ILMU BAHAN MAKANAN Rumput laut
ILMU BAHAN MAKANAN
IKAN DAN HASIL PERIKANAN
RUMPUT LAUT
Dosen Pengampu : Ninik Rustanti, S.TP, M.Si
Disusun oleh :
Gardinia Nugrahani
22030112130017
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumput laut atau bisa disebut sea veggies adalah salah satu hasil perikanan yang berupa alga
yang hidup di perairan laut. Rumput laut mengandung banyak mineral dan zat gizi yang berguna
bagi tubuh.
Indonesia yang berada di wilayah tropis memiliki sumber daya rumput laut yang tidak kurang
555 jenis seperti Gracilaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargassum, and Turbinaria .1 Oleh
karena itu perlu adanya eksplorasi dan pengembangan pemanfaatan dari potensi alam yang kita
miliki.
Rumput laut memiliki nilai ekonomis tinggi setra berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh.
Penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat rumput laut akan dibahas pada bab pembahasan.
1.2
Rumusan Masalah
2.1
Apa itu rumput laut dan apa saja macamnya?
2.2
Bagaimana kandungan gizi yang terdapat pada rumput laut?
2.3
Apa manfaat rumput laut bagi kesehatan?
2.4
Sifat khas apakah yang dimiliki rumput laut?
2.5
Bagaimana cara menyimpan rumput laut supaya tidak mudah rusak?
2.6
Bagaimana cara mengolah rumput laut yang benar?
2.7
Hasil olahan apa saja yang berbahan baku rumput laut?
2.8
Bagaimana perkembangan rumput laut di Indonesia?
1.3
Tujuan
2.1
Agar pembaca mengetahui apa itu rumput laut dan macamnya.
2.2
Agar pembaca mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada rumput laut.
2.3
Agar pembaca mengetahui manfaat rumput laut bagi kesehatan
2.4
Agar pembaca mengetahui sifat khas yang hanya dimiliki oleh rumput laut.
2.5
Agar pembaca mengetahui cara penyimpanan rumput laut supaya tidak mudah rusak.
2.6
Agar pembaca mengetahui cara mengolah rumput laut yang benar.
2.7
Agar pembaca mengetahui hasil olahan yang berbahan baku rumput laut.
2.8
Agar pembaca mengetahui perkembangan rumput laut di Indonesia
2
1.4
Manfaat
Dengan membaca paper ini, pembaca akan mendapatkan informasi mengenai pa yang
dimaksud, jenis, kandungan gizi, manfaat, sifat dari rumput laut. Adanya informasi tentang
kandungan gizi dari rumput laut, dapat digunakan sebagai acuan untuk mengatasi adanya
permasalahan gizi di Indonesia. Contohnya goiter atau gondok secara tradisional bisa
menggunakan rumput laut sebagai asupan yang mengandung iodium, dan dapat mencegah goiter
menjadi semakin parah.2
Serta pembaca akan mengetahui bagaimana cara mengolah dan menyimpan rumput laut yang
benar, sehingga dengan membaca paper ini pembaca akan mampu mengolah dan memanfaatkan
rumput laut dengan baik dalam memenuhi kebutuhannya. Dan supaya sumber daya rumput laut
yang ada di alam Indonesia akan lebih dimanfaatkan dan dieksplorasi secara bertanggung jawab.
3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Macam Rumput Laut
Alga atau ganggang adalah organisme mirip tanaman yang hidup di perairan. Alga tidak
memiliki akar, daun, atau system pembuluh, sehingga mendapatkan makanan melalui proses
osmosis. Dua jenis utama dari alga yang telah diidentifikasi adalah yang mikroalga, yang
ditemukan di kedua bentik dan pesisir dan juga di seluruh perairan laut serta makroalga atau
rumput laut yang menempati zona litoral. 3
Rumput laut termasuk golongan alga yang umumnya hidup menempel di batu atau substrat
keras lain di wilayah pesisir. 4 Dilihat dari bentuknya, rumput laut atau alga tidak memperlihatkan
adanya perbedaan antara akar, batang dan daun. Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai
bentuk yang mirip walaupun sebenarnya berbeda. Bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanya
thalus (jaringan yang tidak berdiferensiasi). Bagian-bagian dari talus rumput laut meliputi
pegangan erat (jangkar), Stipe (mendukung pisau) dan pisau (untuk fotosintesis). Bentuk thalus
rumput laut ada bermacam-macam, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti
kantong dan rambut dan sebagainya.
Rumput laut dibedakan dalam tiga kelompok yang berbeda, dibedakan atas dasar warna talus
yaitu alga coklat (phaeophyta), ganggang merah (rhodophyta) dan ganggang hijau
(Chlorophyta).
Ganggang merah dan coklat hampir semuanya ada di laut, sementara ganggang hijau umum di
air tawar (sungai dan danau), dan bahkan pada batu, dinding, rumah, dan kulit pohon di tempattempat lembab lainnya.
Berikut penjelasan mengenai jenis dan macam rumput laut. 5
a.
Alga merah (rhodophyta)
Warna alga merah sangat mencolok dan bercahaya. Alga ini memiliki pigmen fikobilin, yang
terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru). Alga merah biasanya
berukuran kecil dan bentuknya lebih beraneka ragam serta jumlahnya banyak. Alga merah yang
memiliki ukuran yang paling panjang adalah kurang lebih 1-2 m.
Alga ini memiliki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch). Dalam dinding selnya
terdapat selulosa, agar, carragenan, porpiran dan furselaran. Contoh dari alga merah yaitu
Gracillaria, Gellidium, Eucheuma, Hypnea, Gigartina , dan Porpiran.
Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk. Reproduksi seksual
dengan karpogonia dan spermatia. Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel di ujung thalus)
4
dan multiaksial (banyak sel di ujung thalus). Alat perekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel
tunggal atau sel banyak.
b.
Alga hijau ( Chlorophyceae )
Alga hijau merupakan kelompok alga yang berwarna hijau. Di dalam sel-selnya mengandung
satu sampai beberapa buah kloroplas. Pigmen fotosintetik yang terdapat di dalam plastida terdiri
dari klorofol a dan b jumlahnya sangat banyak sehingga menutupi pigmen lainnya yaitu karoten
dan xantofil sehingga algae ini berwarna hijau. Contoh alga hijau adalah Caulerpa sp. Codium
sp, Halimeda sp.
Alga kelas ini mempunyai bentuk yang beragam, namun bentuk umum yang dijumpai adalah
bentuk filamen (seperti benang) dengan septa (sekat) atau tanpa sekat, dan berbentuk lembaran.
Perkembangbiakan seksual sebagai berikut isi dari suatu sel biasa tumbuhan yang pipih dan
berlapis dua membentuk sel kelamin yang disebut gamet berbulu getar dua. Setelah gamet lepas
ke air mereka bersatu berpasangan dan melalui pembelahan sel berkembang menjadi tumbuhan
baru yang dikenal dengan sporofit,tetapi biasanya melalui fase benang dulu.
Perkembangbiakan dapat juga secara aseksual. Setiap sel biasa dari tumbuhan zoospore berbulu
getar empat. Zoospora ini setelah dilepas tumbuh langsung menjadi gametofit yakni tumbuhtumbuhan yang menghasilkan gamet. Perkembangbiakan aseksual dapat pula terjadi dengan
fragmentasi yang membentuk tumbuhan tak melekat.
Sebaran alga hijau terdapat terutama di mintakat litoral bagian atas, khususnya di belahan
bawah dari mintakat pasut,dan tepat di daerah bawah pasut sampai kejelukan 10 meter atau
lebih, jadi di habitat yang mendapat penyinaran matahari bagus. Alga dari kelas ini terdapat
berlimpah di perairan hangat (tropik). Di laut kutub Utara, alga hijau ini lebih jarang ditemukan
dan bentuknya kerdil.
c.
Alga coklat (phaeophyta)
Warna alga ini coklat. Mempunyai pigmen klorifil a dan c, beta karoten, violasantin, dan
fukosantin. Alga coklat ini hampir semuanya merupakan tumbuhan laut dan hanya sedikit yang
hidup di air tawar yang diantaranya berukuran sangat besar. Alga coklat berupa tumbuhtumbuhan bercabang berbentuk benang kecil yang halus (Ectocarpus), bertangkai pendek dan
bertalus lebar (Copstaria, Alaria , dan Laminaria , beberapa diantaranya mempunyai lebar 2 m ),
bentuknya bercabang banyak (Fucus, Agregia) dan dari Pasifik terdapatalga berukuran
rakasadengan tangkai yang panjang dan daunnya seperti kulit yang panjang ( Nereocystis,
Pelagophycus, Macrocystis), berbentuk rantai seperti sosis yang kosong dan kasar, dan
panjangnya 30 cm atau lebih. Contoh dari alga coklat adalah Sargassum sp.
2.2
Kandungan Gizi Rumput Laut
5
Rumput laut memiliki kandungan karbohidrat (gula atau vegetable-gum), protein, sedikit
lemak dan abu yang merupakan senyawa garam natrium dan kalium. Rumput laut juga
mengandung vitamin A, B1, B2, B6, B12, dan C, betakaroten, kalsium, fosfor, natrium, zat besi
dan yodium.
Tabel 1. Kandungan gizi rumput laut kering
Zat Gizi
Rumput laut kering
Energi (kkal)
312,0
Protein (g)
1,3
Lemak (g)
1,2
Karbohidrat (g)
83,5
Serat (g)
2,7
Abu (g)
4,0
Vitamin B1 (mg)
0,01
Riboflavin (mg)
0,22
Niasin (mg)
0,2
Zat besi (mg)
0,5 - 35
2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat dalam rumput laut memiliki berbagai bentuk, diantaranya polisakarida contohnya
serat atau fiber , agar, alginat, fukosa dan karagenan.
Serat
Rumput laut merupakan bahan makanan yang kaya serat sehingga dapat digunakan sebagai
sumber serat.
Serat dalam rumput laut ada 2 macam, yaitu serat laut air ( soluble) dan serat tidak larut air
(insoluble). Serat larut dan serat tidak larut memiliki sifat yang saman, namun dapat dibedakan
menggunakan kemampuannya dalam membantuk gel yang kental dalam pencernaan.
Rumput laut kaya polisakarida yang mudah dicerna oleh manusia, sehingga merupakan
sumber serat larut air yang baik. Jumlah kandungan serat makanan dari rumput laut berkisar
antara 25% -75% (berat kering), dan serat larut air merupakan 51% -85%.
Agar
6
Gambar 1. Struktur kimia dari agar
Agar merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galactan linier.
Agar juga merupakan
campuran yang terdiri dari agarosa dan agaropektin. Agarosa, komponen utama dari agar-agar,
adalah polimer rantai lurus yang terdiri dari unit monomer agarobiosa. Agarobiose adalah
disakarida yang terdiri dari D-galaktosa dan 3,6-anhydro-L-galactopyranose. Agaropectin
merupakan campuran heterogen molekul kecil yang terjadi dalam jumlah yang lebih kecil. 6 Agar
adalah komponen utama penyusun dinding sel alga.
Agar mencair pada 85 ° C (358 K, 185 ° F) dan mengeras pada 32-40 ° C (305-313 K, 90-104
° F). Sifat ini merupakan keunggulan agar karena mencairnya mudah dan stabilitas gel yang baik
pada suhu ruang. Agar-agar tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Dalam
bentuk gel, agar dapat digunakan untuk mengukut motilitas dan mobilitas mikroorganisme.
Dalam industri pembuatan makanan, agar-agar digunakan sebagai thickener dan
stabilizer. Dalam industri farmasi, agar-agar berguna sebagai pencahar atau peluntur dan kultur
bakteri. Dalam industri kosmetika digunakan dalam pembuatan salep, krim, sabun dan
pembersih muka atau lotion.
7
Penghasil agar-agar antara lain Gracilaria , Gelidium, Ahnfeltia,
Pterocladia dan dari jenis Acanthopeltis.
Alginat
Gambar 2 Struktur kimia dari alginat atau asam alginat
Alginat atau asam alginik (alginic acid) merupakan polimer rantai lurus yang mengandung
D-asam manurat dan α L- asam guluronat. Alginat terdapat di dinding sel alga coklat, ketika
berikatan dengan air akan membentuk campuran yang kental. Dalam bentuk diekstraksi, alginat
menyerap air dengan cepat dan mampu menyerap air sebanyak 200-300 kali beratnya sendiri.
Alginat biasanya digunakan sebagai pengental, emulsi, dan suspensi.
Kelompok
Phaeophyceae yang menghasilkan alginat, yaitu Macrocystis, Ecklonia, Fucus, Lessonia dan
Sargassum.
Fukosa8
7
Fukoidan, merupakan jenis dari polisakarida sulfat kompleks, sering ditemukan pada matriks
dinding sel dari berbagai spesies alga coklat.
Fukosa adalah gula deoksi heksosa dengan rumus kimia C6H12O5 dan merupakan sub unit
dasar penyusun polisakarida fukoidan. Selama ini fukoidan diteliti untuk diktahui manfaatnya
bagi kesehatan. Baru-baru ini penelitian untuk obat baru telah meningkatkan penggunaan
fucoidans.
Karagenan
Ada tiga jenis utama karagenan, yang berbeda berdasarkan derajat sulfonasinya. Kappakaragenan memiliki satu sulfat per disakarida. Iota-karaginan memiliki dua sulfat per disakarida.
Lambda karagenan memiliki tiga sulfat per disakarida.
Karagenan merupakan senyawa hidrokoloid yang merupakan senyawa palisakarida yang
diekstraksi dari rumput laut dari jenis Carragenophyt, seperti Eucheuma sp., Chondrus sp.,
Hypnea sp. dan Gigartina sp. Karagenan merupakan suatu jenis galaktan yang sering digunakan
di industri makanan sebagai emulsifier.
8
Gambar 3 Berbagai bentuk struktur karaginan
Laminaran
Laminaran pertama kali ditemukan pada spesies rumput laut coklat. Zat ini merupakan kula
terbesar yang ada pada spesies Laminaria . Laminaran merupakan polisakarida larut air yang
mengandung 20-25 unit glukosa. Sebagian besar laminaran membentuk kompleks yang
distabilkan oleh ikatan hidrogen sehingga tahan dalam proses hidrolisis di organ gastrointestinal
bagian atas dan digolongkan dalam sumber serat. Kandungannya dalam rumput laut dipengaruhi
oleh suhu, salinitas garam, gelombang, arus, dan kedalaman laut.
2.2.2 Protein
Asam amino yang terkandung dalam rumput laut banyak macamnya.
9
Tabel 2. Kandungan asam amino dalam Durvillaea antarctica dan Ulva lactuca9
Asam amino
D. antarctica
D. antarctica
U. lactuca
(mg/100 g prot.)
