jurnal ekonomi manajerial Lihat profil
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Lainnya
Blog Berikut»
Buat Blog
Masuk
Happy
Minggu, 18 Desem ber 2016
jurnal ekonomi manajerial
Tugas Jurnal ekonomi manajerial
Mengenai Saya
Hortulana Fau
Orangnya sederhana
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
EKONOMI MANAJERIAL
▼ 2016 (2)
▼ Desember (2)
jurnal ekonomi manajerial
fhian Sunday, 23 January 2011 ekonomi
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL
Pengertian Ekonomi Manajerial
Ekonomi Evan J. Douglas (1995) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai berikut :
"Ekonomi Manajerial adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan
prinsip-prinsip metodologi ekonomi dalam proses pengambilan keputusan perusahaan atau
organisasi"
Menurut Dominic Salvatore (1996) adalah :
"Ekonom Manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya aplikasi teori ekonomi
dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang menelaah bagaimana organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien".
Jadi, managerial economics yaitu aplikasi (penerapan) teori ekonomi dan perangkat analisis
ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau
maksudnya dengan cara yang paling efisien.
Masalah keputusan manajemen
Masalah keputusan manajemen dalam teori ekonomi :
· Mikro ekonomi
· Makro ekonomi
Masalah keputusan manajemen dalam ilmu keputusan :
· Matematika ekonomi
· Ekonometri (statistika)
Aplikasi teori ekonomi dan perangkat ilmu keputusan untuk memecahkan masalah keputusan
manajerial atau dengan kata lain solusi optimum untuk masalah keputusan. Inilah sebabnya
mengapa ekonomi manajerial perlu dipelajari, karena ekonomi manajerial merujuk pada
aplikasi teori ekonomi dan perangkat ilmu keputusan untuk menemukan solusi optimal dalam
berbagai masalah keputusan manajerial.
Keterkaitan ekonomi manajerial dengan teori ekonomi, ilmu keputusan dan berbagai area
fungsional ilmu administrasi bisnis.
· Keterkaitan dengan teori ekonomi
o Mikro ekonomi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomis secara individual
sebagai unit pengambilan keputusan seperti: konsumsi individu, pemilik sumber daya dan
perusahaan bisnis di dalam sistem perdagangan bebas.
o Makro ekonomi ialah ilmu yang membahas output, konsumsi, pekerjaan, investasi dan
harga secara keseluruhan (agregat) di perekonomian.
Teori ekonomi memprediksi dan menjelaskan prilaku ekonomi yang menjadi faktor penentu
yang paling penting atas pengambilan keputusan.
· Keterkaitan dengan ilmu keputusan
Ilmu keputusan terdiri dari perangkat matematika ekonomi dan ekonometri (statistika) untuk
membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan perilaku
optimum perusahaan yaitu mencapai tujuannya dengan cara yang paling efisien.
Matematika ekonomi digunakan untuk memformulakan (menggambarkan dalam bentuk
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
1/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
persamaan) model ekonomi yang dipostulatkan dalam teori ekonomi. Dan ekonometri
kemudian menerapkan peralatan statistik (terutama analisis regresi) pada data dunia nyata
untuk mengestimasi model yang dipostulatkan oleh teori ekonomi dan digunakan untuk
peramalan (forecasting).
· Keterkaitan dengan berbagai area fungsional ilmu administrasi bisnis
Area fungsional administrasi bisnis meliputi :
- Akuntansi - Manajemen sumber daya manusia
- Keuangan - Produksi
- Pemasaran
Jadi, ekonomi manajerial merupakan pelajaran yang ruang lingkupnya luas yang
menggabungkan teori ekonomi, ilmu pengambilan keputusan dan area fungsional ilmu
administrasi bisnis dan membahas bagaimana hal tersebut berinteraksi satu sama lain pada saat
perusahaan berusaha mencapai tujuannya dengan cara yang paling efisien.
Proses yang terkait dengan semua pengambilan keputusan manajerial, yaitu:
· Menetapkan tujuan perusahaan atau organisasi
· Mengidentifikasi berbagai solusi-solusi
· Mendefinisikan masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut
· Memilih solusi terbaik dari berbagai solusi yang tersedia
· Mengimplementasikan keputusan tersebut
Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana keuntungan merupakan
selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total.
Ekonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan, penjelasan,
dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model tersebut dapat berupa variabel, grafik dan
matematik.
Misalkan analisis present value dilakukan dengan mendiskontokan aliran kas masa sekarang
dengan tujuan untuk mengambil ke putusan. Tingkat diskonto yang cocok adalah opportunity
interest rate yang merupakan tingkat penerima atau hasil yang paling baik dengan tingkat resiko
yang sama.
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Pada prinsipnya, jumlah dari barang dan jasa yang mau dan akan dibeli oleh konsumen pada
satu periode tertentu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yaitu:
· Harga barang itu sendiri
· Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut
· Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
· Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
· Cita rasa masyarakat/selera masyarakat
· Jumlah penduduk
· Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan:
“Makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang
tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap
barang tersebut”.
Secara matematis, fungsi permintaan suatu barang adalah:
Dx,t = f(Px,t;Yt;PR,t;Pex,t+I;S)
Dimana:
Dx,t : Jumlah barang yang x yang dibeli pada periode t
Dx,t : harga barang x pada periode t
Yt
: Pendapatan konsumen pada periode t
PR,t : harga barang terkait pada periode t
Pex,t+I : harapan akan gerakan harga barang x pada periode t + i
S
: selera konsumen
Partial derivatif, efek dari perubahan satu faktor (variabel) dengan asumsi variabel lain
konstan.
(tandanya tergantung jenis barangnya)
Fungsi permintaan adalah daftar harga dan barang yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen
pada periode tertentu. Makin rendah harganya makin banyak yang mau membeli.
Hubungannya negatif dan menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta
kondumen dan harga barang ada 3 (tiga) cara untuk menyatakan permintaan,yaitu:
· Sebagai skedul / tabel.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
2/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
· Sebagai grafik.
· Sebagai fungsi.
· Skedul / tabel permintaan.
Jumlah diminta Harga/unit (dalam ribu Rp)
400
600
900
1300 4
3
2
1
Tabel tersebut merupakan daftar harga dan jumlah barang yang diminta konsumen
suatu periode tersebut.
· Grafik.
pada
Gambar Grafik
Kurva ini menunjukkan jumlah barang yang diminta konsumen per unit waktu pada berbagai
kombinasi harga.
· Fungsi
Demand dapat juga digambarkan sebagai fungsi:
Dx ; f(Px)
Disini variabel-variabel lain dianggap konstan. Jadi jumlah barang yang diminta adalah fungsi
harga dimana variabel-variabel lain dianggap konstan.
Pergeseran Kurva Permintaan
Ada 2 perubahan yang terjadi pada pergeseran kurva permintaan, yaitu perubahan jumlah
barang yang diminta akibat perubahan harga (cateris paribus) dan pergeseran kurva permintaan
akibat perubahan faktor lain pada harga yang sama.
Apabila barang subtitusi maka kenaikan harga barang akan mendorong kenaikan permintaan
barang maka kurva permintaan tersebut akan bergeser ke kanan.
Apabila barangnya komplementer, kenaikan harga barang akan mengurangi permintaan akan
barang tersebut sehingga pada harga yang sama kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
Apabila harga diharapkan akan naik dimasa mendatang (ekspektasi), maka permintaan akan
barang tersebut akan naik saat ini, jadi pada harga yang sama kurva permintaan akan bergeser
ke kanan.
Untuk selera agak sulit,yang pasti perubahan selera (esp: makin suka akan suatu barang) akan
menyebabkan permintaan naik. Pada harga yang sama kenaikan permintaan akibat perubahan
selera akan menggeser kurva permintaan ke kanan.
Teori Penawaran
Pada dasarnya jumlah dari barang dan jasa yang ditawarkan untuk di jual di pasar tergantung
pada sejumlah besar variabel. Akan tetapi sama seperti permintaan untuk mempermudah
analisis tersebut terdapat faktor-faktor yang penting yaitu:
· Harga jual barang tersebut
· Tingkat teknologi
· Biaya produksi yang menghasilkan harga input
· Harga barang terkait
· Harapan akan kenaikan harga dimasa mendatang
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa :
“Makin tinggi harga sesuatu barang semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan
oleh para penjual sebaliknya makin rendah harga sesuatu barang semakin sedikit jumlah barang
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
3/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
tersebut yang ditawarkan”.
Secara matematis fungsinya adalah
x,t =f (Px,t;Tt;PF,t;PR,t;Pex,t+i)
Dimana:
Sx,t : jumlah barang x yang ditawarkan pada periode t
Px,t : harga barang x pada periode t
Tt : tingkat teknologi yang tersedia pada periode t
PF,t : harga faktor produksi untuk barang x pada periode t
Px,t : Harga barang terkait pada periode t
Pex,t+I : Harapan akan gerakan jual barang x pada periode t+i
Partial derivative ialah efek dari perubahan satu variabel dengan asumsi variabel lain konstan.
Fungsi Penawaran
Penawaran merupakan daftar harga dan barang yang mau dan dapat ditawarkan oleh produsen
pada periode tertentu, hubungannya positif.
x : f(Px)
Skedul / Tabel Penawar.
