Hubungan Kantor Pusat dan Cabang

  

AKUNTANSI HUBUNGAN KANTOR

PUSAT DAN CABANG

  Hubungan Kantor Pusat-Cabang dengan Sistem Sentralisasi PENGERTIAN HUBUNGAN PUSAT-CABANG

  Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor pengembangan/ perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor pusat tersebar di daerah- daerah lain. Kantor cabang tidak sama dengan kantor agen karena keduanya mempunyai persamaan dan perbedaan sebagai berikut:

  1. Struktur organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat.

  Sehingga kantor cabang bertanggungjawab penuh atas segala aktivitasnya ke manajemen kantor pusat.

  2. Struktur organisasi dan kegiatan terlepas dari kantor pusat atau berdiri sendiri. Oleh karena itu satu kantor agen dapat mengageni beberapa perusahaan.

  Sehingga kantor agen tidak bertanggungjawab ke kantor pusat tetapi bertanggungjawab Kegiatan kantor cabang tidak

   pada usaha untuk memperoleh pesanan saja tetapi juga usaha untuk memenuhi pesanan yang dpt diambil dari persediaan sendiri maupun persediaan kantor pusat. pengelola agen.

  Kegiatan kantor agen tidak  terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan dan calon pembeli saja. Dengan demikian agen

  Investasi kantor pusat ke cabang  tidak hanya sebatas modal kerja saja tetapi semua fasilitas yang dibutuhkan hanya sebagai fungsi pemasarnya saja. dalam mendirikan kantor cabang dan permulaan operasinya kantor cabang.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  B. SISTEM AKUNTANSI UNTUK KANTOR CABANG Ada dua sistem yang digunakan dalam pencatatan sistem akuntansi hubungan cabang dengan pusat, yaitu melalui sistem:

  1. Sistem Sentralisasi

  2. Sistem Desentralisasi (mengenai penjelasan desentralisasi akan dibahas pada topik 2).

  1. SISTEM SENTRALISASI Di dalam sistem ini akuntansi kantor cabang diselenggarakan oleh kantor pusat, jadi hampir mirip dengan pencatatan kantor agen dimana rugi-laba kantor agen dipisahkan dari rugi-laba kantor pusat. Sistem ini cocok dipakai apabila kantor cabang letaknya dekat dengan kantor pusat dan kegiatan kantor cabang masih terbatas/ kantor cabang masih relative kecil.

  Contoh Soal 1: Perhatikan Neraca PT. TERRAMODA berikut ini: PT. TERRAMODA

  Neraca Per 31 Desember 1998

  AKTIVA

  • Kas Rp.300.000.000
  • Aktiva tetap Rp.330.000.000

  (Neto) Total Rp.980.000.000 Aktiva

  PASIVA

  • Utang Dagang Rp.150.000.000
  • Modal Saham Rp.480.000.000
  • Laba ditahan Rp.350.000.000 Total Rp.980.000.000 Pasiva

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Antara perusahaan TERAMODA (perusahaan pusat) dengan ECOMODA

  (perusahaan Cabang berdiri tahun 1999) yang dipimpin oleh Betty sebagai manajer telah terjadi transaksi-transaksi adalah berikut:

  1. Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 200.000 untuk pembukaan kantor cabang.

  . Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 150.000 secara kredit.

  Akuntansi pencatatannya diselenggarakan oleh kantor Pusat. 3. Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor Pusat

  Rp.1200.000, kantor cabang Rp. 800.000

  4. Pengiriman barang dagangan dari

  5. Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor Pusat

  Rp.1500.000, kantor cabang Rp.

  700.000. Harga pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut masing- masing Rp. 1000.000 dan Rp. 400.000.

  6. Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000, Kantor Cabang Rp. 500.000.

  7. Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp.

  300.000 dan Kantor Cabang Rp. 100.000.

  8. Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 50.000.

  9. Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp. 300.000

  10. Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 45.000, Kantor cabang Rp.

  15.000.

  11. Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 120.000.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Perintah:

  a) Buatlah pencatatan akuntansinya dengan system sentralisasi baik oleh perusahaan pusat maupun cabang. perusahaan pusat maupun cabang. Jawab Soal 1: 1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke kantor cabang Pusat Kas - Ktr Cabang200.000 Kas (aktiva) 200.000 2) Pembelian aktiva tetap oleh kantor cabang: Pusat Aktiva tetap - Ktr Cabang 150.000 Kas Ktr.Cabang 150.000

  3) Pembelian barang dagangan untuk persediaan: Pembelian

  Pembelian Pusat

  Cabang Persediaan 1200.000 Persed. ktr 800.000 cabang Utang 1200.000 Utang Dagang 800.000 Dagang 4) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke cabang Pusat

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Persediaan- 275.000

  5) Penjualan barang an secara kredit dan HPP masing-masing dicatat kantor pusat sebagai berikut:

  Penjualan Pusat dan HPP kantor Pusat Penjualan dan HPP kantor Cabang

  Piutang 1.500.000 Piutang dagang 700.000 dagang Penjualan 1.500.000 Penjualan 700.000 HPP 1.000.000 HPP 400.000 Persediaan 1.000.000 Persediaan 400.000

  6) Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp. 1300.000, Kantor Cabang Rp.

  500.000. Piutang

  Piutang kantor Pusat kantor Cabang

  Kas 1.300.000 Kas 5.00.000 Piutang 1.300.000 Piutang 500.000 Dagang

  Dagang 7) Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial: Kantor Pusat Rp. 300.000 dan Kantor Cabang Rp. 100.000. Biaya kantor

  Biaya kantor Pusat

  Cabang Biaya 300.000 Biaya 100.000 komersial komersial-ktr cabang

  Kas 300.000 Kas-ktr. cabang 100.000

  8) Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 50.000. Biaya komersial-kantor 50.000 cabang Biaya Komersial 50.000

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Kas 300.000 Kas-kantor cabang 300.000 10) Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp.

