ILMU PENYAKIT DASAR.doc

PENDAHULUAN ILMU PENYAKIT

  Penyakit ialah perubahan terhadap keadaan sehat. Gejala-gejala penyakit ialah tanda-tanda yang tidak dijumpai pada orang yang betul sehat.

  Gejala subjektif adalah gejala yang dirasakan oleh si penderita; misalnya sakit perut, sedangkan gejala objektif adalah gejala yang dilihat oleh dokter atau di dapatinya pada waktu ia memeriksa tubuh si sakit, misalnya tekanan darah tinggi. Kalau gejala-gejala jelas, penyakit dapat dipastikan, yang disebut diagnosa. Untuk membuat diagnosa, dokter juga membutuhkan keterangan yang dikemukakan penderita sendiri (auto anamnesis) atau keluarganya (allo anamnesis). Kalau ada diagnosa, biasa juga dibuat prognosa atau ramalan mengenai jalan selanjutnya dari pada penyakit itu. Prognosa bisa saja:

   Baik Ragu-ragu

   Tidak baik

    Sangat jelek/buruk

  Profilaksis adalah tindakan yang diambil untuk mencegah sesuatu penyakit

  umpama vaksinasi terhadap penyakit cacar. Kemasukan bibit penyakit kedalam tubuh kita dinamakan kena hama atau infeksi. Bibit-bibit akan memperbanyak diri didalam tubuh. Orang baru menjadi sakit kalau cukup bibit penyakit terdapat didalam tubuhnya.

  Masa antara kemasukan bibit penyakit sehingga timbul gejala-gejala penyakit itu dinamakan masa tunas atau masa inkubasi. Infeksi itu ialah seperti peperangan bibit penyakit dan tubuh kita.

  Bibit akan menang jikalau:  Cukup banyk bibit masuk kedalam tubuh kita.

   Keganasan bibit itu cukup besar untuk membinasakan tubuh, yang disebut virulensi.  Daya tahan tubuh kurang baik, tidak ada cukup kekuatan untuk melawan bibit penyakit. Ini sering kali tergantung dari keadaan gizi.

  Bibit penyakit dapat membinasakan tubuh kita, dengan dua cara:

  1. Merusak sebagian tubuh kita, misalnya basil tuberculosis membuat rongga dalam paru-paru.

  2. Hama penyakit membuat racun yang berbahaya sekali buat tubuh kita. Racun inilah yang disebut toksin. Toksin inilah menjadi senjata bibit yang terkuat.

  Tubuh kita akan mengalahkan bibit penyakit itu dengan dua cara:

  a. Ditempat yang diserang oleh bibit penyakit itu, berkumpul sel darah putih (leukosit) yang akan melawan musuh seperti prajurit-prajurit.

  b. Oleh tubuh dibuat zat-zat yang dapat melemahkan dan membinasakan toksin itu, benda-benda itu dinamakan anti-toksin / antibody.

  Kalau hama-hama penyakit masuk kedalam jaringan tubuh kita, biasa akan mendatangkan radang atau infeksi. Jaringan tubuh ditempat itu menjadi:

  1. Merah karena pembuluh darah menjadi lebih luas sehingga lebih banjyak darah dapat mengalir ketempat itu.

  3. Panas.

  4. Nyeri 5. Alat tubuh kita yang kena radang tidak dapat bekerja sempurna (faalnya terganggu). Ke-5 gejala ini merupakan tanda-tanda dari radang akut. Pada radang kronis / menahun tidak ditemukan gejala-gejala tersebut.

  Kalau bibit penyakit kurang ganas, mereka dibinasakan oleh leukosit, dan tanda- tanda radang akan hilang jikalau bibit-bibit penyakit lebih ganas dan daya tahan tubuh kurang, maka banyak sel-sel darah putih dan sel-sel jaringan tubuh mati.

  Kalau infeksi terdapat dikulit atau selaput lendir, maka terjadilah ditempat itu ulkus (borok). Didalam ulkus itu terdapat sisa-sisa darah putih dan sel-sel jaringan tubuh yang sudah mati, yang dinamakan pus (nanah).

  Jika sel-sel jaringan yang binasa itu terdapat jauh dari permukaan kulit akan timbul dulu suatu infiltraat (kebengkakan yang keras) dan kemudian terjadi ditempat itu suatu abses (rongga yang berisi nanah yang lunak).

  Jika toksin masuk kedalam darah akan timbul demam, sebab pusat suhu badan ditolak di rangsang. Kalau suhu badan naik sampai 40 c, otak terganggu, orang akan gelisah, kadang tidak sadar, anak-anak bisa kejang.

  Otot jantung juga sering diganggu oleh toksin. Sebagai tanda gangguan ini, dengyut nadi menjadi kecil dan cepat sampai hamper tidak teraba lagi. Penderita dapat meninggal dunia karena kelemahan jantung.

  Infeksi dari kaki atau tangan, seringkali disertai kebengkakan kelenjar-kelenjar getah bening dilipat paha atau ketiak (limpadenitis). Didalam kelenjar-kelenjar itu dibuat limpasit yang akan melawan hama penyakit yang dibawa kesana dengan pengaliran limpa. Kalau limpasit menang, kelenjar-kelenjar cepat kurang bengkak, kalau hama penyakit menang, diketiak atau di lipat paha timbul suatu infiltrate dan akhirnya timbul suatu abses.

  Hama penyakit dapat juga masuk dalam peredarah darah dan menyebabkan sepsis. Karena toksin-toksin, penderita mendadak sakit keras.

  Gejala-gejala sepsis:  Panas tinggi.

   Denyut nadi cepat dan kecil.  Kegelisahan; anak-anak seringkali dapat kejang.  Kaki tangan dingin dan biru. Keadaan ini berbahaya sekali dan harus cepat di obati dengan antibiotika. Kadang-kadang sesudah sembuh masih ada hama penyakit tertinggal dalam tubuh, orang itu dinamakan pengandung hama. Ia masih dapat membahayakan orang lain. Itu dapat terjadi misalnya pada penyakit typhus, amoeba dysentri, difteri, kolera dan eltor.

  Ada juga pengandung hama yang sendiri tidak pernah menderita penyakit itu karena:  Virulensi hama penyakit tidak besar dan daya tahan tubuhnya cukup.  Meraka sudah kebal terbadap penyakit itu. Orang itu juga berbahaya sebab hama dapat pindah ke pada orang lain yang lemah atau belum kebal.

