BAB 14 MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF - PROPOSAL KUALITATIF

BAB 14 MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF “Dan berbicaralah kepada mereka dengan bahasa yang kena di hati”.

  (Alqu’ran, Annisa:63).

  Penelitian apapun senantiasa berangkat dari kegelisahan peneliti akan suatu fenomena yang lazim disebut burning issues, yakni masalah yang menggoda nurani akademis, baik bersifat teoritis, empiris dan aplikatif, atau etnis. Untuk menghilangkan penasaran ini, ilmuwan harus melakukan penelitian untuk menjawab antara lain meluruskan konsep yang membingungkan (conceptual problem), menentukan cara yang benar, melakukan sesuatu (empirical problem), atau menjawab benar tidaknya suatu masalah (ethical problem). Ada sejumlah langkah yang harus diikuti secara sistematis dan logis. Sistematika dan logika ini seyogyanya dipahami betul jauh sebelum penelitian dilakukan. Terlebih lagi jika penelitian itu diusulkan untuk didanai pihak lain. Pihak itu harus diyakinkan bahwa Anda mengetahui desain penelitian yang akan Anda lakukan. Caranya, tulislah rencana penelitian itu dalam bentuk proposal. Dengan demikian proposal adalah prasyarat sekaligus nawaitu argumentatif untuk melakukan penelitian. Dan seringkali, untuk menulis proposal yang baik, Anda harus melakukan penelitian pendahuluan (preliminary study) dahulu. Dengan merujuk pada temuan-temuan penelitian pendahuluan, Anda kemudian menyusun proposal.

  Desain penelitian kualitatif berevolusi (mencuat, muncul atau tumbuh mantap), sejalan dengan perolehan data di lapangan. Desainnya tidak

  

saklek. Namun, ini tidak bisa dijadikan alasan sehingga Anda tidak mampu

  mengkomunikasikan desain secara bernalar kepada dosen pembimbing atau Anda membuat desain yang asal-asalan tanpa rincian yang jelas pada setiap langkah penelitian. Anda harus mampu menjelaskan fleksibilitas desain Anda, mengantisipasi perubahan dengan rentetan konsekuensi procedural secara bernalar. Para pembimbing berharap Anda mampu mendesain penelitian yang logis, mungkin dilakukan, padu, serta mampu mengantisipasi segala perubahan. Bahagian ini membahas cara- cara menyusun proposal penelitian kualitatif.

TUJUAN PROPOSAL

  Struktur proposal tidak dibangun secara arbitrer, melainkan didasarkan pada tujuan proposal itu sendiri, yaitu untuk menjelaskan dan memberikan pembenaran ikhwal studi yang akan dilakukan kepada pihak yang tidak berkeahlian dalam topik penelitian itu (Maxwell, 1996:100). Ada empat kata kunci dalam defnisi di atas, yaitu :

  1. Menjelaskan (to explain) Seyogyanya Anda berupaya agar pembaca proposal memahami rencana penelitian dari A hingga Z. Isu utama dalam hal ini adalah kejelasan. Pada umumnya, penolakan proposal, khususnya untuk skripsi, tesis, disertasi, bukan karena pembimbing tidak menyetujui apa yang akan dilakukan, melainkan lebih karena tidak jelasnya desain yang diajukan. Saya pribadi tidak berkeberatan topik yang sama direplikasi dengan nafas baru, misalnya dalam paradigma, sampel, teknis, analisis, dan latar penelitian lain.

  2. Melakukan pembenaran (to justify) Kejelasan (clarity) saja tidak cukup untuk sebuah proposal. Pembaca harus memahami bukan saja apa yang akan Anda lakukan melainkan juga mengapa Anda akan melakukannya. Jadi dalam proposal harus ada rasional yakni pembenaran (justification) perlunya melakukan penelitian. Sebuah proposal yang jelas mungkin saja ditolak gara-gara alasan yang diajukan tidak menyakinkan. Kesalahan yang lazim dilakukan para pemula adalah antara lain, (1) metode yang diajukan tidak dapat menjawab pertanyaan penelitian, (2) pertanyaan penelitian tidak membidik isu penting atau tujuan penelitian, dan (3) tidak ada alasan kuat mengapa mereka melakukan studi itu, sehingga ada kesan seolah-olah mereka mencaplok apa yang dilakukan orang lain.