  45.000, Kantor cabang Rp. 15.000. Biaya Komersial 45.000 Aktiva tetap 45.000 Biaya Komersial - 15.000 kantor cabang Aktiva tetap-kantor 15.000 cabang

  11) Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 120.000. Laba diatahan 120.000 Kas 120.000 LATIHAN TOPIK 1

  Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan latihan berikut ini ! 1) Apa yang dimaksud dengan pengertian kantor cabang dan kantor agen ? 2) Sebutkan persamaan dan perbedaan antara kantor cabang dengan kantor agen! 3) Apa yang dimaksud dengan system sentralisasi dalam hubungan Pusat- sentralisasi! 5) Sebutkan perbedaan sistem pencatatan (jurnal) antara rekening kantor cabang dengan rekening kantor pusat di dalam system sentralisasi!

  6) Dicatat transaksi-transaksi berikut yang terjadi antara perusahaan RAKMODAL (perusahaan pusat) dengan MODAL DENGKUL

  (perusahaan cabang) oleh Jayus sebagai berikut: Kantor pusat mengirim kas sebesar Rp. 50.000 untuk pembukaan kantor  cabang.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9  Kantor cabang membeli aktiva tetap senilai Rp. 80.000 secara kredit.

  Akuntansi pencatatannya diselenggarakan oleh kantor Pusat. Pembelian barang dagangan semuanya secara kredit: Kantor Pusat Rp. 

  600.000, kantor cabang Rp. 300.000  Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang Rp. 75.000.  Penjualan barang semuanya dilakukan secara kredit: Kantor Pusat Rp.

  800.000, kantor cabang Rp. 300.000.  Harga pokok atas barang dagangan yang dijual tersebut masing-masing Rp.600.000 dan Rp. 200.000.  Penagihan piutang dagang: Kantor Pusat Rp.

  120.000, Kantor Cabang Rp.60.000.  Pembayaran hutang dagang: Kantor Pusat Rp.

  400.000, kantor cabang Rp.50.000.

  30.000 dan Kantor Cabang Rp. 10.000.  Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp. 5000.

   Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp. 30.000

   Penyusutan aktiva tetap: kantor pusat Rp. 10.000, Kantor cabang Rp. 5.000.  Kantor pusat membagi deviden dalam bentuk kas sebesar Rp. 40.000. Perintah: Buatlah pencatatan akuntansinya dengan system sentralisasi baik oleh perusahaan pusat maupun cabang.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  7) Transaksi apa saja yang penjurnalannya oleh pusat namun dicatat dengan keterangan kantor cabang, sebutkan!

  RANGKUMAN

  

1) Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama)

dengan kantor pengembangan/ perwakilan yang skala usahanya

lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor pusat tersebar di daerah-

daerah lain.

  2) Kantor cabang tidak sama dengan kantor agen karena keduanya mempunyai persamaan dan perbedaan, yaitu dari segi struktur organisasi terhadap pusat, lingkup kegiatan, dan investasi kantor pusat. 3) Sistem pencatatan yang digunakan di dalam akuntansi hubungan pusat cabang terdapat dua macam yaitu system pencatatan sentralisasi

(hanya dilakukan oleh pusat saja) dan system desentralisasi yaitu

pencatatan dilakukan oleh pusat maupun cabang dengan dihubungkan oleh

  

4) Transasksi yang oleh pusat dicatat dengan keterangan yang membedakan

dengan kantor cabang di dalam system sentralisasi adalah

transaksi pembelian, penjualan dan HPP, piutang dagang, utang dagang,

biaya komersial dan penyusutan aktiva tetap.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  TOPIK 2 Hubungan Kantor Pusat-Cabang dengan Sistem Desentralisasi

  A. PENGERTIAN DESENTRALISASI Pengertian desentralisasi hubungan pusat-cabang yaitu apabila di dalam sistem akuntansi kantor cabang yang pencatatannya diselenggarakan oleh kantor cabang sendiri. Namun bila dikehendaki oleh kantor pusat maka terdapat pos-pos tertentu yang pencatatannya dilakukan oleh kantor pusat.

  Hal yang penting mengenai akuntansi dan pencatatan sistem desentralisasi terhadap transaksi yang menghubungkan antara Pusat dengan cabang adalah Rekening Koran Timbal Balik (R/K). Sehingga pencatatan setiap transaksi dalam jurnalnya juga sedikit berbeda dengan jurnal biasa.

  B. PENGELOMPOKKAN SISTEM DESENTRALISASI Transaksi keuangan kantor cabang di dalam system desentralisasi dikelompokkan menjadi 2 transaksi, yaitu:

  1. Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat. Transaksi ini akan mempengaruhi hubungan kantor cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini dicatat baik oleh kantor cabang maupun kantor pusat.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  2. Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga. Transaksi ini tidak mempengaruhi hubungan kantor cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini tidak dicatat oleh kantor pusat.

  C. TRANSAKSI YANG MENAMBAH ATAU MENGURANGI R/K R/K timbal balik bertambah apabila terdapat: 1) Pengiriman kas (aktiva) dari kantor Pusat ke kantor cabang Pusat

  Cabang R/K - Ktr Cabangxxxx Kas (aktiva) xxxx Kas (aktiva) xxxx R/K - Ktr Pusat xxxx

  2) Pengiriman barang dagang dr kantor Pusat ke cabang Sistem Fisik: Pusat

  Cabang R/K Ktr Cabang xxxx Pengiriman brg dag.

