Struktur dan Pola Hutan Rakyat

Hamdani Fauzi
Email:danie_bastari@yahoo.co.id
www.puspersaf.or.id

Mahasiswa dapat memahami pengertian
HUTAN RAKYAT (PRIVATE FOREST),
menjelaskan struktur dan fungsi hutan
rakyat, memahami manfaat hutan rakyat
dan pengembangan hutan rakyat



Undang-undang RI. No.41 (1999) tentang
Kehutanan:

◦ Hutan rakyat ialah hutan yang terdapat di atas
tanah yang dibebani hak atas tanah seperti hak
milik, hak guna usaha dan hak pakai. Lahan yang
dibebani dengan hak-hak seperti itu adalah lahan
milik masyarakat. Oleh karenanya, hutan rakyat
disebut juga dengan hutan milik.

◦ Luas lahan hutan rakyat minimal 0,25 Ha dengan
penutupan tajuk minimal 50%
◦ Jumlah pepohonan awal minimal 500 pohon/Ha dan
akhir 250 pohon/Ha



Tujuan pembangunan hutan rakyat adalah
untuk merehabilitasi dan meningkatkan
produktivitas lahan serta kelestarian
sumberdaya alam agar dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya kepada
pemiliknya, sehingga kesejahteraan hidup
pemiliknya meningkat (Sumedi, 2006).



Apabila dirinci, tujuan pembangunan hutan rakyat
tersebut adalah :
◦ meningkatkan pendapatan petani perdesaan terutama di

daerah lahan kritis,
◦ memperbaiki tata air dan lingkungan pada lahan milik
rakyat,
◦ memanfaatkan secara optimal lahan yang tidak produktif
untuk usaha tani tanaman semusim maupun tahunan,
◦ penganekaragaman komoditas dan hasil pertanian yang
diperlukan masyarakat, dan
◦ meningkatkan produksi kayu bakar dan kayu perkakas.



Sasaran lokasi pembangunan hutan
rakyat ialah pada areal lahan kritis
milik rakyat dengan kondisi seperti :

◦ Berjurang,
◦ Bertebing dengan kelerengan lebih dari 40
%, atau
◦ Lahan yang diterlantarkan sebagai bekas
lahan tanaman semusim.


 Hutan

rakyat memiliki potensi
cukup besar dalam menyediakan
kayu bulat baik untuk industri
kayu pertukangan maupun kayu
bakar.
 Luas hutan rakyat Indonesia telah
mencapai 1.279.581 ha dengan
produksi 42,97 juta m3 (Anonim,
2006).



Kualitas produk kayu hutan rakyat tidak kalah dari
produk kayu hutan alam baik untuk kebutuhan bahan
bangunan maupun bahan baku industri.
Untuk bahan konstruksi bangunan misalnya:
◦ lantai (flooring),

◦ dinding,
◦ jembatan,
◦ tiang listrik,
◦ kapal kayu dan lain-lain.
Untuk bahan baku industri:
◦ industri pulp (bubur kertas),
◦ kayu perekatan (kayu lapis indah dan glulam),
◦ papan partikel,
◦ papan mineral,
◦ papan blok dan industri balok kotak (box beam).






Struktur dan komposisi hutan akyat sangat
ditentukan oleh tujuan pengelolan pemiliknya
Struktur hutan rakyat di Pulau Jawa pada
umumnya terdiri atas pepohonan dan

tumbuhan bawah.
Jenis pepohonan penyusun hutan rakyat
terdiri atas pepohonan yg disukai pemiliknya,
misalnya jati, mahoni, sengon, jabon, suren,
karet, kopi, coklat dll.






Tumbuhan bawah biasanya berupa tanaman
semusim guna menambah nilai ekonominya.
Jenis tumbuhan bawahnya biasanya terdiri
atas kapulaga, porang, lada, ubi jalar,
ganyong dll yang tahan terhadap naungan
pepohonan.
Strata tinggi kanopi penyusun hutan rakyat
biasanya kurang dari 3 strata.
Struktur diameter batang pohon biasanya

tersebar mualai dari seedling sampai pohon
besar berdiameter > 20 cm

 Sistem

penggunaan lahan pada
hutan rakyat sangat efektif:
karena tanaman tahunan
(pepohonan) dan tanaman perdu
tumbuh bersama-sama dalam
campuran dengan pembagian
tapak secara berurutan dengan
ataupun tanpa hewan
 Perpaduan pepohonan dengan
tumbuhan perdu membentuk pola
hutan rakyat yang khas.



Pola hutan rakyat yang ditemukan di Pulau

Jawa:
◦ bentuk murni hutan dengan pola tanam
monokultur misalnya hutan sengon
monokultur,
◦ bentuk murni hutan dengan pola tanam
campuran dari berbagai jenis pohon
hutan, dan
◦ bentuk hutan rakyat dengan sistem
agroforestri (yaitu campuran antara jenisjenis tanaman tahunan dengan tanaman
semusim).