  

ILMU PENYAKIT MENULAR

PENYAKIT MENULAR YANG MELEWATI SELAPUT LENDIR JALAN

PERNAPASAN

SALESMA ATAU PILEK

Adalah dua cara kejangkitan :

  1. Didalam hidung selalu terdapat bermacam –macam hama yang biasanya tidak menyebabkan penyakit. Akan tetapi daya tahan orang berkurang hama-hama tersebut dapat menyakitkan orang.

  2. Hama yang viluren dapat pindah dari orang sehat. Pemindahan terjadi oleh bersin, batuk dan persinggungan dangan barang-barang yang di pakai oleh pasien (umpama: Sapu tangan ). Salesma biasa di sebabkan oleh virus

  Gejala-gejala : - hidung berair

  • bersin
  • hidung tersumbat karena selaput lendir bengkak. Itulah memberikan perasaan sesak.

  Penyakit dapat berpindah ke tekak dan saluran pernapasan lebih dalam.

  Pengobatan : ○ aspirine (acetosal), APC (asperine, phenacetine, caffeine).

  ○ Vit C. ○ Antihistaminicum tablet (CTM, Avil, Benadryl), yang mengurangi selaput lendir dari hidung dan mengurangi pembuatan lendir.

  ○ Tetes hidung mengurangi juga kebengkakan selaput lendir dari hidung.

  Penyulitan:

  infeksi dapat menyebar ke selaput lendir yang meliputi rongga-rongga dari tengkorak muka (sinus frontalis dan sinus maxillaris). Kalau infeksi ini di campur dengan hama penyakit lain seperti staphylococcen atau streptococcen (infeksi sekunder), bisa timbul nanah dalam sinus frontalis atau maxilloris --- sinusitis

  Gejala-gejala :1) Kalau di tekan pada dahi atau pipi, penderita merasa nyeri

  2) Panas naik 3) Nanah keluar dari hidung. Keadaan ini biasa di obati dengan antibiotica (penicilline, tetracycline).

  

ANGINA

  Kanan-kiri di rongga tekak ada jaringan getah bening, di sebut tonsil, yang melawan hama penyakit. Kadang-kadang, terutama kalau daya tahan tubuh berkurang, jaringan ini tidak tahan perjuangan dan menjadi sakit sendiri. Di rongga tekak di antaranya tonsil-tonsil juga berkumpul banyak jaringan getah bening.

  Angina adalah radang tonsil dan rongga tekak.

  Angina biasa di sebabkan oleh stroptococcen. Tonsil membesar dan merah; tekak bengkak dan merah. Sering kali juga kelenjar getah bening samping leher (kelenjar cervicalisn) ikut bengkak. Kalau infeksi lebih hebat, tonsil di liputi oleh butir-butir putih (nanah). Adakalanya sekeliling tonsil timbul abses. Abses itu harus di insisi.

  Masa Tunas: 1) 1 - 2 hari

  2) panas yang mulai sekonyong-konyong. Suhu badan bisa agak tinggi. 3) Sakit leher, terutama waktu menelan.

  Penyulitan:

  1. Radang dapat menjalar ke telinga melalui saluran Eustachius. Disana dapat timbul otitis media.

  2. Radang dapat menjalar ke sinus mexillaris dan menyebabkan sinusitis.

  3. Sebagai akibat yang lambat : a. Sesudah tiga minggu dapat timbul radang persendian ---- Demam Rhematik.

  b. Radang buah pinggang (Glomerulonefritis akut)

  Pengobatan : a. Obat kumur: permanganas kalicus ( P. K.) atau air garam.

  b. Suntikan procaine-penicilline : 800.000 U. sehari selama 2- 3 hari.

  Kalau angina berulang-ulang kali kembali, tonsil tetap besar dan tetap hama penyakit di dalamnya. Kalau daya tahan berkurang, angina timbul kembali. Tonsil-tonsil itu harus di keluarkan dengan operasi: tonsil loctomi.

  DIFTERI Hama penyakit difteri adalah suatu batang dengan dua butir pada ujungnya.

  Penyakit difteri sering kali terdapat pada anak dari umur 1 - 2 tahun atau pada bayi. Di Indonesia difteri jarang di jumpai pada anak lebih tua dan orang dewasa. Biasa penyakit difteri timbul di leher tetapi kadang-kadang timbul juga di dalam telinga yang sudah lama bernanah atau di atas luka-luka.

  Tonsil di liputi oleh selaput palsu yang berwarna putih abu-abu. Kalau membran ini di angkat, tempat di bawahnya berdarah .Membran-membran dapat menjalar lebih dalam di tekak dan meliputi juga pita suara-suara; jalan pernapasan menjadi sempit , suara parau

  Gejala- gejala : 1). Sakit leher

  2). Demam 3). Suara parau atau kehilangan suara 4). Pernapasan berbunyi (stridor) 5). Sesak napas, kalau hebat menyebabkan kebiruan (cyanosis) 6). Denyut nadi cepat dan kecil (oleh karena toksin-toksin yang melemahkan jantung).

  Penyulita : 1) Jantung di lemahkan oleh toksin. Ini dapat menyebabkan kematian.

  2) Toksin dapat juga menyebabkan kelumpuhan saraf-saraf yang biasa timbul dalam minggu kedua atau ketiga dari penyakit. Kalau otot mata lumpuh, mata juling. Kalau otot langit-langit lumpuh, sukar menelan, penderita dapat kesedakan. 3) Otot-otot lain dapat juga mengalami kelumpuhan.

  Diagonis:

  Leher di apus dengan spatel atau lidi. Dibawah mikroskop di temui basil dengan butir- butir pada ujungnya. Sebenarnya kepastian hanya ada kalau pada pembiakan terdapat banyak basil-basil demikian.

  Pengobatan / pertolongan:

  1. Serum anti-difteri. Serum itu berasal dari kuda yang pernah di jangkiti dengan penyakit difteri tetapi sudah sembuh. Serum ini mengandung banyak anti toksin.

  Dosis : 20 – 40.000 U. Dosis: 20 - 40.000 U yang dapat mengikat toksin difteri.

  3. Kalau penderita sesak sekali dan kalau ada kebiruan ia harus di tolong dengan tracheotomi. Trachea di buka di bawah pita suara dan di masukkan suatu pipa.

