BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka - Kepribadian Tokoh Dalam Novel Xueke Karya Chiung Yao Berdasarkan Psikologi Sastra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP & LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

  Tinjauan adalah hasil meninjau; pandangan; pendapat sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya. (KBBI, 2005:574). Sedangkan pustaka adalah buku; kitab; kumpulan buku-buku bacaan dan sebagainya (KBBI, 2005:397). Tinjauan pustaka berfungsi untuk mengetahui keaslian karya ilmiah. Oleh karena itu dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

  Lissa Ernawati (2009) pada skripsi Novel Rojak Karya Fira Basuki: Analisis

  Psikosastra yang dipublikasikan oleh Universitas Sumatera Utara memaparkan

  keadaan psikologis tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Rojak dan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel tersebut. Skripsi ini menggambarkan keadaan psikologi tokoh-tokohnya ditinjau dari pendekatan psikosastra serta dari segi kesepian, frustasi, dan kepribadian. Skripsi ini membantu penulis dalam mengkaji bagaimana keadaan-keadaan jiwa tokoh yang mengalami frustasi dan juga bagaimana menganalisis kepribadian tokoh-tokoh didalam novel.

  Reydita Maisarah (2009) pada skripsi Citra Tokoh Perempuan Modern

  

Taiwan Dalam Novel Yanyu Mengmeng 烟雨蒙蒙 (Kabut Cinta): Keluarga dan

Cinta yang dipublikasikan oleh Universitas Indonesia memaparkan citra tokoh-

  tokoh perempuan dalam novel Yanyu Mengmeng serta hubungan antar tokoh yang berdampak pada perubahan sikap pada tokoh-tokoh perempuan tersebut. Skripsi ini menggunakan novel Yanyu Mengmeng, salah satu karya Chiung Yao sebagai objek penelitiannya. Skripsi ini membantu penulis bagaimana dalam mengkaji tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel serta bagaimana mengkaji perubahan sikap tokoh utama perempuan dalam novel.

  Filtras Okta Festian (2012) pada skripsi Kepribadian Tokoh Dalam Roman

  Wilde Reise durch die Nacht Karya Walter Moers: Kajian Psikologi Sastra yang

  dipublikasikan oleh Universitas Negeri Yogyakarta memaparkan kepribadian tokoh utama dan tokoh-tokoh tambahan pada novel Wilde Reise durch die Nacht berdasarkan tipologi Heymans dengan menggolongkan menjadi delapan tipe kepribadian: gepasioner, sentimentil, choleris, nerveus, phlegmatis, apathis, sanguinis, dan amorph. Skripsi ini juga mendeskripsikan gangguan-gangguan kepribadian dan penyebab serta dampak dari gangguan-gangguan yang dihadapi tokoh utama dan tokoh-tokoh tambahan pada novel tersebut. Skripsi ini dalam novel Xueke. Skripsi ini menggunakan tipologi Heymans sebagai landasan teorinya, dan ditemukan beberapa golongan yang sama dipakai dalam tipologi Hippocrates-Galenus yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu koleris dan phlegmatis.

2.2 Konsep

  Dalam konsep akan dipaparkan variabel-variabel yang terdapat dalam judul penelitian. Berikut adalah jabaran konsep tentang tokoh, kepribadian, dan psikologi sastra.

2.2.1 Tokoh

  Tokoh merupakan penggerak dalam cerita. Tokoh mempunyai peran penting dalam suatu karya sastra dan dalam cerita tokoh bertugas menjadi penggerak serta menjalankan alur cerita sehingga dapat menjalankan objek pada cerita tersebut. Sosok tokoh menggambarkan kejiwaan dan karakternya kedalam alur cerita, sehingga dari sini kita dapat melihat bagaimana peranan tokoh dalam jalan cerita tersebut.

  Dalam sebuah karya sastra, tidak menampik kemungkinan bahwa tokoh hanya berdiri sendiri. Ia disandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya, yang memiliki kejiwaan dan karakter yang berbeda satu sama lain. Menurut Nurgiyantoro dalam

  

Teori Pengkajian Fiksi (1995:179-180) jika ditinjau dari peranan dan keterlibatan

  dalam cerita, tokoh dapat dibedakan atas: Tokoh utama yaitu tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus dan mendominasi sebagian besar jalan cerita. Juga disebut tokoh primer.

