Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola Tidur di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola Tidur di

Lingkungan V Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Sovia Juniwati Togatorop

122500008

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola Tidur di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas”. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah menyediakan waktu serta dengan penuh keihklasan dan kesebaran telah memberikaan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Mahnum Lailan Nst, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat lebih


(5)

baik lagi serta ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa kepada orangtua tercinta Bapak J. Togatorop dan Ibu R. Hutagalung yang telah memberikan kasih sayang, doa, dorongan, bimbingan, pengorbanan baik moral maupun material yang cukup besar sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih buat saudara saya Antonius Togatorop (abang), Faber Togatorop S.Kom (abang), Agus Togatorop AMK (abang), dan Heny Togatorop (adik) yang telah banyak memberikan doa serta dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Teman-teman seperjuangan saya yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini ( Lela, Irene, Roselaina, Melita, Irmana, Satrina, Pelita, Johariscan, Riko, Yudi, Loly, Sari, Wulan) yang menemani, memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis.

9. Klien Ny. M dan Keluarga sebagai pasien yang bekerja sama dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini di Fakultas Keperawatan USU.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, 01 Agustus 2015


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Gangguan Pola Tidur 1. Pengkajian ... 4

2. Analisa Data ... 7

3. Rumusan Masalah ... 8

4. Perencanaan ... 10

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 11

2. Analisa Data ... 15

3. Rumusan Masalah ... 17

4. Perencanaan ... 17

5. Implementasi dan Evaluasi ... 20

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 23

B. Saran ... 24

Daftar Pustaka Lampiran


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan aktifitas istirahat dan tidur merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktifitas akan menurunkan serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry,2005). Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas metabolisme tubuh menurun, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologi tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal (Wahid, 2007). Tidur merupakan suatu proses yang sangat diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanisme), memberi waktu organ-organ tubuh untuk beristirahat dan menjaga keseimbangan metabolisme dan kimiawi tubuh. Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.

Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur, keadaan tidur yang normal dapat berubah, perubahan keadaan tidur ini dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan non fisiologis. Faktor fisiologis yaitu penyakit fisik sedangkan faktor non fisiologis yaitu obat-obatan dan substansi, gaya hidup, pola tidur yang biasa dan mngantuk berlebihan pada siang hari, stress emosional, lingkungan, latihan fisik dan kelelahan serta asupan makanan dan kalori ( Potter & Perry, 2005).

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktifitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktifitas retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktifitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam

mesensefalon. Selain itu, reticuler activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima


(8)

stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR) sedangkan pada bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan sistem limbik. (Alimul,2006).

Pada lansia kualitas tidur menjadi berubah, yaitu 6 jam perhari. Pada lansia episode tidur REM cenderung memendek, terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan NREM 4, dan beberapa lansia tidak memiliki tahap NREM 4 yaitu tahap tidur terdalam (Potter & Perry, 2005).

Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam hari seringkali terjadi diantara lansia dan kecenderungan untuk tidur siang kelihatan meningkat secara progresif dengan bertambahnya usia. Peningkatan waktu tidur disiang hari dapat terjadi karena seringnya terbangun pada malam hari ( Evans & Rogers, 1994 dalam Potter & Perry, 2005). Sehingga dampak dari pola tidur dapat menyebabkan penyakit, salah satunya adalah penyakit hipertensi.

Hipertensi dapat mempengaruhi pola tidur dibuktikan dengan penelitian bahwa 24 persen dari responden berusia antara 32 hingga 59 tahun yang tidur selama 5 jam atau kurang dalam semalam mengalami hipertensi.sedangkan yang responden yang tidur 7 hingga 8 jam semalam, hanya 12 persen yang mengalami hipertensi ( Gangwisch et al, 2006). Orang dewasa yang lebih tua lebih berpotensi mengalami kenaikan tekanan darah akibat dari pengurangan durasi tidur. Didapati juga ada peningkatan SBP (Systolic Blood Pressure) dan DBP (Diastolic Blood Pressure) secara drastic pada orang lanjut usia setelah kurang tidur. Hal ini disebabkan respon tekanan darah (BP) pada subyek berusia tua lebih tinggi dari pada subyek yang berusia muda. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan umur dengan perubahan respon kardiovaskuler untuk eksitasi simpatik (Robillard et al, 2011).


(9)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui asuhan keperawatan pada Lansia dengan masalah kebutuhan dasar gangguan pola tidur.

2. Tujuan Khusus

a) Mampu mengkaji asuhan keperawatan pada Ny. M dengan gangguan pola tidur pada lansia.

b) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. M dengan gangguan kebutuhan pola tidur pada lansia.

c) Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada Ny. M dengan gangguan pola tidur pada lansia.

d) Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Ny. M dengan gangguan kebutuhan pola tidur pada lansia.

e) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. M dengan gangguan kebutuhan pola tidur pada lansia.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dapat menjadikan referensi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar gangguan pola tidur.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar gangguan pola tidur.

3. Bagi Klien

Memberikan informasi bagi klien dalam mengatasi permasalahan kebutuhan dasar gangguan pola tidur.


(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola Tidur

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar tentang gangguan kebutuhan pola tidur .

Gangguan kebutuhan pola tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin, kardiovaskuler, respirasi, dan musculoskeletal ( Robinson 1993 dalam Potter & Perry, 2005). Gangguan pola tidur dapat terjadi pada lansia karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ; Faktor penyakit, faktor lingkungan, faktor diet dan faktor merokok. Sehingga klien tidak dapat tidur dengan pola tidur yang normal.