  Perawat-perawat harus menjaga supaya pipa ini tetap terbuka dan tidak tersumbat dengan lendir. Pipa itu harus sering di bersihkan.

  Perawatan:

  Penderita harus diisolasikan. Semua barang yang di gunakan penderita harus di anggap terjangkit. Keadaan umum anak (lemah jantung), sesaknya dan kebiruan harus di awasi dengan teliti.

  Pencegahan : Vaksinasi dengan D. T. P.P (Vaksinasi difteri tetanus, pertussia profilaksis).

  

BRONCHITIS

  Bronchitis adalah radang dari saluran cabang tenggorokan (Bronchus). Bronchitis dapat timbul : a) mendadak b) menahun: gejala-gejala menetap lebih lama 3 - 4 minggu.

  Gejala-gejala:  Batuk dan sesak napas.

   Seringkali juga demam. Bronchitis biasa disebabkan oleh pneumococcus atau basil influenza.

  Pengobatan: 1. Obat batuk, untuk mencairkan dahak supaya mudah dikeluarkan dengan batuk.

  2. Seringkali diberi juga obat yang mengurangi perangsangan batuk seperti codein.

  3. Tablet sulfa (tripyron, trisulfa dll), kalau infeksi kurang hebat. lain-lain.

  

RADANG PARU – PARU (PNEUMONIA)

PNEUMONIA LOBARIS

  Penyakit ini selalu mengenai satu atau lebih lobus paru-paru dan biasa disebabkan oleh pneumokokus.

  Gejala-gejala: 1) Demam yang timbul sekonyong-konyong.

  2) Batuk-batuk. Sputum sering kali berwarna coklat karena bercampur darah. 3) Sakit dada di tempat = nya penyakit. 4) Sesak napas (dyspneu).Pernapasan cepat dan dangkal. Pernapasan sayap hidung. 5) Lekosi tosis. Pengobatan :

  1. Penicilline adalah obat pilihan utama. Apabila penderita allergi terhadap penicilline biasa di berikan Eeythromycin, Litocin, Tetraadi.

  

BRONCHOPNEUMONIA

  Pada penyakit ini, radang tersebar dalam paru-paru akibat bronchitis yang tidak terhenti pada bronchus tetapi alveolus (gelembung paru) ikut meradang juga. Bronchopneumonia sering kali timbul sebagai penyulitan dari penyakit lain: influenza, serampa, typhus, batuk rejan (batuk seratus hari). Terutama anak-anak kecil sering kali dapat bronchopneumonie.

  Gejala – gejala :

   Batuk-batuk Demam

   Sesak napas. Kalau hebat kebiruan dan pernapasan sayap hidung.  Pengobatan: sama dengan pneumonie lobaris.

  Penyulitan: baik pneumonie lobaris /Bronchopneumonie bisa timbul ;

  a. Pleural effusion Yaitu berkumpulnya cairan serous (jernih) dalam rongga pleura

  b. Empyema Berkumpulnya nanah dalam rongga pleura.

  c. Pericarditis d. Meuningitis. Pada pleura effusion/Empyema cairan tersebut harus di aspirasi dengan jarum punksi pleura. Sering kali memerlukan pipa karet sebagai drain supaya supaya nanah bisa tetap keluar.

  PERTUSIS Batuk Seratus Hari Batuk rejan

  Penyakit ini di sebabkan oleh basil pertusis. Pertusis amat berjangkit mudah menular antara anak-anak dalam satu rumah tangga atau sekolah. Masa tunas: 7 – 14 hari. Yang di serang biasanya anak-anak di bawah usia 2 tahun. Jarang terdapat pada usia di atas 5 tahun.

  • hangat-hangat
  • batuk berupa serangan: batuk terus sampai keluar air mata sering sampai muntah dan muka menjadi biru.

  Penyakit dapat berlangsung dua sampai tiga bulan; karena pertussis di sebut “ batuk seratus hari “. Penyulitan: bronchopneumonie. Pengobatan: Biasanya hanya di beri obat untuk mencegah perangsangan batuk. Kalau ada bronchopneumonie, di beri chloromycetine. Pencegahan: Vaksinasi dengan D. T . P. P. (Vaksinasi difteri tetanus pertussis prophylaxis). Vaksinasi ini biasa di buat waktu anak masih bayi, satu kali sebulan, tiga kali dan sesudah 3 tahun lagi satu “ boostor dosis.

  

TUBERKOLOSE

  Tuberkolose Paru-Paru Penyakit tuberkolose di sebabkan oleh hasil tuberkolose, suatu batang halus yang berwarna merah pada pulasan ziehl Neelsen (Z.N.) Penyakit ini juga sering di sebut: penyakit koch menurut Robert koch, sarjana jerman, yang mendapatkan penyebab penyakit tuberkolose.

  Basil tuberkolose biasanya masuk badan melalui saluran pernapasan. Ia menyakitkan jaringan paru. Tempat yang sakit itu di namakan Primer affect (pertama luka). Dari sini radang menyebar ke kelenjar getah bening di hilus paru Primer affect bersama dengan kelenjar lymphe akhirnya berisi juga kapur, tetapi sering isinya menyerupai keju. Banyak orang waktu muda sudah dapat primer affect, tetapi penyakit tidak di ketahui. Kalau sudah sembuh penyakit ini menimbulkan kekebalan terhadap di jangkit sedang daya tahan tahan tubuh kurang, hama bersarang di dalam paru dan membentuk “ tuberkel “ (berarti biji-biji kecil sebesar kepala jarum). Tuberkel ini dapat bertambah besar dan isinya putih menyerupai keju. Jaringan paru di tempat itu rusak dan di sana dapat timbul rongga yang di sebut: kaverne. Kalau dalam jaringan yang sakit, pembuluh darah akan terbuka, perdarahan timbul dan darah keluar dengan batuk melalui bronchus. Batuk darah di sebut: haemoptoe. Kalau dengan tiba-tiba banyak darah keluar, bronchus besar akan tersumbat dan penderita dapat meninggal dunia. Pada orang dengan kaverne atau dengan lain macam tuberkolose yang aktip, ludah biasanya mengandung basil tuberkolose. Keadaan ini di sebut :Tuberkolose terbuka. Orang ini dapat menjangkiti orang lain. Kalau kaverne atau tempat yang sakit mulai sembuh, jaringan ikat (parut dengan kapur masuk dalam jaringan yang sakit dan sekilingnya. Luka ini tidak terbuka lagi dan sputum tidak lagi mengandung basil tuberkolose. Inilah yang di sebut: Tuberkolose tertutup. Adakalanya kalau keadaan umum penderita kurang baik, basil tuberlolose di bawah dengan peredaran darah ke seluruh badan. Banyak tuberkel timbul di hati, limpa, di selaput otak, dan juga tersebar di seluruh paru-paru. Keadaan ini di namakan: milier tuberkolose. Angka kematian oleh keadaan ini tinggi sekali. Gejala-gejala tuberkolose paru-paru.