  Pengiriman brg xxxx dr ktr Pusat xxxx dag ke ktr cabang

  R/K Ktr Pusat xxxx Sistem Prepertual Pusat Cabang R/K Ktr Cabang xxxxPersediaan brg dag. xxxx Persediaan brg. xxxxR/K Ktr Pusat xxxx dagangan

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Pusat Cabang R/K Ktr CabangxxxxBiaya xxxx Biaya xxxxR/K Ktr Pusatxxxx

  4) Penghitungan bunga atas investasi ktr Pusat di ktr Cabang Pusat

  Cabang R/K-Ktr cabang Xxxx Biaya Xxxx bunga Pendapt bunga Xxxx R/K- Ktr Xxxx

  Pusat 5) Pengakuan laba kantor cabang: Pusat

  Cabang R/K- Ktr cabang Xxxx Rugi-Laba Xxxx Rugi-Laba ktr cab Xxxx R/K- ktr Xxxx

  Pusat 6) Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor cabang

  Pusat Cabang

  R/K- Ktr cabang Xxxx Kas Xxxx Piutang Xxxx R/K - ktr Xxxx

  Pusat Dari keempat pasang jurnal tersebut diatas sebenarnya susunan rekening jurnalnya sama, hanya dibalik saja antara Pusat dan Cabangnya (jurnal no. 1,2,3,5). Sedangkan untuk jurnal no. 4 dan 6 berbeda karena transaksinya juga berbeda.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  R/K berkurang apabila terdapat:

  Pusat Cabang Kas (aktiva) R/K - Ktr Pusat R/K-Ktr Kas (aktiva) Cabang

  2) Pengembalian barang dagang dr kantor Cabang ke Pusat Sistem Fisik: Pusat

  Cabang Pengiriman brg

  R/K- Ktr Pusat Xxxx dag ke ktr cabang Xxxx Pengiriman brg Xxxx dag. R/K Ktr Cab. Xxxx dr ktr Pusat Sistem Prepertual Pusat Cabang Persediaan brg dagXxxxR/K Ktr Pusat Xxxx R/K-Ktr Cab. XxxxPersediaan brg dag.Xxxx

  3) Pembebanan biaya oleh kantor cabang kepada kantor pusat: PusatCabang Biaya XxxxR/K Ktr PusatBiaya Xxxx R/K - KantorXxxx Xxxx Cabang

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  4) Pembelian aktiva oleh ktr Cabang yg akuntansinya diselenggarakan ktr pusat

  Aktiva XxxxR/K- Ktr PusatXxxx R/K-Ktr cabangXxxxKas (utang) Xxxx

  5) Pengakuan rugi kantor cabang: Pusat

  Cabang Rugi-Laba ktr cabangXxxx R/K ktr PusatXxxx R/K-Ktr cabang Xxxx Rugi-Laba Xxxx

  6) Penagihan piutang kantor Cabang oleh kantor Pusat: Pusat

  Cabang Kas Xxxx

  R/K ktr - Xxxx Pusat

  R/K- Ktr Xxxx Piutang Xxxx cabang

  Transaksi-transaksi yg dilakukan oleh masing-masing kantor (cabang atau pusat) maka akan dicatat seperti jurnal biasa, misal: pembelian secara kredit, penjualan scr kredit, pelunasan piutang, biaya-biaya yang tidak dibebankan, penagihan piutang secara mandiri, dan lain-lain.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  LATIHAN TOPIK 2 Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan latihan berikut ini !

  1) Apa yang dimaksud dengan system desentralisasi dalam hubungan Pusat

  Cabang? 2) Sebutkan 2 pengelompokkan transasksi yang timbul antara pusat-

  3) Apa yang dimaksud dengan rekening timbal balik? Jelaskan! 4) Sebutkan perbedaan sistem pencatatan (jurnal) antara system sentralisasi dengan system desentralisasi dari sisi rekening kantor pusat! 5) Sebutkan transaksi dengan system desentralisasi yang menyebabkan rekening timbal-balik bertambah !

  6) Sebutkan transaksi dengan system desentralisasi yang menyebabkan rekening timbal-balik berkurang !

  RANGKUMAN

  

1) Desentralisasi hubungan pusat-cabang adalah sistem akuntansi kantor

cabang yang pencatatannya diselenggarakan oleh kantor cabang

sendiri, kecuali bila dikehendaki oleh kantor pusat maka terdapat pospos

tertentu yang pencatatannya oleh kantor pusat.

  

2) Rekening Koran Timbal Balik (R/K) adalah. rekening transaksi yang

menghubungkan antara Pusat dengan cabang di dalam sistem desentralisasi. 3) Transaksi di dalam system desentralisasi ada dua kelompok, yaitu kelompok transaksi cabang dengan kantor pusat dan kelompok transaksi cabang dengan pihak ketiga. 4) Transaksi-transaksi yg dilakukan oleh masing-masing kantor (cabang atau pusat) maka akan dicatat seperti jurnal biasa,

misal: pembelian secara kredit, penjualan scr kredit, pelunasan

piutang, biaya-biaya yang tidak dibebankan, penagihan piutang secara

mandiri, dan lain-lain.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan ! ) Berikut pernyataan yang benar mengenai kantor cabang adalah:

  A. Kantor cabang merupakan wakil di daerah dari beberapa kantor pusat. B. Struktur organisasi kantor cabang terpisah dan berbeda dengan kantor pusat.