(leaves)
(stem)
(flour)
Asp
745.3 ± 1.5
2019.9 ± 5.2
1487.0 ± 8.5
Glu
1052.6 ± 2.9
972.2 ± 2.5
1508.4 ± 9.5
Ser
434.4 ± 1.1
256.2 ± 1.5
833.2 ± 5.9
His
750.6 ± 2.3
1178.5 ± 5.5
133.9 ± 1.5
Gly
220.8 ± 1.7
293.2 ± 1.1
815.6 ± 5.7
Thr
255.1 ± 1.1
280.9 ± 1.0
797.8 ± 7.5
Arg
332.1 ± 1.0
150.4 ± 1.2
486.6 ± 3.5
Ala
446.4 ± 1.1
826.5 ± 5.5
1096.4 ± 10.5
Pro
0.3 ± 0.0
0.2 ± 0.0
0.7 ± 0.1
Tyr
178.2 ± 1.2
80.5 ± 1.1
435.2 ± 1.5
Val
462.9 ± 1.5
185.0 ± 1.5
339.2 ± 4.5
Met
914.7 ± 1.9
415.3 ± 0.9
671.7 ± 8.5
Cys
4.3 ± 0.1
97.3 ± 1.4
55.0 ± 6.5
Ile
350 ± 1.5
161.5 ± 1.1
550.0 ± 7.1
Leu
603.6 ± 1.9
274.6 ± 1.3
1034.5 ± 8.9
Phe
374.5 ± 1.3
192.6 ± 1.1
1245.4 ± 12.5
Lys
507.2 ± 1.1
193.0 ± 1.5
723.3 ± 8.5
Dari tabel tersebut terbukti bahwa rumput laut memiliki kandungan asam amino yang tinggi.
Kedua jenis rumput laut diatas dapat dijadikan sebagai sumber protein untuk makanan.
Nilai asam amino (AAS) yang terkandung dalam alga merah bervariasi sekitar 40-90 %, dan
alga coklat lebih rendah dibandingkan alga merah yaitu 20-70 %.
Indeks asam amino esensial (EAAI) memiliki kaitan yang lebih erat terhadap kualitas biologis
proteindibandingkan dengan AAS. Porphyra sp. (dari China) and Undaria pinnatifida memiliki
indeks yang paling tinggi, sedangkan Laminaria sp. yang paling rendah.
Tabel 3. Evaluasi kualitas protein alga10
10
Selain itu, rumput laut memiliki nilai gizi protein yang berbeda-beda menurut jenisnya.
2.2.3 Lemak
Hasil perikanan dari laut kebanyakan mengandung asam lemak tak jenuh sebagai komponen
penyusun lemaknya, oleh karena itu rumput laut lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh yang lebih bermanfaat bagi kesehatan dibandingkan asam lemak jenuh. Kadar lemak jenuh
dalam hasil perikanan laut cenderung sedikit. 11
Penelitian mengenai adanya kandungan lemak pada rumput laut menggunakan ekstraksi dan
FAME (fatty acid methylesters) dan menunjukkan bahwa asam lemak jenuh (saturated fatty
acid) yang terkandung dalam rumput laut paling banyak berbentuk asam palmitat, dan
kandungan asam palmitat tertinggi ada pada Porphyra sp dengan 37% dan yang terendah
dimiliki oleh Undaria pinnatifida yaitu 14%.12
Monounsaturated fatty acid (MUFA) atau lemak tak jenuh tunggal, memiliki manfaat bagi
kesehatan, kadar tertingginya dimiliki oleh Laminaria sp. Kandungan asam oleat yang tertinggi
dimiliki oleh Porphyra sp.
Poly unsaturated fatty acid (PUFA) merupakan asam lemak esensial bagi tubuh, PUFA
memiliki berbagai macam bentuk salah satunya omega 3, omega 6, dan omega 9 yang sering
ditemukan pada hasil perikanan laut. Kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) pada rumput laut
tergolong tinggi, dan konsentrasinya pada masing-masing spesies rumput laut berbeda. 13
2.2.4 Vitamin
E. cottonii, C. lentifera dan Sargassum polycstum merupakan sumber vitamin C dan-tokoferol
(vitamin E) yang dapat mencegah oksidasi LDL dan pembentukan tromboxin.
11
Alga atau rumput laut lainnya juga mengandung beta karoten, contohnya 197.9 µg/g pada C.
fragile kering dan 113.7 µg/g pada G. chilensi. C. Fragile mengandung δ-tokoferol and α-
tokoferol sedangkan G. Chilensis dan M. Pyrifera mengandung -tokotrienol dan α-tokoferol.
Tingginya kadar karotenoid terutama fukosantin, beta karoten, ada dalam alga atau rumput laut
coklat sementara rumput laut hijau dan merah hanya berisi-tokoferol.14
2.2.5 Mineral
Rumput laut mengandung elemen mineral penting, seperti Co, Cr, Mo, Ni, Se, V, Mg, Ca, Fe
dan I, lebih tinggi daripada vegetasi daratan. Tetapi apabila lingkungan terkena polusi, rumput
laut juga dapat mengantung mineral yang berbahaya, seperti Pb atau Cd.15 Karakteristik
lingkungan air di mana rumput laut tumbuh (salinitas, kekeruhan, kandungan gizi, dan
kontaminasi logam berat) sangat menentukan kandungan mineral yang dapat diserap.
Pada hasil penelitian berikut, menggunakan sampel rumput laut coklat, Wakame ( Undaria
pinnatifida ) dan Kombu (Laminaria ochroleuca ), rumput laut merah yang disebut Nori
(Porphyra umbilicales), dan satu ganggang hijau, Selada Laut (Ulva rigida ).
Tabel 4. Kandungan mineral berbagai rumput laut 16
Urutan konsentrasi elemen mineral pada Porphyra adalah As> Cd> V> Ni> Cr> Pb> Se>
Mo> Co> Sb, sedangkan Laminaria adalah As> V> Cd> Ni> Cr> Pb> Se> Co> Mo> Sb.
Porphyra mengandung konsentrasi yang lebih tinggi dari sebagian besar mineral dianalisis pada
Laminaria , juga pada Porphyra terkandung jauh lebih tinggi As dibandingkan pada Laminaria
(Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa dalam Phaeophyceae berarti isi As sekitar sepuluh kali
lebih tinggi daripada di Rhodophyceae.17
12
Tabel 5. Perbandingan mineral yang terdapat pada Porphyra dan Laminaria
2.2.6 Pigmen Warna18
Rumput laut mengandung berbagai jenis pigmen warna sesuai warnanya yaitu Phaeophyceae
(alga coklat), Rhodophyceae (alga merah), dan Chlorophyceae (alga hijau). Pada dasarnya
pigmen alami (natural pigment) yang ditemukan pada rumput laut ada 3, yaitu klorofil,
karotenoid, dan fikobiliprotein.
Klorofil merupakan pigmen warna hijau yang larut lemak serta mengandung cincin porphyrin
yang ditemukan pada semua alga, tanaman, dan sianobakteria. Pada strukturnya, klorofil
merupakan substitus dari tetrapirol porifrin yang berikatan dengan atom magnesium. Klorofil
memiliki 4 jenis, diantaranya klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a merupakan jenis klorofil yang
dapat mengabsorbsi energi dari gelombang cahaya
sehingga berperan untuk melakukan
fotosintesis yang nanti produk hasilnya berupa gula atau karbohidrat. Klorofil b, c dan d
ditemukan pada alga merah.
Karotenoid adalah poliena linier yang berfungsi sebagai pengumpul energy dari cahaya.
Karotenoid dapat dibagi menjadi 2 jenis, karoten dan xantofil. Yang terlihat pada alga hanyalah
fukosantin, yaitu pigmen coklat yang ada pada kelp dan alga coklat lainnya. Fukosantin
13
merupakan bentuk karotenoid yang paling banyak dari berbagai macam karotenoid yang terdapat
di alam.
Fikobiliprotein yaitu protein fluorescent yang larut dalam air dan merupakan reseptor cahaya
utama pada sianobakteria, dan alga merah. Ada tiga kategori utama dari fikobiliprotein yaitu
fikosianin, alofikosianin dan fikoeritrin sebagai fikobiliprotein yang paling banyak ditemukan di
spesies alga merah.
2.2.7 Florotanin19
Florotanin merupakan hasil metabolisme rumput laut yang tersusun dari fenolik mengandung
floroglusinol (1,3,5-trihidroksibenzena) dan dihasilkan melalui jalur asetat malonat.
Zat ini disimpan di tempat khusus dan diperkirakan sebagai pertahanan pada rumput laut
coklat serta sebagai penyusun dinding sel.
2.2.8 Diterpen
Diterpen adalah zat terhalogenasi yang tidak mudah menguap dengan struktur karbon yang
berbeda. Sumber diterpen yang utama adalah alga coklat yang termasuk genus Dycota.20
2.3
Manfaat Rumput Laut Bagi Kesehatan
Manfaat yang dimiliki rumput laut sangat banyak, karena rumput laut kaya akan serat,
vitamin, dan mineral, maka keuntungan ketika mengonsumsi rumput laut sangatlah banyak. pada
suatu penelitian, ekstrak rumput laut dapat digunakan sebagai antioksidan, pencegahan
kerusakan hati oleh karbon tetraklorida, antiproliferasi, antimicrobial, dan antiviral. 21
Tabel 6. Manfaat kandungan zat gizi dalam beberapa rumput laut
Rumput Laut
F. evanescens
F. vesiculosus
Zat
Bioaktif
Zat Spesifik
Fukoidan
Fucan
Manfaat
Referensi
Anti-tumor dan
Alekseyenko et
Anti-metastatic
al., 2007
Penghambat avian
Queiroz et al.,
RT; Antithrombin
2008;
Mour~ao, 2004
A. utricularis
Fukoidan
Galaktofuran
menghambat
Ponce et al., 2003
HSV 1 and 2
L. japonica
Laminarin
Anti-apoptosis
Kim et al., 2006
U. pinnatifida
Polisakarida
Anti-viral
Hemmingson et
sulfat
E. cava
al., 2006
Florotanin
diekol
Efek memutihkan
Heo et al., 2009
Florotanin
8,8’-bieckol; 8,4’’’dieckol,
Penghambat HIV-1
Artan et al., 2008;
6,6’-bieckol
RT
Ahn et al., 2004
14
dioxinodehydroeckol
Florotanin
Eisenia arborea
Florotanin
Phlorofucofuroeckol-B
Anti-kanker
Kong et al., 2009
Anti-alergi
Sugiura et al.,
2007
I. okamurae
Florotanin
diphlorethohydroxycarmalol
Whitening effect;
Heo et al., 2009,
Anti-diabetic
2010
Pelvetia siliquosa
Florotanin
fucosterol
Anti-diabetik
Lee et al., 2004
Ecklonia kurome
Florotanin
phlorofucofuroeckol A
Algisidal
Nagayama et al.,
2003
S. vulgare
Alginic
Anti-tumor
de Souza,
acid,
Marques et al.
xylofucans
(2007);
de Souza, Torres
et al. 2007
Dictyota
Diterpene
Da-1; AcDa-1
Anti-retroviral
2004
menstrualis
Dictyota sp.
Pereira et al.,
Diterpene
4,18-dihydroxydictyolactone
Sitotoksik
Jongaramruong &
Kongkam, 2007
Dictyota pfaffii
Diterpene
8,10,18-trihydroxy-2,6-
Inhibitory against
Abrantes et al.
dolabelladiene
HSV-1; decrease
(2010)
the content of
HSV-1 early proteins
Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi dengan cara
mengubah radikal bebas menjadi non-radikal bebas. Radikal bebas salah satunya adalah reactive
oxygen species (ROS) yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berakhir pada kematian, juga
menyebabkan berbagai penyakit yaitu stroke, kanker, diabetes mellitus, Alzhemer’s dan
Parkinson.
Mekanisme oksidasi lemak merupakan mekanisme rantai radikal bebas yang meliputi tiga
langkah, dimulai dari pembentukan radikal peroksil bebas yang dapat bereaksi dengan asam
lemak tidak jenuh yang membentuk hidroperoksida lemak dan akhirnya terjadi pemutusan dua
reaksi radikal peroxyl untuk menghasilkan zat non-radikal. Antioksidan bekerja dengan cara
mencegah atau bahkan menghambat reaksi awal yang dilakukan oleh radikal bebas.
Rumput laut dikenal sebagai antioksidan yang baik karena memiliki kandungan polifenol
seperti florotanin, fukosantin dan astasantin, klorofil yang tinggi di antara hasil laut dan
perikanan lain. Senyawa polifenol dapat memecah rantai radikal bebas, radikal peroksi atau
15
superoksi dengan menyumbangkan elektron sehingga menghasilkan radikal bebas yang tidak
reaktif dan stabil. Konsumsi rumput laut yang rutin dapat mengurangi risiko terkena kanker usus
besar.22
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa tingginya kadar fenol dalam rumput laut
berkaitan dengan aktivitas antioksidan. 23 Polifenol dalam rumput laut Eisenia bicyclis, Ecklonia
cava dan Ecklonia kurom dari Jepang menunjukkan aktivitas antioksidan 2-10 kali lebih banyak
dibandingkan dengan katekin, α-tokoferol dan asam askorbat.24
Anti tumor25
Polisakarida memiliki sifat imunomodulator yang baik berkaitan dengan efek anti-tumor,
sehingga potensi ini menyebabkan diadakannya penelitian lebih lanjut. Peran polisakarida sulfat
dari rumput laut (alga) sebagai zat anti-neoplastic, bahkan beberapa penelitian membuktikan
bahwa polisakarida sulfat memiliki aktivitas antiproliferasi pada sel kanker, serta menghambat
pertumbuhan tumor yang tumbuh pada tikus. 26
Polisakarida yang diekstrak dari rumput laut Sargassum stenophyllum yang disebut sarg,
memiliki efek anti vaskulogenik (anti pembentukan vascular pada embrio) baik secara in vivo
maupun in vitro serta untuk memodifikasi proses pembentukan genetik embrio secara endogen
yang diatur oleh bFGF, atau dikenal sebagai stimulator angiogenik.
Fukoidan dari F. vesiculosus dapat menghambat poliferasi dan apoptosis terindusi dalam
deretan HS-Sultan sel limfoma manusia. Penelitian membuktikan bahwa apoptosis indusifukoidan melalui mitokondria, dan setelah 24 jam diiberi fukoidan aktivitas mitokondria dalam
sel HS-Sultan menurun.
Kim, Kim, Kim, Lee, and Lee (2006) meneliti mengenai aktivitas anti apoptosis dari
polisakarida yang diekstrak dari rumput laut coklat Laminaria japonica, membuktikan bahwa
dapat mengurangi apoptosis (kematian sel) termosit pada tikus.