Keadaan Harga (Rp) Jumlah yang ditawarkan (unit)
A
B
C
D 4000
3000
2000
1000 800
600
375
100
Grafik
Gambar Grafik
Pergeseran Kurva penawaran
Sama seperti kurva permintaan kurva penawaran digambar dengan asumsi bahwa faktorfaktor lain diluar harga jual adalah konstan perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat
perubahan harga jual terjadi pada titik-titik yang terletak sepanjang kurva penawaran.
Apabila salah satu faktor lain diluar harga jual berubah dengan asumsi harga jual konstan
perusahaan akan terdorong untuk menambah jumlah barang yang ditawarkan. Dalam hal ini,
kurva penawaran bergeser.
Gambar Grafik
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
4/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Keseimbangan Pasar.
Keadaan dalam suatu pasar dikatakan seimbang atau Equilibrium apabila jumlah yang
ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta
para pembeli pada harga tersebut misalkan :
Harga (Rp) Jumlah yang diminta Jumlah yang ditawarkan Sifat interaksi
4000
3000
2000
1000 400
600
900
1300 800
600
375
100 Kel. Penawaran
Keseimbangan
Kel. Permintaan
Kel. Permintaan
Grafik keseimbangan demand dan supply :
Gambar Grafik
*Kelebihan penawaran adalah jumlah yang ditawarkan di pasar adalah melebihi dari pada
yang diminta para pembeli.
*Kelebihan permintaan yaitu jumlah yang diminta para pembeli melebihi dari pada yang
ditawarkan para penjual.
Secara matematis syarat keseimbangan adalah :
Permintaan
= Penawaran
Qd
= Qs
C-dp
= -m+np
Dimana :
c
: Suatu angka tetap yang nilainya positif
d
: Kecondongan kurva permintaan selalu negatif
m
: Suatu angka tetap nilainya negatif
n
: Kecondongan kurva penawaran selalu positif
Qd
: Quantitas yang diminta, Qs = Quantitas yang di tawarkan
P
: Tingkat harga
Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran.
Analisis dengan menggunakan teori permintaan dan penawaran akan dapat membantu
memahami peristiwa-peristiwa ekonomi dalam masyarakat dan faktor-faktor yang
menimbulkan keadaan yang berlaku dalam hal-hal berikut:
Masalah sektor pertanian dalam jangka panjang dan pendek
Dalam jangka panjang di negara-negara maju perkembangan sektor pertanian dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu :
Pendapatan meningkat dengan pesat, tetapi permintaan terhadap barang pertanian sangat
lambat peningkatannya.
Teknologi disektor pertanian berkembang dengan pesat dan meningkatkan produktifitas.
Inilah sebabnya sedikit penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan harga barang pertanian
berkembang dengan lambat
Beberapa Kebijakan pemerintah di sektor pertanian
Campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi harga juga dilakukan di luar sektor pertanian,
mis: kebijakan pemerintah membatasi tingkat sewa rumah, membatasi harga suatu barang
(contoh : harga bensin). Kebijakan penekanan harga ini dinamakan kebijakan harga maksimum
apabila tidak dikendalikan atau diatur dengan baik kebijakan harga maksimum dapat
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
5/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
menimbulkan pasar gelap.
Efek pajak penjualan dan subsidi kepada keseimbangan permintaan dan penawaran.
Surplus Konsumen dan Produsen.
Surplus Konsumen.
Surplus Konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh karena mereka membeli suatu
komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh oleh konsumen karena harga yang berlaku pada
kondisi keseimbangan lebih rendah dari pada harga yang mereka mau bayarkan. Surplus
konsumen ditunjukkan oleh daerah yang ditunjukkan pada gambar 2.8
Dalam teori nilai guna, surplus konsumen menunjukkan terjadinya kelebihan kepuasan
yang dinikmati oleh konsumen. Kelebihan kepuasan ini muncul akibat adanya perbedaan
antara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi sejumlah komuditas dengan
pembayaran yang harus dikeluarkannya untuk memperoleh komuditas tersebut.
Pada saat terjadi surplus konsumen, kepuasan yang diperoleh oleh konsumen selalu lebih
besar dari pada pembayaran yang mereka keluarkan. Contoh :
Saat seorang konsumen pergi kepasar hendak membeli mangga, karena minatnya yang
tinggi, ia tidak keberatan membeli mangga yang pertama dengan harga Rp 1700/buah, tetapi
dipasar didapatinya harga mangga hanya Rp 1000/buah. Dengan demikian ia membayar
mangga dengan harga Rp 700/buah lebih murah dari harga yang tersedia dibayarnya. Keadaan
demikian akan terjadi hingga tercapainya kondisi keseimbangan karena pada saat itu harga
yang mau dibayar konsumen sama dengan harga pasar.
Surplus Produsen.
Surplus Produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka
beroperasi pada pasar komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh mereka karena harga yang
terbentuk di pasar melebihi harga yang mau mereka tawarkan pada tingkat penjualan tertentu.
Keseluruhan surplus ditunjukkan oleh daerah dalam gambar 2.8.
Penjelasan tentang surplus produsen dapat ditinjau dari sudut pandang yang sama dengan
surplus konsumen, yaitu pada kondisi dimana jumlah yang ditawarkan masih sedikit mereka
bersedia menawarkan sejumlah barang dengan harga yang lebih rendah daripada harga
keseimbangan pasar. Kondisi tersebut akan berakhir ketika keseimbangan muncul.
Gambar 2.8 Surplus Konsumen dan Surplus Produsen
ESTIMASI DAN PERAMALAN PERMINTAAN
Pendekatan Penelitian Pemasaran Untuk Estimasi Permintaan
Pada konsep peramalan permintaan terhadap 2 masalah utama yang perlu mendapatkan kajian
tertentu:
Pertama, Pengukuran pasar potensial saat sekarang dan peramalan pasar potensial di mana
akan datang.
Kedua, Pengukuran dari sebagai pasar potensial tersebut yang dapat diraih oleh proyek yang
bersangkutan saat sekarang dan pada masa yang akan datang.
Pasar potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin
dapat di jual dalam pasar tertentu dalam satu periode tertentu dibawah pengaruh suatu set
kondisi. Satu set kondisi tertentu disini meliputi variabel yang dapat di kontrol oleh calon
investor yakni “Marketing Mix” dan kemampuan manajemen lainnya. Serta variabel yang tidak
dapat dikontrol yakni kondisi perekonomian pada umumnya kondisi industri.
Sales potensial adalah proporsi (sebagian) dari keseluruhan pasar potensial yang diharapkan
dapat diraih oleh proyek yang bersangkutan. Selain itu perlu dipahami pengaruh kedudukan
produk dalam siklus usia produk dalam pemilihan metode peramalan. Apakah produk tersebut
merupakan produk baru dan sejauh mana derajat “kebaruan” produk tersebut. Apakah
produk tersebut benar baru baik bagi investor maupun bagi konsumen atau sekedar baru bagi
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
6/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
investor baru bagi investor tetapi tidak baru lagi bagi konsumen. Jika terjadi kendala demikian,
perlu dipertimbangkan pula apakah produk baru tersebut sesungguhnya merupakan suatu
rangkaian pengembangan dari jenis produk yang sudah ada sebelumnya. Jika produk tersebut
bukan produk baru perlu dipertimbangkan apakah produk tersebut dalam masa pertumbuhan
atau berada dalam tahap kejenuhan.
Perlu diperhatikan pula pada produk level mana dilakukan peramalan: produk items, produk
class, produk line, company sales atau yang lain.
Demikian pula pada unit atau area permintaan : lokal, nasional, internasional, dan juga struktur
persaingan yang di hadapi apakah pasar tersebut merupakan pasar oligopoli, monopoli, atau
yang lain tidak dapat dilupakan juga jangka waktu peramalan yang digunakan yakni jangka
pendek, menengah, atau panjang.
Estimasi Permintaan Dengan Analisis Regresi
Metode regresi mendasarkan diri pada hubungan sebab akibat atas terjadinya variasi dari suatu
variabel dan hubungan sebab akibat tersebut nampak dalam fungsi persamaan regresi.
Regresi Linier Sederhana
Pada hubungan ini hanya satu variabel yang dianggap berpengaruh atas terjadinya variabel yang
lain dan fungsi pemasaran liniernya adalah:
Y = a + bx
Dimana:
X : Variabel bebas (Independen)
Y : Variabel terikat /dependen
a,b : Koefisien regresi
Dengan menggunakan metode least squared nilai koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:
b=
a=
Dari persamaan regresi Y = a + bx yang telah diperoleh terdapat berbagai kemungkinan grafik
yang terjadi, misalnya b yang diperoleh sama dengan nol, maka persamaan regresi akan
menjadi y = a dan grafik yang terjadi adalah garis horizontal. Dalam keadaan tersebut
persamaan regresi yang ada tidak signifikan.
Regresi Linear Berganda
Pada analisis linear sederhana, variasi pada variabel terikat hanya dijelaskan oleh satu variasi
pada variabel bebas, maka pada analisa regresi linear berganda variasi pada variabel terikat
dijelaskan oleh lebih dari 1 variasi variabel bebas, namun masih menunjukkan diagram
hubungan yang linear.
Penambahan variasi variabel bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik
hubungan yang ada walaupun masih saja ada variabel bebas yang terabaikan.
