Dua Tanda Orang Yang Dicintai and Dibenc

Dua Tanda Orang Yang Dicintai & Dibenci Allah
24 Juni 2011 pukul 22:47

Bismillaahrirrahmaanirrahiim
 
Segala Puji Hanya Untuk Allah Subhana wata'ala, Penguasa Alam Semesta.
Dan Semoga Salam Shalawat Selalu tercurah untuk Rasulullah Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wassalam
beserta keluarga, sahabat dan para pengikut sunnah nya yang setia berjuang hingga 
yaumil qiyamah.
 
Diriwayatkan bahwa Nabi Musa 'Alaihi salam pernah berkata, " Wahai Rabb Ku Yang 
Maha Mulia, Bagaimana Aku Bisa membedakan antara orang yang ENGKAU 
CINTAI dengan orang yang ENGKAU BENCI ?"
 
Allah Subhana wata'ala berfirman :
 
"Wahai Musa, Sesungguhnya jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan 
menjadikan dua tanda kepadanya"
 
Nabi Musa bertanya, "Wahai Rabb, apa kedua tanda itu ? "

 
Allah Subhana wata'ala berfirman :
"Aku akan mengilhamkannya agar ia berdzikir kepada Ku, agar aku dapat 
menyebutnya di kerajaan langit dan Aku akan menahannya dari lautan murka 
Ku, agar ia tidak terjerumus dalam azab dan siksaKu."
 
"Wahai Musa, jika Aku membenci seorang hamba, Aku jadikan juga dua tanda 
kepadanya"
 

 
Nabi Musa Alaihisalam : " Wahai RabbKu, apa kedua tanda itu ? "
 
Allah Subhanawata'ala berfirman :
"Aku akan melupakannya berdzikir kepada Ku, Aku akan melepaskan ikatan 
antara dirinya dan jiwanya,  agar ia terjerumus dalam lautan Murka Ku dan 
merasakan azab pedihKu"
 
(Disadur dari Buku "40 Nasihat Langit" Karya Syaikh 'Abd al­Hamid  ibn Abd Al­Rahman
Al­Anquri)

 
"  Mari Saudaraku kita basahkan lidah kita dengan Dzikrullah, kita sibukkan hati kita 
dengan mengingat Allah baik keadaan suka duka, sibuk luang, senang sedih, sehat 
sakit dan semua keadaan. Mencari ilmu Allah juga termasuk berdzikir. Mengikuti shalat 
berjama'ah juga berdzikir. Menunaikan Zakat, Infaq, Shodaqoh Juga Berdzikir. Agar kita
termasuk orang yang diicintai Allah"
 
Subhanallah Walhamdulillah Allahu Akbar"
 
Wassalamu'alaikum Warrohmatullah Wabarakatuh

Ciri Orang yang Dicintai dan Dibenci Allah
O L E H AL I F BRAJA

Suatu kali Nabi musa bertanya
kepada Allah Subhanahu wata’ala tentang siapa yang Allah kasihi dan tidak
kepada hambaNya. Pertanyaan itu kurang lebih seperti ini: “Ya Allah bagaimana
aku tahu apa ciri orang-orang yang tengah Engkau cintai dan tidak Engkau
cintai.” Lalu Allah berfirman: Sesungunya bila AKU mencintai maka orang itu ada
tandanya:


Orang yang selalu berdzikir. Aku berikan tanda kalau Aku mencitainya maka
orang-orang ini selalu berdzikir.

Dzikir dalam pengertian lebih luas dimaknai sebagai perbuatan apapun yang
semata-mata rido karena Allah subhanahu wata’ala. Dan dzikir ini baik
dalam bentuk ucapan, perbuatan ataupun lintasan dalam hati, masing-masing
memiliki bobot dan nilai yang tinggi di sisi Allah subhanahu wata’ala. Salah satu
kelebihan itu seperti disabdakan oleh Kanjeng Rasulullah saw: “Barangsiapa yang
masuk ke dalam pasar kemudian membaca: “laa ilaaha illalahu wahdahu laa
syarikalah, wahua hayun laa yamut, wahua alaa kulli syain qodirr.,
kataballahulladzi alfa afi sanatin…” maka Allah memberikan pahala yang berlipat
ribuan.” Pasar memang mengasikkan tetapi perlu waspada. Di sana tidak sedikit
kesempatan orang berbuat curang sangat banyak. Hingga dalam sebuah ayat,
celaka besar orang yang menimbang dengan curang. Di pasar itu pulalah sering
sekali ditemui timbangan yang dikurangi karena dicurangi. Di pasar juga sering

terjadi gejolak harga yang sewaktu-waktu menguras harta dan tiba-tiba memberi
keuntungan yang berlipat. Kebohongan, ketidakjujuran dan lain sebagainya
paling mudah ditemui di pasar dimana terjadi transaksi barang dan jasa.