  C. Kantor cabang memperoleh dana dari investasi menyeluruh oleh kantor pusat.

  D. Kantor cabang pada system desentralisasi tidak perlu bertanggungjawab kepada kantor pusat. 2) Sistem pencatatan untuk hubungan pusat daerah dapat dibagi menjadi dua, yaitu: A. Sentralistik dan Desentralistik B. Sentralisasi dan Desentralisasi C. Sentralistik dan Delegasi D. Sistem kantor Cabang dan kantor Agen.

  ) Berikut pernyataan yang tidak benar mengenai kantor agen adalah:

  A. Kantor Agen harus bertanggungjawab terhadap pusat. B. Kantor Agen hanya memperoleh investasi sebesar modal kerja dari kantor pusat.

  C. Kantor agen terpisah secara struktur organisasi dan operasional dengan kantor pusat.

  D. Kantor Agen dapat mengageni beberapa kantor pusat. 4) Sistem sentralisasi dapat diterapkan dalam kondisi kantor cabang sebagai berikut:

  A. Kantor cabang jaraknya cukup jauh sehingga harus dipantau pusat dan

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  B. Lingkup kegiatan kantor cabang masih terbatas dan jaraknya dekat dengan kantor pusat. . Kantor cabang jumlahnya sedikit dan potensi ekonominya ada. D. Kantor cabang belum bisa mandiri sehingga harus dibantu oleh pusat dan kantor cabang beresiko terjadi kecurangan dan inefisiensi. 5) Berikut ini merupakan transaksi di kantor cabang dengan system sentralisasi yang pencatatannya dipusat dipisahkan dengan cabang, yaitu kecuali:

  A. Pembelian oleh kantor cabang

  B. Penjualan dan HPP oleh kantor cabang C. Piutang dan Utang oleh kantor cabang D. Pengiriman barang dagangan ke kantor cabang 6) Pengertian dari akuntansi hubungan kantor pusat-cabang yang dengan system desentralisasi adalah:

  A. Penyerahan kekuasaan mengenai kebijakan akuntansi dari pusat kepada cabang.

  B. Penyerahan wewenang pencatatan dan pembukuan dari pusat kepada cabang.

  C. Penyerahan wewenang operasional wilayah dari pusat kepada cabang. D. Penyerahan kekuasaan membiayai pengeluaran dari pusat kepada cabang.

  7) Berikut ini termasuk pengelompokkan transaksi hubungan pusat- cabang dalam system desentralisasi:

  A. Transaksi menyangkut hubungan cabang-pusat dan hubungan cabang dengan cabang lainnya. dengan agen.

  C. Transaksi menyangkut hubungan cabang-pusat dan hubungan cabang dengan pihak ketiga.

  D. Transaksi menyangkut hubungan cabang-cabang dan hubungan cabang dengan pihak ketiga.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  8) Pencatatan transaksi pengembalian barang dagangan dari cabang ke pusat dengan system prepertual adalah:

  A Pusat Persediaan brg dag xxxx R/K-Ktr Cab. xxxxx

  B. Pusat R/K-Ktr Cab xxxx Persediaan brg dag xxxx

  C. Pusat Barang Dagangan-Ktr Cab xxxx Persediaan brg dag xxxx

  D. Pusat Kas-Ktr Cab xxxx Persediaan brg dag xxxx 9) Pembelian aktiva oleh ktr Cabang yang akuntansinya diselenggarakan ktr pusat adalah:

  A Cabang

  R/K- Ktr Pusat xxxx

  B. Cabang R/K- Ktr Pusat xxxx Kas (utang) xxxx

  C. Pusat Barang Dagangan-Ktr Cab xxxx Persediaan brg dag xxxx

  D. Pusat Kas-Ktr Cab xxxx Persediaan brg dag xxxx

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  10) Berikut ini merupakan transaksi dalam system yang desentralisasi menyebabkan rekening timbal balik bertambah:

  Pengembalian barang dagang dr kantor Cabang ke Pusat C. Pengakuan rugi kantor cabang.

  D. Pembebanan biaya oleh ktr Pusat kpd kantor cabang.

  Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif bab 7 yang terdapat di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar (Bab) 7.

  Rumus

  Jumlah jawaban Anda yang benar

  Tingkat penguasaan x 100 %

  % - 100 % 80 % - 89 % 70 % - 79 % < 70 % 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

  = baik sekali = baik = sedang = baik sekali Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama yang belum Anda kuasai. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan !

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  KUNCI JAWABAN TES FORMATIF Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1) C 2) B 3) A 4) B 5) D 6) B 7) C 8) B 9) B 10) D

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  DAFTAR KEPUSTAKAAN Daftar Kepustakaan Allan R. Drubin. (1999), Advanced Accounting, 5th edition, South Western, reissue by Binarupa Aksara, Jakarta. Beam, John (1998), Advanced Accounting, 5th edition, Prentice Hall, London, reissue Suparwoto, L (1999), ansi Keuangan 1, Cetakan ke-7, Akunt Lanjutan BPFE, UGM, Yogyakarta.

  , A.N and Larsen, E. John (1983), Modern Advanced Accounting, Edisi pany. ketiga, New York: Mc. Graw-Hill Book Com

  KODE MK / STEKPI / BAB 9 PENDAHULUAN BAB

  8 REKONSILIASI DAN KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG Oleh: Yuli Noor Kusumawati, SE, MSi PENDAHULUAN

  

S etelah mempelajari mengenai hubungan pusat dan cabang mengenai

  pencatatannya terutama dengan system desentralisasi maka selanjutnya yang harus kita pelajari dan pahami adalah membuat perbandingan antara catatan di cabang dengan di pusat apabila ada perbedaan maka harus kita analisa, namun apabila telah sama maka dapat dibuat suatu eliminasi sehingga menjadi satu kesatuan pencatatan (gabungan) yang manghasilkan laporan disebut laporan keuangan konsolidasi.