Persamaan dari analisa regresi berganda ini, adalah :
Y : a + b1x1 + b2x2 + …………+ bnxn
Setelah diketahui hubungan antar variabel dalam persamaan regresi langkah berikutnya adalah
melakukan perhitungan derajat hubungan antar variabel tersebut dengan perhitungan koefisien
korelasi yakni:
R=
Jika misalkan koefisien korelasi dihitung hanya untuk hubungan sebab akibat dengan
menggunakan 2 variabel bebas dapat dilakukan dengan persamaan berikut:
R=
Dimana:
r12 : Koefisien korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas 1.
r13 : Koefisien korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas 2.
r23 : Koefisien korelasi antara variabel 1dan 2.
Peramalan Kualitatif.
Cara ini dilakukan jika data kualitatif yang berkenaan dengan faktor-faktor yang lain langsung
mempengaruhi terhadap permintaan tidak mencukupi. Kalaupun terhadap data tapi kurang
memadai jika dipaksakan untuk dijadikan dasar prakiraan maka akan menimbulkan hasil
prakiraan yang bias, tak proporsional dan tak relevan. Oleh karena itu lebih relevan jika
dipakai suatu cara kualitatif. Prakiraan kualitatif ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa
metode teknik sebagai berikut :
Tehnik Survei
Teknik ini dilakukan dengan observasi beberapa variabel ekonomi yang secara tidak langsung
mempunyai hubungan dengan permintaan pasar. Misalnya survei atas rencana para ibu rumah
tangga dalam pembelanjaan keperluan rumah tangganya baik keperluan primer maupun
keperluan sekunder.
Secara umum aspek-aspek yang di survei dapat kita rinci sebagai berikut:
Survei tentang rencana belanja rumah tangga masyarakat eksekutif perusahaan dan eksekutif
pemerintah yang berkaitan dengan rencana perusahaan dan pemerintahan. Rencana
pengeluaran apa saja yang diperlukan oleh kelompok rumah tangga dapat di rekam pada
survei ini.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
7/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Survei tentang keperluan atau kebutuhan pembelian material atau barang-barang dagangan bagi
para pelaku bisnis misalnya para distributor, agen penjualan, pedagang eceran dan lain-lain.
Survei tentang rencana pengeluaran konsumen atau masyarakat pada umumnya. Cara ini
dilakukan secara periodik atas beberapa produk yang akan dikonsumsi oleh kelompok
masyarakat umum. Sekaligus dapat dilihat kebutuhan produk atau barang jenis apa yang
dibutuhkan di masa atau beberapa tahun yang akan datang.
Dengan perkataan lain dapat disebutkan bahwa hasil survei ini secara tidak langsung dapat
digunakan untuk memperkirakan permintaan barang yang diproduksi perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Objek yang dituju sebagai sasaran perusahaan dan sebagai responden dalam kegiatan survei
pengumpulan opini ini sama dengan tehnik survei, yaitu: para eksekutif, agen atau distributor
serta konsumen atau masyarakat umumnya. Namun disini yang perlu ditambahkan sebagai
sasaran pengumpulan opini adalah dari para ahli atau pakar dibidangnya masing-masing, para
konsultan dan lain-lain, juga merupakan sasaran yang dituju untuk dimintai pendapat mereka
tentang berbagai persepsi dan wawasan, selera, keinginan, dan barang-barang apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya sekaligus potensi-potensi apa yang tersedia di
masyarakat yang perlu dan harus dipenuhi oleh perusahaan.
Sebagai contoh misalnya adalah harapan-harapan yang melekat pada produk otomotif sedan
yang terdiri atas : harga, kualitas, citra dan kebutuhan yang perlu dipenuhi pada produk
otomotif sedan. Bagi prinsipal otomotif sedan menjadi fokus perhatian untuk membuat produk
otomotif sedan sesuai dengan harapan dan keinginan yang kolektif dari semua pihak (strata
konsumen), maka volume permintaan konsumen beserta kualifikasinya atas otomotif sedan
akan tergambar secara tidak langsung dari hasil akumulasi opini ini.
KONSEP ELASTISITAS
Secara umum , elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat
kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang
mempengaruhinya.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di
bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti
dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi
kemakmuran.
Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk memahami
dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak
kenaikan pajak atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat,
kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator
ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas
dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap
pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat
analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif
kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah.
Elastisitas Permintaan Terhadap Harga, Permintaan Silang dan Pendapatan
Untuk mengukur seberapa jauh masing-masing faktor yang mempengaruhi konsumen (harga,
income, harga barang lain, dan advertensi) baik secara individual maupun secara simultan,
maka konsep elstisitas merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan.
Konsep elastisitas merupakan suatu cara uuntuk mengukur kecendrungan faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian tersebut mempengaruhi volume yang
diminta konsumen. Seperti yang diperkenalkan di atas bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi permimtaan konsumen adalah : harga, income, harag barang lain, biaya
advertensi, dan lain-lain.
Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga adalah kecenderungan berubahnya jumlah (volume) permintaan suatu barang,
yang disebabkan karena terjadinya perubahan harga barang yang bersangkutan. Dalam
pengertian lain seberapa besar pengaruh perubahan harga barang mempengaruhi konsumen
dalam merubah volume barang yang diminta.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
8/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
atau
atau
atau
Dengan melihat cara menghitumg angka elastisitas harga ini maka dapat ditafsirkan bahwa
makin besar angka elastisitas berarti makin besar pengaruh perubahan harga terhadap volume
permintaann. Sebaliknya jika makin kecil angka elastisitas harga berarti makin kecil pengaruh
perubahan harga terhadap volume permintaan. Hal ini terlihat dari pedoman ini:
Ep > 1
Ep < 1
Ep = 1
à Elastisitas.
à In Elastisitas.
à Unitary Elasticity.
Dengan pengertian dan pedoman di atas dapat diberikan penjelasan sebagi berikut:
Ep > 1 yang berarti Elastis.
Bahwa % perubahan Qd lebih besar daripada % perubahan P. Sedikit saja harga (P) berubah
berakibat perubahan yang lebih besar pada jumlah yang diminta (Qd).
Perubahan harga (P) sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan volume permintaan.
Volume permintaan sangat responsf terhadap perubahan harga, meski perubahan harga relatif
kecil.
Ep < 1 yang berarti In Elastis.
Bahwa % perubahan volume permintaan (Qd) lebih besar daripada % perubahan harganya.
Meski perubahan harga cukup besar tapi volume permintaan bereaksi lebih kecil daripad
perubahan harga.
Jumlah volume barang yang diminta konsumen tiadak responsif terhadap perubahan harganya.
Sifat permintaan konsumen atas barang ini tidak elastis. Artinya, konsumen hanya sedikit
reaksinya dalam merubah terhadap volume bareang yang diminta, meski harga berubah secara
drastiscukup besar.
Gambar: Permintaan elastis
Gambar: Permintaan in elastis
Elastisitas Pendapatan
Suatu pendekatan untuk mengetahui perilaku konsumen dalam melakukan pembelian atau
permintaan atas suatu barang, dengan memperhatikan daya beli yang dipunyai konsumen.
Pengaruh daya beli yang dipunyai konsumen merupakan sesuatu yang sangat menetukan
terhadap tingkat pembelian yang hendak dilakukan konsumen. Seberapa besar jumlah barang
yang hendak dibeli tergantung pada besarnya income yang dimiliki. Jika income per kapita
konsumen cukup besar maka daya beli yang dimiliki juga cukup besar. Sebaliknya jika income
perkapita mengalami penurunan maka daya beli yang dimiliki juga mengalami penurunan.
Pada umumnya hubungan antara perubahan income perkapita dengan jumlah permintaan
konsumen berhubungan positif. Artinya jika income naik, maka volume permintaan cenderung
naik. Tetapi jika income menurun biasanya jumlah volume barang yang akan dibeli juga
mengalami penurunan.
Oleh karena itu pada umumnya dalam menghitung elastisitas income selalu menghasilkan angka
positif. Sudah menjadi karakter manusia yagn selalu berkeinginan untuk memperbesar volume
permiintaan manakala income makin makin naik atau konsumen makin kaya. Ei= % perubahan
jumlah barang yang dimnita dibanding dengan % perubahan incomenya.
Dengan rumus nampak sebagai berikut:
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
9/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
atau
atau
atau
atau
à biasanositif
Artinya:
Jika I naik, maka cenderung meningkatkan Qd. Sebaliknya jika I turun, maka cenderung
akan menurunkan Qd.
Gambar: Pemintaan Elastisitas Income
Seberapa besar kecenderungan konsumen merubah volume permintaannya sehubungan
dengan perubahan insome yang dimiliki. Masalah ini akan diketahui dengan melihat koefisien
elastisitas income (Ei) nya sebagai berikut:
Jika Ei > 1, maka hal ini menunjukkan perubahan income perkapita diikuti oleh perubahan
searah dari jumlah barang yang diminta konsumen dalam proporsi yagn lebih besar. Secara riil,
jika income perkapita naik sebesar presentase tertentu, maka jumlah barang yang diminta
konsumen akan mengalami kenaikan dalam presentase lebih besar. Demikian juga sebaliknya,
jika income perkapita turun sebesar presentase tertentu maka jumlah barang yang akan diminta
konsumen akan mengalami penurunan presentase lebih besar.