2. Tokoh bawahan yaitu tokoh yang mendampingi tokoh utama suatu cerita.

  Dapat disebut juga tokoh sekunder.

  3. Tokoh tambahan atau tokoh komplementer, yaitu tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena kemunculannya hanya sekali-kali, hanya melengkapi, melayani dan mendukung tokoh utama. Marquaß (dalam Festian, 2012:16-17) memberikan pendapatnya tentang tokoh:

  “Tokoh, terutama tokoh utama, berada pada pusat minat pembaca. Tingkah laku dan nasib mereka menjadi perhatian yang besar dari pembaca. Selain manusia, tokoh didalam teks-teks prosa juga digambarkan sebagai semua makhluk hidup yang menunjukkan kesadaran yang mirip dengan manusia (hewan-hewan dalam fabel, benda-benda yang berbicara dalam cerita dongeng, dan lain-lain. Dalam menganalisis tokoh pada teks prosa harus diperhatikan ciri-ciri apa saja yang tokoh tunjukkan (karakterisasi) dan bagaimana hubungan antar tokoh yang satu dengan yang lain (konstelasi). Juga termasuk bagaimana cara pengarang merancang tokoh-tokoh (konsepsi).”

  Tokoh utama berperan sebagai cermin dari cerita atau tema yang diangkat pengarang. Tokoh utama menjadi pusat karena pengarang menunjukkan isi cerita dari penjabaran yang dilakukan oleh tokoh utama. Selain tokoh utama, tokoh bawahan atau tokoh tambahan wajib berada didalam sebuah karya sastra.

  Perbedaannya dengan tokoh utama yaitu masalah yang diangkat tidak berpusat pada tokoh pendukung sehingga kemunculannya lebih sedikit dari pada tokoh utama. Ini adalah karakter yang muncul sepanjang cerita, tetapi bukan fokus utama.

  Pengklasifikasian tokoh dapat dibedakan ke dalam jenis penamaan berdasarkan sudut pandang dan tinjauan tertentu. Dari kriteria berkembang atau tidaknya kepribadian, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh statis (static

  

character ) dan dinamis (developing character). Tokoh statis adalah tokoh yang

  memiliki watak dan kepribadiannya yang tetap, tak berkembang sejak awal hingga akhir cerita. Tokoh dinamis adalah tokoh yang mengalami perkembangan watak dan kepribadian sejalan dengan plot yang diceritakan. Dari segi perwatakannya dibedakan menjadi tokoh sederhana (simple atau flat character) dan kompleks (complex atau round character). Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat atau watak tertentu saja. Tokoh kompleks merupakan tokoh yang diungkapkan memiliki berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kepribadian, dan jati dirinya (Nurgiyantoro, 1995:190).

2.2.2 Kepribadian

  Kata “kepribadian” yang dalam bahasa Inggris adalah personality, berasal dari bahasa Latin persona, yang mengacu pada topeng yang dipakai aktor dalam pertunjukkan teater. Persona bisa diartikan pada penampilan luar seseorang, sehingga dapat disimpulkan kepribadian mengacu pada tampilan luar dan sifat yang terlihat, segala aspek-aspek yang orang lain bisa lihat. Namun kepribadian tidak berdasarkan apa yang dapat dilihat dari individu. Masing-masing individu memiliki karakteristik kepribadian atau pembawaan yang menandainya. karakteristik seseorang yang menampilkan cara ia beradaptasi dan berkompromi dalam kehidupan. Itulah yang disebut kepribadian (Santrock dalam Minderop, 1988:435).

  Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, dan kepribadian seseorang berkembang dapat didasari oleh faktor-faktor antara lain: keturunan, keluarga, kebudayaan, kemampuan, lingkungan, dan sebagainya.

  Sedangkan psikologi kepribadian adalah psikologi yang mempelajari kepribadian manusia dengan objek penelitian yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Dalam psikologi kepribadian dipelajari kaitan antara ingatan atau pengamatan dengan perkembangan, kaitan antara pengamatan dengan penyesuaian diri pada individu, yaitu memperoleh informasi mengenai tingkah laku manusia, mendorong individu agar hidup secara utuh dan memuaskan, dan agar individu mampu mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya secara optimal melalui perubahan lingkungan psikologis.

