Makalah sosial ekonomi bangsa arab.docx

SEJARAH BANGSA ARAB
(dalam Kehidupan Sosial dan Kondisi Ekonomi)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sosio Budaya Arab”

Disusun Oleh:
Muhammad Ilham Farkani
Mohamad Ali Musthofa

STAI Khozinatul Ulum

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jazirah Arab adalah salah satu negara yang strategis dan
mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar, sehingga
terciptalah struktur sosial dan ekonomi yang beraneka ragam.
Dalam struktur masyarakat Arab, kabilah sebagai intinya. Ia adalah
organisasi keluarga besar yang hubungan antara anggota-anggotanya
terkait oleh pertalian darah (nasabiyah atau familisme), perkawinan, teman
dekat, maupun ikatan suaka politik. Struktur masyarakat mereka berlapislapis, mulai dari kabilah yang dianggap mulia sampai tingkat bawah.
Kebiasaan mereka saling berebut kekuasaan dengan yang lainnya.

Mata penghidupan bangsa Arab terbagi menjadi beberapa macam;
seperti pertanian, peternakan, dan perkebunan yang mayoritas bermukim
di daerah pedalaman, padang rerumputan, dan desa-desa. Sedangkan
perdagangan, perindustrian, kerajinan, dan pertukangan berdomisili di
daerah perkotaan dan pesisir sekitar jazirah Arab.

1|Sosio Budaya Arab

Selanjutnya, penulis akan memaparkan sedikit sejarah bangsa Arab
dari sisi kehidupan sosial dan ekonomi mereka sebagai salah satu
pembelajaran intensif dan inspirasi bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kehidupan sosial bangsa Arab?
2. Bagaimana kondisi ekonomi bangsa Arab?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk optimalisasi dan
pembelajaran secara intensif dalam mata kuliah “Sosio Budaya Arab”
dengan tema “Kehidupan Sosial Dan Kondisi Ekonomi Bangsa Arab”.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kehidupan Sosial Bangsa Arab
1. Struktur Masyarakat
Kabilah merupakan inti dari struktur masyarakat Arab. Identitas
sosial mereka berakar pada keanggotaan dalam suatu komunitas. Pada
mulanya kelompok keluarga membentuk kabilah (clan) dan beberapa
kabilah membentuk suku (tribe) dengan seorang pemimpin yang
disebut syaikh al-kabilah. Kabilah merupakan ikatan keluarga besar
yang hubungan anggota-anggotanya bisa berdasarkan hal-hal sebagai
berikut:
 Sebab pertalian darah (nasab)
 Ikatan perkawinan
 Ikatan politik1

Mereka lebih menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan
dan solidaritas merupakan sumber kekuatan suatu suku atau kabilah
atau yang disebut ashabiyah qabiliyah. Hal ini diwujudkan dalam
perlindungan kabilah atas seluruh anggotanya. Jika ada kesalahan
1

Khoiriyah, Reorientasi Wawasan “Sejarah Islam” Dari Arab Sebelum Islam Hingga

Dinasti-Dinasti Islam, (Yogyakarta: Teras, Cet. II, 2014), hlm. 16.

2|Sosio Budaya Arab

seorang anggota kabilah maka menjadi tanggung jawab kabilahnya,
yang berarti ancaman terhadap kabilah tersebut. Perselisihan pun
hampir selalu menimbulkan konflik antar kabilah yang melahirkan
peperangan.2
Kabilah di jazirah Arab berlapis-lapis dari kelas atas sampai bawa,
diantara kabilah-kabilah yang mempunyai status sosial tinggi
(terhormat). Misalnya seperti:
 Kabilah Quraisy di Makkah
 Kabilah Auz dan Hazraj di Yatsrib3
Sedangkan dari segi pemukiman, bangsa Arab di bagi menjadi dua,
yaitu:
 Kaum Badui adalah penduduk desa dan suku pedalaman yang
hidup secara nomaden demi mencari tempat yang subur dan
sumber air untuk binatang ternak mereka.
 Kaum Hadhari adalah penduduk yang menetap di pesisir yang
mengelilingi jazirah Arab dan orang-orang yang menetap di kotakota atau daerah pemukiman yang subur seperti di Yaman.4