Jika Ei < 1, maka hal ini menunjukkan bahwa perubahan income perkapita selalu diikuti
perubahan searah dari jumlah barang yang diminta dengan proporsi lebih kecil. Dengan
demikian respon konsumen untuk menambah jumlah barang yang diminta lebih kecil daripada
tambahan incomenya. Demikian juga jika income menurun dengan presentase tertentu, maka
respon konsumen untuk mengurangi jumlah barang yang diminta lebih sedikit daripada
presentase penurunan incomenya.
Elastisitas Silang
Elastisitas silang diartikan sebagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen dipengaruhi oleh
perubahan harga barang lain. Barang lain ini adalah barang yang bersifat subtitusi dan barang
yang bersifat komplemanter. Karena perilaku konsumen dalam melakukan pembelian atas
suatu barang sedikit banyak juga dipengaruhi oleh harga barang lain (baik sejejnis maupun
pelengkap), maka dapat kita deteksi dengan menghitung elastisitas silang. Cara menghitung
elastisitas silamg sebagai berikut:
Es = % Qdx / % Py
= dQdx / Qdx : dPy / Py
atau
atau
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
10/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Kalau Py itu harga barang subtitusi, maka biasanya Es positif. Tetapi kalau Py itu harga barang
komplementer, maka Es negatif. Oleh karena itu jika:
Es > +1 maka perubahan jumlah barang x yang diminta konsumen lebih besar daripada
perubahan harga y. Permintaan ini elastis.
Es > -1 idem untuk perubahan negatif. Artinya jika harga barang lain y naik, permintaan
konsumen atas barang x akan menurun lebih besar daripada kenaikan harga barang y tersebut.
Es < +1 perubahan jumlah barang x yang diminta konsumen lebih kecil daripada perubahan
harga barang y (perubahan positif).
Es < -1 perubahan atas jumlah barang x yang diminta konsumen disebabkan karena
perubahan negatif yang lebih besar dari harga barang y.
Elastisitas Advertensi
Biaya advertensi dapat dipengaruhi konsumen. Seberapa besaar pengaruh periklana atau
advertensi yang dilakukan terhadap volume permintaan konsumen. Cara mengukurnyua adalah
dengan menghitung elastisitas biaya advertensi. Elastisitas biaya advertensi (Ea) dapat dihitung
dengan:
Ea = %dQ / %dA
atau
atau
Jika Ea > 1 maka pengaruh biaya advertensi cukup besar atau elastis terhadap perubahan
volume permintaan konsumen. Tetapi jika Ea < 1 maka pengaruhnya relatif kesil terhadap
perubahan volume permintaan konsumen.
Penggunaan Elastisitas dalam Pengambilan Keputusan Manajerial
Sebagai pedoman untuk memperkirakan keputusan apa yang dapat dilakukan manajer
perusahaan dalam menghadapi perilaku konsumen ini berikut merupakan indikasi-indikasi dan
konsekuensi dari elastisitas harga permintaan.
Tabel. Elastisitas permintaan dan akibat perubahan harga.
Elastisitas Harga dinaikkan Harga diturunkan
Ep > 1 Total pendapatan akan turun Total pendapatan akan naik
Ep < 1 Total pendapatan akan naik Total pendapatan akan turun
Ep = 1 Total pendapatan tidak berubah Total pendapatan tidak berubah
Teori Produksi
A. Pengertian Teori Produksi
Bagi kebanyakan manajer perusahaan, persoalan produksi yang dihadapi adalah bagaimana
memproduksi suatu produk dengan komposisi yang palin menguntungkan Baik komposisi input
yang dipergunakan maupun komposisi jenis produk yang akan dihasilkan. Untuk
memkasimumkan profit, para manajer perusahaan harus berorientasi pada usaha memproduksi
secara efisien dengan beban biaya minimal.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
11/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Hal ini diartikan sebagai upaya untuk secara terus menerus mencari dan menemukan metode
rekayasa memproduksi serta membandingkan metode yang dipakai dengan metode yang
sudah pernah digunakan oleh perusahaan sebelumnya. Dari perbandingan tersebut dipilih suatu
metode yang merupakan terbaik, dengan menghasilkan keuntungan tertinggi bagi perusahaan.
Pada teori produksi yang biasa dibahas dalam kebanyakan literatur ekonomi manajerial
terdapat berbagai macam metode pendekatan. Pendekatan yang pertama ialah pendekatan
yang menggunakan satu variabel input. Pendekatan kedua dikenal sebagai pendekatan dua
variabel input dan pendekatan ketiga adalah dengan pendekatan biaya total.
B. Pendekatan Satu Variabel Input
Seperti kita ketahui bahwa faktor-faktor atau variabel yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan produksi adalah: faktor modal, tenaga kerja, bahan mentah dan bahan pembantu,
teknologi (alat-alat, masin dan perlengkapan produksi) dan manajemen. Akan tetapi di dalam
teori produksi (menentukan komposisi dan jumlah produksi) pendekatan satu variabel input
hanya hanya satu variabel saja yang dipergunakan. Di samping itu variabel ini memiliki posisi
yang penting dalam pembentukan nilai produksi yang cukup tinggi pada output yang
dihasilkan.
Input Labor Output Produk Marginal Produk Average Produk Elastisitas Produksi
0 0 - - 1 20 20 20
2 50 30 25 +1,28
3 90 40 30 +1,24
4 120 30 30 +1,00
5 140 20 28 +0,68
6 150 10 25 +0,37
7 155 5 22 +0,21
8 155 0 19 +0,00
perusahaan akan menggunakan jumlah tenaga kerja sebanyak 7 atau 8. Karena dengan tenaga
kerja sebesar tersebut jumlah produksi output dapat mencapai jumlah yang maksimal, yaitu
sebesar 155. Tetapi apabila menggunakan pertimbangan selain tenaga kerja, namun juga
tambahan produksi (marginal produksi) maka dengan tambahan tenaga kerja sama (1 labor)
ternyata yang dapat memberikan tambahan produksi sebesar terdapat pada penggunaan
tenaga kerja sebanyak 3. Karena dengan jumlah tenaga kerja sebesar itu dapat memberikan
tambahan produksi terbesar yakni sebesar 40. Hal ini berarti kita memperbandingkan antara
tambahan jumlah tenag kerja dengan tambahan ju,lah produksi pada posisi penggunaan tenaga
kerja sebanyak 3 tersebut justru mempunyai pengaruh yang paling besar bagi penambahan
jumlah produksi, lihat pada kolom MP pada jumlah 40.
Selanjutnya jika menggunakan kriteria average produksi, yang berarti menggunakan
perhitungan tingkat produktivitas per tenaga kerja (labor) maka tentunya perusahaan akan
memilih jumlah tenaga kerja yang dapat memberikan tingkat yang paling tinggi. Pada tabel di
atas terlihat pada menggunakan tenaga kerja (labor) sebanyak 3 atau 4. Karena pada jumloah
ini tingkat produktivitas per tenaga kerja yang dapat mencapai jumlah produksi paling tinggi
yaitu sebesar 30 unit.
Gambar: Kurva Total Produksi, Average Produksi, dan Marginal Produksi
C. PENDEKATAN DUA VARIABEL INPUT
Dalam pendekatan dua variabel input teori produksi hanya memperhitungkan dua macam
input, dimana kerdua macam input ini saling dapat menggantikan kedudukan penggunaannya
dalam produksi. Artinya jika input yang satu dikurangi atau ditambahkan maka akan dapat
digantikan perannya dengan ditambahkan atau dikurangi input yang lain.
Misalnya kita dapat mencontohkan antara input tenaga kerja dan mesin. Antara tenaga kerja
dan mesin disini dapat saling mengganti peran dalam melaksanakan fungsi produksi. Kalau
tenaga kerja ingin ditambah maka konsekwensinya porsi mesin dapat dikurangi.sebaiknya jika
tenaga kerja yang ingin dikurangi maka konsekwensinya harus menambah mesin sebagai
penggantinya untuk mencapai target produksi tertentu.
C.1, Isoquant (Jumlah Produksi Sama)
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
12/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Pendekatan ini digambarkan ke dalam kurva isoquant yang diartikan sebagai kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi yang efisien dari dua input yang diperlukan
untuk dapat menghasilkan output yang sama jumlahnya. Misalnya untuk menghasilkan output
sjumlah 50 unit maak terdapat kombinasi penggunaan input sebagai berikut:
Tabel. Kombinasi Mesin dan Labor untuk menghasilkan 50 unit Produk Output.
Kombinasi Mesin Labor
A 6 1
B 3 2
C 2 3
D 1 6
Dari tabel di atas terlihat kombinasi A di mana 6 mesin dan 1 labor dapat menghasilkan produk
output sebesar 50. Pada kombinasi B di mana 3 mesin dan 2 labor dihasilkan output sebesar
50. Dan kombinasi C di mana 2 mesin dan 3 labor juga dapat menghasilkan output sebesar 50.
Serta kombinasi D di mana 1 mesin dan 6 labor juga menghasilkan output sebesar 50.
