa program S1 di
sebagai penunjang sentralisasi di Kampus
Kampus Bukit Jimbaran. Kampus di Den-
Bukit Jimbaran. Selain itu, pengucuran
pasar pun akan difungsikan untuk kegia-
dana untuk melengkapi sarana dan prasa-
tan pembelajaran bagi program pasca sar-
rana di Kampus Bukit Jimbaran tentu tak
jana (S2), vokasi (D3) dan ekstensi.
semudah membalikkan telapak tangan.
Kampus Denpasar memiliki tata ru-
Sebenarnya upaya dalam sentralisa-
ang yang terkesan sesak dan amburadul.
si ini akan berdampak baik. Dengan tata
Keadaan Kampus Bukit Jimbaran juga
letak yang terpusat, urusan birokrasi dan
memiliki tata ruang yang amburadul, na-
interaksi antar mahasiswa menjadi lancar.
mun lahannya masih cukup luas dan ada
Oleh karena itu, hendaknya urusan aset
gedung-gedung yang tak terpakai. Sehing-
lahan dan sarana prasarana harus segera
ga, ada baiknya pembelajaran di Kampus
terselesaikan, walaupun akan memakan
Sudirman difokuskan di Kampus Bukit
waktu lama. Jika cita-cita rektor terca-
Jimbaran saja. Kemudian pertanyaannya,
pai, maka tak ada lagi perbedaan fasilitas
mampukah Prof. Suastika menggapai ci-
Kampus Bukit Jimbaran dan Denpasar
ta-cita untuk menyentralisasikan kegiatan
bagi mahasiswa program S1. (red)
www.persakademika.com/@persakademika
3
LAPUT 1
Kampus Disentralisasi, Mahasiswa Unud
Harus Siap Migrasi
Gersang, megah namun krodit dan macet. Kontras. Pemandangan klasik di siang terik
manakala menilik tiga titik kampus Universitas Udayana yakni Kampus Bukit Jimbaran,
Kampus Sudirman Denpasar dan Kampus Pulau Nias.
S
atu-persatu daun telah berguguran
Tahun ini, mahasiswa salah satu
meninggalkan tangkainya. Berser-
program studi Fakultas Kedokteran akan
akan dan menyatu dengan tanah.
bermigrasi ke Kampus Bukit Jimbaran. Ya,
Pemandangan inilah yang terlihat sepan-
sentralisasi kegiatan pembelajaran S1 di
jang kanan jalan menuju rektorat universi-
kampus Bukit Jimbaran memang bukan
tas tertua di Bali ini. Luas namun gersang,
hanya sekadar wacana lagi. Bahkan, Rek-
layaknya bukit kapur yang tak terurus
tor Universitas Udayana pun sudah ‘blu-
memang. Sebaliknya, sekelompok gedung
sukan’ ke masing-masing fakultas demi
berdiri megah berdesakan di jantung kota
mensosialisasikan kebijakan ini. Rencana
Denpasar, Jalan P.B Sudirman. Menjelang
‘pemerkosaan’ gedung yang sudah diung-
siang, area ini berubah bagaikan show room.
kapkan oleh Rektor dalam debat Pil-rek
Motor dan mobil segala merk berdesakan
setahun silam itu, secara bertahap akan
memenuhi setiap ruang yang tadinya lapa-
mulai direalisasikan akhir tahun 2014 nan-
ng. Belum lagi gedung yang bertetangga
ti. Namun kemudian timbul sebuah tan-
dengan Rumah Sakit Sanglah. Sirine am-
da tanya besar, mampukah Prof. Suastika
bulans, keluarga tersesat dan macet ada-
mewujudkan sentralisasi ini?
lah menu biasa bagi mahasiswa.
4
Berani. Itulah kata yang tepat untuk
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPUT 1
agi atas beberapa tempat, diantaranya
Kampus Bukit Jimbaran (Fakultas Teknik,
FMIPA, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Fakultas Ekonomi), Kampus
Sudirman Denpasar (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas
Sangga/Akademika
Pariwisata, Fakultas Ekonomi) dan Kampus Pulau Nias Denpasar (Fakultas Sastra
dan Budaya serta Fakultas Hukum). Den-
menggambarkan sikap orang nomor satu
gan tata kampus yang dianggap kurang
di Universitas Udayana ini. Ditemui di
eisien, Suastika merencanakan sebuah
sela-sela kesibukannya pada Jumat (21/3)
tata letak yang baru. Rencana sentralisasi
lalu, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-
tersebut memfokuskan mahasiswa pro-
KEMD membenarkan adanya rencana
gram S1 dari semua fakultas melakukan
pemusatan kegiatan belajar di kampus
kegiatan pembelajaran di satu area seluas
Bukit Jimbaran untuk program studi Stra-
150 hektar yakni Kampus Bukit Jimbaran.
ta 1 tahun ini. “Dilihat dari segi luas, kam-
Sementara itu, gedung-gedung kampus di
pus di Denpasar dirasa sudah tidak bisa
Denpasar akan difungsikan untuk proses
dikembangkan lagi. Maka dari itu sebaikn-
pembelajaran bagi program pasca sarjana
ya kita kembangkan program studi S1 di
(S2), vokasi (D3) dan ekstensi. “Sentral-
Bukit Jimbaran mengingat lahan yang ma-
isasi tahun ini akan dimulai dari fakultas
sih luas,” ujar Suastika sambil tersenyum
yang prodinya belum memiliki gedung
ramah. Lebih lanjut mantan Dekan Fakul-
memadai seperti prodi Kedokteran Gigi
tas Kedokteran ini menyatakan bahwa ke-
atau FISIP,” ujar Prof Suastika.
beradaan Rumah Sakit Unud juga menja-
Dekan Fakultas Kedokteran, Prof.
di salah satu alasan untuk memindahkan
Dr. dr. Putu Astawa, M.Kes, Sp.OT (K) me-
Fakultas Kedokteran ke Bukit Jimbaran, di
ngungkapkan sangat setuju dengan ren-
samping pertambahan jumlah mahasiswa
cana sentralisasi tersebut. “Kalau ditan-
tahun ajaran baru mendatang.
ya setuju tidak setuju, maka saya sebagai
Kampus Universitas Udayana terb-
Dekan yang harus melakukan pendidikan
www.persakademika.com/@persakademika
5
LAPUT 1
akademik dan profesi yang memerlukan
gedung agar lebih layak. Lebih lanjut Clara
laboratorium serta rumah sakit sebagai
mengungkapkan jika secara pribadi, dir-
tempat belajar, maka saya setuju,” ujarn-
inya merasa tidak ada salahnya jika dip-
ya di sela-sela kesibukannya pada Senin
indahkan ke bukit asalkan gedung yang
(14/4) lalu. Astawa menambahkan, pro-
disiapkan untuk FISIP memang benar-be-
gram sentralisasi ini penting untuk men-
nar capable. “Jangan sampai kalau kami
gatasi berbagai tantangan di masa depan
sudah pindah malah dikasi gedung yang
misalnya lahan sempit sehingga pengem-
mangkrak. Apalagi jarak untuk menem-
bangan parkir, bangunan ruang perkulia-
puh bukit jauh. Ketika mahasiswa belajar
han kurang dan lain-lain. Namun menge-
ke sana dan melihat gedungnya tidak me-
nai kapan harus dilaksanakan atau harus
madai malah akan malas untuk kuliah,”
sudah tersentralisasi di bukit masih belum
ujar mahasiswi yang kini menjabat sebagai
merupakan keputusan pasti.
Menteri Pendidikan BEM PM Unud terse-
Ditemui di tempat berbeda, Pembantu Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu
but.
Hal
serupa
diungkapkan
Made
Pengetahuan Alam (FMIPA), Drs. I Made
Laras Fatmala Eni, mahasiswi semester 2
Satriya Wibawa, M.Si. pun mengungkap-
Program Studi Kedokteran Gigi. Dirinya
kan hal senada. “Saya setuju, karena akan
menginginkan perkuliahan tetap diada-
lebih bagus apabila semua S1 berkumpul,”
kan di Kampus Sudirman. “Gosipnya sih
ujarnya saat ditemui di Fakultas MIPA Se-
semester selanjutnya bakal ditempatkan
lasa (15/4) lalu. Sayangnya banyak hal yang
di bukit, setuju nggaknya ya jelas, nggak
di-of the record-kan oleh Satriya Wibawa
setuju,” ujar mahasiswi yang mengaku
mengingat masih simpang siurnya infor-
kuliahnya nomaden, tapi akhir-akhir ini
masi.
selalu di skill laboratorium. Lebih lanjut
Namun demikian, hal tak senada
Laras menyangsikan apakah Bapak/Ibu
disuarakan oleh mahasiswa. Ni Nyoman
dosen bersedia mengajar di kampus Bukit
Clara Listyadewi misalnya. Mahasiswi
dan Sudirman. “Kalau dosen sudah dipas-
semester 4 Program Studi Hubungan In-
tikan mau mengajar ya ga papa. Tapi kalau
ternasional ini menyatakan lebih baik ge-
bilang mau ujung-ujungnya malah kuliah
dung di FISIP yang ada sekarang diopti-
bolong-bolong gara-gara dosennya ada
malkan lagi, misalnya seperti renovasi
mengajar di Sudirman sama aja bohong.
6
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPUT 1
Kuliah terganggu,” beber Laras pada hari
gan. Banyak hal yang perlu dibenahi ber-
Minggu (20/4) via Short Message Service
kaitan dengan sarana prasarana, lalu pem-
(SMS).
benahan tersebut memerlukan waktu dan
Ditanya mengenai sosialisasi tentang
biaya yang ekstra. “Ini memerlukan waktu
sentralisasi di Fakultas Kedokteran, Dekan
yang lama mulai dari penataan aset, mem-
Fakultas Kedokteran, Putu Astawa men-
buat masterplan baru kemudian memba-
gatakan memang wacana tersebut belum
ngun gedung. Tentu prodi yang pindah
disosialisasikan secara terstruktur namun
dari Denpasar menuju Jimbaran membu-
telah disampaikan secara implisit dalam
tuhkan gedung untuk sarana kegiatan be-
sambutan rektor. “Wacana mengenai ke-
lajar-mengajar,” ujar rektor yang hobi blu-
sulitan-kesulitan pengembangan kampus
sukan ke fakultas-fakultas ini.
Sudirman itu disampaikan secara tidak
langsung
melalui
Universitas Udayana di Bukit Jimba-
sambutan-sambutan
ran berdiri di atas lahan seluas 175 hektar,
Rektor pada pertemuan maupun event di
dimana 25 hektarnya adalah milik warga
Kampus Sudirman,” ujar Dekan berwajah
setempat. Sayangnya, 25 hektar tanah war-
ramah itu saat ditemui di kantornya pada
ga tersebut berada di antara lahan Univer-
Senin lalu (14/4) seusai makan siang.
sitas Udayana sehingga menyulitkan pem-
Lebih lanjut Dekan yang menggantikan Prof Suastika sejak tahun 2013 terse-
bangunan dan menghambat sentralisasi
kampus.
but menyatakan bahwa dirinya menang-
“Dari dulu sebelum saya menjadi
gapi positif rencana Rektor, terlebih alasan
rektor tentu upaya untuk menukar aset
Rektor dalam pengembangan Kampus
milik beberapa masyarakat yang berada
Sudirman ke depannya. “Khusus untuk
di tengah dengan yang berada pinggi-
FK karena pengembangan Rumah Sakit
ran tanah Unud sudah dilakukan, namun
Perguruan Tinggi ada di Kampus Bukit,
masyarakat masih ngotot tanahnya tidak
bukan tidak mungkin FK akan segera ke-
bisa dipindah,” ujar rektor yang baru se-
sana kalau semua sarana prasarana sudah
tahun menjabat itu. Selanjutnya Suastika
dapat direalisasikan.” ungkapnya.
menyatakan tidak akan menggunakan jal-
Permasalahan Klasik Vs Rupiah
ur hukum terkait masalah lahan, melaink-
Mewujudkan sentralisasi memang
an dengan cara musyawarah dengan mas-
tidak semudah membalikkan telapak tan-
yarakat. “Namun masyarakat sering sekali
www.persakademika.com/@persakademika
7
LAPUT 1
tidak menghiraukan apabila ada sosialisa-
tidak ada itu pungutan ke Fakultas Kedok-
si masalah lahan ini,” ujar Suastika seraya
teran atau ke mahasiswa. “Yang ada ada-
menggelengkan kepala.
lah FK bersama-sama Unud melengkapi
Ditanya mengenai keefektifan sen-
sarana prasarana pendidikan Kedokteran
tralisasi terkait dengan pembenahan tata
termasuk operasional Rumah Sakit Pergu-
letak di Universitas Udayana, Dekan
ruan Tinggi Negeri,” ungkap Astawa.
Fakultas Kedokteran pun angkat bicara.
Lebih lanjut kesulitan terbesarnya
“Kampus Sudirman memang sudah san-
adalah mengubah mindset seluruh civi-
gat sulit dikembangkan baik untuk parkir
tas akademika untuk
maupun bangunan lain. Sebagai pengelola
dan mau ke tempat yang lebih baik yak-
pendidikan, sepanjang proses belajar men-
ni Kampus Bukit. Tidak menutup kemu-
gajar berjalan dengan baik apalagi melebi-
ngkinan ada Clara dan Laras Laina yang
hi dari Kampus Sudirman, ini sudah efek-
kompak belum ingin pindah ke bukit. Na-
tif,” ungkapnya. Meskipun selalu berpikir
mun Dekan Fakultas Kedokteran itu opti-
positif terhadap rencana tersebut, Astawa
mis mahasiswa akan siap pindah kuliah ke
menambahkan agar program studi Kedok-
Bukit. “Saya kira kalau fasilitas yang telah
teran Gigi, Rumah Sakit Gigi dan mulut
disediakan itu memadai dan sentralisasi
tidak dialokasikan di tempat yang bukan
merupakan kebijakan ke arah yang lebih
perencanaan semula agar tidak bongkar
baik pasti mereka manut-manut,” Asta-
pasang dan pindah sana sini setelah di
wa berharap hendaknya sarana prasarana
Kampus Bukit mengingat hal ini memer-
dalam proses belajar mengajar tidak leb-
lukan biaya tidak sedikit.
ih jelek dari Kampus Sudirman. Rektor
mempunyai niat
Berbicara masalah dana, Rektor pun
Universitas Udayana pun berharap semo-
mengaku sentralisasi ini tentunya mem-
ga program ini bisa direalisasikan dalam
butuhkan biaya yang tidak sedikit. “Kalau
beberapa tahun ke depan secara bertahap
menunggu dana dari Dikti tentu keluarn-
setelah sarana dan infrastruktur bisa
ya tidak karuan, sehingga kami mengu-
dilengkapi. “Sentralisasi tentu akan mem-
sahakan upaya lain untuk mendapatkan
permudah penyampaian informasi seh-
dana baik dari pembayaran UKT dan lain-
ingga komunikasi bisa berjalan lebih lan-
nya,” Ditemui di tempat berbeda, Dekan
car,” pungkas Suastika sambil tersenyum
Fakultas Kedokteran menyatakan bahwa
mantap. (Dea, Sam)
8
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPUT 2
Pr o- Kont r a Sent r al i sasi :
I y a at au Ti dak?
