BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur - Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik secara fisik maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman & Wykle, 1995). Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor & Lemone, 2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat menurun (Potter & Perry, 2005).
2.2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Istirahat dan Tidur
2.2.1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).
Pengkajian keperawatan menurut hidayat (2006) pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur, antara lain : riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan tidur.
1. Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.
4
2. Gejala klinis Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman didaerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.
3. Penyimpangan tidur Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual, dan auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.
2.2.2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005).
Diagnosa keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon manusia (atau masalah), faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Iyer & Camp, 2004).
Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
Proses penuaan
- Kerusakan transpor oksigen
- Kerusakan eliminasi
- Pengaruh obat
- Immobilitas -
Pola aktivitas siang hari
- Nyeri - Kecemasan -
Lingkungan yang mengganggu
- 5
- Perubahan penampilan dan perilaku.
- Iritabilitas atau letargi.
- Perubahan tingkat aktivitas
- Mata/ konjungtiva merah
6 2.
Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat tidur (sleep apnea).
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan somnabolisme.
5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.
Kemungkinan data yang ditemukan:
Lingkaran hitam disekitar mata
2.2.3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat terbangun dari tidur (Wilkinson, 2006; Tarwoto & Wartonah, 2010).
Rencana Tindakan Keperawatan pada Gangguan Pola Tidur Intervensi Rasional 1.
1. Lakukan pengkajian masalah gangguan Memberikan informasi dasar tidur klien, Karakteristik, dan penyebab dalam menentukan rencana kurang tidur. perawatan.
2.
2. Anjurkan klien untuk mengurangi Mengurangi gangguan saat tidur. distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur.
3.
3. Anjurkan klien untuk tidur dengan posisi Meningkatkan tidur yang nyaman, seperti posisi setengah duduk(semifowler).
4.
4. Anjurkan klien untuk meningkatkan Menghindari tidur siang yang aktivitasnya pada siang hari. berlebihan.
5.
5. Anjurkan klien untuk mengurangi Dapat mempercepat klien untuk masuk pada tahap tidur. aktivitas sebelum tidur.
6.
6. Anjurkan klien untuk tidak banyak tidur Tidur siang hari dapat pada siang hari. menyebabkan malamnya tidak bisa
7. tidur
Anjurkan klien makan yang cukup satu jam sebelum tidur.
7. Meningkatkan tidur 8. Berikan pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara
8. Meningkatkan pola tidur. mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi.
7
2.3. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
2.3.1. Pengkajian Keperawatan
I. Identitas
a. Nama : Tn.M
b. Tempat/ tanggal lahir : Tanjung Balai, 24 Mei 1942
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status Perkawinan : Menikah
e. Agama : Islam
f. Suku : Melayu
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : Wiraswasta i. Alamat : Jl. Garu IIB Gg. Amal No.43 Lingkungan XII kelurahan Harjosari I Medan Amplas Komposisi Keluarga Lansia : Tn.M memiliki tiga orang anak yang terdiri dari dua orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki, ketiga anak Tn.M telah berkeluarga
II. Riwayat kesehatan keluarga? Genogram
Tn.M
Ny.S
71Thn Keterangan: : Tinggal serumah : Laki-laki : Tn.M : Perempuan , : Meninggal
65Thn
8 III. Riwayat Kesehatan saat ini Tn.M saat ini menderita Hipertensi. Kadang ia merasa sesak napas saat tidur dimalam hari, ia juga mengeluh nyeri pada persendiannya.
IV. Riwayat kesehatan masa lalu Tn.M mengatakan bahwa ia dulu pernah dirawat dirumah sakit karena terjatuh dari atap rumah yang menyebabkan lengan kirinya patah, ia dirawat dirumah sakit ±2 bulan.