Pola tidur yang normal khususnya pada lansia yaitu; Tidur kurang lebih 6 jam/hari, tahap REM 20-25%, Tahap NREM IV menurun kadang-kadang absen, dan sering terbangun pada malam hari. Pada lansia memiliki jenis-jenis gangguan tidur yang diantaranya adalah :

a) Insomnia

Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur. Tiga macam insomnia, yaitu : insomnia inisial (initial insomnia)

adalah tidak adanya ketidakmampuan untuk tidur, insomnia intermiten

(intermittent insomnia) merupakan ketidakmampuan untuk tetap

mempertahankan tidur karena sering terbangun, dabn insomnia terminal

(terminal insomnia) adalah bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan fisik, kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak.

b) Hipersomnia

Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya di sebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal,


(11)

c) Parasomnia

Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan).

Pengkajian keperawatan pada masalah tidur dapat meliputi pengkajian khusus masalah kebutuhan pola tidur antara lain:

1. Identitas

a) Umur. Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien.pada umur usia tua tidur kurang lebih 6 jam/hari.

b) Jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kaum wanita tidur lebih nyenyak dan bangun lebih sedikit pada malam hari dibandingkan dengan pria. Wanita juga lebih bisa mengatasi efek kekurangan tidur yang dialami. Pola tidur yang berbeda antara pria dan wanita juga membuat wanita lebih segar ketika bangun tidur.

c) Tinggi badan dan berat badan. Hal ini mempengaruhi gangguan pola tidur. Pada saat tidur, kadar melatonin dalam tubuh bertambah, melatonin ini adalah pengatur hormon di mana hormon pertumbuhan berperan sangat penting.

d) Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien? Apakah kondisinya bising, gelap, atau suhunya dingin?

e) Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental mempengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur.

2. Riwayat Tidur

Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.


(12)

3. Riwayat kesehatan saat ini

Kesahatan klien yang dialami pada saat itu juga. 4. Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat kesehatan yang dialami klien pada masa lalu. 5. Pemeriksaan fisik

a) Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien b) Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan

konjungtiva merah.

c) Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.

6. Gejala Klinis

Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.

7. Penyimpangan Tidur

Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visul dan auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.

8. Pemeriksaan Diagnostik

a) Elektroencefalogram (EEG) b) Elektromiogram (EMG) c) Elektrookulogram (EOG)


(13)

2. Analisa Data

Data dasar adalah sekumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri. Pengumpulan Data yang didapat pada gangguan pola tidur yaitu :

Masalah keperawatan Etiologi Data Gangguan pola tidur - Afek tampak berubah

- Tampak kurang gairah - Perubahan alam

perasaan

- Penurunan status kesehatan

- Penurunan kualitas hidup

- Sulit konsentrasi - Sulit tertidur - Sulit tidur nyenyak - Sulit tidur kembali

setelah terbangun.

DS :

- Bangun lebih awal atau lebih lambat dari yang di inginkan.

- Ketidakpuasan tidur - Keluhan verbal

tentang kesulitan untuk tidur. - Keluhan verbal

tentang perasaan tidak dapat

beristirahat dengan baik.

DO :

- Penurunan proposi tidur fase REM (misalnya, REM melembung,

hiperaktivitas, emosi yang labil, agitasi dan impulsivitas, gambaran

polisomnografik yang atipikal) - Penurunan proporsi


(14)

tidur tahap 3 dan 4 (misalnya,

hiperesponsif, mengantuk yang berlebihan, dan penurunan motivasi) - Insomnia dini hari - Peningkatan

proporsi tidur tahap 1

- Total waktu tidur

3. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan pada gangguan pola tidur harus aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan daya yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi kebutuhan istirahat tidur atau gangguan pola tidur (Potter & Perry,2006).

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang mengurangi respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin berkompeten untuk mengatasinya (Potter &Perry,2005).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur yaitu:


(15)

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan a) Proses penuaan

b) Gaya hidup kurang gerak c) Gangguan metabolisme d) Kerusakan eliminasi e) Pengaruh obat

f) Pola aktivitas siang hari g) kecemasan

h) Immobilitas

i) Ketidaknyamanan fisik j) Konsumsi alkohol

k) Lingkungan yang mengganggu

2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat tidur,dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.

4. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan obesitas.

5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat tidu. 6. Potensial cedera berhubungan dengan somnambolisme.

7. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.

Kemungkinan Data yang ditemukan adalah : a) Perubahan penampilan dan perilaku b) Sering menguap

c) Lingkaran hitam disekitar mata d) Perubahan tingkat aktifitas e) Mata / konjungtiva merah. f) Stress


(16)

4. Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dalam intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut( Potter & Perry,2005).

Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat terbangun dari tidur ( Wilkinson, 2006; Tarwoto & Wartonah, 2010).

Rencana Tindakan Keperawatan pada Gangguan Pola Tidur

Intervensi Rasional 1. Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien,

karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

2. Anjurkan klien untuk mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur.

3. Anjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman.

4. Anjurkan klien untuk meningkatkan aktivitasnya p ada siang hari.

5. Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas sebelum tidur.

6. Anjurkan klien untuk tidak banyak tidur pada siang hari.

7. Anjurkan klien makan yang cukup satu jam sebelum tidur.

8. Berikan pengetahuan kesehatan kepada klien tentang jadwal tidur, cara mengurangi stress dan cemas serta latihan relaksasi.

1. Memberikan

informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan

2. Mengurangi

gangguan saat tidur.

3. Meningkatkan tidur.

4. Menghindari tidur siang yang berlebihan.

5. Dapat mempercepat klien untuk memulai tidur.


(17)

6. Tidur siang hari dap at menyebabkan tidak bisa tidur pada malam hari.

7. Meningkatkan tidur.

8. Meningkatkan pola tidur.

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktek mahasiswa di komunitas atau di Kelurahan Harjosari II kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 18 Mei 2015 Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. M. Berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1.

a) Biodata

Seorang perempuan Ny.M berusia 60 tahun sudah menikah, agama Islam. bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dengan pendidikan terakhir SD, yang beralamat di Jl. Dwikora Ujung Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Medan Amplas.

b) Keluhan Utama

Ny. M mengatakan sulit untuk memulai tidur pada malam hari, sering terbangun pada malam hari,Klien mengatakan sering pusing, dan kurang aktivitas pada siang hari sehingga ia sering menguap pada siang hari.

c) Riwayat Kesehatan Saat Ini

Ny. M mengatakan saat ini mempunyai penyakit hipertensi, penyakit ini sudah dialami klien semenjak klien berumur 50 tahun.Klien sering mengeluh sakit dibagian tengkuk dan pusing ketika tekanan darah pasien naik.


