KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI LARUTAN ASAM DAN BASA DI KELAS XI SMK NEGERI 7 PONTIANAK

  

KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

MATERI LARUTAN ASAM DAN BASA

DI KELAS XI SMK NEGERI 7 PONTIANAK

1) 

  Siti Vera , Mawardi dan Dedeh Kurniasih

  1)

  Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat

  

  email : sitivera91@yahoo.com

  

ABSTRACT

This research was motivated by the low learning outcomes of students in

chemistry subjects, especially the material of acid and base solutions. The purpose of

this study was to determine the use of comics as a learning medium for acid and

alkaline solution material as well as student learning outcomes before and after using

comics as a learning medium in class XI SMK Negeri 7 Pontianak. The method in this

study is an experiment with the form of pre-experimental research. Data collectors

used measurement techniques and data collection tools namely pretest-posttest

questions. Data analysis used statistical analysis techniques. Based on the results of

the study it was found that there were significant differences in student learning

outcomes between before and after using comics as a learning medium for material of

acid and base solutions in class XI SMK Negeri 7 Pontianak. This difference is

obtained from the comparison of the average pretest and posttest results of students is

25,793 and 82,379. This means that the posttest results are greater than the results of

the pretest. Based on statistical analysis with t test , it is known that the results of the

comparison of the results of the pretest is greater than the t , which is 16.090 > 2.048

table

which indicates that Ho rejected and Ha accepted. The comparison value of t count the

posttest result is greater than t that is 59.668 > 2.048 indicates that Ho is rejected

table

and Ha is accepted. If Ho is rejected Ha accepted means there is a significant

difference between the results of the posttest and the results of the students' pretest.

So it can be concluded that comics can be used as a learning medium in improving the

learning outcomes of chemistry in material of acid and base solutions in class XI SMK

Negeri 7 Pontianak.

  Keywords: acid and base solutions, comics, learning media, learning outcomes PENDAHULUAN

  Kimia merupakan satu di antara cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dipelajari siswa di sekolah. Kimia memiliki peranan dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kimia sering dipandang sebagai mata pelajaran yang bersifat abstrak seingga memerlukan sikap ilmiah, keterampilan, dan pemikiran yang lebih tinggi dalam belajar. Oleh sebab itu ada anggapan bahwa mata pelajaran kimia itu sulit. Hal tersebut juga dialami oleh siswa di kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Pontianak khususnya pada materi larutan asam dan basa yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Selain berupa konsep teori, materi ini juga memuat rumus kimia. Materi yang disajikan cenderung berbentuk textbook sehingga kurang menarik untuk dipelajari. Hal ini diketahui dari hasil wawancara terhadap siswa.

  Hasil wawancara terhadap lima orang siswa kelas XI SMK Negeri 7 Pontianak dengan kemampuan kognitif yang berbeda menunjukkan bahwa materi kimia itu sulit karena banyak hafalan dan rumus yang membingungkan. Siswa sering tidak siap menghadapi pelajaran karena tidak memiliki pengetahuan awal dan tidak memiliki buku paket. Bahkan siswa berharap agar mata pelajaran kimia tidak ada lagi di sekolah. Fakta ini diperkuat dengan hasil pengamatan.

  Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran kimia di kelas XI Teknik Sepeda Motor (TSM) SMK Negeri 7 Pontianak, diperoleh informasi bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hampir sebagian siswa terlihat malas, mengantuk, melamun, mengobrol sendiri, tidak membuka buku jika tidak diminta oleh guru, tidak ada motivasi siswa untuk membaca dan belajar, jarang bertanya dan tidak bisa menjawab pertanyaan guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak serius dan tidak tertarik untuk belajar kimia sehingga kesulitan dalam memahami materi.

  Fakta tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa terutama pada materi larutan asam dan basa. Hal ini dipertegas dari hasil wawancara dengan seorang guru kimia di SMK Negeri 7 Pontianak. Diketahui bahwa siswa yang masih belum mencapai standar nilai KKM dan dianggap sulit oleh siswa sehingga siswa tidak serius dalam belajar terdapat pada materi larutan asam dan basa. Sejauh ini belum ada solusi kreatif dalam mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia khususnya materi larutan asam dan basa. Berbagai metode yang selama ini digunakan pada mata pelajaran kimia di SMK Negeri 7 Pontianak masih belum berhasil.

  Sebenarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Wina (2010: 197) bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan sistem pembelajaran di antaranya faktor guru, siswa, sarana, alat, media, serta faktor lingkungan. Menurut Wahyuningsih (2010: 103), siswa cenderung tertarik membaca buku cerita bergambar (seperti komik) dibanding buku pelajaran, dikarenakan komik memiliki alur cerita yang runtut dan teratur memudahkan untuk diingat kembali. Hal inilah yang menginspirasi komik berisi materi-materi pelajaran. Penelitian yang berhubungan dengan keberhasilan belajar melalui membaca komik yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih, (2011) tentang Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang menggunakan Strategi PQ4R menjelaskan bahwa dari test hasi belajar pada kelas XI IPA diperoleh nilai ≥ 71 sejumlah 36 dari 40 peserta didik, ini berarti perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik.

  Berdasarkan fakta yang ada di lapangan dan beberapa teori dan penelitian yang mendukung, maka perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan komik sebagai media pembelajaran materi larutan asam dan basa di kelas XI SMK Negeri 7 Pontianak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa.

  METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

  Adapun model rancangan penelitian pre-eksperimen yang digunakan adalah “one

  group pretest-posttest design ”.

  Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas XI SMK Negeri 7 Pontianak tahun ajaran 2015-2016 yang berjumlah 189 siswa. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas Xl Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Negeri 7 Pontianak tahun ajaran 2015-2016 yang berjumlah 33 siswa.

  Prosedur dalam penelitian ini yaitu pada tahap awal, peneliti mengumpulkan data-data dari SMK Negeri 7 Pontianak untuk persiapan penelitian berupa data observasi siswa, dokumentasi dan wawancara terhadap guru dan siswa. Selanjutnya tahap persiapan yaitu mempersiapkan beberapa hal sebelum diadakan penelitian di antaranya pembuatan perangkat pembelajaran berupa komik RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), kisi-kisi soal tes, dan instrument penelitian berupa soal

  

pretest dan soal posttest. Tahapan selanjutnya adalah peneliti melaksanakan

  penelitian setelah dilakukan persiapan. Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan yaitu memberikan pretest tentang materi larutan asam dan basa. Kemudian guru mengarahkan siswa berdiskusi dengan membentuk kelompok kelaboratif. Selanjutnya penggunaan komik sebagaì media pembelajaran materi larutan asam dan basa kepada siswa. Setelah itu, guru menjelaskan materi yang terdapat pada komik sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selama proses pembelajaran berlangsung, diadakan pengamatan interaksi guru dan siswa. Kemudian memberikan postest setelah pembelajaran berlangsung.

  Tahap berikutnya adalah menganalisis data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan dengan uji statistik yang sesuai dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang diperoleh setelah diberi perlakuan. Untuk memperoleh data yang dikehendaki maka penulis menggunakan teknik pengukuran. Teknik pengukuran ini berupa tes belajar yaitupretest dan postest. Selanjutnya pengolahan data yang diperoleh dari hasiltes meliputi perhitungan rata-rata hasil belajar, menguji normalitas distribusi masing- masing hasil pretest dan posttest dengan menggunakan SPSS 18,0 for windows dan dilanjutkan dengan uji homogenitas yaitu uji perbandingan varians dengan F test menggunakan SPSS 18,0 forwindows.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perbedaan Proses Pembelajaran

  Proses pembelajaran berlangsung selama 100 menit dalam satu kali perternuan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru membuka dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran yaitu mendeskripsikan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius, mendeskripsikan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry, menentukan pasangan asam dan basa konjugasi berdasarkan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan mendeskripsikan pengertian asam dan basa menurut Lewis.

  Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa berupa apersepsi dengan mengingatkan siswa tentang pengertian larutan. Siswa merespon guru lalu menjelaskan pengertian larutan dengan semangat karena pengertian larutan sudah dipelajari sebelumnya dalam materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

  Sebelum pelajaran dimulai, guru memberikan pretest siswa selama 15 menit dengan tujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa. Siswa yang hadir berjumlah 29 orang, sedangkan 4 siswa lainnya tidak hadir. Setelah itu, guru memberikan pembelajaran. Guru membagikan komik dan membimbing siswa mempelajari materi menggunakan komik sebagai media pembelajaran. Setiap siswa yang sudah menerima komik mulai penasaran dan menyibukkan diri untuk membaca komik sebelum diperintahkan oleh guru.

  Guru mengarahkan siswa membentuk kelompok menjadi 6 kelompok heterogen selama 5 menit. Setelah kelompok belajar terbentuk, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca komik selama 10 menit. Pada hasil pengamatan, siswa semakin antusias dan serius dalam membaca.

  Pada saat siswa membaca komik, maka terjadi proses belajar secara langsung. Hal ini dikarenakan media pembelajaran yang digunakan memuat tentang materi larutan asam dan basa dimana materi ini cenderung dalam bentuk textbook kemudian dibuat menjadi lebih sederhana berupa gambar berwarna sehingga siswa lebih mudah untuk belajar.

  Belajar dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran juga menimbulkan keingintahuan siswa terhadap materi yang terdapat dalam komik. Hal ini terlihat dari adanya interaksi dari beberapa siswa yang berdiskusi dan bertanya kepada kelompok belajarnya. Hal ini berbeda dengan proses pembelajaran sebelum komik dibagikan, siswa terlihat kurang semangat dan lebih banyak mengeluh.

  Guru membahas materi larutan asam dan basa sesuai materi yang ada di dalam komik. Siswamemperhatikan penjelasan guru dengan serius. Hal ini menambah pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi larutan asam dan basa.

  Adapun langkah selanjutnya adalah mengarahkan siswa untuk berdiskusi selama 10 menit bersama kelompoknya. Diskusi dilakukan agar ada interaksi antara siswa dengan siswa. Sumber dan media belajar yang digunakan adalah komik. Guru juga ikut membimbing siswa dalam berdiskusi sehingga terdapat interaksi antara siswa dengan guru.

  Setèlah siswa berdiskusi, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas selama 10 menit. Kelompok yang lain mencocokkan hasil diskusi masing-masing sesuai dengan hasil presentasi jika kelompok tersebut menjelaskan dengan tepat dan lengkap. Namun, jika penjelasan masih kurang tepat dan lengkap, guru akan memilih kelompok yang lain untuk melakukan presentasi.

  Siswa dapat mempresentasikan materi dengan baik setelah berdiskusi bersama kelompok belajarnya dengan menggunakan komik . Hal ini dikarenakan materi yang didiskusikan terdapat dalam komik yang disusun menjadi lebih sederhana dan menarik sehingga siswa dengan mudah menemukan materi.

  Semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Namun, hanya satu siswa yang terlihat masih kurang antusias dalam menjelaskan. Berdasarkan keterangan beberapa siswa yang lain bahwa siswa tersebut sebelumnya tergolong siswa yang pasif dan belum memiliki pengalaman melakukan presentasi. Akan tetapi, siswa tersebut memberanikan diri untuk melakukan presetasi setelah belajar dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran materi larutan asam dan basa. Setelah presentasi hasil diskusi, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang masih belum dipahami.

  Pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan posttest selama 15 menit jika tidak ada lagi siswa yang bertanya. Posttest dikerjakan secara individu untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan. Siswa mengerjakan soal

  

posttest dengan serius dan penuh semangat serta sadar untuk tidak perlu membuka

  buku maupun komik ketika menjawab soal tersebut.Bahkan siswa juga menyelesaikan soal lebih cepatdaripada waktu yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami materi larutanasam dan basa dengan baik setelah menggunakan komik sebagai media pembelajaran.

