1 Artikel Penelitian Metode Eksperimen dan Media Benda Nyata untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Aktivitas Siswa

  Artikel Penelitian

  

Metode Eksperimen dan Media Benda Nyata untuk

Siswa Meningkatkan Prestasi Belajar dan Aktivitas

  Oleh Rubinah,A.Ma *)

  

Abstrak

  Permasalahan PTK ini adalah hasil belajar IPA dengan KD: memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya. Berdasar hasil tes formatif nilai rata- rata kelas hanya 60,2 dengan ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 27 %. Tujuan PTK ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode ekpsperimen dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada KD: memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya pada SDN 01 Jagung tahun 2009/2010 dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode PTK yang terdiri dari 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 01 Jagung dengan jumlah siswa 22 anak, 10 siswa putra dan 12 siswa putri. Lokasi penelitian ini di kelas V SDN 01 Jagung. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil tes formatif. Sebelum PTK rata-rata 60,2 menjadi 69 pada siklus I dan 85 pada siklus II. Dan data aktivitas belajar siswa 76,5 pada siklus I dan 84,2 pada siklus II. Hasil belajar IPA dan aktivitas belajar siswa meningkat.

  Kata kunci: metode eksperimen, media benda nyata, prestasi belajar, aktivitas siswa.

  PENDAHULUAN

  Keterampilan proses merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep. Keterampilan proses yang digunakan dalam pembelajaran IPA, didasarkan pada serangkaian langkah-langkah kegiatan yang ditempuh untuk mendapatkan atau menguji pengetahuan yang dapat berupa konsep atau prinsip. Keterampilan proses IPA terdiri atas berbagai macam kegiatan seperti mengobservasi, mengukur, mengelompokkan, dan membandingkan. Dalam pelajaran IPA di sekolah, hendaknya siswa ditanamkan tentang pentingnya mengetahui 4 hal mendasar yaitu:1) Pengetahuan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mendasar

  Fortuna

  • ) Rubinah,A.Ma adalah guru SD Negeri 01 Jagung, Kesesi, Kab. Pekalongan.

  siswa yang meliputi pemenuhan akan kebutuhan makanan antara lain karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya;2) Pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu-ilmu dasar yang harus mereka kuasai; 3) Pengetahuan untuk persiapan karier berupa pengetahuan yang berguna bagi mereka kelak setelah menyelesaikan studinya; dan 4) Kepekaan terhadap kehidupan sosial dari lingkungan mereka berada.

  Pelajaran IPA adalah pelajaran yang sangat berguna bagi siswa untuk memahami alam sekitar, hewan, tumbuhan, dan diri sendiri. Pelajaran IPA atau yang sekarang sering disebut sains merupakan suatu cara mencari tahu tentang alam, bumi, dan angkasa secara ilmiah. Dengan mempelajari IPA/Sains diharapkan siswa dapat melakukan kegiatan sehari-hari sesuai konsep sains.

  Dalam proses pembelajaran IPA kelas V, khususnya tentang materi mengelompokan benda- benda bersifat magnetis dan non-magnetis didapatkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang dicapai oleh siswa. Dari 22 siswa, hanya 6 siswa atau 27% yang mendapat nilai 70 ke atas sedangkan 16 siswa yang lainnya atau 73% belum menguasai materi. Melihat masih banyaknya siswa yang belum memahami tentang materi membandingkan sifat-sifat benda, maka peneliti melakukan refleksi diri untuk mengetahui penyebab-penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran tersebut. Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan, peneliti berhasil mengidentifikasi masalah. Identifikasi masalah dapat dilihat pada uraian berikut. Banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Masih ada siswa yang bicara sendiri. Siswa yang tidak menjawab saat diberi pertanyaan oleh guru. Siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran yang diikuti, dan sebagian siswa yang tidak mau mengerjakan tugas dari guru. Ketika guru memberi pertanyaan pada siswa, banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini karena siswa tidak mendengarkan sehingga siswa tidak bisa menjawab dan diam saja pada saat diberi pertanyaaan oleh guru. Ada beberapa anak yang mau menjawab pertanyaan dari guru, tetapi ternyata jawabannya tidak tepat seperti yang dimaksudkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, pada saat guru memberi latihan soal banyak siswa yang malas mengerjakan. Hal ini disebabkan karena pada saat guru mengajar siswa tidak mendengarkan sehingga siswa merasa kesulitan mengerjakan soal-soal dari guru. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran adalah siswa mendengarkan penjelasan dari