V. Riwayat sehari-hari
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit Tn.M mengatakan sehat itu saat tubuh merasa segar dan bisa bekerja, sedangkan sakit adalah saat dia tidak bisa bekerja seperti biasanya.
b. Kebiasaan Keseharian Tn.M ialah berjualan dirumah. Ia terbiasa dengan tidur pada siang hari ±2jam.
c. Pola nutrisi Tn.M makan tiga kali sehari yaitu sarapan pagi dengan nasi+sayur+telur+teh manis, makan siang dengan nasi+sayur+ikan dan makan malam dengan nasi+sayur+ikan. Pada saat makan ia tidak memiliki keluhan-keluhan. Ia selalu menghabiskan porsi makan dan minum air putih sekitar 1,5-2 liter perhari.
d. Pola istirahat/ tidur Tn.M mulai tidur pukul 22.00 wib. Saat tidur, ia sering terbangun. Ia mengatakan terbangun karena merasa tidurnya kurang nyenyak dan kadang-kadang terbangun karena sesak napas. Biasanya ia terbangun pada pukul 02.00 wib dan pukul 04.00 wib. Apabila terbangun pada pukul 02.00 wib, ia berusaha untuk melanjutkan tidurnya kembali, akan tetapi sulit untuk dapat tertidur kembali dan apabila ia terbangun pada pukul 04.00 wib ia tidak melanjutkan tidurnya.
9 e. Pola eliminasi Tn.M mengatakan BAK lancar tidak ada hambatan,tidak inkontinen. Ia mengatakan biasanya setiap pagi ia selalu BAB, tidak mengalami konstipasi.
f. Kebiasaan olahraga Tn.M tidak melakukan olahraga.
g. Kemampuan melakukan aktifitas aktivitas sehari-hari Tn.M ialah berjualan dirumah dan melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu.
h. Rekreasi Tn.M biasanya menonton TV sama cucu-cucunya. Ia mengatakan jarang berpergian atau rekreasi.
VI. Riwayat psikologi Tn.M merasa senang jika cucu-cucunya datang kerumahnya
VII. Riwayat sosial Tn.M mengikuti pengajian para teman sebaya yang diadakan setiap kamis malam. Ia juga bersosialisasi dengan tetangga disekitar rumahnya.
VIII. Riwayat spiritual dan kultural Tn.M menganut agama islam, ia rutin melaksanakan ibadah sholat baik dirumah maupun di mesjid.
IX. Pemeriksaan fisik a.
Keadaan umum Tn.M tampak sesak dan mengantuk. Tingkat kesadaran Compos Mentis. kulit bersih, berbicara lancar dan jelas, kuku tangan dan kuku kaki bersih.
10
11 b.
: kurang baik, penglihatan kabur dan tidak jelas o Konjungtiva
Telinga o Bentuk
Perdarahan : tidak ada perdarahan 4.
Fungsi penciuman : baik, dapat membedakan bau o
3. Hidung o Bentuk : simetris o
Pemakai alat bantu : tidak memakai alat bantu penglihatan
Pupil : isokor (kanan dan kiri) o
: anemia (-) o Skela : tidak ikterus o
Bentuk : simetris o Ketajaman penglihatan
Tanda-tanda vital TD : 150/100 mmHg Nadi : 96 x/i RR : 24 x/i T :
: rambut terasa bau keringat 2. Mata o
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rata dan rambut tampak sudah beruban. o Bau
: kulit kepala tampak bersih b. Rambut o
Kepala o Bentuk : simetris o Kulit kepala
Kepala dan rambut a.
Pemeriksaan head to toe 1.
37 C c.
: simetris antara kanan dan kiri
12 o
: klien tampak bersih dan rapi o Warna
: tidak ada o Palpasi getaran suara
: teratur o Tanda kesulitan bernafas
: 24 x/i o Irama nafas
Sistem pernafasan o Frekuensi
f.
: kulit lembab sedikit keriput e. Pemeriksaan payudara dan ketiak Tidak dilakukan pemeriksaan.
: turgor kulit cepat kembali o Kelembaban
: kulit kuning langsat o Turgor
Pemeriksaan integumen o Kebersihan klien
Lubang telinga : terdapat serumen (dalam batas normal) o
Nadi : teraba d.
: tidak tampak perbesaran pada kelenjar o Suara : jelas o
Leher o Tyroid
Keadaan lidah : tidak ada tanda perdarahan 6.
