Masalah sosial (1) Masalah sosial (1) Masalah sosial (1) Masalah sosial (1)
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Masalah sosial dan manfaat
sosiologi
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
TatapMuka
13
Abstract
Masalah sosial merupakan suatu
ketidakseimbangan atau
ketidaksesuaian antara unsur nilai-nilai
dan norma-norma dalam masyarakat
yang membahayakan atau menghambat
anggota kelompok sosial dalam
mencapai suatu tujuan.
Kode MK
DisusunOleh
61004
Fadilah Rahmi S.Sos M.Si
Kompetensi
a. Memahami masalah sosial
dan mengetahui manfaat
sosiologi
b. Studi Kasus isu-isu sosial
dalam masyarakat
Pengertian masalah sosial
Gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat tidak semua berlangsung secara normal
sebagaimana yang dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala abnormal tersebut
dinamakan masalah-masalah sosial. Masalah-masalah sosial adalah adanya gangguan atau
goncangan yang menyangkut ketidakseimbangan antara interpretasi-interpretasi tentang nilainilai sosial dan moral. Kehidupan masyarakat normal yang menjadi terganggu perlu ditertibkan
kembali seperti sediakala/ menjadi bentuk baru akibat dari perkembangannya.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial
Masalah sosial bersifat sosial karena bersangkut-paut dengan hubungan antarmanusia dan di
dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Masalah sosial merupakan suatu
ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian antara unsur nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat yang membahayakan atau menghambat anggota kelompok sosial dalam mencapai
suatu tujuan. Masalah tersebut menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan
uokum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu, masalah-masalah sosial tak akan mungkin
ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai
ukuran berbeda khususnya pada anggapan baik dan buruk akibat dari masalah sosial.
Perbedaan ini diakibatkan karena pengalaman dan kepentingan masyarakat berbeda-beda satu
sama lainnya dan adanya kondisi-kondisi yang berubah di mana masalah pada waktu dulu tidak
terjadi pada masa sekarang. Perkembangan dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat
modern bisa menimbulkan masalah sosial. Maka dari itu, suatu kesulitan/ketimpangan yang
bersumber dalam masyarakat sendiri dan membutuhkan pemecahan dengan segera.
Masalah sosial dalam sudut pandang Sosiologi
Sosiologi mempelajari fenomena-fenomena kemasyarakatan bukan mempelajari apa yang
diharuskan/apa yang diharapkan, tetapi mempelajari apa yang ada. Sosiologi perlu mempelajari
2017
1
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masalah-masalah sosial karena masalah sosial adalah aspek-aspek tata kelakuan dari warga
masyarakat yang bertujuan untuk meneliti dan menemukan sebab-sebab terjadinya masalahmasalah sosial, bukan menekankan pada pemecahan masalah , tetapi ikut serta membantu
mencari jalan keluarnya. Ukuran umum suatu masalah sosial dilihat dari disorganisasi yang
terjadi dalam masyarakat seperti keresahan sosial, pertentangan-pertentangan antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat serta ketidakmampuan dalam berhadapan dengan
inovasi atau dalam menguasai perkembangan Iptek.
Ukuran umum dalam sosiologi suatu masalah merupakan masalah sosial adalah:
a. Tidak
adanya
kesesuaian
antara
ukuran/nilai-nilai
sosial
dengan
kenyataan-
kenyataan/tindakan-tindakan sosial
b. Sumber-sumber sosial dai masalah sosial, yaitu merupakan akibat dari suatu gejala
sosial atau bukan yang menyebabkan masalah sosial yang contohnya: gagal panen
(bukan gejala sosial tapi menyebabkan masalah sosial)
c. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala sosial atau
tidak, tergantung dari karakteristik masyarakatnya
d. Manifest social problem dan latent social problems
e. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
f.
Sistem nilai dan dapatnya suatu masalah sosial diperbaiki.
Klasifikasi masalah sosial dan sebab-sebabnya
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan diri manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis, dan kebudayaan. Klasisfikasi
yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-kepincangan dalam warisan
fisik, warisan biologis, warisan sosial dan kebijaksanaan sosial. Klasifikasi ini lebih luas ruang
lingkupnya daripada klasifikasi yang terdahulu.
1. Faktor Ekonomi
a. Kemiskinan, adalah seseorang yang tidak mampu (secara tenaga fisik dan mental)
menjamin hidupnya sendiri seperti orang lain umumnya (dalam kelompoknya) dan
tidak adanya pembagian kekayaan yang merata. Kemiskinan pada masyarakat
sederhana bukan masalah sosial, karena taraf kehidupan yang relatif sama atau
merata kemiskinan sebagai nasib hidup. Usaha yang dilakukan baru untuk
2017
2
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memenuhi kehidupan sehari-hari untuk negara masalah sosial kemiskinan pada
masyarakat komplek ukurannnya tidak hanya makan, kurang sandang, kurang
papan lebih ditekankan pada harta yang dirasa tidak cukup. Ukuran kaya atau miskin
relatif tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat yang bersangkutan.
b. Pengangguran, adalah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan yang bisa
menjamin hidupnya sendiri. Sebab-sebab pengangguran;
-
Faktor intern :
karena
keterbatasan
kemampuan
keahlian,
keterampilan
seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, dan untuk bekerja di
suatu instansi tertentu.