  1. Perasaan lemah

  2. Demam, sering kali suhu badan tidak tinggi. Malam suhu biasa turun dan penderita berkeringat banyak. 3. batuk-batuk, sering kali batuk kering saja, biasa dahak keluar dengan batuk.

  4. Penderita menjadi kurus.

  5. Kadang-kadang ada darah keluar dengan batuk : haemoptoe. Kata orang “ Muntah darah “. Diagnosis dapat di pastikan dengan : 1. Pemeriksaan dada: Perkusi (ketuk-ketuk) dan auscultasi (dengan stetoskop).

  2. Pemeriksaan sputum dengan pulasan Ziehl – Neelsen Z.N.

  3. Pemeriksaan roentgen : foto atau sinar tembus. Ada kelihatan kapur, lubang-lubang dan jaringan yang tebal (paru).

TBC PADA ANAK

  Gejala-gejala: Permulaan pada anak-anak sering tidak keras, seperti pada orang dewasa, yaitu:

  1. Demam-demam yang berlangsung kurang lebih 2 minggu, jarang lebih dari 39 c.

  2. Keadaan umum kurang baik, lesu, nafsu makan menurun, badan tambah kurus.

  3. Kadang-kadang disertai batuk-batuk. Oleh karena gejala samar-samar tersebut, pada anak-anak selain diberikan foto roentgen, harus dilakukan montoux test. Untuk pemeriksaan bakteriologis, oleh karena pada anak- anak belum dapat mengeluarkan dahak sendiri dan biasanya mereka menelan dahaknya, bahan untuk pemeriksaan Z.N diambil dengan bilasan lambun pada anak-anak dibawah umur 7 tahun.

  Pengobatan:

  ○ Umum:  Makanan yang cukup gizi, protein dan vitamin  Isterahat, terutama pada masa aktif

  ○ Obat-obat tuberkulostatika  Streptomycine 1 M

  Dosis: Dewasa : 1 mg/hari

  Anak-anak : 120 – 40 mh/kg x berat badan/hari Pada permulaan diberikan tiap-tiap hari, kemudian setelah ada perbaikan 2 – 3 kali/ satu mingggu.

  3. Obat untuk mengurangi perangsangan batuk.

  Dapat dipastikan dengan:

  Diagnosis:

  2 berkurang.

  dan CO

  2

  ○ Nyeri di dada dibagian yang sakit. ○ Sesak. Air yang berkumpul dirongga pleura mendesak jaringan paru dan pertukaran gas O

  Gejala-gejala: ○ Demam, kadang-kadang panas badan tinggi sekali.

  Kalau basil tuberkulose tersebar di paru-paru dan menduduki diri diatas pleura, banyak cairan akan berkumpul didalam rongga pleura, sering lebih satu liter.

  

TUBERKULOSE SELAPUT PARU – PARU

  4. Adrenoxyl (anaroxyl) i.m. diberi untuk menyempitkkan pembuluh-pembuluh darah.

  Kalau jaringan paru selalu bergerak, tak bisa terjadi bekuan darah didalam pembuluh darah yang terbuka. Pethidine 50 mg biasanya terus menghilangkan perangsangan batuk. Kalau tidak ada pethidine dapat diberi 2 tablet codein 20 ng.

  2. Kompres didada untuk mengurangi perangsangan batuk dan mungkin untuk mendinginkan jaringan paru-paru supaya pembuluh darah setempat menjadi sempit.

  

  Pengobatan haemoptoe: 1. Penderita harus baring setengah duduk.

  Dalam pengobatan TBC perlu diperhatikan pada pasien akan pentingnya berobat dengan teratur dan jangan cepat-cepat berhenti walaupun perasaan sudah baik-baik. Obat harus diberikan minimal kombinasi antara INH dengan salah satu obat-obat tersebut diatas selama 3 – 6 bulan, kemudian INH diteruskan selama 1 tahun.

  Catatan:

   Rifampicin (rifadin, rimactane) Dosis dewasa: 600 mg/hari

  Dosis: 15 – 25 mg/kg berat badan/hari Diberikan sebagai dosis tunggal

  Oleh karena P.A.S ini tidak begitu efektif dan banyak efek samping serta memerlukan dosis tinggi, akhir-akhir ini sudah banyak ditinggalkan, diganti dengan obat-obat baru.  Ethambutol (myambutol, dexabutol)

  (6 – 8 mg) / hari Anak-anak : 200 mg/kg berat badan/hari

   P.A.S (para – amino – salicylic – acid) Dosis: Dewasa : 12- 16 tab/hari

  6 untuk mencegah neuritis.

  Sebagai dosis tunggal/dibagi 2 dosis Anak-anak : 10 – 20 mg/kg x berat badan/hari. Pada orang dewasa diberikan Vitamin B

  INH (isoniasid) Dosis: Dewasa : 400 mg/hari

PLEURITIS TUBERKULOSE

  ○ Pemeriksaan perkusi dan auskultasi. ○ Pemeriksaan roentgen. ○ Aspirasi, dengan jarum yang sedikit tebal dapat diisap cairan dari rongga pleura.

BENTUK TUBERKULOSE LAIN

  Yang sering diserang adalah: ○ Tulang belakang Spondylits tuberkulose yang biasa menyerang gibbus.

  4. Kepada mereka yang berhubungan dengan tuberkulose terbuka diberikan INH, kecuali kalau mereka sudah dapat BCG. INH yang diberi kepada penderita yang sudah sembuh dari tuberkulose, supaya mereka tidak kambuh (residef).

  Setelah BCG reaksi montoux positif. Semua anak umur 0 – 14 tahun seharusnya mendapat BCG.

  Calmette dan Guerin, dua sarjana Prancis, mendapat cara untuk melemahkan basil TBC. Basil yang lemah ini diberi intracutan: di tempat suntikan timbul suatu proses “abses dingin kecil”. Dalam badan dibuat “zat anti”. Karena zat anti ini orang menjadi kebal terhadap tuberkulose.