Gambar. Kurva Isoquant, dari Penggunaan Labor dan Mesin
Kalau perusahaan ingin mendapatka komposisi input labor dan input kapital yang akan
menghasilkan output yang lebih besar, maka isoquant yagng tergambar makin bergeser ke
kanan. Sebaliknya komposisi input di mana output yang dihasilkan lebih sedikit, maka kurva
isoquant bergeser ke kiri. Kurva di atas menunjukkan titik kombinasi A, B, C, dan D yang
dapat menghasilkan output sebesar 50. Jika perusahaan ingin menghasilkan output lebih besar
dari 50 maka isoquant bergeser ke kanan. Yang berarti semakin besar komposisi input yang
dipergunakan untuk menghasilkan output yang lebih besar tersebut
C.2. Isocost (Garis Kemampuan Biaya)
Sebagaimana diketahui bahwa isoquant merupakan berbagai alternatif penggunaan input
untuk manghasilkan output yang sama jumlahnya. Namun sampai di situ masalah pemilihan
berapa komposisi jumlah input yang akan ditentukan belum bias dipastikan. Sebab isoquant
hanya membahas berbagai alternatif dan kondisi objektif dari sifat kemampuan alamiah dari
dua input yang dipergunakan menghasilkan output. Karena pada alternatif mana saja sepanjang
isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang dihasilkan samaPendekatan ini dikenal dengan
istilah Isocost, yang diartikan sebagai komposisi input atau kombinasi dua macam input yang
akan dipergunakan untuk menghasilkan output yang mampu dibiayai oleh perusahaan.
Seandainya saja perusahaan hanya menggunakan input labor dan kapital saja, maka
kemampuan perusahaan untuk membiayai ekspenditure labor dan kapital tercermin pada
persamaan berikut ini:
B = aL + Bk
Di mana B merupakan kemampuan dana perusahaan untuk membiayai labor dan kapital.
Sedangkan a merupakan harga per unit labor dan L merupakan jumlah unit labor yang
dipergunakan. Sedang b merupakan harga per unit kapital, dan K merupakan jumlah unit
kapital yang dipergunakan.
Persamaan di atas merupakan cerminan total biaya yang dipergunakan untuk membiayai
labor (aL) dan kapital (bK). Di samping itu persamaan ini merupakan batas kemampuan atau
ketersediaan perusahaan dalam membiayai labor dan kapital. Karena isocost menunjukkan
berbagai kombinasi labor (L) dan kapital (K), yang mampu atau disediakan oleh perusahaan,
maka batas isocost inilah yang diupayakan dapat menghasilkan output tertinggi atau terbesar.
Sebagai contoh dapat diberikan sebagai berikut:
Jika B (dana perusahaan) = Rp 1000,- harga per unit labor (a) adalah Rp 100,- dan harga per
u unit kapital (b) Rp 100,- maka perusahaan dengan dana tersebut mampu membiayai atau
menggunakan 10 unit labor, atau 10 unit kapital saja untuk memproduksi output tertentu.
Jika angka-angka ini dimasukkan ke dalam fungsi isocost akan terlihat sebuah fungsi:
1000 = 100L + 100K
Jika Rp 1000,- itu digunakan seluruhnya untuk labor, dalam arti K = 0 maka L = 10. jika
seluruhnya digunakan untuk kapital maka L = 0 dan K = 10. kemampuan itu tergambar pada
kurva berikut:
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
13/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Gambar. Kurva Isocost, atas Penggunaan Kapital dan Labor
Jadi sepanjang kurva isocost AB yang merupakan berbagai kombinasi pengguanaan input L
dan K, kemudian dapat dipilih satu kombinasi penggunaan input labor dan kapital untuk
memproduksi output yang diinginkan perusahaan. Kurva isocost akan bergeser ke kiri atau ke
kanan jika: dana, harga per satuan input mengalami perubahan. Seperti nampak pada
persamaan garis isocost AB, adalah: B = Al + bK, jika dibuat bentuk lain nampak seperti
berikut ini:
Bk = B – aL maka:
C.3. Kombinasi Input Optimal
Permasalahan kombinasi mana yang akan dipilih tentunya merupakan gabungan antara
kemampuan dan perusahaan dengan kuantitas yang dihasilkan yang tercermin pada isocost dan
isoquant yang telah diutarakan di atas. Oleh karena itu konsep gabungan isocost dan isoquant
ini diperlukan untuk membantu perusahaan dalam usaha mencapai kombinasi baik input
maupun output yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan. Jadi
penggunaan input optimal di sini dimaksudkan sebagai penggunaan input atau biaya tertentu
yang bisa menghasilkan output terbesar. Atau dengan mencapai output tertentu dilakukan
dengan pengorbanan biaya atau dana minimal.
Untuk mencapai kombinasi yang dimaksudkan di atas maka kita harus mencapai titik
singgung/titik himpit (tangen) antara kurva isocost dan isoquant. Sebagai contoh dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar. Kurva Titik Penggunaan Input Optimal
Maka pengorbanan biaya yang paling minimum untuk memproduksi output sebesar 50 adalah
kombinasi input pada titik P di mana input L = 5 unit dan input K = 4 unit. Bukan kombinasi
yang lain misalnya titik T karena pada titik ini harus menyediakan dana yang lebih besar.
Demikian juga untuk memproduksi output sebesar 80 maka kombinasi input yang optimal yang
tercermin pengorbanan dana minimal adalah pada titik Q bukan titik N dan M karena pada
kombinasi ini membutuhkan dana atau biaya yang lebih dibanding kombinasil Q.
MRTS = a / b
Jika MRST = MPL/MPK, maka kita dapat mengatakan bahwa kombinasi input yang optimal
ada pada posisi di mana:
MPL / MPK = a / b
Rumus dapat juga dinyatakan seperti berikut:
MPL / a = MPK / b
D. TINGKAT PENGGUNAAN INPUT OPTIMAL
Dalam perusahaan terdapat satu faktor input bersifat tetap, sedang faktor yang lain bersifat
variabel, maka persoalan yang ingin dibahas adalah bagaimana menentukan penggunaan faktor
input variabel yang paling optimal. masalah ini merupakan masalah yang penting, terutama bagi
perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, baik yang berskala kecil maupun yang
berskala besar.
Untuk membahas masalah ini terlebih dahulu perlu diketahui tentang dua hal yaknidi satu pihak
adalah Pendapatan Marginal (MR) dari input yang bersifat variabel dan di lain pihak adalan
Pengeluaran Marginal (Margianal Expenditure) dari input tersebut. Karena untuk menentukan
penggunaan input yang paling optimal kedua hal tersebut harus sama jumlahnya atau nilainya.
(Ingat fungsi turunan atau deferensial integral dalam matematika ekonomi).
D.1 PENDAPATAN MARGINAL DARI INPUT VARIABEL
Pendapatan marginal dari input variabel adalah tambahan pendapatan (dalam satuan mata
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
14/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
uang) sebagai akibat dari tambahan pengunaan input variabel tersebut. Rumusan tersebut
dinotasikan dengan MRP,=dTR/dY,dimana dTR merupakan perubahan total pendapatan
sebagai akibat dari perubahan pengunaan input variabel y yang digunakan perusahaan.
Notasi tersebut berasal dari MRP = dTR / dY = dTR / dQ x dQ / dY. MRP = dTR / dY,
adalah pendapatan marginal yang diperoleh karena menggunakan input variabel (misal tenaga
kerja atau labor).dalam contoh dimisalkan y atau Y adalah notasi untuk labor atau tenaga
kerja. dTR/dQ adalah pendapatan marginal karena adanya tambahan produksi atau output .hal
inidapat kita samakan dengan harga per satuan dari produk yang dihasilkan perusahaan karena
harga jual produk ini tidak lain adalah merupakan pendapatan marginalnya. dQ/dY= MP
,adalah rasio antara tambahan produksi dibanding dengan tambahan input variabelnya,(dalam
hal ini tambahan output dengan tambahan labor atau tenaga kerja) dengan demikian rumusanrumusan itu dapat dilakukan dengan rumusan lain seperti berikut ini :
MRP = MR x MP
D.2 PENGELUARAN MARGINAL
Pengeluaran marginal atau marginal expenditure adalah jumlah tambahan input variabel yang
dimasukkan sebagai bagian dari total biaya perusahaan keseluruhan,notasinya adalah Mey
yang kepanjangannya dapat disebutkan sebagai Marginal Expenditure dari input variabel y
(labor atau tenaga kerja) ini dapat diartikan sebagai besarnya kontribusi tambahan input
variabel ini terhadapa tambahan biaya total produksi perusahaan secara keseluruhan.dari
pengertian ini dapat dirumuskan notasinya sebagai berikut :
ME = dTC / dY.
Sebagai contoh ilustrasi dapat dikemukakan, misalkan perusahaan elektronik yang
memproduksi televisi berwarna,memiliki data hubungan antara jumlah produksi televisi (Q) per
hari dengan jumlah pekerja televisi yang dipekerjakan (Y) di perusahaan tersebut per harinya
dengan notasi fungsional sbb:
Q = 98Y - 3Y²
Andaikan perusahaan pada saat ini merencanakan harga perunit TV tersebut US$
500.Maka hal ini berarti pendapatan marginal perusahaan tersebut sebesar US$ 500. Upah
gaji pekerjanya misalkan US$ 1000 per hari. Berapa pekerja yang sebaiknya dipakai
perharinya oleh perusahaan tersebut agar penggunaan tenaga kerja dapat menghasilkan output
yang optimal dan perusahaan mendapat keuntungan yang maksimal
TEORI DAN ESTIMASI BIAYA
1. Karakteristik Biaya.
Salah satu hal penting dalam analisis biaya adalah perbedaan antara biaya eksplisit dan implisit.