Alginat dari rumput laut coklat juga memiliki efek anti-tumor, seperti pada ekstrak Sargassum
vulgare dari pesisir samudra Atlantis, Brazil.
Diterpene merupakan senyawa organik yang terdiri dari empat isoprena. Diterpene terbukti
telah menunjukkan aktivitas anti tumor pada penelitian karsinoma pada paru-paru dan hati
manusia.
Menghambat kanker payudara
Kanker payudara termasuk dalam penyebab kematian terbesar akibat kanker pada wanita di
dunia.
16
Echeuma cottonii merupakan salah satu rumput laut yang memproduksi karagenan. Ekstrak
dari rumput laut ini diteliti telah membarikan efek anti proliferatif terhadap estrogen pada sel
kanker payudara manusia.27
Ekstrak E. cotonii yang kaya polifenol dapat menghambat perkembangan sel kanker payudara
dengan cara apoptosis dan meningkatkan status oksidatif pada tikus.
Anti koagulan
Zat anti koagulan dalam rumput laut berasal dari polisakarida sulfat yang bisa berasal dari
sepesies Padina gymnospora, Dycota menstrualis, dan F. vesiculosus. Laminaria cichorioides
dari pesisir timur Korea juga memiliki zat anti koagulan yang dimediasi oleh penghambatan
thrombin oleh kofaktor II heparin sehingga darah tidak mudah membeku di dalam tubuh.
28
Anti-viral
Asam meroditerpenoid atomarik, epitaondiol dan the peroxilakton yang diekstrak dari
Stypopodium zonale di Brazil, memiliki aktivitas anti HSV-1 (herpes simplex virus), zat ini
memiliki pengaruh pada saat awal terjadi siklus replikasi virus atau ketika penetrasi virus.29
Anti diabetik
Fukosterol yang diekstrak dari Pelvetia siliquosa dapat menurunkan konsentrasi serum
glukosa, dan menghambat akumulasi sorbitol di lensa pada tikus. 30
Anti alergi
Sifat anti alergi dimiliki oleh florotanin dalam beberapa rumput laut. Pada penelitian
mengenai kaitan florotanin pada sel leukemia, florotanin menghambat pengeluaran histamin dari
sel basofil leukemia tikus pada konsentrasi tertentu.31
Memutihkan
Suatu penelitian mengenai pengaruh florotanin dari Ecklonia cava dengan efek penghambatan
melanogenesis serta efek perlindungan terhadap stress fotooksidatif akibat radiasi UV-B,
menghasilkan kesimpulan bahwa florotannin memiliki efek memutihkan dan efek perlindungan
terhadap UV-B yang memicu keusakan sel. Sehingga florotanin memiliki potensi dalam farmasi
dan kosmetik.
Menurunkan kolesterol
Natrium algianat merupakan zat yang didapat dari rumput laut, dapat mengurangi penyerapan
kolesterol di usus. Efek penurunan kolesterol juga dipengaruhi oleh derajat polimerisasi asam
alginat. Semakin besar derajat polimerisasi dari asam alginat, maka semakin aktif dalam
mengurangi plasma kolesterol dengan meningkatkan kolesterol dalam feses.
Dengan
menurunnya kadar kolesterol darah, dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung
koroner.32
17
Melancarkan proses pencernaan
Rumput laut merupakan sumber serat yang bermanfaat bagi tubuh. Serat ini berfungsi untuk
melancarkan penyerapan makanan dalam saluran pencernaan, serta melancarkan buang air besar.
Mengurangi risiko defisiensi Iodium
Rumput laut memiliki kandungan mineral iodium karena habitat hidupnya di laut. Goiter
merupakan penyakit pembesaran kelenjar tiroid yang diakibatkan karena kekurangan iodium.
Suatu penelitian menyimpulkan bahwa suplementasi iodium dengan mngonsumsi rumput laut
dapat menurunkan risiko goiter.33
Efek perlindungan saraf
Demensia merupakan gangguan atau penurunan fungdional yang diakibatkan adanya kelainan
pada otak yang ditunjukkan dengan adanya kelainan mental, ketidaknormalan dalam berpikir,
mengingat, berhitung, dan berbicara.
Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia, yang merupakan salah satu
dari empat penyebab utama kematian di negara maju. Hingga saat ini pengobatan yang dilakukan
merupakan pengobatan dari gejala yang timbul (simptomatik) menggunakan obat-obatan yang
meningkatkan kadar asetilkolin di otak dengan menghambat asetilkolinesterase (AchE).
Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian mengenai cara menghambat cholinesterase
menggunakan zat yang dihasilkan dari rumput laut. Hasil menunjukkan bahwa Hypnea valentiae,
Padina gymnospora,Ulva reticulata dan Gracilaria edulis dapat menghambat aktivitas AchE.
2.4
Sifat Khas Rumput Laut
Rumput laut mengandung asam alginat yang dapat digunakan dalam pembuatan suspensi,
emulsifier, stabilizer, salep, dan kapsul. Rumput laut dengan kandungan untuk agar terutama
didapatkan dari Gracilaria sp dan Gelidium sp.
Selain itu rumput laut juga mengandung karaginan yang merupakan suatu jenis galaktan yang
sering digunakan di industri makanan sebagai emulsifier. Kandungan karagenan banyak terdapat
di spesies alga merah contohnya species Eucheuma cottoni dan Eucheuma spinosum. Nilai
ekonomi rumput laut tersebut tinggi karena sifat gel yang dapat dibentuknya.
Kandungan zat warna merah pada rumput laut dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada
makanan dan zat warna.
2.5
Penyimpanan Rumput Laut
18
Rumput laut kering biasanya disimpan dalam kantong plastik kedap udara, pada suhu ruang.
Pengeringan yang dilakukan dapat dilakukan dengan cara penjemuran. Syarat rumput laut kering
adalah34 :
1. Tingkat kekeringannya harus cukup, biasanya diukur dengan kadar air yang sudah mencapai
antara 35 – 38 %.
2. Tingkat kebersihannya cukup, biasanya diukur dengan kandungan kotoran atau impurities yang
maksimal 3 % atau maksimal 5 %.
Selain itu metode penjemuran tradisional menggunakan matahari pagi sampai sore ini
biasanya hanya efektif maksimal dilakukan kurang lebih selama 9 jam saja dalam sehari, sejak
pukul 8 pagi sampai dengan pukul 5 sore. Sedangkan minimal 15 jam dalam sehari praktis
proses pengeringan dan penjemuran tidak efektif atau tidak dilakukan, hal itu karena sinar
matahari tidak ada.
Menutup tumpukan rumput laut itu dilakukan juga untuk menghindarinya dari terkena air
tawar yang berasal dari embun atau gerimis dan bahkan hujan. Sebab jikalau sampai terkena air
tawar mutu rumput laut ini akan menurun sebab akan mudah berjamur dan mudah putus atau
hancur.
Sangat ideal jika penjemuran dengan panas matahari ini bisa dilakukan hanya 3-4 hari setelah
dipanen, jika demikian rendemen menjadi cukup tinggi hingga 13 – 15%. Namun hal ini sangat
jarang terjadi jika daerah tersebut sering hujan atau pada saat musim hujan. Oleh karena harus
dipikirkan cara pengeringan rumput laut yang cepat, hemat biaya, hemat tenaga dan sekaligus
bisa menghasilkan rumput laut kering dengan mutu yang bagus sesuai dengan standard ekspor.
Dengan metode yang mantab kepastian hasil rumput laut kering akan tercapai bagaimanapun
keadaan cuaca yang mungkin berfluktuasi, tetapi mutu tetap terjaga dan proses keseluruhan tetap
menguntungkan bagi semua pihak.
Proses penyimpanan rumput laut dengan cara dikeringkan terlebih dahulu membutuhkan
waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit, serta tempat yang luas untuk menjemur, sehingga
para petani rumput laut mulai untuk menyimpan rumput laut basah. Saat ini rumput laut basah
sudah diperdagangkan di pasar-pasar maupun di toko-toko.
Pengolahan rumput laut yang tidak sesuai dapat mangurangi kadungan gizinya, contohnya
disimpan di suhu yang terlalu panas, kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat
susut (penurunan bobot) yang tinggi pada saat distribusi.
Teknik penjemuran yang tidak benar juga dapat manurunkan kualitas rumput laut. Ketika
cuaca cerah rumput laut yang dijemur tidak boleh ditutup dengan menggunakan plastic atau
19
terpal, karena air yang menguap tidak bisa keluar, dan akhirnya kembali lagi membasahi rumput
laut.
2.6
Pengolahan Rumput Laut
Rumput laut setelah dipanen lalu dicuci dengan air tawar bersih, untuk menghilangkan kotoran,
pasir, karang, atau lumpur yang menempel. Lalu direndam dengan air selama tiga hari supaya
menjadi lunak. Kemudian dikeringkan atau diolah dalam kondisi basah.
Rumput laut kering pengolahannya biasanya dengan dilemaskan terlebih dahulu dengan cara
direndam dengan air panas atau hangat. Lalu digunakan untuk bahan makanan, seperti dalam es
rumput laut, dan nori pada sushi. Juga dapat dikonsumsi selagi kering seperti untuk cemilan
rumput laut.
Rumput laut basah dapat diolah menjadi agar-agar, namun kekurangannya pada rumput laut
basah yaitu bau amis air laut yang cenderung tidak mudah dihilangkan.
2.7
Hasil Olahan Rumput Laut
Rumput laut memiliki berbagai manfaat, serta dapat digunakan untuk bahan baku berbagai
macam hasil olahan baik makanan dan produk lainnya. Berikut ini beberapa hasil olahan dari
rumput laut.
1.
Agar- agar
Gambar 4. Agar-agar Rumput Laut
Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput
laut atau alga. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma
spinosum (Rhodophycophyta ).
Beberapa
jenis
rumput
laut
dari
golongan Phaeophycophyta (Gracilaria dan Gelidium) juga dapat dipakai sebagai sumber agaragar.35
Langkah-langkah pembuatan agar-agar diuraikan di bawah ini dan hasil akhirnya berupa
tepung, batangan, atau lembaran. 36
20
A. Pencucian dan Pembersihan
Rumput laut dicuci dengan air tawar sampai bersih. Rumput laut dibersihkan dari kotoran
yang menempel seperti pasir, karang, lumpur dan rumput laut jenis lain.
B. Perendaman dan Pemucatan
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak. Caranya rumput laut direndam dalam
air selama 3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan direndam dalam larutan kaporit atau
larutan kapur tohor sambil diaduk, setelah 4 – 6 jam, rumput laut dicuci kembali selama 3 jam
untuk menghilangkan bau kaporit.
Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2 hari, sampai tahap ini rumput
laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak segera diolah.
C. Pelembutan
Untuk lebih memudahkan ekstrasi, dinding sel perlu dipecah dengan ditambah H2SO4 selama
15 menit. Banyaknya H2SO4 tergantung pada jenis rumput laut, yaitu Gracilaria 5 – 10 %.
Gelidium 15 % dan Hypnea 25 %. Bila tidak ada asam sulfat dapat digunakan asam asetat, asam
sitrat, buah asam atau daun asam. Karena asam sulfat ini berbahaya, maka diperlukan pencucian
setelah proses dengan cara rumput laut direndam dalam air bersih selama 15 menit kemudian
ditiriskan.
D. Pemasakan
Rumput laut dimasak dalam air hingga mendidih. Setelah mendidih, kita tambahkan asam
cuka. Pemanasan ini dilakukan kira-kira 45 menit tetapi dapat juga selama 2 – 4 jam tergantung
cara pengadukannya. Proses setelah pemasakan tergantung dari bentuk akhir agar-agar yang
diinginkan, yakni berupa batangan, lembaran atau pun tepung.
E. Proses Pengolahan Agar-agar Batangan / Lembaran
Hasil dari pemasakan kemudian disaring dengan kain belacu dan dipres. Cairan yang keluar
ditampung dalam bejana dan dinetralkan dengan penambahan air soda. Cairan kemudian
dimasak kembali sambil diaduk. Setelah mendidih, hasilnya dituangkan kedalam cetakan, kirakira 6 jam agar-agar sudah dingin dan membeku. Ampas hasil pengepresan dapat digunakan
sebagai makanan ternak.
Cairan yang telah beku didinginkan dalam ruangan pendingin pada suhu – 20 C selama 4 – 5
hari. Pendinginan ini dilakukan agar pemadatan benar-benar terjadi dengan sempurna.
Agar-agar dikeluarkan dari cetakan. Lalu dipotongi tipis-tipis, sebagai alat pemotong dapat
digunakan kawat halus dari baja, agar-agar batangan atau lembaran kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari. Setelah benar-benar kering, rumput laut dapat dikemas dan disimpan.
F. Proses Pengolahan Agar-agar Tepung
21
Agar-agar yang telah masak disaring dengan fillet press filtrate. Cairan yang keluar
ditampung dan didinginkan selama 7 jam. Agar-agar beku dihancurkan dan dipres dengan kain.
Hasilnya berupa lembaran-lembaran yang kemudian diangin-anginkan. Lembaran-lembaran
kering dipotong kira-kira 3 x 5 mm, kemudian dimasukkan dalam alat penggiling atau grinder.
Hasil penggilingan adalah agar-agar tepung.
Gambar 5. Agar –agar tepung
2. Dodol Rumput Laut
Gambar 6. Dodol rumput laut
Dodol rumput laut merupakan salah satu bentuk difersifikasi produk pengolahan rumput laut.
Dodol rumput laut dibuat dengan menambahkan rumput laut guna meningkatkan nilai guna dari
rumput laut. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan karena dapat memepengaruhi kualitas
dodol adalah komposisi bahan bakunya. Oleh karena itu, perlu diketahui proporsi tepung ketan
dan rumput laut yang optimum agar dihasilkan dodol rumpul laut dengan kualitas yang baik.
3. Manisan Rumput laut37
Gambar 7. Manisan Rumput Laut
Pembuatan manisan rumput laut pada dasarnya menyerupai pembuatan manisan buah.
22
Rumput laut yang telah dicuci dan ditiriskan dipotong – potong dengan ukuran panjang 3-5 cm.
Direbus bersama larutan gula dengan perbandingan gula dan air 1:1 untuk mendapatkan larutan
yang bersih. Setelah mendidih, larutan gula disaring dengan menggunakan kain saring, lalu
dinginkan. Rumput laut dimasukkan ke dalam larutan air gula dingin dengan perbandingan air
gula dan rumput laut 1:2, asam sitrat 0,5% dan sodium benzoate 0,1-0,2% serta pasta/penawaran
aroma 1 %. Kemudian rendam rumput laut dalam larutan gula kurang lebih 1 hari sampai gula
meresap kedalam rumput laut dan konsentrasi gula cukup tinggi. Manisan rumput laut dapat
disimpan dalam lemari pendingin agar rasanya lebih segar.