  3. Sekitar 80% dari manusia yang berhubungan dengan penderita TBC tidak akan dijangkiti kalau mereka sudah divaksinasi dengan BCG (Bilivaccin Calmette Guerin).

  2. Kalau gizi dan hygiene baik dan terjamin sudah dapat perlindungan terhadap penyakit paru-paru.

  1. Penderita dengan tuberkulosa yang terbuka harus berobat dengan baik dan harus dijaga supaya mereka tidak dapat menjangkiti orang lain terutama anak kecil yang mempunyai daya tahan tubuh rendah.

  e. Saluran kencing Ginjal, kandung kemih.

  d. Selaput otak (meningitis tuberkulosa)

  ○ Sendi paha Coxitis TBC

  c. Tulang/sendi

  Cairan ini biasa kuning dan jernih.

  Biasanya dijangkiti melalui susu sapi yang sakit tuberkulose yang diminum tanpa dimasak.

  b. Intestinum (usus)

  Yang sering adalah kelenjar leher, bisa menjadi abses, pecah dan timbul “fistel.”

  a. Kelenjar getah bening

  Selain menyerang paru-paru kuman-kuman TBC bisa menyerang juga:

  Keadaan ini disebut: Empyema dari rongga pleura.

  Penyulitan: Ada kalanya cairan yang terdapat dengan aspirasi tidak jernih tetapi seperti nanah.

  2. Pengobatan selanjutnya dengan “tuberkulostatika” (streptomycin, INH dan P.A.S).

  1. Kalau penderita sesak, banyak cairan dapat dikeluarkan dengan aspirasi. Aspirasi ini biasa harus diulangi beberapa kali sampai tidak ada pembuatan cairan lagi.

  Pengobatan:

PENCEGAHAN PEENYAKIT TBC

  Tuberkulin adalah protein yang berasal dari kuman-kuman TBC, ini akan bereaksi dengan zat anti dalam tubuh.

  Cara pemberian: 0,1 cc larutan tuberculin disuntikkan intrakutan pada permukaan voler lengan bawah.

  Anak-anak kurang 1 tahun : larutan 1/100 Lebih 1 tahun : 1/1000

  Bila negative diulangi segera dengan larutan 1/100

  Pembacaan:

  48 – 72 jam setelah penyuntikan yang diukur adalah indurasi (infiltrate) bukan kemerahan. 5 – 9 mm : positif tapi meragukan sebaiknya diulangi. 10 mm/lebih : jelas positif

  Arti mantoux test positif (+):

  Anak kurang 2 tahun : Tuberkulose aktif Anak lebih 2 tahun : Ada 2 kemungkinan:

  TBC aktif - TBC sudah tenang -

  Arti mantoux test negative (-) Anak belum pernah kena infeksi.

  Tapi ada beberapa hal dimana telah ada infeksi tapi mantoux test negatif, hal ini disebut energi, misalnya pada: Masa tunas

   Morbili (serampa)

    PCM

ASTHMA BROCHIALE

  Sebetulnya ini tidak termasuk penyakit menular, tapi baik dibicarakan dalam bab penyakit-penyakit saluran napas. Asthma brochialis adalah suatu keadaan dimana terdapat sesak napas, terutama pada ekspirasi, yang timbul kumat-kumatan, akibat dari udema mukosa bronchus, kontraksi otot-otot bronchus dan lendir yang banyak serta kental dalam saluran napas.

  Dasar dari penyakit ini adalah reaksi alergi, sedang factor-faktor yang bisa menimbulkan serangan adalah: ○ Emosi ○ Perubahan iklim/kelembaban ○ Udara ○ Bau-bauan ○ Infeksi --- saluran napas

  Gejala-gejala: ○ Bising napas yang keras (wheezing).

  ○ Dyspneu, terutama pada ekspirasi, kadang-kadang ada cyanosis. ○ Penderita lebih suka duduk sedikit membungkuk kedepan. ○ Batuk sukar, sputum kental.

  Asthma Brochiale

  a. Pada waktu inspirasi ranrting-ranting terhalus cabang batang tenggorok yang dalam keadaan kejang melebar sedikit sehingga udara dapat terhisap.

  b. Pada ekspirasi ranting-ranting terhalus itu sempit sekali, sehingga aliran udara keluar c. Oleh karena itu sehingga terjadi pelebaran tetap dari gelembung-gelembung paru.

  Status asthmaticus Yaitu keadaan dimana serangan asthma berlangsung lama dan hebat.

  Pengobatan:

  a. Serangan ringan: Ephedrine tab 25 mg 3 – 4 hari. Kadang-kadang dikombinasi dengan amniophyllin, CTM, Phenobarbital (Halfasma tablet).

  b. Serangan sedang – berat ○ Epinephrin / adrenalin: 1 : 1000 0,3 – 0,5 cc subkutan.

  Bisa diulang tiap 1 – 2 jam ○ Isoproterenol aerosol / spray

  (Bronchomeister), dengan alat obat disemprotkan dalam rongga mulut/tekak kemudian dihirup masuk kedalam paru-paru. ○ Kalau dengan tindakan 1 atau 2 diatas tidak berhasil beri amnophyllin 240 mg, 480 mg intra vena perlahan-lahan (kurang lebih 8 menit).

  c. Status asthmatikus ○ Aminophyllin 0,240 – 0,480 Gm Intra vena pelan-pelan dapat diulang tiap 6 jam.

  Bisa juga 0,480 gm aminophyllin dimasujkkan dalam 500 cc glukosa 5% sebagai infuse dalam 4 jam. ○ Cortikosteroid 100 mg intra vena (kalau ada injeksi corticosteroid intravena lebih baik diulang tiap 6 jam). ○ Oksigen

  Sesudah serangan diatasi, yang penting yaitu menghindari allergen dan factor- faktor yang bisa menimbulkan kumatnya serangan. Akupuntur (tusuk jarum), eigenbloed (suntik darah sendiri), psikoterapi kadang- kadang memberikan hasil yang baik.

  

PENYAKIT MENULAR YANG MELEWATI SALURAN PENCERNAAN MAKANAN

TYPHUS ABDOMINALIS

Arti typhus: kesadaran terganggu.

