View of Dimensi Kemaslahatan dalam Larangan Jual Beli Gharar

  

Dimensi Kemaslahatan dalam Larangan Jual Beli Gharar

Suprihat in

Abst ract : This art icle explain about maslahah in t he forbidden of gharar (risk).

  

Gharar means doubtfulness or uncertainty as in the case of not knowing whether

something will take place or not; this excludes the unknown. Gharar also means

ignorance and this can be when the subject matter of sale is unknown. Gharar is

the risk where the probability of existence and the probability non-existence have

the same value”. There is a consensus among interpreters of the Qur’an that

Gharar is vanity (al-bathil). Gharar is unlawful because it is prohibited by

Sharia. So, Gharar like maysir (gambling) is not permitted or forbidden by

Sharia. The forbidden of Gharar besides is based on Sharia, also is based on

maslahah. Some jurists Moslems said that Gharar is not permitted by Islamic

jurisprudence (fiqh) because to avoid dispute and gambling. The forbidden of

Gharar also is based on belief (iman) to God (Allah) as a Law Giver (al-Hakim)

and goodness in the transaction of salling.

  

Pendahuluan qashid asy-Syar’i diant aranya ada-

  Islam adalah agam a yang se- lah surat al-M aidah ayat 6 dan lalu m em perhatikan berbagai an-Nisa’ ayat 165 sebagai berikut :

   maslahat dan m enghilangkan se-

  

  gala bent uk madharat di dunia

  

  dan di akhirat . Dalam pem bahasan

   

  ushul fikih, kem aslahat an memiliki

  

  relevansi dengan maqashid asy-

   Syar’i . Hal ini dapat dilihat dari

  

  pendapat asy-Syat ibi, yang m enya-

  

  t akan bahw a kem aslahat an um -

  

  m at m erupakan t ujuan ut am a di-

  

  1

  t et apkannya syariat . Beberapa

   

  ayat yang m em berikan legit im asi

  

  pada kem aslahat an sebagai ma-

   1   

  Asfari Jaya Abadi, Konsep  

  M aqashid Syariah M enurut al-Syatibi, 

  (Jakart a, Rajagrafindo Persada , 1996),   hlm. 64

  

M aslahah

  74 , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  M aslahah    

        

       

     

       

        

         

  “ Hai orang-orang yang berim an, apa- bila kam u hendak mengerjakan sha- lat , M aka basuhlah m ukam u dan t anganmu sam pai dengan siku, dan sapulah kepalam u dan (basuh) kakim u sam pai dengan kedua mat a kaki, dan jika kam u junub M aka m andilah, dan jika kam u sakit at au dalam perjalanan at au kem bali dari tem pat buang air (kakus) at au m enyent uh perem puan, lalu kam u t idak m em peroleh air, M aka bert ayam mumlah dengan t anah yang baik (bersih); sapulah m ukam u dan t anganm u dengan t anah it u. Allah tidak hendak menyulit kan kam u, t et a-pi dia hendak m em bersihkan kam u dan m enyem purnakan nikm at -Nya bagim u, supaya kamu bersyukur.” (Q.s. Al-M aidah [5]:6).

      

        

     

  “ (m ereka kami ut us) selaku rasul-rasul pem bawa berit a gem bira dan pem - beri peringat an agar supaya tidak ada alasan bagi m anusia m em bant ah Allah sesudah diut usnya rasul-rasul it u. dan adalah Allah M aha Perkasa lagi M aha Bijaksana” (Q.s. An Nisa [4]:165).

  Dari ayat -ayat di at as Nam pak jelas bahw a hukum -hukum Allah m engandung kem aslahat an bagi um m at nya, dalam hal ini t er- m asuk hukum -hukum Allah yang berkait an dengan jual beli. Al- Qur’an m em berikan perhat ian 

    

  pada jual beli dalam bent uk

  

  kebolehan dan larangan. Kebo-

  

  lehan jual beli dapat kit a lihat

  

  dalam surat surat al-Baqarah ayat

  “ Orang-orang yang m akan (mengam -

  275 sebagai berikut :

  bil) riba t idak dapat berdiri m elainkan sepert i berdirinya orang yang kem a-  sukan syait an lant aran (t ekanan)

   penyakit gila. keadaan m ereka yang

   demikian it u, adalah disebabkan m e-

     reka Berkat a (berpendapat), Sesung-

    guhnya jual beli it u sam a dengan riba,

   padahal Allah Telah m enghalalkan jual

   beli dan m engharam kan riba. orang-

   orang yang Telah sam pai kepadanya

     larangan dari Tuhannya, lalu t erus

   berhenti (dari m engam bil riba), M aka

   baginya apa yang Telah diam bilnya

   dahulu (sebelum dat ang larangan);

   dan urusannya (t erserah) kepada

   Allah. orang yang kem bali (m engam bil

   riba), M aka orang it u adalah peng-

    huni-penghuni neraka; m ereka kekal

    di dalamnya” .

