Pendidikan Karakter II | MaryamSpKepKom

  

STRATEGI

PEMBELAJARAN NILAI

Disampaikan Oleh : R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom

MK Pendidikan Karakter II Semester II

  

Maret 2016

  

10 tanda-tanda zaman sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran :

2. Membudayanya ketidak jujuran

  1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja 4. Rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru

  3. Sikap fanatik terhadap kelompok 6. Penggunaan bahasa yang memburuk

  5. Semakin kaburnya moral baik & buruk

  

7. Meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba,

alkohol dan seks bebas

  8. Rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara 10. Kurangnya kepedulian di antara sesama

  9. Menurunnya etos kerja dan adanya rasa saling curiga responsibility., New Yor Bantam Books, 1992:12-22) (Lickona. Educating for Character: How our school can teach respect &

  

Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif

Pendidikan Komprehensif:

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh

“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya

anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat

memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita..” (Ki Hajar

Dewantoro)

bi as Pendidikan aa n PT er in g em AKADEMIK po w gr as i & p SMA DSB g - e m in te ng th en in

  SMP g st re PAUD or in Pendidikan /SD ex pl KARAKTER 3

TINJAUAN KARAKTER

  • 1 secara psikologis: merupakan perwujudan dari potensi Intelligency Quotient (IQ),

  

Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient

(SQ), dan Adverse Quotient (AQ)

  • 2 pandangan agama: orang yang berkarakter pada dirinya terkandung potensi-potensi yaitu: Fathonah, Sidiq, Amanah, dan Tabliq.

TINJAUAN KARAKTER

  • • 3 pandangan sosiologi dikenal dengan potensi

    thinker, believer, doer dan networker.
  • 4 pandangan teori pendidikan menjelaskan bahwa

    orang yang berkarakter memiliki potensi kognitif, afektif dan psikomotor.
  • • 5 konteks totalitas proses psikologis & sosial-

  kultural dapat dikelompokkan dalam: olah hati (spiritual & emotional development); olah pikir (intellectual development); olah raga & kinestetik (physical & kinesthetic development); olah rasa & karsa (affective & creativity development) .

  Intra- Persona l Inter- Persona l Logika Rasa FATHONAH THINKER

  IQ OLAH PIKIR SIDDIQ BELIEVER SQ OLAH HATI AMANAH DOER AQ OLAH RAGA TABLIGH NETWORKER EQ OLAH RASA & KARSA

  OLAH HATI OLAH PIKIR OLAH RASA/ KARS A OLAH RAGA beriman dan bertakwa, jujur , amanah, adil, bertanggung jawab , berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik ramah, saling menghargai, toleran, peduli , suka menolong , gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga Ipteks, dan menggunakan bahasa dan produk bersih dan sehat, disiplin , sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih cerdas , kritis, kreatif , inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi refektif Nilai-nilai dalam Pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa

  1. Religius

  10. Semangat Kebangsaan

  17. Peduli Sosial

  16. Peduli Lingkungan

  15. Gemar Membaca

  14. Cinta Damai

  12. Menghargai Prestasi

13.

Bersahabat/Komunikt if

  11. Cinta Tanah Air

  9. Rasa Ingin Tahu

  2. Jujur

  8. Demokratis

  7. Mandiri

  6. Kreatif

  5. Kerja Keras

  4. Disiplin

  3. Toleransi

  18. Tanggung-jawab

  

merupakan

Keluarga

lingkunga

terdekat

n

dan

amat

berpengaruh

bagi

pembentu

  

KARAKTER

kan

PENDIDIKAN KARAKTER

  >> merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

  Dalam Kebijakan Nasional, pendidikan karakter didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta

didik guna membangun karakter pribadi dan kelompok yang unik

sebagai warga negara

  Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu yaitu menanamkan

kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga

peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor).

  Pendidikan karakter yang baik, harus melibatkan bukan saja

aspek “pengetahuan yang baik” (moral knowing), tetapi juga

“merasakan dengan baik” atau “loving the good” (moral feeling), dan “perilaku yang baik” (moral action).

  Lickona (1992) 1. Moral awareness

Moral Knowing Moral Feeling Moral Action

(nurani) 1. Conscience 1. Competence 3. Perspective taking 3. Empathy values (percaya diri

  2. Knowing moral 2. Self- esteem 3. Habit (kebiasaan ) 2. Will (keinginan ) (merasakan lain) penderitaan orang

  4. Moral reasoning 4. Loving the good kebenaran) (mencintai

  5. Decision making 5. Self-control

mengontrol diri)

(mampu

  6. Self-knowledge 6. Humility

(kerendahan hati)

  • Peran sekolah/ kampus sebagai Communities

  of Character dalam pendidikan karakter sangat penting.