  Berbeda dengan pencatatan system sentralisasi yang pencatatannya sudah di pusat semua sehingga tidak ada perbedaan dan laporan keuangan dapat langsung digabungkan menjadi laporan konsolidasian.

  Di dalam bab ini akan dibahas mengenai rekonsiliasi pada topik satu dan selanjutnya konsolidasi pada topik dua. Dengan mempelajari rekonsiliasi rekening KODE MK / STEKPI / BAB 9

  timbal-balik dan konsolidasi laporan keuangan dengan baik dan benar, maka diharapkan:

  1. Mahasiswa dapat mengetahui arti rekonsiliasi dan konsolidasi laporan keuangan.

  2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah rekonsiliasi dan konsolidasi laporan keuangan.

  3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara-cara menganalisa perbedaan pada rekonsiliasi . Mahasiswa mampu melakukan rekonsiliasi rekening timbal-balik. 5. Mahasiswa mampu membuat jurnal eliminasi dan mampu membuat kertas kerja untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi.

  6. Mahasiswa mampu membuat laporan keuangan konsolidasi baik dari sistem pencatatan sentralisasi maupun desentralisasi.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  TOPIK 1 Rekonsiliasi Rekening Koran Kantor Cabang dengan Kantor Pusat

  A. PENGERTIAN REKONSISLIASI REKENING KORAN (R/K) Di dalam system akuntansi desentralisasi untuk hubungan kantor keuangan konsolidasi harus membuat rekonsiliasi dari kedua rekening tersebut. Jadi rekonsiliasi adalah prosedur pengecekan, pembandingan dan analisa terhadap perbedaan atau selisih yang terjadi antara rekening koran kantor pusat dan kantor cabang.

  B. PROSEDUR PEMBUATAN REKONSILIASI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

  1) Mencek kembali penghitungan saldo R/K-kantor cabang. 2) Mencek kembali penghitungan saldo R/K-kantor pusat. 3) Mencari penyebab perbedaan dengan cara membandingkan R/K Kantor

  Pusat dengan R/K kantor cabang. Membandingkan rekening debit R/K kantor cabang yang harus diikuti  dg pengkreditan R/K kantor pusat, misal: pengiriman aktiva, pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Membandingkan rekening kredit R/K kantor pusat yang harus diikuti  dg pendebitan R/K kantor cabang, misal: laba kantor cabang yang belum diakui kantor pusat, penagihan piutang kantor pusat oleh kantor cabang.

  Meringkas hasil Perbandingan dg format sbb: 

  RekeningRekening TransaksiKantor Kantor Keterangan

  Cabang Pusat Misal: D K Saldo Awal 50.000.00050.000.000Sudah cocok Pengiriman brg dag 28.000.00026.000.000Belum cocok (Cabang Pembebanan biaya 4.000.000 2.000.000 Belum cocok (karena Pusat pada cabang mendebet terlalu besar)

  Pencatatan laba 4.300.000 3.400.000 Belum cocok (karena kantor Pusat cabang mengakui laba cabang terlalu kecil

  4) Menganalisa penyebab perbedaan: Berdasarkan pengaruhnya terhadap R/K kantor cabang dan R/K kantor pusat penyebab perbedaan tersebut dikelompokkan menjadi 4, yaitu: a. Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor cabang terlalu besar, misalnya transaksi: a)

  c) oleh kantor pusat. Pengiriman kas dari kantor cabang masih dalam perjalanan b) Pengembalian barang dagangan dari kantor cabang masih dalam perjalanan

  Pengiriman kas atau aktiva lain ke kantor cabang telah dicatat terlalu besar

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  d) Pembebanan biaya kepada kantor cabang dicatat terlalu besar oleh kantor pusat.

  e) Pengakuan laba kantor cabang yang terlalu besar atau rugi yang terlalu kecil.

  b. Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor cabang terlalu kecil, a) Penagihan piutang kantor pusat yang dilakukan oleh kantor cabang. b) Laba kantor cabang yang belum diakui atau diakui terlalu kecil oleh kantor pusat.

  c) Pembebanan biaya kepada kantor cabang yang dicatat terlalu kecil oleh kantor pusat.

  d) Pengiriman aktiva dari kantor pusat ke kantor cabang yang terlalu kecil. e) Pengiriman aktiva dari kantor cabang ke kantor pusat yang terlalu besar. f) Rugi kantor cabang yang dicatat terlalu besar oleh kantor pusat.

  c. Penyebab yang berakibat saldo R/K kantor Pusat terlalu besar, misalnya: transaksi:

  a) Penagihan piutang kantor cabang yang dilakukan oleh kantor pusat dicatat terlalu besar.

  b) Pengirirman barang dagangan dari kantor Pusat yang dinilai terlalu besar oleh kantor cabang.

  c) Pengiriman kas atau aktiva lain ke kantor Pusat telah dicatat terlalu besar oleh kantor cabang.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  d) Pembebanan biaya kepada kantor Pusat yang dicatat terlalu besar oleh kantor cabang. misalnya transaksi: a) Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat yang masih dalam perjalanan b) Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat yang dicatat terlalu kecil oleh kantor cabang.

  c) Pengiriman kas atau aktiva lain ke kantor pusat telah dicatat terlalu besar oleh kantor cabang.

  d) Pembebanan biaya oleh kantor pusat yang dicatat terlalu kecil oleh kantor cabang.