  

  Sem ent ara larangan jual beli

  

  diant aranya ada pada surat al-

   Jumu’ah ayat 9 sebagai berikut :

     

    

   

    

      

      

    

   

    M aslahah

  76 , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  M aslahah  

  1. Garis Besar konsep Ke- m aslahat an Kat a m aslahah (

       

  Baqarah ayat 220 sebagai berikut :    

  t erdapat perkat aan yang m enggunakan akar kat a ini, diant aranya ialah dalam surat al-

  3 Di dalam al-Qur’an banyak

  yang berart i m endat angkan kebaikan.

  ﺢﻠﺻا , ﺢﻠﺼﯾ , ﺎﺣ ﻼﺻا \ ﺔﺤﻠﺼﻣ

  ) secara et im ologi berasal dari kat a

  ﺔﺤﻠﺼﻣ

  Landasan Teori

        

  lam nya t ent u m engandung di- m ensi kem aslahat an. Nam un ke- m aslahat an sepert i apa yang dikehendaki dalam larangan jual beli gharar, kam i belum banyak m enget ahuinya. Oleh karena hal it u dalam m akalah ini kam i m em beranikan diri m engkaji “ Di- m ensi Kem aslahat an yang t er- dapat dalam larangan jual beli gharar” .

  Ajaran Nabi M uhammad t entang Ekonomi , Kum pulan Hadit s-Hadit s Pilihan Tent ang Ekonomi, (Jakarta, BM I, tt h), hlm. 177

  Larangan prakt ik jual beli ghoror di at as jika diukur dengan t eori maqashid al-syariah, dida- 2 M uhamm ad Akram Khan,

  gharar.

  Diriw ayat kan dari Abi Hurai- rah Bahw a Rasulullah saw m ela- rang t ransaksi al-Hashah (dengan m elem par bat u) dan t ransaksi al-

  2 لﺎﻗ ةﺮﯾﺮھ ﻲﺑا ﻦﻋ : ﷲﻻﻮﺳر ﻲﮭﻧ ﷲا ﻲﻠﺻ رﺮﻐﻟا ﻊﯿﺑ ﻦﻋ و ةﺎﺼﺤﻟا ﻊﯿﺑ ﻦﻋ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ

  Larangan jual beli tidak saja dikait kan dengan w akt u ibadah t et api diant aranya juga m enyang- kut larangan jual beli yang m e- ngandung unsur gharar. Hal ini dijelaskan dalam dalam sebuah hadit s sebagai berikut :

    “ Hai orang-orang berim an, apabila di- seru unt uk m enunaikan shalat Jum 'at , M aka bersegeralah kam u kepada m e- ngingat Allah dan t inggalkanlah jual beli. yang dem ikian it u lebih baik ba- gim u jika kam u M enget ahui” .

      3 Ahm ad Warson M unaw wir, hlm. 884

  78 M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  6 (enam ) hal pokok, yait u perlin- dungan t erhadap agam a, perlin- dungan t erhadap jiw a, perlin- dungan t erhadap akal budi, perlindungan t erhadap ket urunan, perlindungan t erhadap kehor- m at an diri, dan perlindungan t er- hadap hart a kekayaan.

  M uhamm ad al-Ghazali, al-M ust asyfa min Ilm al-Ushul , Cet I Jilid I (Kairo, M at ba’ah M ust afa M uham m ad, 1938). hlm.140

  m em beri keindahan, kesem pur- naan, keopt im alan bagi penja- m inan eksist ensi m asing-m asing dari keenam hal pokok it u m e- 5 Abu Ham id ibn M uham m ad Ibn

  hâjiyyât . Sesuat u yang m am pu

  m am pu m enjamin eksist ensi m a- sing-m asing dari keenam t ujuan pokok di at as m erupakan m as- lahat pada t ingkat darûriyyât . Se- suat u yang m am pu m em beri kem udahan dan dukungan bagi penjam inan eksist ensi m asing-m a- sing dari keenam hal pokok it u m erupakan m aslahat pada t ingkat

  yyât dan t ahsîniyyât . Sesuat u yang

  an at au kepent ingan m anusia, m aslahat t erdiri dari beberapa t ing-kat an, yakni darûriyyât , hâji-