  Fortuna guru, siswa ngobrol, siswa tidak menjawab, siswa bosan, serta siswa tidak mau mengerjakan tugas dari guru. Dari hasil refleksi terhadap proses pembelajaran IPA dengan materi mengelompokan benda- benda bersifat magnetis dan non magnetis, peneliti menemukan masalah-masalah penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran. Masalah-masalah tersebut antara lain: guru tidak menggunakan alat peraga, guru dalam membahas materi terlalu cepat, guru kurang terampil memvariasikan metode, pembelajaran selalu klasikal, dan guru tidak pernah memberi PR. Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran, guru menyadari bahwa dalam mengajar tidak pernah menggunakan alat peraga dan hanya menjelaskan secara klasikal. Model pembelajaran yang seperti inilah yang membuat siswa menjadi bosan. Sebenarnya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Hal ini dapat terwujud apabila dalam pelaksanaannya guru menggunakan media atau alat peraga untuk memperjelas pemahaman siswa. Dalam mengajar, guru kurang terampil memvariasikan metode. Dari hasil refleksi guru menyadari bahwa dalam proses pembelajaran IPA khususnya tentang materi mengelompokan benda-benda bersifat magnetis dan non magnetis, guru hanya menggunakan satu metode saja yaitu ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga pada saat guru memberi pertanyaan banyak siswa yang diam dan tidak bisa menjawab. Dari hasil refleksi guru menyadari bahwa guru jarang sekali atau bahkan tidak pernah memberi PR mata pelajaran IPA. Hal ini menyebabkan siswa menjadi malas belajar di rumah karena tidak ada tugas yang harus dikerjakan. Dari masalah-masalah tersebut masalah yang ditindaklanjuti yaitu masalah guru tidak pernah menggunakan alat peraga atau media pengajaran. Alasan memilih masalah alat peraga, karena masalah alat peraga mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran, sehingga KKM dapat tercapai. Media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar serta menciptakan situasi dan pengalaman belajar yang tidak mudah dilupakan peserta didik. Melihat sangat besarnya peran media pengajaran dalam proses pembelajaran, peneliti

  Fortuna menggunakan media khususnya alat peraga benda-benda nyata untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Berdasar uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut,

  

1. Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang

  mengelompokkan benda magnetis dan non magnetis?

  

2. Apakah media benda nyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang

  mengelompokan benda magnetis dan non magnetis?

  

3. Apakah metode eksperimen dan media benda nyata dapat meningkatkan prestasi belajar

  dan aktivitas siswa tentang mengelompokkan benda magnetis dan non magnetis?

   Penelitian yang disampaikan mempunyai tujuan :

  1. Tujuan umum a. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA di SD Negeri 01 Jagung.

  b. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Jagung.

  c. Untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Jagung.

  2. Tujuan khusus

  a. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode eksperimen di SD Negeri 01 Jagung.

  b. Untuk meningkatkan aktivitas siswa melalui media benda nyata dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Jagung.

  c. Untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa melalui metode eksperimen dan media benda nyata dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Jagung.

  Manfaat penelitian :

  1. Bagi Siswa

  a. Dapat meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode eksperimen di SD Negeri 01 Jagung.

  b. Dapat meningkatkan aktivitas siswa melalui media benda nyata dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Jagung.

  c. Dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa melalui metode eksperimen dan media benda nyata dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Jagung.

  Fortuna

  2. Bagi Guru a.

  Dapat memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.

  b.

  Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui pembelajaran.

  c. membantu guru untuk berkembang secara profesional dan membuat guru lebih percaya diri dengan penelitian yang dilaksanakan.

  3. Bagi Sekolah

  a. Dapat menberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah melalui peningkatan kemampuan guru dalam proses dan hasil belajar siswa.