2. Kebiasaan Moral Jahiliyah
Dalam kehidupan kelas bangsawan, ada beberapa aturan-aturan,
diantaranya yaitu:
 Jika ingin dihormati maka harus banyak dibicarakan oleh wanita
tentang kemuliaan dan keberaniaannya.
 Seorang laki-laki dianggap pemimpin dalam keluarga.
 Wanita tidak bisa menentukan pilihannya sendiri melainkan melalui
wali.
Sedangkan

kebiasaan-kebiasaan

jahiliyah

dalam

kelas

masyarakat lainnya seperti:
2

3 ibid.
4

Khoiriyah, Reorientasi Wawasan “Sejarah Islam” Dari Arab Sebelum Islam Hingga
Dinasti-Dinasti Islam,…hlm. 17.
Khoiriyah, Reorientasi Wawasan “Sejarah Islam” Dari Arab Sebelum Islam Hingga
Dinasti-Dinasti Islam,…hlm. 9-10.

3|Sosio Budaya Arab






Kebebasan dalam berhubungan antara laki-laki dan wanita.
Poligami tanpa ada batas maksimal.
Menikah tanpa pandang bulu (dengan keluarga dekatnnya sendiri).
Jika mempunyai anak wanita dianggap sebagai aib dan harus


dibunuh bahkan dikubur hidup-hidup.
 Wanita dijadikan barang taruhan dan tidak berarti.
 Perzinaan tidak dianggap sebagai aib yang mengotori keturunan.
 Mengambil keputusan (seperti: menikah, bepergian, dll) dengan cara
ramalan dan mengadu nasib dengan menggunakan al-azlam (anak
panah).
 Percaya dengan ramalan dan tahayul.
 Melakukan perjudian dan undian.5
B. Kondisi Ekonomi Bangsa Arab
1. Peternakan
Orang-orang Arab, khususnya di daerah pedesaan suka memelihara
unta untuk dikendarai dan menggembalakan ternak-ternaknya seperti
domba, kambing, kuda, dan lain-lain untuk penghidupan mereka.
Unta dan kuda memegang peranan penting bagi orang-orang Badui
dalam kehidupan mereka di padang pasir; seperti:
 Termasuk binatang yang memberi bekal sehari-hari.
 Sebagai alat pengangkutan dan tukar menukar barang serta dalam




peperangan.
Dagingnya sangat istimewa untuk dimakan.
Dapat digunakan untuk mas kawin, membayar denda atas



pembunuhan, keuntungan main judi, dan kekayaan seorang syaikh.
Air susunya diminum sebagai pengganti air yang diberikan kepada



ternak.
Kulitnya dijadikan pakaian dan perkemahan serta kotorannya
sebagai bahan bakar.
Sekalipun orang-orang Arab beternak binatang peliharaan, tetapi

telah menjadi sifat manusia yaitu selalu merasa kekurangan dan merasa
penghasilnya masih belum mencukupi kehidupan sehari-hari. Hal
seperti itu menimbulkan pertengkaran, keributan, dan perkelahian;
seperti berebut kekuasaan, merampok, dan merampas harta orang lain.6

5
6

Khoiriyah, Reorientasi Wawasan “Sejarah Islam” Dari Arab Sebelum Islam Hingga
Dinasti-Dinasti Islam,…hlm. 17.
Khoiriyah, Reorientasi Wawasan “Sejarah Islam” Dari Arab Sebelum Islam Hingga
Dinasti-Dinasti Islam,…hlm. 18.

4|Sosio Budaya Arab

2. Perdagangan
Sebagian diantara mereka yang tinggal di kota-kota, mayoritas
mempunyai mata pencarian dengan berdagang. Pada mulanya para
pedagang menemukan banyak kendala dalam aktifitas mereka, seperti
sulitnya perjalanan, adanya gangguan di padang pasir, iklim cuacanya
yang sangat panas, dan banyaknya tepi-tepi perbukitan.7
Dalam hal ekonomi perdagangan, bangsa Arab mengalami
kemajuan yang sangat pesat, khususnya bangsa Arab di Yaman.
Perdagangan merupakan sarana yang paling dominan untuk memenuhi
kebutuhan hidup di daerah tersebut. Barang-barang dagangan mereka