-
Faktor extern : karena adanya pertambahan penduduk dan lapangan pekerjaan
yang terbatas berkembangnya teknologi canggih dan sistem otomatisasi.
2. Faktor Biologis, adalah masalah-masalah yang menyangkut kependudukan dan
keharusan biologis lainnya, bertambahnya umat manusia keharusan pemenuhan
makan, dorongan untuk mempertahankan diri dan lain-lain.
a. Faktor keharusan untuk makan yaitu sesuatu yang harus dipenuhi manusia dan tidak
bisa ditunda
b. Faktor kependudukan yaitu bertambahnya jumlah manusia pada lapangan
kehidupan yang tetap
c. Faktor dorongan bagi manusia untuk mempertahankan diri
-
Sifat hakiki manusia mementingkan diri sendiri sebagai makhluk individu
-
Di sisi lain manusia sulit untuk memenuhi kebutuhannya/mempertahankan
dirinya bila tidak bekerjasama dengan pihak lain.
Bila kebutuhan tersebut sukar atau tidak dapat dipenuhi maka hal tersebut dirasakan
sebagai masalah.
d. Faktor kebutuhan akan lawan jenis yaitu kebutuhan naluriah manusia (yang sulit
ditolak). Kebutuhan ini diatur atau dikontrol oleh norma-norma atau nilai-nilai bila
norma-norma atau nilai-nilai ini tidak kuat lagi peranannya akan timbul masalah.
3. Faktor
Psikologis,
meliputi
kebingungan,
disorganisasi,
penyakit
saraf
yang
menyebabkan manusia/warga masyarakat tidak dapat berpikir dan bertindak secara
wajar.
4. Faktor Kebudayaan terjadi apabila jika manusia tidak dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan kebudayaan. Masalah sosial ini misalnya manusia tidak mampu
2017
3
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi (teknologi sebagai hasil dari
kebudayaan itu sendiri).
Menurut Daldjuni (1985) Sebab-sebab Masalah sosial meliputi faktor alam (ekologi-geografis)
yaitu menipisnya sumber daya alam, faktor biologis (kependudukan) yaitu meningkatnya jumlah
penduduk, faktor budayawi yaitu perkembangan teknologi dan implikasinya dalam kehidupan
ekonomi, hukum, pendidikan, keagamaan menimbulkan kegoncangan mental, serta faktor
sosial yang menunjukkan kemajuan bidang non-material yang tidak seimbang dengan yang
material.
Pokok-Pokok Masalah Sosial :
1. Masalah Kriminalitas yang timbul karena adanya ketimpangan sosial, adanya gejalagejala
kemasyarakatan
seperti;
krisis
ekonomi,
keinginan-keinginan
yang
tak
tersalur,tekanan mental, dendam.
2. Masalah Kependudukan, yaitu perubahan atau pertambahan jumlah penduduk yang
tidak terkontrol
3. Masalah Kemiskinan yaitu kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok
4. Masalah Pelacuran adalah suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada
umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah
5. Masalah Lingkungan Hidup meliputi lingkungan fisik berupa benda-benda mati disekitar
manusia, lingkungan biologis organisme hidup disekitar manusia, serta lingkungan
sosial, individu atau kelompok yang disekitar manusia.
Ukuran-ukuran sosiologis terhadap masalah sosial
1.Kriteria utama
Dalam Masalah Sosial Suatu masalah sosila, yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuranukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsurunsur yang pertama dan pokok masalah sosial adalah adannya poerbedaan yang mencolok
antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya adanya kepincangan2017
4
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi
dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.
2. Sumber masalah sosial
Sebab-sebab terpenting dalam masalah sosial haruslah bersifat sosail. Ukurannya tidaklah
semata-mata pada perwujudannya yang bersifat, sosial tetapi juga pada sumbernya. Sehingga
dapat disimpulkan, bahwa kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada kegiatan perbuatan
manusia bukanlah merupakan masalah sosial. Adapun masalah-masalah yang disebabkan oleh
faktor alam, seperti gempa bumi, angin topan, meletusnya gunung berapi, epidemi dan lain-lain
bukanlah merupakan masalah sosial. Akan tetapi berangkat dari fenomena atau gejala alam ini
bisa mengakibatkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan dan kelaparan. Jadi yang
menjadi masalah sosial disini adalah merupakan akibat dari gejala sosial maupun non sosial.
3. Pihak yang menetapkan apakah suatu gejala sosial adalah masalah sosial atau bukan.
Ukuran penetapan suatu masalah sifatnya relatif, mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah
yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya.
Karena dalam kaitannya sikap masyarakatlah yang menentukan apakah suatu gejala
merupakan masalah sosial atau bukan.
4. Manifest Social Problems dan Latent Social Problems.
Manifest social problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya
kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Yang dikarenakan karena tidak sesuainya
tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya
tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang Latent social problems juga menyangkut
hal-hal yang belawanan dengan nilai-nilai masyarakat, tetapi tidak diakui demikian halnya.