  Berbeda pada saat siswa mengerjakan soal pretest, siswa terlihat tidak semangat menjawab soal. Siswa juga mengeluh karena materi yang terdapat dalam soal belum pernah dipelajari.Sebelum pelajaran ditutup, guru bersama siswa menyamakan persepsi terhadap materi yang dibahas dan memberikan penghargaan kepadasiswa yang kemudian pembelajaran di akhiri dengan penutupan oleh guru.

  Perbedaan Hasil Belajar Siswa

  Penggunaan komik memberikan hasil pada pembelajaran materi larutan asam dan basa dapat dilihat dari perbedaan data pretest dan posttest. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 7 Pontianak yang berjumlah 33 orang. Siswa yang terhitung dalam pengolahan data hanya 29 orang yang telah mengikuti pretest dan postest serta hadir secara penuh selama kegiatan pembelajaran pada materi larutan asam dan basa. Pengolahan data ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan komik sebagai media pembelajaran pada materi larutan asam dan basa.

  Adapun perbedaan hasil belajar siswaberupa hasilpretest danposttest yang ditampilkan pada Tabel 2.

  Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest

  No Hasìl Belajar Rata-Rata

  1 Pretest 25,793

  Posttest

  2 82,379

  Berdasarkan Tabel 2, diketahui hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata pretest yaitu 25,793dannilai rata-rata posttest 82,379. Hasil perbandingan menunjukkan nilai rata-rata posttest lebih besar daripada nilai rata-rata pretest.Hasil pretest-posttest juga dapat dilihat dalam bentuk grafik yang ditunjukkan pada Gambar 1.

  82,379 100 25,793

50 Pretest Posttest

  Gambar 1. Rata-Rata Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil pretest-postest yang diperoleh adalah rata-rata pretest siswa sebesar 25,793. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kesulitan menjawab soal karena siswa tidak memiliki pengetahuan awal sebelum mempelajari materi. Hal ini disebabkan karakteristik materi yang terdapat dalam soal adalah berupa teori-teori yang cenderung berbentuk textbook. Kecenderungan yang ada, bahwa siswa tidak menyukai materi dalam bentuk buku-buku teks apalagi tidak disertai gambar dan ilustrasi yang menarik (Daryanto, 2010: 128).

  Setelah diberi perlakuan dan posttest, diperoleh rata-rata posttest siswa sebesar 82,379. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat menjawab soal karena siswa memahami materi melalui media yang digunakan yaitu komik. Menurut Wahyuningsih (2011:107), komik sebagai media pembelajaran merupakanalat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

  Materi yang awalnya cenderung berbentuk textbook kemudian disajikan cerita melalui gambar yang terdapat dalam komik. Siswa dapat melihat secara langsung karakter larutan asam dan basa dalam komik yang selama ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu siswa menemukan ide pokok dalam mempelajari materi larutan asam dan basa sehingga mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Hal ini sesuai pendapat Daryanto (2010:122) bahwa komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, dan mudah dipahami. Oleh sebab itu, siswa dapat menjawab soal dengan mudah.

  Pemahaman siswa terhadap materi larutan asam dan basa yang diperoleh dari data hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis dengan ujistatistik. Langkah pertama yaitu menguji normalitas distribusi masing-masing hasil pretest dan posttest dengan menggunakan SPSS 18,0 forwindows. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa antara sebelum dan setelah diberi perlakuan. Adapun uji normalitas dan data pretest dan posttest dapat dilihat pada 3.

  Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest

Kolmogorov-Smirnov

  Data Statistic Df Sig.

  Pretest 0,143

  29 0,135

  Posttest 0,155

  29 0,075 Berdasarkan Tabel 3, uji normalitas dengan uji Kolmogrov-Smirnov ternyata nilai signifikanpretestdan posttestmasing-masing adalah 0,135 dan 0,075 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterirna yang artinya data berdistribusi normal.

  Kedua data yang diperoleh berdistribusi normal sehingga analisis dapat dilanjutkan pada tahap kedua yaitu uji homogenitas data pretest dan posttest. Uji homogenitas data adalah uji persyaratan analisis tentang kelayakan data yang dianalisis menggunakan uji perbandingan varian dengan syarat data yang dianalisis berdistribusi normal. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini yaituuji perbandingan varians dengan F test menggunakan SPSS 18,0 for windows.Uji homogenitas data pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.