KAJIAN PUSTAKA

  Belajar adalah suatu upaya yang dilakukan manusia dengan jalan berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994 : 14). Menurut Dimyati (1984:124), belajar adalah proses yang melibatkan manusia secara orang perorang sebagai suatu persatuan organisme, sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pembelajaran mengandung arti perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari pengalaman (Syah, 1995:89). Menurut Gagne pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi subjek didik sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi secara langsung. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, terdapat suatu aktivitas belajar dan mengajar yaitu menyampaikan dan memberikan informasi

  • – pengetahuan dari pendidik (pengajar/guru) kepada peserta didik (siswa). Proses dan tujuan kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan didesain oleh guru, memperhatikan kondisi yang ada, baik itu kondisi peserta didik, kemampuan pendidik maupun lingkungan tempat proses tersebut berada. Bertolak dari pengertian pengajaran, proses pembelajaran yakni seperangkat peristiwa yang dapat mempengaruhi objek didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi (Gagne, 1988). Sunaryo (1989 : 67) mengatakan bahwa guru perlu memiliki kemampuan membuat perencanaan pengajaran berupa desain pembelajaran. Desain yang dirancang oleh guru diarahkan agar siswa sebagai peserta didik dapat mencapai tingkat belajar yang seoptimal mungkin yang ditandai dengan tercapainya prestasi belajar siswa.

  Fortuna

  Belajar dan Pembelajaran IPA

  Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994 : 787) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan guru. Prestasi belajar siswa ini merupakan implementasi hasil belajar siswa sebagai hasil proses pembelajaran yang diterimanya. Sementara di pihak lain mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan unjuk kerja yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu (Anonim (2003 : 29).

  Pengertian Aktivitas sebagaimana terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 23) adalah kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan. Berdasarkan pengertian di atas disimpulankan bahwa Aktivitas dalam pembelajaran berarti aktivitas yang berhubungan dengan kinerja dalam proses belajar mengajar yaitu kegiatan kerja pembelajaran guru daan siswa.

  Media pembelajaran adalah suatu alat bahan ataupun berbagai macam komponen yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan pesan dari memberi pesan kepada penerima pesan untuk memudahkan menerima pesan suatu konsep, sehingga menarik dan memotivasi siswa agar berprestasi.

  Kehadiran pembelajaran sebagai media antara guru sebagai pengirim informasi dan peserta (siswa) sebagai penerima informasi harus komunikatif, khususnya untuk objek secara visualisasi.

  Fungsi dari media pembelajaran adalah media yang mampu menampilkan serangkaian peristiwa secara nyata terjadi dalam waktu lama dan dapat disajikan dalam waktu singkat dan suatu peristiwa yang digambarkan harus mampu menstranfer keadaan yang sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan adanya verbalisme.

  Fortuna

  Fortuna

  dan aktivitas

  Hasil belajar dan aktivitas aktivitas meningkat dibanding kondisi awal 4. Kondisi akhir menunjukan prestasi belajar dan aktivitas siswa meningkat.

  3. Hasil belajar dan aktivitas rendah Hasil belajar dan aktivitas meningkat dibanding kondisi awal

  Pembelajaran berpusat pada siswa, guru sebagai faslitator & mediator

  Proses belajar dan aktivitas

  Siswa dilibatakan dalam pembelajaran

  

Proses belajar dan

aktivitas

  Pembelajaraan berpusat pada guru

  2. Proses belajar

  Metode pembelajaran adalah cara menyajikan isi materi kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Metode Ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyajian bahan pengajaran secara lisan dari guru.

  Guru menggunakan metode eksperimen dan media disertai LKS

  Tindakan

  Guru menggunakan metode demontrasi dan media serta siswa dilibatakan

  Tindakan

  1. Tindakan Guru menggunakan metode ceramah

  NO Kondisi Awal Tindakan Siklus I Tindakan Siklus II

  Kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

  Eksperimen atau percobaan adalah suatu tuntutan dari perkembangan IPTEK, menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara aman. Eksperimen juga dilakukan orang agar diketahui kebenaran suatu gejala dan dapat menguji dan mengembangkanya menjadi suatu teori. Metode eksperimen diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil

  Permasalahan yang ada bahwa siswa kelas V semester 2 dalam mata pelajaran IPA pada KD mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan gaya gravitasi, gaya gesek dan gaya magnet belum mencapai KKM. Siswa kurang menguasai dikarenakan dalam menerima materi masih bersifat verbal, maka guru perlu menggunakan alat bantu yang berupa media pengajaran yang bertujuan untuk mengubah verbalisme menjadi konkrit dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.

  Metode eksperimen dilakukan dalam proses pembelajaran. Siswa mencoba untuk menemukan sendiri permasalahan yang harus diselesaikan dalam mengerjakan LKS. Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan media benda nyata aktivitas dan hasil belajar IPA kelas V SDN 01 Jagung dapat.