(18)

d) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Ny. M dulu tidak mempunyai riwayat kesehatan pada masa lalu, hanya saja klien mempunyai penyakit hipertensi semenjak umur 50 tahun.

e) Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat dilakukan pengkajian, Orang tua dari Ny. M mempunyai riwayat hipertensi. Sehingga mempunyai penyakit keturunan dari orang tua.

f) Riwayat Sehari-hari

1. Perspesi lansia terhadap sehat sakit

Ny. M mengatakan bahwa dirinya sehat jika ia dapat melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan, sedangkan sakit adalah ketika saat klien lemah dan tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari yang biasa di lakukan.

2. Kebiasaan

Ny. M memiliki kebiasaan menonton bersama cucunya, dan juga memiliki kebiasaan untuk menemani cucunya tidur siang.

3. Pola Nutrisi

Ny. M makan 3 kali sehari dengan porsi besar yaitu, pagi, siang, malam. Jenis makanan biasa yaitu, nasi + lauk + sayur.Klien juga memiliki kebiasaan ngemil pada siang dan malam hari, dan tidak memiliki kesulitan untuk makan.

4. Pola Istirahat dan Tidur

Ny. M mulai masuk kamar pukul 22.00 Wib, tetapi klien susah untuk memulai tidur. Klien berusaha untuk memulai tidur dengan cara menghayal dan membaca Koran, tetapi klien mengatakan dengan cara itu pun tidak bisa. Sehingga Klien mengatakan bahwa klien tidur pukul 02.00 pagi dan kadang cepat bangun.Klien juga tidur pada siang hari sehingga pada malam hari klien hanya bisa tidur 4 jam setiap malam. 5. Pola Eliminasi


(19)

Ny. M mengatakan BAK lancar, tidak ada hambatan, dan tidak ada rasa nyeri pada saat berkemih, 5-7 kali/hari, warna urin jernih kekuningan tidak ada riwayat penyakit ginjal.

b) BAB

Frekuensi buang air besar 1 kali/hari yaitu pada pagi hari, BAB lancar dan tidak susah mengedan.

6. Kebiasaan Olahraga

Ny. M jarang melakukan olahraga, hanya saja kadang-kadang berjalan sekitar rumah bersama cucunya.

7. Kemampuan Melakukan Aktivitas

Aktivitas sehari-hari Ny. M adalah hanya menonton TV dan menjaga cucunya, pekerjaan rumah sudah dikerjakan oleh anaknya.

8. Rekreasi

Ny. M mengatakan biasanya menonton TV bersama anak dan cucunya, untuk rekreasi dilakukan keluarga untuk mengunjungi keluarga minimal 1 kali sebulan.

g) Riwayat Psikologi

Ny. M mengatakan sangat senang jika melihat cucu-cucunya, tetapi klien mengatakan cemas dengan gangguan kebutuhan tidur yang dialami klien. h) Riwayat Sosial

Ny. M mengikuti acara perwiritan setiap hari jumat yang dilakukan dirumah warga lingkungan V tersebut.

i) Riwayat Spiritual dan Kultural

Ny. M menganut agama islam dan klien mengatakan selalu melakukan sholat lima waktu.

j) Status Mental

Dari hasil pengkajian didapat kondisi perasaan klien stabil, ingatan pasien kuat, klien masih bisa mengingat kejadian pada masa lalu.

k) Pemeriksaan Fisik

Secara umum didapati pasien sadar. Tekanan darah 150/100mmHg, pernafasan 22 kali/menit, Nadi 87 kali/menit dan suhu tubuh klien 36,5C. Berat Badan klien 75 kg dan Tinggi Badan Klien 167cm. Dalam


(20)

melakukan pangkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap. Dalam pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala bulat dan simetris, ubun-ubun tidak ada benjolan. Penyebaran rambut merata dan keadaan rambut bersih.

Pada pemeriksaan wajah, warna kulit pasien sawo matang dengan struktur wajah oval dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra merah muda , lembab, konjungtiva merah muda, sklera putih, pupil isokor dan coklat muda, kornea dan iris bening, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata baik. Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung simetris, posisi septum nasi di tengah, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada pernafasan menggunakan cuping hidung. Bentuk daun telinga normal dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman pendengaran baik.

Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir lembab dan simetris,, keadaan lidah bersih, pita suara baik. Posisi trachea medial, tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, suara normal. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba. Akral hangat, warna kulit sawo matang. kelembaban kulit baik, dan tidak ada kelainan pada kulit.

Pada pemeriksaan payudara dan ketiak didapat ukuran dan bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, payudara berwarna putih, areola berwarna coklat, aksilla dan clavicula normal, tidak ada kelainan(Pengkajian ini didapat dari hasi wawancara kepada klien). Pada pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris, pernafasan (frekuensi, irama) 22 kali/menit dan tidak ada tanda kesulitan saat bernafas. Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak normal, suara perkusi resonan dan saat auskultasi suara nafas vesikuler dan tidak ada suara tambahan.

Pada pemeriksaan kelamin tidak ada kelainan pada genitalia dan anus(Pengkajian ini didapat dari hasil wawancara kepada klien). Pada pemeriksaan muskoloskeletal (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) otot tampak simetris, tidak ada edema. Pasien dapat merasakan sentuhan,


(21)

2. Analisa Data

NO Data Etiologi Masalah Keperawatan 1 DS :

-Ny.M mengatakan susah tidur,tidak nyenyak, sulit untuk memulai tidur, sulit untuk melanjutkan tidur jika sudah terbangun dan sering ngantuk pada siang hari.

DO:

-Wajah Ny. M tampak lemas.