Kita juga bisa melihat dalam doa-doa harian sebagai dzikir yang diinformasikan
oleh para sahabat-sahabat Nabi saw dalam merekam tindakan Rasulullah saw.
Hampir dalam setiap perbuatan Rasulullah saw seperti direkam oleh para
sahabatnya melakukan doa. Seperti mau tidur dan setelahnya ada doanya.
Demikian hingga memakai baju dan melepaskannya. Bahkan ketika hendak
masuk WC (water closet) dan keluarnya semua itu ternyata dimulai dan disudahi
dengan doa. Untuk mengetahui doa-doa itu banyak sekali buku-buku mengutip
doa-doa yang diajarkan Rasulullah saw. Atau kalau mau merujuk ke sumber aseli
(hadits) silahkan membuka kitab-kitab hadits di sana banyak sekali.
Kenapa sampai harus membaca do’a do;a tertentu. Salah satunya misalnya
kenapa harus membaca doa saat masuk WC (water closet) doanya seperti berikut:

‫أللهم إنى أعوذبك من الخبث والخبائث‬
“Ya Allah lindungi kami dan (kejatahan) syetan laki-laki dan perempuan” Dalam
sebuah riwayat, orang dikejar-kejar syetan kemudian masuk WC dan membaca
doa itu, maka kemudian syetan itu tidak bisa melihatnya.
Kelas dzikir kita dimana?
Kalau demikian dimanakah kelas (posisi) dzikir kita kepada Allah swt. Sesuai
dengan yang diajarkan Nabi saw seperti saat kita memakai pakaian, lalu berdoa

sesuai sesuai yang diajarkan Nabi, saat itulah dalam kondisi berdzikir.
Selain dzikir yang berbentuk doa, juga disertai niat: “Saya niat memakai pakaian
ini untuk menutup aurat karena Allah”. Atau dengan bahasa lain: “saya niat
memakai pakaian supaya jangan masuk angin” dan seterusnya. Niat seperti ini
juga termasuk dalam kategori dzikir tingkat tinggi.
2. Orang yang dijauhkan dari perbuatan haram.
Ciri kedua dari orang yang dicintai Allah adalah ia dijauhkan dari perbuatan
haram. Sebab merekalah yang layak masuk surga,dan tidak pantas menerima
adzab. Karennaya, kita bersyukur bila kita punya perasaan dan tindakan untuk
membenci perbuatan-perbuatan jahat: Seperti membunuh, memfitnah, berjudi,

berzina, takabur dll. Jika memliki itu, maka kita memiliki salah satu ciri dicintai
Allah subhanahu wata’ala. Namun kita juga waspada sekali kepada dosa-dosa
yang samar dan tidak terasa seperti kadan-kadang muncul dengan sendirinya
seperti membicarkan kejelekan orang, merasa benar dan sombong sendiri,
merasa paling pinter dst.
Singkatnya, dua hal tersebut hendaknya menjadi tolok ukur sejauhmana kita
berada di sisi Allah subhanahu wata’ala . Jika posisi kita ini tidak seperti dua hal
di atas, maka berarti posisi kita sudah bisa diketahui menjadi orang yang tidak
dicintai Allah subhanahu wata’ala .


Salah satunya adalah nafsu yang terus dibiarkan dan selalu melakukan perbuatan
yang haram. Karena orang yang selalu berbuat haram adalah patut mendapat
adzab. Sebab mereka yang selalu mengikuti nafsunya sendri.
Akhirnya, marilah kita selalu mengedepankan khusnudzon sekaligus memperbaiki
diri guna menjaga amalan-amalan harian agar tetap dalam bimbingan Rasulullah
saw. Tentunya dengan terus berupaya meniru dan memperhatikan prilaku kita
sebisa mungkin dengan menjaga sunah-sunah dan tentu saja setelah perbuatan
yangwajib-wajib diperkekat.

Dengan terus berupaya belajar untuk tetap berada dalam rel wahyu dan berada di
belakang Kanjeng NabiMuhammad saw, Insya Allah kita bisa menjadi orang yang
dicintai Allah. Sekali lagi orang yang dicintai Allah dan dibenci bisa diketahui dari
ciri-cirinya. Karenanya mari kita teliti diri kita sendiri dalam kondisi apakah kita
saat ini. Wallahu a’lam.

Berbuat baik terhadap diri sendiri dan sesama makhluk menjadi perkara
yang sangat dicintai Allah SWT. Hal inilah yang nantinya menjadi bekal di
hari akhir untuk bisa mencapai surga abadi yang dijanjikan. Namun
kurangnya pengetahuan dan iman, membuat manusia justru tanpa sadar

melakukan hal yang dibenci oleh Allah. Kosongnya ilmu dari dalam diri
menyeret hanyut kepada perkara-perkara yang seharusnya senantiasa
dihindari.
Ada sepuluh hal yang sangat dibenci Allah SWT dan tidak seharusnya
manusia terjerat di dalam perangkap tersebut. Beberapa perkara
diantaranya ada yang disadari, namun ada sebagian perkara yang dianggap

sebagai kesalahan kecil biasa. Misalnya seperti sifat malas para pemuda,
sifat tentara perang yang takut terhadap lawan, bahkan para ahli ibadah
namun menyombongkan ketaatannya juga tidak luput dari kebencian Allah
tersebut. Berikut ini 10 hal yang dibenci Allah SWT dan bisa menjadi
pengetahuan bagi anda

1. Kikirnya orang-orang kaya
Kikir atau pelit merupakan penyakit hati yang timbul karena manusia terlalu
cinta pada harta sehingga tidak mau bersedekah. Hal ini merupakan perkara
yang dibenci Allah SWT terlebih jika dilakukan oleh orang kaya. Harta yang
dimiliki seharusnya dimanfaatkan di jalan Allah atau disedekahkan. Bukan
justru disimpan dan enggan membantu sesama manusia yang
membutuhkan. Allah SWT memperingatkan umat manusia agar tidak kikir

terhadap harta yang telah Dia berikan. Allah juga memberikan ancaman
bagi manusia yang kikir dan bakhil terhadap harta yang mereka miliki seperti
dalam surat Ali ‘Imran 180.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah
berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka.
Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan yang ada di langit dan di
bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Ali ‘Imran 180].

“Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-nya,
mereka kikir dengan karunia itu dan ia berpaling dan mereka memanglah
orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran) (at Taubah : 76)
2. Takaburnya orang-orang miskin
Takabbur merupakan sikap sombong dan menganggap diri lebih dibanding
dengan orang lain. Dalam kasus orang miskin yang memiliki sifat takabbur,
memang menjadi sebuah penyakit yang sulit dimengerti. Tidak bisa
dipahami kenapa sifat ini bisa dimiliki dengan kondisi yang minim harta
orang masih bisa menyombongkan diri terhadap orang lain. Padahal orang
kaya berharta saja yang memiliki kekayaan dan harta berlimpah tidak boleh

menyombongkan diri kepada siapa saja. Pasalnya hanya Allah SWT yang
boleh memiliki sifat ini karena Dia memiliki segalanya.
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri” (An-Nisaa’ : 36).
3. Rakusnya Para Ulama terhadap Dunia
Kebencian Allah SWT juga tidak luput dari para ulama yang menjadi
perantara dalam menyampaikan kebaikan. Namun hanya kepada ulama
yang rakus terhadap kehidupan dunia. Ulama sebagai penyeru akhlak dan
moralitas hendaknya menyadari bahwa dirinya ditatap, disorot dan diamati
oleh sekian ribu mata yang senantiasa menanti perilaku lurusnya. Sebagai
pewaris para Nabi sudah sepantasnya mereka tidak terlalu berpikir
mewariskan dunia pada anak-anaknya namun yang dia pikirkan bagimana
mewariskan ilmu pada generasinya.
Sifat rakus demi dunia ini menyebabkan seorang ulama akan jauh dari
perburuan pada akhirat dan melemahkan ummat. Para ulama yang
mencintai semua hal yang bersifat dunia akan dipastikan kehilangan karisma
dan martabat keulamaannya. Mereka biasa mendapat julukan sebagai ulama

dunia atau ulama suu’ yang artinya ulama buruk.
“Celakalah bagi ummatku dari ulama buruk yang menjadikan agama ini
sebagai komoditas, yang mereka jual pada para penguasa mereka di
zamannya demi meraup keuntungan untuk diri mereka sendiri. Allah pasti

tidak akan menjadikan bisnis mereka memperoleh keuntungan “ (HR.
Hakim).
4. Minimnya Rasa Malu Para Wanita
Secara fitrah wanita dihadirkan dengan perasaan malu yang luar biasa. Hal
ini akan tercermin dari cara mereka berbicara, memandang, serta
kelembutan-kelembutan yang terefleksi dari perilaku mereka yang
senantiasa berhiaskan rasa malu. Maka bagi wanita yang minim rasa malu,
maka Allah SWT akan membencinya. Misalnya biasa saja menampakkan
auratnya di hadapan pria yang bukan suaminya. Malu adalah mahkota
seorang wanita, dan kehilangan rasa malu sama dengan kehilangan
mahkotanya. Maka jangan heran jika Allah murka karena maksiat mereka.
5. Orang yang Sudah Tua Renta Namun Tetap Mengejar Dunia
Mungkin diantara kita pernah mendapatkan pengalaman memiliki kakek atau
nenek yang sudah tua namun tetap mengejar dunia. Tidak jarang tindakan
mereka ini membuat gerah cucu-cucunya mengingat waktu mereka sudah

seharusnya digunakan hal-hal yang berkaitan dengan mengejar akhirat.
Orang tua renta seharusnya mempersiapkan segala hal untuk kematiannya.
Orang tua yang masih senang dunia, mabuk di dalamnya, berebut
kenikmatannya yang hanya sementara tentu saja sangat Allah benci. Apakah
mereka tidak sadar bahwa dunia akan segera ditinggalkannya, lalu untuk
apa dia masih berburu dunia dengan penuh tamak dan cinta yang melampui
batas.
6. Malasnya Para Pemuda
Pemuda yang malas juga akan mendapatkan kebencian dari Allah SWT. Pada
masa ini, pemuda diharuskan mengoptimalkan segala kemampuannya untuk
bekerja mempersiapkan hari tua. Masa muda adalah masa gelora kehidupan
mereka. Selain itu, juga akan menjadi penentuan masa depan yang
sesungghnya.
Kemalasan anak muda menjadi indikasi bahwa mereka akan hidup susah di
hari tuanya. Maka malasnya pemuda adalah alamat awal dari suram dan
buramnya masa depan mereka. Inilah mengapa Allah membenci anak
mudah yang memiliki sifat yang malas. Rasulullah menghimpun orang-orang
mulia dalam tujuh golongan diantaranya adalah pemuda yang enerjik.
Rasulullah bersabda :
“Tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari dimana

tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Peminpin yang adil, pemuda yang
tumbuh berkembang dalam beribadah kepada Allah, lelaki yang hatinya
senantiasa terpaut ke mesjid tatkala dia keluar darinya hingga dia balik
kembali, dua lelaki yang saling mencinta karena Allah. Dia berkumpul
karenanya dan berpisah karenanya pula. Lelaki yang mengingat Allah
sendirian kemudian kedua matanya mengalirkan air mata, lelaki yang
dipanggil oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik lalu dia
berkata : Sesunggguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam,
seseorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya sampai-sampai
tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya (HR. Malik,
Tirmidzi, Bukhari Muslim).
7. Kejinya Para Penguasa
Peminpin sebagaimana diisyaratkan hadits di atas juga seharusnya berbuat
adil bukan berlaku kejam agar mereka mendapat naungan Allah di hari
kiamat. Keadilan mereka sangat ditunggu dan dirindu oleh rakyat. Karena
harapan keadilan memang bertumpu pada para penguasa itu. Keadilan
adalam dambaan setiap orang, cita setiap insan. Tatkala seorang penguasa
yang seharus adil berubah menjadi keji maka kemurkaan Allah yang
demikianpedih telah menunggu mereka. Karena Allah sangat tidak suka pada
mereka yang berbuat zhalim. Allah berfirman : Tempat kembali mereka ialah
neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang dzalim
(Ali Imran : 151).
8. Pengecutnya Para Tentara Perang
Jika anda berniat menjadii tentara perang, maka anda harus berani melawan
siapa yang menjadi musuh-musuh. Biasanya mereka yang terpilih dalam
perang merupakan manusia pilihan untuk membela agama dan tanah airnya,
Jiwa prajurit adalah jiwa ksatria yang pantang menyerah pada musuh. Jika
sikap ini luntur, inilah yang akan menjadi kebencian dari Allah SWT.
Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu
dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah
kamu membelakangi mereka (mundur) (Al-Anfaal : 15).
9. Ujubnya Para Zahid
Ujub adalah penyakit hati yang bisa menyerang siapa saja. Tidak terkecuali
pada zahid yang banyak menghindari dunia dan lebih dekat pada akhirat.
Namun kezahidan mereka akan menuai murka Allah jika dalam kezahidan itu
bergemuruh ujub yang membuncah dalam ucapan dan perilaku mereka

Rasulullah bersabda yang artinya
Tiga perkara yang menghancurkan : kekikiran yang dituruti, hawa nafsu yang
diikuti dan ujub dengan pendapat sendiri (HR. Bazzar dan Ath-Thabrani).
10. Riya’nya para ahli ibadah
Allah SWT juga membenci para hali ibadah namun riya menyelimuti seluruh
ritual ibadahnya. Mereka biasanya menginginkan pujian dari manusia.
Padahal riya’ itulah syirik kecil yang sangat diwanti-wanti oleh Rasulullah
agar kita meninggalkannya.
Maka, jika kita menjadi orang kaya dermawanlah pada sesama. Jika kita
ditakdirkan menjadi seorang miskin lebih rendah hatilah pada manusia. Jka
kita menjadi ulama janganlah rakus pada dunia. Jika Anda seorang wanita
maka ingat bahwa mahkota Anda ada pada rasa malu Anda. Jika kita telah
tua renta maka segeralah rakus pada akhirat. Jika jika masih muda maka
semangatlah bekerja untuk mengisi amanah khilafah di dunia yang Allah
bebankan kepada Allah.

Mereka yang Dicintai dan yang Dibenci Allah

Bismillah

Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kepada manusia jalan kebaikan
untuk ditapaki. Shalawat serta salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam. Nabi dan Rasul terakhir yang telah memperingatkan
manusia dari keburukan agar dijauhi.

Bila kita mempelajari Al Qur’an niscaya akan mendapati 2 golongan manusia dalam
pandangan sang Pencipta. Kelompok yang Allah cintai dan gerombolan yang
dimurkai. Pada tulisan singkat ini saya akan mencoba sebutkan satu persatu
individu yang dicinta dan hamba yang mendapat murka.

1) Kelompok yang menerima anugrah cinta dari Tuhan semesta

a. Muhsinin atau orang yang gemar melakukan kebaikan. Kebaikan yang
dimaksud adalah yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits serta akal sehat yang
tidak bertentangan dengan wahyu. Allah ta’ala berfirman (yang
artinya): Sesungguhnya Allah mencintai muhsinin {Al Baqarah: 195}

b. Mutathohirin yaitu hamba yang gemar mensucikan lahir dari beragam
najis dan membersihkan jiwa dari segala bentuk dosa. Allah ta’ala
berfirman: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang mensucikan diri {Al
Baqarah: 222}
c. Tawabin yang artinya orang-orang yang selalu bertaubat tiap kali
berbuat maksiat. Allah ta’ala berfirman (yang artinya): Sesungguhnya Allah
mencintai Tawabin (orang-orang yang selalu dan segera bertaubat setiap
kali melakukan kesalahan) {Al Baqarah: 222}

d. Muttaqin alias hamba yang bertaqwa. Taqwa secara singkat bias
dimaknai dengan sikap taat terhadap segala bentuk perintah dan jauhi
ragam yang dilarang.Allah ta’ala berfirman (yang artinya):Sesungguhnya Allah
mencintai hamba yang bertaqwa { Ali Imran: 76}

e. Sobirin yang artinya orang yangbersabar. Sabar dalam mentaati Allah,
sabar dalam menjauhi larangan dan sabar menghadapi segala macam
taqdir yang menyesakkan dada. Allahta’ala berfirman: Dan Allah mencintai
hamba-hamba yang bersabar {Al Imron: 146}