METODE PENELITIAN

  Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 01 Jagung berjumlah 22 siswa terdiri dari 12 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Waktu pelaksanaan penelitian mata

  pelajaran IPA dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Sumber data penelitian ini adalah siswa sebagai subjeknya dan guru kelas sebagai peneliti. Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes dan non tes. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini untuk tes berbentuk butir soal ulangan tertulis dan untuk non tes dalam bentuk lembar pengamatan saat siswa kerja kelompok.

  Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh pada saat observasi dari interaksi siswa dalam kerja kelompok. Data kuantitatif diperoleh pada saat siswa mengerjakan butir soal ulangan tertulis.

  Dari data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai berikut : data hasil belajar yang diperoleh saat proses pembelajaran pada siklus I dibandingkan hasil belajar pada pra siklus dan siklus II, aktivitas belajar yang diperoleh saat proses pembelajaran pada siklus I dibandingkan aktivitas pada pra siklus dan siklus II.

   Prosedur Penelitian Siklus I dan Siklus II meliputi:

1. Perencanaan Sebagai awal, guru membuat skenario dan rencana pembelajaran .

  2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran berjalan melalui tahap-tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

  Kegiatan Awal: a.

  Secara klasikal siswa dan guru bertanya jawab tentang macam-macam benda.

  Contoh pertanyaan yang diajukan adalah: 1)

  Siapa yang dapat menyebutkan macam-macam benda? 2)

  Sebutkan contoh benda yang terbuat dari besi! 3)

  Sebutkan contoh benda yang terbuat dari kayu!

  Fortuna

  Fortuna

  Secara individual siswa yang ditunjuk oleh guru melakukan demontrasi membuktikan sifat benda non magnetis.

  3. Pengamatan Pelaksanaan pembelajaran IPA diamati oleh teman sejawat. Kepala sekolah pun juga ikut mengamati jalannya proses pembelajaran.

  Guru menilai dan menganalisis hasil tes formatif.

  b.

  Secara individual siswa mengerjakan tes formatif.

  Secara klasikal siswa menyimpulkan sifat benda non magnetis dengan binbingan dari guru. Kegitan akhir: a.

  h.

  Secara klasikal siswa dan guru bertanya jawab tentang asal bahan benda non magnetis.

  g.

  f.

  4) Sebutkan contoh benda yang terbuat dari plastik! b.

  Secara klasikal siswa memperhatikan benda-benda non magnetis yang ditunjukkan oleh guru.

  e.

  Secara klasikal siswa menyimpulkan sifat benda magnetis dengan bimbingan dari guru.

  d.

  Secara klasikal siswa menjawab pertanyaan guru tentang asal benda magnetis.

  c.

  a. Secara klasikal siswa memperhatikan benda-benda magnetis yang ditunjukkan oleh guru. bSecara individual siswa yang ditunjuk oleh guru melakukan demontrasi, membuktikan sifat benda magnetis.

  Kegiatan inti :

  Secara klasikal siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru yaitu agar siswa dapat mengelompokan benda-benda bersifat magnetis dan non magnetis .

  Pada pelaksanaan pembelajaran sudah mulai tampak aktivitas-aktivitas siswa yang pada pembelajaran sebelumnya belum tampak. Antara lain: siswa sudah mau mendengarkan penjelasan dari guru, siswa sudah mau menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, dan siswa sudah mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Aktivitas-aktivitas guru yang sudah mengalami kemajuan antara lain: sudah menggunakan alat peraga, dalam membahas materi sudah tidak terlalu cepat,dan sudah memberikan tugas/PR kepada siswa. Sehingga dengan diberi tugas atau PR mendorong siswa untuk lebih aktif belajar.

  Guru sudah menggunakan beberapa metode seperti metode tanya jawab, metode pemberian tugas, dan metode demonstrasi. Dengan menggunakan metode yang bervariasi, maka siswa akan lebih tertarik memperhatikan pelajaran.

4. Refleksi

  Dari hasil refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran sudah banyak aspek yang sudah baik. Aspek yang perlu diperbaiki lagi meliputi: masih ada siswa yang bicara sendiri dan mengganggu temannya dan ada siswa yang merasa bosan dengan cara mengajar guru. Dari guru, aspek yang belum baik meliputi: masih kurang terampil memvariasikan metode dan pengelolaan pembelajaran sehingga membuat siswa menjadi bosan.

  Siklus II

  1. Perencanaan

  Kegiatan awal siklus II untuk melaksanakan penelitian adalah membuat skenario pembelajaran dan rencana pembelajaran dengan metode eksperimen dan media benda nyata yang dapat meningkatkan aktifitas guru dan siswa.