-Sering Menguap

-Klien tidur siang 3 Jam.

-Klien tidur jam 02.00

Pagi.

-Jumlah tidur klien 4 Jam setiap malam.

-Frekuensi terbangun pada malam hari 2 kali

-TTV:

TD : 150/100 mmhg RR : 22x/menit HR : 87x/MENIT T : 36,5C

Manula Penurunan fisiologi tidur Penurunan elastisitas pembuluh darah Hipertensi Peningkatan vaskuler cerebral Myalgia

Gangguan Pola Tidur

Gangguan Pola Tidur

2 DS:

-Ny.M mengatakan

3x/hari makan dalam porsi sedang

-Ny.M mengatakan suka

Manula Penurunan penyerapan metabolisme Gangguan Kelebihan

nutrisi dari kebutuha n tubuh


(22)

ngemil pada malam hari. -Ny.M mengatakan selera makan sangat tinggi.

DO:

- BB awal = 68 kg - TB awal = 167 cm - BB sekarang = 75 kg -TB sekarang = 167 cm -Usia 60 Tahun

-Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Meningkatnya pola Asupan makan

Obesitas

Kelebihan nutrisi dari kebutuhan tubuh

3 DS :

- Ny. M mengatakan jarang berolahraga.

-Ny.M mengatakan aktivitas yang dilakukan hanya menjaga cucunya. -Ny.M mengatakan cepat lelah karena faktor usia.

DO :

-Ny.M tampak tidak semangat Karena kurang sehat dan bugar

-Usia 60 Tahun.

-Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

-TTV

TD = 150/100 mmhg HR = 87x/menit RR = 22x/menit T = 36,5 C

Manula

Penurunan fisiologi tidur

Penurunan CO2 O2 di dalam jaringan

Penurunan otot

Aktifitas terbatas

Gaya hidup kurang gerak

Gaya hidup kurang gerak


(23)

3. Masalah Keperawatan

a) Gangguan Pola Tidur

b) Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh c) Gaya hidup kurang gerak

4. Rumusan Masalah

Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawataan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang menandai masalah yaitu data subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari hasil perumusan diperoleh tiga diagnosa yaitu:

a) Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor usia ditandai dengan susah tidur, tidak nyenyak, dan wajah tampak tidak segar.

b) Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan BB =75 kg, TB= 167, IMT= 27 ditandai dengan nafsu makan tinggi 3 kali sehari dengan porsi besar dan klien suka ngemil.

c) Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan faktor usia ditandai dengan aktifitas ringan seperti pekerjaan rumah, tidak pernah melakukan senam dan waktunya habis bersama cucunya.

5. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari / tanggal

No. Dx

Perencanaan Keperawatan

Selasa/19 Mei 2015

I Tujuan : klien dapat mempertahan kebutuhan tidur dalam batas normal dengan

kriteria Hasil :

1. Rasa ngantuk klien pada siang hari berkurang. 2. Klien dapat tidur nyenyak.

3. Waktu tidur klien 6-8 jam setiap malam. 4. Frekuensi terbangun dimalam hari berkurang. 5. Klien melakukan tindakan-tindakan yang


(24)

6. Perasaan segar setelah tidur.

Rencana Tindakan Rasional

1.Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien,

karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

2. Kurangi kebisingan, atur cahaya lampu yang redup. 3.Batasi intake cairan pada

malam hari, terutama yang mengandung kafein.

4.Anjurkan klien untuk mengurangi distraksi

lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur. 5.Anjurkan klien untuk tidur

dengan posisi yang nyaman. 6.Anjurkan klien untuk tidak

banyak tidur pada siang hari.

1.Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.

2.Mengurangi gangguan saat tidur.

3.Meningkatkan pola tidur.

4.Menghindari tidur siang yang berlebihan.

5.Meningkatkan pola tidur.

6.Meningkatkan agar bisa tidur pada malam hari. Rabu/20

Mei 2015

II Tujuan : setelah dilakukannya asuhan keperawatan pada klien, klien dapat mengurangi kelebihan nutrisi pada kebutuhan tubuh dengan

Kriteria Hasil:

1. Klien menyadari masalah berat badan

2. Klien akan menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu

3. Klien dapat berpartisipasi dalam program penurunan berat badan yang terstruktur

4. Klien dapat berpartisipasi dalam program latihan yang teratur


(25)

yang adekuat, tetapi tidak berlebihan.

Rencana Tindakan Rasional

1.Lakukan penjelasan tentang kelebihan nutrisi dari

kebutuhan tubuh. 2.Anjurkan klien untuk

menyediakan asupan

makanan dan cairan dengan diet seimbang.

3.Anjurkan klien untuk mengurangi porsi makanan. 4.Anjurkan klien untuk

mengurangi ngemil pada malam hari.

5.Anjurkan klien untuk makan malam sebelum jam 7.

1. Memberikan informasi dampak dari kelebihan nutrisi dari kebutuhan tubuh.

2. Mengurangi berat badan

3. Menghindari terjadinya obesitas.

4. Menghindari terkena penyakit diabetes melitus

Kamis/ 21 Mei 2015

III Tujuan : Setelah dilakukannya asuhan keperawatan pada klien, klien dapat melakukan aktivitas untuk gaya gerak tubuh dengan

Kriteria Hasil :

1. Klien mengatakan kesadaran tentang risiko gaya hidup kurang gerak

2. Mendeskripsikan manfaat latihan fisik teratur.

3. Klien dapat meningkatkan kuantitas latihan fisik yang dilakukan secara bertahap.

4. Klien dapat meningkatkan ketahanan fisik saat latihan fisik.

5. Klien dapat mengalami peningkatan kekuatan otot. 6. Klien dapat mengalami peningkatan fleksibilitas


(26)

Rencana Tindakan Rasional

1. Lakukan pengkajian alasan klien kurang latihan fisik. 2. Anjurkan klien untuk

mengikuti senam pada pagi hari.