Sehubungan dengan masalah sosial tersebut di atas, sosiologi tidaklah bertujuan untuk
membentuk manusia-manusia yang bijaksana dan selalu baik dalam tindakan-tindakannya,
tetapi untuk membuka mata agar memperhitungkan akibat segala tindakannya. Suatu masalah
yang merupakan manifest social problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut
keyakinan masyarakat dapat dipebaiki dan dibatasi atau bahkan bisa dihilangkan. Lain halnya
dengan latent social problems yang sulit diatasi karena walaupun masyarakat tidak
menyukainya, masyarakat tidak berdaya untuk mengatasinya.
2017
5
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian yang
sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya suatu kejadian yang mendapat sorotan masyarakat
belum tentu masalah sosial.
Ukuran dalam sosiologi suatu masalah merupakan masalah sosial:
a. Karena tidak adanya kesesuaian antara ukuran/nilai-nilai sosial dengan
kenyataan/tindakan sosial;
b. Karena sumber-sumber masalah sosial dari masalah sosial, yaitu merupakan
akibat dari suatu gejala sosial atau bukan, yang menyebabkan masalah sosial,
contoh: gagal panen (bukan gejala sosial tapi menyebabkan masalah sosial);
c. Dari pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala
sosial atau tidak, tergantung dari karakteristik masyarakat;
d. Manifest social problems dan latent social problems
e. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
f.
Sistem nilai, dan apakah dapat diperbaikinya suatu masalah sosial
Beberapa masalah sosial penting
Ada banyak aspek kehidupan dalam masyarakat yang menimbulkan masalah sosial, baik
berawal dari masalah dari individu maupun sosial, pada tatanan struktur maupun budaya yang
menjadi bagian dari perubahan sosial secara menyeluruh. Adapun masalah sosial yang timbul
diantaranya masalah kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi muda
dalam masyarkat modern, peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat,
masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup dan birokrasi. Dalam kajian sosiologi,
masalah sosial ini akan diangkat beberapa kasus yang terjadi dalam masyarakat.
1. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan
tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Kemiskinan dianggap sebagai
masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis para warga ditentukan secara tegas.
Pada masyarakat yang bersahaja susunan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan
2017
6
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah ditakdirkan
sehingga
tidak
ada
usaha-usaha
untuk
mengatasinya.
Mereka
tidak
akan
terlalu
memperhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betuk-betul menderita karenanya.
Faktor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran bahwa
mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan perasaan
akan adanya ketidakadilan.
2. Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena angotaanggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan sosial. Disorganisasi
keluarga sangat mungkin terjadi pada masyarakat-masyarakat sederhana karena suami
sebagai kepala rumah tangga tidak mampu atau gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer
keluarga atau mungkin karena dia menikah lagi. Pada umunya masalah tersebut disebabkan
karena kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan kebudayaan. Secara
Sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain adalah:
a. Unit keluarga yang tidak lengkap, karena hubungan diluar perkawinan walaupun dalam
hal ini secara yuridis dan sosial belum terbentuk suatu keluarga.
b. Disorganisasi keluarga dikarenakan putusnya perkawinan sebab perceraiain atau biasa
disebut dengan broken home.
c. Adanya kekuranangan dalam keluarga tersebut, yaitu dalam hal komunikasi. Goede
menamakannya sebagai empty shell family
d. Krisis keluarga yang disebabkan faktor ekstern, seperti hilangya atau tidak mampunyai
seorang ayah untuk bertindak sebagai kepala rumah tangga karena adanya
peperangan, terkena hukuman, bahkan meninggal dunia.
e. Krisis keluarga yang disebabkan faktor intern, misalnya karena terganggunya
keseimbangan jiwa salah satu anggota keluarga.
3. Pelanggaran Terhadap Norma-Norma
a. Pelacuran
Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada
umum untuk melakukakn perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah. Pelacuran
dapat dikategorikan sebagai masalah sosial itu lebih dikarenakan pada penghakiman
masyarakat terhadap para PSK (Pekerja Seks Komersial) yang dinilai sebagai suatu
2017
7
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pekerjaan nista, karena mereka dianggap telah melanggar norma yang terdapat dalam suatu
masyarakat tersebut. Tapi apabila di dalam masyarakat itu tidak ada kode etik atau norma
yang menganggap bahwa pekerjaan seperti itu adalah pekerjaan yang tidak halal, maka
masyarakat sesungguhnya tidak akan menilai hal tersebut sebagai suatu masalah sosial.
b. Dilenkuensi Anak-Anak
Dilenkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl
yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam ikatan/organisasi
formal atau semi formal dan yang mempunyai tingkah laku yang kurang/ tidak disukai oleh
masyarakat pada umumnya. Dilenkuensi anak-anak meliputi pencurian, perampokan,
pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat-obatan perangsang, dan
mengendarai keadaan bermotor dengan tidak mengindahkan aturan-aturan lalu lintas.
c. Alkoholisme
Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umunya tidak
berkisar pada apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah
siapa yang boleh menggunakannya diaman, kapan, dan dalam kondisi yang bagaimana.