  Arti abdomen: perut. Penyebab: Basil typhus: salmonella typhus. Penularan:

  Dapat terjadi menurut 2 cara: ○ Secara langsung, yaitu kalau ada kontak dengan faeces, urine atau darah penderita yang mengandung basil typhus.

  ○ Secara tidak langsung, yaitu kalau makan atau minum bahan yang mengandung basil typhus, misalnya air minum (atau es), susu, telur bebek, sayur-sayuran dan lain-lain.

  Bahan ini dijangkiti oleh pengandung basil dan tidak cukup dimasak sebelum pemakaian oleh manusia. Basil typhus masuk dalam tubuh manusia dari mulut. Dalam usus halus ia menembus dinding usus sehingga disitu timbul luka (ulkus). Dari tempat itu basil masuk peredaran darah dan menyebar keseluruh tubuh. Sebagian dari basil pergi ke kandung empedu yang mengakibatkan penderita jadi

  Masa tunas/masa inkubasi: 1 – 4 hari. Cara penularan penyakit typhus:

  Basil typhus yang berada dalam: ○ Kandung empedu atau piala ginjal dikeluarkan bersama dengan faeses dan kandung kencing.

  ○ Usus dua belas jari/poros usus. Air darapat ditulari basil-basil typhus masuk tubuh melalui mulut bila orang minum air yang ditulari. Melalui jaringan limfe menjalar ke usus halus, melalui aliran darah hama-hama penyakit tersebar diseluruh tubuh

  Gejala-gejala:

  ~ Panas biasanya selama 4 minggu atau lebih. Pada minggu pertama panas perlahan- lahan meninggi: pada minggu kedua dan ketiga, panas terus tinggi dengan variasi sore lebih tinggi dari pagi, sedang pada minggu ke empat panas mulai turun perlahan- lahan. Kalau penderita berobat panasnya biasa turun beberapa hari sesudah dimulai dengan obat. ~ Denyut nadi agak rendah (70 – 80 menit) walaupun suhu 40 . ~ Kesadaran terganggu, penderita gelisah, tidak ada nafsu makan, sakit kepala. Nampak lemah sekali. ~ Sakit perut, perut rasa gembung. Sering ada konstipasi (artinya bab tidak lancar): kadang-kadang ada diarrhoea (berak encer), faeses seperti bubur kacang hijau. ~ Lidah kotor dengan tepi yang merah dan nampak bengkak. Bibir kering dan mulut berbau.

  Diagnosa: 1. Adanya gejala-gejala typhus.

  2. Pemeriksaan laboratorium:

  a. Darah:

  3  Jumlah leukosit kurang (sekityar 4000/mm ).

  Tidak ada leukosit eosinofil.  b. Serum: untuk reaksi widal.

  c. Bakteri: pembiakan darah dan faeses. Pemeriksaan ini yang memstikan diagnosa typhus.

  Penyulitan: ○ Bronchitis atau pneumonia.

  ○ Perdarahan: terjadi karena luka-luka di usus halus tambah besar sehingga menembus pembuluh darah. ○ Perforasi: ulkus tembus, isi usus keluar, masuk dalam rongga peritoneum dan dapat menyebabkan peritonitis.

  Ini dapat menyebabkan kematian.

  Perawatan: 1. Isterahat sempurna, yaitu penderita tetap baring ditempat tidur.

  Segala keperluannya harus ditolong misalnya bab dan bak ditempat tidur.

  2. Makan makanan halus seperti bubur saring.

  3. Bila konstipasi diberi parafine, klisma atau semprit glycerine. Tak boleh diberi laksans karena dapat menyebabkan perdarahan usus.

  4. Cegah dekubitus dengan memberi tidur selang-seling.

  5. Kalau mungkin penderita diisolasi

  Pengobatan:

  Kapsul chloromyetine, mulai 4 x 500 mg --- 2 kapsul. Kalau panas sudah turun, 1 x 250 mg. Pengobatan ini diberi 10 – 14 hari. Makanan halus diberi sekurang-kurangnya sampai dua minggu sesudah panas turun.

  Kalau penderita tak sadar, chloromyetine dapat diberi sebagai suntikan atau dalam sonde sama-sama dengan makanan halus. Untuk anak-anak kecil biasa diberi chlororostroop. Kadang-kadang beberapa minggu sesudah dianggap sembuh panas naik lagi. Ini disebut residif (kambuh), dan pengobatan harus diulangi.

  

PARATYPHUS A & B

  Kedua penyakit ini menyerupai penyakit typhus, tetapi tidak begitu hebat. Dengan reaksi widal diagnosa dapat ditentukan; diagnosa dapat dipastikan dengan pembiakan darah atau faeses.

  Pengobtan dan perawatan sama dengan typhus.

  

DISENTRI AMOEBA

Penyebab: entamuba histolytica.

  Gejala-gejala: ○ Berak-berak encer, campur ingus dan darah yang masih merah.

  ○ Sakit perut. ○ Kadang-kadang disertai demam yang tak terlalu tinggi.

  Penyakit ini biasa mulai mendadak tetapi demam yang tak terlalu tinggi. Untuk pemeriksaan diambil faeses (terutama bagian yang ada lendirnya) dicampur eosine 1%. Dibawah mikroskop tampak amuba sebagai satu sel yang dapat bergerak.

  Bentuknya berubah-ubah dan dengan kaki palsunya amuba berpindah tempat. Amuba makan erytrosit yang bisa terlihat dalam protoplasma. Bila faeses menjadi kering, bentuk amuba menjadi bundar, lebih kecil dan dindingnya lebih tebal, ini yang disebut kista amuba.

  Kista lebih kuat dari pada amuba dan dapat hidup lama diluar badan manusia atau tinggal dalam usus sesudah penyakit mendadak sembuh. Orang itu disebut “pengandung kista”.

  Jika orang itu mendapat suatu penyakit yang melemahkan badannya, kista menjadi amuba histolytion aktif kembali dan disentri akan timbul ulang.

  Penyulitan:

  Abses hati, yang terjadi karena amuba dapat berpindah mengikuti peredaran darah ke hati. Abses hati ini bisa timbul 3 – 5 – 12 bulan sesudah disentri sembuh dan amuba tak terdapat didalam usus lagi.

  Gejala-gejala abses hati:

  Panas tinggi 

  Nyeri diperut sebelah atas   Teraba hati bengkak.

  Pengobatan abses hati: Diadakan aspirasi dengan semprit; kalau terhisap nanah maka abses di buka lebih jauh.