  • Sekolah/ kampus mengembangkan proses pendidikan karakter melalui proses

  pembelajaran, habituasi, kegiatan ekstra- kurikuler dan bekerjasama dengan keluarga dan masyarakat dalam pengembangannya.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

  

a.Kegiatan Ekstrakurikuler untuk menyeimbangkan antara

penguasaan teori—praktek pembiasaan perilaku— keterampilan dalam berkehidupan.

b.Kegiatan PRAMUKA mengajarkan & membentuk nilai-nilai

karakter: rasa cinta kpd Tuhan & tanah air, membangun kesetiakawanan, membangun kejujuran, menumbuhkan sikap toleransi, memupuk kebiasaan bekerjasama, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menegakkan disiplin, menumbuhkan semangat kerja keras, menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan sikap pantang menyerah & tidak putus asa.

c.KANTIN KEJUJURAN untuk membentuk watak kejujuran

dan pendidikan anti-korupsi di sekolah.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

  

d. Perlombaan/olimpiade sains, seni & olah raga: didapatkan

nilai budaya berprestasi, budaya apresiasi positif, budaya obyektif komprehensif, budaya rasa penasaran intelektual (intellectual curiosity), & keinginan saling belajar.

  

e. USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS): memupuk

kebiasaan hidup sehat, perilaku bersih, memiliki daya hayat & tangkal dari pengaruh buruk, seperti: penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang.

  

f. Dosen Wali/Pembimbing Akademik adalah Dosen tetap

yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur untuk tugas membimbing, mengarahkan, dan mengawasi proses belajar sejumlah mahasiswa;

TOP DOWN (INTERVENSI)

  R R E E

  V V

  I I T T A A L L

  I I S S A A S S

  I I

BOTTOM UP (BESTPRACTICE, HABITUASI)

  

Cara Membangun Karakter di

Kampus

  

Mahasiswa diberikan target capaian prestasi sebagai berikut:

  1. Pada semester ke 1: sudah mengikuti kegiatan kemahasiswaan (seminar, diskusi, pelatihan dan workshop)

  

2. Pada semester ke 2: sudah menjadi anggota minimal satu

organisasi kemahasiswaan atau organisasi massa atau organisasi kepemudaan

  3. Pada semester ke3: sudah menjadi pengurus kegiatan/organisasi kemahasiswaan atau organisasi massa atau organisasi kepemudaan

  4. Pada semester ke 4: sudah membuat minimal 1 proposal PKM atau karya ilmiah

  5. Pada semester ke 5 dan 6: sudah mengikuti perlombaan/kejuaraan mahasiswa

  

6. Pada semester ke 7 dan/atau 8 sudah membuat publikasi

ilmiah

STRATEGI PEMBELAJARAN

  • >> RENCANA TINDAKAN TERMASUK

  METODE DAN PEMANFAATAN BERBAGAI SUMBER DAYA DALAM PEMBELAJARAN.

  • >> DISUSUN UNTUK MENCAPAI

  TUJUAN PEMBELAJARAN

  PRINSIP DALAM PROSES

PEMBELAJARAN

  1. INTERAKTIF > Proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.

  Interaksi antara pendidik – peserta didik, antar sesama peserta didik, dan peserta didik dengan lingkungannya.

  2. INSPIRATIF > Memungkinkan peserta didik untuk mencoba dan melakukan sesuatu.

  3. MENYENANGKAN > Memungkinkan seluruh potensi peserta didik dapat dikembangkan. Contoh : ruangan, media, metode, komunikasi sumber belajar, dll

  4. MENANTANG > Membuat peserta didik tertantang untuk mengembangkan kemampuan berpikir, keterampilan aplikatif dan bersosial.

  5. MOTIVASI > Memberikan dorongan untuk belajar.

  Menunjukkan pentingnya pengalaman dan

  BERBAGAI STRATEGI

PEMBELAJARAN

  A. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (Contextual Learning)

  B. PEMBELAJARAN INKUIRI (Inquiry

  Learning)

  C. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Problem Base Learning)

  D. PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Cooperative Learning)

  E. PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (Expository Learning)

  STRATEGI PEMBELAJARAN KOTEKSTUAL (CTL)

  • MENEKANKAN PADA PROSES

  KETERLIBATAN PESERTA DIDIK SECARA PENUH UNTUK DAPAT MENEMUKAN MATERI YANG DIPELAJARI DAN MENGHUBUNGKANNYA DENGAN SITUASI KEHIDUPAN NYATA SEHINGGA MENDORONG PESERTA DIDIK UNTUK DAPAT MENERAPKANNYA DALAM KEHIDUPAN