Karena dalam kaitannya masalah alokoholisme ini apabila tidak bisa ditertibkan maka akan
mengakibatkan disorganisasi sosial terhadap masyarakat khususnya keluarga pada seorang
pemabuk.
d. Homoseksual
Secara sosiologis homoseksual adalah seseorang yang cenderung menyukai orang yang
sejenis kelaminnya sebagai pasangan seksual. Homoseksualitas merupakan sikap tindak
atau pola prilaku para homoseksual. Pria yang melakukan tindak tanduk yang demikian
lazimnya disebut Gay, sedangak pada wanita sering disebut sebagai lesbian. Seseorang
menjadi homoseksual karena pengaruh orang-orang sekitarnya. Sikap-tindakannya yang
kemudian menjadi pola seksualnya dianggap sebagai sesuatu yang dominan sehingga
menentukan segi-segi kehidupan lainnya. Mereka biasanya menderita konflik batiniyah yang
menyangkut identitas diri yang bertentangan dengan identitas sosial sehingga ada
kecenderungan untuk mengubah karakteristik seksualnya. Secara sosiologis, lingkungan
sosial memberikan bentuk pada sikap-tindak homoseksual. Homoseksualitas timbul lebih
dikarenakan oleh dorongan kuat yang kadang-kadang menjadi ekses untuk mengadakan
persamaan kedudukan dan peranan antara wanita dengan pria. Kegiatan-kegiatan ini
kadang, menghasilkan situasi yang disproporsional bagi kaum pria.
Homoseksual dapat digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu:
2017
PusatBahan Ajar dan eLearning
8 Sosiologi
http://www.mercubuana.ac.id
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
a. Golongan yang secara aktif mencari mitra kencan ditempat-tempat tertentu, seperti
misalnya bar-bar homoseksual;
b. Golongan pasif, artinya menunggu;
c. Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melakukan tindakan-tindakan
tertentu
4. Masalah Lingkungan Hidup
Masalah lingkungan hidup biasanya membicarakan yang berkutat mengenai suatu hal yang
berada di sekitar manusia, baik sebagai individu maupun dalam pergaulan hidup. Lingkungan
hidup tersebut dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut:
a. Lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada di sekeliling manusia Lingkungan
biologis, yaitu segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa organisme yang hidup
(disamping manusia itu sendiri)
b. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok yang
berada di sekitar manusia Dalam pengertiannya, lingkungan terjadi karena adanya
timbal balik antara organisme-organisme hidup (biotic community) tertentu, yang
membentuk suatu keserasian atau keseimbangan tertentu.
Pendeketan masalah sosial
Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan dan
dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar sosial yang
telah disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah kehidupan masyarakat dapat diketahui
secara cermat melalui beberapa proses dan tahapan analitis, yang salah satunya berupa
tahapan diagnosis. Dalam mendiagnosis masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan
sebagai perangkat untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan
adanya dua pendekatan yaitu person blame approach dan system blame approach.
1. Person blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami masalah sosial
pada level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu sebagai unit analisanya.
Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang melekat pada individu yang
menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut lantas bisa ditemukan faktor
penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis maupun proses
sosialisasinya.
2017
9
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Pendekatan kedua system blame approach merupakan unit analisis untuk memahami
sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai asumsi bahwa sistem
dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan bermasyarakat. Individu sebagai
warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial
terjadi oleh karena sistem yang berlaku didalamnya kurang mampu dalam
mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk penyesuaian antar
komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.
Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat ditelusuri dari
”kesalahan" individu dan "kesalahan" sistem. Mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut
akan sangat berguna dalam rangka melacak akar masalah untuk kemudian dicarikan
pemecahannya.
Untuk mendiagnosis masalah
pengangguran
misalnya,
secara
lebih
komprehensif tidak cukup dilihat dari faktor yang melekat pada diri penganggur saja seperti
kurang inovatif atau malas mencari peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya
masalahnya dari level sistem baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem perokonomian
atau bahkan sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.
Manfaat penelitian sosiologi:
Manfaat penelitian sosiologis pada hakikatnya mencakup hal-hal berikut :
a. Pola interaksi sosial. Dengan mengetahui pola interaksi sosial yang ada dalam
masyarakat dapat digariskan haluan-haluan tertentu untuk memperkuat pola interaksi
yang mendukung dan menetralisir pola interaksi yang menghalangi pembangunan.
b. Kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat. Ada kelompok sosial yang
mempunyai kekuasaan tidak resmi, yang dapat dijadikan panutan bagi pembangunan.
c.
Kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai. Ada nilai-nilai yang mendukung
pembangunan, ada yang tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap pembangunan
ada yang menghalangi pembangunan.
d. Lembaga-lembaga yang merupakan kesatuan kaidah yang berkisar pada kebutuhan
dasar manusia dan kelompok sosial.
e. Stratifikasi sosial yang merupakan pembedaan penduduk dalam kelas-kelas sosial
secara vertikal.