f. Muqsithin atau hamba-hamba yang bersikap adil. Keadilan yang
dimaksud adalah yang berpatokan pada Al Qur’an dan Hadits. Allah ta’ala
berfirman: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orangyang bersikap adil
{Al Maidah:42}

g. Mutawaqilin yaitu insan yang senantiasa tawakkal. Tawakkal bisa
dimaknai sebagai sikap pasrah kepada Allahsetelah melakukan
usaha. Allah ta’ala berfirman: Sesungguhnya Allah mencintai hamba
yangtawakkal {Ali Imron : 159}

h. Orang yang senantiasa meneladani Nabi. Insan yang menjadikan
aqidah, ibadah, ucapan, akhlaq, adab dan perilaku Nabi sebagai
patokan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya): Wahai Muhammad katakanlah
(kepada umatmu, pen)! Jika kalian benar-benar mencintai Allah maka
teladanilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian {Ali Imron:31}

i. Mujahidin yaitu orang yang berjihad di jalan Allah dengan cara yang
benar. Benar sesuai tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Allah ta’ala
berfirman (yang artinya):Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berperang di jalan Allah …{As Shaff: 4}

Bersambung...... Berikutnya akan disebutkan siapa-siapa yang Allah benci. Insya
Allah.

Suatu kali Nabi musa bertanya kepada Allah
Subhanahu wata'ala tentang siapa yang Allah kasihi dan tidak kepada hambaNya.
Pertanyaan itu kurang lebih seperti ini: "Ya Allah bagaimana aku tahu apa ciri orangorang yang tengah Engkau cintai dan tidak Engkau cintai." Lalu Allah berfirman: Sesungunya
bila AKU mencintai maka orang itu ada tandanya:

Orang yang selalu berdzikir. Aku berikan tanda kalau Aku mencitainya maka orang-orang
ini selalu berdzikir.
Dzikir dalam pengertian lebih luas dimaknai sebagai perbuatan apapun yang semata-mata
rido karena Allah subhanahu wata'ala. Dan dzikir ini baik dalam bentuk ucapan, perbuatan
ataupun lintasan dalam hati, masing-masing memiliki bobot dan nilai yang tinggi di sisi Allah
subhanahu wata'ala. Salah satu kelebihan itu seperti disabdakan oleh Kanjeng Rasulullah
saw:

"Barangsiapa yang masuk ke dalam pasar kemudian membaca: "laa ilaaha illalahu wahdahu
laa syarikalah, wahua hayun laa yamut, wahua alaa kulli syain qodirr., kataballahulladzi alfa
afi sanatin..." maka Allah memberikan pahala yang berlipat ribuan."
Pasar memang mengasikkan tetapi perlu waspada. Di sana tidak sedikit kesempatan orang
berbuat curang sangat banyak. Hingga dalam sebuah ayat, celaka besar orang yang
menimbang dengan curang. Di pasar itu pulalah sering sekali ditemui timbangan yang
dikurangi karena dicurangi. Di pasar juga sering terjadi gejolak harga yang sewaktu-waktu
menguras harta dan tiba-tiba memberi keuntungan yang berlipat. Kebohongan,
ketidakjujuran dan lain sebagainya paling mudah ditemui di pasar dimana terjadi transaksi
barang dan jasa.

Kita juga bisa melihat dalam doa-doa harian sebagai dzikir yang diinformasikan oleh para
sahabat-sahabat Nabi saw dalam merekam tindakan Rasulullah saw. Hampir dalam setiap
perbuatan Rasulullah saw seperti direkam oleh para sahabatnya melakukan doa. Seperti
mau tidur dan setelahnya ada doanya. Demikian hingga memakai baju dan melepaskannya.
Bahkan ketika hendak masuk WC (water closet) dan keluarnya semua itu ternyata dimulai
dan disudahi dengan doa. Untuk mengetahui doa-doa itu banyak sekali buku-buku mengutip
doa-doa yang diajarkan Rasulullah saw. Atau kalau mau merujuk ke sumber aseli (hadits)
silahkan membuka kitab-kitab hadits di sana banyak sekali.
Kenapa sampai harus membaca do'a do;a tertentu. Salah satunya misalnya kenapa harus
membaca doa saat masuk WC (water closet) doanya seperti berikut:

‫أللهم إنى أعوذبك من الخبث والخبائث‬
"Ya Allah lindungi kami dan (kejatahan) syetan laki-laki dan perempuan"
Dalam sebuah riwayat, orang dikejar-kejar syetan kemudian masuk WC dan membaca doa
itu, maka kemudian syetan itu tidak bisa melihatnya.

Kelas dzikir kita dimana?
Kalau demikian dimanakah kelas (posisi) dzikir kita kepada Allah swt. Sesuai dengan yang
diajarkan Nabi saw seperti saat kita memakai pakaian, lalu berdoa sesuai sesuai yang
diajarkan Nabi, saat itulah dalam kondisi berdzikir.
Selain dzikir yang berbentuk doa, juga disertai niat: "Saya niat memakai pakaian ini untuk
menutup aurat karena Allah". Atau dengan bahasa lain: "saya niat memakai pakaian supaya
jangan masuk angin" dan seterusnya. Niat seperti ini juga termasuk dalam kategori dzikir
tingkat tinggi.