“Saya nyaman berada di Kampus Sudirman. Lokasinya juga dekat dengan rumah.”Begitulah alasan salah seorang mahasiswa Unud yang menolak rencana sentralisasi pembelajaran program S1 di kampus Bukit
Jimbaran Unud.
R
ektor Universitas Udayana, Prof.
Menurut Swastika, sebenarnya ren-
Dr. Ir Ketut Swastika, Sp. Pd-
cana sentralisasi kegiatan pembelajaran di
KEMD
berencana menyentral-
Bukit Jimbaran telah diwacanakan sejak
isasikan pembelajaran program S-1 Unud
masa kepemimpinan rektor sebelumnya.
di kampus Bukit Jimbaran. Menurut Swas-
Namun karena suatu proses yang panjang,
tika Kampus Unud di Denpasar yang ter-
wacana ini belum dapat direalisasikan. Se-
diri dari dua wilayah, yakni di Sudirman
hingga dalam kepemimpinannya Swastika
dan Nias dilihat dari segi luas sudah tidak
berniat fokus pada rencana ini, mengingat
efektif lagi. Sementara Kampus Unud di
Unud akan mengembangkan beberapa
Bukit Jimbaran sebaliknya, dari segi lahan
prodi baru.
masih dapat dikembangkan.
Namun, rencana ini sepertinya tidak
”Kalau kita melihat dari segi luas
mendapat sambutan positif oleh seluruh
kampus, rasanya di Denpasar sudah tidak
civitas akademika Unud, terutama maha-
bisa dikembangkan lagi dan rencana itu
siswanya. Selalu ada yang berada di pihak
saya kira sangat logis,”terang Rektor Unud
oposisi atau memilih berada di grey area,
yang juga merupakan mantan Dekan FK
alias ragu-ragu. Hal ini terbukti dengan
Unud ketika ditemui di Gedung Rektorat
hasil polling yang dilakukan Persma Aka-
Bukit Jimbaran.
demika kepada 100 responden di 13 fakultas, diketahui 54 persen mahasiswa Unud
www.persakademika.com/@persakademika
9
LAPUT 2
menyetujui sentralisasi pembelajaran di
Salah satunya dari mahasiswa Fakul-
Kampus Bukit Jimbaran, 37 persennya tak
tas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universi-
merestui sentralisasi ini, dan sisanya se-
tas Udayana, Yunda Ariesta(19). Terlepas
banyak 9 persen masih ragu-ragu.
dari statusnya sebagai mahasiswa yang
Dari hasil kuesioner, sebagian besar
berkuliah di kampus Denpasar, Yunda,
penolakan berasal dari mahasiswa Unud
panggilan akrab gadis ini, setuju dengan
yang berkuliah di Denpasar. Sementa-
adanya sentralisasi. “Aku setuju, karena
ra “anak bukit” (mahasiswa yang kuliah
hal itu akan memudahkan jalannya bi-
Adit/Akademika
di Kampus Bukit Jimbaran) setuju-setuju
rokrasi di Unud”, ungkapnya.
saja dengan rencana sentralisasi ini. Mas-
Akan tetapi, apabila gadis berambut
ing-masingnya pun punya pandangan,
panjang tersebut ikut terkena imbas kebi-
serta alasan tersendiri, terhadap ke-pro-
jakan tersebut, Yunda pribadi mengaku ti-
an-nya dan ke-kontra-an-nya.
dak setuju terhadap kebijakan sentralisasi.
10
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPUT 2
Ia beralasan, kalau dirinya terkena imbas,
Dwi Febri Dyantari, “kami mahasiswa pe-
dalam artian beberapa mendatang ia harus
ternakan memang dari dulu ingin kuliah
pindah ke bukit, tentu ia harus beradap-
satu sentral. Sekarang kita kan pisah-pisah
tasi lagi. “Kita kan perlu menyesuaikan
ada yang di bukit ada yang di Denpasar”,
dengan lingkungan sekitar lagi, menurut-
ungkap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
ku itu akan menggangu konsentrasiku se-
Fakultas Peternakan ini.
bagai mahasiswa,” akunya.
Febri yang sekarang duduk di se-
Yunda juga sedikit berkomentar
mester enam ini juga memaparkan bahwa
mengenai kebanyakan “anak kamsud”
sebenarnya mahasiswa peternakan san-
yang tidak pro terhadap sentralisasi ini.
gat setuju sekali dengan kebijakan rek-
Menurutnya, di mindset “anak kamsud”,
tor untuk membangun kembali kampus
kampus bukit beserta lingkungannya ada-
bukit. “Selain itu, kita sebagai mahasiswa
lah tempat yang kurang cozy. “Di pikiran
memang wajib untuk membuat Kampus
orang-orang, selain letaknya yang jauh,
Bukit menjadi aktif,” terangnya.
kampus Bukit adalah ‘negeri’ yang agak
Sementara itu, pendapat yang agak
terisolir dari jantung kota. Belum lagi,
berbeda datang dari seorang mahasiswi
banyak isu-isu angker yang bertebaran di
Fakultas Teknik, Citra Arum Sari(18). Ci-
daerah bukit jimbaran,” kata Yunda.
tra, sapaan akrabnya, mengakui bahwa ia
Ditanya mengenai pendapatnya ten-
sangat setuju atas sentralisasi ini. Menurut-
tang kemungkinan program ini berhasil,
nya, apabila semua mahasiswa S1 ngam-
Yunda berkata bahwa mungkin rencana
pus di Bukit Jimbaran, hal itu akan terasa
tersebut bisa berhasil, namun dalam jang-
adil. Sebab, ia merasa fasilitas di Kam-
ka waktu yang cukup lama. “Aku yakin
pus Sudirman lebih terawat ketimbang di
sih, tapi mungkin akan berlangsung alot,
Kampus Bukit Jimbaran. “Ya menurutku,
kira-kira 10 tahunan lah. Soalnya, kan
biar adil lah, dalam artian semua maha-
lumayan banyak fakultas yang akan dipin-
siswa merasakan kehidupan di Bukit,”
dahkan,” tegas mahasiswa yang duduk di
tutur gadis yang duduk di semester 2 ini.
semester 2 ini.
(Ari, Sui)
Program sentralisasi ini sangat disambut meriah oleh mahasiswa fakultas peternakan. Hal tersebut diakui oleh Kadek
www.persakademika.com/@persakademika
11
PROFIL
Wanita pun Mampu
Mengubah Dunia
K
esan pertama yang terpancar dari Made Nian Anggara
adalah cantik. Pantas ia berhasil
menyandang predikat Duta Endek
Denpasar 2013. Rupanya tak hanya itu, mahasiswi kelahiran 11
Mei 1993 juga memiliki segudang
prestasi dari berbagai bidang.
Nian,
begitulah
sapaan
akrabnya. Sebagai duta, Nian tak
hanya wajib mempromosikan kain
endek kepada masyarakat. Baginya, Duta Endek harus mampu
memotivasi
dan
menginspirasi
orang lain untuk melakukan hal
positif. Bukan berarti harus menjaga imege atau ‘on’ tiap saat. Putri dari pasangan Drs. I Nyoman
Aryana dan Putu Sugiasih, S.Pd.
ini selalu berusaha menjadi diri
sendiri dan lebih baik lagi.
“Duta yang mencontohkan
sesuatu atau menjadi role model
bagi orang lain,” ujar perempuan
yang bercita-cita menjadi direktur
rumah sakit.
Foto: dok. pribadi
12
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
PROFIL
Alumni SMA Negeri 1 Denpasar
nya adalah mencintai kewajiban, time
ini bercerita tentang suka-dukanya men-
management dengan membiasakan mem-
jadi seorang duta. Dengan menjadi duta,
buat jadwal kegiatan dan menentukan
ia mempunyai kesempatan menambah
skala prioritas. “Yakin, deh, kalau kamu
wawasan dan relasi, menginspirasi dan
udah cinta, kegiatan yang banyak itu pasti
memotivasi orang-orang di sekitarnya,
terselesaikan dengan baik,” ucap Nian.
serta membantu upaya perubahan positif.
Kesetaraan gender dan emansipasi
Di samping itu, ia juga harus siap menja-
wanita bukan dilihat dari jabatan, namun
di sorotan publik, harus siap diwawancara
bagaimana wanita mampu menempat-
kapan dan dimana saja, serta tanggung
kan dirinya dan bersikap teladan. “Wani-
jawab kepada diri sendiri dan pemerintah
ta yang berani maju dan siap mengambil
yang mesti dipenuhi. Untungnya, Nian
resiko untuk menjadi lebih baik, dialah
selalu mendapat dukungan dari keluarga
Kartini masa kini!” tegas mahasiswi Ke-
dan sahabat. Dukungan inilah yang mem-
dokteran Umum Universitas Warmadewa
buatnya bersemangat mengikuti berbagai
ini.
lomba. Hal ini semata-mata demi masa depan yang baik, bukan untuk terkenal.
Nian menganalogikan era globalisasi seperti pisau bermata dua yang ber-
Putri bungsu dari 2 bersaudara ini
dampak baik dan buruk. Oleh karena itu,
mempunyai segudang prestasi akademik
pemuda harus meningkatkan wawasan
dan non akademik. Prestasi ini diraihn-
agar mampu bersaing di dunia modern
ya sejak SMA sampai kuliah, diantaran-
yang global, apalagi dengan pemberlakuan
ya Juara 1 Lomba Design Kreasi Wastra
ASEAN Free Trade Area tahun 2015. Seka-
(Kategori Putri), Juara Umum 2 Olimpiade
rang wanita tidak hanya menjadi ‘hiasan
Ilmu Sosial FISIP UI 2010 (Juara 1 dalam
rumah’ seperti zaman R.A Kartini remaja,
kategori Analisis Masalah dan Circle of
melainkan wanita yang mampu berpresta-
Beat), Mahasiswa Berprestasi FKIK Unwar
si dan menginspirasi.
2014 dan lain lain.
“Kalau bukan kita sebagai seorang
Nian beranggapan bahwa menye-
wanita yang sadar terhadap hak dan ke-
laraskan kegiatan akademis/non akademis
wajiban sendiri, siapa lagi? A woman can
dengan tugas-tugasnya sebagai seorang
change the world,” tutupnya. (Maya)
duta merupakan hal yang krusial. Kunciwww.persakademika.com/@persakademika
13
ESAI FOTO
Siapkah BUKIT Menyatukan Seluruh Mahasiswa?
1
4
Tak terasa Universitas Udayana (Unud)
Kampus Bukit Jimbaran. Namun, saat ini
memasuki usia ke-53 tahun. Kondisi
sebagian tanah atas nama Unud digunakan
perkuliahan terbagi menjadi dua, daerah
sebagai tempat tinggal, sekolah, bahkan
Bukit Jimbaran dan Denpasar. Isu pen-
tempat untuk berjualan. Melihat kondisi
yatuan tempat perkuliahan di Bukit pun
Bukit yang masih “berantakan” tersebut,
diusung agar birokrasi dapat terpusat di
apakah layak untuk disatukan?
14
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
ESAI FOTO
2
3
Dari pojok kiri atas, searah jarum jam:
1. Rumah Sakit Universitas Udayana tampak
tak terawat sehingga tulisannya pun tak terbaca.
2. Gedung pencucian mobil yang berdiri di atas
tanah Unud.
3. Hotel baru yang masih dalam tahap pembangunan di atas tanah Unud.
4. Stan tanaman yang berada tepat pada papan
“Tanah Milik Universitas Udayana”.
www.persakademika.com/@persakademika
Oleh: Rizky Anugerah
15
RESENSI FILM
Curse of The Golden Flower,
Cinta dan Tahta di Akhir Era
R
atusan
dayang
bangun
dan
langsung mengenakan pakaian
serta saling membantu berias an-
tar dayang di Istana Terlarang. Adegan
selanjutnya muncul ratusan langkah kaki
kuda menuju suatu tempat di sebuah pegunungan entah dimana. Kembali ke istana, seorang wanita sedang berias dengan
sedikit terengah seperti sedang sakit. Wanita itu adalah Sang Ratu, yang kemudian
kedatangan Sang Pangeran Bungsu yakni
Pangeran Yu.
Tak lama kemudian rombongan
Sang Pangeran dan Ratu pergi ke kediaman pangeran tertua, namun sempat berhenti saat Sang Ratu hampir terjatuh karena merasakan pusing. Hendak ditolong,
Sumber: http://a2.mzstatic.com/us/r30/Video/f0/f3/44/mzi.mtuaogcr.jpg
Judul Film : Curse of The Goldern Flower
Sutradara
: Zhang Yimou
Aktor Utama : Chow Yun Pat
Jay Chou
Liu Ye
Aktris Utama : Gong Li
Li Man
keluarnya sang ratu dari kamar.
sang Ratu menghentikah dayangnya. Sesa-
Perselisihan selesai dan rombongan
mpai di kamar pengeran tertua, Sang Ratu
hendak menyambut Kaisar Ping namun
masuk dan sedikit merayu pangeran, yak-
ada kabar bahwa penyambutan dibatal-
ni Pangeran Wan. Pangeran Wan berusa-
kan. Sang Kaisar rupanya sedang bertemu
ha menolak, karena takut ketahuan. Sang
dengan pangeran kedua, yakni Pangeran
Pangeran berkelit, Sang Ratu adalah ibun-
Jai. Sang Kaisar berkata kepada Jai, “Kau
ya dan hal ini tak pantas. Sang Ratu tegas
hanya boleh mendapatkan apa yang aku
membela diri bahwa ia adalah bukan ibu
berikan.” Selanjutnya kaisar mengajak pu-
kandung sang pangeran, sehingga sang
tra keduanya itu kembali ke istana. Sesa-
pangeran tak usah takut seperti itu lagi,
mpainya di istana, tabib kaisar memberi-
namun yang terjadi mereka berdua sema-
tahukan bahwa perintah kaisar mengenai
kin berselisih paham dan diakhiri dengan
ramuan Sang Ratu sudah dijalankan. Kai-
16
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
RESENSI FILM
sar kemudian bertemu dengan ratu dan
jaan, pasukan elit dan percakapan politik
semua putranya serta mengajak mereka
yang penuh intrik membawa penonton ke
untuk
keharmonisan
suasana istana Zaman Dinasti Tang yang
pada festival bunga krisan nanti. Namun,
identik dengan pernis emasnya dan ista-
adegan keluarga tersebut tak terlihat lay-
na yang megah dan luas, bahkan ada abdi
aknya keluarga yang harmonis.
khusus yang bertugas untuk memberita-
memperlihatkan
Sebenarnya, timbulnya ketidakharmonisan keluarga kekaisaran itu karena
hukan jam karena luasnya istana sehingga
matahari tak bisa masuk jauh ke dalam.