  2. Pelaksanaan

  Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran meliputi keiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

  1. Kegiatan awal a. Guru memberikan appersesi dengan bertanya jawab tentang macam-macam benda. b.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar dapat mengelompokan benda magnetis dan non magnetis.

  2. Kegiatan inti.

  a. Secara klasikal siswa dan guru bertanya jawb tentang benda magnetis dan non magnetis.

  b. Secara berkelompok siswa menerima lembar kerja disertai alat dan bahan untuk membuktikan sifat benda magnetis dan non magnetis.

  c. Secara berkelompok siswa melaksanakan kegiatan seperti yang tercantum dalam lembar kerja.

  d. Secara berkelompok siswa menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar kerja tentang benda magnetis dan non magnetis.

  e. Secara perwakilan, masing-masing kelompok membacakan hasil kesimpulan tentang sifat benda magnetis dan non magnetis.

  Fortuna f. Secara klasikal siswa menyimpulkan tentang sifat benda magntis dan non magnetis dengan bimbingan dari guru.

  3. Kegiatan akhir a.

  Secara individual siswa mengerjakan tes formatip.

  b.

  Guru menilai dan menganalisis hasil tes formatip.

  3. Pengamatan

  Dari hasil pengamatan teman sejawat dapat digambarkan bahwa sebagian besar aktivitas yang dilakukan sudah mengalami peningkatan atau dikategorikan baik. Bahkan ada beberapa aktivitas dari guru maupun siswa yang sudah amat baik.

  Aspek-aspek yang telah baik dari siswa bahwa siswa sudah tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran dari guru. Sedangkan dari guru aspek yang telah baik meliputi: guru sudah tidak terlalu cepat dalam membahas materi,guru sudah terampil dalam memvariasikan metode, dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah tidak selalu klasikal, dan sudah diselingi dengan kegiatan secara kelompok menggunakan lembar kerja siswa serta guru sudah memberikan tugas atau PR kepada siswa sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

  4. Refleksi

  Hasil pengamatan teman sejawat dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, maka pembelajaran sudah berhasil dan siklus penelitian cukup sampai di sini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

  1. Kondisi Awal

   Hasil yang didapat kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang

  dicapai oleh siswa, dari 22 siswa hanya 6 siswa atau 27% yang mendapat nilai 65 ke atas sedangkan 16 siswa yang lainnya atau 73% belum menguasai materi yang disampaikan oleh guru.

  Dalam mengajar guru tidak pernah menggunakan alat peraga dan guru hanya menjelaskan secara klasikal. Model pembelajaran yang seperti inilah yang membuat siswa menjadi bosan.

  Fortuna

  2. Hasil Penelitian

  a. Prestasi belajar dibuat grafik sebagai berikut :

  a w is s a y kn a y n a B

  b. Aktifitas belajar dapat dibuat grafik sebagai berikut :

  100

  80

  60 se Grafik ta n

  40 e

20 Pers Pra Siklus Siklus I Siklus II

  B. Deskripsi Siklus I Untuk mengawali pembelajaran, membuat rencana dengan langkah-langkah sebagai berikut: memeriksa kembali RPP pra siklus, memperbaiki RPP pra siklus, menyiapkan alat peraga yang diperlukan, menyakinkan teman sejawat untuk siap membantu dalam penelitian.

  Pelaksanaan tindakan siklus I dalam 2 pertemuan dengan rincian pertemuan I, 2 jam pelajaran dan pertemuan II, 2 jam pelajaran. Pengamatan dalam pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, dibantu teman sejawat sebagai pengamat yang mencatat selama proses kegiatan. Dari hasil pengamatan, mendapatkan masukan bahwa proses pembelajaran pada siklus

  I sudah menunjukan peningkatan. Siswa sudah ada perubahan yaitu lebih aktif mengikuti proses pembelajaran dan sudah mau menjawab bila ada pertanyaan dari guru meskipun belum optimal.

  Fortuna

  Fortuna

  C. Deskripsi Siklus II Perencanaan yang dilaksanakan meliputi: memeriksa kembali RPP siklus I, memperbaiki RPP siklus I, menyiapkan alat peraga yang diperlukan, menyakinkan teman sejawat untuk siap membantu dalam penelitian.