  5. Mencari saldo yang benar untuk masing-masing rekening dengan penghitungan sebagai berikut: Saldo per catatan xxxx Ditambah: Penyebab yang berakibat saldo terlalu xxxx + rendah xxxx

  Dikurangi: Penyebab yang berakibat saldo terlalu xxxx - besar Saldo yang benar xxxx

  6. Membuat jurnal koreksi dan jurnal penyesuaian sesuai dari penyebab terjadinya perbedaan.

  LATIHAN TOPIK 1 Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan latihan berikut ini !

  1) Apa yang dimaksud dengan rekonsiliasi? 2) Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan rekonsiliasi! 3) Apa yang dilakukan pada tahapan analisa dalam rekonsiliasi? 4) Sebutkan transaksi pusat atau cabang yang menyebabkan R/K kantor Pusat terlalu besar ! 5) Sebutkan transaksi pusat atau cabang yang menyebabkan R/K kantor Pusat terlalu kecil ! 6) Sebutkan transaksi pusat atau cabang yang menyebabkan R/K kantor

  Cabang terlalu besar ! 7) Sebutkan transaksi pusat atau cabang yang menyebabkan R/K kantor

  Cabang terlalu kecil! RANGKUMAN

  1) Rekonsiliasi adalah prosedur pengecekan, pembandingan dan analisa terhadap perbedaan atau selisih yang terjadi antara rekening koran kantor pusat dan kantor cabang. 2) Tahapan analisa dalam rekonsiliasi meliputi mangamati penyebab perbedaan rekening timbal balik secara seksama dan menghitung kembali baik yang bersumber dari kantor cabang maupun kantor pusat. 3) Perbedaan pencatatan transaksi oleh pusat atau oleh cabang selanjutnya akan menyebabkan rekening timbal balik di pusat lebih

besar atau sebaliknya lebih kecil. Demikian juga halnya perbedaan tersebut

akan menyebabkan rekening timbal balik di cabang lebih besar atau

sebaliknya lebih kecil.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  TOPIK 2 Laporan Keuangan Konsolidasi di dalam Hubungan Kantor Pusat-Cabang

  A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan Keuangan gabungan dari saldo rekening kantor pusat dengan kantor cabang setelah perbedaan antara saldo antara rekening kantor cabang dengan kantor pusat tidak ada (atau telah direkonsiliasi dan eliminir).

  Laporan Keuangan Konsolidasi dapat disusun dengan menggunakan salah satu dari dua sumber yang ada, yaitu: Neraca Saldo Kantor Pusat dan Kantor Cabang.  Laporan keuangan  kantor pusat dan kantor cabang B. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahapan atau prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:

  1. Membuat jurnal eliminasi 2. Membuat kertas kerja.

  3. Membuat laporan keuangan konsolidasi

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  1. Membuat jurnal eliminasi Tujuannya untuk menghilangkan/ mengeliminir saldo semua rekening 

   Jurnal eliminasi tidak diposting tetapi dimasukkan ke kertas kerja. Pembuatan jurnal eliminasi tergantung system persediaan yang  digunakan, yaitu: No

  Pengiriman barang dari kantor pusat

  XXX Biaya Bunga

  XXX Biaya Bunga

  XXX Pendapatan bunga

  Pendapatan bunga

  3. Eliminasi bunga yang diperhitungkan Eliminasi bunga yang diperhitungkan atas investasi kantor pusat di kantor atas investasi kantor pusat di kantor cabang: cabang:

  XXX

  Tidak dijurnalkan. ke kantor cabang: Pengiriman barang ke ktr cabang XXX

  SISTEM FISIK SISTEM PREPERTUAL

  2. Eliminasi pengiriman barang dari kantor pusat dan pengiriman barang

  XXX

  XXX R/K Kantor Cabang XXX R/K Kantor Cabang

  XXX R/K Kantor Pusat

  Koran (R/K) kantor cabang dan R/K Koran (R/K) kantor cabang dan R/K kantor pusat: kantor pusat: R/K Kantor Pusat

  1. Untuk mengeliminasi saldo rekening Untuk mengeliminasi saldo rekening

  XXX KODE MK / STEKPI / BAB 9

  2. Membuat kertas kerja Prosedur yang harus dilakukan dalam menyusun kertas kerja: a) Memasukkan angka-angka dari neraca saldo atau laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang.

  b) Memasukkan angka-angka jurnal eliminasi ke dalam rekening debet- kredit yang sesuai.

  c) Menghitung angka-angka yang akan disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi yang merupakan gabungan antara langkah a dan b.

  3. Membuat Laporan Keuangan Konsolidasi: Angka-angka dalam kertas kerja selanjutnya dimasukkan ke dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. Ada dua sumber pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi, yaitu:

  1. Neraca Saldo 2. Laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9 KODE MK / STEKPI / BAB 9

  LATIHAN TOPIK 2 Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan latihan berikut ini !

  1.Apa yang dimaksud dengan konsolidasi ?

  2.Bagaimana prosedur konsolidasi dilakukan? Jelaskan!

  3. Apakah sebelum konsolidasi dilakukan harus terlebih dahulu melakukan rekonsiliasi untuk system pencatatan yang bersifat sentralisasi? Jelaskan alasannya!

  4. Apa yang dimaksud dengan jurnal eliminasi? . Sebutkan transaksi apa saja yang harus dimasukkan ke dalam jurnal eliminasi untuk konsolidasi bersumber dari laporan keuangan! 6. Sebutkan transaksi apa saja yang harus dimasukkan ke dalam jurnal eliminasi untuk konsolidasi bersumber dari neraca saldo! 7. Apa perbedaan antara jurnal eliminasi dengan metode perpetual dan metode fisik? Mana yang lebih mudah?