  3. Studi yang diusulkan (proposed study) Proposal yang Anda ajukan seyogyanya ikhwal studi Anda, bukan literatur, bukan topik penelitian, bukan pula metode penelitian secara keseluruhan. Kesalahan yang lazim dilakukan para pemula antara lain, (1) membahas literatur dengan berondongan kutipan, layaknya seperti buku teks, (2) menjelaskan ikhwal topik terkait, melebar kesana kemari, dan (3) membicarakan metodologi, layaknya sebuah buku teks metodologi penelitian. Proposal bukan arena pamer apa yang Anda baca ikhwal literatur, topik kesukaan, metodologi penelitian, atau sikap politik Anda. Proposal harus terfokus pada studi Anda. Buanglah sampah-sampah itu. Harus dibedakan antara desain atau rencana disertasi dari desain penelitian Anda!

  4. Bukan ahli (non-expert) Jangan bermimpi bahwa proposal Anda akan dinilai oleh orang yang memiliki profesi, keahlian, minat, atau seperguruan dan mazhab seperti Anda. Proposal-proposal besar dalam ilmu-ilmu sosial seringkali dievaluasi oleh tim penilai dengan latar belakang mutidisiplin atau bahkan tidak memiliki keahlian seperti Anda. Jadi yang penting adalah proposal yang jelas, runtut, dan masuk akal. Karena itu, disarankan agar proposal Anda dikolaborasikan dengan sejawat, yaitu dibaca dan dikomentari oleh orang yang tidak berkeahlian seperti Anda.

  Keempat kata kunci di atas harus selalu diingat sewaktu Anda menulis proposal. Proposal adalah argumen Anda mengapa ingin ‘repot-

  

repot’ melakukan penelitian. Penulis yang baik senantiasa berpihak

  kepada pembaca (reader-oriented). Sewaktu menulis proposal bayangkan bahwa pembaca proposal Anda adalah orang yang “buta” ikhwal bidang studi Anda. Dengan orientasi ini, Anda akan berupaya agar bahasa Anda komunikatif, dapat dibaca oleh educated layman, yakni pembaca terdidik yang tidak memiliki keahlian seperti Anda.

STRUKTUR PROPOSAL

  Salah satu kriteria argumen yang baik adalah koherensi atau kepaduan, bahwasanya bagian-bagian proposal berkaitan logis satu sama lainnya. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa proposal penelitian adalah argumen mengapa Anda akan melakukan penelitian. Diagram berikut menyajikan hubungan antara desain penelitian kualitatif dan argumennya seperti yang digagas oleh Mexwell (1996:105). Dalam diagram berikut ini nampak desain penelitian dengan lima komponen terpenting yaitu, (1) tujuan penelitian, (2) konteks konseptual, (3) pertanyaan penelitian, (4) metode, dan (5) validitas. Kelima komponen ini dterjemahkan ke dalam proposal penelitian sehingga nampak baik eksplisit atau tidak sebagai judul dan sub-judul dalam struktur atau anatomi proposal. Urutannya tidak mesti demikian, sebab yang jauh lebih penting adalah koherensi antara kelima unsur itu.

  [Abstrak] Pendahuluan Konteks [Studi penjajakan] Pertanyaan penelitian [Deskripsi latar] Metode [hubungan penelitian] Pemilihan sampel Pengumpulan data Analisis data Persoalan etika Validitas

  Implikasi

  

Diagram 14.1 HUBUNGAN ANTARA DESAIN

PENELITIAN DAN KOMPONEN PROPOSAL

(Diadaptasi dari Maxwell, 1996)

DESAIN

  PROPOSAL [Abstrak] Tujuan Pendahuluan penelitian

  Konteks Konteks Konstektual [Studi penjajakan]

  Pertanyaan penelitian Pertanyaan peneltian [Deskripsi latar]

  [hubungan Metode penelitian] Pemilihan sampel Pengumpulan data Validitas Analisis data [persoalan etika] Validitas [Hasil-hasil penelitian Pendahuluan]

  Laporan penelitian juga memiliki struktur seperti proposal. Bedanya, laporan penelitian melaporkan apa yang sudah dilakukan dengan disertai hasil-hasil penelitian, sedangkan proposal melaporkan apa yang akan dilakukan. Berikut ini diturunkan dua contoh lain daftar isi proposal sebagai bahan perbandingan.