3. Anjurkan klien untuk mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan klien. Seperti, mengikuti perkumpulan, dan juga kegiatan lain yang ada di lingkungan tersebut.

1. Memberikan informasi dari dampak kurangnya pergerakan.

2. Untuk menghindari terjadinya kurangnya prgerakan pada tubuh 3. Untuk memberikan

kebugaran dan kesehatan pada tubuh.

6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/ Tanggal

Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

Selasa/ 18 Mei 2015

1 1. Melakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur. 2. Menganjurkan klien untuk

mengurangi kebisingan, mengatur cahaya yang redup.

3. Menganjurkan klien untuk lebih banyak minum pada siang hari daripada malam hari.

4. Menganjurkan keluarga

S : - Klien dapat mengerti tentang masalah yang mengakibatkan

gangguan pola tidur. -klien mengatakan akan

mengatur cahaya yang redup.

-Klien mengatakan akan membatasi intake cairan terutama pada malam hari.

O : klien belum bisa tidur tepat waktu.


(27)

dalam menciptakan kenyamanan. Seperti, keluarga dapat menjaga anak kecil ketika klien lagi istirahat.

5. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, seperti posisi SIM 6. Menganjurkan klien untuk

tidak banyak tidur pada siang hari.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan - Mengatur cahaya

- Mengurangi intake cairan - Posisi tidur yang nyaman - Kamar tidur yang bersih

Rabu/ 19 Mei 2015

2 1. Melakukan penjelasan tentang kelebihan nutrisi dari kebutuhan tubuh. 2. Menganjurkan klien untuk

makan diit seimbang. 3. Menganjurkan klien untuk

mengurangi porsi makanan. 4. Menganjurkan klien untuk mengurangi ngemil pada malam hari.

5. Menganjurkan klien untuk makan sebelum jam 7.

S : Klien mengatakan akan mengurangi porsi makanan dan mengurangi ngemil pada malam hari.

-Klien mengatakan akan menyediakan asupan makanan dan cairan dengan diet

seimbang.

O : BB belum berkurang BB = 75 Kg

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan - Masalah kelebihan nutrisi - Menyediakan asupan

makanan dan cairan dengan diet seimbang.

- Mengurangi porsi makanan dan mengurangi ngemil pada


(28)

malam hari.

Kamis/ 20 Mei 2015

3 1. Melakukan pengkajian alasan klien kurang latihan fisik.

2. Menganjurkan klien untuk mengikuti senam pada pagi hari.

3. Menganjurkan klien mengikuti kegiatan di luar rumah, seperti mengikuti perkumpulan dan kegiatan yang lain yg ada di lingkungan tersebut.

S : - Klien mengatakan akan melakukan aktivitas selain aktivitas rumah.

- Klien mengatakan akan sering berolahraga.

O : -

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan - Dampak dari kurang pergerakan

- melakukan aktivitas fisik yang teratur


(29)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan proses keperawatan pada Ny. M yang dimulai dari Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan , Implementasi dan Evaluasi disimpulkan diagnosa yang diperoleh dari Ny. M adalah :

d) Gangguan pola tidur (insomnia inisial) berhubungan dengan faktor usia ditandai dengan susah tidur, tidak nyenyak, dan wajah tampak tidak segar.

e) Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan BB =75 kg, TB= 167 cm, IMT = 27, ditandai dengan nafsu makan tinggi 3 kali sehari dengan porsi sedang dan klien suka ngemil.

f) Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan faktor usia ditandai dengan aktifitas ringan seperti pekerjaan rumah, tidak pernah melakukan senam dan waktunya habis bersama cucunya.

Dan yang menjadi prioritas masalah keperawatan pada Ny. M adalah Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor usia.

ditandai dengan susah tidur, tidak nyenyak, dan wajah tampak tidak segar.

Dari implementasi yang dilakukan diperoleh hasil evaluasi bahwa masalah belum teratasi.

B.Saran

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar tentang gangguan pola tidur. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan


(30)

Pelayanan ini tidak hanya dilakukan di Rumah Sakit, tetapi dilakukan di komunitas dengan cara home care agar permasalahan gangguan pola tidur teratasi.

3. Bagi Klien

Bagi klien dan keluarga tetap menerapkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan agar tujuan asuhan keperawatan terpenuhi.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Carpenito,L.J. (2009). Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta : EGC

Hidayat, A.A, (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak,W.I.(2005). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC

Potter, P.A. & Perry, A.G, (2005). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Potter, P.A. & Perry, A.G, (2006). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC. Tarwoto & Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah,(2010), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.


(32)

Lampiran 1 PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 60 Tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Dwikora Ujung lingkungan V Kelurahan Harjosari II Medan Amplas Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2015

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan susah tidur pada malam hari, dan klien sering terbangun pada malam hari.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa Penyebabnya

Klien susah tidur pada malam hari karena klien terlalu banyak tidur pada siang hari.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan


(33)

B. Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien merasa pusing dan sering sakit dibagian tengkuk. 2. Bagaimana dilihat

Dapat dilihat dari tekanan darah pasien, dan wajah klien.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengalami penyakit hipertensi. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Jika tekanan darah klien naik, klien dibawa ke klinik dan mendapatkan pengobatan.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak pernah melakukan operasi.

D. Alergi

Klien tidak memiliki alergi. E. Imunisasi

Imunisasi klien tidak lengkap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua

Orang tua dari Tn.P memiliki penyakit kanker hati, Orang tua dari Ny. M memiliki penyakit hipertensi.

B. Saudara Kandung

Tidak ada riwayat penyakit. C. Penyakit Keturunan yang ada

Hipertensi

D. Anggota keluarga yang meninggal

Orang tua dari Tn. P sudah meninggal, kedua orang tua dari Ny. M sudah meninggal


(34)

E. Penyebab meninggal

Orang tua dari Tn.P meninggal karena penyakit kanker hati,dan orang tua dari Ny. M meninggal karena penyakit hipertensi.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien kurang mengerti dengan penyakit yang dialaminya. B. Konsep Diri

- Gambaran diri : pasien megatakan menyukai semua bagian tubuhnya.