2. Orang yang dijauhkan dari perbuatan haram.

Ciri kedua dari orang yang dicintai Allah adalah ia dijauhkan dari perbuatan haram. Sebab
merekalah yang layak masuk surga,dan tidak pantas menerima adzab. Karennaya, kita
bersyukur bila kita punya perasaan dan tindakan untuk membenci perbuatan-perbuatan
jahat: Seperti membunuh, memfitnah, berjudi, berzina, takabur dll. Jika memliki itu, maka
kita memiliki salah satu ciri dicintai Allah subhanahu wata'ala. Namun kita juga waspada
sekali kepada dosa-dosa yang samar dan tidak terasa seperti kadan-kadang muncul dengan
sendirinya seperti membicarkan kejelekan orang, merasa benar dan sombong sendiri,
merasa paling pinter dst.
Singkatnya, dua hal tersebut hendaknya menjadi tolok ukur sejauhmana kita berada di sisi
Allah subhanahu wata'ala . Jika posisi kita ini tidak seperti dua hal di atas, maka berarti
posisi kita sudah bisa diketahui menjadi orang yang tidak dicintai Allah subhanahu
wata'ala .
Salah satunya adalah nafsu yang terus dibiarkan dan selalu melakukan perbuatan yang
haram. Karena orang yang selalu berbuat haram adalah patut mendapat adzab.
Sebab mereka yang selalu mengikuti nafsunya sendri.
Akhirnya, marilah kita selalu mengedepankan khusnudzon sekaligus memperbaiki diri guna
menjaga amalan-amalan harian agar tetap dalam bimbingan Rasulullah saw. Tentunya
dengan terus berupaya meniru dan memperhatikan prilaku kita sebisa mungkin dengan
menjaga sunah-sunah dan tentu saja setelah perbuatan yang wajib-wajib diperkekat.
Dengan terus berupaya belajar untuk tetap berada dalam rel wahyu dan berada di belakang
Kanjeng Nabi Muhammad saw, Insya Allah kita bisa menjadi orang yang dicintai Allah. Sekali
lagi orang yang dicintai Allah dan dibenci bisa diketahui dari ciri-cirinya. Karenanya mari kita
teliti diri kita sendiri dalam kondisi apakah kita saat ini. Wallahu a'lam.
-----------

http://sufi-zone.blogspot.co.id/

Orang-orang yang dicintai Allah SWT

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

 Dua Tanda Orang Yang Dicintai & Dibenci Allah
Segala Puji Hanya Untuk Allah Subhana wata'ala, Penguasa Alam Semesta.
Dan Semoga Salam Shalawat Selalu tercurah untuk Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi
Wassalam
beserta keluarga, sahabat dan para pengikut sunnah nya yang setia berjuang hingga yaumil
qiyamah.
Diriwayatkan bahwa Nabi Musa 'Alaihi salam pernah berkata, " Wahai Rabb Ku Yang Maha
Mulia, Bagaimana Aku Bisa membedakan antara orang yang ENGKAU CINTAI dengan
orang yang ENGKAU BENCI ?"
Allah Subhana wata'ala berfirman :
"Wahai Musa, Sesungguhnya jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan
menjadikan dua tanda kepadanya"
Nabi Musa bertanya, "Wahai Rabb, apa kedua tanda itu ? "
Allah Subhana wata'ala berfirman :
"Aku akan mengilhamkannya agar ia berdzikir kepada Ku, agar aku dapat menyebutnya di
kerajaan langit dan Aku akan menahannya dari lautan murka Ku, agar ia tidak terjerumus
dalam azab dan siksaKu."
"Wahai Musa, jika Aku membenci seorang hamba, Aku jadikan juga dua tanda
kepadanya"
Nabi Musa Alaihisalam : " Wahai RabbKu, apa kedua tanda itu ? "
Allah Subhanawata'ala berfirman :
"Aku akan melupakannya berdzikir kepada Ku, Aku akan melepaskan
ikatan antara dirinya dan jiwanya, agar ia terjerumus dalam lautan Murka Ku
dan merasakan azab pedihKu"
(Disadur dari Buku "40 Nasihat Langit" Karya Syaikh 'Abd al-Hamid ibn Abd AlRahman Al-Anquri)

 Pribadi yang dicintai Allah
Shalat merupakan ibadah yang diwajibkan lima waktu sehari semalam atas umat
Nabi Muhammad saw. Kewajiban atas shalat telah diterangkan dalam hadist
Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah ra, ia berkata:
Seorang penduduk Najd telah datang menghadap Rasulullah saw dengan keadaan rambutnya
yang kusut. Kami mendengar gaung suaranya, namun kami tidak paham apa yang
dikatakannya hingga ia pun mendekati Rasulullah saw dan bertanya tentang Islam.
Rasulullah saw bersabda, “Islam adalah shalat lima waktu sehari semalam.”
Orang Najd itu bertanya lagi, “Masih adakah shalat lain yang diwajibkan kepadaku?”
Rasulullah saw menjawab, “Tidak ada, kecuali jika engkau ingin melakukannya secara sukarela
yaitu shalat sunnah. Seterusnya engkau hendaklah berpuasa pada bulan Ramadhan.”