4. Nori
Nori merupakan makanan yang bahan bakunya berasal dari rumput laut. Awalnya nori sangat
terkenal di jepang sebagai campuran pada hidangan sushi atau hidangan lainnya, namun
sekarang nori sudah dikenal ke negara-negara lainnya seperti Korea, Cina, bahkan Indonesia.
Dalam 100 gr nori terkandung 41,4 gr protein, 3,7 gr lemak, 36 gr serat, 280 gr kalsium dan 6
mg yodium. Selain kandungan yodium yang tinggi, makanan ini juga kaya akan karoten, vitamin
A,B C dan D, kalsium dan zat besi.
Nori mengandung vitamin C di atas 140 mg per 100 g dari
berat basahnya. Rumput laut ini baik juga untuk diet karena mengandung Iodine, yang
dibutuhkan untuk fungsi normal dari kelenjar thyroid dalam tubuh. Nori juga memiliki tingkat
kualitasnya sendiri, baik kualitas tinggi dan rendah. Nori yang berkualitas tinggi biasanya
berwarna hitam kehijauan, sedangkan nori berkualitas lebih rendah berwarna hijau hingga hijau
muda. 38
Bahan baku untuk membuat Nori adalah rumput laut atau alga jenis Porphyra seperti Porphyra
pseudolinearis Ueda yang dikenal sebagai Iwanori dan Porphyra yezoensis Ueda.
Gambar 8. Porphyra dan Nori
5. Es krim rumput laut
Jenis es krim yang dikonsumsi pada umumnya mengandung lemak susu sekitar 10-14% dari
total bahan padat yang digunakan. Lemak susu bersifat jenuh dan kurang aman jika terlalu
banyak dikonsumsi untuk kalangan dewasa ke atas khususnya untuk penderita diabetes dan
kolesterol. Pengganti lemak yang berasal dari rumput laut merah dapat diaplikasikan dalam
pembuatan es krim rendah lemak/non lemak dengan menirukan sifat sensoris lemak. 39
23
Teknologi es krim rumput laut memanfaatkan alginat 0,8% (karaginan-gum atau alginat-gum)
sebagai stabilizer, emulisifer dan thickner tepung ice cream, yaitu 0,4% (iota), karaginan dan
0,1% guargum. 40
Gambar 9. Es Krim rumput laut
6. Teh rumput laut
Gambar 10. teh rumput laut
Olahan rumput laut berupa teh bisa di sajikan dengan di celup (seperti teh celup), serbuk
(powder), instan dalam kemasan gelas. 41
7. Mie rumput laut 42
Mie merupakan makanan yang sering dikonsumsi masyarakat. Karbohidrat dalam rumput laut
sangat bermanfaat bagi kesehatan, juga tidak berbahaya untuk penderita diabetes karena akan
memperlambat penyerapan glukosa sehingga mencegah peningkatan indeks glikemik secara
drastis.
Pembuatan mi rumput laut menggunakan rumput laut kering yang direndam dan kemudian
dihancurkan menggunakan blender, setelah itu baru dicampur dengan tepung terigu dan diolah
menjadi mie seperti biasa. Kenampakkan mie rumput laut tidak jauh berbeda dari kenampakkan
mie lainnya.
24
Gambar 11. Mie Rumput laut
8. Kosmetik dan obat-obatan
Sebagai kosmetik, zat dalam rumput laut dapat dijadikan bahan campuran dalam pembuatan
lotion, sabun, dan pembersih muka.
Gambar 11. Suplemen rumput laut
Rumput laut dimanfaatkan sebagai campuran bahan dalam pembuatan salep dan krim, serta
pembuatan kapsul obat dan suplemen.
9. Briket arang43
Tak hanya itu saja, limbah rumput laut juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan memasak. Saat
ini telah ditemukan teknologi mengolah briket arang limbah rumput laut. Limbah rumput laut
dari pengolahan agar dapat dimanfaatkan dengan dibuat arang briket dengan perekat tapioka
menghasilkan panas 4.050 kal/g.
2.8. Perkembangan rumput laut di Indonesia
Rumput laut di Indonesia merupakan salah satu komoditas unggulan yang diharapkan dapat
menjadi tulang punggung dalam mencapai produksi perikanan terbesar pada tahun 2015. Rumput
laut merupakan komoditas yang produksinya sangat besar bahkan sekitar 30 persen dari total
produksi perikanan budidaya adalah rumput laut. Pada tahun 2009 produksi rumput laut secara
nasional telah mencapai 2.963.556 ton. Dengan produksi sebesar itu rumput laut
menyumbangkan volume produksi nasional sebesar hampir 2/3 dari total produksi nasional yang
volumenya sebesar 4.708.565 ton.44
25
Berikut ini merupakan wilayah di Indonesia penghasil rumput laut terbesar :
1. Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan sejak zaman dahulu sudah terkenal sebagai penghasil rumput laut
nasional. Provinsi ini merupakan penghasil rumput laut jenis Gracilaria nomor satu di Indonesia
dan belum ada yang mampu mengimbangi produksi gracilaria milik provinsi Sulawesi Selatan.
2. Provinsi Sulawesi Tengah
Sulawesi tengah merupakan penghasil rumput laut nomor satu untuk jenis Echeuma cottonii
untuk saat ini. Produksinya yang sebesar 713.562 ton pada tahun 2009 ini adalah berasal dari
budidaya rumput laut. Tekad provinsi ini untuk menjadi penghasil rumput laut nomor satu secara
nasional akhirnya kesampaian. Dalam kurun waktu dua tahun ini, provinsi ini sudah mampu
melewati saudara tuanya dalam hal rumput laut, provinsi sulawesi selatan.
3. Provinsi Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur adalah provinsi penghasil rumput laut terbesar dalam beberapa tahun,
utamanya untuk jenis Echeuma cottonii. Namun akibat adanya pencemaran air laut pada
kabupaten penghasil rumput laut di provinsi ini maka pada tahun 2009, provinsi Nusa Tenggara
Timur mengalami penurunan produksi rumput yang sangat drastis akibat adanya musibah
pencemaran yang merusak perairan budidaya rumput laut.
4. Provinsi Jawa Timur
Dengan potensi perairan lautnya yang sangat cocok untuk pengembangan budidaya rumput laut
maka tidaklah mengherankan jika Jawa Timur menjadi salah satu lumbung produksi rumput laut
nasional. Pada tahun 2009 produksi rumput laut jawa timur meningkat sangat tajam. Pada tahun
2008, produksi rumput lautnya sebesar 74.823 ton lalu naik drastis pada tahun 2009 menjadi
sebesar 340.238 ton.
5. Provinsi Sulawesi Tenggara
Seperti pada provinsi-provinsi di pulau Sulawesi lainnya, provinsi Sulawesi Tenggara juga
mengembangkan rumput laut jenis Echeuma cottonii. Walaupun tidaklah sebesar produksi
rumput laut pada provinsi sulawesi selatan dan sulawesi tengah, tapi produksi rumput laut pada
provinsi Sulawesi Tenggara tidaklah dapat dipandang remeh. Dengan produksinya sebesar
185.229 ton pada tahun 2009 bukanlah angka yang kecil.
6. Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat terkenal dengan produksi udangnya dan merupakan salah satu penghasil
udang yang besar secara nasional. Akan tetapi, hal ini tidak menghalangi provinsi ini untuk
mengembangkan rumput laut. Produksi memang masih kalah dibandingkan saudaranya provinsi
26
Nusa Tenggara Barat. Provinsi yang terkenal dengan pariwisata tiga gilinya ini pada tahun 2009
produksi rumput laut sudah mencapai 147.251 ton.
7. Provinsi Bali
Bali yang terkenal dengan kepariwisataannya, pada tahun 2009 produksi rumput laut adalah
sebesar 135.811 ton. Hal ini naik dibanding tahun 2008 yang sebesar 129.095 ton. Dengan
produksi yang sebesar 135.811 ton pada tahun 2009 ini, provinsi Bali menempati urutan ketujuh
sebagai penghasil rumput laut secara nasional.
8. Provinsi Gorontalo
Gorontalo adalah termasuk provinsi muda dibandingkan dengan provinsi lainnya. Namun
dengan usia mudanya tidak membuat provinsi ini kalah bersaing dalam menghasilkan rumput
laut. Memang jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di pulau Sulawesi produksi rumput
lautnya jauh tertinggal. Dengan produksi sebesar 48.280 ton pada tahun 2009 adalah suatu
prestasi tersendiri jika melihat kenyataan bahwa provinsi ini masih berusia muda.
9. Provinsi Maluku
Maluku sangat terkenal dengan produksi mutiaranya yang sudah menembus pasar dunia.
Disamping produksi mutiaranya yang diakui dunia kualitasnya ternyata provinsi Maluku yang
bentuknya berpulau-pulau, memiliki potensi untuk pengembangan rumput. Perkembanngannya
selama lima tahun terakhir ini cukup menggembirakan. Pada tahun 2009 provinsi maluku
produksi rumput lautnya telah mencapai 47.783 ton.
10. Provinsi Jawa Barat
Jawa Barat secara diam-diam provinsi ini ternyata menyimpan potensi pengembangan budidaya
rumput laut dan merupakan penghasil rumput laut nomor dua untuk jenis Gracilaria sp.
Sebagian besar hasil produksi rumput laut jawa barat adalah jenis Gracilaria .
Mengingat kandungan gizi dan manfaat rumput laut bagi kesehatan yang banyak, maka
diperlukan kemampuan dalam mengolah rumput laut supaya menjadi lebih berguna bagi
masyarakat.
Pengolahan hasil panen rumput laut di Indonesia dapat dibilang kurang optimal karena
Indonesia lebih sering mengekspor bahan mentah, dan mengimpor bahan jadi yang harganya
cenderung lebih mahal dibandingkan apabila Indonesia mengolah rumput laut menjadi produk
yang bermanfaat sendiri.
Saat ini Indonesia banyak mengimpor makanan-makanan yang berbahan baku rumput laut
padahal apabila dioptimalkan pengolahan rumput lautnya Indonesia dapat menghasilkan
berbagai macam makanan.
27
Dalam menyelesaikan masalah ini muncul sedikit demi sedikit produk-produk makanan buatan
dalam negeri yang berbahan rumput laut. Contohnya dodol rumput laut dan manisan rumput laut.
Penggunaan rumput laut dalam industri di Indonesia dapat digunakan sebagai bahan baku
sabun, krim, lotion dan shampo.
28
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rumput laut termasuk dalam makro alga yang hidup di air laut. Rumput laut mengandung
karbohidrat, protein, vitamin, mineral serta pigmen yang bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat
rumput laut bagi kesehatan diantaranya sebagai antioksidan, anti-tumor, anti-kanker, antikoagulan, anti viral, dan lainnya.
Pengolahan rumput laut pasca panen ada dua cara yaitu kering dan basah. Berbagai produk
olahan hasil rumput laut yaitu tepung agar-agar, nori, manisan rumput laut, teh, obat-obatan dan
suplemen, kosmetik dan sebagainya.
Pengolahan rumput laut di Indonesia masih perlu dikembangkan supaya lebih mandiri dalam
mengolah hasil panennya dan benar caranya sehingga tidak merusak kandungan gizinya.
3.2 Daftar Pustaka
1
Sharif C. Sutardjo. Message from the Minister of Marine Affairs and Fisherhes [Internet].
2011[dikutip 14 Maret 2013]. Dari : http://xxiseaweedsymposium.org/index.php
2
Zimmerman M. Research on Iodine Deficiency and Goiter in 19 th and Early 20th centuries. J
Nutr 2008, June, 25th ; 138: 2060–2063
3
Gupta S, Abu-Ghannam N. Bioactive potential and possible health effects of edible brown
seaweeds. Trends in Food Science and Technology.2011; 22 (1) 315-326.
4
The Seaweed Site: Information on Marine Alga. What are Seaweeds. [Internet]. [dikutip 17
maret 2013]. Dapat diakses : http://www.seaweed.ie/algae/seaweeds.php
5
Viannerry. Laporan Rumput Laut [internet]. 2011. [dikutip 26 Mei 2013]. Dapat diakses :
http://vianerry.blogspot.com/2011/12/laporan-rumput-laut.html
6
Chaplin M. Agar [internet]. 2010. [update 10 April 2010, dikutip 10 Mei 2013]. Dapat diakses
: http://www.lsbu.ac.uk/water/hyagar.html
7
Pradnyani G, Astiti D, Putera I. Pemberian Sisa Rumput Laut (Gracilaria arcuata ) sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Kosmetik [internet]. 2009. [dikutip 28 April 2013]. Dapat diakses
:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=0CFoQFj
AI&url=http%3A%2F%2Fgustiayudiyah.files.wordpress.com%2F2012%2F03%2Frumput
-lautkosmetik.doc&ei=98J8UdbgBoH3rQefyYHYDQ&usg=AFQjCNGc_JyDq_EWyGyF0dh8
M8dU6fTLIA&sig2=KeT2uABmy3RyYbEKLufodg&bvm=bv.45645796,d.bmk&cad=rja
8
Wijesinghe W, Jeon Y. Biological activities and potential industrial applications of fucose rich
sulfated polysaccharides and fucoidans isolated from brown seaweeds: A review.
Carbohydrate Polymers. 2011;88(1) 13-20.
9
Ortiz J, et al. Dietary fiber, amino acid, fatty acid and tocopherol contents of the edible
seaweeds Ulva lactuca and Durvillaea Antarctica. Food Chemistry. 2006; 99(1)98-104.
10
Dawczynski C, Schubert R, Jahreis G. Amino acids, fatty acids, and dietary fibre in edible
seaweed products. Food Chemistry. 2007; 103(1) 891–899.
11
Larsen R, Eilertsen K, Elvevoll E. Health benefits of marine foods and ingredients.
Biotechnology Advance. 2011;29(1) 508–518.
12
Dawczynski C, Schubert R, Jahreis G. Amino acids, fatty acids, and dietary fibre in edible
seaweed products. Food Chemistry. 2007; 103(1) 891–899.
29
13
Dawczynski C, Schubert R, Jahreis G. Amino acids, fatty acids, and dietary fibre in edible
seaweed products. Food Chemistry. 2007; 103(1) 891–899.
14
Mohamed S, Hashim S, Rahman A. Seaweeds: A sustainable functional food for
complementary and alternative therapy. Trends in Food Science & Technology.
2012;23(1)83-96.