Biaya Eksplisit (explicit cost) berarti pengeluaran aktual, dan harga pembelian bahan mentah
serta barang setengah jadi. Biaya Implisit (implicit cost) berarti nilai input yang dimilki dan
digunakan oleh perusahaan dalam aktivitasnya sendiri.
Meskipun perusahan tidak mengeluarkan sejumlah biaya aktual tertentu dalam menggunakan
input tersebut, input-input tersebut tidaklah gratis, karena perusahaan dapat menjual atau
menyewakan input yang dimiliki kepada perusahan lain. Jumlah input yang dimiliki yang dapat
perusahaan jual atau sewakan kepada perusahaan lain mencerminkan biaya produksi
perusahaan yang memiliki dan menggunakan input-input tersebut.
Biaya implisit meliputi gaji tertinggi yang dapat diperoleh oleh si pengusaha apabila bekerja
ditempat alternatif terbaiknya, dan pendapatan tertinggi yang dapat diperoleh perusahaan dari
menginvestasikan modalnya dalam alternatif lain yang paling menguntungkan atau
menyyewakan tanah dan bangunan yang dimiliki kepada penawar tertinggi (dibandingkan
dengan menggunakan sendiri).
Dalam ilmu ekonomi baik biaya implisit maupun eksplisitharus dipertimbangkan. Artinya, dalam
mengukur biaya produksi, perusahaan harus memasukkan biaya alternatif atau biaya
oportunitas (alternative or opportunity cost) seluruh input, baik yang dimilki atau dibeli oleh
perusahaan. Alasannya bahwa perusahaan tidak menahan input yang disewakan jika input
tersebut dibayar dengan harga yang lebih rendah dari harga yang dibayar oleh perusahaan lain.
Biaya ekonomis (economic cost) seperti ini harus dibedakan dari biaya akuntansi (accounting
cost), yang hanya mengaju pada pengeluaran aktual perusahaan atau biaya eksplisit, yang
digunakan untuk membeli atau menyewakan input. Biaya akuntansi atau biaya historis penting
untuk laporan keuangan perusahan dan untuk pajak. Bagi tujuan pengambilan keputusan
manajerial (yang merupakan perhatian utama), biaya ekonomis atau biaya oportunitas adalah
konsep biaya relevan (relevant cost) yang harus digunakan. Berikut contoh yang peranannya
dalam mengambil keputusan manajerial yang tepat.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
15/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Contoh dalam pengukuran biaya penyusutan (depresiasi) untuk aset yang tahan lama atau
berumur panjang. Misalkan suatu perusahaan membeli sebuah mesin seharga $1.000 . jika
umur mesin tersebut diperkirakan 10 tahun dan akuntan menghitung penyusutan dengan
menggunakan metode penyusutan garis lurus atau straight line (yaitu $100 per tahun), nilai
akuntansi dari mesin tersebut adalah nol pada akhir tahun kesepuluh. Anggap bahwa mesin
tersebut dapat tetap digunakan untuk tahun berikutnya, dan perusahaan dapat menjual mesin
tersebut seharga $120 pada akhir tahun kesepuluh atau menggunakannya untuk tahun-tahun
selanjutnya. Biaya penggunaan mesin tersebut nol sepanjang akuntan mempertimbangkan
(karena mesin tersebut telah didepresiasi secara penuh), tetapi bagi ekonom nilainya tetap
$120. Penetapan biaya yang tidak tepat sebesar nol untuk penggunaan mesin akan menjadi
salah dalam sudut pandang ekonomi dan dapat menyebabkan pengambilan keputusan
manajerial yang keliru.
2. Fungsi Biaya Jangka Pendek.
Dalam pembahasan pada materi ini, akan dibedakan antara biaya tetap (fixed cost) dengan
biaya variabel (variable cost) dan menurunkan fungsi biaya total dan biaya per unit dari suatu
perusahaan. Fungsi biaya ini diturunkan dari harga input dan kombinasi input optimum yang
digunakan untuk memproduksi berbagai tingkat output.
2.1 fungsi biaya total dan biaya perunit jangka pendek.
Kewajiban total perusahaan per periode waktu untuk seluruh input tetap disebut biaya tetap
total (total fixed cost / TFC). Biaya ini meliputi pembayaran bunga terhadap modal yang
dipinjam, pengeluaran sewa terhadap pabrik yang disewa dan perlengkapan, pajak
kepemilikan benda-benda dan gaji yang tetap karena kontrak, yang harus dibayar selama umur
kontrak tanpa melihat apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Biaya variabel total (total
variabel cost / TVC), disisi lain adalah kewajiban total perusahaan per periode waktu untuk
seluruh input variabel yang digunakan. Input variabel adalah input yang dapat dengan mudah
diubah oleh perusahaan dalam waktu singkat. Termasuk dalam biaya variabel pembayaran
adalah untuk bahan mentah, bahan bakar, depresiasi yang terkait dengan penggunaan pabrik
dan peralatan, sebagian besar biaya tenaga kerja, pajak, dan lain-lain. Biaya total (total cost /
TC) sama dengan biaya tetap total (TFC) ditambah dengan biaya variable total (TVC), artinya
:
TC = TFC + TVC
Fungsi ini menunjukkan bahwa biaya tetap, variabel, dan biaya total y
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Lainnya
Blog Berikut»
Buat Blog
Masuk
Happy
Minggu, 18 Desem ber 2016
jurnal ekonomi manajerial
Tugas Jurnal ekonomi manajerial
Mengenai Saya
Hortulana Fau
Orangnya sederhana
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
EKONOMI MANAJERIAL
▼ 2016 (2)
▼ Desember (2)
jurnal ekonomi manajerial
fhian Sunday, 23 January 2011 ekonomi
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL
Pengertian Ekonomi Manajerial
Ekonomi Evan J. Douglas (1995) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai berikut :
"Ekonomi Manajerial adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan
prinsip-prinsip metodologi ekonomi dalam proses pengambilan keputusan perusahaan atau
organisasi"
Menurut Dominic Salvatore (1996) adalah :
"Ekonom Manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya aplikasi teori ekonomi
dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang menelaah bagaimana organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien".
Jadi, managerial economics yaitu aplikasi (penerapan) teori ekonomi dan perangkat analisis
ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau
maksudnya dengan cara yang paling efisien.
Masalah keputusan manajemen
Masalah keputusan manajemen dalam teori ekonomi :
· Mikro ekonomi
· Makro ekonomi
Masalah keputusan manajemen dalam ilmu keputusan :
· Matematika ekonomi
· Ekonometri (statistika)
Aplikasi teori ekonomi dan perangkat ilmu keputusan untuk memecahkan masalah keputusan
manajerial atau dengan kata lain solusi optimum untuk masalah keputusan. Inilah sebabnya
mengapa ekonomi manajerial perlu dipelajari, karena ekonomi manajerial merujuk pada
aplikasi teori ekonomi dan perangkat ilmu keputusan untuk menemukan solusi optimal dalam
berbagai masalah keputusan manajerial.
Keterkaitan ekonomi manajerial dengan teori ekonomi, ilmu keputusan dan berbagai area
fungsional ilmu administrasi bisnis.
· Keterkaitan dengan teori ekonomi
o Mikro ekonomi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomis secara individual
sebagai unit pengambilan keputusan seperti: konsumsi individu, pemilik sumber daya dan
perusahaan bisnis di dalam sistem perdagangan bebas.
o Makro ekonomi ialah ilmu yang membahas output, konsumsi, pekerjaan, investasi dan
harga secara keseluruhan (agregat) di perekonomian.
Teori ekonomi memprediksi dan menjelaskan prilaku ekonomi yang menjadi faktor penentu
yang paling penting atas pengambilan keputusan.
· Keterkaitan dengan ilmu keputusan
Ilmu keputusan terdiri dari perangkat matematika ekonomi dan ekonometri (statistika) untuk
membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan perilaku
optimum perusahaan yaitu mencapai tujuannya dengan cara yang paling efisien.
Matematika ekonomi digunakan untuk memformulakan (menggambarkan dalam bentuk
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
1/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
persamaan) model ekonomi yang dipostulatkan dalam teori ekonomi. Dan ekonometri
kemudian menerapkan peralatan statistik (terutama analisis regresi) pada data dunia nyata
untuk mengestimasi model yang dipostulatkan oleh teori ekonomi dan digunakan untuk
peramalan (forecasting).
· Keterkaitan dengan berbagai area fungsional ilmu administrasi bisnis
Area fungsional administrasi bisnis meliputi :
- Akuntansi - Manajemen sumber daya manusia
- Keuangan - Produksi
- Pemasaran
Jadi, ekonomi manajerial merupakan pelajaran yang ruang lingkupnya luas yang
menggabungkan teori ekonomi, ilmu pengambilan keputusan dan area fungsional ilmu
administrasi bisnis dan membahas bagaimana hal tersebut berinteraksi satu sama lain pada saat
perusahaan berusaha mencapai tujuannya dengan cara yang paling efisien.
Proses yang terkait dengan semua pengambilan keputusan manajerial, yaitu:
· Menetapkan tujuan perusahaan atau organisasi
· Mengidentifikasi berbagai solusi-solusi
· Mendefinisikan masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut
· Memilih solusi terbaik dari berbagai solusi yang tersedia
· Mengimplementasikan keputusan tersebut
Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana keuntungan merupakan
selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total.
Ekonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan, penjelasan,
dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model tersebut dapat berupa variabel, grafik dan
matematik.
Misalkan analisis present value dilakukan dengan mendiskontokan aliran kas masa sekarang
dengan tujuan untuk mengambil ke putusan. Tingkat diskonto yang cocok adalah opportunity
interest rate yang merupakan tingkat penerima atau hasil yang paling baik dengan tingkat resiko
yang sama.
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Pada prinsipnya, jumlah dari barang dan jasa yang mau dan akan dibeli oleh konsumen pada
satu periode tertentu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yaitu:
· Harga barang itu sendiri
· Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut
· Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
· Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
· Cita rasa masyarakat/selera masyarakat
· Jumlah penduduk
· Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan:
“Makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang
tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap
barang tersebut”.
Secara matematis, fungsi permintaan suatu barang adalah:
Dx,t = f(Px,t;Yt;PR,t;Pex,t+I;S)
Dimana:
Dx,t : Jumlah barang yang x yang dibeli pada periode t
Dx,t : harga barang x pada periode t
Yt
: Pendapatan konsumen pada periode t
PR,t : harga barang terkait pada periode t
Pex,t+I : harapan akan gerakan harga barang x pada periode t + i
S
: selera konsumen
Partial derivatif, efek dari perubahan satu faktor (variabel) dengan asumsi variabel lain
konstan.
(tandanya tergantung jenis barangnya)
Fungsi permintaan adalah daftar harga dan barang yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen
pada periode tertentu. Makin rendah harganya makin banyak yang mau membeli.
Hubungannya negatif dan menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta
kondumen dan harga barang ada 3 (tiga) cara untuk menyatakan permintaan,yaitu:
· Sebagai skedul / tabel.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
2/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
· Sebagai grafik.
· Sebagai fungsi.
· Skedul / tabel permintaan.
Jumlah diminta Harga/unit (dalam ribu Rp)
400
600
900
1300 4
3
2
1
Tabel tersebut merupakan daftar harga dan jumlah barang yang diminta konsumen
suatu periode tersebut.
· Grafik.
pada
Gambar Grafik
Kurva ini menunjukkan jumlah barang yang diminta konsumen per unit waktu pada berbagai
kombinasi harga.
· Fungsi
Demand dapat juga digambarkan sebagai fungsi:
Dx ; f(Px)
Disini variabel-variabel lain dianggap konstan. Jadi jumlah barang yang diminta adalah fungsi
harga dimana variabel-variabel lain dianggap konstan.
Pergeseran Kurva Permintaan
Ada 2 perubahan yang terjadi pada pergeseran kurva permintaan, yaitu perubahan jumlah
barang yang diminta akibat perubahan harga (cateris paribus) dan pergeseran kurva permintaan
akibat perubahan faktor lain pada harga yang sama.
Apabila barang subtitusi maka kenaikan harga barang akan mendorong kenaikan permintaan
barang maka kurva permintaan tersebut akan bergeser ke kanan.
Apabila barangnya komplementer, kenaikan harga barang akan mengurangi permintaan akan
barang tersebut sehingga pada harga yang sama kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
Apabila harga diharapkan akan naik dimasa mendatang (ekspektasi), maka permintaan akan
barang tersebut akan naik saat ini, jadi pada harga yang sama kurva permintaan akan bergeser
ke kanan.
Untuk selera agak sulit,yang pasti perubahan selera (esp: makin suka akan suatu barang) akan
menyebabkan permintaan naik. Pada harga yang sama kenaikan permintaan akibat perubahan
selera akan menggeser kurva permintaan ke kanan.
Teori Penawaran
Pada dasarnya jumlah dari barang dan jasa yang ditawarkan untuk di jual di pasar tergantung
pada sejumlah besar variabel. Akan tetapi sama seperti permintaan untuk mempermudah
analisis tersebut terdapat faktor-faktor yang penting yaitu:
· Harga jual barang tersebut
· Tingkat teknologi
· Biaya produksi yang menghasilkan harga input
· Harga barang terkait
· Harapan akan kenaikan harga dimasa mendatang
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa :
“Makin tinggi harga sesuatu barang semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan
oleh para penjual sebaliknya makin rendah harga sesuatu barang semakin sedikit jumlah barang
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
3/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
tersebut yang ditawarkan”.
Secara matematis fungsinya adalah
x,t =f (Px,t;Tt;PF,t;PR,t;Pex,t+i)
Dimana:
Sx,t : jumlah barang x yang ditawarkan pada periode t
Px,t : harga barang x pada periode t
Tt : tingkat teknologi yang tersedia pada periode t
PF,t : harga faktor produksi untuk barang x pada periode t
Px,t : Harga barang terkait pada periode t
Pex,t+I : Harapan akan gerakan jual barang x pada periode t+i
Partial derivative ialah efek dari perubahan satu variabel dengan asumsi variabel lain konstan.
Fungsi Penawaran
Penawaran merupakan daftar harga dan barang yang mau dan dapat ditawarkan oleh produsen
pada periode tertentu, hubungannya positif.
x : f(Px)
Skedul / Tabel Penawar.
Keadaan Harga (Rp) Jumlah yang ditawarkan (unit)
A
B
C
D 4000
3000
2000
1000 800
600
375
100
Grafik
Gambar Grafik
Pergeseran Kurva penawaran
Sama seperti kurva permintaan kurva penawaran digambar dengan asumsi bahwa faktorfaktor lain diluar harga jual adalah konstan perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat
perubahan harga jual terjadi pada titik-titik yang terletak sepanjang kurva penawaran.
Apabila salah satu faktor lain diluar harga jual berubah dengan asumsi harga jual konstan
perusahaan akan terdorong untuk menambah jumlah barang yang ditawarkan. Dalam hal ini,
kurva penawaran bergeser.
Gambar Grafik
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
4/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Keseimbangan Pasar.
Keadaan dalam suatu pasar dikatakan seimbang atau Equilibrium apabila jumlah yang
ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta
para pembeli pada harga tersebut misalkan :
Harga (Rp) Jumlah yang diminta Jumlah yang ditawarkan Sifat interaksi
4000
3000
2000
1000 400
600
900
1300 800
600
375
100 Kel. Penawaran
Keseimbangan
Kel. Permintaan
Kel. Permintaan
Grafik keseimbangan demand dan supply :
Gambar Grafik
*Kelebihan penawaran adalah jumlah yang ditawarkan di pasar adalah melebihi dari pada
yang diminta para pembeli.
*Kelebihan permintaan yaitu jumlah yang diminta para pembeli melebihi dari pada yang
ditawarkan para penjual.
Secara matematis syarat keseimbangan adalah :
Permintaan
= Penawaran
Qd
= Qs
C-dp
= -m+np
Dimana :
c
: Suatu angka tetap yang nilainya positif
d
: Kecondongan kurva permintaan selalu negatif
m
: Suatu angka tetap nilainya negatif
n
: Kecondongan kurva penawaran selalu positif
Qd
: Quantitas yang diminta, Qs = Quantitas yang di tawarkan
P
: Tingkat harga
Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran.
Analisis dengan menggunakan teori permintaan dan penawaran akan dapat membantu
memahami peristiwa-peristiwa ekonomi dalam masyarakat dan faktor-faktor yang
menimbulkan keadaan yang berlaku dalam hal-hal berikut:
Masalah sektor pertanian dalam jangka panjang dan pendek
Dalam jangka panjang di negara-negara maju perkembangan sektor pertanian dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu :
Pendapatan meningkat dengan pesat, tetapi permintaan terhadap barang pertanian sangat
lambat peningkatannya.
Teknologi disektor pertanian berkembang dengan pesat dan meningkatkan produktifitas.
Inilah sebabnya sedikit penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan harga barang pertanian
berkembang dengan lambat
Beberapa Kebijakan pemerintah di sektor pertanian
Campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi harga juga dilakukan di luar sektor pertanian,
mis: kebijakan pemerintah membatasi tingkat sewa rumah, membatasi harga suatu barang
(contoh : harga bensin). Kebijakan penekanan harga ini dinamakan kebijakan harga maksimum
apabila tidak dikendalikan atau diatur dengan baik kebijakan harga maksimum dapat
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
5/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
menimbulkan pasar gelap.
Efek pajak penjualan dan subsidi kepada keseimbangan permintaan dan penawaran.
Surplus Konsumen dan Produsen.
Surplus Konsumen.
Surplus Konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh karena mereka membeli suatu
komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh oleh konsumen karena harga yang berlaku pada
kondisi keseimbangan lebih rendah dari pada harga yang mereka mau bayarkan. Surplus
konsumen ditunjukkan oleh daerah yang ditunjukkan pada gambar 2.8
Dalam teori nilai guna, surplus konsumen menunjukkan terjadinya kelebihan kepuasan
yang dinikmati oleh konsumen. Kelebihan kepuasan ini muncul akibat adanya perbedaan
antara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi sejumlah komuditas dengan
pembayaran yang harus dikeluarkannya untuk memperoleh komuditas tersebut.