  5 Dit injau dari adanya kebut uh-

  Hadis . Tujuan t ersebut m encakup

       

  at -Tasyri’ fi ma la nashsha fihi , Cet III (Kuw ait : Dar al-Qalam , 1972), hlm . 98

  m erupakan t ujuan yang dikehen- daki oleh Allah Sw t . m elalui hukum -hukum yang dit et apkan- Nya dalam al-Qur’an dan al- 4 Abdul Wahab Kholaf, M ashodir

  Pengert ian m aslahat secara t erm inology adalah m engam bil m anfaat dan m enolak yang m e- nim bulkan madorot .

  Tent ang dunia dan akhirat. dan m ereka bert anya kepadamu t ent ang anak yat im , kat akalah: " M engurus urusan m ereka secara pat ut adalah baik, dan jika kam u bergaul dengan m ereka, M aka m ereka adalah sau- daramu; dan Allah m enget ahui siapa yang mem buat kerusakan dari yang m engadakan perbaikan. dan Jikalau Allah m enghendaki, niscaya dia dapat m endat angkan kesulit an kepadam u. Sesungguhnya Allah M aha Perkasa lagi M aha Bijaksana.

  “

       

       

4 M aslahat

6 Di dalam m aslahat it u t er-

7 Dim ensi kem asla-

  M asolih al-M ursalah wa M akanat iha

  nas . fi al-Tasyri’ (t t p, Dar al-Kit ab al- Jam i’ah, 1983) hlm . 14 8 Assafri jaya Bakri. Konsep M a- qashid asy-Syar’i M enurut al-Syatibi , (Jakart a, Rajagrafindo Persada, 1996), hlm. 92-103

  . Ket iga, dengan cara analisis t erhadap sikap diam al-syaari’ dari pensyariat an sesuat u. Dengan de- m ikian, upaya penet apan m as- lahat harus m engacu kepada ket ent uan nas sehingga t idak t erjadi penet apan hukum m as- lahat yang kont radiktif dengan

  nahy

  lafal al-amr dan al-Nahy yang t erdapat dalam al-Qur’an m aupun al-Hadit s secara jelas sebelum dikait kan dengan perm aslahan- perm asalahan yang lain. Cara pert am a ini m em erlukan kepa- t uhan pada ket ent uan yang ada dalam nas. Kedua, dengan cara penelaahan illah al-amr dan al-

  8 Pert a- ma, m elakukan penelaahan pada

  Secara im plem ent at if, t erda- pat t iga cara dalam m engungkap kem aslahat an yang t erdapat da- lam maqashid asy-Syar’i.

  hat an yang m em iliki legalit as dari nash, t erdapat pada kebolehan dan larangan jual beli.

  M aslahah

  rupakan m aslahat pada t ingkat t ahsîniyyât .

  6 Jalal al-Din Abd ar-Rahm an, al-

  t asnya diakui oleh syara’. Kedua, m aslahah yang legalit asnya jelas dit olak oleh syara’. ket iga, m asla- hah yang legalit asnya didiam kan oleh syara’.

  t ama , kem aslahat an yang legali-

  Disam ping it u, kem aslahat an juga m emiliki t iga dimensi. Per-

  ), dengan pem berian priorit as kepada kepent ingan um um/ m a- syarakat luas.

  mah

  Kem aslahat an juga m enyang- kut kepent ingan individual/ t er- bat as (al-maslahah al-khâssah) dan kepent ingan um um / m asya- rakat luas (al-maslahah al-‘âm-

  kandung 2 (dua) unsur yang ber- sifat sim ult an, yakni dapat m ew ujudkan sesuat u yang ber- m anfaat / baik at au yang m em - baw a kem anfaat an/ kebaikan, dan dapat m encegah sert a m enghi- langkan sesuat u yang negat if- dest rukt if at au yang m em baw a kerusakan/ m udarat .