  Dimasukkan trotart (pipa besi yang lebar) dan melalui pipa ini dimasukkan kateter yang dapat ditinggalkan beberapa hari dalam abses sampai semua nanah sudah keluar.

  Pengobatan disentri amuba:

  1. Enterovioform 3 x 2 tablet selama 3 hari, lalu 3 x 1 tablet, 7 sampai 10 hari. Obat ini membasmi amuba yang bebas dalam usus.

  a. Emetine, tergantung dari berat badan, 30 – 45 – 60 mg sehari subkutan atau c. Flagil 3 x 2 tablet selama 10 hari.

  2. Untuk membasmi amuba yang sudah masuk jaringan diberi: (lihat a,b,c).

  

DISENTRI BASILER

Penyebabnya: basil disentri, yang terdapat dengan pembiakan faeses.

  Penyakit ini biasa mulai mendadak.

  Gejala-gejala: ○ Seringkali buang air besar (10 kali atau lebih) berak encer, seperti air.

  ○ Kadang-kadang berak campur darah. ○ Seringkali ada muntah. ○ Biasa panas tinggi. ○ Sakit perut. ○ Karena kehilangan air banyak timbul dehidrasi (kekeringan).

  Penderita merasa haus kedalam darah tetapi racunnya masuk dan dapat merusak otot jantung. Ini dapat menyebabkan kematian. Didalam keadaan kekeringan, basil lekas mati, terutama kalau faeses disinari matahari.

  Tiap-tiap penderita bab banyak basil keluar. Pakaiannya bisa juga menjadi kotor, karena itu mudah menular.

  Pengobatan: 1. Sulfaguanidine (SG) 4 x 2 tablet satu hari.

  4 x 1 tablet lagi satu hari atau lebih kalau belum sembuh. SG tinggal dalam usus, tidak masuk darah. Karena itu dosisnya tinggi.

  2. Enterovioform 3 x 2 tablet 2 hari dan kalau mulai baik, 3 x 1 tablet lagi dua hari.

  Kalau infeksi hebat sekali dapat diberi: 3. Antibiotika seperti tetracycline.

  4. Spasmolyticum untuk mulas perut. (spasmo – lyticum berarti kejang – lepas).

  a. Doveri 3 x 1 tablet, atau

  b. Tinctura opii 3 x 10 – 15 tetes untuk orang dewasa. Kalau mulas perut hebat atau penderita muntah dapat diberi.

  c. Spasmolyticum intramuskuler atau intravenous: papaverine, avafortan, buscopan, baralgine dan lain-lain.

  5. Kalau dehidrasi trlalu berat, terutama kalau penderita muntah, harus diberi infuse garam fisiologis intravenous.

  Pada bayi dan anak yang dalam keadaan acidosis (gelisah, pernapasan sepat dan dalam), hypo tidak cukup perlu diberi infuse melalui venasectie.

  Perbedaan antara Disentri Amuba & Disentri Basiler

  Disentri amuba Disentri Basiler

  1. Penyebab Amuba histolytica Basil disentri

  2. Pemeriksaan langsung dengan mikroskop Pembiakan faeses

  3. Gejala-gejala Biasa agak ringan: berak-berak, panas Sering berat: berak- Berak dengan muntah Panas tinggi,

  4. Penyulitan Abses hati Toksin merusak otot jantung.

  5. Pengobatan Enterovioform SG 4 x 2 satu hari 3 x 3 tiga hari, lalu 4 x 1 satu hari atau lebih 3 x 1 tujuh – 10 hari Enterovioform 3 x 2 dua hari, Emetine subkutan, 5 hari lalu 3 x 1 atau antibiotika Menurut berat badan atau spasmolytica chloroquine infuse atau hypodermoclyse 3 x 100 gr, 20 hari kalau ada dehidrasi

KOLERA ELTOR

  Penyebab: basil kolera eltor yang berbentuk seperti koma (,). Basil ini terdapat pertama kali di Eltor stasiun karantina di tanah Arab. Disulawesi-Selatan tiap-tiap beberapa tahun ada wabah kolera eltor. Wabah kolera dapat menular dengan: ○ Jalan persinggungan

   Orang sehat dengan penderita  Orang sehat dengan pakaian penderita yang kena kotorannya. ○ Memakan makanan (atau minum air) yang dikotori dengan hama penyakit kolera.

  Masa tunas:

  Masa tunas 2 jam --- 6 jam ---- 12 jam Vibrio kolerae cepat sekali berkembang biak, penularannya cepat meluas.

  Gejala-gejala: 1. Dengan tiba-tiba berak encer, terus-menerus, seperti membuka air kran.

  2. Berak seperti air beras.

  3. Muntah-muntah.

  4. Akibat 2 dan 3 ialah dehidrasi: Dengan gejala:  Nadi cepat dan kecil  Kulit kusut, lepas  Mata cekung

  Penderita merasa haus 

  Gelisah   Kencing kurang sekali  Suara parau

  5. Kaki tangan nampak biru 6. Otot-otot keras, terutama otot betis, karena kehilangan garam.

  7. Penderita bisa meninggal dunia dalam beberapa jam atau 1 – 2 hari.

  8. Tidak ada sakit perut.

  Pengobatan: 1. Infus intravena dengan garam fisiologis, sampai beberapa liter.

  2. Tetracycline 4 x sehari 500 mg selama dua hari.

  Perawatan: Penderita harus diisolasi. Faeses dan muntahan berjangkit, diberi Lysol. Pencegahan:

  1. Menjaga kebersihan badan, makanan dan minuman. Terutama waktu epidemic air minum harus dimask.

  2. Vaksinasi dengan ehotype Vaksinasi ini harus diulangi dua kali setahun.

  Pada waktu epidemi, semua orang harus divaksinasi.

LAIN-LAIN PENYAKIT INFEKSI

  

INFLUENSA

Influensa disebabkan oleh virus. Biasa timbul sebagai wabah yang sering menyebar

diseluruh dunia (pandemic, seperti Hongkong Flue tahun 1970).

  Masa Tunas: 1 – 2 hari Ada beberapa bentuk yang dapat timbul tersendiri atau atau bercampur satu sama lain.

  1. Bentuk katarral. Selaput lendir jalan pernapasan bengkak (disebut katarral). Pilek, radang tenggorok, tulang-tulang nyeri, panas, batuk-batuk karena radang paru-paru.