seperti makanan dan bahan pakaian merupakan hasil dari tanah airnya
sendiri, karena disebabkan daerahnya yang subur dan juga majunya
orang-orang yang ada di dusun-dusun dalam bidang pertanian. 8
Begitu pula perniagaan di kota Makkah, menjadi kesukaan
saudagar-saudagar Quraisy karena letaknya yang cukup strategis.
Makkah menjadi jalur perdagangan lokal dan interlokal yang sangat
penting, yang menghubungkan antara utara (Syam) dan selatan
(Yaman), antara timur (Persia) dan barat (Abesinia dan Mesir);
sehingga perdagangan di Makkah menjadi semakin maju dan menjadi
pusat peradaban dan kebudayaan. Melalui jalur perdagangan, bangsa
Arab menjalin hubungan dengan bangsa lain seperti Syiria, Persia,
Habsyi, Mesir, dan Romawi.9
Sedangkan di daerah Hijaz, pada permulaan terjadi kesulitan dalam
bidang perdagangan dikarenakan tempatnya yang sangat jauh sehingga
kurangnya akses perniagaan disana. Walaupun demikian, lambat laun
bangsa Arab di kota itu pun, akhirnya memperoleh kemajuan sedikit
demi sedikit dalam.10

7
8

9
10

Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, jilid 1, (Jakarta: Gema Insani,
2001), hlm. 20.
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, jilid 1, (Jakarta: Gema Insani,
2001), hlm. 32-33.
Khoiriyah, Reorientasi Wawasan “Sejarah Islam” Dari Arab Sebelum Islam Hingga
Dinasti-Dinasti Islam, …hlm. 19.
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad,…hlm. 32-33.

5|Sosio Budaya Arab

3. Perindustrian
Orang Arab mengenal perindustrian dan kerajinan berasal dari
rakyat Yaman, Hirah, dan Syam. Mereka mulai membuat dari hal yang
sederhana, seperti: jahit menjahit, menyamak kulit, dan lainnya;
sedangkan wanita-wanita arab yang menangani pemintalan.11
4. Pertanian
Pertanian di jazirah Arab, hanya tertentu di daerah-daerah subur

yang terdapat wadi atau oase yang bisa membantu mereka dalam
bercocok tanam, misalnya seperti:
 di daerah Hijaz banyak ditumbuhi kurma yang merupakan
primadona pertanian di jazirah Arab. Kurma juga merupakan



makanan utama masyarakat Badui.
Gandum dan sejenisnya tumbuh di daerah Yaman.
Anggur dan Zaitun dibudidayakan di Suriah yang kemudian dibawa
ke Thaif; serta produk lain dari oase-oase Arab antara lain delima,
apel, aprikot, almond, jeruk, lemon, tebu, dan lain-lain.12

5. Pertukangan
Bangsa Arab khususnya di negeri Hadhramaut, Muhrah, dan
Yaman pada waktu itu sudah maju dalam bidang pertukangan dibanding
bangsa lainnya. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian para ulama’
tarikh dengan ditemukannya peninggalan-peninggalan yang sangat
berharga seperti di kota Shana’ dan Ma’rib (Yaman); antara lain seperti
gedung-gedung yang megah, kebun yang luas, bangunan-bangunan
yang indah, ukir-ukiran, dan tulisan serta gambar yang sangat
menakjubkan.13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

11
ibid.
12
ibid.
13 ibid…hlm. 33.

6|Sosio Budaya Arab

Kondisi sosial masyarakat di jazirah Arab yaitu bermoral jahiliyah.
Struktur masyarakat di sana terdiri dari kabilah-kabilah yang terbentuk
dari berbagai ikatan; seperti nasab, keluarga, teman akrab, perkawinan,
maupun politik. Kabilah-kabilah yang terhormat, antara lain: Quraisy, Auz,
dan Hazraj.
Mereka mempunyai mata pencaharian bermacam-macam untuk
kelangsungan hidup, antara lain: ternak, dagang, industri, kerajinan, dan
pertanian; bahkan sampai mencapai puncak kejayaan di dalam bidang
perdagangan, dan pertukangan.
B. Kritik dan Saran
Semoga penjelasan tentang “Kondisi Sosial Dan Ekonomi Bangsa
Arab” tersebut bisa bermanfaat bagi segenap pembaca. Kami mohon maaf
apabila ada kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan. Kritik dan
saran yang membangun selalu dinantikan untuk kemajuan bersama. Sekian
dan wallahu a’lam bissowab.

DAFTAR PUSTAKA
Khoiriyah, Reorientasi Wawasan “Sejarah Islam” Dari Arab Sebelum Islam
Hingga Dinasti-Dinasti Islam, (Yogyakarta: Teras, Cet. Ii, 2014).
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, jilid 1, (Jakarta: Gema
Insani, 2001).

7|Sosio Budaya Arab