  M asholih al-M ursalah wa M akanat iha fi al-Tasyri’ (t t p: Dar al-Kit ab al- Jam iah, 1983) hlm. 18-23 7 Jalal al-Din Abd ar-Rahm an, al-

  80 M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  2. Garis Besar Konsep Gharar Dalam Hukum Islam

  1. Pengert ian Gharar Dalam kat a gharar t erdapat kont asi adanya sesuat u yang m em bahayakan dalam suat u per- buat an bagi manusia. Para Ulam a sepakat bahw a dalam ist ilah gha- rar t erdapat sesat u yang t idak past i at au spekulat if dalam m enerim a suat u konsekuaensi, ut am anya dalam hal jual beli. Adanya unsur bahaya dan t idak adanya kejelasan konsekuensi inilah yang m enjadikan alasan adanya keharam an gharar dalam jual beli. Sebab dalam jual beli harus t erjadi t ukar m enukar hart a dan diakhiri dengan adanya pem indahan hak m ilik secara su- karela. Sit uasi kerelaan akan t erjadi jika m asing-m asing pihak m endapat kan apa yang diingin- kannya dengan syarat at au pun t idak. Gharar secara bahasa berart i khat r

  9 (resiko, bahaya).

  Gharar dalam t erm inologi para

  M uhdhor, Kamus Kontemporer Arab- Indonesia (Yogyakart a, Pondok Pesan- t ren Krapyak, 1999) h. 1347

  ulam a fiqh m em iliki beragam difinisi.

  10 Gharar yang m eliput i dalam

  hal yang t idak diket ahui penca- paian t ujuandan juga at as sesuat u yang majhul (tidak diket ahui). Cont oh dari definisi ini adalah yang dipaparkan oleh Im am Sarkhasi: “ gharar adalah sesuat u yang akibat nya t idak dapat diprediksi. Ini adalah pendapat m ayorit as ulam a fiqh. M enurut Sarakhsi :Gharar t erjadi dim ana konsekuensi (dari sebuah t ransak- si) t idak diket ahhui

  Gharar dibat asi dengan se- suat u yang majhul (t idak dike- t ahui), dan t idak t erm asuk di dalam nya unsur keraguan dalam pencapaiannya. Definisi ini adalah pendapat m urni m azhab Dhahiri. Ibn Hazm m engat akan “ unsur gharar dalam t ransaksi bisnis jual beli adalah sesuat u yang t idak diket ahui oleh pem beli apa yang ia beli dan penjual apa yang ia jual.

  Gharar dikat egorikan dan dibat asi t erhadap sesuat u yang t idak dapat diket ahui ant ara 10 M uhamm ad Tahir M ansoori,

9 At t abik Ali dan Ahm ad Zahdi

  Kaidah-Kaidah Fikih, Transaksi dan Keuangan , Terjem ahan Hendri Tan- jung, ( Bogor, UIKA, 2010) hlm . 176- 178

  M aslahah

  12 Dari hadit s di at as dapat kit a

  ” Seseorang t idak boleh m enjual sesuat u yang t idak dim ilikinya” . 12 M uhamm ad Tahir M ansoori,

  14 نﺎﺴﻧ ﻻا ﺪﻨﻋ ﺲﯿﻟ ﺎﻣ ﻊﯿﺒﻟا ز ﻮﺠﯾ ﻻ

  Berdasarkan pada hadit s t en- t ang larangan gharar di at as, para ulam a t elah m enyusun kaidah- kaidah fikih sebagai landasan unt uk m enghindari t erjadinya jual beli gharar. Di ant ara kaidah t ersebut adalah :

  (1) Judi dan spekulasi ini t erdapat dalam jual beli yang dit ent ukan oleh jat uhnya lem paran kerikil; (2) hasil yang t idak m enent u, ini dapat dilihat pada t ransaksi sepert i jual beli ikan di dalam laut ; (3) keunt ungan m endat ang yang t idak diket ahui; dan (4) ket idakt elit ian dalam jual beli.

  13

  sim pulkan bahw a dalam jual beli gharar t erdapat em pat resiko dan ket idakpast ian yait u:

  Ajaran Nabi M uhammad t entang Ekonomi , Kumpulan Hadit s-Hadit s Pilihan Tentang Ekonomi , (Jakarta, BM I, tt h), hlm. 177 menjual ikan yang ada di laut , karena it u merupakan gharar” .

  t ercapai dan t idaknya suat u t uju- an, Sepert i definisi yang dipapar- kan oleh Ibn Abidin yait u, “ gharar adalah keraguan at as w ujud fisik dari obyek t ransaksi” .