15
Garcia-Sartal C, et al. Study of cooking on the bioavailability of As, Co, Cr, Cu, Fe, Ni
IKAN DAN HASIL PERIKANAN
RUMPUT LAUT
Dosen Pengampu : Ninik Rustanti, S.TP, M.Si
Disusun oleh :
Gardinia Nugrahani
22030112130017
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumput laut atau bisa disebut sea veggies adalah salah satu hasil perikanan yang berupa alga
yang hidup di perairan laut. Rumput laut mengandung banyak mineral dan zat gizi yang berguna
bagi tubuh.
Indonesia yang berada di wilayah tropis memiliki sumber daya rumput laut yang tidak kurang
555 jenis seperti Gracilaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargassum, and Turbinaria .1 Oleh
karena itu perlu adanya eksplorasi dan pengembangan pemanfaatan dari potensi alam yang kita
miliki.
Rumput laut memiliki nilai ekonomis tinggi setra berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh.
Penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat rumput laut akan dibahas pada bab pembahasan.
1.2
Rumusan Masalah
2.1
Apa itu rumput laut dan apa saja macamnya?
2.2
Bagaimana kandungan gizi yang terdapat pada rumput laut?
2.3
Apa manfaat rumput laut bagi kesehatan?
2.4
Sifat khas apakah yang dimiliki rumput laut?
2.5
Bagaimana cara menyimpan rumput laut supaya tidak mudah rusak?
2.6
Bagaimana cara mengolah rumput laut yang benar?
2.7
Hasil olahan apa saja yang berbahan baku rumput laut?
2.8
Bagaimana perkembangan rumput laut di Indonesia?
1.3
Tujuan
2.1
Agar pembaca mengetahui apa itu rumput laut dan macamnya.
2.2
Agar pembaca mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada rumput laut.
2.3
Agar pembaca mengetahui manfaat rumput laut bagi kesehatan
2.4
Agar pembaca mengetahui sifat khas yang hanya dimiliki oleh rumput laut.
2.5
Agar pembaca mengetahui cara penyimpanan rumput laut supaya tidak mudah rusak.
2.6
Agar pembaca mengetahui cara mengolah rumput laut yang benar.
2.7
Agar pembaca mengetahui hasil olahan yang berbahan baku rumput laut.
2.8
Agar pembaca mengetahui perkembangan rumput laut di Indonesia
2
1.4
Manfaat
Dengan membaca paper ini, pembaca akan mendapatkan informasi mengenai pa yang
dimaksud, jenis, kandungan gizi, manfaat, sifat dari rumput laut. Adanya informasi tentang
kandungan gizi dari rumput laut, dapat digunakan sebagai acuan untuk mengatasi adanya
permasalahan gizi di Indonesia. Contohnya goiter atau gondok secara tradisional bisa
menggunakan rumput laut sebagai asupan yang mengandung iodium, dan dapat mencegah goiter
menjadi semakin parah.2
Serta pembaca akan mengetahui bagaimana cara mengolah dan menyimpan rumput laut yang
benar, sehingga dengan membaca paper ini pembaca akan mampu mengolah dan memanfaatkan
rumput laut dengan baik dalam memenuhi kebutuhannya. Dan supaya sumber daya rumput laut
yang ada di alam Indonesia akan lebih dimanfaatkan dan dieksplorasi secara bertanggung jawab.
3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Macam Rumput Laut
Alga atau ganggang adalah organisme mirip tanaman yang hidup di perairan. Alga tidak
memiliki akar, daun, atau system pembuluh, sehingga mendapatkan makanan melalui proses
osmosis. Dua jenis utama dari alga yang telah diidentifikasi adalah yang mikroalga, yang
ditemukan di kedua bentik dan pesisir dan juga di seluruh perairan laut serta makroalga atau
rumput laut yang menempati zona litoral. 3
Rumput laut termasuk golongan alga yang umumnya hidup menempel di batu atau substrat
keras lain di wilayah pesisir. 4 Dilihat dari bentuknya, rumput laut atau alga tidak memperlihatkan
adanya perbedaan antara akar, batang dan daun. Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai
bentuk yang mirip walaupun sebenarnya berbeda. Bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanya
thalus (jaringan yang tidak berdiferensiasi). Bagian-bagian dari talus rumput laut meliputi
pegangan erat (jangkar), Stipe (mendukung pisau) dan pisau (untuk fotosintesis). Bentuk thalus
rumput laut ada bermacam-macam, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti
kantong dan rambut dan sebagainya.
Rumput laut dibedakan dalam tiga kelompok yang berbeda, dibedakan atas dasar warna talus
yaitu alga coklat (phaeophyta), ganggang merah (rhodophyta) dan ganggang hijau
(Chlorophyta).
Ganggang merah dan coklat hampir semuanya ada di laut, sementara ganggang hijau umum di
air tawar (sungai dan danau), dan bahkan pada batu, dinding, rumah, dan kulit pohon di tempattempat lembab lainnya.
Berikut penjelasan mengenai jenis dan macam rumput laut. 5
a.
Alga merah (rhodophyta)
Warna alga merah sangat mencolok dan bercahaya. Alga ini memiliki pigmen fikobilin, yang
terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru). Alga merah biasanya
berukuran kecil dan bentuknya lebih beraneka ragam serta jumlahnya banyak. Alga merah yang
memiliki ukuran yang paling panjang adalah kurang lebih 1-2 m.
Alga ini memiliki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch). Dalam dinding selnya
terdapat selulosa, agar, carragenan, porpiran dan furselaran. Contoh dari alga merah yaitu
Gracillaria, Gellidium, Eucheuma, Hypnea, Gigartina , dan Porpiran.
Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk. Reproduksi seksual
dengan karpogonia dan spermatia. Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel di ujung thalus)
4
dan multiaksial (banyak sel di ujung thalus). Alat perekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel
tunggal atau sel banyak.
b.
Alga hijau ( Chlorophyceae )
Alga hijau merupakan kelompok alga yang berwarna hijau. Di dalam sel-selnya mengandung
satu sampai beberapa buah kloroplas. Pigmen fotosintetik yang terdapat di dalam plastida terdiri
dari klorofol a dan b jumlahnya sangat banyak sehingga menutupi pigmen lainnya yaitu karoten
dan xantofil sehingga algae ini berwarna hijau. Contoh alga hijau adalah Caulerpa sp. Codium
sp, Halimeda sp.
Alga kelas ini mempunyai bentuk yang beragam, namun bentuk umum yang dijumpai adalah
bentuk filamen (seperti benang) dengan septa (sekat) atau tanpa sekat, dan berbentuk lembaran.
Perkembangbiakan seksual sebagai berikut isi dari suatu sel biasa tumbuhan yang pipih dan
berlapis dua membentuk sel kelamin yang disebut gamet berbulu getar dua. Setelah gamet lepas
ke air mereka bersatu berpasangan dan melalui pembelahan sel berkembang menjadi tumbuhan
baru yang dikenal dengan sporofit,tetapi biasanya melalui fase benang dulu.
Perkembangbiakan dapat juga secara aseksual. Setiap sel biasa dari tumbuhan zoospore berbulu
getar empat. Zoospora ini setelah dilepas tumbuh langsung menjadi gametofit yakni tumbuhtumbuhan yang menghasilkan gamet. Perkembangbiakan aseksual dapat pula terjadi dengan
fragmentasi yang membentuk tumbuhan tak melekat.
Sebaran alga hijau terdapat terutama di mintakat litoral bagian atas, khususnya di belahan
bawah dari mintakat pasut,dan tepat di daerah bawah pasut sampai kejelukan 10 meter atau
lebih, jadi di habitat yang mendapat penyinaran matahari bagus. Alga dari kelas ini terdapat
berlimpah di perairan hangat (tropik). Di laut kutub Utara, alga hijau ini lebih jarang ditemukan
dan bentuknya kerdil.
c.
Alga coklat (phaeophyta)
Warna alga ini coklat. Mempunyai pigmen klorifil a dan c, beta karoten, violasantin, dan
fukosantin. Alga coklat ini hampir semuanya merupakan tumbuhan laut dan hanya sedikit yang
hidup di air tawar yang diantaranya berukuran sangat besar. Alga coklat berupa tumbuhtumbuhan bercabang berbentuk benang kecil yang halus (Ectocarpus), bertangkai pendek dan
bertalus lebar (Copstaria, Alaria , dan Laminaria , beberapa diantaranya mempunyai lebar 2 m ),
bentuknya bercabang banyak (Fucus, Agregia) dan dari Pasifik terdapatalga berukuran
rakasadengan tangkai yang panjang dan daunnya seperti kulit yang panjang ( Nereocystis,
Pelagophycus, Macrocystis), berbentuk rantai seperti sosis yang kosong dan kasar, dan
panjangnya 30 cm atau lebih. Contoh dari alga coklat adalah Sargassum sp.
2.2
Kandungan Gizi Rumput Laut
5
Rumput laut memiliki kandungan karbohidrat (gula atau vegetable-gum), protein, sedikit
lemak dan abu yang merupakan senyawa garam natrium dan kalium. Rumput laut juga
mengandung vitamin A, B1, B2, B6, B12, dan C, betakaroten, kalsium, fosfor, natrium, zat besi
dan yodium.
Tabel 1. Kandungan gizi rumput laut kering
Zat Gizi
Rumput laut kering
Energi (kkal)
312,0
Protein (g)
1,3
Lemak (g)
1,2
Karbohidrat (g)
83,5
Serat (g)
2,7
Abu (g)
4,0
Vitamin B1 (mg)
0,01
Riboflavin (mg)
0,22
Niasin (mg)
0,2
Zat besi (mg)
0,5 - 35
2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat dalam rumput laut memiliki berbagai bentuk, diantaranya polisakarida contohnya
serat atau fiber , agar, alginat, fukosa dan karagenan.
Serat
Rumput laut merupakan bahan makanan yang kaya serat sehingga dapat digunakan sebagai
sumber serat.
Serat dalam rumput laut ada 2 macam, yaitu serat laut air ( soluble) dan serat tidak larut air
(insoluble). Serat larut dan serat tidak larut memiliki sifat yang saman, namun dapat dibedakan
menggunakan kemampuannya dalam membantuk gel yang kental dalam pencernaan.
Rumput laut kaya polisakarida yang mudah dicerna oleh manusia, sehingga merupakan
sumber serat larut air yang baik. Jumlah kandungan serat makanan dari rumput laut berkisar
antara 25% -75% (berat kering), dan serat larut air merupakan 51% -85%.
Agar
6
Gambar 1. Struktur kimia dari agar
Agar merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galactan linier.
Agar juga merupakan
campuran yang terdiri dari agarosa dan agaropektin. Agarosa, komponen utama dari agar-agar,
adalah polimer rantai lurus yang terdiri dari unit monomer agarobiosa. Agarobiose adalah
disakarida yang terdiri dari D-galaktosa dan 3,6-anhydro-L-galactopyranose. Agaropectin
merupakan campuran heterogen molekul kecil yang terjadi dalam jumlah yang lebih kecil. 6 Agar
adalah komponen utama penyusun dinding sel alga.
Agar mencair pada 85 ° C (358 K, 185 ° F) dan mengeras pada 32-40 ° C (305-313 K, 90-104
° F). Sifat ini merupakan keunggulan agar karena mencairnya mudah dan stabilitas gel yang baik
pada suhu ruang. Agar-agar tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Dalam
bentuk gel, agar dapat digunakan untuk mengukut motilitas dan mobilitas mikroorganisme.
Dalam industri pembuatan makanan, agar-agar digunakan sebagai thickener dan
stabilizer. Dalam industri farmasi, agar-agar berguna sebagai pencahar atau peluntur dan kultur
bakteri. Dalam industri kosmetika digunakan dalam pembuatan salep, krim, sabun dan
pembersih muka atau lotion.
7
Penghasil agar-agar antara lain Gracilaria , Gelidium, Ahnfeltia,
Pterocladia dan dari jenis Acanthopeltis.
Alginat
Gambar 2 Struktur kimia dari alginat atau asam alginat
Alginat atau asam alginik (alginic acid) merupakan polimer rantai lurus yang mengandung
D-asam manurat dan α L- asam guluronat. Alginat terdapat di dinding sel alga coklat, ketika
berikatan dengan air akan membentuk campuran yang kental. Dalam bentuk diekstraksi, alginat
menyerap air dengan cepat dan mampu menyerap air sebanyak 200-300 kali beratnya sendiri.
Alginat biasanya digunakan sebagai pengental, emulsi, dan suspensi.
Kelompok
Phaeophyceae yang menghasilkan alginat, yaitu Macrocystis, Ecklonia, Fucus, Lessonia dan
Sargassum.
Fukosa8
7
Fukoidan, merupakan jenis dari polisakarida sulfat kompleks, sering ditemukan pada matriks
dinding sel dari berbagai spesies alga coklat.
Fukosa adalah gula deoksi heksosa dengan rumus kimia C6H12O5 dan merupakan sub unit
dasar penyusun polisakarida fukoidan. Selama ini fukoidan diteliti untuk diktahui manfaatnya
bagi kesehatan. Baru-baru ini penelitian untuk obat baru telah meningkatkan penggunaan
fucoidans.
Karagenan
Ada tiga jenis utama karagenan, yang berbeda berdasarkan derajat sulfonasinya. Kappakaragenan memiliki satu sulfat per disakarida. Iota-karaginan memiliki dua sulfat per disakarida.
Lambda karagenan memiliki tiga sulfat per disakarida.
Karagenan merupakan senyawa hidrokoloid yang merupakan senyawa palisakarida yang
diekstraksi dari rumput laut dari jenis Carragenophyt, seperti Eucheuma sp., Chondrus sp.,
Hypnea sp. dan Gigartina sp. Karagenan merupakan suatu jenis galaktan yang sering digunakan
di industri makanan sebagai emulsifier.
8
Gambar 3 Berbagai bentuk struktur karaginan
Laminaran
Laminaran pertama kali ditemukan pada spesies rumput laut coklat. Zat ini merupakan kula
terbesar yang ada pada spesies Laminaria . Laminaran merupakan polisakarida larut air yang
mengandung 20-25 unit glukosa. Sebagian besar laminaran membentuk kompleks yang
distabilkan oleh ikatan hidrogen sehingga tahan dalam proses hidrolisis di organ gastrointestinal
bagian atas dan digolongkan dalam sumber serat. Kandungannya dalam rumput laut dipengaruhi
oleh suhu, salinitas garam, gelombang, arus, dan kedalaman laut.
2.2.2 Protein
Asam amino yang terkandung dalam rumput laut banyak macamnya.
9
Tabel 2. Kandungan asam amino dalam Durvillaea antarctica dan Ulva lactuca9
Asam amino
D. antarctica
D. antarctica
U. lactuca
(mg/100 g prot.)