  Kepribadian juga merupakan persoalan jiwa pengarang yang asasi. Pribadi pengarang akan mempengaruhi roh karyanya. Kepribadian seseorang ada yang normal dan abnormal. Pribadi normal biasanya mengikuti irama yang lazim dalam kehidupannya. Ciri-ciri kepribadian yang kreatif ialah imajinatif, berprakarsa, mempunyai rangsangan baru, mandiri (bebas) dalam berpikir, rasa ingin tau yang kuat, jiwa petualang, penuh semangat, enerjik, percaya diri bersedia mengambil resiko, dan berani dalam keyakinan (Endaswara, 2008:152).

  Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara etimologis psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. menyelidiki dan mempelajari tentang tingkah laku manusia (Atkinson, 1996:7). Menurut Kamus Besar Berbahasa Indonesia (2005), psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal dan perngaruhnya pada perilaku ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.

  Dalam ilmu psikologi dikenal tiga aliran pemikiran revolusi yang mempengaruhi penikiran personolodis modern, yaitu: (i) psikoanalisis, (ii) behaviorisme, dan (iii) humanistik. Psikoanalisis mengahadirkan manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik struktur kepribadian (id, ego, dan superego). Behaviorisme mencirikan manusia sebagai kontan yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap stimulus lingkungan. Sedangkan humanistik adalah sebuah “gerakan” yang muncul yang menampilkan manusia yang berbeda dengan gambaran psikoanalisis dan behaviourisme. (Koeswara, 1991:109)

  Psikoanalisis adalah dasar dari psikologi sastra. Dalam menganalisis karya sastra, banyak peneliti menggunakan struktur kepribadian psikoanalisis.

  Psikoanalisis sering digunakan dalam pengkajian sastra sehingga sering diidentifikasi menjadi satu kesatuan pengertian dari psikologi sastra. Padahal dalam mengkaji sastra menggunakan pendekatan psikologi, banyak teori-teori serta tipologi yang dapat digunakan, tidak selalu menggunakan psikoanalisis yang terdiri dari struktur kepribadian id, ego, dan superego. aktivitas. Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kerjiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious) yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk concious atau situasi sadar (Endaswara, 2009:96). Kedua, telaah psikologi sastra adalah kajian yang menelaah cerminan psikologis dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problema psikologis kisahan yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif, dapat menampilkan berbagai problem psikologis (Minderop,

  2011:55). Karya sastra, baik novel, drama dan puisi di jaman modern ini sarat dengan unsur-unsur psikologis sebagai manifestasi: kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalaam kisahan dan pembaca. Sehingga akhir-akhir ini telaah sastra melalui pendekatan psikologi mulai banyak digemari.

  Endaswara (dalam Minderop, 2011:15) menjelaskan bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar, lalu dituangkan ke dalam bentuk tertentu secara sadar dalam penciptaan karya sastra. Proses penciptaan karya sastra terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu pengarang meramu gagasan dalam situasi imajinatif, kemudian pada tahap kedua pengarang menuangkan dalam penulisan karya sastra tersebut.

  Dalam sebuah penelitian dibutuhkan teori yang menjadi landasan penelitian. Dalam pembahasan karya sastra, sering menggunakan pendekatan instrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik bertolak dari karya sastra itu sendiri, pendekatan ini disebut pendekatan struktural. Pendekatan ekstrinsik yaitu pendekatan yang membahas tentang hubungan karya sastra dengan sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, dan lain-lain. penelitian ini akan menerapkan pendekatan ekstrinsik dengan menggunakan teori psikologi sastra.

2.3.1 Tipe-tipe Kepribadian (Teori Kepribadian Hippocrates-Galens)

  Suryabrata (2012: 10-13) menjelaskan, tipologi kepribadian menurut Hippocrates (460-377 SM) dan Galenus (129-200) dipengaruhi oleh kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu: tanah, air, udara, dan api; dengan sifat-sifat yang didukungnya yaitu: kering, basah, dingin dan panas.

