BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Gigitiruan merupakan suatu alat yang dibuat untuk menggantikan gigi yang

  1

  hilang dan jaringan lunak di sekitarnya. Salah satu bagian dari gigitiruan adalah

  2

  basis. Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada permukaan jaringan lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan, mendistribusikan kekuatan pengunyahan sehingga dapat mengurangi resorpsi tulang alveolar, serta

  3,4 sebagai pengganti jaringan tulang alveolar yang telah teresorpsi.

  Syarat bahan basis gigitiruan yang baik harus memenuhi sifat-sifat, antara lain tidak toksik dan tidak mengiritasi jaringan rongga mulut, tidak berbau dan tidak berasa, mempunyai kekuatan impak dan transversal yang tinggi, tahan terhadap abrasi, konduktivitas termal yang tinggi, dimensi yang stabil dan akurat, estetis dan stabilitas warna yang baik, permukaan yang halus, tidak larut dalam saliva, ringan, perlekatan yang baik dengan anasir gigitiruan dan bahan lining, radiopak, mudah dibuat, mudah direparasi apabila fraktur, harga murah, dan mudah dibersihkan, namun sampai saat ini belum ada satupun bahan basis gigitiruan yang memenuhi

  5-10 semua persyaratan di atas.

  Gigitiruan mulai dibuatkan untuk menggantikan gigi yang hilang sejak tahun 700 SM. Berbagai bahan telah dipergunakan untuk pembuatan basis gigitiruan, antara lain kayu, tulang, gading, porselen, vulkanit, dan lain-lain. Pada tahun 1937, Dr. Walter Wright memperkenalkan bahan basis gigitiruan dari bahan polimetil metakrilat, dan sejak itu kebanyakan basis gigitiruan dibuat dari bahan resin akrilik

  11,12

  (polimetil metakrilat). Resin akrilik terdiri atas akrilik polimerisasi sinar, resin akrilik swapolimerisasi, dan resin akrilik polimerisasi panas. Resin akrilik yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah resin akrilik

  4,7,8

  polimerisasi panas. Resin akrilik mempunyai sifat yang cukup baik yaitu tidak toksik, tidak mengiritasi, mudah direparasi apabila terjadi fraktur, estetis, namun masih terdapat kekurangan, salah satunya adalah sifat mekanis yang cukup rendah,

  8,9,13 hal ini mengakibatkan gigitiruan sering mengalami fraktur.

  Ketahanan gigitiruan terhadap fraktur terdiri dari kekuatan impak dan kekuatan transversal. Kekuatan impak merupakan besar energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu material dengan tekanan yang tiba-tiba, biasanya terjadi akibat gigitiruan terjatuh pada saat pasien membersihkan gigitiruannya, batuk, ataupun bersin. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh El-Sheikh dan Al-Zahrani (2006), gigitiruan dengan kekuatan impak yang rendah akan mudah mengalami fraktur apabila terjatuh dan merupakan kasus yang paling sering terjadi, yaitu sebesar

  13

  80,4%. Kekuatan transversal mempengaruhi ketahanan gigitiruan dalam menerima beban yang terus menerus terjadi pada daerah gigitiruan yang menerima tekanan. Kekuatan kompresi, tarik, dan geser yang terjadi pada saat aktivitas pengunyahan dapat menyebabkan frakturnya basis gigitiruan, terutama pada bagian midline. Hasil penelitian yang sama menunjukkan bahwa kasus fraktur midline yang terjadi oleh

  5,13,14 tekanan pengunyahan yang berulang-ulang adalah sebesar 16,1%.

  Kelemahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang mudah fraktur ini dapat diatasi dengan penambahan bahan penguat pada bahan basis gigitiruan. Bahan penguat tersebut dapat berupa bahan logam, kimia, ataupun

  11,14

  serat. Salah satu bahan yang dapat ditambahkan ke dalam bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah serat polietilen. Serat ini memiliki kelebihan antara lain biokompatibel terhadap jaringan rongga mulut, lebih estetik, lebih ringan apabila dibandingkan dengan bahan lain, tidak rapuh, tidak mudah mengalami

  

fatigue , tidak mudah menyerap air, tahan terhadap bahan kimia, abrasi, dan

11,15,16 kelembaban, serta memiliki kekuatan impak dan transversal yang cukup tinggi.

  Penambahan serat polietilen pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas menyebabkan peningkatan kekuatan impak dan transversal. Selain itu, menurut Ladizesky dkk. (1993), keunggulan dari bahan penguat serat polietilen adalah tidak mengakibatkan terjadinya peningkatan kekasaran permukaan. Setelah prosedur pemolesan dilakukan, tidak terlihat adanya serat polietilen yang ekstrusi

  17

  meskipun telah dilakukan pembesaran 400x dengan mikroskop. Hal ini berbeda dengan bahan penguat serat kaca dimana bahan tersebut akan mengalami ekstrusi di atas permukaan basis gigitiruan sehingga meningkatkan kekasaran permukaan

  18

  (Vallittu dkk, 1999). Nilai kekasaran permukaan yang dipertimbangkan ideal

  19 menurut Quirynen dkk., yaitu mendekati atau kurang dari 0,2 µm.