  8. Sebutkan langkah-langkah atau prosedur membuat kertas kerja!

  9. Materi pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi berasal dari dua sumber, sebutkan! RANGKUMAN

  

1) Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan Keuangan gabungan

dari saldo rekening kantor pusat dengan kantor cabang setelah

perbedaan antara saldo antara rekening kantor cabang dengan kantor pusat

telah direkonsiliasi dan dieliminir).

  

2) Laporan Keuangan Konsolidasi dapat disusun dapat

menggunakan

  

3) Tahapan atau prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi

adalah sebagai berikut:

  3. Membuat laporan keuangan konsolidasi KODE MK / STEKPI / BAB 9

  TES FORMATIF Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan ! ) Berikut ini mana yang benar tentang rekonsiliasi adalah:

  A. Prosedur menganalisa perbedaan antara saldo rekening kantor pusat dengan cabang pada system sentralisasi.

  B. Prosedur pembandingan dan analisa terhadap perbedaan atau selisih yang terjadi antara rekening timbal balik dengan rekening kantor cabang. . Prosedur pengecekan, pembandingan dan analisa terhadap perbedaan atau selisih yang terjadi antara rekening koran kantor pusat dan kantor cabang. D. Prosedur pengecekan perbedaan antara saldo rekening kantor pusat dengan cabang. 2) Konsolidasi dalam akuntansi hubungan kantor pusat-kantor cabang meliputi pengertian:

  A. Penggabungan pencatatan jurnal antara kantor pusat dengan kantor cabang setelah direkonsiliasi.

  Cabang.

  C. Penggabungan rekening antara kantor pusat dengan kantor cabang. D. Empat 3) Berikut ini adalah transaksi pencatatan laba kantor cabang yang menyebabkan rekening timbal balik yang dicatat terlalu besar oleh kantor Pusat: A. Pusat salah catat terlalu besar.

  B. Cabang salah catat terlalu kecil karena untuk antisipasi pembagian deviden. C. Pusat salah catat terlalu kecil.

  D. Ada laba yang ditahan oleh cabang. 4) Yang wajib membuat rekonsiliasi adalah:

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  A. Kantor Cabang

  B. Kantor Cabang yang dipercaya kantor Pusat C. KAP yang dipercaya kantor Pusat . D. Kantor Pusat. 5) Berikut ini adalah transaksi pengiriman barang ke cabang yang menyebabkan rekening timbal balik yang dicatat terlalu kecil oleh kantor Pusat: A. Pengiriman barang telah sampai tetapi lupa tidak dicatat. B. Pengiriman barang masih dalam perjalanan C. Pengiriman barang oleh cabang yang salah catat di cabang. D. Pengiriman barang yang dikembalikan lagi ke Pusat karena rusak. 6) Perbedaan jurnal eliminasi antara system fisik dengan system perpetual adalah sebagai berikut: pusat.

  B. Eliminasi bunga yang diperhitungkan atas investasi kantor pusat ke kantor cabang.

  C. Eliminasi terhadap pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang. D. Eliminasi terhadap pembelian aktiva oleh cabang yang diakui oleh pusat. 7) Berikut ini merupakan transaksi yang menyebabkan rekening timbal- balik di kantor cabang dicatat terlalu besar, kecuali:

  A. Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat yang masih dalam perjalanan.

  B. Pembebanan biaya kepada kantor cabang yang dicatat terlalu kecil oleh kantor pusat.

  C. Pengembalian barang dagangan dari kantor cabang yang masih dalam perjalanan.

  D. Pengiriman aktiva ke kantor cabang yang dicatat terlalu besar oleh kantor pusat.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  8) Langkah-langkah membuat laporan keuangan konsolidasi secara berurutan adalah sebagai berikut:

  A. Rekonsiliasi  membuat jurnal eliminasi  membuat kertas kerja  membuat Laporan Keuangan Konsolidasi.

  B. Rekonsiliasi  membuat analisa  membuat kertas kerja  membuat

  C. Rekonsiliasi  membuat kertas kerja  membuat jurnal eliminasi  membuat Laporan Keuangan Konsolidasi.

  D. Membuat jurnal eliminasi  Rekonsiliasi  membuat kertas kerja  membuat Laporan Keuangan Konsolidasi.

  9) Berikut ini merupakan bagian dari langkah-langkah membuat kertas kerja adalah sebagai berikut, kecuali:

  A. Melakukan kompilasi antara neraca saldo pusat maupun cabang dengan jurnal eliminasi.

  B. Melakukan penghitungan yang merupakan R/K Pusat saja dan mengabaikan rekening cabang karena telah dieliminasi.

  C. Memasukkan jurnal eliminasi ke dalam rekening debet-kredit secara benar D. Memasukkan angka-angka neraca saldo atau laporan keuangan dari kantor pusat maupun dari kantor cabang. 10) Berikut ini jurnal eliminasi dengan system fisik yang bersumber dari neraca saldo, kecuali :

  A Kas (utang) xxxx

  R/K- Ktr Pusat xxxx

  B. R/K- Ktr Pusat xxxx R/K- Ktr Cabang xxxx

  C. Pengiriman Barang Dagangan ke Kantor Cabang xxxx Pengiriman Barang Dagangan dari Kantor Pusatxxxx

  D. Pendapatan xxxx Bunga Biaya Bungaxxxx

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 2.