  Hadit s di at as diperkuat dengan hadit s lain yang berbunyi Nabi Saw bersabda: “ Janganlah 11 M uhamm ad Akram Khan,

  gharar”

  “ Diriw ayat kan dari Abi Hurairah Bahw a Rasulullah saw m elarang t ransaksi al-Hashoh (dengan m elem par bat u) dan t ransaksi al-

  11 لﺎﻗ ةﺮﯾﺮھ ﻲﺑا ﻦﻋ : ﷲا ﻲﻠﺻ ﷲﻻﻮﺳر ﻲﮭﻧ رﺮﻐﻟا ﻊﯿﺑ ﻦﻋ و ةﺎﺼﺤﻟا ﻊﯿﺑ ﻦﻋ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ

  Adapun larangan jual beli gharar disandarakan pada hadis Nabi yang diriw ayat kan dari Abu Hurairah sebagai berikut :

  Dari beberapa definisi di at as dapat diam bil pengert ian, yang dim aksud jual beli gharar adalah, sem ua jual beli yang mengandung ket idakjelasan, sepert i pert aruhan at au perjudian karena t idak dapat dipast ikan jum lah dan ukurannya at au t idak m ungkin diseraht erim a- kan.

  Kaidah-Kaidah Fikih, Transaksi dan Keuangan , Terjem ahan Hendri Tan- jung, ( Bogor, UIKA, 2010), hlm. 178 13 M uham m ad Tahir M ansoori, hlm. 179 14 M uhamm ad Tahir M ansoori, hlm. 180–188

  82 M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  ﷲا ﻲﻠﺻ ﮫﯿﮭﻧ ﻞﺒﺣ ﻊﯿﺑ ﻦﻋ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﮫﻠﺒﺤﻟا

  رﺎﺠﺘﻟا ﻲﻓ اﺪﺟ ﻢﻈﻋا ﺎﻤﮭﯾا ﻢﻠﻌﻧ ﻲﺘﺣ ﺎﻌﯾ ,

  م ص ﻲﺒﻨﻟا ﺐﺤﺻا لﺎﻗ : نا ﺎﻧددو ﺎﺒﺗ فﻮﻋ ﻦﺑ ﻦﻤﺣﺮﻟا ﺪﺒﻋ و نﺎﻔﻋ ﻦﺑ نﺎﻤﺜﻋ

  M enurut Im am Syafi’i prakt ik jual beli yang t idak diket ahui barangnya diharam kan karena m engandung penipuan besar. Im am lainnya yait u Im am M alik m em bolehkan jual beli yang t idak ada barangnya sepanjang sifat - sifat barang yang akan dijual diket ahui oleh pem belinya. Se- m ent ara Im am Abu Hanifah m em bolehkan jual beli yang t idak ada barngnya dengan syarat disert ai dengan khiyar ru’yah. Disam ping it u beliau juga m e- nyandarkan pada hadit s yang diriw ayat kan oleh Ibnul M usayyab sebagai berikut :

  1. Jual beli Barang yang Tidak ada

  b. Jual Beli yang Didiam kan syara’ Jual beli yang didim akan syara yang pernah di bahas oleh ulam a diant aranya adalah

  ” Larangan Nabi Saw t erhadap jual beli kandungan hew an yang akan m engandung”

  2. Jual beli hew an dalam kandungan

  ﻞﻄﺒﯾ ﻻو تﺎﺿوﺎﻌﻤﻟا دﻮﻘﻋ ﻞﻄﺒﯾ رﺮﻐﻟا ت ﺎﻋ ﺮﺒﺘﻟا دﻮﻘﻋ

  M elarang dua penjualan dalam sat u penjualan ) ." HR. Tirmidzi dan al-Nasa’i)

  ( “ Sesungguhnya Rasulullah saw .

  ﻦﯿﺘﻌﯿﺑ ﻦﻋ ﻲﮭﻧ م ص ﷲا ل ﻮﺳر نا ﺔﻌﯿﺑ ﻲﻓ ) ئﺎﺴﻨﻟاو ﺪﻣ ﺮﺘﻟا ﮫﺟﺮﺧا

  Rasulullah m elarang melaku- kan dua kesepakat an dalam sat u t ransaksi (bai’ataini fii ba’iah). Para ulam a ahli fiqh sepakat dengan hadis ini secara um um dan m ereka m elarang seseorang unt uk m engadakan dua t ransaksi dalam sat u kesepakat an. Diant ara hadis t ersebut adalah yang diriw ayat kan oleh Ibn Um ar Ra., Ibn M as’ud ra., dan Abu Hurairah ra. Hadit s t ersebut adalah

  Rusyd diant aranya adalah sebagai berikut : a. . Gharar pada jual beli yang dit ent ukan syara’

  2.Bent uk-Bent uk Gharar da- lam Jual Beli Bent uk-Bent uk jual beli gha- rar t elah dit erangkan oleh Ibn

  “ Gharar m em bat alkan aqad yang m engandung akad yang bersifat t ransaksi t ijari dan tidak m em ba- t alkan aqad t abarru’” .