Sang Ratu menjalin hubungan dengan
Alur cerita ilm ini sangat kuat. Hal
pangeran Wan dan Sang Kaisar menge-
ini membuat penonton susah menebak
tahuinya, tidak hanya itu timbul konlik
akhir dari ilm tersebut. Kualitas akting
antara pejabat istana kepercayaan Kaisar
pemainnya pun tak diragukan lagi; pen-
dengan Kaisar sendiri yakni tabib istana
gendalian emosi dan penaikan nada suara
yang memberikan ramuan untuk mem-
secara tiba-tiba begitu menyiratkan pe-
buat Sang Ratu semakin lemah.
mainnya bisa mendalami karakter seorang
Perselingkuhan Sang Ratu dengan
dari keluarga kerajaan.
Pangeran Wan juga menimbulkan perse-
Film yang rilis tahun 2007 dengan
lingkuhan baru antara sang pangeran den-
durasi 114 menit ini terasa membosank-
gan anak tabib istana, dimana itu dilarang
an dengan kekolosalannya yang terlalu
dalam aturan istana. Jati diri ibu kandung
terlihat, tetapi semua itu akan tertutupi
Pangeran Wan dan siapa sesungguhnya
dengan kelebihan dimana cerita berpusat
Kaisar Ping sebelum menjadi Kaisar juga
pada kisah cinta Ratu dengan Pangeran
akan ditampilkan. Terkahir, puncak keti-
Wan dan perebutan tahta serta ramuan
dakharmonisan keluarga kekaisaran Tang
Sang tabib akan membuat penonton ter-
ini akan disuguhkan adegan hebat saat se-
cengang. Namun, ada sedikit terasa meng-
belum Festival Bunga Krisan.
gantung pada akhir ceritanya. Penonton
Film yang disutradarai Zhang Yimou
menyaksikan adegan yang membuat pe-
ini begitu mempesonakan penontonn-
nasaran bagaimana kelanjutan ceritan-
ya dengan banyak memperlihatkan kea-
ya. Hal ini cukup megundang tanya dan
gungan dan kemasyhuran Dinasti Tang.
mungkin membuat penonon berkeinginan
Keindahan istana, pakaian keluarga kera-
mencari sejarah aslinya. (Sueca)
www.persakademika.com/@persakademika
17
RESENSI BUKU
Sayatan Nada-nada Kehidupan
Identitas Buku
Judul Buku
:
Pengarang
:
Penerbit
:
Kota Terbit
:
Tahun Terbit :
Cetakan
:
“J
adi,
“Kisah Lainnya : Catatan 2010-2012”
Ariel dkk.
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) dan Musica Studio’s
Jakarta
2012
Pertama, Agustus 2012; Kedua, Agustus 2012; Ketiga, September 2012
hidup
telah
memilih,
2010-2012.
menurunkan aku ke bumi”. Be-
Semua itu berawal pada suatu
gitulah kalimat pembuka dalam
malam di bulan Mei 2010, kehidupan
buku ini, sederhana namun penuh mak-
Ariel berubah seketika menjadi seorang
na. “Yang Terucap Akan Lenyap, Yang
tahanan. Ariel menapaki hidupnya yang
Tercatat Akan Teringat”. Kata-kata bijak
baru dalam lingkungan yang asing dan
inilah yang menginspirasi Ariel, Uki, Luk-
meninggalkan sejenak personil Peterpan
man, Reza, dan David untuk mencatat se-
untuk kurun waktu yang tidak sebentar,
gala kejadian yang terjadi selama tahun
2 tahun. Tidak tinggal diam, dalam rutan
Sumber Foto: https://gramediaonline.com/images/prod_images/201800342_large.jpg
18
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
RESENSI BUKU
Ia membuat ukiran pada piano tua, mem-
berikut: “Ketika Bintang Terang Menyinari
buat kaligrai pada gypsum, dan mencoba
Peterpan” dan “Yang Lepas dan Yang Ter-
take vocal lagu yang Ia ciptakan sendiri
hempas”. Keindahan kata yang gunakan
yaitu “Dara” dalam sebuah almari tanpa
dalam buku ini membuat kita semakin ter-
ventilasi yang dibantu rekan Bimkernya.
hanyut dalam kisahnya, serta ada banyak
Begitu kemelut kisah Ariel dan Peter-
foto dan gambar yang ditampilkan seh-
pan, membawa banyak pro dan kontra di
ingga membuat pembaca menikmati dan
masyarakat. Masalah internal juga terjadi,
tidak bosan-bosannya membalik lembar
sehingga membuat Peterpan memperkuat
demi lembar kisah yang tertulis didalam-
formasinya dengan David sebagai pianis.
nya.
Satu persatu kisah mereka dibahas dalam
Buku ‘Kisah Lainnya’ memiliki sampul
buku ini. Bagaimana perjuangan musik
gradasi warna merah gelap dan dan mer-
mereka ketika ditentang oleh keluarga dan
ah terang dengan simbol bulu warna pu-
lingkungan. Lalu pencapaian-pencapaian
tih menghadap kanan atas, ini merupa-
yang akhirnya didapatkan oleh mereka,
kan simbol dari band yang ariel gawangi
penghargaan dari dalam dan luar negeri
bersama dengan kawan-kawannya. Sam-
untuk musikalitas mereka.
pul ini terlihat sederhana namun elegan,
Buku ‘Kisah Lainnya’ ini merupa-
memberikan kesan misterius dan menun-
kan biograi dari Ariel dkk serta Peterpan
tun setiap mata untuk mengetahui lebih
sendiri. Penyajiannya menyenangkan dan
jauh apa yang tersimpan dibaliknya.
bahasa yang digunakan juga ringan. Buku
Banyak nilai positif yang dapat kita
ini memiliki alur maju mundur yang mem-
ambil, Keberanian menghadapi persoalan
buat pembaca harus lebih jeli dan konsen-
dengan kepala tetap tegak. Itulah kesat-
trasi dalam menanggapi setiap kisah yang
uan dari banyak kisah yang satu persatu
dipaparkan secara tidak runtut tersebut.
di uraikan oleh kelima personil tersebut.
Jika tidak, pembaca mungkin akan merasa
Oleh karena itu, buku ini dapat dibaca
sedikit bingung dengan alur yang ada.
oleh semua orang, segala usia dan kalan-
Namun demikian, judul yang diberi-
gan. Sangat tepat untuk mereka yang in-
kan pada tiap kisah yang ditulisnya mem-
gin tahu lebih dalam kisah Ariel dkk serta
buat setiap pembaca penasaran dan ingin
Peterpan khususnya. (Ulul)
segera mengetahuinya. Seperti pada judul
www.persakademika.com/@persakademika
19
LAPORAN KHUSUS
Fakultas Peternakan
Terjebak di Tiga Tempat
“Kuliah di Hardy’s itu
tidak efektif, karena di sana bukan
tempat kuliah. Di sana adalah tempat
berjualan. Saat belajar pukul 10.00 WITA,
sudah terdengar suara pramuniaga yang menawarkan
discount-discount,” ungkap Kadek Dwi Pebri Dyantari
(Dyan) Ketua BEM Fakultas Peternakan.
Foto: Dharma/Akademika
J
arum jam menunjukkan pukul 08.30
aman. “Parkir mahasiswa dan pengunjung
WITA. Seluruh mahasiswa program
sama, tapi mahasiswa gak bayar, banyak
S1 regular di Universitas Udayana
yang kehilangan helm pula,” celetuk Dyan.
bergegas memasuki kelasnya masing –
Awalnya ruang kuliah yang berada satu
masing. Tidak ketinggalan pula maha-
bangunan dengan Hardy’s Ramayana
siswa Fakultas Peternakan (Fapet) yang
tersebut merupakan Pusat Pengembangan
pagi itu berkuliah di Kampus Sesetan. Te-
Agribisnis dan Kewirausahaan (PPAK).
patnya satu gedung dengan mall Hardy’s
Pendirian gedung PPAK bertujuan untuk
Ramayana Sesetan.
melatih mahasiswa Fapet dan orang luar
Mungkin petugas penjaga parkir di
Fapet yang mau belajar berwirausaha.
mall tersebut harus bekerja lebih ekstra
“Ada lima ruangan ditambah tiga ruangan
untuk menghafalkan wajah – wajah ma-
baru, terdiri dari kelas dan lab ekonomi
hasiswa yang berkuliah di sana. Pasalnya
dan penyuluhan kewirausaan,” ungkap
setiap mahasiswa yang memasuki areal
Ir. Tjok Istri Putri, M.P, Pembantu Dekan
tersebut telah terbebas dari biaya parkir.
II Fapet Universitas Udayana. Ketika dis-
Namun sayang areal tersebut kurang
inggung masalah kepemilikan lahan, lebih
20
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPORAN KHUSUS
lanjut Tjok Istri memaparkan bahwa lah-
Program Studi Farmasi, Fakultas Mipa.
an tersebut adalah milik Udayana yang
Kampus Sesetan yang memiliki konstruk-
disewakan dan kemudian didirikan se-
si bangunan satu gedung dengan Mall dan
buah mall. Namun dalam perjanjian sewa
Kampus Sudirman yang merupakan Lab
lahan tersebut dinyatakan bahwa Fapet
Bersama dan dinaungi oleh empat Fakul-
akan dibuatkan sebuah gedung sebagai
tas. Keseluruhan proses belajar mengajar
pusat pengembangan Agribisnis.
mahasiswa Fapet berlangsung pada tiga
“Karena tren mahasiswa kuliah di
tempat tersebut. Untuk mahasiswa semes-
Fapet semakin sedikit, makanya kita pa-
ter satu dan dua berkuliah di kampus Bukit,
kai ruang pengembangan agribisnis un-
Jimbaran. “Semester satu dan dua kuliah di
tuk berkuliah,” tambah Tjok Istri. Lantas
Bukit, ruang sidang di lantai tiga dekanat
gedung yang dimiliki oleh Fapet yang
dan ini merupakan kesalahan kami yang
berada di Bukit dilirik oleh Program Stu-
menjadikan ruang sidang sebagai tempat
di Farmasi Fakultas Mipa. Ketika Fapet
kuliah,” tegas Tjok Istri. Sementara semes-
yang mulai jarang memfungsikan gedung
ter tiga dan seterusnya berkuliah di kam-
perkuliahan di Bukit, maka gedung terse-
pus Sesetan dan praktikum dilaksanakan
but dipinjam secara lisan oleh Farmasi atas
di Kampus Sudirman.
keputusan dari rektor.
Menanggapi hal tersebut Rektor
Kini mahasiswa Fapet sudah berjum-
Universitas Udayana menyatakan sudah
lah 86 orang, lebih banyak dari tahun-ta-
merencanakan penataan ulang tentang
hun sebelumnya. Rencana – rencana baru
keberadaan Fapet dan Program Studi Far-
pun mulai disusun oleh Dekan Fapet dan
masi. “Dirancang lagi, ditata lagi, ditata
jajarannya demi membenahi kampus. “Ta-
ulang, apakah gedungnya akan ditambah
hun lalu sudah saya usulkan kepada Pak
lagi untuk Farmasi, nanti akan ditinjau lagi
Bakta (Rektor yang menjabat sebelumnya)
kebutuhannya nanti bagaimana, karena
agar gedung AI diperbaiki dikarenakan
dulu gedung tersebut tidak dipakai oleh
semua mahasiswa Fapet akan difokuskan
Fapet dan untuk tanah yang di Hardy’s
di Bukit,” tegas Tjok Istri.
nanti jika sudah selesai, jangan dikontrak-
Fapet memiliki tiga tempat perkuli-
kan lagi,” ungkap Prof.Dr.dr Ketut Suasti-
ahan saat ini, diantaranya kampus Bukit
ka SpPD KEMD saat diwawancarai disela
Jimbaran yang harus rela dibagi dengan
– sela kesibukannya. (Dharma, Sas, Jack)
www.persakademika.com/@persakademika
21
JEJAK
Eksotisme Pura Gunung Kawi, Genah Penglukatan lan Wisata
Keindahan Pura Gunung Kawi terpancar ketika melihat pekarangan yang luas dan asri,
lengkap dengan taman yang tertata rapi. Gerak ikan dalam kolam yang jernih menambah
kesan keseimbangan alam di dalamnya.
G
emercik air kolam dan sejuknya
kapi dengan berbagai macam pancuran
udara menyambut wisatawan
air suci. Umat Hindu umumnya datang ke
yang datang ketika pertama sam-
pura ini untuk melakukan persembahyan-
pai di Pura Gunung Kawi yang terletak di
gan dan pembersihan diri (penglukatan).
Desa Sebatu, Tegallalang, Gianyar, Bali.
Masyarakat setempat percaya bahwa air
Kawasan pura dengan taman yang tertata
suci tersebut mampu memberikan kecan-
rapi, kolam ikan yang luas dan jernih yang
tikan alami. “Banyak pemain drama dan
dipenuhi ratusan ikan menjadi pemandan-
penari kesini mencari kecantikan”, ujar
gan indah yang tertangkap mata.
Genep (48), salah seorang penjaga pura.
Berdasarkan cerita yang berkem-
Selain umat Hindu, pura ini juga
bang di desa ini, konon pemerintahan Raja
menarik para wisatawan, baik domestik
Mayadenawa yang lalim tidak mampu
maupun wisatawan mancanegara. “This
menyejahterakan masyarakatnya. Kemu-
place is very beautiful. We still can feel the
dian, Dewa Wisnu memberikan sumber
historical value. It’s amazing how Balinese
air kehidupan dalam wujud air suci kepa-
people are still able to maintain the beau-
da masyarakat setempat. Masyarakat men-
ty of this place until now”, papar Kevin,
gungkapkan rasa syukurnya dengan mem-
wisatawan asal Kanada yang datang ber-
bangun sebuah pura tempat pemujaan
sama istrinya, Marissa. Wisatawan juga
Dewa Wisnu yang dikenal dengan nama
dapat merasakan sejuknya air suci di kol-
Pura Gunung Kawi. Pura tersebut dileng-
am pemandian yang telah disediakan.
22
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
JEJAK
Biaya Rp. 10.000 bukanlah biaya yang
besar jika dibandingkan dengan pengalaman menakjubkan di pura yang
cukup keramat ini. Kain dan selendang
menjadi sarana yang wajib dikenakan
wisatawan selama berwisata di sekeliling pura.