  Rumus Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan x 100 % = % - 100 % 80 % - 89 % 70 % - 79 %

  < 70 % 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: = baik sekali = baik = sedang = baik sekali

  Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus! Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar bab 8, terutama yang belum Anda kuasai.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  KUNCI JAWABAN TES FORMATIF Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1) C 2) B 3) A 4) D 5) B 6) D 7) B 8) A 9) B 10) A

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  DAFTAR KEPUSTAKAAN Daftar Kepustakaan Allan R. Drubin. (1999), Advanced Accounting, 5th edition, South Western, reissue by Binarupa Aksara, Jakarta.

  Beam, John (1998), Advanced Accounting, 5th e edition, Prentice Hall, London, reissu by Salemba Empat, Jakarta.

  Suparwoto, L (1999), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Cetakan ke-7, BPFE, UGM, Yogyakarta.

  Supriyono, RA dan Suparwoto (1986), Akuntansi Keuangan Dasar, bagian penerbitan STIE YK PN, Yogyakarta.

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  PENDAHULUAN

  BAB 9 MASALAH KHUSUS DALAM HUBUNGAN AKUNTANSI KANTOR PUSAT CABANG DOMESTIK MAUPUN LUAR NEGERI Oleh: Yuli Noor Kusumawati, SE, M.Si PENDAHULUAN sebelumnya akan tersirat beberapa transaksi penting yang merupakan rantai penghubung antara pusat-cabang yaitu seperti

  D

  transaksi pengiriman kas (aktiva) dari kantor pusat ke kantor cabang, transaksi pengiriman barang dagangan dari pusat ke cabang atau sebaliknya.

  Dua transaksi ini selanjutnya menimbulkan masalah dua masalah khusus, pertama yaitu untuk transaksi terkait hubungan pusat-cabang di dalam negeri seperti pengiriman barang dari pusat ke cabang atau dari cabang satu ke cabang lainnya yang pengakuannya dapat dinota diatas harga pokoknya agar pihak pengirim memperoleh kompensasi atas berkurangnya persediaan. Kedua masalah terkait hubungan pusatcabang di luar negeri. Bila transaksi pengiriman aktiva (kas) atau barang dilakukan antar negara (akibat pembukaan cabang di luar negeri) maka menimbulkan adanya utang-piutang dikarenakan perbedaan kurs mata uang masing-masing negara. Oleh karena itu pembagian sub pokok bahasan bab ini sebagai berikut:

  KODE MK / STEKPI / BAB 9

  Topik 1: Bab ini akan menjelaskan mengenai masalah khusus mengenai akuntansi hubungan pusat-cabang di dalam negeri. Topik 2: Bab ini akan menjelaskan mengenai masalah khusus mengenai akuntans i hubungan pusat- cabang di luar negeri. Dengan m empelajari bab ini dan sajian topik bahasan dengan contoh soal dan

  1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami masalah-masalah khusus di dalam akuntansi dengan kantor cabang di dalam hubungan kantor pusat negeri.

  2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami masalah-masalah khusus di dalam akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang di luar negeri.

  3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengelompokkan transaksi akunta nsi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang di dalam negeri.

  4. Mahas iswa mampu membuat penjurnalan untuk masing-masing transaksi akunta nsi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang di dalam negeri.

  5. Mahas iswa mampu menjabarkan laporan keuangan yang disajikan di dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik tersebut dengan metode- metode yang berbeda;

  6. Mahasiswa mampu membedakan dan mampu menjurnal dalam 3 tahap untuk transaksi yang dinyatakan di dalam mata uang asing yang dapat menimbulkan utang atau piutang dalam mata uang asing.

  7. Mahasiswa mampu membuat penjurnalan untuk masing-masing transaksi akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang di luar negeri

  TOPIK 1 Masalah Khusus Hubungan Kantor Pusat dengan Kantor Cabang di Dalam Negeri

  A. RTIAN DAN LI NGKUP MASALAH PENGE Di dalam hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang sering kali terjadi beberapa masalah carakan dimuka. Masalah ini sering disebut selain yang telah dibi masalah khusus, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

  1. Pengiriman barang ke cabang dinota di atas harga pokok.

  2. Pengiriman aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat.

  3. Kantor cabang di luar negeri.

  1. Pengiriman Barang Ke Cabang Di Nota Harga Pokok.

  Di Dalam pembahasan di muka pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang selalu di nota dan di catat berdasarka harga pokok. Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang tersebut akan dicatat oleh masingmasing pihak sebagai berikut ;

  KODE MK / STEKPI / BAB 9 a. Pencatatan oleh Kantor Pusat.

  Oleh kantor pusat kelebihan harga nota harga yang dibebankan pada kantor cabang) di atas harga pokok akan dikredit ke rekening “Cadangan

  dagangan ke kantor cabang, kantor pusat akan m encatat : a. Apabila mencatat persediaan dengan sistem fisik; Rekening Koran kantor cabang ... .xx Pengiriman cabang ke kantor cabang ... Cadangan kelebihan harga ...

  b. Apabila mencatat persediaan dengan sistem perpetual; Rekening koran kantor cabang ... ..xxx Persediaan barang dagangan ... Cadangan kelebihan h arga ... x

  .xxx ...xxx ...xxx ...xxx

  1. Pencatatan oleh Kantor Cabang Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga nota yang dibebankan ole kantor pusat tersebut adalah di atas harga pokok. Jadi kantor cabang akan mencatat berdasarkan harga nota yang diterima. Jadi kantor cabang akan mencatat pengiriman barang dari kantor pusat tersebut adalah; rsediaan dengan sistem fisik; a. Apabila mencatat pe

  Pengiriman barang dari kantor pusat ....xxx Rekening koran kantor pusat ... .xxx

  KODE MK / STEKPI / BAB 9