Tanpa inflamasi luka atau infeksi tidak akan pernah tersembuhkan

  • INFLA MA SI

  Dorta Simamora

Inflamasi : Inflame  untuk membakar Inflamasi Respons biologis yang kompleks dari jaringan

  

vaskuler terhadap stimuli yang membahayakan tubuh :

patogen, perusak sel atau iritan.

  Inflamasi usaha protektif organisme untuk melenyapkan stimuli yang membahayakan usaha awal dari proses penyembuhan Tanpa inflamasi luka atau infeksi tidak akan pernah tersembuhkan . Galen abad ke 2 kehilangan fungsi alat yang terkena cedera. Defenisi

W hat Causes Inflammation ?

  Diet Cosmetic Worry ingredients & other chemicals Sunlight

  Infeksi : Stress Pathogens

  (bacteria, Tissue death virus, fungi,

  Injury parasite

  Ionizing radiation Alergens Immunologic causes

  

Inflamasi

Tissue trauma Dilation of arterioles, and capillaries Histamine release Increased capillary permeability M ovement of neutrophils in and out of blood vessels Inflammatory exudate Pyremia - heat Bacteria Fungi Virus Parasit Leukocytosis M onocyte and fibrin

  

Komponen seluler dari inflamasi

Sel sel inflamasi :

  • Netrofil, maktofag dan limfosit sel efektor utama dalam

   reaksi akut atau reaksi imun

   jaringan terjadi pada 6 jam pertama

  • Netrofil sel utama pada inflamasi dini, bermigrasi ke
  • 10

Produksi Netrofil orang dewasa normal 10 / µl hari 

   sirkulasi vasodilatasi, kebocoran cairan pembuluh darah edema

  • M eningkat 10 kali jika terjadi inflamasi migrasi ke
  • Pada inflamasi akut netrofil sirkulasi meningkat dengan

  segera dari 5000/ µl sampai 30.000/ µl migrasi netrofil ke sirkulasi dari sumsum tulang dan persediaan marginal

  • Eosinofil  berhubungan erat dengan proses terjadinya reaksi alergi dan infeksi parasit cacing.
  • Sel M ast  sel yang berada dalam jaringan & berperan dalam reaksi inflamasi melalui IgE.

  Sel mast mengandung granul  granulnya kaya histamin, heparin TNF-

  ɑ dan mediator inflamasi .

  • Basofil  berada dalam sirkulasi

  

Fungsinya sama dengan sel mast, memprakarsai terjadinya

reaksi inflamasi melalui IgE.

  • Trombosit  Fragmen tidak berinti .

  Fungsi utamanya  proses pembekuan darah, dapat

Komponen seluler dari inflamasi

A. Sel Endotel * M erupakan pembatas antara darah dan rongga ekstravaskuler * Tidak lengket  dapat mencegah koagulasi, adhesi sel dan kebocoran cairan rongga intravaskuler * Berperan dalam pengaturan tonus vaskuler dan perfusi jaringan melalui pelepasan komponen vasodilator

  

(prostasiklin / PGI2, adenosin dan EDRF dan komponen

vasokontriksi (endotelin)

  • * Bila sel endotel Rusak maka > sifat antikoagulasinya akan terhilang > membran basalnya terpapar agregasi trombosit dan lekosit

  Pada keadaaan normal hanya melekat sedikit pada sel endotel jika ada inflamasi, adhesi antara lekosit dan SE

  Interaksi adhesi diatur oleh ekspresi permukaan sel yaitu molekul

  adhesi serta ligan/ reseptornya Pelepasan mediator inflamasi meningkatkan molekul adhesi baik pada sel inflamasi (neutrofil, monosit) maupun pada SE.

  Pelepasan mediator inflamasi meningkatkan :

  • - adhesi - perubahan arus darah - marginasi - migrasi sel sel netrofil, monosit, dan eosinofil ke pusat inflamasi

  

sitokin dan mediator inflamasi lainnya bekerja

terhadap endotel pembuluh darah lokal  peningkatan ekspresi CAM .