2017
10
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi: Suatu Pengantar: Jakarta: Rajawali Pers
Sunarto, kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi, Jakarta: fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
2017
11
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sosiologi
Masalah sosial dan manfaat
sosiologi
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
TatapMuka
13
Abstract
Masalah sosial merupakan suatu
ketidakseimbangan atau
ketidaksesuaian antara unsur nilai-nilai
dan norma-norma dalam masyarakat
yang membahayakan atau menghambat
anggota kelompok sosial dalam
mencapai suatu tujuan.
Kode MK
DisusunOleh
61004
Fadilah Rahmi S.Sos M.Si
Kompetensi
a. Memahami masalah sosial
dan mengetahui manfaat
sosiologi
b. Studi Kasus isu-isu sosial
dalam masyarakat
Pengertian masalah sosial
Gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat tidak semua berlangsung secara normal
sebagaimana yang dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala abnormal tersebut
dinamakan masalah-masalah sosial. Masalah-masalah sosial adalah adanya gangguan atau
goncangan yang menyangkut ketidakseimbangan antara interpretasi-interpretasi tentang nilainilai sosial dan moral. Kehidupan masyarakat normal yang menjadi terganggu perlu ditertibkan
kembali seperti sediakala/ menjadi bentuk baru akibat dari perkembangannya.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial
Masalah sosial bersifat sosial karena bersangkut-paut dengan hubungan antarmanusia dan di
dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Masalah sosial merupakan suatu
ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian antara unsur nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat yang membahayakan atau menghambat anggota kelompok sosial dalam mencapai
suatu tujuan. Masalah tersebut menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan
uokum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu, masalah-masalah sosial tak akan mungkin
ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai
ukuran berbeda khususnya pada anggapan baik dan buruk akibat dari masalah sosial.
Perbedaan ini diakibatkan karena pengalaman dan kepentingan masyarakat berbeda-beda satu
sama lainnya dan adanya kondisi-kondisi yang berubah di mana masalah pada waktu dulu tidak
terjadi pada masa sekarang. Perkembangan dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat
modern bisa menimbulkan masalah sosial. Maka dari itu, suatu kesulitan/ketimpangan yang
bersumber dalam masyarakat sendiri dan membutuhkan pemecahan dengan segera.
Masalah sosial dalam sudut pandang Sosiologi
Sosiologi mempelajari fenomena-fenomena kemasyarakatan bukan mempelajari apa yang
diharuskan/apa yang diharapkan, tetapi mempelajari apa yang ada. Sosiologi perlu mempelajari
2017
1
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masalah-masalah sosial karena masalah sosial adalah aspek-aspek tata kelakuan dari warga
masyarakat yang bertujuan untuk meneliti dan menemukan sebab-sebab terjadinya masalahmasalah sosial, bukan menekankan pada pemecahan masalah , tetapi ikut serta membantu
mencari jalan keluarnya. Ukuran umum suatu masalah sosial dilihat dari disorganisasi yang
terjadi dalam masyarakat seperti keresahan sosial, pertentangan-pertentangan antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat serta ketidakmampuan dalam berhadapan dengan
inovasi atau dalam menguasai perkembangan Iptek.
Ukuran umum dalam sosiologi suatu masalah merupakan masalah sosial adalah:
a. Tidak
adanya
kesesuaian
antara
ukuran/nilai-nilai
sosial
dengan
kenyataan-
kenyataan/tindakan-tindakan sosial
b. Sumber-sumber sosial dai masalah sosial, yaitu merupakan akibat dari suatu gejala
sosial atau bukan yang menyebabkan masalah sosial yang contohnya: gagal panen
(bukan gejala sosial tapi menyebabkan masalah sosial)
c. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala sosial atau
tidak, tergantung dari karakteristik masyarakatnya
d. Manifest social problem dan latent social problems
e. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
f.
Sistem nilai dan dapatnya suatu masalah sosial diperbaiki.
Klasifikasi masalah sosial dan sebab-sebabnya
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan diri manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis, dan kebudayaan. Klasisfikasi
yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-kepincangan dalam warisan
fisik, warisan biologis, warisan sosial dan kebijaksanaan sosial. Klasifikasi ini lebih luas ruang
lingkupnya daripada klasifikasi yang terdahulu.
1. Faktor Ekonomi
a. Kemiskinan, adalah seseorang yang tidak mampu (secara tenaga fisik dan mental)
menjamin hidupnya sendiri seperti orang lain umumnya (dalam kelompoknya) dan
tidak adanya pembagian kekayaan yang merata. Kemiskinan pada masyarakat
sederhana bukan masalah sosial, karena taraf kehidupan yang relatif sama atau
merata kemiskinan sebagai nasib hidup. Usaha yang dilakukan baru untuk
2017
2
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memenuhi kehidupan sehari-hari untuk negara masalah sosial kemiskinan pada
masyarakat komplek ukurannnya tidak hanya makan, kurang sandang, kurang
papan lebih ditekankan pada harta yang dirasa tidak cukup. Ukuran kaya atau miskin
relatif tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat yang bersangkutan.
b. Pengangguran, adalah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan yang bisa
menjamin hidupnya sendiri. Sebab-sebab pengangguran;
-
Faktor intern :
karena
keterbatasan
kemampuan
keahlian,
keterampilan
seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, dan untuk bekerja di
suatu instansi tertentu.