(leaves)
(stem)
(flour)
Asp
745.3 ± 1.5
2019.9 ± 5.2
1487.0 ± 8.5
Glu
1052.6 ± 2.9
972.2 ± 2.5
1508.4 ± 9.5
Ser
434.4 ± 1.1
256.2 ± 1.5
833.2 ± 5.9
His
750.6 ± 2.3
1178.5 ± 5.5
133.9 ± 1.5
Gly
220.8 ± 1.7
293.2 ± 1.1
815.6 ± 5.7
Thr
255.1 ± 1.1
280.9 ± 1.0
797.8 ± 7.5
Arg
332.1 ± 1.0
150.4 ± 1.2
486.6 ± 3.5
Ala
446.4 ± 1.1
826.5 ± 5.5
1096.4 ± 10.5
Pro
0.3 ± 0.0
0.2 ± 0.0
0.7 ± 0.1
Tyr
178.2 ± 1.2
80.5 ± 1.1
435.2 ± 1.5
Val
462.9 ± 1.5
185.0 ± 1.5
339.2 ± 4.5
Met
914.7 ± 1.9
415.3 ± 0.9
671.7 ± 8.5
Cys
4.3 ± 0.1
97.3 ± 1.4
55.0 ± 6.5
Ile
350 ± 1.5
161.5 ± 1.1
550.0 ± 7.1
Leu
603.6 ± 1.9
274.6 ± 1.3
1034.5 ± 8.9
Phe
374.5 ± 1.3
192.6 ± 1.1
1245.4 ± 12.5
Lys
507.2 ± 1.1
193.0 ± 1.5
723.3 ± 8.5
Dari tabel tersebut terbukti bahwa rumput laut memiliki kandungan asam amino yang tinggi.
Kedua jenis rumput laut diatas dapat dijadikan sebagai sumber protein untuk makanan.
Nilai asam amino (AAS) yang terkandung dalam alga merah bervariasi sekitar 40-90 %, dan
alga coklat lebih rendah dibandingkan alga merah yaitu 20-70 %.
Indeks asam amino esensial (EAAI) memiliki kaitan yang lebih erat terhadap kualitas biologis
proteindibandingkan dengan AAS. Porphyra sp. (dari China) and Undaria pinnatifida memiliki
indeks yang paling tinggi, sedangkan Laminaria sp. yang paling rendah.
Tabel 3. Evaluasi kualitas protein alga10
10
Selain itu, rumput laut memiliki nilai gizi protein yang berbeda-beda menurut jenisnya.
2.2.3 Lemak
Hasil perikanan dari laut kebanyakan mengandung asam lemak tak jenuh sebagai komponen
penyusun lemaknya, oleh karena itu rumput laut lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh yang lebih bermanfaat bagi kesehatan dibandingkan asam lemak jenuh. Kadar lemak jenuh
dalam hasil perikanan laut cenderung sedikit. 11
Penelitian mengenai adanya kandungan lemak pada rumput laut menggunakan ekstraksi dan
FAME (fatty acid methylesters) dan menunjukkan bahwa asam lemak jenuh (saturated fatty
acid) yang terkandung dalam rumput laut paling banyak berbentuk asam palmitat, dan
kandungan asam palmitat tertinggi ada pada Porphyra sp dengan 37% dan yang terendah
dimiliki oleh Undaria pinnatifida yaitu 14%.12
Monounsaturated fatty acid (MUFA) atau lemak tak jenuh tunggal, memiliki manfaat bagi
kesehatan, kadar tertingginya dimiliki oleh Laminaria sp. Kandungan asam oleat yang tertinggi
dimiliki oleh Porphyra sp.
Poly unsaturated fatty acid (PUFA) merupakan asam lemak esensial bagi tubuh, PUFA
memiliki berbagai macam bentuk salah satunya omega 3, omega 6, dan omega 9 yang sering
ditemukan pada hasil perikanan laut. Kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) pada rumput laut
tergolong tinggi, dan konsentrasinya pada masing-masing spesies rumput laut berbeda. 13
2.2.4 Vitamin
E. cottonii, C. lentifera dan Sargassum polycstum merupakan sumber vitamin C dan-tokoferol
(vitamin E) yang dapat mencegah oksidasi LDL dan pembentukan tromboxin.
11
Alga atau rumput laut lainnya juga mengandung beta karoten, contohnya 197.9 µg/g pada C.
fragile kering dan 113.7 µg/g pada G. chilensi. C. Fragile mengandung δ-tokoferol and α-
tokoferol sedangkan G. Chilensis dan M. Pyrifera mengandung -tokotrienol dan α-tokoferol.
Tingginya kadar karotenoid terutama fukosantin, beta karoten, ada dalam alga atau rumput laut
coklat sementara rumput laut hijau dan merah hanya berisi-tokoferol.14
2.2.5 Mineral
Rumput laut mengandung elemen mineral penting, seperti Co, Cr, Mo, Ni, Se, V, Mg, Ca, Fe
dan I, lebih tinggi daripada vegetasi daratan. Tetapi apabila lingkungan terkena polusi, rumput
laut juga dapat mengantung mineral yang berbahaya, seperti Pb atau Cd.15 Karakteristik
lingkungan air di mana rumput laut tumbuh (salinitas, kekeruhan, kandungan gizi, dan
kontaminasi logam berat) sangat menentukan kandungan mineral yang dapat diserap.
Pada hasil penelitian berikut, menggunakan sampel rumput laut coklat, Wakame ( Undaria
pinnatifida ) dan Kombu (Laminaria ochroleuca ), rumput laut merah yang disebut Nori
(Porphyra umbilicales), dan satu ganggang hijau, Selada Laut (Ulva rigida ).
Tabel 4. Kandungan mineral berbagai rumput laut 16
Urutan konsentrasi elemen mineral pada Porphyra adalah As> Cd> V> Ni> Cr> Pb> Se>
Mo> Co> Sb, sedangkan Laminaria adalah As> V> Cd> Ni> Cr> Pb> Se> Co> Mo> Sb.
Porphyra mengandung konsentrasi yang lebih tinggi dari sebagian besar mineral dianalisis pada
Laminaria , juga pada Porphyra terkandung jauh lebih tinggi As dibandingkan pada Laminaria
(Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa dalam Phaeophyceae berarti isi As sekitar sepuluh kali
lebih tinggi daripada di Rhodophyceae.17
12
Tabel 5. Perbandingan mineral yang terdapat pada Porphyra dan Laminaria
2.2.6 Pigmen Warna18
Rumput laut mengandung berbagai jenis pigmen warna sesuai warnanya yaitu Phaeophyceae
(alga coklat), Rhodophyceae (alga merah), dan Chlorophyceae (alga hijau). Pada dasarnya
pigmen alami (natural pigment) yang ditemukan pada rumput laut ada 3, yaitu klorofil,
karotenoid, dan fikobiliprotein.
Klorofil merupakan pigmen warna hijau yang larut lemak serta mengandung cincin porphyrin
yang ditemukan pada semua alga, tanaman, dan sianobakteria. Pada strukturnya, klorofil
merupakan substitus dari tetrapirol porifrin yang berikatan dengan atom magnesium. Klorofil
memiliki 4 jenis, diantaranya klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a merupakan jenis klorofil yang
dapat mengabsorbsi energi dari gelombang cahaya
sehingga berperan untuk melakukan
fotosintesis yang nanti produk hasilnya berupa gula atau karbohidrat. Klorofil b, c dan d
ditemukan pada alga merah.
Karotenoid adalah poliena linier yang berfungsi sebagai pengumpul energy dari cahaya.
Karotenoid dapat dibagi menjadi 2 jenis, karoten dan xantofil. Yang terlihat pada alga hanyalah
fukosantin, yaitu pigmen coklat yang ada pada kelp dan alga coklat lainnya. Fukosantin
13
merupakan bentuk karotenoid yang paling banyak dari berbagai macam karotenoid yang terdapat
di alam.
Fikobiliprotein yaitu protein fluorescent yang larut dalam air dan merupakan reseptor cahaya
utama pada sianobakteria, dan alga merah. Ada tiga kategori utama dari fikobiliprotein yaitu
fikosianin, alofikosianin dan fikoeritrin sebagai fikobiliprotein yang paling banyak ditemukan di
spesies alga merah.
2.2.7 Florotanin19
Florotanin merupakan hasil metabolisme rumput laut yang tersusun dari fenolik mengandung
floroglusinol (1,3,5-trihidroksibenzena) dan dihasilkan melalui jalur asetat malonat.
Zat ini disimpan di tempat khusus dan diperkirakan sebagai pertahanan pada rumput laut
coklat serta sebagai penyusun dinding sel.
2.2.8 Diterpen
Diterpen adalah zat terhalogenasi yang tidak mudah menguap dengan struktur karbon yang
berbeda. Sumber diterpen yang utama adalah alga coklat yang termasuk genus Dycota.20
2.3
Manfaat Rumput Laut Bagi Kesehatan
Manfaat yang dimiliki rumput laut sangat banyak, karena rumput laut kaya akan serat,
vitamin, dan mineral, maka keuntungan ketika mengonsumsi rumput laut sangatlah banyak. pada
suatu penelitian, ekstrak rumput laut dapat digunakan sebagai antioksidan, pencegahan
kerusakan hati oleh karbon tetraklorida, antiproliferasi, antimicrobial, dan antiviral. 21
Tabel 6. Manfaat kandungan zat gizi dalam beberapa rumput laut
Rumput Laut
F. evanescens
F. vesiculosus
Zat
Bioaktif
Zat Spesifik
Fukoidan
Fucan
Manfaat
Referensi
Anti-tumor dan
Alekseyenko et
Anti-metastatic
al., 2007
Penghambat avian
Queiroz et al.,
RT; Antithrombin
2008;
Mour~ao, 2004
A. utricularis
Fukoidan
Galaktofuran
menghambat
Ponce et al., 2003
HSV 1 and 2
L. japonica
Laminarin
Anti-apoptosis
Kim et al., 2006
U. pinnatifida
Polisakarida
Anti-viral
Hemmingson et
sulfat
E. cava
al., 2006
Florotanin
diekol
Efek memutihkan
Heo et al., 2009
Florotanin
8,8’-bieckol; 8,4’’’dieckol,
Penghambat HIV-1
Artan et al., 2008;
6,6’-bieckol
RT
Ahn et al., 2004
14
dioxinodehydroeckol
Florotanin
Eisenia arborea
Florotanin
Phlorofucofuroeckol-B
Anti-kanker
Kong et al., 2009
Anti-alergi
Sugiura et al.,
2007
I. okamurae
Florotanin
diphlorethohydroxycarmalol
Whitening effect;
Heo et al., 2009,
Anti-diabetic
2010
Pelvetia siliquosa
Florotanin
fucosterol
Anti-diabetik
Lee et al., 2004
Ecklonia kurome
Florotanin
phlorofucofuroeckol A
Algisidal
Nagayama et al.,
2003
S. vulgare
Alginic
Anti-tumor
de Souza,
acid,
Marques et al.
xylofucans
(2007);
de Souza, Torres
et al. 2007
Dictyota
Diterpene
Da-1; AcDa-1
Anti-retroviral
2004
menstrualis
Dictyota sp.
Pereira et al.,
Diterpene
4,18-dihydroxydictyolactone
Sitotoksik
Jongaramruong &
Kongkam, 2007
Dictyota pfaffii
Diterpene
8,10,18-trihydroxy-2,6-
Inhibitory against
Abrantes et al.
dolabelladiene
HSV-1; decrease
(2010)
the content of
HSV-1 early proteins
Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi dengan cara
mengubah radikal bebas menjadi non-radikal bebas. Radikal bebas salah satunya adalah reactive
oxygen species (ROS) yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berakhir pada kematian, juga
menyebabkan berbagai penyakit yaitu stroke, kanker, diabetes mellitus, Alzhemer’s dan
Parkinson.
Mekanisme oksidasi lemak merupakan mekanisme rantai radikal bebas yang meliputi tiga
langkah, dimulai dari pembentukan radikal peroksil bebas yang dapat bereaksi dengan asam
lemak tidak jenuh yang membentuk hidroperoksida lemak dan akhirnya terjadi pemutusan dua
reaksi radikal peroxyl untuk menghasilkan zat non-radikal. Antioksidan bekerja dengan cara
mencegah atau bahkan menghambat reaksi awal yang dilakukan oleh radikal bebas.
Rumput laut dikenal sebagai antioksidan yang baik karena memiliki kandungan polifenol
seperti florotanin, fukosantin dan astasantin, klorofil yang tinggi di antara hasil laut dan
perikanan lain. Senyawa polifenol dapat memecah rantai radikal bebas, radikal peroksi atau
15
superoksi dengan menyumbangkan elektron sehingga menghasilkan radikal bebas yang tidak
reaktif dan stabil. Konsumsi rumput laut yang rutin dapat mengurangi risiko terkena kanker usus
besar.22
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa tingginya kadar fenol dalam rumput laut
berkaitan dengan aktivitas antioksidan. 23 Polifenol dalam rumput laut Eisenia bicyclis, Ecklonia
cava dan Ecklonia kurom dari Jepang menunjukkan aktivitas antioksidan 2-10 kali lebih banyak
dibandingkan dengan katekin, α-tokoferol dan asam askorbat.24
Anti tumor25
Polisakarida memiliki sifat imunomodulator yang baik berkaitan dengan efek anti-tumor,
sehingga potensi ini menyebabkan diadakannya penelitian lebih lanjut. Peran polisakarida sulfat
dari rumput laut (alga) sebagai zat anti-neoplastic, bahkan beberapa penelitian membuktikan
bahwa polisakarida sulfat memiliki aktivitas antiproliferasi pada sel kanker, serta menghambat
pertumbuhan tumor yang tumbuh pada tikus. 26
Polisakarida yang diekstrak dari rumput laut Sargassum stenophyllum yang disebut sarg,
memiliki efek anti vaskulogenik (anti pembentukan vascular pada embrio) baik secara in vivo
maupun in vitro serta untuk memodifikasi proses pembentukan genetik embrio secara endogen
yang diatur oleh bFGF, atau dikenal sebagai stimulator angiogenik.
Fukoidan dari F. vesiculosus dapat menghambat poliferasi dan apoptosis terindusi dalam
deretan HS-Sultan sel limfoma manusia. Penelitian membuktikan bahwa apoptosis indusifukoidan melalui mitokondria, dan setelah 24 jam diiberi fukoidan aktivitas mitokondria dalam
sel HS-Sultan menurun.
Kim, Kim, Kim, Lee, and Lee (2006) meneliti mengenai aktivitas anti apoptosis dari
polisakarida yang diekstrak dari rumput laut coklat Laminaria japonica, membuktikan bahwa
dapat mengurangi apoptosis (kematian sel) termosit pada tikus.