Lalu, orang Najd bertanya lagi, “Masih adakah puasa lain yang diwajibkan kepada ku?”
Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada, kecuali jika engkau ingin melakukannya secara sukarela
yaitu puasa sunnah.” Beliau melanjutkan sabdanya, “Islam adalah membayar zakat.”
Kemudian lelaki tersebut bertanya lagi, “Adakah terdapat zakat lain yang diwajibkan
kepadaku?”
Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada, kecuali jika engkau ingin mengeluarkannya secara
sukarela yaitu sedekah.”
Kemudian lelaki itu berpaling sambil berkata, “Demi Allah, aku tidak akan menambah dan
menguranginya.”
Lalu, Rasulullah saw bersabda, “Dia amat beruntung jika menepati apa yang telah
diucapkannya.”
Dari riwayat diatas disimpulkan bahwa orang-orang yang menunaikan ibadah wajib dengan
sempurna tergolong hamba-hamba yang mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang
menunaikan ibadah wajib dan menambah dengan ibadah sunnah tergolong hamba-hamba
yang dicintai Allah.
Firman Allah dalam hadist qudsi:
“Dan, tiada bertaqarrub (mendekat) kepada-Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih
Kusukai daripada menjalankan kewajibannya. Dan, tiada henti-hentinya hamba-Ku
mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya.
Kalau Aku mencintainya, maka Aku bersama dengannya untuk apa yang akan didengarkannya.
Dari tangannya yang ia pergunakan untuk bekerja, maka Aku akan senantiasa menjadi kakinya
dan selalu berjalan mengiringinya. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya ia akan Kuberi. Dan jika
ia meminta perlindungan-Ku, niscaya pula Aku akan selalu melindunginya.”
Wallahu a’lam bish-shawabi
Sumber: http://usetyo.wordpress.com/2012/05/30/pribadi-yang-dicintai-allah/

 Ciri ORANG YANG DIDOAKAN DAN DICINTAI ALLAH

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci(telah berwudhu).
2. Orang yang duduk menunggu waktu sholat datang.
3. Orang yang berada di barisan shaf paling depan ketika sholat berjamma'ah.
4. Orang yang menyambung shaf pada saat sholat berjama'ah (menutup shaf yang
lowong).
5. Ketika Imam selesai membaca Al-Fatihah, para malaikat mengucapkan "Amiin".
6. Orang yang dudukdi tempat sholatnya setelah selesai sholat.
7. Orang yang sholat berjamaa'ah di kala Shubuh dan Ashar.
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
9. Orang yang berinfak.
10. Orang yang makan sahur.
11. orang yang menjenguk orang sakit.
12. Orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain walaupun itu sulit.

Demikaian ciri orang yang dicintai para malaikat, semoga Allah menjadikan anda
bagian dari ummat yang dicintai Allah dan para malaikat.
Sumber: http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/websites/1804550-ciri-orang-yangdidoakan-dan/#ixzz1yJCITuYa

 Golongan Orang Yang Disukai Allah
Golongan orang-orang yang disukai oleh Allah (menurut Al-Qur’aan) adalah: AlMuhsiniin (Orang yang berbuat baik), Al-Muqsithiin (Orang yang Adil), AlMutawakkiliin (Orang yang bertawakkal kepada-Nya),
Al-Muthahhariin (Orang yang mensucikan diri, Orang yang bersih), Al-Muttaqiin (Orang yang
bertakwa),Ash-Shaabiriin (Orang yang Sabar), At-Tawwaabiin (Orang yang bertaubat),
dan Orang yang berperang dijalan-Nya.
1. Al-Muhsiniin (Orang yang berbuat baik, Orang yang berbuat kebaikan, Orang yang
berbuat Kebajikan)
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah 2:195)
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali ‘Imraan 3:134)
Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.
Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali ‘Imraan 3:148)
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka
keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu
(Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka
(yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Maa-idah 5:13)
Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena
memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman,
dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman,
kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orangorang yang berbuat kebajikan. (QS. Al-Maa-idah 5:93)
2. Al-Muqsithiin (Orang yang Adil)
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang
haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka
putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling
dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu
memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS. Al-Maa-idah 5:42)

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah 60:8)
3. Al-Mutawakkiliin (Orang yang bertawakkal kepada-Nya)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali ‘Imraan 3:159)
4. Al-Muthahhariin (Orang yang mensucikan diri, Orang yang bersih)
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah 2:222)
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh-nya mesjid
yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu
sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubah 9:108)
5. Al-Muttaqiin (Orang yang bertakwa)
(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka
sesungguhnyaAllah menyukai orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali ‘Imraan 3:76)
kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan
mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka
membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya
sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa. (QS. AtTaubah 9:4)
Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang
musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di
dekat Masjidilharaam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu
berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertakwa. (QS. At-Taubah 9:7)
6. Ash-Shaabiriin (Orang yang Sabar)
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa
mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali ‘Imraan 3:146)
7. At-Tawwaabiin (Orang yang bertaubat)
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah 2:222)

8. Orang yang berperang dijalan-Nya.
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaff 61:4)

Dan berikut ini adalah sifat-sifat lain yang sekali saja muncul di dalam Al Qur’an sebagai orangorang yang dicintai Allah:
Tawwabin (orang-orang yang bertaubat) [2:222]

Shabirin (orang-orang yang sabar) [3:146]

Mutawakkilin (orang-orang yang bertawakal) [3:159]