-
Faktor extern : karena adanya pertambahan penduduk dan lapangan pekerjaan
yang terbatas berkembangnya teknologi canggih dan sistem otomatisasi.
2. Faktor Biologis, adalah masalah-masalah yang menyangkut kependudukan dan
keharusan biologis lainnya, bertambahnya umat manusia keharusan pemenuhan
makan, dorongan untuk mempertahankan diri dan lain-lain.
a. Faktor keharusan untuk makan yaitu sesuatu yang harus dipenuhi manusia dan tidak
bisa ditunda
b. Faktor kependudukan yaitu bertambahnya jumlah manusia pada lapangan
kehidupan yang tetap
c. Faktor dorongan bagi manusia untuk mempertahankan diri
-
Sifat hakiki manusia mementingkan diri sendiri sebagai makhluk individu
-
Di sisi lain manusia sulit untuk memenuhi kebutuhannya/mempertahankan
dirinya bila tidak bekerjasama dengan pihak lain.
Bila kebutuhan tersebut sukar atau tidak dapat dipenuhi maka hal tersebut dirasakan
sebagai masalah.
d. Faktor kebutuhan akan lawan jenis yaitu kebutuhan naluriah manusia (yang sulit
ditolak). Kebutuhan ini diatur atau dikontrol oleh norma-norma atau nilai-nilai bila
norma-norma atau nilai-nilai ini tidak kuat lagi peranannya akan timbul masalah.
3. Faktor
Psikologis,
meliputi
kebingungan,
disorganisasi,
penyakit
saraf
yang
menyebabkan manusia/warga masyarakat tidak dapat berpikir dan bertindak secara
wajar.
4. Faktor Kebudayaan terjadi apabila jika manusia tidak dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan kebudayaan. Masalah sosial ini misalnya manusia tidak mampu
2017
3
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi (teknologi sebagai hasil dari
kebudayaan itu sendiri).
Menurut Daldjuni (1985) Sebab-sebab Masalah sosial meliputi faktor alam (ekologi-geografis)
yaitu menipisnya sumber daya alam, faktor biologis (kependudukan) yaitu meningkatnya jumlah
penduduk, faktor budayawi yaitu perkembangan teknologi dan implikasinya dalam kehidupan
ekonomi, hukum, pendidikan, keagamaan menimbulkan kegoncangan mental, serta faktor
sosial yang menunjukkan kemajuan bidang non-material yang tidak seimbang dengan yang
material.
Pokok-Pokok Masalah Sosial :
1. Masalah Kriminalitas yang timbul karena adanya ketimpangan sosial, adanya gejalagejala
kemasyarakatan
seperti;
krisis
ekonomi,
keinginan-keinginan
yang
tak
tersalur,tekanan mental, dendam.
2. Masalah Kependudukan, yaitu perubahan atau pertambahan jumlah penduduk yang
tidak terkontrol
3. Masalah Kemiskinan yaitu kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok
4. Masalah Pelacuran adalah suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada
umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah
5. Masalah Lingkungan Hidup meliputi lingkungan fisik berupa benda-benda mati disekitar
manusia, lingkungan biologis organisme hidup disekitar manusia, serta lingkungan
sosial, individu atau kelompok yang disekitar manusia.
Ukuran-ukuran sosiologis terhadap masalah sosial
1.Kriteria utama
Dalam Masalah Sosial Suatu masalah sosila, yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuranukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsurunsur yang pertama dan pokok masalah sosial adalah adannya poerbedaan yang mencolok
antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya adanya kepincangan2017
4
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi
dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.
2. Sumber masalah sosial
Sebab-sebab terpenting dalam masalah sosial haruslah bersifat sosail. Ukurannya tidaklah
semata-mata pada perwujudannya yang bersifat, sosial tetapi juga pada sumbernya. Sehingga
dapat disimpulkan, bahwa kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada kegiatan perbuatan
manusia bukanlah merupakan masalah sosial. Adapun masalah-masalah yang disebabkan oleh
faktor alam, seperti gempa bumi, angin topan, meletusnya gunung berapi, epidemi dan lain-lain
bukanlah merupakan masalah sosial. Akan tetapi berangkat dari fenomena atau gejala alam ini
bisa mengakibatkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan dan kelaparan. Jadi yang
menjadi masalah sosial disini adalah merupakan akibat dari gejala sosial maupun non sosial.
3. Pihak yang menetapkan apakah suatu gejala sosial adalah masalah sosial atau bukan.
Ukuran penetapan suatu masalah sifatnya relatif, mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah
yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya.
Karena dalam kaitannya sikap masyarakatlah yang menentukan apakah suatu gejala
merupakan masalah sosial atau bukan.
4. Manifest Social Problems dan Latent Social Problems.
Manifest social problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya
kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Yang dikarenakan karena tidak sesuainya
tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya
tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang Latent social problems juga menyangkut
hal-hal yang belawanan dengan nilai-nilai masyarakat, tetapi tidak diakui demikian halnya.