1. Bai’at aini fii Ba’iah.

  M aslahah ﻦﺑ نﺎﻤﺜﻋ ﻦﻣ فﻮﻋ ﻦﺑ ﻦﻤﺣﺮﻟاﺪﺒﻋ يﺮﺘﺷﺎﻓ ﻮھ ﺎﻔﻟا ﻦﯿﻌﺑرﺎﺑ يﺮﺧا ﮫﻟ ضرﺎﺑ ﺎﺳﺮﻓ نﺎﻔﻋ

  ﺮﺒﺨﻟا مﺎﻤﺗ ﺮﻛﺪﻓ فﻻا ﺔﻌﺑرا , ﺐﺋﺎﻐﻟا ﻊﯿﺑ ﮫﯿﻓو ﺎﻘﻠﻄﻣ

  “ Beberapa Sahabat Nabi Saw berkat a: Kam i ingin agar Ut sm an bin Affan Abdurrahm an bin Auf dan saling berjual beli sehingga kam i bias t ahu siapa sebenarnya di ant ara keduanya yang jauh lebih besar dagangannya. M aka Abdur-rahm an bin Auf m em beli dari Ut sm an bin Affan kuda yang ber-ada di t anahnya yang lain seharga 40.000 dirham at au 4000 dinar. Kem udian ia (Ibnul M usayyab) m e-nyebut berit a it u selengkapnya. Dalam cerit a ini m engandung jual beli ghaib secara m ut lak (barang dagangannya t idak ada)” .

  2. Jual Beli dengan Penye- rahan Barang di Kem udian Hari M erujuk pendapat Ibn Rusyd para fuqaha t elah bersepakat bahw a penjualan barang hingga m asa t ert ent u t idak diperbo- lehkan.

  Analisis Dimensi Kemaslahatan Dalam Larangan Jual Beli Ghoror

  M aslahah m em iliki posisi sen- t ral dalam Islam . Begit u pen- t ingnya m aslahah, seorang ulam a besar Jam al al-Bana m engut ip sat u kaidah yang berbunyi, “ Tuhan t idak akan m enganjurkan sesuat u, kecuali didalam nya mengandung kem aslahat an.

  15 Dengan dem ikian

  apapun bent uk anjuran, apakah yang bersifat perint ah at aupun larangan m emiliki kandungan m as-lahat . Begit u juga dalam larangan jual beli gharar yang t erdapat dalam hadit s yang pernah di bahas sebelum nya dim ana m engandung banyak kem udarat an dalam bent uk spekulasi, ket idakpastian dan ket idak t elit ian dalam jual beli. Terungkapnya kem udarat an dalam larangan jual beli dapat dipaham i sebaliknya yait u adanya kandungan m aslahat dalam lara- ngan jual beli gharar. Penent uan adanya kem aslahat an dalam jual beli gharar m emiliki dim ensi ke- m aslahat an yang diakui oleh syara (al-mashlahah mu’t abarah). Ber- bagai kem aslahat an dit inggalkan- nya jual beli gharar sudah di- uraikan dalam nash, baik kem as- hlahat an yang t erkandung dalam 15 Jam al al-Bana, M anifest o Fikih

  Redefinisi dan Reposisi Sunnah , dan Baru Jilid 3, t erjem ahan Hasibulah Sat raw i, (Jakart a: Penerbit Erlangga, 2008), hlm.62.

  84 M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010 nash larang jual beli ghoror it u sendiri m aupun kem aslahat an yang didapat m elalui illah hokum yang t erdapat dalam nash la- rangan jual beli.