  2. Bentuk rematik. Nyeri pada otot-otot dan persendian.

  3. Bentuk gastro-intestinal: muntah-muntah, berak encer, demam.

  4. Bentuk cerebral. Menyerupai radang otak (ensefalitis) atau radang selaput otak (meningitis). Kalau ada pneumonia, penderita biasa nampak sakit hebat, penyembuhan baru setelah beberapa minggu. Pneumonia influenza amat berbahaya untuk orang tua, karena mengakibatkan lemah jantung.

  Pengobatan:

  ○ Salicyl: diberi sebagai asperine (acetosal) salicylas natricus atau APC (asperine phenacetine caffeine). ○ Antibiotika kalau ada pneumonia, penstrep, chloromycetine atau tetracycline. Influensa tidak memberi kekebalan sesudah sembuh sehingga ada orang yang tiap kali ada wabah menderita influenza. Ada vaksin influensa, tetapi tidak selalu berhasil dan hanya memberi perlindungan selama tiga bulan.

  

MORBILI (SERAMPA/CAMPAK)

Penyebab: Virus. Ini merupakan penyakit anak-anak yang mudah menular ke anak-lain.

  Masa tunas: Kira-kira 10 hari Perjalanan penyakit:

  ○ Masa katarral: dua tiga hari  Panas tinggi  Conjungtivitis, anak takut cahaya

  Beringus 

  Biasanya batuk  ○ Masa ruam (exantheem): lima sampai tujuh hari.

  Bintil-bintil merah diseluruh badan. Malahan dengan bintil tersendiri yang kemudian bersatu. Biasa sesudah beberapa hari panas mulai turun dan kemudian hilang sama sekali. Sesudah kira-kira empat hari,ruam terkupas dan hilang. Dirumah sakit anak harus diisolasi.

  Penyulitan:

  1. Radang mulut (stomatitis). Kalau anak lemah sekali keadaan gizi jelek bisa timbul ulkus besar dengan nekrosis (jaringan mati). Akhirnya dapat timbul lubang, misalnya

  Anak tinggal bercacat.

  2. Radang pendengar tengah (otitits media).

  3. Bronchitis atau bronchopneumonia. Anak-anak dalam keadaan gizi yang jelek dapat meninggal karena infeksi serampa sendiri atau karena penyulitannya.

  Pengobatan: Kalau panas tinggi diberi acetosal atau pyramidon.

  Kalau ada kesulitan, misalnya bronchopneumonia, diberi antibiotika. Ada juga vaksin untuk mencegah serampa, tetapi pada masa ini belum dipakai di Indonesia.

VARICELLA (CACAR AIR)

  Merupakan penyakit anak-anak, tetapi orang dewasa yang belum dapat cacar air pada waktu muda bisa juga dijangkiti.

  Penyebab: Virus Masa tunas: dua sampai tiga minggu Gejala-gejala:

   Panas sampai 39 c  Sesudah 1 – 2 hari timbul bintil-bintil merah diseluruh tubuh. Hari berikut bintil-bintil menjadi gelembung berisi air. Gelembung-gelembung ini mudah kena infeksi, menjadi bisul-bisul kecil. Biasanya penyakit ini agak ringan, sembuh dalam 4 – 5 hari.

  Penyulitan: Pengobatan:

  ○ Acetosal untuk menurunkan panas ○ Kulit biasa dibedaki ○ Kalau ada bisul, bisa diberi salep (zink salep, salep impetigo).

  Pada ruam cacar air, bintil-bintil tidak sama umur. Disatu daerah bintil-bintil gelembung berisi dan gelembung yang lain sudah kering.

VARIOLA (CACAR)

  Penyakit cacar timbul sebagai wabah. Amat berjangkit, sesudah penyakit cacar orang tinggal kebal seumur hidupnya.

  Penyebabnya: Virus

  Penyakit cacar berpindah: Melalui jalan peernapasan, dan juga

   Dengan jalan persinggungan dengan barang yang dipakai oleh penderita. 

  Perjalanan penyakit dan gejala-gejala:

  1. Masa permulaan:  Menggigil

  Demam tinggi 

  Muntah-muntah   Sakit kepala  Sakit pinggang

  2. Masa meletus. Pada hari keempat, panas turun sedikit dan ruam cacar keluar bintil- bintil kecil yang menjadi gelembung.

  Gelembung-gelembung sama tingkat. Ditengah gelembung menjadi cekung. (pada cacar air, gelembung tidak sama dan tidak ada cekung).

  4. Masa mongering. Keropeng meliputi bisul yang bisa terlepas meninggalkan cacat.

  Penyulitan: ○ Bisul diselaput lendir mata bisa pindah keselaput bening: penderita menjadi buta.

  ○ Radang paru-paru (pneumonia). Keadaan berbahaya sekali, seringkali mengakibatkan kematian.

  Pengobatan; Kulit harus diberi bedak, misalnya boorzuurtalk.

  Keropeng dapat dilembekkan dengan salep. Pada masa bernanah, harus diberi antibiotika atau sulfa. Penderita harus diisolasi sampai kulit terkupas dan bersih betul.

  Cacar masuk golongan A penyakit menular, artinya yang berwajib harus diberitahukan selekas mungkin.

  Pencegahan:

  Dengan vaksin cacar. Sejak abad ke-18 orang mengetahui tentang vaksinasi. Vaksin dibuat dari virus yang terdapat dalam gelembung cacar dari lembu yang dijangkiti dengan cacar. Sesudah kekebalan tidak cukup dan orang harus divaksinasi ulang.

  Cara mencacar:

  1. Vaksinasi pertama biasa diberi pada umur 3 – 9 bulan. Tetapi anak yang baru lahir dapat divaksinasi juga, terutama kalau ada bahaya cacar.

  3. Orang tinggal kebal selama 3 – 5 tahun, tetapi seringkali juga seumur hidup. Kalau orang yang pernah divaksinasi cacar mendapat penyakit-penyakitnya berlangsung ringan saja.

  4. Dulu diberi satu atau dua garis, sekarang kulit ditusuk banyak kali dengan jarus yang halus, lantas cairan ditaruh diatas tempat itu: metode multiple puncture. Kulit tidak boleh dibersihkan dulu dengan yodium.

  5. Untuk pindah kepulau atau Negara lain, Penumpang harus divaksinasi ulang. Suntik ini harus diberi di tempat yang ditentukan oleh insfeksi kesehatan dan berlaku tiga tahun.