Mujahidin (orang-orang yang berperang di jalan-Nya dengan rapi) [61:4]
" Mari Saudaraku kita basahkan lidah kita dengan Dzikrullah, kita sibukkan hati kita
dengan mengingat Allah baik keadaan suka duka, sibuk luang, senang sedih, sehat
sakit dan semua keadaan. Mencari ilmu Allah juga termasuk berdzikir. Mengikuti
shalat berjama'ah juga berdzikir. Menunaikan Zakat, Infaq, Shodaqoh Juga Berdzikir.
Agar kita termasuk orang yang diicintai Allah"
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh


http://setyaaziz.blogspot.co.id/2012/06/orang-orang-yang-dicintai-allah-swt.html

Orang-orang yang Dibenci Allah SWT
Sedangkan manusia yang tidak dicintai oleh Allah SWT. di dalam Alquran
disebutkan beberapa golongan manusia yang tidak dicintai atau gagal untuk meraih
cinta-Nya,
diantaranya
adalah
sebagai
berikut
:
a. Al-Mu’tadun (Orang-orang yang Melampoi Batas), orang yang melampoi batas di
antaranya disebutkan dalam QS Al Maidah (5) : 87 : “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang Telah Allah SWT. halalkan bagi
kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah SWT. tidak
menyukai
orang-orang
yang
melampaui
batas.”
b. Azh-Zhalimun (Orang-orang yang Aniaya), memiliki ciri-ciri, di antaranya (1) ia
tidak mau berbuat adil, (2) ia sering berbuat yang merugikan orang lain, (3) ia akan
merugi di dunia dan akhirat; perbuatan zalim disejajarkan dengan syirik, (4) ia tidak
disenangi oleh Allah SWT. dan orang lain, dan (5) suka berbuat tidak baik dan

melampoi batas kemanusiaan. Salah satu ketidak sukaan Allah SWT. kepada orang
zalim ialah QS Ali Imran (3) : 57 : “Adapun orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amalan-amalan yang saleh, Maka Allah SWT. akan memberikan
kepada mereka dengan Sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah SWT.
tidak
menyukai
orang-orang
yang
zalim.”
c. Al-Mufsidun (Para Pelaku Kerusakan), dengan ciri-ciri : pertama, ia suka
menyelisihi janji; kedua, tidak bisa dipercaya; ketiga, suka bertengkar untuk
membenarkan pengkhianatannya; keempat, tidak malu berbuat dosa; kelima,
bersikap tidak konsisten; keenam, suka mengambil hak orang lain tanpa hak; dan
ketujuh, tidak memiliki tenggangrasa. Ayat yang beirisi celaan kepada mereka yang
berbuat kerusakan di bumi misalnya, QS Al-Baqarah (2) : 205 : “Dan apabila ia
berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya,
dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah SWT. tidak menyukai
kebinasaan.”
d. Al-Kha’inun (Para Pengkhianat), ciri pengkhianat ialah : pertama, ia suka
menyelisihi janji; kedua, tidak bisa dipercaya; ketiga, suka bertengkar untuk
membenarkan pengkhianatannya; keempat, tidak malu berbuat dosa; kelima,
bersikap tidak konsisten; keenam, suka mengambil hak orang lain tanpa hak; dan
ketujuh, tidak memiliki tenggang rasa. Ayat yang secara jelas menyebut para
pengkhianat ialah QS Al-Anfal (8) : 58 : “Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya)
pengkhianatan dari suatu golongan, Maka kembalikanlah perjanjian itu kepada
mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah SWT. tidak menyukai orangorang
yang
berkhianat.”
e. Mukhatal fakhur (Yang Suka Membanggakan Diri), ciri-cirinya di antaranya ialah :
(1) suka berkhayal, (2) suka memalingkan wajahnya, (3) suka berjalan dengan
menengadah dan membusungkan dada karena congkak, dan (4) suka
memamerkan kekayaan atau pangkat atau derajat atau ketampanan atau
kecantikan. Ayat Al-Quran yang mengandung trem tersebut misalnya QS Lukman
(31) : 18 : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah SWT. tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan
diri.”
f. Al-Farihun (Orang yang Membanggakan Diri), ciri-cirinya yaitu: pertama, suka
membanggakan diri; kedua, suka membanggakan kekayaannya; ketiga, tidak peduli
terhadap orang yang lemah; keempat, tamak dan serakah terhadap harta; keenam,
tidak menghiraukan urusan agama dan keakhiratan. Ayat Al-Quran yang
mengandung trem tersebut misalnya QS Al-Hadid (57): 23 : “Semua yang berada di
langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah SWT. (menyatakan
kebesaran Allah SWT.). dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
g. Al-Musrifun (Orang-orang yang Suka Berlebih-lebihan), memiliki ciri-ciri sebagai

berikut : (1) suka bersikap pemboros, (2) suka makan berlebihan dalam arti banyak
atau yang tidak diperlukan oleh jasmaninya, (3) suka minum berlebihan, termasuk
minum-minuman keras yang dapat merusak badan, (4) suka berbelanja barangbarang yang tidak atau kurang diperlukan, (5) sangat kikir terhadap hartanya, dan
(6) karena perilakunya itu akhirnya ia hidup susah di dunia dan di akhirat nanti.
Dalam Al-Quran, ayat yang mengandung trem ini diantaranya ialah QS Al-A’raf (7):
31 : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah SWT.
tidak
menyukai
orang-orang
yang
berlebih-lebihan.”
sumber : www.padang-today.com www.gp-ansor.org
Share this Article on :

http://anfatpiyungan.blogspot.co.id/2010/03/orang-orang-yang-dibenci-allah-swt.html

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1