ASAS-ASAS DALAM CTL

  1) KONSTRUKTIVISME (PESERTA DIDIK MEMBANGUN SENDIRI PENGETAHUAN MELALUI KETERLIBATAN AKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN)

  2) MENEMUKAN (INQUIRY) 3) BERTANYA (QUESTIONING) 4) MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) 5) PERMODELAN (MODELLING) 6) REFLEKSI (REFLECTION) : MERENUNG

7) PENILAIAN YG SEBENARNYA

  KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK

  • Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
  • Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
  • Yang diukur keterampilan dan penampilan, bukan mengingat fakta
  • Berkesinambungan • Terintegrasi • Dapat digunakan sebagai feedback

PERBANDINGAN CTL DAN TRADISIONAL

  1. Peserta didik aktif terlibat Peserta didik adalah penerima NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL dalam proses pembelajaran informasi secara pasif

  2. Peserta didik belajar dari Peserta didik belajar secara kelompok, diskusi, saling teman melalui kerja individual

3. Pembelajaran dikaitkan Pembelajaran sangat abstrak dan

mengoreksi dengan kehidupan nyata teoritis 4. Perilaku dibangun atas Perilaku dibangun atas kebiasaan disimulasikan dan/ atau masalah yang

5. Keterampilan Keterampilan dikembangkan atas

dikembangkan atas dasar dasar latihan kesadaran diri

6. Hadiah untuk perilaku baik Hadiah untuk perilaku baik adalah

adalah kepuasaan diri pujian atau nilai rapor pemahaman

PERBANDINGAN CTL DAN TRADISIONAL

  

7. Seseorang tidak melakukan Seseorang tidak melakukan yang

NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL yang jelek karena dia sadar jelek karena dia takut hukuman 8. Peserta didik menggunakan Peserta didik secara pasif

kemampuan berpikir kritis, menerima, tanpa memberikan

hal itu keliru dan merugikan

9. Peserta didik diminta Pendidik adalah penentu jalannya

pembelajaran efektif pembelajaran terlibat penuh agar kontribusi ide dalam proses memonitor dan mengembangkan bertanggung jawab proses pembelajaran

10. Penghargaan terhadap Pembelajaran tidak memerhatikan

pengalaman peserta didik pengalaman peserta didik pembelajaran

11. Hasil belajar diukur dengan Hasil belajar diukur hanya dengan

berbagai cara: proses tes sangat diutamakan bekerja, hasil karya,

PERBANDINGAN CTL DAN TRADISIONAL

  

12. Pembelajaran terjadi di Pembelajaran hanya terjadi dalam

NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 13. Penyesalan adalah Sanksi adalah hukuman dari dan setting berbagai tempat, konteks, kelas 14. Perilaku baik berdasar Perilaku baik berdasar motivasi hukuman dari perilaku jelek perilaku jelek

15. Seseorang berperilaku baik Seseorang berperilaku baik karena

motivasi intrinsik ekstrinsik terbaik dan bermanfaat Kebiasaan ini dibangun dengan karena dia yakin itulah yang dia terbiasa melakukan begitu. hadiah yang menyenangkan

  STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

(SPI)

  • MENEKANKAN PADA PROSES BERPIKIR SECARA KRITIS DAN ANALITIS UNTUK MENCARI DAN MENEMUKAN SENDIRI JAWABAN DARI SUATU MASALAH YANG DIPERTANYAKAN.
  • MENEMPATKAN PESERTA DIDIK SEBAGAI SUBJEK BELAJAR
  • MENUMBUHKAN SIKAP PERCAYA DIRI
  • SEJAUHMANA AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM MENCARI DAN MENEMUKAN

    SESUATU DAN BUKAN PADA MENGUASAI

    MATERI PEMBELAJARAN

TUJUAN PENGGUNAAN SPI

  • MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

  BERPIKIR SECARA SISTEMATIS, LOGIS DAN KRITIS.

  • TIDAK HANYA DITUNTUT AGAR

  MENGUASAI MATERI PEMBELAJARAN AKAN TETAPI BAGAIMANA PESERTA DIDIK DAPAT MENGGUNAKAN POTENSI YANG DIMILIKINYA.