Beberapa toko kecil berderet rapi
di depan pura menjajakan souvenir
khas desa setempat. Pilihan menarik
Kolam terbesar di kawasan Pura Gunung Kawi
sebagai habitat para ikan dan salah satu objek
yang paling diminati.
sebagai buah tangan bagi wisatawan
sebelum meninggalkan pura ini. Pura
yang memiliki panorama indah ini berjarak 38 km dari Kota Denpasar. Dengan iringan pemandangan hasil seni
pahat yang begitu indah dan berkualitas, hamparan alam nan menawan serta
cuaca yang sejuk membuat perjalanan
menuju pura ini menjadi menyenangkan. Pura Gunung Kawi bisa menjadi
pilihan untuk kabur dari kepenatan
dan sesaknya suasana kota yang padat.
Kolam suci di kawasan dalam Pura Gunung
Jati.
Such a sweet escape. (Resita)
www.persakademika.com/@persakademika
23
BUDAYA
Bala Cinta
Si Landung
Sumber gambar: Lester Ledesma/Skylight Images
Di Bali, kisah cinta tak selamanya berakhir bahagia.
Bisa juga berujung petaka.
Tak hanya pemandangan alam, seni, bu-
awal mula perkenalan kisah cinta tragis
daya, dan religi yang mampu menjadi
tersebut. Barong menurut asal katanya da-
magnet pesona Bali, namun keromanti-
lam bahasa sansekerta yaitu ‘B(h)arwang’
san dan cinta di setiap ujung lokasi di Bali
(Kardji, 1993) dan dalam bahasa Jawa
juga memberikan icipan cita rasa berbeda.
Kuno Barong juga disebut “Barwang”
Tak jarang Bali menjadi incaran bagi mer-
(Zoetmulder,1995). Kedua asal kata Bar-
eka yang ingin mempersatukan cinta da-
ong tersebut bermakna sama yaitu Beru-
lam ikatan pernikahan. Bali bahkan lebih
ang. Tak salah jika pementasan Barong di
sering menjadi destinasi tempat berbulan
Bali identik dengan rupa binatang yang
madu. Film kisah cinta ala Hollywood
besar. ‘Landung’ dalam bahasa Bali berar-
pun juga pernah singgah untuk shooting
ti tinggi, sehingga Barong Landung berarti
di Bali.
Barong yang memiliki perawakan tinggi.
Siapa kira, di balik romantisme yang
Jangan sangka Barong Landung be-
ditawarkan Bali ternyata ada kisah cinta
rupa hewan yang tinggi dan besar. Barong
memilukan yang pernah terjadi di tanah
Landung tak sama seperti Barong pada
Dewata ini. Kisah yang terjadi sekitar
umumnya di Bali. Barong ini unik dan ber-
100 windu silam, yang telah menelurkan
ciri khas. Bagaimana tidak, rupa – rupanya
peradaban kuno ditengah Agama Hindu,
adalah manusia. Perawakannya pun ma-
seni, dan budaya di Bali yang terjaga hing-
nusia. Barong ini identik dengan sepasang
ga saat ini.
wanita lelaki. Wanita beparas gadis Cina,
Alkisah Barong Landung, inilah
24
lelakinya berwajah Bali Aga (kuno).
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
BUDAYA
Letak kesamaan antara Barong Landung
sangat termashyur, Maya Denawa.
dengan Barong pada umumnya pada
Gelisah suami tak kunjung kemba-
makna pementasannya untuk kegaiatan
li, King Cing Wei menyusul ke Gunung
keagamaan, yaitu sebagai penolak bala.
Batur. Didapatlah suaminya telah ber-
Meskipun memiliki makna sebagai peno-
hati dua, maka murkalah King Cing Wei
lak bala, tapi bala yang mewarnai kisah
dan menghardik Dewi Danu. Dewi Danu
sejarah Barong Landung ini tak dapat di-
merasa dibohongi. Dengan kesaktiannya
tolak. Bala cinta. Kisah bala cinta Barong
dibinasakanlah Dalem Balingkang dan
Landung inilah yang memberikan sentu-
King Cing Wei.
han berbeda pada setiap kisah cinta yang
berujung di Bali.
Oleh rakyat yang mencintai Dalem
Balingkang dan King Cing Wei, setelah
Dalam kisahnya tersebutlah seorang
mengetahui keduanya sudah binasa, dib-
Raja Balingkang yang bertahta pada tahun
uatkanlah patung yang disebut Stasu-
1181 – 1204 Masehi bernama Jaya Pangus.
ra dan Bhati Mandul untuk mengenang
Beliau memperistri seorang wanita Cina,
keduanya, yang akhirnya berkembang
King Cing Wei. Balingkang merupakan
menjadi Barong Landung. Hal ini tidak
gabungan kata dari dua nama wilayah
diketahui pasti mengapa diwujudkan da-
yang berbeda, yaitu ‘Bali’ yang berarti Bali
lam perawakan yang ‘landung’.
dan ‘Khang’ yang berarti Cina. Raja Jaya
Dalam perwujudan Barong Landung
Pangus atau yang dikenal pula dengan
yang ada sekarang, lelakinya berwujud
nama Dalem Balingkang konon sangat
hitam, seram, dan gigi bertaring. Sedang-
mencintai sang istri, sayangnya mereka
kan wanitanya putih, cantik, dan bermata
tak kunjung diberikan putra.
sipit. Barong Landung biasa dipentaskan
Suatu hari Dalem Balingkang beren-
saat Hari Raya Galungan dan Kuningan,
cana untuk bersemedi di Gunung Batur.
upacara keagamaan, dan terkadang juga
Namun celakanya, bukan wangsit yang
sebagai hiburan. Meskipun dalam konteks
didapat, melainkan seorang wanita ber-
pementasan maknanya berbeda, namun
nama Dewi Danu. Tipu muslihat Dalem
kisah yang melekat pada Barong Landung
Balingkang yang mengatakan dirinya per-
tak akan berbeda. Kisah cinta yang ber-
jaka berhasil menikahi Dewi Danu. Dari
bumbu pengkhianatan, kebohongan, dan
hubungan itu lahir seorang putra bernama
petaka. (EkaApsari)
www.persakademika.com/@persakademika
25
OPINI
Grasi
Oleh: Asykur Anam
Presiden punya hak untuk memberi grasi. Jadi, mintalah grasi, bagi tahanan yang mulai
frustasi, dengan rumitnya jalur hukum di republik ini. Contohnya Schapelle Leigh Corby yang
pernah merasakan nikmatnya menerima grasi. Tapi kalau yang tak diberi, artinya harus
mendekam di bui lebih lama lagi.
Pertengahan tahun 2013 saya bertemu
dengan
Meta
sempat melarikan diri ke Singapura. Dia
Dharmasaputra,
melarikan diri karena mendapatkan an-
Pemimpin Redaksi Kata Data dan mantan
caman dari pihak Asian Agri. Dalam pelar-
wartawan TEMPO. Saya pribadi memang-
ian itulah Vincent mengancam akan mem-
gilnya mas Meta. Saya menjemputnya-
bocorkan skandal pajak Asian Agri Group
siang hari di Bandara Ngurah Rai, Bali.
jika pihak Sukanto Tanoto terus mengan-
Kami naik taxi dari bandara menuju tem-
camnya. Meta mengeluarkan laporan in-
pat pelatihan di daerah Kerobokan, Ba-
vestigasi skandal pajak ini dalam bentuk
dung. Saya bertanya tentang Vincent ke-
buku berjudul "Saksi Kunci". Bagi saya
pada Meta di dalam taxi. Vincent adalah
yang menarik dari laporan investigasi itu
pembocor rahasia pajak Asian Agri Group
adalah upaya pria bernama lengkap Vin-
yang merupakan induk perusahaan Raja
centius Amin Sutanto atau Vincent dalam
Garuda Mas (RGM) milik Sukanto Tanoto.
mencari keringanan hukuman.
Meta menjelaskan, kalau saat ini Vincent
Laporan investigasi "Saksi Kunci"
telah bebas dan sedang membuka usaha
sosok Vincent digambarkan sebagai seo-
catering. "Tapi harus terus diawasi karena
rang whistle blower atau peniup peluit.
bisa saja terjadi sesuatu yang tidak diing-
Istilah ini dipakai bagi para pelaku kejaha-
inkan menimpanya," kata Meta.
tan atau kriminal, namun pelaku kejahatan
Vincent resmi masuk dan menghuni
tersebut bersedia untuk mengungkapkan
rumah tahanan Kepolisian Daerah Metro
kejahatan lain yang lebih besar sehingga
Jaya pada 11 Desember 2006. Dia dijeb-
merugikan negara. Bahkan di Amerika ada
loskan ke penjara karena terlibat kasus
undang-undang federal the False Claims
pencurian uang perusahaan Asian Agri
Act atau Lincoln Law yang sudah ada se-
senilai US$ 3,1 juta dan baru dicairkan Rp
jak 1863. Undang-undang ini menjelaskan
200 juta. Sebelum menghuni rumah tahan-
bagaimana seorang whistle blower bukan
an Kepolisian Daerah Metro Jaya, Vincent
hanya harus dilindungi keselamatannya,
26
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
OPINI
tapi juga bisa mendapatkan imbalan beru-
ra memperingati ulang tahun kedaulatan
pa uang. Sayangnya meski sebagai whistle
Papua tanggal 1 Desember 2004.
blower, nasib Vincent benar-benar tak mu-
Karma menolak dengan alasan jika ia me-
jur. Singkatnya, Vincent harus mendekam
nerima grasi tersebut berarti ia menga-
di penjara selama 11 tahun setelah mele-
kui bahwa ia salah. Karma balik meminta
wati berbagai persidangan termasuk upa-
presiden untuk membebaskan papua dari
ya banding. Gagal dengan berbagai upaya
kolonialisme Indonesia. Elaine Pearson,
banding untuk meringankan hukumann-
Wakil Direktur Asia dari Human Rights
ya, Vincent ajukan grasi kepada Presiden.
Watch menjelaskan, “Memenjarakan pe-
Tapi gagal juga. Susilo Bambang Yud-
sakitan politik merupakan hal memalu-
hoyono lebih memilih mengampuni ban-
kan dan sangat jauh dari gambaran negara
dar "mariyuana" daripada mengampuni
demokrasi modern yang berusaha digagas
penyelamat uang negara triliunan rupiah.
Indonesia”.
Schapelle Leigh Corby yang kedapatan
Memasuki tahun politik, April 2014.
membawa 4,2 kg ganja di Bandara Ngurah
Kita dihadapkan pada banyak persoalan
Rai, Bali pada 8 Oktober 2004. Corby pun
yang belum kelar di negara ini. Dari ma-
divonis hukuman penjara 20 tahun pada
salah korupsi hingga pelanggaran HAM.
27 Mei 2005. Presiden memberikan gra-
Dari Sabang sampai Merauke. Kita dituntut
si kepada Corby pada 15 Mei 2012. Grasi
untuk memilih pemimpin negeri ini selan-
itulah yang mengurangi hukuman Corby
jutnya. Pasca SBY turun dari kursi terhor-
dari 20 tahun menjadi 15 tahun.
matnya. Lagi dan lagi. Selain memilih kita
Nasib Corby jelas lebih mujur dari
hanya bisa berharap. Semoga yang terpilih
Vincent. Namun, tak semua tahanan suka
kelak dapat memberikan haknya kepada
dengan pemberian grasi oleh presiden. Tak
yang pantas mendapatkan hak. Grasi ha-
semua tahanan di republik ini juga suka
nya contoh mungil dari setumpuk perma-
dikasihani presiden. Contohnya tahanan
salahan yang serius di negeri ratusan suku
politik Filep Karma yang ditahan oleh pen-
ini. Dari negeri yang hanya mengakui lima
gadilan negeri Abepura dan memperoleh
agama ini. Dari negeri yang pemimpinan-
hukuman 15 tahun penjara pada 27 Okto-
ya pemurah ampun ini. Pemurah ampun
ber 2005. Dia ditahan karena mengibarkan
untuk pengedar ganja bukan penyelamat
bendera Bintang Kejora pada saat upaca-
uang negara.
www.persakademika.com/@persakademika
27
Adit/Akademika
Redaksi menerima kiriman arikel, opini, masukkan, kriik, saran atau tanggapan tentang
kehidupan civitas akademika Universitas Udayana. Tulisan bisa dialamatkan langsung ke Sekretariat Pers Mahasiswa Akademika Jl. Dr. R. G
Taki - Takining Sewaka Guna Widya
Kampus Disentralisasi,
Harus Siap Migrasi
Laporan Khusus:
Fakultas Peternakan
Terjebak di Tiga
Tempat
Jejak:
Eksotisme Pura
Gunung Kawi
Essay Foto: Siapkah
Bukit Menyatukan
Seluruh Mahasiswa?
Resensi film:
Cinta dan Tahta
di Akhir Era
Budaya:
Bala Cinta Si
Landung
Opini:
Grasi
Buletin AKADEMIKA Edisi 2 - April 2014
DAFTAR ISI
Editorial
/
3
Laporan Utama
Profil
/
/
12
Essay Foto
/
Resensi
16
/
14
Laporan Khusus
Jejak
/
/
20
22
Budaya
/
Opini
26
/
4
24
Diterbitkan oleh: Pers Mahasiswa Akademika
Universitas Udayana.
Izin terbit: SK Rektor Unud 499/SK/PT/07/OM/LA/83.
Alamat Sekretariat:
Gedung Student Center Lantai 2,
Jalan Dr. R. Goris, Denpasar-Bali.
Email: pers_akademika@yahoo.com
2
Salam Persma!!!
Buletin Edisi II - April 2014 akhirnya
terbit. Buletin kali ini membahas mengenai
sentralisasi pembelajaran mahasiswa Strata
1 di kampus Bukit Jimbaran. Isu yang masih
simpang siur itu, membuat kami tertarik untuk mengulas lebih dalam tentang kebenarannya. Awalnya, pertanyaan yang ada di pikiran
kami adalah seperti apa upaya sentralisasi yang
merupakan cita-cita rektor Unud? Mampukah
Unud menyentralisasikan kegiatan pembelajaran mahasiswa di Kampus Bukit Jimbaran untuk mahasiswa S1? Bagaimana pro dan kontra
yang ada di dalamnya? Semua jawaban dari
pertanyaan di atas akan terjawab saat membaca
buletin ini.
Di dalamnya juga mengulas Fakultas Peternakan yang terjebak di tiga tempat. Disisipi
pula berita ringan mengenai eksotisme Pura
Gung Kawi dan sejarah Barong Landung.
Itulah sekilas isi buletin ini. Lebih lengkapnya pembaca bisa simak dengan seksama.