  Dengan empat unsur dasar berserta sifat pendukungnya, maka Hippocrates berpendapat bahwa, dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh seseorang, yaitu: (1) sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning), (2) sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam), (3) sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan (4) sifat panas terdapat dalam sanguis Apabila semua cairan-cairan didalam tubuh seseorang tersebut berada dalam proporsi selaras (normal), maka orang tersebut dikatakan normal atau sehat.

  Namun apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka orang tersebut menyimpang dari keadaan normal atau sakit.

  Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut, dan menggolongkan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut.

  Galenus sependapat dengan Hippocrates, bahwa didalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu: (1) chole, (2) melanchole, (3) phlegma, (4) sanguis, dan bahwa cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh manusia secara teori dalam proporsi yang seharusnya (jadi: dominan) maka akan mengakibatkan adanya sifat- sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dari pada dominannya salah satu cairan badaniah itu oleh Galenus disebut temperamen. Jadi, dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu sampailah Galenus kepada penggolongan manusia menjadi empat tipe temperamen, beralas pada dominiasi salah satu cairan badaniahnya.

Tabel 2.1 Ikhtisar Permulaan Perkembangan Tipologi No.

  

Empedokles Hippocrates Galenus

Unsur Sifat Sifat Cairan Cairan Tipe

  1. tanah kering kering chole chole koleris 2. air basah basah melanchole melanchole melankolis 3. udara dingin dingin phlegma phlegma phlegmatis 4. api panas panas sanguis sanguis sanguinis

  Sumber: Psikologi Kepribadian Dengan demikian, empat tipe kepribadian tersebut mempunyai ciri masing- masing sebagai berikut:

  1. Koleris: hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, pemberani, optimistis, garang, mudah marah, pendendam, serius, bertindak cepat, aktif, praktis dan berkemauan keras. Sering merasa puas terhadap dirinya sendiri dan tidak perlu bergantung pada orang lain. Cara berpikirnya sistematis, dan oportunis.

  2. Melankolis: mudah kecewa, daya juang kecil, mempunyai sifat analitis, rela berkorban, berbakat, perfeksionis, pendiam dan tidak mau menonjolkan diri, muram, pesimistis, penakut, kaku, serta memiliki emosi yang sangat sensitif. Mempunyai sifat pembawaan yang introvert, tetapi karena perasaan-perasaannya lebih menguasai dirinya, maka keadaaan hatinya cenderung untuk mengikuti perasaan hatinya yang berubah-ubah.

  3. Phlegmatis: tenang, tidak suka terburu-buru, santai, sukar marah, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, dan sabar. Berbicara singkat namun mantap, rajin, cekatan, memiliki ingatan yang baik, serta mampu berdiri sendiri tanpa banyak bantuan orang lain.

  4. Sanguinis: naif, spontan, mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, hangat, bersemangat, lincah, periang, mudah senyum, tidak mudah putus asa, dan “menyenangkan”.

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Jaminan Berupa Hak Tanggungan Yang Mengalami Force Majeure Dalam Perjanjian Kredit

0 0 12

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT PERBANKAN A. Tinjauan Umum tentang Perjanjian 1. Pengertian Umum Perjanjian - Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Jaminan Berupa Hak Tanggungan Yang Mengalami Force Majeure Dalam Perjanjian Kredit

0 0 25

i KATA PENGANTAR - Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Jaminan Berupa Hak Tanggungan Yang Mengalami Force Majeure Dalam Perjanjian Kredit

0 0 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN ASURANSI A. Pengertian Perusahaan Asuransi - Tinjauan Yuridis Terhadap Perusahaanasuransi Atas Jaminan Dalam Perjanjian Pemborongan (Studi Penelitian Pada Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan)

0 2 31

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Perusahaanasuransi Atas Jaminan Dalam Perjanjian Pemborongan (Studi Penelitian Pada Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan)

0 0 14

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

0 1 40

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Kata حسن /ḥasan/, خير /Khair/, Dan طيب /ṭayyib/ Dalam Alquran Ditinjau Dari Segi Makna Gramatikal

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Kata حسن /ḥasan/, خير /Khair/, Dan طيب /ṭayyib/ Dalam Alquran Ditinjau Dari Segi Makna Gramatikal

0 3 7

Kepribadian Tokoh Dalam Novel Xueke Karya Chiung Yao Berdasarkan Psikologi Sastra

0 0 37