- Ideal diri : pasien memiliki kemauan untuk tidur dengan tepat waktu.

- Harga diri : pasien merasa diperhatikan oleh suami dan anaknya.

- Peran diri : dalam kelurga pasien berperan sebagai orang tua dan nenek.

C. Keadaan emosi : Labil D. Hubungan Sosial

- Orang yang berarti : orang yang berarti bagi klien adalah suami, anak dan cucunya. - Hubungan dengan keluarga : hubungan klien dengan keluarga

baik

- Hubungan dengan orang lain : hubungan pasien dengan orang lain atau dilingkungan baik.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam. - Kegiatan ibadah : Sholat


(35)

VII. STATUS MENTAL

- Tingkat Kesadaran : Kompos mentis. - Penampilan : Rapi.

- Pembicaraan : Baik. - Alam perasaan : Sedih. - Afek : Datar.

- Interaksi selama wawancara: Kontak mata baik.

- Memori : Ingatan klien masih kuat, masih bisa mengingat masa muda klien.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Ny. M mengatakan susah untuk memulai tidur pada malam hari, sering terbangun pada malam hari dan sering menguap pada siang hari dan klien sering pusing.

B. Tanda-tanda Vital

- Suhu tubuh : 36,5ºC

- Tekanan darah : 150/100 mmHg - Nadi : 87x/menit - Pernafasan : 22x/menit - TB : 167 cm - BB : 75 Kg C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : bulat dan simetris. - Ubun-ubun : Tidak ada benjolan - Kulit Kepala : bersih.

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut tumbuh merata keadaan rambut bersih - Bau : Rambut tidak berbau - Warna kulit : sawo matang


(36)

Wajah

- Warna Kulit : sawo matang - Struktur wajah : Oval, simetris

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris - Palpebra : Merah muda, lembab.

- Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva merah muda dan sklera putih

- Pupil : isokor. - Cornea dan iris : bening.

- Visus : ketajaman penglihatan baik - Tekanan bola mata : baik.

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung simetris dan posisi septum nasi di tengah. - Lubang hidung : lubang hidung normal,

bersih dan tidak ada

sumbatan.

- Cuping hidung : Pernafasan tidak

menggunakan cuping hidung.

Telinga

- Bentuk telinga : daun telinga normal dan simetris. - Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan.

- Lubang telinga : lubang telinga paten dan bersih - Ketajaman pendengaran : baik

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : lembab, simetris


(37)

- Orofaring : pita suara baik.

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : kulit tampak bersih. - Kehangatan : akral hangat.

- Warna : warna kulit sawo matang - Turgor : turgor kulit baik, CRT< 2 detik. - Kelembaban : kelembaban kulit baik.

- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit.

Pemeriksaan musculoskeletal/ ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) :

Otot tampak simetris, tidak ada edema.

Fungsi Motorik :

Pasien dapat berjalan dengan baik

Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran) :

Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas dingin dan tajam tumpul.

IX. Pola Kebiasaan Sehari-hari

1. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/ hari : pasien makan 3 kali sehari. - Nafsu/ selera makan : pasien selera makan. - Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati.

- Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi - Mual dan muntah : pasien tidak mual dan muntah. - Waktu pemberian makan : pagi, siang dan malam.

- Jumlah dan jenis makan : satu piring makanan biasa, ditambah pasien suka ngemil.


(38)

- Waktu pemberian cairan/ minum: sebelum dan sesudah makan kurang lebih 2 L/ hari.

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : tidak ada masalah atau kesulitan dalam menelan dan mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan karena sebagian gigi sudah tidak ada pada pasien.

2. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : tubuh pasien bersih. - Kebersihan gigi dan mulut : mulut bersih dan rajin

membersihkan gigi. - Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan

tampak bersih.

3. Pola kegiatan/Aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri.

Secara umum aktivitas pasien sebagian besar dibantu oleh anaknya. - Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/ sakit:

Selama pasien sakit tetap melakukan ibadah sesuai keyakinannya. 4. Pola Eliminasi

a) BAB

- Pola BAB : 1 kali/ hari. - Karakter feses : lunak.

- Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan. - Diare : tidak ada diare.

- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif. b) BAK

- Pola BAK : Tidak menentu - Karakter urine : kuning terang. - Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada kesulitan


(39)

- Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih. - Penggunaan diuretik : tidak menggunakan

diuretik. - Upaya mengatasi masalah :

-5. Mekanisme Koping

- Adaptif : Bicara dengan orang lain - Maladaptif : Menghindar


(40)

Lampiran 2

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ Tanggal DX Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Rabu/ 20 Mei

2015

I 09.30 - 13.30

7.Menganjurkan untuk mengurangi cahaya. 8.Menganjurkan

mengurangi intake cairan pada malam hari terutama yang mengandung kafein. 9.Menganjurkan klien

untuk membatasi intake cairan terutama pada malam hari yang mengandung kafein.

S : - klien mengatakan sudah mengerti penyebab

gangguan tidur.

- klien mengatakan sudah mengurangi

kebisingan

- klien mengatakan sudah membatasi intake cairan yang mangandung kafein pada malam hari.

O : klien masih susah tidur .

TD : 140/90 mmHg HR : 90x/menit RR: 23x/menit

A : Masalah teratasi sebagaian (masalah kebisingan)

P:Intervensi Dilanjutkan


(41)

cairan pada malam hari.

2. Menganjurkan tidur yang nyaman. 3. Menganjurkan

membuat kamar yang bersih.

4. Menganjurkan klien untuk tidak banyak tidur pada siang hari

II 08.30

-

13.30

6. Melakukan

penjelasan tentang kelebihan nutrisi dari kebutuhan tubuh. 7. Menganjurkan klien

untuk menyediakan asupan makanan dan cairan dengan diet seimbang.