  

Wacana 14.1

Daftar Isi Proposal Penelitian Kualitatif

  Judul dan halaman judul Abstrak Pendahuluan, identifkasi cakupan topik dan pernyataan tujuan Pertanyaan penelitian

  • Umum - Khusus Kerangka konseptual, teori, dan hipotesis Kajian literatur Metode - Desain (strategi)
  • Sampel dan teknik pemilihannya
  • Pengumpulan data
  • Analisis data Signifkan Pembatasan Izin, akses, dan proteksi peserta penelitian Referensi Lampiran (jadwal, anggaran, instrumen, dll). (lihat Punch, 1998:269). (2) Title and title page Introduction

  Background to the study Purpose of the study Conceptual framework Methodology

  • Sites, participants, and respondents
  • Access - Researcher role
  • Data collection methods
  • Data analysis, fnding and conclusions Signifcance of the study Limitations of the study
Appendices

  • interview guide for mentors
  • interview guide for inductees (lihat Wacana 14.2 oleh Musthafa)

  Struktur proposal dapat beragam, namun pada intinya pembimbing memperhatikan sembilan (9) kriteria dalam menilai proposal, yaitu :

  1. Keahlian (expertise) mahasiswa untuk meneliti yang diusulkannya

  3. Tujuan dan signifkansi penelitian

  4. Kajian literatur yang relevan

  5. Konteks

  6. Desain pemilihan sampel

  7. Metode pengumpulan data

  8. Analisis data dan cara menganalisisnya, dan

  9. Penggunaan subjek manusia (Cobb dan Hagemaster seperti dikutip Glesne & Peshkin, 1992:13).

  Dalam Diagram 14.1 di atas judul atau sub-judul (baca: daftar isi proposal) yang ada dalam kurung seperti abstrak, studi perjajakan, deskripsi latar, hubungan penelitian, persoalan etika, dan hasil-hasil pendahuluan merupakan komponen yang bersifat pilihan, yakni bisa saja dikesampingkan. Setiap universitas dan lembaga penyandang dana lazimnya membakukan struktur proposal penelitian tersendiri. Berikut ini penjelasan tentang setiap komponen dalam proposal, sebagaimana dikemukakan Maxwell (1996:104-110).

  1.Abstrak

  Abstrak terkadang harus ada terutama pada proposal yang diajukan ke lembaga penyandang dana. Untuk proposal tesis atau disertasi nampaknya tidak sepenting bagi lembagan non-universitas. Abstrak diharapkan menampilkan ringkasan argumen Anda untuk melakukan penelitian. Sekalipun penelitiannya belum dilaksanakan, Anda harus mampu mengantisipasi apa yang bakal terjadi. Menulis abstrak memerlukan keterampilan mengatakan sebanyak mungkin lewat kata- kata sesedikit mungkin (Punch, 1998:276). Ini tidak mudah, karena ada umumnya penulis senang berhambur kata. Untuk proposal yang paling penting dicantumkan dalam abstrak adalah ihwal study, tujuan study, dan bagaimana melakukannya. Untuk laporan penelitian, selain yang tiga tadi, juga ringkasan dari segala temuan.

  2.Pendahuluan

  Pada bagian ini Anda menyatakan apa yang mau dilakukan dan menampilkan pertanyaan penelitian secara umum dan jenis penelitian yang akan dilakukan. Panjang pendahuluan ini- khususnya untuk proposal disertasi, kurang lebih sekitar tiga halaman spasi rangkap.