Kami sangat berharap buletin ini bisa menjadi
bacaan alternatif untuk kawan-kawan mahasiswa. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran untuk kemajuan kita bersama.
Pemimpin Redaksi
Pelindung: Rektor Universitas Udayana.
Penasihat: Pembantu Rektor III Universitas
Udayana.
Ketua Unit/Pemimpin Umum: Jaya Kusuma.
Pemimpin Redaksi: Alit Purwaningsih.
Redaktur Pelaksana: Nila Perina Dewi, Dharma Yani, Resita Yuana, Indah Kusuma.
Editor: Ary Praiwi, Vera Aryanini, Diah Dharmapatni.
Tim Redaksi: Sui, Sam, Ari, Ulul, Maya, Rizky, Dea, Sasmita, Dharma, Resita, Sueca, Eka
Apsari, Jacklyn, Asykur.
Layouter: Gamaliel Sangga Buana.
Ilustrasi: Sangga, Adit.
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
EDITORIAL
Saatnya Menata Kampus Bukit
Ada hal menarik dari rektor Univer-
pembelajaran di Kampus Bukit Jimbaran?
sitas Udayana (Unud) yang baru menjabat
Sebelum menebak jawaban dari per-
tahun 2013 lalu. Prof. Suastika bercita-ci-
tanyaan di atas, ada banyak hal yang patut
ta menyentralisasi kegiatan pembelajaran
diperhitungkan. Hal yang paling mende-
Strata 1 (S1) di Kampus Bukit Jimbaran.
sak saat ini yaitu permasalahan lahan dan
Saat blusukan pertama pasca terpilih pun,
dana. Universitas Udayana di Kampus
Prof. Suastika semakin mantap menden-
Bukit Jimbaran berdiri di atas lahan selu-
gungkan rencana sentralisasi itu.
as 175 hektar, namun 25 hektarnya adalah
Alasan Prof. Suastika untuk melaku-
milik masyarakat setempat. Sebagian be-
kan sentralisasi sangat jelas. Kondisi ge-
sar masyarakat setempat menutup telinga
dung kampus terpecah-pecah dan kurang
bahkan ngotot tak mau pindah. Padahal,
nyaman untuk mahasiswa. Upaya sen-
keberadaan lahan ini sangat mempen-
tralisasi ini akan memfokuskan kegiatan
garuhi tata letak pembangunan gedung
pembelajaran mahasiswa program S1 di
sebagai penunjang sentralisasi di Kampus
Kampus Bukit Jimbaran. Kampus di Den-
Bukit Jimbaran. Selain itu, pengucuran
pasar pun akan difungsikan untuk kegia-
dana untuk melengkapi sarana dan prasa-
tan pembelajaran bagi program pasca sar-
rana di Kampus Bukit Jimbaran tentu tak
jana (S2), vokasi (D3) dan ekstensi.
semudah membalikkan telapak tangan.
Kampus Denpasar memiliki tata ru-
Sebenarnya upaya dalam sentralisa-
ang yang terkesan sesak dan amburadul.
si ini akan berdampak baik. Dengan tata
Keadaan Kampus Bukit Jimbaran juga
letak yang terpusat, urusan birokrasi dan
memiliki tata ruang yang amburadul, na-
interaksi antar mahasiswa menjadi lancar.
mun lahannya masih cukup luas dan ada
Oleh karena itu, hendaknya urusan aset
gedung-gedung yang tak terpakai. Sehing-
lahan dan sarana prasarana harus segera
ga, ada baiknya pembelajaran di Kampus
terselesaikan, walaupun akan memakan
Sudirman difokuskan di Kampus Bukit
waktu lama. Jika cita-cita rektor terca-
Jimbaran saja. Kemudian pertanyaannya,
pai, maka tak ada lagi perbedaan fasilitas
mampukah Prof. Suastika menggapai ci-
Kampus Bukit Jimbaran dan Denpasar
ta-cita untuk menyentralisasikan kegiatan
bagi mahasiswa program S1. (red)
www.persakademika.com/@persakademika
3
LAPUT 1
Kampus Disentralisasi, Mahasiswa Unud
Harus Siap Migrasi
Gersang, megah namun krodit dan macet. Kontras. Pemandangan klasik di siang terik
manakala menilik tiga titik kampus Universitas Udayana yakni Kampus Bukit Jimbaran,
Kampus Sudirman Denpasar dan Kampus Pulau Nias.
S
atu-persatu daun telah berguguran
Tahun ini, mahasiswa salah satu
meninggalkan tangkainya. Berser-
program studi Fakultas Kedokteran akan
akan dan menyatu dengan tanah.
bermigrasi ke Kampus Bukit Jimbaran. Ya,
Pemandangan inilah yang terlihat sepan-
sentralisasi kegiatan pembelajaran S1 di
jang kanan jalan menuju rektorat universi-
kampus Bukit Jimbaran memang bukan
tas tertua di Bali ini. Luas namun gersang,
hanya sekadar wacana lagi. Bahkan, Rek-
layaknya bukit kapur yang tak terurus
tor Universitas Udayana pun sudah ‘blu-
memang. Sebaliknya, sekelompok gedung
sukan’ ke masing-masing fakultas demi
berdiri megah berdesakan di jantung kota
mensosialisasikan kebijakan ini. Rencana
Denpasar, Jalan P.B Sudirman. Menjelang
‘pemerkosaan’ gedung yang sudah diung-
siang, area ini berubah bagaikan show room.
kapkan oleh Rektor dalam debat Pil-rek
Motor dan mobil segala merk berdesakan
setahun silam itu, secara bertahap akan
memenuhi setiap ruang yang tadinya lapa-
mulai direalisasikan akhir tahun 2014 nan-
ng. Belum lagi gedung yang bertetangga
ti. Namun kemudian timbul sebuah tan-
dengan Rumah Sakit Sanglah. Sirine am-
da tanya besar, mampukah Prof. Suastika
bulans, keluarga tersesat dan macet ada-
mewujudkan sentralisasi ini?
lah menu biasa bagi mahasiswa.
4
Berani. Itulah kata yang tepat untuk
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPUT 1
agi atas beberapa tempat, diantaranya
Kampus Bukit Jimbaran (Fakultas Teknik,
FMIPA, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Fakultas Ekonomi), Kampus
Sudirman Denpasar (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas
Sangga/Akademika
Pariwisata, Fakultas Ekonomi) dan Kampus Pulau Nias Denpasar (Fakultas Sastra
dan Budaya serta Fakultas Hukum). Den-
menggambarkan sikap orang nomor satu
gan tata kampus yang dianggap kurang
di Universitas Udayana ini. Ditemui di
eisien, Suastika merencanakan sebuah
sela-sela kesibukannya pada Jumat (21/3)
tata letak yang baru. Rencana sentralisasi
lalu, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-
tersebut memfokuskan mahasiswa pro-
KEMD membenarkan adanya rencana
gram S1 dari semua fakultas melakukan
pemusatan kegiatan belajar di kampus
kegiatan pembelajaran di satu area seluas
Bukit Jimbaran untuk program studi Stra-
150 hektar yakni Kampus Bukit Jimbaran.
ta 1 tahun ini. “Dilihat dari segi luas, kam-
Sementara itu, gedung-gedung kampus di
pus di Denpasar dirasa sudah tidak bisa
Denpasar akan difungsikan untuk proses
dikembangkan lagi. Maka dari itu sebaikn-
pembelajaran bagi program pasca sarjana
ya kita kembangkan program studi S1 di
(S2), vokasi (D3) dan ekstensi. “Sentral-
Bukit Jimbaran mengingat lahan yang ma-
isasi tahun ini akan dimulai dari fakultas
sih luas,” ujar Suastika sambil tersenyum
yang prodinya belum memiliki gedung
ramah. Lebih lanjut mantan Dekan Fakul-
memadai seperti prodi Kedokteran Gigi
tas Kedokteran ini menyatakan bahwa ke-
atau FISIP,” ujar Prof Suastika.
beradaan Rumah Sakit Unud juga menja-
Dekan Fakultas Kedokteran, Prof.
di salah satu alasan untuk memindahkan
Dr. dr. Putu Astawa, M.Kes, Sp.OT (K) me-
Fakultas Kedokteran ke Bukit Jimbaran, di
ngungkapkan sangat setuju dengan ren-
samping pertambahan jumlah mahasiswa
cana sentralisasi tersebut. “Kalau ditan-
tahun ajaran baru mendatang.
ya setuju tidak setuju, maka saya sebagai
Kampus Universitas Udayana terb-
Dekan yang harus melakukan pendidikan
www.persakademika.com/@persakademika
5
LAPUT 1
akademik dan profesi yang memerlukan
gedung agar lebih layak. Lebih lanjut Clara
laboratorium serta rumah sakit sebagai
mengungkapkan jika secara pribadi, dir-
tempat belajar, maka saya setuju,” ujarn-
inya merasa tidak ada salahnya jika dip-
ya di sela-sela kesibukannya pada Senin
indahkan ke bukit asalkan gedung yang
(14/4) lalu. Astawa menambahkan, pro-
disiapkan untuk FISIP memang benar-be-
gram sentralisasi ini penting untuk men-
nar capable. “Jangan sampai kalau kami
gatasi berbagai tantangan di masa depan
sudah pindah malah dikasi gedung yang
misalnya lahan sempit sehingga pengem-
mangkrak. Apalagi jarak untuk menem-
bangan parkir, bangunan ruang perkulia-
puh bukit jauh. Ketika mahasiswa belajar
han kurang dan lain-lain. Namun menge-
ke sana dan melihat gedungnya tidak me-
nai kapan harus dilaksanakan atau harus
madai malah akan malas untuk kuliah,”
sudah tersentralisasi di bukit masih belum
ujar mahasiswi yang kini menjabat sebagai
merupakan keputusan pasti.
Menteri Pendidikan BEM PM Unud terse-
Ditemui di tempat berbeda, Pembantu Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu
but.
Hal
serupa
diungkapkan
Made
Pengetahuan Alam (FMIPA), Drs. I Made
Laras Fatmala Eni, mahasiswi semester 2
Satriya Wibawa, M.Si. pun mengungkap-
Program Studi Kedokteran Gigi. Dirinya
kan hal senada. “Saya setuju, karena akan
menginginkan perkuliahan tetap diada-
lebih bagus apabila semua S1 berkumpul,”
kan di Kampus Sudirman. “Gosipnya sih
ujarnya saat ditemui di Fakultas MIPA Se-
semester selanjutnya bakal ditempatkan
lasa (15/4) lalu. Sayangnya banyak hal yang
di bukit, setuju nggaknya ya jelas, nggak
di-of the record-kan oleh Satriya Wibawa
setuju,” ujar mahasiswi yang mengaku
mengingat masih simpang siurnya infor-
kuliahnya nomaden, tapi akhir-akhir ini
masi.
selalu di skill laboratorium. Lebih lanjut
Namun demikian, hal tak senada
Laras menyangsikan apakah Bapak/Ibu
disuarakan oleh mahasiswa. Ni Nyoman
dosen bersedia mengajar di kampus Bukit
Clara Listyadewi misalnya. Mahasiswi
dan Sudirman. “Kalau dosen sudah dipas-
semester 4 Program Studi Hubungan In-
tikan mau mengajar ya ga papa. Tapi kalau
ternasional ini menyatakan lebih baik ge-
bilang mau ujung-ujungnya malah kuliah
dung di FISIP yang ada sekarang diopti-
bolong-bolong gara-gara dosennya ada
malkan lagi, misalnya seperti renovasi
mengajar di Sudirman sama aja bohong.
6
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPUT 1
Kuliah terganggu,” beber Laras pada hari
gan. Banyak hal yang perlu dibenahi ber-
Minggu (20/4) via Short Message Service
kaitan dengan sarana prasarana, lalu pem-
(SMS).
benahan tersebut memerlukan waktu dan
Ditanya mengenai sosialisasi tentang
biaya yang ekstra. “Ini memerlukan waktu
sentralisasi di Fakultas Kedokteran, Dekan
yang lama mulai dari penataan aset, mem-
Fakultas Kedokteran, Putu Astawa men-
buat masterplan baru kemudian memba-
gatakan memang wacana tersebut belum
ngun gedung. Tentu prodi yang pindah
disosialisasikan secara terstruktur namun
dari Denpasar menuju Jimbaran membu-
telah disampaikan secara implisit dalam
tuhkan gedung untuk sarana kegiatan be-
sambutan rektor. “Wacana mengenai ke-
lajar-mengajar,” ujar rektor yang hobi blu-
sulitan-kesulitan pengembangan kampus
sukan ke fakultas-fakultas ini.
Sudirman itu disampaikan secara tidak
langsung
melalui
Universitas Udayana di Bukit Jimba-
sambutan-sambutan
ran berdiri di atas lahan seluas 175 hektar,
Rektor pada pertemuan maupun event di
dimana 25 hektarnya adalah milik warga
Kampus Sudirman,” ujar Dekan berwajah
setempat. Sayangnya, 25 hektar tanah war-
ramah itu saat ditemui di kantornya pada
ga tersebut berada di antara lahan Univer-
Senin lalu (14/4) seusai makan siang.
sitas Udayana sehingga menyulitkan pem-
Lebih lanjut Dekan yang menggantikan Prof Suastika sejak tahun 2013 terse-
bangunan dan menghambat sentralisasi
kampus.
but menyatakan bahwa dirinya menang-
“Dari dulu sebelum saya menjadi
gapi positif rencana Rektor, terlebih alasan
rektor tentu upaya untuk menukar aset
Rektor dalam pengembangan Kampus
milik beberapa masyarakat yang berada
Sudirman ke depannya. “Khusus untuk
di tengah dengan yang berada pinggi-
FK karena pengembangan Rumah Sakit
ran tanah Unud sudah dilakukan, namun
Perguruan Tinggi ada di Kampus Bukit,
masyarakat masih ngotot tanahnya tidak
bukan tidak mungkin FK akan segera ke-
bisa dipindah,” ujar rektor yang baru se-
sana kalau semua sarana prasarana sudah
tahun menjabat itu. Selanjutnya Suastika
dapat direalisasikan.” ungkapnya.
menyatakan tidak akan menggunakan jal-
Permasalahan Klasik Vs Rupiah
ur hukum terkait masalah lahan, melaink-
Mewujudkan sentralisasi memang
an dengan cara musyawarah dengan mas-
tidak semudah membalikkan telapak tan-
yarakat. “Namun masyarakat sering sekali
www.persakademika.com/@persakademika
7
LAPUT 1
tidak menghiraukan apabila ada sosialisa-
tidak ada itu pungutan ke Fakultas Kedok-
si masalah lahan ini,” ujar Suastika seraya
teran atau ke mahasiswa. “Yang ada ada-
menggelengkan kepala.
lah FK bersama-sama Unud melengkapi
Ditanya mengenai keefektifan sen-
sarana prasarana pendidikan Kedokteran
tralisasi terkait dengan pembenahan tata
termasuk operasional Rumah Sakit Pergu-
letak di Universitas Udayana, Dekan
ruan Tinggi Negeri,” ungkap Astawa.