8. Memberi bantuan dengan proses interaktif yang berfokus pada kebutuhan untuk memodifikasi diet.

S: - Klien mengatakan akan

menyediakan asupan makanan dan cairan sesuai dengan diet seimbang.

- klien mengatakan sudah

mengurangi porsi makanan.

O : Berat badan klien belum berubah BB Awal = 65 kg BB Sekarang= 75 kg

A : Masalah belum teratasi ( Berat badan belum


(42)

berkurang) P:Intervensi

dilanjutkan

- Memantau porsi makanan.

- Menganjurkan klien untuk mengurangi ngemil pada malam hari.

- Menganjurkan klien untuk makan sebelum jam 7.

III 09.00

10.00

11.00

4. Menjelaskan pada pasien dampak kurang pergerakan. 5.Menganjurkan klien untuk melakukan latihan fisik membuat program dan memberikan bantuan untuk aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk meningkatkan rentang, dan frekuensi.

3. Menganjurkan klien untuk aktivitas fisik teratur untuk

S : - klien mengatakan akan mengikuti aktivitas diluar rumah, dan mengikuti senam. - Klien mengatakan

akan melakukan aktifitas fisik secara teratur.

O: klien masih tampak kurang pergerakan

A:Masalah belum teratasi (aktivitas klien belum tambah)


(43)

atau mencapai tingkat kebugaran dan kesehatan yang lebih tinggi.

dilanjutkan

1. Menganjurkan klien untuk melakukan latihan fisik.

2. Menganjurkan klien untuk aktivitas fisik teratur untuk mempertahankan atau mencapai tingkat kebugaran dan kesehatan yang lebih tinggi.

Kamis/21 Mei 2015

I 09.00

-

14.00

1.Menganjurkan klien untuk membatasi intake cairan terutama pada malam hari yang mengandung kafein. 2.Menganjurkan klien

untuk tidur dengan posisi yang nyaman. 3.Menganjurkan klien

untuk tidak banyak tidur pada siang hari

S :- Klien mengatakan sudah membatasi intake cairan pada malam hari.

-Klien mengatakan akan tidur dengan posisi yang nyaman

-Klien mengatakan sudah bisa memulai tidur kurang lebih 30 menit.

-Klien mengatakan sudah mengurangi waktu istirahat pada siang hari.

O : klien tampak lebih segar dari


(44)

sebelumnya. TD : 140/90 mmHg HR : 90x/menit RR : 23x/menit

A : Masalah sebagian teratasi( intake cairan pada malam hari sudah dibatasi, dan untuk memulai tidur pada malam hari sebagian teratasi)

P:Intervensi dilanjutkan

1. Menanyakan pada klien apakah sudah bisa tidur dengan tepat waktu?

2. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman. 3. Menganjurkan klien

untuk tidak banyak tidur pada siang hari, tetapi melakukan aktivitas.

II 09.30

-

1.Memberi bantuan dengan proses interaktif yang

S : -Klien mengatakan sudah


(45)

13.30 kebutuhan untuk memodifikasi diet. 2.Menganjurkan klien

untuk mengurangi porsi makanan. 3.Menganjurkan klien

untuk mengurangi ngemil pada malam hari.

4.Menganjurkan klien untuk makan sebelum jam 7.

- klien mengatakan sudah

mengurangi ngemil pada malam hari - klien mengatakan

akan makan sebelum jam 7 malam.

O : Berat badan klien belum berkurang

A :Masalah sebagian teratasi ( Klien sudah

mengurangi ngemil, dan mengurangi porsi makan)

P:Intervensi dilanjutkan

1.Menanyakan klien apakah masih mengurangi porsi makanan?

2.Menganjurkan klien untuk mengurangi ngemil pada malam hari.


(46)

untuk makan sebelum jam 7

III 10.00

-

13.30

1.Melakukan

pengkajian alasan klien kurang latihan fisik.

2.Menganjurkan klien membuat program dan memberikan bantuan untuk aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk meningkatkan rentang, dan frekuensi.

3. Menganjurkan klien untuk aktivitas fisik teratur untuk mempertahankan atau mencapai tingkat kebugaran dan kesehatan yang lebih tinggi.

S : Klien mengatakan sudah mengikuti senam dan melakukan aktivitas diluar rumah

O : Pergerakan klien tambah, dan klien tidak hanya dirumah saja.

A : Masalah teratasi sebagian ( aktivitas klien tambah)

P:Intervensi dilanjutkan

1.Menganjurkan klien membuat program dan memberikan bantuan untuk aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk meningkatkan rentang, dan frekuensi.

2. Menganjurkan klien untuk aktivitas fisik


(47)

mempertahankan atau mencapai tingkat kebugaran dan kesehatan yang lebih tinggi

Jumat/22 Mei 2015

I 09.00 -

14.00

1. Menanyakan pada klien apakah sudah bisa tidur dengan nyaman dan tepat waktu?

2. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman. 3. Menganjurkan klien

untuk tidak banyak tidur pada siang hari, tetapi melakukan aktivitas.

4. Menganjurkan klien untuk membuat kamar tidur bersih.

S :Klien mengatakan sudah mengurangi intake cairan pada malam hari dan klien sudah tidur dengan posisi yang nyaman - Klien mengatakan sudah bisa memulai tidur kurang lebih 20 menit.

O : Klien tampak lebih segar dari sebelumnya.

TD : 140/90 mmHg HR : 87x/menit RR :23x/menit

A : Masalah teratasi sebagian ( Klien belum dapat tidur dengan tepat waktu)

P:Intervensi dilanjutkan (oleh keluarga)


(48)

waktu tidur

- tetap memantau klien untuk melakukan aktifitas pada siang hari

- memantau kamar tidur klien agar tetap bersih.

II 09.00 -

13.30

1.Menganjurkan klien untuk mengurangi porsi makanan. 2.Menganjurkan klien

untuk mengurangi ngemil pada malam hari.

3.Menganjurkan klien untuk makan sebelum jam 7.