  Dit injau dari sisi bent uk lafal hadit s larangan jual beli gharar yang bersifat muhkam (kokoh)

  16

  dan muqayyad (keadaan yang asli dan t idak t erpengaruh oleh hal lain), m enunjukkan bahw a ket i- dakbolehan larangan jual beli gharar bersifat past i dan t idak boleh dilanggar. Nam un dalil larangan jual beli gharar ini t erdapat pem bat asnya (m uqay- yad).

  kan dengan ket ent uan yang m em - bolehkan m enghadiahkan buah- buahan sebelum m anfaat nya dapat t erbukt i. Hal ini dibolehkan dengan alasan prakt ik gharar dalam t abarru apabila t idak ber- 16 M uhkam adalah suat u lafal

  yang dalalhnya m enunjukkan art i yang jelas dan terang, sehingga tidak m em erlukan penafsiran dan t a’w il, Ahm ad Abdul M ajid, Ushul Fikih, hlm . 174. 17 M uqayyad adalah lafal yang m enunjukkan art i yang sebenarnya nam un dibat asi oleh sesuat u hal dari bat as-bat as t ert ent u. Ahm ad Abdul M ajid, hlm 150

  hasil m endapat kan barang yang dijanjikan, t idak m enim bulkan kerugian karena t idak t erdapat

  iw ad apapun unt uk m enda-

  pat kannya. Sebaliknya gharar da- lam akad t ijari yang m em -berikan akibat m em bayar harga at as barang t idak diperbolehkan kare- na dapat m engakibat kan keru- gian.

  18 Disam ping m engandung

  unsur larangan, hadit s t ent ang larangan jual beli gharar juga m enyirat kan adanya perint ah unt uk m elakukan hal yang se- baliknya, yait u jual beli yang bersifat past i. Hal ini sesuai dengan kaidah ushul fikih yang berbunyi sebagai berikut :

17 Hal ini sebagaim ana dijelas-

  19 هﺪﻀﺑ ﺮﻣا ءﻲﺷ ﻦﻋ ﻲﮭﻨﻟا

  ” M elarang sesuat u perbuat an it u, m engandung ket ent uan perint ah m elakukan kebalikannya” .

  Dalam hal ini, karena lara- ngan goror bersifat m uhkam dan m ut lak m aka hukum nya sesuai dengan kem uhkaman dan kem uqayyadannya it u sendiri. Dengan dem ikian keim anan pada Allah Sw t . dibukt ikan dengan 18 M uham m ad Tahir M ansoori,

  h. 188-190 19 Ahm ad Abdul M ajid, M ata Kuliah ushul Fikih , (Pasuruan,: Garoe- da Buana Indah, 1994), hlm. 198

  M aslahah

  m elaksanakan larangan dalam hadit s ini dan m elakukan jual beli yang sebaliknya. M anfaat at au m asla-hah dilaksanakannya larangan jual beli gharar adalah adanya sikap im an pada Allah Sw t . Dan t idak adanya kont radiksi ant ara aqidah dengan m uam alah.

  Kem aslahat an larangan jual beli gharar juga dapat dit ent ukan dengan m enganalisis illah

  20

  hukum yang t erdapat dalam hadist yang m elarang menjual ikan di laut yait u adanya sifat ket idak past ian dalam bert ransaksi. Ket idakpas- t ian dalam bert ransaksi m engan- dung elem en berm ain-m ain. Hal ini bert olak belakang dengan karakt er jual beli m enurut fikih yang bersifat past i dengan adanya konsekuensi perpindahan hak kepem ilikan. Dengan demikian adanya unsur ket idakpast ian da- lam jual beli bersifat bat hil. Allah Sw t . sendiri sangat mengecam perbuat an berm ain-m ain dalam kebat ilan. Hal ini dapat kit a lihat dalam surat at h-Thuur ayat 11-13 20

  llah adalah segala kem as- lahat an yang bergant ung pada segala perintah dan segala kerusakan yang bergantung pada larangan, H. Ahm ad M adjid, hlm. 33

      

        

       

  “ M aka Kecelakaan besarlah di hari it u bagi orang-orang yang m endust akan, (yait u) orang-orang yang berm ain-m ain dalam keba- t hilan, Pada hari m ereka didorong ke neraka Jahannam dengan se- kuat - kuat nya” . Seiring dengan dikecam nya t indakan berm ain-m ain dalam ke- bat ilan, Allah Sw t m em erint ahkan adanya kepast ian dalam ber- t ransaksi. Hal ini dapat dilihat dalam surat al-Isra’ ayat 35 dan surat al-An’am ayat 152 sebagai berikut :

      

       

  

  86 M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

    

  ” Dan sem purnakanlah t akaran apabila kam u m enakar, dan t im banglah dengan neraca yang benar. It ulah yang lebih ut am a (bagim u) dan lebih baik akibat - nya.”