  Permukaan yang kasar dari suatu bahan basis gigitiruan dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan kesulitan menjaga oral hygiene karena debris

  20

  makanan dan plak dapat melekat dengan mudah. Bahan dengan permukaan yang kasar akan memperlihatkan jumlah mikroorganisme yang lebih banyak. Jika bahan basis gigitiruan memiliki permukaan yang kasar, maka akan mempermudah perlekatan mikroorganisme patogen dan pembentukan biofilm, serta dapat

  21

  mengakibatkan terjadinya infeksi. Kekasaran tersebut juga dapat mengakibatkan iritasi dan resesi dari jaringan lunak mulut setelah berkontak lama dengan gingiva,

  18,22 selain itu juga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan penyerapan air.

  Penyerapan air yang tinggi dapat mempengaruhi stabilitas dimensi bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang dapat mengakibatkan terjadinya ekspansi, serta dapat menurunkan kekuatan impak dan transversal dari bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas karena bertindak sebagai plasticizer yang

  12

  akan mempengaruhi ikatan rantai polimer. Nilai penyerapan air resin akrilik polimerisasi panas yang diperbolehkan menurut spesifikasi ISO 1567 : 1999 harus

  3

  23 lebih kecil daripada 32 µg/mm .

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gutteridge (cit. Karacaer O, 2003) dan Ferasima R (2013), diperoleh hasil bahwa penambahan serat polietilen 1% potongan kecil berukuran 3 mm dapat meningkatkan kekuatan impak dan transversal

  11,15,16

  bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Hasil penelitian tersebut menjadi dasar penggunaan serat polietilen konsentrasi 1% berbentuk potongan kecil berukuran 3 mm pada penelitian ini.

  1.2 Permasalahan

  Salah satu bahan basis gigitiruan yang paling sering digunakan adalah resin akrilik polimerisasi panas. Gigitiruan yang baik harus memenuhi sifat-sifat gigitiruan yang ideal, salah satunya adalah mempunyai kekuatan impak dan transversal yang tinggi karena keduanya mempengaruhi ketahanan gigitiruan terhadap fraktur, namun basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas memiliki kekuatan impak dan transversal yang rendah sehingga mudah mengalami fraktur saat terjadi benturan ataupun oleh tekanan pengunyahan secara terus menerus. Kekuatan impak dan transversal bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan penguat serat polietilen.

  Bahan penguat serat polieteilen yang ditambahkan diharapkan tidak mempengaruhi kekasaran permukaan dan penyerapan air. Penyerapan air lebih besar terjadi pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang memiliki permukaan yang lebih kasar. Bahan basis gigitiruan yang tidak mudah menyerap air dapat menjaga stabilitas dimensi dari gigitiruan agar tetap stabil dan tidak mempengaruhi kekuatan gigitiruan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ladizesky dkk. (1993), serat polietilen yang ditambahkan ke dalam bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas tidak menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan dan penyerapan air.

  Dari uraian di atas, timbul permasalahan apakah ada pengaruh penambahan serat polietilen 1% terhadap kekasaran permukaan dan penyerapan air pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

  1.3 Rumusan Masalah

  Dari uraian di atas, diperoleh rumusan masalah, yaitu: 1.

  Berapa nilai kekasaran permukaan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas tanpa dan dengan penambahan serat polietilen 1%?

2. Berapa nilai penyerapan air bahan basis gigitiruan resin akrilik

  3. Apakah ada pengaruh penambahan serat polietilen 1% terhadap kekasaran permukaan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas?

  4. Apakah ada pengaruh penambahan serat polietilen 1% terhadap penyerapan air bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas?

  5. Apakah ada korelasi antara kekasaran permukaan dan penyerapan air bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat polietilen 1%?

1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui nilai kekasaran permukaan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas tanpa dan dengan penambahan serat polietilen 1%.

  2. Untuk mengetahui nilai penyerapan air bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas tanpa dan dengan penambahan serat polietilen 1%.

  3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan serat polietilen 1% terhadap kekasaran permukaan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

  4. Untuk mengetahui pengaruh penambahan serat polietilen 1% terhadap penyerapan air bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

  5. Untuk mengetahui korelasi antara kekasaran permukaan dan penyerapan air bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat polietilen 1%.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis 1.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Prostodonsia.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai bahan penguat serat polietilen.

1.5.2 Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan laboratorium dental dalam menambahkan serat polietilen sebagai salah satu bahan penguat bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

Dokumen yang terkait

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) - Implementasi Metode Naive Bayes Dalam Menentukan Posisi Ideal Pemain dalam Sepakbola Berbasis Android (Studi Kasus : Talenta Soccer Rantauprapat)

0 0 16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perairan Laut Belawan - Keanekaragaman dan Distribusi Plankton di Perairan Muara Desa Belawan I Kecamatan Medan Belawan

0 0 8

Keanekaragaman dan Distribusi Plankton di Perairan Muara Desa Belawan I Kecamatan Medan Belawan

0 0 13

Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Remaja 2.1.1. Definisi Remaja - Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

0 2 49

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku seksual remaja saat ini sudah menjadi masalah dunia. Tidak dapat - Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tamb

0 0 13

Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

0 0 14

Lampiran 1 Data Penelitian Kekasaran Permukaan Uji kekasaran permukaan tanpa penambahan serat polietilen (kelompok A)

0 0 19

Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 24