PRINSIP PENGGUNAAN SPI

  1) PRINSIP INTERAKSI 2) PRINSIP BERTANYA 3) PRINSIP KETERBUKAAN 4) PRINSIP BELAJAR UNTUK BERPIKIR 5) BERORIENTASI PADA

  PENGEMBANGAN INTELEKTUAL

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS

  • Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk merumuskan dan memilih topik masalah yang ingin dijawab terkait dengan materi pembelajaran.
  • Diarahkan pada aktivitas pembelajaran yang mengarah pada penyelesaian masalah secara sistematis dan logis.

CIRI UTAMA SPBM

  1. AKTIVITAS PEMBELAJARAN DIARAHKAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH

  2. DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERPIKIR SECARA ILMIAH (SISTEMATIS DAN EMPIRIS)

  3. MENUNTUT SERANGKAIAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN (MULAI BERKOMUNIKASI, MENCARI,

TUJUAN SPBM

  • AGAR PESERTA DIDIK TERLATIH UNTUK BERPIKIR KRITIS, ANALITIS,

  SISTEMATIS DAN LOGIS DALAM RANGKA MEMECAHKAN MASALAH YANG DIRUMUSKANNYA. PELAKSANAAN SPBM BAGI

MAHASISWA

  1) MENYADARI MASALAH (ADANYA KESENJANGAN YANG PERLU DICARIKAN PENYELESAIANNYA) > PILIH SALAH SATU

  2) MERUMUSKAN MASALAH 3) MERUMUSKAN HIPOTESIS (DUGAAN

  SEMENTARA) 4) MENGUMPULKAN DATA 5) MENGUJI HIPOTESIS 6) MENENTUKAN PILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (SPK)

  • Menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok.
  • Perspektif belajar melalui kooperatif : motivasi (memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling mendukung); sosial (saling membantu untuk berhasil); perkembangan kognitif (untu berpikir mengolah informasi); elaborasi kognitif (berusaha untuk memahami

KARAKTERISTIK SPK

  A. PEMBELAJARAN SECARA TIM : Membuat setiap anggota untuk saling membantu

  B. MANAJEMEN KOOPERATIF : Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Evaluasi/ Kontrol.

  C. KERJA SAMA : Ada tugas dan tanggung jawab masing-masing tetapi diperlukan saling membantu

  D. KETERAMPILAN KERJA SAMA : berinteraksi, berkomunikasi,

PRINSIP SPK

  1. KETERGANTUNGAN POSITIF

  2. TANGGUNG JAWAB PERORANGAN

  3. INTERAKSI TATAP MUKA

  4. PARTISIPASI DAN KOMUNIKASI

  STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)

  • Menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal/ lisan/ ceramah dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
  • Materi pelajaran sudah jadi sehingga tinggal menghafal.
  • Materi yang disampaikan merupakan hal baru dan relevan.

PRINSIP SPE

  • BERORIENTASI PADA TUJUAN >

  Dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur dan kompetensi yang harus dicapai.

  • PRINSIP KOMUNIKASI > Mudah ditangkap oleh penerima pesan.
  • PRINSIP KESIAPAN > Dipersiapkan dulu secara fsik dan psikis untuk menerima pembelajaran
  • PRINSIP BERKELANJUTAN >

  Mendorong untuk mau belajar

  Penerapan SPE bagi

mahasiswa

  • Melakukan persiapan

  (membangkitkan minat, menggugah rasa ingin tahu, menciptakan suasana terbuka)

  • Melakukan penyajian (menggunakan bahasa, memperhatikan audiens, kontak mata, intonasi suara, menggunakan humor)
  • Menghubungkan materi dengan dengan pengetahuan, pengalaman

  Penerapan SPE bagi

mahasiswa

  • Menyimpulkan (mengulang yang menjadi intisari materi, memberikan sejumlah pertanyaan yang relevan)
  • Menerapkan (mendapat tugas yang relevan, mendapat tes sesuai materi yang diberikan)

  PROSEDUR PELAKSANAAN SPE

  • RUMUSKAN TUJUAN YANG INGIN

  DICAPAI

  • KUASAI MATERI DENGAN BAIK • KENALI MEDAN YANG TERKAIT (MIS.

  LATARBELAKANG AUDIENS, KONDISI RUANGAN, PERSIAPAN ALAT, DLL)

TAKE HOME MESSAGE

  NILAI-NILAI KARAKTER DAPAT DIPEROLEH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN.

  METODE PRAKTIKUM, ROLE PLAY/ SIMULASI, DEMONSTRASI, PRESENTASI, KERJA KELOMPOK, BED SITE TEACHING, KLINIK & LAPANGAN, DLL >> DILAKUKAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER

  

Buku Bacaan

• Sutarjo Adisusilo. (2012).

  Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT. Rajagrafndo Persada.