  3.Konteks penelitian

  Judul yang lazim dipakai dalam buku-buku metodologi adalah “Kajian

  Pustaka”, dan ini seringkali menyesatkan. Mahasiswa cenderung

  menampilkan berondongan kutipan tanpa kritis. Sesungguhnya tujuannya bukan mereview literatur, tetapi untuk (1) menunjukkan bagaimana studi Anda klop dengan apa (teori dan penelitian) yang diketahui sekarang ini, (2) menyajikan landasan teoritis untuk memaknai penelitian Anda, dan (3) menjelaskan kerangka teoritis penelitian Anda. Ikhwal ketiga tujuan ini, dengan tepat Maxwell mengatakannya sebagai berikut :

   These purpose are usually accomplished by discussing prior theory and research, but the point is not to summarize what’s already been done in this field but to ground your proposed study in the relevant previous work and to give the reader a clear sense of your theoretical approach to the phenomena that you proposed to study (1996:106).

  Bila Anda melakukan studi penjajakan (pilot study), sebaiknyalah studi ini dirujuk dan dikaitkan dengan studi yang akan Anda lakukan.

  4.Pertanyaan penelitian

  Hampir dalam setiap model penelitian, ruh penelitian adalah pertanyaan penelitian, yakni sesuatu yang mengganggu nurani intelektual Anda. Dalam pendahuluan sesungguhnya, pertanyaan ini disebut secara umum. Walau demikian, pertanyaan ini harus diekplisitkan, bahkan dirinci menjadi pertanyaan umum dan pertanyaan spesifk.

  5.Metode

  Dalam proposal, Anda mungkin tidak perlu berargumentasi ikhwal metode kualitatif pada umumnya, kecuali Anda berkeyakinan bahwa pembacanya tidak memahami metode kualitatif atau bias (tidak menyukai) terhadapnya. Yang jauh lebih penting adalah rincian semua metode kualitatif yang akan dikerjakan dengan memberikan pembenaran atas semuanya. Jelaskan, misalnya, mengapa ada interview, siapa yang akan diinterview, berapa banyak, dan pertanyaan apa yang diajukan. Untuk menjelaskan dan memberikan pembenaran akan pertanyaan penelitian dan metode, Anda perlu mendeskripsikan latar atau konteks sosial studi Anda. Ini dapat anda tampilkan pada awal bagian metode atau pada bagian tersendiri sesudah atau sebelum bagian pertanyaan penelitian. Dibawah payung metode, lazimnya ada lima komponen terpenting, yaitu : Penjelasan jenis studi yang anda lakukan dan pembenaran atas jenis studi itu. Misalnya, mengapa anda ingin melakukan studi kasus ikhwal proses kreatif para penulis fksi.

  Hubungan penelitian yang anda bangun dengan apa yang diteliti di lapangan. Misalnya, bangaimana hubungan anda dengan para penulis fksi yang akan anda observasi dan interview selama 12 bulan. Isu ini sangat penting terutama pada penelitian yang akan memunculkan persoalan etika dan mungkin membahayakan peneliti sendiri, misalnya peneltian kehidupan wanita penghibur atau penelitian manajemen perusahaan penebangan hutan yang tidak mendapat izin operasi atau ilegal.

  Sampling, segala keputusan yang anda buat berkaitan dengan sumber data, orang, tempat, waktu. Anda bukan sekadar menjelaskan semua ini, tetapi jauh lebih penting memberikan pembenaran mengapa semua ini anda pilih. Dalam kasus di atas misalnya, mengapa tiga orang pengarang fksi, mengapa orang-orang itu, dimana akan diinterviewnya, berapa kali, dan mempertanyakan apa.

  Pengumpulan data, bagaimana anda akan mengumpulkan informasi (data) untuk menjawab pertanyaan penelitian. Anda harus mendekripsi jenis-jenis interview, observasi, dan metode lainnya yang direncanakan, mengapa metode-metode ini dan bagaiamana anda melakukannya. Deskripsi pengumpulan data dan pemilihan sampel seyogyanya sampai hal-hal praktis. Adan harus jujur diri akan adanya berbagai kesulitan praktis di lapangan, jangan bersembunyi dalam semak-semak teoritis. Misalnya, bila peneltian itu ikhwal lembaga tempat anda bekerja, sejauh mana anda dapat mengontrol bias anda dan rekan sekantor, dan segala ancaman terhadap validitas.