Fakultas Kedokteran pun angkat bicara.
Lebih lanjut kesulitan terbesarnya
“Kampus Sudirman memang sudah san-
adalah mengubah mindset seluruh civi-
gat sulit dikembangkan baik untuk parkir
tas akademika untuk
maupun bangunan lain. Sebagai pengelola
dan mau ke tempat yang lebih baik yak-
pendidikan, sepanjang proses belajar men-
ni Kampus Bukit. Tidak menutup kemu-
gajar berjalan dengan baik apalagi melebi-
ngkinan ada Clara dan Laras Laina yang
hi dari Kampus Sudirman, ini sudah efek-
kompak belum ingin pindah ke bukit. Na-
tif,” ungkapnya. Meskipun selalu berpikir
mun Dekan Fakultas Kedokteran itu opti-
positif terhadap rencana tersebut, Astawa
mis mahasiswa akan siap pindah kuliah ke
menambahkan agar program studi Kedok-
Bukit. “Saya kira kalau fasilitas yang telah
teran Gigi, Rumah Sakit Gigi dan mulut
disediakan itu memadai dan sentralisasi
tidak dialokasikan di tempat yang bukan
merupakan kebijakan ke arah yang lebih
perencanaan semula agar tidak bongkar
baik pasti mereka manut-manut,” Asta-
pasang dan pindah sana sini setelah di
wa berharap hendaknya sarana prasarana
Kampus Bukit mengingat hal ini memer-
dalam proses belajar mengajar tidak leb-
lukan biaya tidak sedikit.
ih jelek dari Kampus Sudirman. Rektor
mempunyai niat
Berbicara masalah dana, Rektor pun
Universitas Udayana pun berharap semo-
mengaku sentralisasi ini tentunya mem-
ga program ini bisa direalisasikan dalam
butuhkan biaya yang tidak sedikit. “Kalau
beberapa tahun ke depan secara bertahap
menunggu dana dari Dikti tentu keluarn-
setelah sarana dan infrastruktur bisa
ya tidak karuan, sehingga kami mengu-
dilengkapi. “Sentralisasi tentu akan mem-
sahakan upaya lain untuk mendapatkan
permudah penyampaian informasi seh-
dana baik dari pembayaran UKT dan lain-
ingga komunikasi bisa berjalan lebih lan-
nya,” Ditemui di tempat berbeda, Dekan
car,” pungkas Suastika sambil tersenyum
Fakultas Kedokteran menyatakan bahwa
mantap. (Dea, Sam)
8
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPUT 2
Pr o- Kont r a Sent r al i sasi :
I y a at au Ti dak?
“Saya nyaman berada di Kampus Sudirman. Lokasinya juga dekat dengan rumah.”Begitulah alasan salah seorang mahasiswa Unud yang menolak rencana sentralisasi pembelajaran program S1 di kampus Bukit
Jimbaran Unud.
R
ektor Universitas Udayana, Prof.
Menurut Swastika, sebenarnya ren-
Dr. Ir Ketut Swastika, Sp. Pd-
cana sentralisasi kegiatan pembelajaran di
KEMD
berencana menyentral-
Bukit Jimbaran telah diwacanakan sejak
isasikan pembelajaran program S-1 Unud
masa kepemimpinan rektor sebelumnya.
di kampus Bukit Jimbaran. Menurut Swas-
Namun karena suatu proses yang panjang,
tika Kampus Unud di Denpasar yang ter-
wacana ini belum dapat direalisasikan. Se-
diri dari dua wilayah, yakni di Sudirman
hingga dalam kepemimpinannya Swastika
dan Nias dilihat dari segi luas sudah tidak
berniat fokus pada rencana ini, mengingat
efektif lagi. Sementara Kampus Unud di
Unud akan mengembangkan beberapa
Bukit Jimbaran sebaliknya, dari segi lahan
prodi baru.
masih dapat dikembangkan.
Namun, rencana ini sepertinya tidak
”Kalau kita melihat dari segi luas
mendapat sambutan positif oleh seluruh
kampus, rasanya di Denpasar sudah tidak
civitas akademika Unud, terutama maha-
bisa dikembangkan lagi dan rencana itu
siswanya. Selalu ada yang berada di pihak
saya kira sangat logis,”terang Rektor Unud
oposisi atau memilih berada di grey area,
yang juga merupakan mantan Dekan FK
alias ragu-ragu. Hal ini terbukti dengan
Unud ketika ditemui di Gedung Rektorat
hasil polling yang dilakukan Persma Aka-
Bukit Jimbaran.
demika kepada 100 responden di 13 fakultas, diketahui 54 persen mahasiswa Unud
www.persakademika.com/@persakademika
9
LAPUT 2
menyetujui sentralisasi pembelajaran di
Salah satunya dari mahasiswa Fakul-
Kampus Bukit Jimbaran, 37 persennya tak
tas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universi-
merestui sentralisasi ini, dan sisanya se-
tas Udayana, Yunda Ariesta(19). Terlepas
banyak 9 persen masih ragu-ragu.
dari statusnya sebagai mahasiswa yang
Dari hasil kuesioner, sebagian besar
berkuliah di kampus Denpasar, Yunda,
penolakan berasal dari mahasiswa Unud
panggilan akrab gadis ini, setuju dengan
yang berkuliah di Denpasar. Sementa-
adanya sentralisasi. “Aku setuju, karena
ra “anak bukit” (mahasiswa yang kuliah
hal itu akan memudahkan jalannya bi-
Adit/Akademika
di Kampus Bukit Jimbaran) setuju-setuju
rokrasi di Unud”, ungkapnya.
saja dengan rencana sentralisasi ini. Mas-
Akan tetapi, apabila gadis berambut
ing-masingnya pun punya pandangan,
panjang tersebut ikut terkena imbas kebi-
serta alasan tersendiri, terhadap ke-pro-
jakan tersebut, Yunda pribadi mengaku ti-
an-nya dan ke-kontra-an-nya.
dak setuju terhadap kebijakan sentralisasi.
10
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPUT 2
Ia beralasan, kalau dirinya terkena imbas,
Dwi Febri Dyantari, “kami mahasiswa pe-
dalam artian beberapa mendatang ia harus
ternakan memang dari dulu ingin kuliah
pindah ke bukit, tentu ia harus beradap-
satu sentral. Sekarang kita kan pisah-pisah
tasi lagi. “Kita kan perlu menyesuaikan
ada yang di bukit ada yang di Denpasar”,
dengan lingkungan sekitar lagi, menurut-
ungkap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
ku itu akan menggangu konsentrasiku se-
Fakultas Peternakan ini.
bagai mahasiswa,” akunya.
Febri yang sekarang duduk di se-
Yunda juga sedikit berkomentar
mester enam ini juga memaparkan bahwa
mengenai kebanyakan “anak kamsud”
sebenarnya mahasiswa peternakan san-
yang tidak pro terhadap sentralisasi ini.
gat setuju sekali dengan kebijakan rek-
Menurutnya, di mindset “anak kamsud”,
tor untuk membangun kembali kampus
kampus bukit beserta lingkungannya ada-
bukit. “Selain itu, kita sebagai mahasiswa
lah tempat yang kurang cozy. “Di pikiran
memang wajib untuk membuat Kampus
orang-orang, selain letaknya yang jauh,
Bukit menjadi aktif,” terangnya.
kampus Bukit adalah ‘negeri’ yang agak
Sementara itu, pendapat yang agak
terisolir dari jantung kota. Belum lagi,
berbeda datang dari seorang mahasiswi
banyak isu-isu angker yang bertebaran di
Fakultas Teknik, Citra Arum Sari(18). Ci-
daerah bukit jimbaran,” kata Yunda.
tra, sapaan akrabnya, mengakui bahwa ia
Ditanya mengenai pendapatnya ten-
sangat setuju atas sentralisasi ini. Menurut-
tang kemungkinan program ini berhasil,
nya, apabila semua mahasiswa S1 ngam-
Yunda berkata bahwa mungkin rencana
pus di Bukit Jimbaran, hal itu akan terasa
tersebut bisa berhasil, namun dalam jang-
adil. Sebab, ia merasa fasilitas di Kam-
ka waktu yang cukup lama. “Aku yakin
pus Sudirman lebih terawat ketimbang di
sih, tapi mungkin akan berlangsung alot,
Kampus Bukit Jimbaran. “Ya menurutku,
kira-kira 10 tahunan lah. Soalnya, kan
biar adil lah, dalam artian semua maha-
lumayan banyak fakultas yang akan dipin-
siswa merasakan kehidupan di Bukit,”
dahkan,” tegas mahasiswa yang duduk di
tutur gadis yang duduk di semester 2 ini.
semester 2 ini.
(Ari, Sui)
Program sentralisasi ini sangat disambut meriah oleh mahasiswa fakultas peternakan. Hal tersebut diakui oleh Kadek
www.persakademika.com/@persakademika
11
PROFIL
Wanita pun Mampu
Mengubah Dunia
K
esan pertama yang terpancar dari Made Nian Anggara
adalah cantik. Pantas ia berhasil
menyandang predikat Duta Endek
Denpasar 2013. Rupanya tak hanya itu, mahasiswi kelahiran 11
Mei 1993 juga memiliki segudang
prestasi dari berbagai bidang.
Nian,
begitulah
sapaan
akrabnya. Sebagai duta, Nian tak
hanya wajib mempromosikan kain
endek kepada masyarakat. Baginya, Duta Endek harus mampu
memotivasi
dan
menginspirasi
orang lain untuk melakukan hal
positif. Bukan berarti harus menjaga imege atau ‘on’ tiap saat. Putri dari pasangan Drs. I Nyoman
Aryana dan Putu Sugiasih, S.Pd.
ini selalu berusaha menjadi diri
sendiri dan lebih baik lagi.
“Duta yang mencontohkan
sesuatu atau menjadi role model
bagi orang lain,” ujar perempuan
yang bercita-cita menjadi direktur
rumah sakit.
Foto: dok. pribadi
12
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
PROFIL
Alumni SMA Negeri 1 Denpasar
nya adalah mencintai kewajiban, time
ini bercerita tentang suka-dukanya men-
management dengan membiasakan mem-
jadi seorang duta. Dengan menjadi duta,
buat jadwal kegiatan dan menentukan
ia mempunyai kesempatan menambah
skala prioritas. “Yakin, deh, kalau kamu
wawasan dan relasi, menginspirasi dan
udah cinta, kegiatan yang banyak itu pasti
memotivasi orang-orang di sekitarnya,
terselesaikan dengan baik,” ucap Nian.
serta membantu upaya perubahan positif.
Kesetaraan gender dan emansipasi
Di samping itu, ia juga harus siap menja-
wanita bukan dilihat dari jabatan, namun
di sorotan publik, harus siap diwawancara
bagaimana wanita mampu menempat-
kapan dan dimana saja, serta tanggung
kan dirinya dan bersikap teladan. “Wani-
jawab kepada diri sendiri dan pemerintah
ta yang berani maju dan siap mengambil
yang mesti dipenuhi. Untungnya, Nian
resiko untuk menjadi lebih baik, dialah
selalu mendapat dukungan dari keluarga
Kartini masa kini!” tegas mahasiswi Ke-
dan sahabat. Dukungan inilah yang mem-
dokteran Umum Universitas Warmadewa
buatnya bersemangat mengikuti berbagai
ini.
lomba. Hal ini semata-mata demi masa depan yang baik, bukan untuk terkenal.
Nian menganalogikan era globalisasi seperti pisau bermata dua yang ber-
Putri bungsu dari 2 bersaudara ini
dampak baik dan buruk. Oleh karena itu,
mempunyai segudang prestasi akademik
pemuda harus meningkatkan wawasan
dan non akademik. Prestasi ini diraihn-
agar mampu bersaing di dunia modern
ya sejak SMA sampai kuliah, diantaran-
yang global, apalagi dengan pemberlakuan
ya Juara 1 Lomba Design Kreasi Wastra
ASEAN Free Trade Area tahun 2015. Seka-
(Kategori Putri), Juara Umum 2 Olimpiade
rang wanita tidak hanya menjadi ‘hiasan
Ilmu Sosial FISIP UI 2010 (Juara 1 dalam
rumah’ seperti zaman R.A Kartini remaja,
kategori Analisis Masalah dan Circle of
melainkan wanita yang mampu berpresta-
Beat), Mahasiswa Berprestasi FKIK Unwar
si dan menginspirasi.
2014 dan lain lain.
“Kalau bukan kita sebagai seorang
Nian beranggapan bahwa menye-
wanita yang sadar terhadap hak dan ke-
laraskan kegiatan akademis/non akademis
wajiban sendiri, siapa lagi? A woman can
dengan tugas-tugasnya sebagai seorang
change the world,” tutupnya. (Maya)
duta merupakan hal yang krusial. Kunciwww.persakademika.com/@persakademika
13
ESAI FOTO
Siapkah BUKIT Menyatukan Seluruh Mahasiswa?
1
4
Tak terasa Universitas Udayana (Unud)
Kampus Bukit Jimbaran. Namun, saat ini
memasuki usia ke-53 tahun. Kondisi
sebagian tanah atas nama Unud digunakan
perkuliahan terbagi menjadi dua, daerah
sebagai tempat tinggal, sekolah, bahkan
Bukit Jimbaran dan Denpasar. Isu pen-
tempat untuk berjualan. Melihat kondisi
yatuan tempat perkuliahan di Bukit pun
Bukit yang masih “berantakan” tersebut,
diusung agar birokrasi dapat terpusat di
apakah layak untuk disatukan?
14
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
ESAI FOTO
2
3
Dari pojok kiri atas, searah jarum jam:
1. Rumah Sakit Universitas Udayana tampak
tak terawat sehingga tulisannya pun tak terbaca.
2. Gedung pencucian mobil yang berdiri di atas
tanah Unud.
3. Hotel baru yang masih dalam tahap pembangunan di atas tanah Unud.
4. Stan tanaman yang berada tepat pada papan
“Tanah Milik Universitas Udayana”.
www.persakademika.com/@persakademika
Oleh: Rizky Anugerah
15
RESENSI FILM
Curse of The Golden Flower,
Cinta dan Tahta di Akhir Era
R
atusan
dayang
bangun
dan
langsung mengenakan pakaian
serta saling membantu berias an-
tar dayang di Istana Terlarang. Adegan
selanjutnya muncul ratusan langkah kaki
kuda menuju suatu tempat di sebuah pegunungan entah dimana. Kembali ke istana, seorang wanita sedang berias dengan
sedikit terengah seperti sedang sakit. Wanita itu adalah Sang Ratu, yang kemudian
kedatangan Sang Pangeran Bungsu yakni
Pangeran Yu.