Berdasarkan komposisinya hutan rakyat pada
prnsipnya terdir atas dua jenis yaitu monokultur
dan polikultur.
Sebagai contoh adalah pola hutan rakyat di
Wonogiri Doni (1996) adalah sbb:
1. pola murni tanaman tahunan yang lambat
tumbuh,

2. pola campuran tanaman tahunan dengan
tanaman buah-buahan,
3. pola campuran tanaman tahunan dengan
tanaman semusim, dan
4. pola campuran tanaman tahunan dengan
tanaman buah-buahan dan tanaman semusim



Di Gunung Kidul Sumedi (2006) mendeskripsi hutan
rakayat berdasarkan dominansi jenis penyusunnya
mendapatkan 6 pola hutan rakyat sebagai berikut:
1.
Pola kayu-kayuan, yaitu hutan rakyat yang didominasi
oleh tanaman penghasil kayu bangunan ataupun
bahan perkakas.
2.
Pola industri, yaitu hutan rakyat yang didominasi oleh
jenis tanaman perdagangan
3.

Pola hortikultura, yaitu hutan rakyat yang didominasi
oleh tanaman buah-buahan
4.
Pola kayu bakar, yaitu hutan rakyat yang didominasi
oleh jenis pohon yang kayunya untuk menghasilkan
energi
5.
Pola tanaman pangan, yaitu hutan rakyat didominasi
oleh tanaman pangan
6.
Pola silvopasture, yaitu hutan rakyat yang didominasi
oleh jenis tanaman yang dapat menghasilkan makanan
ternak

Pola hutan rakyat di Kabupaten Ciamis lebih beragam
dibanding tempat lain
Di kab. Ciamis Sudiana
(2010) mendapatkan 9
macam pola tanam HR
yaitu:

1. Berbasis Sengon

2. Berbasis Mahoni

SENGON

MAHONI

KARET

MPTS

COKLAT

KAPULAGA

JATI

3. Berbasis Jati


4. Berbasis Karet

5. Berbasis MPTS
6. Berbasis

Tan.Semusim

SEMUSIM

7. Berbasis Coklat

8. Berbasis Kapulaga
9. Berbasis Kopi

KOPI

Ekosistem

Hutan Rakyat
dengan
tanaman utama
Jati.
Tanaman
bawahnya
Empon-empon,
Garut, Tales,
dan umbiumbian lainnya

Manfaat hutan rakyat dapat dianalisis dari
3 segi:
1. Manfaat Ekologi dan
Lingkungan
2. Manfaat Ekonomi
3. Manfaat Sosial

a.

Manfaat Ekologi dan Lingkungan
 Konservasi tanah dan air
◦ HR dpt menyerapkan air hujan ke
dalam tanah shg dapat
mengendalikan limpasan
permukaan, erosi dan banjir
◦ Semakin kompleks struktur dan
komposisi ekosistem hutan rakyat
maka semakin rendah limpasan
permukaan dan erosi
 Konservasi biologi
◦ Di dalam HR terdapat banyak
species tumbuhan maupun hewan
sebagai sumber genetik

Longsor, erosi, dan banjir selalu
terjadi di Indonesia

Peranan vegetasi dalam siklus air

21



Komponen vegetasi seperti
tajuk, seresah/humus dan
sistem perakaran,
berperanan penting dalam
menjaga sistem tata air
yaitu dalam hal:
– menguapkan air
(evaporasi & transpirasi)
– Menyerapkan air ke
dalam tanah (infiltrasi)
– Mengurangi daya kinetis
butiran air hujan
– memperbesar daya
tampung lahan untuk
menyimpan air dalam
tanah
– mengurangi aliran
permukaan (run off)
– mengurangi erosi tanah
– Produksi air bersih

Peran vegetasi dalam mengurangi limpasan permukaan dan erosi dpt
dilakukan dg membadingkan limpasan permukaan antara lahan
bervegetasi dg lahan kosong

2. Manfaat Ekonomi

◦ Menghasilkan lebih besar keuntungan
pada penggunaan lahannya karena
tumbuhan bawah dapat digantikan oleh
tumbuhan budidaya., sehingga:

 Terjadi keberlanjutan usaha konservasi
tanah,
 Terjadi peningkatan hasil, Memperkecil
resiko kerusakan atau kegagalan tanam,
 Kemudahan pengelolaan dan pengendalian
hama dan penyakit tanaman
 Memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi
masyarakat setempat.

2. Manfaat Sosial

◦ Menyerap tenaga kerja :

 Pengolahan lahan
 Pembibitan
 Penanaman
 Pemeliharaan spt pemupukan ulang,
pengendalian hama penyakit,
penjarangan, pemangkasan (pruning) dll.
 Panen seperti penebangan,
pengangkutan log, penanganan pasca
panen dll.

◦ Mencegah urbanisasi

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2