        

       

       

        

         

       

   “ Dan janganlah kam u dekati hart a anak yat im , kecuali dengan cara yang lebih berm anfaat , hingga sam pai ia dew asa. dan sem purnakanlah t akaran dan t imbangan dengan adil. kam i t idak m emikulkan beban kepada se- seorang m elainkan sekedar kesang- gupannya. dan apabila kam u berkata, M aka hendaklah kam u berlaku adil, kendat ipun ia adalah kerabat (m u), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian it u diperint ahkan Allah kepadam u agar kamu ingat.

  Dengan dem ikian, adanya illah dalam bent uk sifat ket idak- past ian dalam jual beli gharar yang m engandung adanya elem en ber- m ain-m ain dalam kebat ilan m eng- hendaki adanya sifat kepast ian dalam bert ransaksi sebagai suat u kem aslahat an. Sifat past i dalam jual beli ini m eliput i, kepast ian dalam m engukur nilai-nilai, pela- ku, aqad, objek, harga dan dasar hokum dari jual beli yang sesuai dengan syariat .

  Nilai-nilai at au prinsip jual beli m enunjuk pada pengert ian t ent ang berbagai hal yang harus dijadikan pat okan yang m enen- t ukan kesesuaian jual beli dengan nilai-nilai Islam t erut am a dalam fase proses jual beli yang pada dasarnya prinsip-prinsip t ersebut m erupakan ciri dari hakikat jual beli it u sendiri. Esensi dari jual beli m enurut Islam adalah t erjadinya proses penent uan niat at au m ot ivasi jual beli, sikap m anusia  

  

  t erhadap jual beli dan penent uan

  

  akad jual beli. Gam bar 1. Kom -

   

  ponen Jual Beli M enurut Islam

          

        

      

       

  .

      

  Kom ponen perilaku di at as

    

  m enjadi pat okan dalam m eru-

    m uskan prinsip-prinsip jual beli.

  

  Adapun prinsip-prinsip jual beli

  

  m enurut Islam yang dapat

   

  dikem bangkan adalah :

     

  1. Kerjasam a dan saling

    

  m em bant u dalam m em enuhi

   

  kebut uhan

    ” Hai orang-orang yang berim an,  janganlah kam u m elanggar syi'ar-

  M aslahah syi'ar Allah, dan jangan m elanggar  kehorm at an bulan-bulan haram , ja-

   ngan (mengganggu) binat ang-bina-

  Sesungguhnya yang m engada-

  “ t ang had-ya, dan binat ang-binat ang

qalaa-id, dan jangan (pula) m eng- adakan kebohongan, hanyalah

ganggu orang-orang yang m engun-

  orang-orang yang t idak berim an

  jungi Bait ullah sedang m ereka

  kepada ayat -ayat Allah, dan m e-

  m encari kurnia dan keredhaan dari

  reka It ulah orang-orang pen-

  Tuhannya dan apabila kam u Telah dust a” . m enyelesaikan ibadah haji, M aka bo- lehlah berburu. dan janganlah sekali-

  ﻦﯿﻘﯾﺪﺼﻟاو ﻦﯿﯿﺒﻨﻟا ﻊﻣ ﻦﯿﻣﻻا قوﺪﺼﻟا ﺮﺟ ﺎﺘﻟ kali kebencian(m u) kepada sesuat u

  ءاﺪﮭﺸﻟاو kaum Karena m ereka m enghalang-

  “ Pedang yang jujur dan t erpercaya

  halangi kamu dari M asjidilharam ,

  it u sejajar dengan para nabi, para

  m endorongm u berbuat aniaya

  siddiqin dan para syuhada”

  (kepada m ereka). dan t olong- m enolonglah kam u dalam (menger- jakan) kebajikan dan t akw a, dan jangan t olong-m enolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bert akw alah kam u kepada Allah,

  3. Kerelaan dalam jual beli

  Sesungguhnya Allah am at berat siksa- Nya” .

  

  2. Kejujuran dalam berjual

  

  beli

     

    

     

       

     

     

       

   

  “ Hai orang-orang yang berim an,

  

  janganlah kam u saling mem akan

    M aslahah

  88 , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  M aslahah

      

      

         

        

       

       

      

         

          

  hart a sesam am u dengan jalan yang bat il, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sam a-suka di ant ara kam u. dan janganlah kam u m em bunuh dirim u; Sesungguhnya Allah ada- lah M aha Penyayang kepadam u” .

        

        

     

          

      

        

     

  4.Pent ingnya adm inist rasi dalam jual beli t idak t unai

  

  90 M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

         

      

       

          

       

         