Tak lama kemudian rombongan
Sang Pangeran dan Ratu pergi ke kediaman pangeran tertua, namun sempat berhenti saat Sang Ratu hampir terjatuh karena merasakan pusing. Hendak ditolong,
Sumber: http://a2.mzstatic.com/us/r30/Video/f0/f3/44/mzi.mtuaogcr.jpg
Judul Film : Curse of The Goldern Flower
Sutradara
: Zhang Yimou
Aktor Utama : Chow Yun Pat
Jay Chou
Liu Ye
Aktris Utama : Gong Li
Li Man
keluarnya sang ratu dari kamar.
sang Ratu menghentikah dayangnya. Sesa-
Perselisihan selesai dan rombongan
mpai di kamar pengeran tertua, Sang Ratu
hendak menyambut Kaisar Ping namun
masuk dan sedikit merayu pangeran, yak-
ada kabar bahwa penyambutan dibatal-
ni Pangeran Wan. Pangeran Wan berusa-
kan. Sang Kaisar rupanya sedang bertemu
ha menolak, karena takut ketahuan. Sang
dengan pangeran kedua, yakni Pangeran
Pangeran berkelit, Sang Ratu adalah ibun-
Jai. Sang Kaisar berkata kepada Jai, “Kau
ya dan hal ini tak pantas. Sang Ratu tegas
hanya boleh mendapatkan apa yang aku
membela diri bahwa ia adalah bukan ibu
berikan.” Selanjutnya kaisar mengajak pu-
kandung sang pangeran, sehingga sang
tra keduanya itu kembali ke istana. Sesa-
pangeran tak usah takut seperti itu lagi,
mpainya di istana, tabib kaisar memberi-
namun yang terjadi mereka berdua sema-
tahukan bahwa perintah kaisar mengenai
kin berselisih paham dan diakhiri dengan
ramuan Sang Ratu sudah dijalankan. Kai-
16
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
RESENSI FILM
sar kemudian bertemu dengan ratu dan
jaan, pasukan elit dan percakapan politik
semua putranya serta mengajak mereka
yang penuh intrik membawa penonton ke
untuk
keharmonisan
suasana istana Zaman Dinasti Tang yang
pada festival bunga krisan nanti. Namun,
identik dengan pernis emasnya dan ista-
adegan keluarga tersebut tak terlihat lay-
na yang megah dan luas, bahkan ada abdi
aknya keluarga yang harmonis.
khusus yang bertugas untuk memberita-
memperlihatkan
Sebenarnya, timbulnya ketidakharmonisan keluarga kekaisaran itu karena
hukan jam karena luasnya istana sehingga
matahari tak bisa masuk jauh ke dalam.
Sang Ratu menjalin hubungan dengan
Alur cerita ilm ini sangat kuat. Hal
pangeran Wan dan Sang Kaisar menge-
ini membuat penonton susah menebak
tahuinya, tidak hanya itu timbul konlik
akhir dari ilm tersebut. Kualitas akting
antara pejabat istana kepercayaan Kaisar
pemainnya pun tak diragukan lagi; pen-
dengan Kaisar sendiri yakni tabib istana
gendalian emosi dan penaikan nada suara
yang memberikan ramuan untuk mem-
secara tiba-tiba begitu menyiratkan pe-
buat Sang Ratu semakin lemah.
mainnya bisa mendalami karakter seorang
Perselingkuhan Sang Ratu dengan
dari keluarga kerajaan.
Pangeran Wan juga menimbulkan perse-
Film yang rilis tahun 2007 dengan
lingkuhan baru antara sang pangeran den-
durasi 114 menit ini terasa membosank-
gan anak tabib istana, dimana itu dilarang
an dengan kekolosalannya yang terlalu
dalam aturan istana. Jati diri ibu kandung
terlihat, tetapi semua itu akan tertutupi
Pangeran Wan dan siapa sesungguhnya
dengan kelebihan dimana cerita berpusat
Kaisar Ping sebelum menjadi Kaisar juga
pada kisah cinta Ratu dengan Pangeran
akan ditampilkan. Terkahir, puncak keti-
Wan dan perebutan tahta serta ramuan
dakharmonisan keluarga kekaisaran Tang
Sang tabib akan membuat penonton ter-
ini akan disuguhkan adegan hebat saat se-
cengang. Namun, ada sedikit terasa meng-
belum Festival Bunga Krisan.
gantung pada akhir ceritanya. Penonton
Film yang disutradarai Zhang Yimou
menyaksikan adegan yang membuat pe-
ini begitu mempesonakan penontonn-
nasaran bagaimana kelanjutan ceritan-
ya dengan banyak memperlihatkan kea-
ya. Hal ini cukup megundang tanya dan
gungan dan kemasyhuran Dinasti Tang.
mungkin membuat penonon berkeinginan
Keindahan istana, pakaian keluarga kera-
mencari sejarah aslinya. (Sueca)
www.persakademika.com/@persakademika
17
RESENSI BUKU
Sayatan Nada-nada Kehidupan
Identitas Buku
Judul Buku
:
Pengarang
:
Penerbit
:
Kota Terbit
:
Tahun Terbit :
Cetakan
:
“J
adi,
“Kisah Lainnya : Catatan 2010-2012”
Ariel dkk.
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) dan Musica Studio’s
Jakarta
2012
Pertama, Agustus 2012; Kedua, Agustus 2012; Ketiga, September 2012
hidup
telah
memilih,
2010-2012.
menurunkan aku ke bumi”. Be-
Semua itu berawal pada suatu
gitulah kalimat pembuka dalam
malam di bulan Mei 2010, kehidupan
buku ini, sederhana namun penuh mak-
Ariel berubah seketika menjadi seorang
na. “Yang Terucap Akan Lenyap, Yang
tahanan. Ariel menapaki hidupnya yang
Tercatat Akan Teringat”. Kata-kata bijak
baru dalam lingkungan yang asing dan
inilah yang menginspirasi Ariel, Uki, Luk-
meninggalkan sejenak personil Peterpan
man, Reza, dan David untuk mencatat se-
untuk kurun waktu yang tidak sebentar,
gala kejadian yang terjadi selama tahun
2 tahun. Tidak tinggal diam, dalam rutan
Sumber Foto: https://gramediaonline.com/images/prod_images/201800342_large.jpg
18
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
RESENSI BUKU
Ia membuat ukiran pada piano tua, mem-
berikut: “Ketika Bintang Terang Menyinari
buat kaligrai pada gypsum, dan mencoba
Peterpan” dan “Yang Lepas dan Yang Ter-
take vocal lagu yang Ia ciptakan sendiri
hempas”. Keindahan kata yang gunakan
yaitu “Dara” dalam sebuah almari tanpa
dalam buku ini membuat kita semakin ter-
ventilasi yang dibantu rekan Bimkernya.
hanyut dalam kisahnya, serta ada banyak
Begitu kemelut kisah Ariel dan Peter-
foto dan gambar yang ditampilkan seh-
pan, membawa banyak pro dan kontra di
ingga membuat pembaca menikmati dan
masyarakat. Masalah internal juga terjadi,
tidak bosan-bosannya membalik lembar
sehingga membuat Peterpan memperkuat
demi lembar kisah yang tertulis didalam-
formasinya dengan David sebagai pianis.
nya.
Satu persatu kisah mereka dibahas dalam
Buku ‘Kisah Lainnya’ memiliki sampul
buku ini. Bagaimana perjuangan musik
gradasi warna merah gelap dan dan mer-
mereka ketika ditentang oleh keluarga dan
ah terang dengan simbol bulu warna pu-
lingkungan. Lalu pencapaian-pencapaian
tih menghadap kanan atas, ini merupa-
yang akhirnya didapatkan oleh mereka,
kan simbol dari band yang ariel gawangi
penghargaan dari dalam dan luar negeri
bersama dengan kawan-kawannya. Sam-
untuk musikalitas mereka.
pul ini terlihat sederhana namun elegan,
Buku ‘Kisah Lainnya’ ini merupa-
memberikan kesan misterius dan menun-
kan biograi dari Ariel dkk serta Peterpan
tun setiap mata untuk mengetahui lebih
sendiri. Penyajiannya menyenangkan dan
jauh apa yang tersimpan dibaliknya.
bahasa yang digunakan juga ringan. Buku
Banyak nilai positif yang dapat kita
ini memiliki alur maju mundur yang mem-
ambil, Keberanian menghadapi persoalan
buat pembaca harus lebih jeli dan konsen-
dengan kepala tetap tegak. Itulah kesat-
trasi dalam menanggapi setiap kisah yang
uan dari banyak kisah yang satu persatu
dipaparkan secara tidak runtut tersebut.
di uraikan oleh kelima personil tersebut.
Jika tidak, pembaca mungkin akan merasa
Oleh karena itu, buku ini dapat dibaca
sedikit bingung dengan alur yang ada.
oleh semua orang, segala usia dan kalan-
Namun demikian, judul yang diberi-
gan. Sangat tepat untuk mereka yang in-
kan pada tiap kisah yang ditulisnya mem-
gin tahu lebih dalam kisah Ariel dkk serta
buat setiap pembaca penasaran dan ingin
Peterpan khususnya. (Ulul)
segera mengetahuinya. Seperti pada judul
www.persakademika.com/@persakademika
19
LAPORAN KHUSUS
Fakultas Peternakan
Terjebak di Tiga Tempat
“Kuliah di Hardy’s itu
tidak efektif, karena di sana bukan
tempat kuliah. Di sana adalah tempat
berjualan. Saat belajar pukul 10.00 WITA,
sudah terdengar suara pramuniaga yang menawarkan
discount-discount,” ungkap Kadek Dwi Pebri Dyantari
(Dyan) Ketua BEM Fakultas Peternakan.
Foto: Dharma/Akademika
J
arum jam menunjukkan pukul 08.30
aman. “Parkir mahasiswa dan pengunjung
WITA. Seluruh mahasiswa program
sama, tapi mahasiswa gak bayar, banyak
S1 regular di Universitas Udayana
yang kehilangan helm pula,” celetuk Dyan.
bergegas memasuki kelasnya masing –
Awalnya ruang kuliah yang berada satu
masing. Tidak ketinggalan pula maha-
bangunan dengan Hardy’s Ramayana
siswa Fakultas Peternakan (Fapet) yang
tersebut merupakan Pusat Pengembangan
pagi itu berkuliah di Kampus Sesetan. Te-
Agribisnis dan Kewirausahaan (PPAK).
patnya satu gedung dengan mall Hardy’s
Pendirian gedung PPAK bertujuan untuk
Ramayana Sesetan.
melatih mahasiswa Fapet dan orang luar
Mungkin petugas penjaga parkir di
Fapet yang mau belajar berwirausaha.
mall tersebut harus bekerja lebih ekstra
“Ada lima ruangan ditambah tiga ruangan
untuk menghafalkan wajah – wajah ma-
baru, terdiri dari kelas dan lab ekonomi
hasiswa yang berkuliah di sana. Pasalnya
dan penyuluhan kewirausaan,” ungkap
setiap mahasiswa yang memasuki areal
Ir. Tjok Istri Putri, M.P, Pembantu Dekan
tersebut telah terbebas dari biaya parkir.
II Fapet Universitas Udayana. Ketika dis-
Namun sayang areal tersebut kurang
inggung masalah kepemilikan lahan, lebih
20
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
LAPORAN KHUSUS
lanjut Tjok Istri memaparkan bahwa lah-
Program Studi Farmasi, Fakultas Mipa.
an tersebut adalah milik Udayana yang
Kampus Sesetan yang memiliki konstruk-
disewakan dan kemudian didirikan se-
si bangunan satu gedung dengan Mall dan
buah mall. Namun dalam perjanjian sewa
Kampus Sudirman yang merupakan Lab
lahan tersebut dinyatakan bahwa Fapet
Bersama dan dinaungi oleh empat Fakul-
akan dibuatkan sebuah gedung sebagai
tas. Keseluruhan proses belajar mengajar
pusat pengembangan Agribisnis.
mahasiswa Fapet berlangsung pada tiga
“Karena tren mahasiswa kuliah di
tempat tersebut. Untuk mahasiswa semes-
Fapet semakin sedikit, makanya kita pa-
ter satu dan dua berkuliah di kampus Bukit,
kai ruang pengembangan agribisnis un-
Jimbaran. “Semester satu dan dua kuliah di
tuk berkuliah,” tambah Tjok Istri. Lantas
Bukit, ruang sidang di lantai tiga dekanat
gedung yang dimiliki oleh Fapet yang
dan ini merupakan kesalahan kami yang
berada di Bukit dilirik oleh Program Stu-
menjadikan ruang sidang sebagai tempat
di Farmasi Fakultas Mipa. Ketika Fapet
kuliah,” tegas Tjok Istri. Sementara semes-
yang mulai jarang memfungsikan gedung
ter tiga dan seterusnya berkuliah di kam-
perkuliahan di Bukit, maka gedung terse-
pus Sesetan dan praktikum dilaksanakan
but dipinjam secara lisan oleh Farmasi atas
di Kampus Sudirman.
keputusan dari rektor.
Menanggapi hal tersebut Rektor
Kini mahasiswa Fapet sudah berjum-
Universitas Udayana menyatakan sudah
lah 86 orang, lebih banyak dari tahun-ta-
merencanakan penataan ulang tentang
hun sebelumnya. Rencana – rencana baru
keberadaan Fapet dan Program Studi Far-
pun mulai disusun oleh Dekan Fapet dan
masi. “Dirancang lagi, ditata lagi, ditata
jajarannya demi membenahi kampus. “Ta-
ulang, apakah gedungnya akan ditambah
hun lalu sudah saya usulkan kepada Pak
lagi untuk Farmasi, nanti akan ditinjau lagi
Bakta (Rektor yang menjabat sebelumnya)
kebutuhannya nanti bagaimana, karena
agar gedung AI diperbaiki dikarenakan
dulu gedung tersebut tidak dipakai oleh
semua mahasiswa Fapet akan difokuskan
Fapet dan untuk tanah yang di Hardy’s
di Bukit,” tegas Tjok Istri.
nanti jika sudah selesai, jangan dikontrak-
Fapet memiliki tiga tempat perkuli-
kan lagi,” ungkap Prof.Dr.dr Ketut Suasti-
ahan saat ini, diantaranya kampus Bukit
ka SpPD KEMD saat diwawancarai disela
Jimbaran yang harus rela dibagi dengan
– sela kesibukannya. (Dharma, Sas, Jack)
www.persakademika.com/@persakademika
21
JEJAK
Eksotisme Pura Gunung Kawi, Genah Penglukatan lan Wisata
Keindahan Pura Gunung Kawi terpancar ketika melihat pekarangan yang luas dan asri,
lengkap dengan taman yang tertata rapi. Gerak ikan dalam kolam yang jernih menambah
kesan keseimbangan alam di dalamnya.