: tidak ada perdarahan gigi dan gusi, gigi tampak bersih dan tidak lengkap o
: lembab o Keadaan gigi dan gusi
5. Mulut dan faring o Keadaan bibir
Ketajaman pendengaran : kurang baik karena proses penuaan
: terdengar dan teratur o resonan o Perkusi : : suara nafas teratur
Auskultasi g. Sistem kardiovaskuler o
: 150/100 mmHg o Tekanan darah 96 x/i o Nadi : : kulit normal (tidak pucat)
Inspeksi o o Palpasi :
- dulness o
Perkusi : : -
Auskultasi h. o : bentuk abdomen normal,
Inspeksi simetris, tidak terdapat tanda- o tanda ascites dan distensi nyeri tekan (-), Palpasi : benjolan/massa (-), asietas (- o ), pembesaran hepar (-) o Perkusi : terdengar suara tymphani
: peristaltik usus 8-15 x/i Auskultasi i. Sistem genitourinary sumbatan pada saluran perkemihan (-), warna dan bau (normal). j.
Sistem muskuloskeletal Klien masih dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya, sendi lutut kiri dan kanan klien sering terasa ngilu dan nyeri dengan skala o nyeri 3(ringan).
: simetris kanan dan kiri o Kesimetrian otot : tidak ada edema o Pemeriksaan edema : kekuatan otot berkurang o Kekuatan otot : tidak ada
Kelainan ektremitas
13
14 k.
Sistem neurologi 1.
Tingkat kesadaran o GCS
: 15 ( E : 4, V : 5, M : 6 ) 2. Status mental o
Kondisi emosi/perasaan : Stabil o
Orientasi : orientasi waktu, tempat dan orang baik o
Proses berpikir : ingatan klien masih kuat, klien masih ingat akan kejadian masalalunya. o
: klien ingin sesak berkurang sehingga dapat bekerja seperti dulu. o
Persepsi : klien tidak yakin akan kesembuhan penyakitnya secara total o
Bahasa : klien menggunaankan bahasa indonesia.
3. Nervus Cranialis a.
Nervus Olfaktorius/ N1 Klien dapat membedakan bau-bauan.
b.
Nervus Optikus/ N II Lapangan pandang klien mengalami gangguan Visus mata terganggu pada jarak jauh.
c.
Nervus Okulomotoris/ N III, Trochealis/ N IV, Abdusen/ N VI Tidak terdapat glaukoma/katarak, edema kelopak mata (+), heperemi konjungtiva (-), reaksi pupil terhadap cahaya (lambat), ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda perdarahan, gerakan bola mata normal. d.
Nervus Trigeminus/ N V Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxila dan mandibulla kanan dan kiri. Klien dapat merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getaran yang diberikan di kulit pasien. Reflek berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporalis kanan dan kiri serta gerakan mandibulla simetris.
e.
Nervus Fasialis/ N VII Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, manis dan asin baik.
Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik.
f.
Klien dapat berdiri tegak.
g.
Nervus Glossopharingeus/ N IX, Vagus/ N X Gerakan palatum dan vulva normal, palatum normal, palatum lunak dan sedikit terangkat, letak uvula ditengah. Gerakan menelan klien baik dan vokal suara jelas.
h.
Nervus Assesorius/ N XI Gerakan bahu kanan dan kiri simetris, rentang gerak sendi servikal normal, kekuatan daya dorong disisi bahu klien baik, kekuatan otot sternokledomastoideus klien baik. i.
Nervus Hipoglosus/ N XII Gerakan lidah klien normal dan baik. Kekuatan otot lidah baik.
4. Fungsi motorik a.
Cara berjalan Klien sulit berjalan karena pandangan rabun dan nyeri pada lutut kanan dan kiri..
b.
Romberg test Klien dapat berdiri tegak.
c.
Tes jari-jari
15 Klien mampu melakukan tes jari-jari.
d.
Pronasi-supinasi test Klien mampu melakukan gerakan pronasi dan supinasi di atas tempat tidur dengan baik.
e.
Heel to shin test Heel to shin test klien normal dan baik.
5. Fungsi sensorik a.
Identifikasi sentuhan ringan Klien dapat mengetahui area kulit tubuh yang disentuh oleh perawat.
b.