S : Klien mengatakan sudah mengurangi porsi makanan dan mengurangi ngemil pada malam hari

O : Berat badan klien berkurang

A : Masalah sebagian teratasi.

P:Intervensi dilanjutkan (oleh keluarga)

- pantau klien untuk tetap mengurangi porsi makanan dan ngemil terutama pada malam hari.

- tetap sediakan asupan makanan dan cairan yang diet


(49)

III 09.30 -

14.00

1.Menganjurkan klien membuat program dan memberikan bantuan untuk aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk meningkatkan rentang, dan frekuensi.

2. Menganjurkan klien untuk aktivitas fisik teratur untuk mempertahankan atau mencapai tingkat kebugaran dan kesehatan yang lebih tinggi

S : Klien mengatakan sudah ada kegiatan di luar rumah, dan klien sudah sering berolahr aga.

O : Klien tampak lebih sehat dari sebelumnya.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

(oleh keluarga)

- tetap anjurkan pada klien untuk melakukan pergerakan pada siang hari

- tetap anjurkan pada klien untuk tetap melakukan olahraga.


(1)

sebelumnya. TD : 140/90 mmHg HR : 90x/menit RR : 23x/menit

A : Masalah sebagian teratasi( intake cairan pada malam hari sudah dibatasi, dan untuk memulai tidur pada malam hari sebagian teratasi)

P:Intervensi dilanjutkan

1. Menanyakan pada klien apakah sudah bisa tidur dengan tepat waktu?

2. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman. 3. Menganjurkan klien

untuk tidak banyak tidur pada siang hari, tetapi melakukan aktivitas.

II 09.30

-

1.Memberi bantuan

dengan proses

interaktif yang

berfokus pada

S : -Klien mengatakan sudah

mengurangi porsi makan


(2)

13.30 kebutuhan untuk memodifikasi diet. 2.Menganjurkan klien

untuk mengurangi porsi makanan. 3.Menganjurkan klien

untuk mengurangi ngemil pada malam hari.

4.Menganjurkan klien

untuk makan

sebelum jam 7.

- klien mengatakan sudah

mengurangi

ngemil pada

malam hari - klien mengatakan

akan makan

sebelum jam 7 malam.

O : Berat badan klien belum berkurang

A :Masalah sebagian teratasi ( Klien sudah

mengurangi

ngemil, dan

mengurangi porsi makan)

P:Intervensi dilanjutkan

1.Menanyakan klien

apakah masih

mengurangi porsi makanan?

2.Menganjurkan klien untuk mengurangi ngemil pada malam hari.


(3)

untuk makan sebelum jam 7

III 10.00

-

13.30

1.Melakukan

pengkajian alasan klien kurang latihan fisik.

2.Menganjurkan klien membuat program

dan memberikan

bantuan untuk

aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk meningkatkan

rentang, dan

frekuensi.

3. Menganjurkan klien untuk aktivitas fisik

teratur untuk

mempertahankan atau mencapai tingkat

kebugaran dan

kesehatan yang lebih tinggi.

S : Klien mengatakan sudah mengikuti senam dan melakukan aktivitas diluar rumah

O : Pergerakan klien tambah, dan klien

tidak hanya

dirumah saja.

A : Masalah teratasi sebagian ( aktivitas klien tambah)

P:Intervensi dilanjutkan

1.Menganjurkan klien membuat program

dan memberikan

bantuan untuk

aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk meningkatkan

rentang, dan

frekuensi.

2. Menganjurkan klien untuk aktivitas fisik


(4)

mempertahankan

atau mencapai

tingkat kebugaran dan kesehatan yang lebih tinggi

Jumat/22 Mei 2015

I 09.00

-

14.00

1. Menanyakan pada klien apakah sudah bisa tidur dengan nyaman dan tepat waktu?

2. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman. 3. Menganjurkan klien

untuk tidak banyak tidur pada siang hari, tetapi melakukan aktivitas.

4. Menganjurkan klien untuk membuat kamar tidur bersih.

S :Klien mengatakan sudah mengurangi intake cairan pada malam hari dan klien sudah tidur dengan posisi yang nyaman - Klien mengatakan sudah bisa memulai tidur kurang lebih 20 menit.

O : Klien tampak lebih segar dari sebelumnya.

TD : 140/90 mmHg HR : 87x/menit RR :23x/menit

A : Masalah teratasi sebagian ( Klien belum dapat tidur dengan tepat waktu)

P:Intervensi dilanjutkan (oleh keluarga)


(5)

waktu tidur

- tetap memantau

klien untuk

melakukan aktifitas pada siang hari

- memantau kamar tidur klien agar tetap bersih.

II 09.00 -

13.30

1.Menganjurkan klien untuk mengurangi porsi makanan. 2.Menganjurkan klien

untuk mengurangi ngemil pada malam hari.

3.Menganjurkan klien

untuk makan

sebelum jam 7.

S : Klien mengatakan sudah mengurangi porsi makanan dan mengurangi ngemil pada malam hari

O : Berat badan klien berkurang

A : Masalah sebagian teratasi.

P:Intervensi dilanjutkan (oleh keluarga)

- pantau klien untuk tetap mengurangi porsi makanan dan ngemil terutama pada malam hari.

- tetap sediakan asupan makanan dan cairan yang diet seimbang.


(6)

III 09.30 -

14.00

1.Menganjurkan klien membuat program

dan memberikan

bantuan untuk

aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spiritual tertentu untuk meningkatkan

rentang, dan

frekuensi.

2. Menganjurkan klien untuk aktivitas fisik

teratur untuk

mempertahankan atau mencapai tingkat

kebugaran dan

kesehatan yang lebih tinggi

S : Klien mengatakan sudah ada kegiatan di luar rumah, dan klien sudah sering berolahr aga.

O : Klien tampak lebih sehat dari sebelumnya.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

(oleh keluarga)

- tetap anjurkan pada

klien untuk

melakukan pergerakan pada siang hari

- tetap anjurkan pada klien untuk tetap melakukan olahraga.