G
emercik air kolam dan sejuknya
kapi dengan berbagai macam pancuran
udara menyambut wisatawan
air suci. Umat Hindu umumnya datang ke
yang datang ketika pertama sam-
pura ini untuk melakukan persembahyan-
pai di Pura Gunung Kawi yang terletak di
gan dan pembersihan diri (penglukatan).
Desa Sebatu, Tegallalang, Gianyar, Bali.
Masyarakat setempat percaya bahwa air
Kawasan pura dengan taman yang tertata
suci tersebut mampu memberikan kecan-
rapi, kolam ikan yang luas dan jernih yang
tikan alami. “Banyak pemain drama dan
dipenuhi ratusan ikan menjadi pemandan-
penari kesini mencari kecantikan”, ujar
gan indah yang tertangkap mata.
Genep (48), salah seorang penjaga pura.
Berdasarkan cerita yang berkem-
Selain umat Hindu, pura ini juga
bang di desa ini, konon pemerintahan Raja
menarik para wisatawan, baik domestik
Mayadenawa yang lalim tidak mampu
maupun wisatawan mancanegara. “This
menyejahterakan masyarakatnya. Kemu-
place is very beautiful. We still can feel the
dian, Dewa Wisnu memberikan sumber
historical value. It’s amazing how Balinese
air kehidupan dalam wujud air suci kepa-
people are still able to maintain the beau-
da masyarakat setempat. Masyarakat men-
ty of this place until now”, papar Kevin,
gungkapkan rasa syukurnya dengan mem-
wisatawan asal Kanada yang datang ber-
bangun sebuah pura tempat pemujaan
sama istrinya, Marissa. Wisatawan juga
Dewa Wisnu yang dikenal dengan nama
dapat merasakan sejuknya air suci di kol-
Pura Gunung Kawi. Pura tersebut dileng-
am pemandian yang telah disediakan.
22
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
JEJAK
Biaya Rp. 10.000 bukanlah biaya yang
besar jika dibandingkan dengan pengalaman menakjubkan di pura yang
cukup keramat ini. Kain dan selendang
menjadi sarana yang wajib dikenakan
wisatawan selama berwisata di sekeliling pura.
Beberapa toko kecil berderet rapi
di depan pura menjajakan souvenir
khas desa setempat. Pilihan menarik
Kolam terbesar di kawasan Pura Gunung Kawi
sebagai habitat para ikan dan salah satu objek
yang paling diminati.
sebagai buah tangan bagi wisatawan
sebelum meninggalkan pura ini. Pura
yang memiliki panorama indah ini berjarak 38 km dari Kota Denpasar. Dengan iringan pemandangan hasil seni
pahat yang begitu indah dan berkualitas, hamparan alam nan menawan serta
cuaca yang sejuk membuat perjalanan
menuju pura ini menjadi menyenangkan. Pura Gunung Kawi bisa menjadi
pilihan untuk kabur dari kepenatan
dan sesaknya suasana kota yang padat.
Kolam suci di kawasan dalam Pura Gunung
Jati.
Such a sweet escape. (Resita)
www.persakademika.com/@persakademika
23
BUDAYA
Bala Cinta
Si Landung
Sumber gambar: Lester Ledesma/Skylight Images
Di Bali, kisah cinta tak selamanya berakhir bahagia.
Bisa juga berujung petaka.
Tak hanya pemandangan alam, seni, bu-
awal mula perkenalan kisah cinta tragis
daya, dan religi yang mampu menjadi
tersebut. Barong menurut asal katanya da-
magnet pesona Bali, namun keromanti-
lam bahasa sansekerta yaitu ‘B(h)arwang’
san dan cinta di setiap ujung lokasi di Bali
(Kardji, 1993) dan dalam bahasa Jawa
juga memberikan icipan cita rasa berbeda.
Kuno Barong juga disebut “Barwang”
Tak jarang Bali menjadi incaran bagi mer-
(Zoetmulder,1995). Kedua asal kata Bar-
eka yang ingin mempersatukan cinta da-
ong tersebut bermakna sama yaitu Beru-
lam ikatan pernikahan. Bali bahkan lebih
ang. Tak salah jika pementasan Barong di
sering menjadi destinasi tempat berbulan
Bali identik dengan rupa binatang yang
madu. Film kisah cinta ala Hollywood
besar. ‘Landung’ dalam bahasa Bali berar-
pun juga pernah singgah untuk shooting
ti tinggi, sehingga Barong Landung berarti
di Bali.
Barong yang memiliki perawakan tinggi.
Siapa kira, di balik romantisme yang
Jangan sangka Barong Landung be-
ditawarkan Bali ternyata ada kisah cinta
rupa hewan yang tinggi dan besar. Barong
memilukan yang pernah terjadi di tanah
Landung tak sama seperti Barong pada
Dewata ini. Kisah yang terjadi sekitar
umumnya di Bali. Barong ini unik dan ber-
100 windu silam, yang telah menelurkan
ciri khas. Bagaimana tidak, rupa – rupanya
peradaban kuno ditengah Agama Hindu,
adalah manusia. Perawakannya pun ma-
seni, dan budaya di Bali yang terjaga hing-
nusia. Barong ini identik dengan sepasang
ga saat ini.
wanita lelaki. Wanita beparas gadis Cina,
Alkisah Barong Landung, inilah
24
lelakinya berwajah Bali Aga (kuno).
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
BUDAYA
Letak kesamaan antara Barong Landung
sangat termashyur, Maya Denawa.
dengan Barong pada umumnya pada
Gelisah suami tak kunjung kemba-
makna pementasannya untuk kegaiatan
li, King Cing Wei menyusul ke Gunung
keagamaan, yaitu sebagai penolak bala.
Batur. Didapatlah suaminya telah ber-
Meskipun memiliki makna sebagai peno-
hati dua, maka murkalah King Cing Wei
lak bala, tapi bala yang mewarnai kisah
dan menghardik Dewi Danu. Dewi Danu
sejarah Barong Landung ini tak dapat di-
merasa dibohongi. Dengan kesaktiannya
tolak. Bala cinta. Kisah bala cinta Barong
dibinasakanlah Dalem Balingkang dan
Landung inilah yang memberikan sentu-
King Cing Wei.
han berbeda pada setiap kisah cinta yang
berujung di Bali.
Oleh rakyat yang mencintai Dalem
Balingkang dan King Cing Wei, setelah
Dalam kisahnya tersebutlah seorang
mengetahui keduanya sudah binasa, dib-
Raja Balingkang yang bertahta pada tahun
uatkanlah patung yang disebut Stasu-
1181 – 1204 Masehi bernama Jaya Pangus.
ra dan Bhati Mandul untuk mengenang
Beliau memperistri seorang wanita Cina,
keduanya, yang akhirnya berkembang
King Cing Wei. Balingkang merupakan
menjadi Barong Landung. Hal ini tidak
gabungan kata dari dua nama wilayah
diketahui pasti mengapa diwujudkan da-
yang berbeda, yaitu ‘Bali’ yang berarti Bali
lam perawakan yang ‘landung’.
dan ‘Khang’ yang berarti Cina. Raja Jaya
Dalam perwujudan Barong Landung
Pangus atau yang dikenal pula dengan
yang ada sekarang, lelakinya berwujud
nama Dalem Balingkang konon sangat
hitam, seram, dan gigi bertaring. Sedang-
mencintai sang istri, sayangnya mereka
kan wanitanya putih, cantik, dan bermata
tak kunjung diberikan putra.
sipit. Barong Landung biasa dipentaskan
Suatu hari Dalem Balingkang beren-
saat Hari Raya Galungan dan Kuningan,
cana untuk bersemedi di Gunung Batur.
upacara keagamaan, dan terkadang juga
Namun celakanya, bukan wangsit yang
sebagai hiburan. Meskipun dalam konteks
didapat, melainkan seorang wanita ber-
pementasan maknanya berbeda, namun
nama Dewi Danu. Tipu muslihat Dalem
kisah yang melekat pada Barong Landung
Balingkang yang mengatakan dirinya per-
tak akan berbeda. Kisah cinta yang ber-
jaka berhasil menikahi Dewi Danu. Dari
bumbu pengkhianatan, kebohongan, dan
hubungan itu lahir seorang putra bernama
petaka. (EkaApsari)
www.persakademika.com/@persakademika
25
OPINI
Grasi
Oleh: Asykur Anam
Presiden punya hak untuk memberi grasi. Jadi, mintalah grasi, bagi tahanan yang mulai
frustasi, dengan rumitnya jalur hukum di republik ini. Contohnya Schapelle Leigh Corby yang
pernah merasakan nikmatnya menerima grasi. Tapi kalau yang tak diberi, artinya harus
mendekam di bui lebih lama lagi.
Pertengahan tahun 2013 saya bertemu
dengan
Meta
sempat melarikan diri ke Singapura. Dia
Dharmasaputra,
melarikan diri karena mendapatkan an-
Pemimpin Redaksi Kata Data dan mantan
caman dari pihak Asian Agri. Dalam pelar-
wartawan TEMPO. Saya pribadi memang-
ian itulah Vincent mengancam akan mem-
gilnya mas Meta. Saya menjemputnya-
bocorkan skandal pajak Asian Agri Group
siang hari di Bandara Ngurah Rai, Bali.
jika pihak Sukanto Tanoto terus mengan-
Kami naik taxi dari bandara menuju tem-
camnya. Meta mengeluarkan laporan in-
pat pelatihan di daerah Kerobokan, Ba-
vestigasi skandal pajak ini dalam bentuk
dung. Saya bertanya tentang Vincent ke-
buku berjudul "Saksi Kunci". Bagi saya
pada Meta di dalam taxi. Vincent adalah
yang menarik dari laporan investigasi itu
pembocor rahasia pajak Asian Agri Group
adalah upaya pria bernama lengkap Vin-
yang merupakan induk perusahaan Raja
centius Amin Sutanto atau Vincent dalam
Garuda Mas (RGM) milik Sukanto Tanoto.
mencari keringanan hukuman.
Meta menjelaskan, kalau saat ini Vincent
Laporan investigasi "Saksi Kunci"
telah bebas dan sedang membuka usaha
sosok Vincent digambarkan sebagai seo-
catering. "Tapi harus terus diawasi karena
rang whistle blower atau peniup peluit.
bisa saja terjadi sesuatu yang tidak diing-
Istilah ini dipakai bagi para pelaku kejaha-
inkan menimpanya," kata Meta.
tan atau kriminal, namun pelaku kejahatan
Vincent resmi masuk dan menghuni
tersebut bersedia untuk mengungkapkan
rumah tahanan Kepolisian Daerah Metro
kejahatan lain yang lebih besar sehingga
Jaya pada 11 Desember 2006. Dia dijeb-
merugikan negara. Bahkan di Amerika ada
loskan ke penjara karena terlibat kasus
undang-undang federal the False Claims
pencurian uang perusahaan Asian Agri
Act atau Lincoln Law yang sudah ada se-
senilai US$ 3,1 juta dan baru dicairkan Rp
jak 1863. Undang-undang ini menjelaskan
200 juta. Sebelum menghuni rumah tahan-
bagaimana seorang whistle blower bukan
an Kepolisian Daerah Metro Jaya, Vincent
hanya harus dilindungi keselamatannya,
26
BULETIN AKADEMIKA edisi 2 - APRIL 2014
OPINI
tapi juga bisa mendapatkan imbalan beru-
ra memperingati ulang tahun kedaulatan
pa uang. Sayangnya meski sebagai whistle
Papua tanggal 1 Desember 2004.
blower, nasib Vincent benar-benar tak mu-
Karma menolak dengan alasan jika ia me-
jur. Singkatnya, Vincent harus mendekam
nerima grasi tersebut berarti ia menga-
di penjara selama 11 tahun setelah mele-
kui bahwa ia salah. Karma balik meminta
wati berbagai persidangan termasuk upa-
presiden untuk membebaskan papua dari
ya banding. Gagal dengan berbagai upaya
kolonialisme Indonesia. Elaine Pearson,
banding untuk meringankan hukumann-
Wakil Direktur Asia dari Human Rights
ya, Vincent ajukan grasi kepada Presiden.
Watch menjelaskan, “Memenjarakan pe-
Tapi gagal juga. Susilo Bambang Yud-
sakitan politik merupakan hal memalu-
hoyono lebih memilih mengampuni ban-
kan dan sangat jauh dari gambaran negara
dar "mariyuana" daripada mengampuni
demokrasi modern yang berusaha digagas
penyelamat uang negara triliunan rupiah.
Indonesia”.
Schapelle Leigh Corby yang kedapatan
Memasuki tahun politik, April 2014.
membawa 4,2 kg ganja di Bandara Ngurah
Kita dihadapkan pada banyak persoalan
Rai, Bali pada 8 Oktober 2004. Corby pun
yang belum kelar di negara ini. Dari ma-
divonis hukuman penjara 20 tahun pada
salah korupsi hingga pelanggaran HAM.
27 Mei 2005. Presiden memberikan gra-
Dari Sabang sampai Merauke. Kita dituntut
si kepada Corby pada 15 Mei 2012. Grasi
untuk memilih pemimpin negeri ini selan-
itulah yang mengurangi hukuman Corby
jutnya. Pasca SBY turun dari kursi terhor-
dari 20 tahun menjadi 15 tahun.
matnya. Lagi dan lagi. Selain memilih kita
Nasib Corby jelas lebih mujur dari
hanya bisa berharap. Semoga yang terpilih
Vincent. Namun, tak semua tahanan suka
kelak dapat memberikan haknya kepada
dengan pemberian grasi oleh presiden. Tak
yang pantas mendapatkan hak. Grasi ha-
semua tahanan di republik ini juga suka
nya contoh mungil dari setumpuk perma-
dikasihani presiden. Contohnya tahanan
salahan yang serius di negeri ratusan suku
politik Filep Karma yang ditahan oleh pen-
ini. Dari negeri yang hanya mengakui lima
gadilan negeri Abepura dan memperoleh
agama ini. Dari negeri yang pemimpinan-
hukuman 15 tahun penjara pada 27 Okto-
ya pemurah ampun ini. Pemurah ampun
ber 2005. Dia ditahan karena mengibarkan
untuk pengedar ganja bukan penyelamat
bendera Bintang Kejora pada saat upaca-
uang negara.
www.persakademika.com/@persakademika
27
Adit/Akademika
Redaksi menerima kiriman arikel, opini, masukkan, kriik, saran atau tanggapan tentang
kehidupan civitas akademika Universitas Udayana. Tulisan bisa dialamatkan langsung ke Sekretariat Pers Mahasiswa Akademika Jl. Dr. R. G