Test tajam tumpul Klien dapat mengidentifikasi barang yang tajam dan tumpul yang disentuhkan ke kulitnya.
c.
Test panas dingin Klien dapat mengidentifkasi rasa panas dan dingin yang disentuh ke kulitnya.
d.
Test getaran Klien dapat merasakan lokasi getaran dengan baik yang disentuhkan di area wajahnya.
e.
Streognosis test Kurang baik.
f.
Graphestesia test Kurang baik.
g.
Membedakan dua titik Klien mampu membedakan dua titik bagian yang disentuh ke kulitnya.
h.
Topognosis test Kurang baik.
16
17 6.
Reflek a.
Reflek bisep Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
b.
Reflek trisep Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
c.
Reflek brachioradialis Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
d.
Reflek patelar Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
e.
Reflek tendon achiles Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
f.
Reflek plantar Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri.
X. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang XI. Riwayat terapi
Tn.M pernah dirawat dirumah sakit karena patah tulang lengan kirinya 25 tahun yang lalu. Saat ini, ia tidak mengkonsumsi obat-obatan.
2.3.2. Diagnosa Keperawatan 1. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
Gangguan Pola
1. DS: - Tn.M mengatakan Usia lanjut Penurunan fungsi sering terbangun paru Tidur dimalam hari, dan sulit untuk Sesak napas melanjutkan tidurnya kembali. Tn.M mengatakan kadang ia terbangun karena merasa sesak napas. Terbangun saat tidur
DO: -Tn.M tampak mengantuk disiang Insomnia hari. Tn.M Sering Tidur
- Siang. Gangguan Pola Tidur TTV
- TD: 150/100mmHg, HR: 96x/menit RR: 24x/menit
18
- Tampak lelah
- Tn.M mengatakan persendian lutut kanan dan kirinya sering ngilu dan nyeri saat digerakkan.
- Skala nyeri pada persendian lutut kanan dan kirinya ialah 3(Ringan).
19
2. DS: Tn.M mengatakan ia kadang merasa sesak napas saat tidur dan saat bekerja terlalu lelah
DO: - frekuensi pernapasan Tn.M 24x/menit
Usia lanjut
Penurunan fungsi tubuh Penurunan fungsi paru Perubahan pola napas (sesak)
Gangguan Pola Pernapasan
3. DS: - Tn.M mengatakan kadang ia merasa sesak napas saat bekerja terlalu lelah.
DO: - frekuensi pernapasan Tn.M 24x/menit
Usia lanjut
Penurunan Fungsi tubuh Penurunan Penurunan kekuatan fungsi otot paru Sesak Nyeri Persendian Penurunan aktifitas fisik
Intoleransi Aktivitas
20 2.
Masalah Keperawatan a.
Gangguan pola tidur b. Gangguan pola pernapasan c. Intoleransi aktifitas 3.
Diagnosa Keperawatan (Prioritas) a.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan sering terbangun dimalam hari/insomnia ditandai dengan klien tampak mengantuk disiang hari dan sering tidur siang.
b.
Gangguan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan fungsi paru ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit.
c. Intoleransi aktivitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh, penurunan fungsi paru dan nyeri pada persendian ditandai dengan napas sesak, frekuensi pernapasan 24x/menit, kesulitan dalam pergerakan.
2.3.3. Perencanaan Keperawatan No. Tujuan dan kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional Dx
1 Tujuan : Untuk 1.
1. Lakukan pengkajian Memberikan informasi dasar mempertahankan masalah gangguan tidur Kebutuhan tidur klien, Karakteristik, dan dalam menentukan dalam batas normal. penyebab kurang tidur. rencana perawatan.
Kriteria Hasil: - Rasa 2.
2. Anjurkan klien untuk Mengurangi mengantuk klien mengurangi distraksi gangguan saat tidur. disiang hari berkurang lingkungan dan hal-hal
Tidur siang klien berkurang. tidur.
3.
- jam setiap malam. dengan posisi yang nyaman, seperti posisi
3. Anjurkan klien untuk tidur Meningkatkan tidur Klien dapat tidur 6-8
- dimalam hari setengah berkurang. duduk(semifowler).