  

Netrofil  sel pertama yang berikatan dengan sel

endotel pada inflamasi dan bergerak keluar vaskuler

Tujuan Inflamasi Respon defensif pada cedera jaringan

  • M embatasi penyebaran patogen ,

  menghancurkannya, mengeluarkan bahan asing, debris dan memulai tissue repair

  • Reaksi pertahanan diri terhadap infeksi,

  maupun trauma fisik dan zat kimia yang merusak.

  • Untuk mempersiapkan perbaikan pada

  jaringan yang mengalami kerusakan dan membantu dalam penyembuhan.

   Akhiran-itis menunjukkan

  peradangan pada organ tertentu

  

The Three Stages of Inflammation

  

1. Vasodilation and increased vessel permeability due to

histamine (and ot her cytokine) release  edema

  2. Phagocyte migration and phagocytosis

   M arginat ion and diapedesis (emigrat ion)

   Chemotaxis (due to various cytokines and component s of complement system)

   Pus format ion

  

Factors challenging effect iveness of phagocytosis

and regenerat ion depends on t ype of

  3. Tissue repair t issue

Vasodilation and increased permeability of blood vessels

  • – Increased diameter of arterioles allows more blood flow t hrough area bringing supplies and removing debris
  • – Increased permeabilit y means substances normally retained in t he blood are permitted to pass out – ant ibodies and clott ing factors
  • – Histamine, kinins, prostaglandins (PGs), leukot rienes (LTs), complement

  

M igrasi Fagosit

Untuk mencapai lokasi fagositosis, netrofil mengalami ekstravasasi  interaksi molekul adhesi diinduksi oleh sitokin Ekstravasasi :

  

a. Perlekatan longgar pada endotel pembuluh darah  sel sel di sumbu

arus mengikuti arus aliran darah cepat, di arus tepi mengalir dengan

lambat bersinggungan dengan permukaan endotel  berinteraksi

antara molekul selektin E sel endotel dengan ligannya b. Gerakan menggelinding  gerakan yang tidak stabil shg mudah lepas  arus, kemudian terikat lagi dan lepas lagi dst.

  c. Perlekatan ketat pada endotel  terjadi interaksi ICAM -1 pada endotel dengan integrin (LFA dan M ac)  stabil dan stop menggelinding

  d. Diapedesis  interaksi antara integrin (LFA dan M ac-1) dari lekosit dan adanya partisipasi dari molekul adhesi CD31

  e. M igrasi  pergerakan sel netrofil dalam jaringan oleh IL-8 menuju konsentrasi yang lebih pekat disebut kemotaksis  di daerah infeksi

  Inflammatory Process Diapedesis Margination

  Treatment of abscess?

  

Inflammat ion Calor Rubor Tumor Dolor Funct io laesa Tanda tanda inflamasi

Patogenesis :

  

Tiga proses utama terjadi di daerah inflamasi : merilis

mediator kimia:Peningkatan aliran darah (kemerahan & panas).

   M eningkatkan permiabilitas vascular (pembengkakan, nyeri & kehilangan fungsi).

   Infiltrasi Leukocytik (perdarahan pada jaringan)

I nf lamasi Proses ini meliputi beberapa tahapan :

  

(1) Initial phases perubahan dalam aliran darah lokal &

akumulasi dari sel inflamasi (neutrofil, makrofag,

DCs, & limfosit) & molekul plasma  membunuh

mikroba

  (2) M idle phase resolusi initial insults

(3) Final phase terminasi pada inflamasi dan perbaikan

jaringan (4) Sitokin dan kemokin Inflamasi diaktifkan

makrofag mengatur perekrutan leukosit lainnya,

M isalnya, TNF-a, IL-1 & IL-6.