Sehubungan dengan masalah sosial tersebut di atas, sosiologi tidaklah bertujuan untuk
membentuk manusia-manusia yang bijaksana dan selalu baik dalam tindakan-tindakannya,
tetapi untuk membuka mata agar memperhitungkan akibat segala tindakannya. Suatu masalah
yang merupakan manifest social problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut
keyakinan masyarakat dapat dipebaiki dan dibatasi atau bahkan bisa dihilangkan. Lain halnya
dengan latent social problems yang sulit diatasi karena walaupun masyarakat tidak
menyukainya, masyarakat tidak berdaya untuk mengatasinya.
2017
5
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian yang
sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya suatu kejadian yang mendapat sorotan masyarakat
belum tentu masalah sosial.
Ukuran dalam sosiologi suatu masalah merupakan masalah sosial:
a. Karena tidak adanya kesesuaian antara ukuran/nilai-nilai sosial dengan
kenyataan/tindakan sosial;
b. Karena sumber-sumber masalah sosial dari masalah sosial, yaitu merupakan
akibat dari suatu gejala sosial atau bukan, yang menyebabkan masalah sosial,
contoh: gagal panen (bukan gejala sosial tapi menyebabkan masalah sosial);
c. Dari pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala
sosial atau tidak, tergantung dari karakteristik masyarakat;
d. Manifest social problems dan latent social problems
e. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
f.
Sistem nilai, dan apakah dapat diperbaikinya suatu masalah sosial
Beberapa masalah sosial penting
Ada banyak aspek kehidupan dalam masyarakat yang menimbulkan masalah sosial, baik
berawal dari masalah dari individu maupun sosial, pada tatanan struktur maupun budaya yang
menjadi bagian dari perubahan sosial secara menyeluruh. Adapun masalah sosial yang timbul
diantaranya masalah kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi muda
dalam masyarkat modern, peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat,
masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup dan birokrasi. Dalam kajian sosiologi,
masalah sosial ini akan diangkat beberapa kasus yang terjadi dalam masyarakat.
1. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan
tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Kemiskinan dianggap sebagai
masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis para warga ditentukan secara tegas.
Pada masyarakat yang bersahaja susunan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan
2017
6
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah ditakdirkan
sehingga
tidak
ada
usaha-usaha
untuk
mengatasinya.
Mereka
tidak
akan
terlalu
memperhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betuk-betul menderita karenanya.
Faktor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran bahwa
mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan perasaan
akan adanya ketidakadilan.
2. Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena angotaanggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan sosial. Disorganisasi
keluarga sangat mungkin terjadi pada masyarakat-masyarakat sederhana karena suami
sebagai kepala rumah tangga tidak mampu atau gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer
keluarga atau mungkin karena dia menikah lagi. Pada umunya masalah tersebut disebabkan
karena kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan kebudayaan. Secara
Sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain adalah:
a. Unit keluarga yang tidak lengkap, karena hubungan diluar perkawinan walaupun dalam
hal ini secara yuridis dan sosial belum terbentuk suatu keluarga.
b. Disorganisasi keluarga dikarenakan putusnya perkawinan sebab perceraiain atau biasa
disebut dengan broken home.
c. Adanya kekuranangan dalam keluarga tersebut, yaitu dalam hal komunikasi. Goede
menamakannya sebagai empty shell family
d. Krisis keluarga yang disebabkan faktor ekstern, seperti hilangya atau tidak mampunyai
seorang ayah untuk bertindak sebagai kepala rumah tangga karena adanya
peperangan, terkena hukuman, bahkan meninggal dunia.
e. Krisis keluarga yang disebabkan faktor intern, misalnya karena terganggunya
keseimbangan jiwa salah satu anggota keluarga.
3. Pelanggaran Terhadap Norma-Norma
a. Pelacuran
Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada
umum untuk melakukakn perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah. Pelacuran
dapat dikategorikan sebagai masalah sosial itu lebih dikarenakan pada penghakiman
masyarakat terhadap para PSK (Pekerja Seks Komersial) yang dinilai sebagai suatu
2017
7
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pekerjaan nista, karena mereka dianggap telah melanggar norma yang terdapat dalam suatu
masyarakat tersebut. Tapi apabila di dalam masyarakat itu tidak ada kode etik atau norma
yang menganggap bahwa pekerjaan seperti itu adalah pekerjaan yang tidak halal, maka
masyarakat sesungguhnya tidak akan menilai hal tersebut sebagai suatu masalah sosial.
b. Dilenkuensi Anak-Anak
Dilenkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl
yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam ikatan/organisasi
formal atau semi formal dan yang mempunyai tingkah laku yang kurang/ tidak disukai oleh
masyarakat pada umumnya. Dilenkuensi anak-anak meliputi pencurian, perampokan,
pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat-obatan perangsang, dan
mengendarai keadaan bermotor dengan tidak mengindahkan aturan-aturan lalu lintas.
c. Alkoholisme
Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umunya tidak
berkisar pada apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah
siapa yang boleh menggunakannya diaman, kapan, dan dalam kondisi yang bagaimana.