Alginat dari rumput laut coklat juga memiliki efek anti-tumor, seperti pada ekstrak Sargassum
vulgare dari pesisir samudra Atlantis, Brazil.
Diterpene merupakan senyawa organik yang terdiri dari empat isoprena. Diterpene terbukti
telah menunjukkan aktivitas anti tumor pada penelitian karsinoma pada paru-paru dan hati
manusia.
Menghambat kanker payudara
Kanker payudara termasuk dalam penyebab kematian terbesar akibat kanker pada wanita di
dunia.
16
Echeuma cottonii merupakan salah satu rumput laut yang memproduksi karagenan. Ekstrak
dari rumput laut ini diteliti telah membarikan efek anti proliferatif terhadap estrogen pada sel
kanker payudara manusia.27
Ekstrak E. cotonii yang kaya polifenol dapat menghambat perkembangan sel kanker payudara
dengan cara apoptosis dan meningkatkan status oksidatif pada tikus.
Anti koagulan
Zat anti koagulan dalam rumput laut berasal dari polisakarida sulfat yang bisa berasal dari
sepesies Padina gymnospora, Dycota menstrualis, dan F. vesiculosus. Laminaria cichorioides
dari pesisir timur Korea juga memiliki zat anti koagulan yang dimediasi oleh penghambatan
thrombin oleh kofaktor II heparin sehingga darah tidak mudah membeku di dalam tubuh.
28
Anti-viral
Asam meroditerpenoid atomarik, epitaondiol dan the peroxilakton yang diekstrak dari
Stypopodium zonale di Brazil, memiliki aktivitas anti HSV-1 (herpes simplex virus), zat ini
memiliki pengaruh pada saat awal terjadi siklus replikasi virus atau ketika penetrasi virus.29
Anti diabetik
Fukosterol yang diekstrak dari Pelvetia siliquosa dapat menurunkan konsentrasi serum
glukosa, dan menghambat akumulasi sorbitol di lensa pada tikus. 30
Anti alergi
Sifat anti alergi dimiliki oleh florotanin dalam beberapa rumput laut. Pada penelitian
mengenai kaitan florotanin pada sel leukemia, florotanin menghambat pengeluaran histamin dari
sel basofil leukemia tikus pada konsentrasi tertentu.31
Memutihkan
Suatu penelitian mengenai pengaruh florotanin dari Ecklonia cava dengan efek penghambatan
melanogenesis serta efek perlindungan terhadap stress fotooksidatif akibat radiasi UV-B,
menghasilkan kesimpulan bahwa florotannin memiliki efek memutihkan dan efek perlindungan
terhadap UV-B yang memicu keusakan sel. Sehingga florotanin memiliki potensi dalam farmasi
dan kosmetik.
Menurunkan kolesterol
Natrium algianat merupakan zat yang didapat dari rumput laut, dapat mengurangi penyerapan
kolesterol di usus. Efek penurunan kolesterol juga dipengaruhi oleh derajat polimerisasi asam
alginat. Semakin besar derajat polimerisasi dari asam alginat, maka semakin aktif dalam
mengurangi plasma kolesterol dengan meningkatkan kolesterol dalam feses.
Dengan
menurunnya kadar kolesterol darah, dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung
koroner.32
17
Melancarkan proses pencernaan
Rumput laut merupakan sumber serat yang bermanfaat bagi tubuh. Serat ini berfungsi untuk
melancarkan penyerapan makanan dalam saluran pencernaan, serta melancarkan buang air besar.
Mengurangi risiko defisiensi Iodium
Rumput laut memiliki kandungan mineral iodium karena habitat hidupnya di laut. Goiter
merupakan penyakit pembesaran kelenjar tiroid yang diakibatkan karena kekurangan iodium.
Suatu penelitian menyimpulkan bahwa suplementasi iodium dengan mngonsumsi rumput laut
dapat menurunkan risiko goiter.33
Efek perlindungan saraf
Demensia merupakan gangguan atau penurunan fungdional yang diakibatkan adanya kelainan
pada otak yang ditunjukkan dengan adanya kelainan mental, ketidaknormalan dalam berpikir,
mengingat, berhitung, dan berbicara.
Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia, yang merupakan salah satu
dari empat penyebab utama kematian di negara maju. Hingga saat ini pengobatan yang dilakukan
merupakan pengobatan dari gejala yang timbul (simptomatik) menggunakan obat-obatan yang
meningkatkan kadar asetilkolin di otak dengan menghambat asetilkolinesterase (AchE).
Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian mengenai cara menghambat cholinesterase
menggunakan zat yang dihasilkan dari rumput laut. Hasil menunjukkan bahwa Hypnea valentiae,
Padina gymnospora,Ulva reticulata dan Gracilaria edulis dapat menghambat aktivitas AchE.
2.4
Sifat Khas Rumput Laut
Rumput laut mengandung asam alginat yang dapat digunakan dalam pembuatan suspensi,
emulsifier, stabilizer, salep, dan kapsul. Rumput laut dengan kandungan untuk agar terutama
didapatkan dari Gracilaria sp dan Gelidium sp.
Selain itu rumput laut juga mengandung karaginan yang merupakan suatu jenis galaktan yang
sering digunakan di industri makanan sebagai emulsifier. Kandungan karagenan banyak terdapat
di spesies alga merah contohnya species Eucheuma cottoni dan Eucheuma spinosum. Nilai
ekonomi rumput laut tersebut tinggi karena sifat gel yang dapat dibentuknya.
Kandungan zat warna merah pada rumput laut dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada
makanan dan zat warna.
2.5
Penyimpanan Rumput Laut
18
Rumput laut kering biasanya disimpan dalam kantong plastik kedap udara, pada suhu ruang.
Pengeringan yang dilakukan dapat dilakukan dengan cara penjemuran. Syarat rumput laut kering
adalah34 :
1. Tingkat kekeringannya harus cukup, biasanya diukur dengan kadar air yang sudah mencapai
antara 35 – 38 %.
2. Tingkat kebersihannya cukup, biasanya diukur dengan kandungan kotoran atau impurities yang
maksimal 3 % atau maksimal 5 %.
Selain itu metode penjemuran tradisional menggunakan matahari pagi sampai sore ini
biasanya hanya efektif maksimal dilakukan kurang lebih selama 9 jam saja dalam sehari, sejak
pukul 8 pagi sampai dengan pukul 5 sore. Sedangkan minimal 15 jam dalam sehari praktis
proses pengeringan dan penjemuran tidak efektif atau tidak dilakukan, hal itu karena sinar
matahari tidak ada.
Menutup tumpukan rumput laut itu dilakukan juga untuk menghindarinya dari terkena air
tawar yang berasal dari embun atau gerimis dan bahkan hujan. Sebab jikalau sampai terkena air
tawar mutu rumput laut ini akan menurun sebab akan mudah berjamur dan mudah putus atau
hancur.
Sangat ideal jika penjemuran dengan panas matahari ini bisa dilakukan hanya 3-4 hari setelah
dipanen, jika demikian rendemen menjadi cukup tinggi hingga 13 – 15%. Namun hal ini sangat
jarang terjadi jika daerah tersebut sering hujan atau pada saat musim hujan. Oleh karena harus
dipikirkan cara pengeringan rumput laut yang cepat, hemat biaya, hemat tenaga dan sekaligus
bisa menghasilkan rumput laut kering dengan mutu yang bagus sesuai dengan standard ekspor.
Dengan metode yang mantab kepastian hasil rumput laut kering akan tercapai bagaimanapun
keadaan cuaca yang mungkin berfluktuasi, tetapi mutu tetap terjaga dan proses keseluruhan tetap
menguntungkan bagi semua pihak.
Proses penyimpanan rumput laut dengan cara dikeringkan terlebih dahulu membutuhkan
waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit, serta tempat yang luas untuk menjemur, sehingga
para petani rumput laut mulai untuk menyimpan rumput laut basah. Saat ini rumput laut basah
sudah diperdagangkan di pasar-pasar maupun di toko-toko.
Pengolahan rumput laut yang tidak sesuai dapat mangurangi kadungan gizinya, contohnya
disimpan di suhu yang terlalu panas, kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat
susut (penurunan bobot) yang tinggi pada saat distribusi.
Teknik penjemuran yang tidak benar juga dapat manurunkan kualitas rumput laut. Ketika
cuaca cerah rumput laut yang dijemur tidak boleh ditutup dengan menggunakan plastic atau
19
terpal, karena air yang menguap tidak bisa keluar, dan akhirnya kembali lagi membasahi rumput
laut.
2.6
Pengolahan Rumput Laut
Rumput laut setelah dipanen lalu dicuci dengan air tawar bersih, untuk menghilangkan kotoran,
pasir, karang, atau lumpur yang menempel. Lalu direndam dengan air selama tiga hari supaya
menjadi lunak. Kemudian dikeringkan atau diolah dalam kondisi basah.
Rumput laut kering pengolahannya biasanya dengan dilemaskan terlebih dahulu dengan cara
direndam dengan air panas atau hangat. Lalu digunakan untuk bahan makanan, seperti dalam es
rumput laut, dan nori pada sushi. Juga dapat dikonsumsi selagi kering seperti untuk cemilan
rumput laut.
Rumput laut basah dapat diolah menjadi agar-agar, namun kekurangannya pada rumput laut
basah yaitu bau amis air laut yang cenderung tidak mudah dihilangkan.
2.7
Hasil Olahan Rumput Laut
Rumput laut memiliki berbagai manfaat, serta dapat digunakan untuk bahan baku berbagai
macam hasil olahan baik makanan dan produk lainnya. Berikut ini beberapa hasil olahan dari
rumput laut.
1.
Agar- agar
Gambar 4. Agar-agar Rumput Laut
Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput
laut atau alga. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma
spinosum (Rhodophycophyta ).
Beberapa
jenis
rumput
laut
dari
golongan Phaeophycophyta (Gracilaria dan Gelidium) juga dapat dipakai sebagai sumber agaragar.35
Langkah-langkah pembuatan agar-agar diuraikan di bawah ini dan hasil akhirnya berupa
tepung, batangan, atau lembaran. 36
20
A. Pencucian dan Pembersihan
Rumput laut dicuci dengan air tawar sampai bersih. Rumput laut dibersihkan dari kotoran
yang menempel seperti pasir, karang, lumpur dan rumput laut jenis lain.
B. Perendaman dan Pemucatan
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak. Caranya rumput laut direndam dalam
air selama 3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan direndam dalam larutan kaporit atau
larutan kapur tohor sambil diaduk, setelah 4 – 6 jam, rumput laut dicuci kembali selama 3 jam
untuk menghilangkan bau kaporit.
Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2 hari, sampai tahap ini rumput
laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak segera diolah.
C. Pelembutan
Untuk lebih memudahkan ekstrasi, dinding sel perlu dipecah dengan ditambah H2SO4 selama
15 menit. Banyaknya H2SO4 tergantung pada jenis rumput laut, yaitu Gracilaria 5 – 10 %.
Gelidium 15 % dan Hypnea 25 %. Bila tidak ada asam sulfat dapat digunakan asam asetat, asam
sitrat, buah asam atau daun asam. Karena asam sulfat ini berbahaya, maka diperlukan pencucian
setelah proses dengan cara rumput laut direndam dalam air bersih selama 15 menit kemudian
ditiriskan.
D. Pemasakan
Rumput laut dimasak dalam air hingga mendidih. Setelah mendidih, kita tambahkan asam
cuka. Pemanasan ini dilakukan kira-kira 45 menit tetapi dapat juga selama 2 – 4 jam tergantung
cara pengadukannya. Proses setelah pemasakan tergantung dari bentuk akhir agar-agar yang
diinginkan, yakni berupa batangan, lembaran atau pun tepung.
E. Proses Pengolahan Agar-agar Batangan / Lembaran
Hasil dari pemasakan kemudian disaring dengan kain belacu dan dipres. Cairan yang keluar
ditampung dalam bejana dan dinetralkan dengan penambahan air soda. Cairan kemudian
dimasak kembali sambil diaduk. Setelah mendidih, hasilnya dituangkan kedalam cetakan, kirakira 6 jam agar-agar sudah dingin dan membeku. Ampas hasil pengepresan dapat digunakan
sebagai makanan ternak.
Cairan yang telah beku didinginkan dalam ruangan pendingin pada suhu – 20 C selama 4 – 5
hari. Pendinginan ini dilakukan agar pemadatan benar-benar terjadi dengan sempurna.
Agar-agar dikeluarkan dari cetakan. Lalu dipotongi tipis-tipis, sebagai alat pemotong dapat
digunakan kawat halus dari baja, agar-agar batangan atau lembaran kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari. Setelah benar-benar kering, rumput laut dapat dikemas dan disimpan.
F. Proses Pengolahan Agar-agar Tepung
21
Agar-agar yang telah masak disaring dengan fillet press filtrate. Cairan yang keluar
ditampung dan didinginkan selama 7 jam. Agar-agar beku dihancurkan dan dipres dengan kain.
Hasilnya berupa lembaran-lembaran yang kemudian diangin-anginkan. Lembaran-lembaran
kering dipotong kira-kira 3 x 5 mm, kemudian dimasukkan dalam alat penggiling atau grinder.
Hasil penggilingan adalah agar-agar tepung.
Gambar 5. Agar –agar tepung
2. Dodol Rumput Laut
Gambar 6. Dodol rumput laut
Dodol rumput laut merupakan salah satu bentuk difersifikasi produk pengolahan rumput laut.
Dodol rumput laut dibuat dengan menambahkan rumput laut guna meningkatkan nilai guna dari
rumput laut. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan karena dapat memepengaruhi kualitas
dodol adalah komposisi bahan bakunya. Oleh karena itu, perlu diketahui proporsi tepung ketan
dan rumput laut yang optimum agar dihasilkan dodol rumpul laut dengan kualitas yang baik.
3. Manisan Rumput laut37
Gambar 7. Manisan Rumput Laut
Pembuatan manisan rumput laut pada dasarnya menyerupai pembuatan manisan buah.
22
Rumput laut yang telah dicuci dan ditiriskan dipotong – potong dengan ukuran panjang 3-5 cm.
Direbus bersama larutan gula dengan perbandingan gula dan air 1:1 untuk mendapatkan larutan
yang bersih. Setelah mendidih, larutan gula disaring dengan menggunakan kain saring, lalu
dinginkan. Rumput laut dimasukkan ke dalam larutan air gula dingin dengan perbandingan air
gula dan rumput laut 1:2, asam sitrat 0,5% dan sodium benzoate 0,1-0,2% serta pasta/penawaran
aroma 1 %. Kemudian rendam rumput laut dalam larutan gula kurang lebih 1 hari sampai gula
meresap kedalam rumput laut dan konsentrasi gula cukup tinggi. Manisan rumput laut dapat
disimpan dalam lemari pendingin agar rasanya lebih segar.