  Pelaksanaan tindakan pada siklus II dalam 2 pertemuan dengan rincian pertemuan I, 2 jam pelajaran dan pertemuan II, 2 jam pelajaran. Siswa lebih dilibatkan dengan cara melakukan percobaan sendiri dan sambil mengerjakan LKS. Siswa merasa tidak bosan lagi dan lebih aktif dalam mengerjakan LKS sedangkan guru sudah mengelola kelas tidak klasikal lagi dan terampil dalam memvariasikan metode. Hasil pengamatan sudah ada peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, maka memutuskan perbaikan pembejaran cukup sampai pada siklus II.

D. Pembahasan Per Siklus

  Pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan, oleh karena itu prestasi belajar siswa juga meningkat. Dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Pada proses pembelajaran awal rata-rata 60,2, pada siklus I rata-ratanya 69, dan pada siklus II rata- ratanya meningkat menjadi 85.

GRAFIK PERKEMBANGAN NILAI RATA-RATA

90 Data awal Siklus I Siklus II N il a i

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80

GRAFIK KETUNTASAN BELAJAR

20 Data awal Siklus I Siklus II

  4

  2

  3 1 - -

  69

  69 Siklus Kedua - -

  2

  1 1 - -

  3

  2

  5

  6 2 84,8

  85 GRAFIK AKTIVITAS BELAJAR:

  2

  6

  5

  8

  10

  12

  14

  16

  18

  Pers e n ta se

  20

  40

  60

  80 100 Pra Siklus Siklus I Siklus II Grafik

  Tuntas Belum Tuntas

  1

  Fortuna Rekapitulasi ketuntasan belajar siswa sebelum dan sesudah pada siklus pertama dan kedua No. Uraian Siswa yang sudah tuntas Siswa yang belum tuntas 1.

  2.

  80

  3. Sebelum siklus Siklus Pertama Siklus Kedua 6 (27 %)

  15 (68 %) 19 (86 %) 16 (73 %) 7 (32 %)

  3 (14 %)

  Daya serap siswa sebelum dan sesudah siklus pertama dan kedua Periode

  Nilai Rata- rata %

  45

  50

  55

  60

  65

  70

  75

  85

  3

  90 95 100

  Sebelum siklus

  1

  4

  5

  6

  1

  2

  1

  1 1 - - - 60,2

  60 Siklus Pertama -

  1

  3

  3 Peningkatan prestasi belajar dan aktivitas siswa terjadi karena penggunaan alat peraga, penyampaian materi, penggunaan metode yang bervariasi, pengelolaan pembelajaran yang bervariasi, dan pemberian tugas/PR kepada siswa.

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.

  Metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan bukti prestasi yang diperoleh siswa pada pra siklus 60.2, siklus I 69 dan siklus II 85

  2. Media benda nyata dapat meningkatkan aktifitas belajar dengan bukti aktifitas belajar yang diperoleh siswa pada pra siklus 70 %, siklus I 76,5 %, dan siklus II 84,2 %.

  3. Metode eksperimen dan media benda nyata dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA.

  Saran

  Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sebaiknya: 1.

  Membuat Rencana Pembelajaran yang tepat sebelum melaksanakan proses pembelajaran.

  2. Menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran, sesuai dengan karakteristik dan perkembangan kognitif siswa SD

  3. Menguasai materi / bahan ajar, agar dalam mengajar lebih percaya diri.

  4. Cepat tanggap terhadap permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran serta dapat segera mengatasinya.

  DAFTAR PUSTAKA Depdikbud Dikti. 2000. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dikti.

  Dr. Mulyani Sumantri. M.Ed, 2001. Strategi belajar mengajar. Bandung: CV. Maulana. Herry Hermawan. 2006. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Tebuka.

  Purwo Darminto WJS. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Jakarta BP. Suciati. M. Dkk. 2003. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Suyono. 2007. Bimbingan Penyusunan Laporan Pemantapan Kemanpuan Profesional. Semarang UPBJJ Semarang.

  Tim MKDK IKIP Semarang (1996). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : Depdikbud. TIM TAP IKIP. 2007. Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP Jakarta: Universitas Terbuka.

  Fortuna Udin S. Winata Putra dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Wardani. I.G.A.K. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : UT

  Fortuna

BIODATA PENULIS

  Rubinah, A.Ma lahir di Karanganyar pada tanggal 30 Mei 1970, menyelesaikan pendidikan D II PGSD FKIP UNS pada tahun 1995. Saat ini saya masih menempuh pendidikan Strata(S1) Universitas Terbuka. Pembuatan PTK ini merupakan karya pertama saya setelah mengikuti kegiatan KKG Bermutu.

  17 Fortuna Volume 1, Nomor 1, Desember 2010