  

IL-4 mengaktivasi makrofag perbaikan jaringan & barrier immunity

  

I nf lamasi

5 . Interferon dan sel NK sangat penting untuk membatasi

penyebaran virus 6 . Sistem enzim plasma memodulasi inflamasi dan remodeling. Ada empat sistem enzim utama pada plasma sbb (1) Clotting sistem sistem pembekuan darah (2) Plasmin  enzim yang larut pada pembekuan darah (fibrin) (3) Kinin sistem menyebabkan vasodilatasi, edema, kontraksi otot halus dan rasa sakit serta hyperalgesia (4) sistem komplemen

  

Tipe Inflammation

  Kronis Akut

  • Lokal
  • Intens
  • Dipicu jika fase AKUT tidak efektif
  • Durasi pendek (menit -
  • Intensitasnya rendah hari)

  Durasi panjang (hari ke seumur Respon biasanya cepat, hidup) terutama neutrofil

  Akumulasi makrofag dan limfosit Terdapat perubahan

  • vaskuler dan eksudasi

  M engarah ke kerusakan jaringan

  

Inflamasi Akut khas respon imunitas non spesifik

   Respon inflamasinya cepat dan berlangsung sebentar

   Biasanya disertai reaksi sistemik yang disebut respon fase akut ditandai perubahan cepat dalam kadar beberapa protein plasma

   Reaksi rumit dan berantai vasodilatasi kebocoran

   vaskulator mikro dengan eksudasi cairan dan protein serta infiltrasi lokal sel sel inflamasiInflamasi akut  respon cepat terhadap kerusakan sel, berlangsung dengan cepat, dipacu oleh sejumlah sebab kerusakan kimiaw i dan termal serta infeksi

Respon fase akut

   Organ hati sangat penting untuk menurunkan proses inflamasi sistemik maupun lokal

   Terjadi perubahan konsentrasi protein plasma yang

berasal dari hepatosit dikenal sebagai protein fase akut :

CRP, amyloid A serum, fibrinogen .

  Protein tersebut berfungsi : - menginaktivasi protease serin dan - mendukung proses penyembuhan luka dan - pembersihan radikal oksigen

Inflamasi kronis Terjadi bila inflamasi akut gagal, saat antigen menetap

  Inflamasi yang berlangsung lama (mingguan atau bulanan). Inflamasi dapat terjadi dengan adanya infeksi mikroorganisme yang lama, terpapar penyebab toksik, dan adanya reaksi imun Antigen yang persisten menimbulkan aktivasi dan

   akumulasi makrofag yang terus menerus.

  Infeksi bakteri kronis  memacu pembentukan granuloma berupa agregat fagosit mononuklear dan sel plasma yang disebut DTH

  Sitokin yang berperan pada inflamasi kronis adalah

  

M ediator inflamasi.

  • Protein plasma seperti komplemen & antibodi.
  • Protein lain seperti sPLA2 dan fase akut reaktan.
  • Sitokin dan Chemokin

  

IL-1, IL-6 dan TNF- α menginduksi perubahan lokal dan sistemik

  • Ke 3 sitokin tsb

   menginduksi koagulasi dan IL-1 menginduksi ekskresi molekul adhesi pada sel endotel spt TNF α

  IL-1

menginduksi peningkatan ekspresi ICAM -1 dan

  • TNF-

  α meningkatkan ekspresi selektin E,

VICAM -1

  • IFN-gama dan TNF

  α mengaktifkan makrofag dan neutrofil meningkatkan fagositosis

M ediator inflamasi

  • Lipid seperti prostaglandin dan PAF.
  • Amina seperti histamin vasodilatasi & kontraksi

  

otot polos

  • Prostaglandin vasodilatasi dan peningkatan

   permiabilitas vaskuler'Gas' seperti NO dan O2-.

  • Kinins seperti bradikinin menginduksi vasodilatasi

   dan peningkatan permiabilitas vaskuler  efek anafilatoksin : C3a dan C5a  degranulasi sel mast melepas histamin

  • Neuropeptides seperti zat P. (neurotransmiter)

REAKSI INFLAM ASI Inflamasi diawali oleh kompleks interaksi mediator-mediator kimiawi

  • Histamin

  dilepaskan oleh sel merangsang dan peningkatan vasodilatasi permeabilitas kapiler

  • Lekotrin

  dihasilkan dari membran sel meningkatkan kontraksi otot polos mendorong kemotaksis untuk netrofil Prostaglandin