4. Nori
Nori merupakan makanan yang bahan bakunya berasal dari rumput laut. Awalnya nori sangat
terkenal di jepang sebagai campuran pada hidangan sushi atau hidangan lainnya, namun
sekarang nori sudah dikenal ke negara-negara lainnya seperti Korea, Cina, bahkan Indonesia.
Dalam 100 gr nori terkandung 41,4 gr protein, 3,7 gr lemak, 36 gr serat, 280 gr kalsium dan 6
mg yodium. Selain kandungan yodium yang tinggi, makanan ini juga kaya akan karoten, vitamin
A,B C dan D, kalsium dan zat besi.
Nori mengandung vitamin C di atas 140 mg per 100 g dari
berat basahnya. Rumput laut ini baik juga untuk diet karena mengandung Iodine, yang
dibutuhkan untuk fungsi normal dari kelenjar thyroid dalam tubuh. Nori juga memiliki tingkat
kualitasnya sendiri, baik kualitas tinggi dan rendah. Nori yang berkualitas tinggi biasanya
berwarna hitam kehijauan, sedangkan nori berkualitas lebih rendah berwarna hijau hingga hijau
muda. 38
Bahan baku untuk membuat Nori adalah rumput laut atau alga jenis Porphyra seperti Porphyra
pseudolinearis Ueda yang dikenal sebagai Iwanori dan Porphyra yezoensis Ueda.
Gambar 8. Porphyra dan Nori
5. Es krim rumput laut
Jenis es krim yang dikonsumsi pada umumnya mengandung lemak susu sekitar 10-14% dari
total bahan padat yang digunakan. Lemak susu bersifat jenuh dan kurang aman jika terlalu
banyak dikonsumsi untuk kalangan dewasa ke atas khususnya untuk penderita diabetes dan
kolesterol. Pengganti lemak yang berasal dari rumput laut merah dapat diaplikasikan dalam
pembuatan es krim rendah lemak/non lemak dengan menirukan sifat sensoris lemak. 39
23
Teknologi es krim rumput laut memanfaatkan alginat 0,8% (karaginan-gum atau alginat-gum)
sebagai stabilizer, emulisifer dan thickner tepung ice cream, yaitu 0,4% (iota), karaginan dan
0,1% guargum. 40
Gambar 9. Es Krim rumput laut
6. Teh rumput laut
Gambar 10. teh rumput laut
Olahan rumput laut berupa teh bisa di sajikan dengan di celup (seperti teh celup), serbuk
(powder), instan dalam kemasan gelas. 41
7. Mie rumput laut 42
Mie merupakan makanan yang sering dikonsumsi masyarakat. Karbohidrat dalam rumput laut
sangat bermanfaat bagi kesehatan, juga tidak berbahaya untuk penderita diabetes karena akan
memperlambat penyerapan glukosa sehingga mencegah peningkatan indeks glikemik secara
drastis.
Pembuatan mi rumput laut menggunakan rumput laut kering yang direndam dan kemudian
dihancurkan menggunakan blender, setelah itu baru dicampur dengan tepung terigu dan diolah
menjadi mie seperti biasa. Kenampakkan mie rumput laut tidak jauh berbeda dari kenampakkan
mie lainnya.
24
Gambar 11. Mie Rumput laut
8. Kosmetik dan obat-obatan
Sebagai kosmetik, zat dalam rumput laut dapat dijadikan bahan campuran dalam pembuatan
lotion, sabun, dan pembersih muka.
Gambar 11. Suplemen rumput laut
Rumput laut dimanfaatkan sebagai campuran bahan dalam pembuatan salep dan krim, serta
pembuatan kapsul obat dan suplemen.
9. Briket arang43
Tak hanya itu saja, limbah rumput laut juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan memasak. Saat
ini telah ditemukan teknologi mengolah briket arang limbah rumput laut. Limbah rumput laut
dari pengolahan agar dapat dimanfaatkan dengan dibuat arang briket dengan perekat tapioka
menghasilkan panas 4.050 kal/g.
2.8. Perkembangan rumput laut di Indonesia
Rumput laut di Indonesia merupakan salah satu komoditas unggulan yang diharapkan dapat
menjadi tulang punggung dalam mencapai produksi perikanan terbesar pada tahun 2015. Rumput
laut merupakan komoditas yang produksinya sangat besar bahkan sekitar 30 persen dari total
produksi perikanan budidaya adalah rumput laut. Pada tahun 2009 produksi rumput laut secara
nasional telah mencapai 2.963.556 ton. Dengan produksi sebesar itu rumput laut
menyumbangkan volume produksi nasional sebesar hampir 2/3 dari total produksi nasional yang
volumenya sebesar 4.708.565 ton.44
25
Berikut ini merupakan wilayah di Indonesia penghasil rumput laut terbesar :
1. Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan sejak zaman dahulu sudah terkenal sebagai penghasil rumput laut
nasional. Provinsi ini merupakan penghasil rumput laut jenis Gracilaria nomor satu di Indonesia
dan belum ada yang mampu mengimbangi produksi gracilaria milik provinsi Sulawesi Selatan.
2. Provinsi Sulawesi Tengah
Sulawesi tengah merupakan penghasil rumput laut nomor satu untuk jenis Echeuma cottonii
untuk saat ini. Produksinya yang sebesar 713.562 ton pada tahun 2009 ini adalah berasal dari
budidaya rumput laut. Tekad provinsi ini untuk menjadi penghasil rumput laut nomor satu secara
nasional akhirnya kesampaian. Dalam kurun waktu dua tahun ini, provinsi ini sudah mampu
melewati saudara tuanya dalam hal rumput laut, provinsi sulawesi selatan.
3. Provinsi Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur adalah provinsi penghasil rumput laut terbesar dalam beberapa tahun,
utamanya untuk jenis Echeuma cottonii. Namun akibat adanya pencemaran air laut pada
kabupaten penghasil rumput laut di provinsi ini maka pada tahun 2009, provinsi Nusa Tenggara
Timur mengalami penurunan produksi rumput yang sangat drastis akibat adanya musibah
pencemaran yang merusak perairan budidaya rumput laut.
4. Provinsi Jawa Timur
Dengan potensi perairan lautnya yang sangat cocok untuk pengembangan budidaya rumput laut
maka tidaklah mengherankan jika Jawa Timur menjadi salah satu lumbung produksi rumput laut
nasional. Pada tahun 2009 produksi rumput laut jawa timur meningkat sangat tajam. Pada tahun
2008, produksi rumput lautnya sebesar 74.823 ton lalu naik drastis pada tahun 2009 menjadi
sebesar 340.238 ton.
5. Provinsi Sulawesi Tenggara
Seperti pada provinsi-provinsi di pulau Sulawesi lainnya, provinsi Sulawesi Tenggara juga
mengembangkan rumput laut jenis Echeuma cottonii. Walaupun tidaklah sebesar produksi
rumput laut pada provinsi sulawesi selatan dan sulawesi tengah, tapi produksi rumput laut pada
provinsi Sulawesi Tenggara tidaklah dapat dipandang remeh. Dengan produksinya sebesar
185.229 ton pada tahun 2009 bukanlah angka yang kecil.
6. Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat terkenal dengan produksi udangnya dan merupakan salah satu penghasil
udang yang besar secara nasional. Akan tetapi, hal ini tidak menghalangi provinsi ini untuk
mengembangkan rumput laut. Produksi memang masih kalah dibandingkan saudaranya provinsi
26
Nusa Tenggara Barat. Provinsi yang terkenal dengan pariwisata tiga gilinya ini pada tahun 2009
produksi rumput laut sudah mencapai 147.251 ton.
7. Provinsi Bali
Bali yang terkenal dengan kepariwisataannya, pada tahun 2009 produksi rumput laut adalah
sebesar 135.811 ton. Hal ini naik dibanding tahun 2008 yang sebesar 129.095 ton. Dengan
produksi yang sebesar 135.811 ton pada tahun 2009 ini, provinsi Bali menempati urutan ketujuh
sebagai penghasil rumput laut secara nasional.
8. Provinsi Gorontalo
Gorontalo adalah termasuk provinsi muda dibandingkan dengan provinsi lainnya. Namun
dengan usia mudanya tidak membuat provinsi ini kalah bersaing dalam menghasilkan rumput
laut. Memang jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di pulau Sulawesi produksi rumput
lautnya jauh tertinggal. Dengan produksi sebesar 48.280 ton pada tahun 2009 adalah suatu
prestasi tersendiri jika melihat kenyataan bahwa provinsi ini masih berusia muda.
9. Provinsi Maluku
Maluku sangat terkenal dengan produksi mutiaranya yang sudah menembus pasar dunia.
Disamping produksi mutiaranya yang diakui dunia kualitasnya ternyata provinsi Maluku yang
bentuknya berpulau-pulau, memiliki potensi untuk pengembangan rumput. Perkembanngannya
selama lima tahun terakhir ini cukup menggembirakan. Pada tahun 2009 provinsi maluku
produksi rumput lautnya telah mencapai 47.783 ton.
10. Provinsi Jawa Barat
Jawa Barat secara diam-diam provinsi ini ternyata menyimpan potensi pengembangan budidaya
rumput laut dan merupakan penghasil rumput laut nomor dua untuk jenis Gracilaria sp.
Sebagian besar hasil produksi rumput laut jawa barat adalah jenis Gracilaria .
Mengingat kandungan gizi dan manfaat rumput laut bagi kesehatan yang banyak, maka
diperlukan kemampuan dalam mengolah rumput laut supaya menjadi lebih berguna bagi
masyarakat.
Pengolahan hasil panen rumput laut di Indonesia dapat dibilang kurang optimal karena
Indonesia lebih sering mengekspor bahan mentah, dan mengimpor bahan jadi yang harganya
cenderung lebih mahal dibandingkan apabila Indonesia mengolah rumput laut menjadi produk
yang bermanfaat sendiri.
Saat ini Indonesia banyak mengimpor makanan-makanan yang berbahan baku rumput laut
padahal apabila dioptimalkan pengolahan rumput lautnya Indonesia dapat menghasilkan
berbagai macam makanan.
27
Dalam menyelesaikan masalah ini muncul sedikit demi sedikit produk-produk makanan buatan
dalam negeri yang berbahan rumput laut. Contohnya dodol rumput laut dan manisan rumput laut.
Penggunaan rumput laut dalam industri di Indonesia dapat digunakan sebagai bahan baku
sabun, krim, lotion dan shampo.
28
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rumput laut termasuk dalam makro alga yang hidup di air laut. Rumput laut mengandung
karbohidrat, protein, vitamin, mineral serta pigmen yang bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat
rumput laut bagi kesehatan diantaranya sebagai antioksidan, anti-tumor, anti-kanker, antikoagulan, anti viral, dan lainnya.
Pengolahan rumput laut pasca panen ada dua cara yaitu kering dan basah. Berbagai produk
olahan hasil rumput laut yaitu tepung agar-agar, nori, manisan rumput laut, teh, obat-obatan dan
suplemen, kosmetik dan sebagainya.
Pengolahan rumput laut di Indonesia masih perlu dikembangkan supaya lebih mandiri dalam
mengolah hasil panennya dan benar caranya sehingga tidak merusak kandungan gizinya.
3.2 Daftar Pustaka
1
Sharif C. Sutardjo. Message from the Minister of Marine Affairs and Fisherhes [Internet].
2011[dikutip 14 Maret 2013]. Dari : http://xxiseaweedsymposium.org/index.php
2
Zimmerman M. Research on Iodine Deficiency and Goiter in 19 th and Early 20th centuries. J
Nutr 2008, June, 25th ; 138: 2060–2063
3
Gupta S, Abu-Ghannam N. Bioactive potential and possible health effects of edible brown
seaweeds. Trends in Food Science and Technology.2011; 22 (1) 315-326.
4
The Seaweed Site: Information on Marine Alga. What are Seaweeds. [Internet]. [dikutip 17
maret 2013]. Dapat diakses : http://www.seaweed.ie/algae/seaweeds.php
5
Viannerry. Laporan Rumput Laut [internet]. 2011. [dikutip 26 Mei 2013]. Dapat diakses :
http://vianerry.blogspot.com/2011/12/laporan-rumput-laut.html
6
Chaplin M. Agar [internet]. 2010. [update 10 April 2010, dikutip 10 Mei 2013]. Dapat diakses
: http://www.lsbu.ac.uk/water/hyagar.html
7
Pradnyani G, Astiti D, Putera I. Pemberian Sisa Rumput Laut (Gracilaria arcuata ) sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Kosmetik [internet]. 2009. [dikutip 28 April 2013]. Dapat diakses
:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=0CFoQFj
AI&url=http%3A%2F%2Fgustiayudiyah.files.wordpress.com%2F2012%2F03%2Frumput
-lautkosmetik.doc&ei=98J8UdbgBoH3rQefyYHYDQ&usg=AFQjCNGc_JyDq_EWyGyF0dh8
M8dU6fTLIA&sig2=KeT2uABmy3RyYbEKLufodg&bvm=bv.45645796,d.bmk&cad=rja
8
Wijesinghe W, Jeon Y. Biological activities and potential industrial applications of fucose rich
sulfated polysaccharides and fucoidans isolated from brown seaweeds: A review.
Carbohydrate Polymers. 2011;88(1) 13-20.
9
Ortiz J, et al. Dietary fiber, amino acid, fatty acid and tocopherol contents of the edible
seaweeds Ulva lactuca and Durvillaea Antarctica. Food Chemistry. 2006; 99(1)98-104.
10
Dawczynski C, Schubert R, Jahreis G. Amino acids, fatty acids, and dietary fibre in edible
seaweed products. Food Chemistry. 2007; 103(1) 891–899.
11
Larsen R, Eilertsen K, Elvevoll E. Health benefits of marine foods and ingredients.
Biotechnology Advance. 2011;29(1) 508–518.
12
Dawczynski C, Schubert R, Jahreis G. Amino acids, fatty acids, and dietary fibre in edible
seaweed products. Food Chemistry. 2007; 103(1) 891–899.
29
13
Dawczynski C, Schubert R, Jahreis G. Amino acids, fatty acids, and dietary fibre in edible
seaweed products. Food Chemistry. 2007; 103(1) 891–899.
14
Mohamed S, Hashim S, Rahman A. Seaweeds: A sustainable functional food for
complementary and alternative therapy. Trends in Food Science & Technology.
2012;23(1)83-96.
15
Garcia-Sartal C, et al. Study of cooking on the bioavailability of As, Co, Cr, Cu, Fe, Ni