Frekuensi terbangun
4.
4. Anjurkan klien untuk Menghindari tidur meningkatkan aktivitasnya siang yang pada siang hari. berlebihan.
5. Anjurkan klien untuk 5.
Dapat mempercepat mengurangi aktivitas klien untuk masuk sebelum tidur. pada tahap tidur.
6.
6. Anjurkan klien untuk tidak Tidur siang hari banyak tidur pada siang dapat menyebabkan hari. malamnya tidak bisa
7. tidur Anjurkan klien makan yang cukup satu jam
7. Meningkatkan tidur sebelum tidur.
21
1. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan. Mempertahankan pola napas kembali efektif.
2. Tujuan: untuk mempertahankan pola pernapasan klien dalam batas normal. mendemonstrasikan pola pernapasan yang efektif.
1. Lakukan pengkajian terhadap pola pernapasan klien.
Berikan pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi.
8. Meningkatkan pola tidur.
2. Ajarkan klien tekhnik yang benar.
22 8.
3. Anjurkan klien posisi semifowler (setengah duduk) saat istirahat atau tidur
- Data objektif menunjukkan pola pernapasan yang efektif.
- Klien merasa lebih nyaman dalam bernapas.
4. Anjurkan klien untuk hindari pekerjaan yang berlebihan.
3. Posisi dapat meningkatkan pengembangan paru 4. Pekerjaan yang lebih dapat meningkatkan proses respirasi.
3. Tujuan: mempertahankan kemampuan aktivitas seoptimal mungkin. Kriteria Hasil: - Kelemahan yang berkurang
1. Lakukan pengkajian terhadap keterbatasan aktivitas dan kelemahan klien saat aktivitas.
2. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup.
- Sesak dan nyeri sendi saat aktivitas berkurang.
3. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang cukup.
1. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.
2. Membantu mengembalikan energi.
3. Metabolisme membutuhkan energi
23 2.3.4.
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan dan sering terbangun dimalam hari/insomnia ditandai dengan klien tampak mengantuk disiang hari dan 1.
Melakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien, Karakteristik, dan penyebab kurang tidur.
2. Menganjurkan klien untuk mengurangi dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur.
3. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, seperti posisi setengah duduk(semifowler).
4. Menganjurkan klien untuk meningkatkan aktivitasnya pada siang hari.
5. Menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur.
6. Menganjurkan klien untuk tidak banyak tidur pada siang hari.
7. Menganjurkan klien Klien melaporkan bahwa ia dapat tertidur dalam waktu 15 menit Jumlah jam tidur klien 5-6 Terbangun dimalam hari berkurang Klien mengatakan perasaan segar saat bangun tidur makan yang cukup satu jam sebelum tidur.
8. Memberikan pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara mengurangi stres dan cemas serta latihan relaksasi.
2. Gangguan pola pernapasan
1. Klien Melakukan pengkajian pernapasan klien. pola pernapasan penurunan fungsi paru ditandai dengan napas
2. efektif Mengajarkan klien sesak, frekuensi pernapasan tekhnik bernapas dan
24x/menit. relaksasi yang benar. RR klien 18-22x/i 3.
Menganjurkan klien posisi semifowler Tidak ada (setengah duduk) saat penggunaan otot istirahat atau tidur bantu napas
4. Anjurkan klien untuk hindari pekerjaan yang berlebihan.
3. Intoleransi aktivitas fisik
1. Klien Melakukan pengkajian menunjukkan berhubungan dengan terhadap keterbatasan penurunan fungsi tubuh, aktivitas dan kelemahan tingkat daya tahan penurunan fungsi paru dan klien saat aktivitas. adekuat untuk nyeri pada persendian
2. beraktivitas Menganjurkan klien ditandai dengan napas untuk istirahat yang sesak, frekuensi pernapasan cukup. Menyadari
24
24x/menit, kesulitan dalam 3. keterbatasan Menganjurkan klien pergerakan. untuk mengkonsumsi energi makanan yang cukup.
Klien dapat melakukan aktivitas sehari- hari
25