Karena dalam kaitannya masalah alokoholisme ini apabila tidak bisa ditertibkan maka akan
mengakibatkan disorganisasi sosial terhadap masyarakat khususnya keluarga pada seorang
pemabuk.
d. Homoseksual
Secara sosiologis homoseksual adalah seseorang yang cenderung menyukai orang yang
sejenis kelaminnya sebagai pasangan seksual. Homoseksualitas merupakan sikap tindak
atau pola prilaku para homoseksual. Pria yang melakukan tindak tanduk yang demikian
lazimnya disebut Gay, sedangak pada wanita sering disebut sebagai lesbian. Seseorang
menjadi homoseksual karena pengaruh orang-orang sekitarnya. Sikap-tindakannya yang
kemudian menjadi pola seksualnya dianggap sebagai sesuatu yang dominan sehingga
menentukan segi-segi kehidupan lainnya. Mereka biasanya menderita konflik batiniyah yang
menyangkut identitas diri yang bertentangan dengan identitas sosial sehingga ada
kecenderungan untuk mengubah karakteristik seksualnya. Secara sosiologis, lingkungan
sosial memberikan bentuk pada sikap-tindak homoseksual. Homoseksualitas timbul lebih
dikarenakan oleh dorongan kuat yang kadang-kadang menjadi ekses untuk mengadakan
persamaan kedudukan dan peranan antara wanita dengan pria. Kegiatan-kegiatan ini
kadang, menghasilkan situasi yang disproporsional bagi kaum pria.
Homoseksual dapat digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu:
2017
PusatBahan Ajar dan eLearning
8 Sosiologi
http://www.mercubuana.ac.id
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
a. Golongan yang secara aktif mencari mitra kencan ditempat-tempat tertentu, seperti
misalnya bar-bar homoseksual;
b. Golongan pasif, artinya menunggu;
c. Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melakukan tindakan-tindakan
tertentu
4. Masalah Lingkungan Hidup
Masalah lingkungan hidup biasanya membicarakan yang berkutat mengenai suatu hal yang
berada di sekitar manusia, baik sebagai individu maupun dalam pergaulan hidup. Lingkungan
hidup tersebut dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut:
a. Lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada di sekeliling manusia Lingkungan
biologis, yaitu segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa organisme yang hidup
(disamping manusia itu sendiri)
b. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok yang
berada di sekitar manusia Dalam pengertiannya, lingkungan terjadi karena adanya
timbal balik antara organisme-organisme hidup (biotic community) tertentu, yang
membentuk suatu keserasian atau keseimbangan tertentu.
Pendeketan masalah sosial
Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan dan
dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar sosial yang
telah disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah kehidupan masyarakat dapat diketahui
secara cermat melalui beberapa proses dan tahapan analitis, yang salah satunya berupa
tahapan diagnosis. Dalam mendiagnosis masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan
sebagai perangkat untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan
adanya dua pendekatan yaitu person blame approach dan system blame approach.
1. Person blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami masalah sosial
pada level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu sebagai unit analisanya.
Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang melekat pada individu yang
menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut lantas bisa ditemukan faktor
penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis maupun proses
sosialisasinya.
2017
9
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Pendekatan kedua system blame approach merupakan unit analisis untuk memahami
sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai asumsi bahwa sistem
dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan bermasyarakat. Individu sebagai
warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial
terjadi oleh karena sistem yang berlaku didalamnya kurang mampu dalam
mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk penyesuaian antar
komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.
Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat ditelusuri dari
”kesalahan" individu dan "kesalahan" sistem. Mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut
akan sangat berguna dalam rangka melacak akar masalah untuk kemudian dicarikan
pemecahannya.
Untuk mendiagnosis masalah
pengangguran
misalnya,
secara
lebih
komprehensif tidak cukup dilihat dari faktor yang melekat pada diri penganggur saja seperti
kurang inovatif atau malas mencari peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya
masalahnya dari level sistem baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem perokonomian
atau bahkan sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.
Manfaat penelitian sosiologi:
Manfaat penelitian sosiologis pada hakikatnya mencakup hal-hal berikut :
a. Pola interaksi sosial. Dengan mengetahui pola interaksi sosial yang ada dalam
masyarakat dapat digariskan haluan-haluan tertentu untuk memperkuat pola interaksi
yang mendukung dan menetralisir pola interaksi yang menghalangi pembangunan.
b. Kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat. Ada kelompok sosial yang
mempunyai kekuasaan tidak resmi, yang dapat dijadikan panutan bagi pembangunan.
c.
Kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai. Ada nilai-nilai yang mendukung
pembangunan, ada yang tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap pembangunan
ada yang menghalangi pembangunan.
d. Lembaga-lembaga yang merupakan kesatuan kaidah yang berkisar pada kebutuhan
dasar manusia dan kelompok sosial.
e. Stratifikasi sosial yang merupakan pembedaan penduduk dalam kelas-kelas sosial
secara vertikal.
2017
10
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi: Suatu Pengantar: Jakarta: Rajawali Pers
Sunarto, kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi, Jakarta: fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
2017
11
Sosiologi
Fadilah Rahmi S.Sos M.si
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id