  • dihasilkan dari membran sel meningkatkan vasodilatasi,

    permeabilitas vaskuler mendorong kemotaksis untuk netrofil

  • Platelet aggregating factors

  menyebabkan agregasi platelet (trombosit) mendorong kemotaksis

  • Kemokin
    • - dihasilkan oleh sel - pengatur lalu lintas lekosit di lokasi inflamasi) beberapa macam kemokin: IL-8 (interleukin-8), RANTES (regulated upon activation normal T cell expressed and secreted), M CP (monocyte chemoattractant protein)

  • Sitokin
    • - dihasilkan oleh sel-sel fagosit di lokasi inflamasi - pirogen endogen yang memicu demam melalui hipotalamus, - memicu produksi protein fase akut oleh hati, - memicu peningkatan hematopoiesis oleh sumsum tulang  lekositosis beberapa macam sitokin yaitu: IL-1 (interleukin-1), IL-6 (interleukin-6), TNF-a (tumor necrosis factor alpha).

  • M ediator lain (dihasilkan akibat proses fagositosis).

  beberapa mediator lain: nitrat oksida, peroksida dan oksigen

Wound Healing atau penyembuhan luka

  Adalah suatu proses alami, baik secara selular maupun biokimia, yang dilakukan oleh tubuh untuk regenerasi jaringan dermis atau epidermis sebagai respon atas suatu jejas atau injuri. Proses penyembuhan luka terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis, terkait dan berkesinambungan tergantung pada jenis dan derajat luka. Tahapan penyembuhan luka terdiri dari:

  1. Fase inflamasi. Eksudasi

  2. Fase proliferasi / Granulasi;

  3. Fase maturasi/ Diferensiasi

  

Tahapan penyembuhan luka terdiri dari:

1. Fase inflamasi.

  Ditandai

   M igrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler

Eksudasi menghentikan perdarahan mempersiapkan tempat luka

   Pembekuan darah (clotting) agar hemostasis,

   Pelepasan bermacam-macam faktor untuk menarik sel-sel yang akan memfagosit debris, bakteri, dan jaringan yang rusak, serta pelepasan faktor yang akan memulai proliferasi jaringan

Tahapan penyembuhan luka terdiri dari:

  2. Fase proliferasi/ GranulasiPembentukan jaringan granulasi untuk menutup defek atau cedera pada jaringan yang luka.

   Pada fase ini terjadi angiogenesis atau neovaskularisasi, yaitu proses pembentukan pembuluh darah baru dan penting untuk penyembuhan luka.

   Saat angiogenesis aktivitas fibroblas dan epitelial

  membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk  memproduksi plasminogen activator dan collagenase.

  3. Fase maturasi/ Diferensiasi dan remodeling

  Saat kadar produksi dan degradasi kolagen mencapai keseimbangan, maka mulailah fase maturasi dari penyembuhan jaringan luka.

  

FAKTOR YANG M EM PENGARUHI PENYEM BUHAN LUKA

  1. Usia

  2. Nutrisi / M alnutrisi

  Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.

  3. Infeksi

  Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi.

  4. Sirkulasi (hipovolemia) dan hipoksia

  Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah).

  

FAKTOR YANG M EM PENGARUHI PENYEM BUHAN LUKA

  5. Hematoma

  Hematoma merupakan bekuan darah. Jika terdapat bekuan yang besar, butuh w aktu atau menghambat proses penyembuhan luka.

  6. Benda asing

  Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (pus).

  

7. Iskemia, penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari

obstruksi dari aliran darah.

  8. Diabetes

  Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel.

  9. Keadaan beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.

  

FAKTOR YANG M EM PENGARUHI PENYEM BUHAN LUKA

  

a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal

tubuh terhadap cedera.

  b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan

  

c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan

  untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

Perjalanan Inflamasi

   Inflamasi akan terus berlangsung hingga antigen disingkirkan

  

Inflamasi akan pulih setelah mediator2 inflamasi di

non aktifkan, jika hal ini tidak dapat diatasi  inflamasi kronis merusak jaringan, sehingga dapat kehilangan fungsi sama sekali