  Analisis data, bagaimana data yang bisu into dimaknai. Eksplisitkan cara anda menganalisis dan menafsirkan data dengan contoh-contoh, bukannya dengan mengutip kata-kata bijak dari buku metodologi. Jelaskan bagaimana analisis dan tafsir itu menjawab pertanyaan penelitian. Akan lebih baik lagi jika anda menyiapkan sebuah matriks untuk menggambarkan kaitan pertanyaan penelitian dengan metode pengumpulan data, jenis data, analisis data, dan hasil akhir.

  Persoalan etika. Persoalan ini dapat dicantumkan di bagian ini, tetapi bila sangat penting, maka seyogyanya disajikan dalam bagian tertentu.

  Lazimnya isu validitas ada di bawah payung “metode”, namun karena kedudukannya yang sangat mendasar, saya menyarankan agar dimunculkan dalam bagian tersendiri. Penelitian kualitatif seringkali dihujat rawan terhadap ancaman validitas, karena itu harus menyikapinya dengan serius. Setiap metode harus dibeking oleh kekuatan penuh untuk menangkis segala ancaman terhadap validitas.

  7.Hasil-hasil penelitian pendahuluan

  Bila anda telah melakukan penelitian pendahuluan, laporkanlah hasil- hasilnya itu. Tunjukkan juga kepraktisan metode yang ditempuh selama ini. Laporan itu akan merupakan pembenaran (justifkasi) yang jitu terhadap rencana anda. Berdasarkan itu semua, rencana anda akan lebih meyakinkan pembaca proposal.

  8.Implikasi dan kesimpulan

  Tidak mungkin ada implikasi bila tidak ada kesimpulan. Anda saripatikan segala bagian terdahulu, lalu simpulkan. Berdasarkan kesimpilan itu, anda mengajukan beberapa implikasi secara makro.

  Bagian ini menjawab pertanyaan “so what” implikasi, dan konklusi dalam proposal disertasi mungkin dua halaman sudah lebih dari cukup.

  9.Referensi

  Ini hanya mencantumkan referensi yang dikutip saja. Anda tidak perlu mencantumkan referensi yang relevan dengan topik penelitian atau yang anda rekomendasikan bagi orang lain. Ada kebiasaan yang tidak sehat pada sebagian mahasiswa, yakni mencantumkan karya tulis dosen pembimbing atau dosen pengujinya sekalipun karya itu tidak relevan dengan topik penelitiannya. Ewuh-pakewuh ini seyogyanya segera dihentikan.

10.Lampiran

  Ada beberapa dokumen yang lazim disertakan dalam proposal, juga dalam laporan fnal penelitian di kemudian hari. Dokumen-dokumen itu antara lain : Jadwal penelitian Surat izin melakukan penelitian Kuesioner, daftar pertanyaan, panduan observasi, dan intrumen lainnya. Tabel interview Jadwal observasi Deskripsi alat analisis Matriks hubungan antara pertanyaan penelitian, metode, data, dan

  Contoh-contoh catatan observasi, transkrip interview dari studi penjajakan, dan mungkin laporan studi penjajakan secara lengkap. Biodata peneliti yang menyertakan segala credentials peneliti dan anggota tim peneliti lainnya. Demikianlah struktur proposal penelitian yang lazim selama ini.

  Seringkali lembaga penyandang dana telah membakukan struktur proposal tersendiri. Jadi anda tinggal mengikutinya.

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

BAB IV HASIL PENELITIAN - Pengaruh Dosis Ragi Terhadap Kualitas Fisik Tempe Berbahan Dasar Biji Cempedak (Arthocarpus champeden) Melalui Uji Organoleptik - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Berdasarkan Metode Nilai MPN Coliform di Lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelurahan Pahandut Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 2 12

The effect of personal vocabulary notes on vocabulary knowledge at the seventh grade students of SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN - Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 23

CHAPTER I INTRODUCTION - The effectiveness of anagram on students’ vocabulary size at the eight grade of MTs islamiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Sebelumnya - Perbedaan penerapan metode iqro’ di TKQ/TPQ Al-Hakam dan TKQ/TPQ Nurul Hikmah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan model Problem Based Instruction (PBI) terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar siswa pokok bahasan tekanan Kelas VIII Semester II di SMPN Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Pala

0 3 80