  Tabel 4. Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Levene dfl df2 Sig. Statistic

  1,324

  1 56 0,255 Berdasarkan analisis homogentas pada Tabel 4, diperoleh nilai signifikan sebesar 0,225. Nilai signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0,05, berarti kedua data

  pretest dan posttest dinyatakan homogen.

  Kedua data yaitu data pretest dan posttest berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen sehingga analisis dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji parametrik yaitu uji t. Analisis ini menggunakan SPSS 18,0 for windows. Uji t dilakukanmengetahui terdapat perbedaan atau tidak terhadap hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan atau untuk menguji hipotesis.Uji t dan data pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 5.

  Tabel 5. Uji t hasil Pretest dan Posttest

  T df Sig.(2-tailed) Mean Difference 16,090 28 0,000 25,79 59,686 28 0,000 82,38

  Berdasarkan Tabel 5, diperoleh hasil uji t diperoleh nilai t hitung hasil pretest sebesar 16,090 dan t hasil posttest sebesar 59,686, dengan derajat kebebasan

  hitung

  (df) yaitu 28 dan t tabel sebagai pembanding sebesar 2,048. Berdasarkan hasil perbandingan, t hasil pretest lebih besar daripada t yaitu 16,090> 2,048,

  hitung tabel

  sedangkan t hitung hasil posttest juga lebih besar daripada t tabel yaitu 59,686> 2,048, maka kedua data tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 7 Pontianak antara sebelum dan sesudah menggunakan komik sebagai media pembelajaran yang terbukti dari perbedaan rata-rata hasil pretest-posttest.

  Berdasarkan data hasil belajar siswa yang telah diperoleh sehingga diketahui adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah siswa belajar menggunakan komik. Dengan demikian, komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar kimia pada materi larutan asam dan basa di kelas XI SMK Negeri 7 Pontianak. Hal ini sesuai pendapat Wahyuningsih, (2011) bahwa secara klasikal pembelajaran menggunakan media komik bergambar ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan ketuntasan klasikal lebih dari 75%.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

  Komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi larutan asam dan basa kelas XI SMK Negeri 7 Pontianak yang terbukti dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara sebelum dan sesudah belajar.Terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara sebelum dengan setelah penggunaan komik sebagai media pembelajaran pada materi larutan asamdan basa di kelas XI SMK Negeri 7 Pontianak yaitu rata-rata hasil posttest yang diperoleh sebesar 82,379 lebih besar daripada rata-rata hasil pretest siswa sebesar 25,79.

  SARAN

  Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sekolah dapat menggunakan komik sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan proses pembelajaran, pemahaman belajar, dan hasil belajar siswa. Pengembangan desain komik sebagai media pembelajaran perlu dilakukan agar menjadi lebih baik. Komik pembelajaran yang didesain bisa dijadikan sebagai komik komersial.

DAFTAR PUSTAKA

  Ant, S. S. (2011). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran Memadukan Teori-Teori Klasik dan Pandangan-Pandangan Kontemporer. Bandung: Alfabet. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Enawati, E. dan Sari, H. 2010. Pengaruh Media Kornik terhadap Hasil Belajar Siswa

  Kelas X SMA Negeri 3 Pontianak pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Skripsi. Pontianak: FMIPA UNTAN. Gery, A. J. (2012). Kimia intuk SMAiMA Kelas XI Semester 2. Sambas: Yrama Widya dan Disdik Kabupaten Sambas. Muijs, D. D. (2008). . Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyadiprana, A. (2007). Modul-1 Konsep Dasar Pembelajaran.

   Oxtoby, D. W. (2001). Kimia Modern (Edisi 4, Jilid 1). Jakarta: Erlangga. Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern (Edisi Kedua). Bogor: Erlangga .

  Sudjana, N. (2009). Penilaian Hash Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja. Sugiyono. (2009). Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.