Pada saat terjadi surplus konsumen, kepuasan yang diperoleh oleh konsumen selalu lebih
besar dari pada pembayaran yang mereka keluarkan. Contoh :
Saat seorang konsumen pergi kepasar hendak membeli mangga, karena minatnya yang
tinggi, ia tidak keberatan membeli mangga yang pertama dengan harga Rp 1700/buah, tetapi
dipasar didapatinya harga mangga hanya Rp 1000/buah. Dengan demikian ia membayar
mangga dengan harga Rp 700/buah lebih murah dari harga yang tersedia dibayarnya. Keadaan
demikian akan terjadi hingga tercapainya kondisi keseimbangan karena pada saat itu harga
yang mau dibayar konsumen sama dengan harga pasar.
Surplus Produsen.
Surplus Produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka
beroperasi pada pasar komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh mereka karena harga yang
terbentuk di pasar melebihi harga yang mau mereka tawarkan pada tingkat penjualan tertentu.
Keseluruhan surplus ditunjukkan oleh daerah dalam gambar 2.8.
Penjelasan tentang surplus produsen dapat ditinjau dari sudut pandang yang sama dengan
surplus konsumen, yaitu pada kondisi dimana jumlah yang ditawarkan masih sedikit mereka
bersedia menawarkan sejumlah barang dengan harga yang lebih rendah daripada harga
keseimbangan pasar. Kondisi tersebut akan berakhir ketika keseimbangan muncul.
Gambar 2.8 Surplus Konsumen dan Surplus Produsen
ESTIMASI DAN PERAMALAN PERMINTAAN
Pendekatan Penelitian Pemasaran Untuk Estimasi Permintaan
Pada konsep peramalan permintaan terhadap 2 masalah utama yang perlu mendapatkan kajian
tertentu:
Pertama, Pengukuran pasar potensial saat sekarang dan peramalan pasar potensial di mana
akan datang.
Kedua, Pengukuran dari sebagai pasar potensial tersebut yang dapat diraih oleh proyek yang
bersangkutan saat sekarang dan pada masa yang akan datang.
Pasar potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin
dapat di jual dalam pasar tertentu dalam satu periode tertentu dibawah pengaruh suatu set
kondisi. Satu set kondisi tertentu disini meliputi variabel yang dapat di kontrol oleh calon
investor yakni “Marketing Mix” dan kemampuan manajemen lainnya. Serta variabel yang tidak
dapat dikontrol yakni kondisi perekonomian pada umumnya kondisi industri.
Sales potensial adalah proporsi (sebagian) dari keseluruhan pasar potensial yang diharapkan
dapat diraih oleh proyek yang bersangkutan. Selain itu perlu dipahami pengaruh kedudukan
produk dalam siklus usia produk dalam pemilihan metode peramalan. Apakah produk tersebut
merupakan produk baru dan sejauh mana derajat “kebaruan” produk tersebut. Apakah
produk tersebut benar baru baik bagi investor maupun bagi konsumen atau sekedar baru bagi
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
6/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
investor baru bagi investor tetapi tidak baru lagi bagi konsumen. Jika terjadi kendala demikian,
perlu dipertimbangkan pula apakah produk baru tersebut sesungguhnya merupakan suatu
rangkaian pengembangan dari jenis produk yang sudah ada sebelumnya. Jika produk tersebut
bukan produk baru perlu dipertimbangkan apakah produk tersebut dalam masa pertumbuhan
atau berada dalam tahap kejenuhan.
Perlu diperhatikan pula pada produk level mana dilakukan peramalan: produk items, produk
class, produk line, company sales atau yang lain.
Demikian pula pada unit atau area permintaan : lokal, nasional, internasional, dan juga struktur
persaingan yang di hadapi apakah pasar tersebut merupakan pasar oligopoli, monopoli, atau
yang lain tidak dapat dilupakan juga jangka waktu peramalan yang digunakan yakni jangka
pendek, menengah, atau panjang.
Estimasi Permintaan Dengan Analisis Regresi
Metode regresi mendasarkan diri pada hubungan sebab akibat atas terjadinya variasi dari suatu
variabel dan hubungan sebab akibat tersebut nampak dalam fungsi persamaan regresi.
Regresi Linier Sederhana
Pada hubungan ini hanya satu variabel yang dianggap berpengaruh atas terjadinya variabel yang
lain dan fungsi pemasaran liniernya adalah:
Y = a + bx
Dimana:
X : Variabel bebas (Independen)
Y : Variabel terikat /dependen
a,b : Koefisien regresi
Dengan menggunakan metode least squared nilai koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:
b=
a=
Dari persamaan regresi Y = a + bx yang telah diperoleh terdapat berbagai kemungkinan grafik
yang terjadi, misalnya b yang diperoleh sama dengan nol, maka persamaan regresi akan
menjadi y = a dan grafik yang terjadi adalah garis horizontal. Dalam keadaan tersebut
persamaan regresi yang ada tidak signifikan.
Regresi Linear Berganda
Pada analisis linear sederhana, variasi pada variabel terikat hanya dijelaskan oleh satu variasi
pada variabel bebas, maka pada analisa regresi linear berganda variasi pada variabel terikat
dijelaskan oleh lebih dari 1 variasi variabel bebas, namun masih menunjukkan diagram
hubungan yang linear.
Penambahan variasi variabel bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik
hubungan yang ada walaupun masih saja ada variabel bebas yang terabaikan.
Persamaan dari analisa regresi berganda ini, adalah :
Y : a + b1x1 + b2x2 + …………+ bnxn
Setelah diketahui hubungan antar variabel dalam persamaan regresi langkah berikutnya adalah
melakukan perhitungan derajat hubungan antar variabel tersebut dengan perhitungan koefisien
korelasi yakni:
R=
Jika misalkan koefisien korelasi dihitung hanya untuk hubungan sebab akibat dengan
menggunakan 2 variabel bebas dapat dilakukan dengan persamaan berikut:
R=
Dimana:
r12 : Koefisien korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas 1.
r13 : Koefisien korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas 2.
r23 : Koefisien korelasi antara variabel 1dan 2.
Peramalan Kualitatif.
Cara ini dilakukan jika data kualitatif yang berkenaan dengan faktor-faktor yang lain langsung
mempengaruhi terhadap permintaan tidak mencukupi. Kalaupun terhadap data tapi kurang
memadai jika dipaksakan untuk dijadikan dasar prakiraan maka akan menimbulkan hasil
prakiraan yang bias, tak proporsional dan tak relevan. Oleh karena itu lebih relevan jika
dipakai suatu cara kualitatif. Prakiraan kualitatif ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa
metode teknik sebagai berikut :
Tehnik Survei
Teknik ini dilakukan dengan observasi beberapa variabel ekonomi yang secara tidak langsung
mempunyai hubungan dengan permintaan pasar. Misalnya survei atas rencana para ibu rumah
tangga dalam pembelanjaan keperluan rumah tangganya baik keperluan primer maupun
keperluan sekunder.
Secara umum aspek-aspek yang di survei dapat kita rinci sebagai berikut:
Survei tentang rencana belanja rumah tangga masyarakat eksekutif perusahaan dan eksekutif
pemerintah yang berkaitan dengan rencana perusahaan dan pemerintahan. Rencana
pengeluaran apa saja yang diperlukan oleh kelompok rumah tangga dapat di rekam pada
survei ini.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
7/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Survei tentang keperluan atau kebutuhan pembelian material atau barang-barang dagangan bagi
para pelaku bisnis misalnya para distributor, agen penjualan, pedagang eceran dan lain-lain.
Survei tentang rencana pengeluaran konsumen atau masyarakat pada umumnya. Cara ini
dilakukan secara periodik atas beberapa produk yang akan dikonsumsi oleh kelompok
masyarakat umum. Sekaligus dapat dilihat kebutuhan produk atau barang jenis apa yang
dibutuhkan di masa atau beberapa tahun yang akan datang.
Dengan perkataan lain dapat disebutkan bahwa hasil survei ini secara tidak langsung dapat
digunakan untuk memperkirakan permintaan barang yang diproduksi perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Objek yang dituju sebagai sasaran perusahaan dan sebagai responden dalam kegiatan survei
pengumpulan opini ini sama dengan tehnik survei, yaitu: para eksekutif, agen atau distributor
serta konsumen atau masyarakat umumnya. Namun disini yang perlu ditambahkan sebagai
sasaran pengumpulan opini adalah dari para ahli atau pakar dibidangnya masing-masing, para
konsultan dan lain-lain, juga merupakan sasaran yang dituju untuk dimintai pendapat mereka
tentang berbagai persepsi dan wawasan, selera, keinginan, dan barang-barang apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya sekaligus potensi-potensi apa yang tersedia di
masyarakat yang perlu dan harus dipenuhi oleh perusahaan.
Sebagai contoh misalnya adalah harapan-harapan yang melekat pada produk otomotif sedan
yang terdiri atas : harga, kualitas, citra dan kebutuhan yang perlu dipenuhi pada produk
otomotif sedan. Bagi prinsipal otomotif sedan menjadi fokus perhatian untuk membuat produk
otomotif sedan sesuai dengan harapan dan keinginan yang kolektif dari semua pihak (strata
konsumen), maka volume permintaan konsumen beserta kualifikasinya atas otomotif sedan
akan tergambar secara tidak langsung dari hasil akumulasi opini ini.
KONSEP ELASTISITAS
Secara umum , elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat
kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang
mempengaruhinya.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di
bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti
dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi
kemakmuran.
Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk memahami
dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak
kenaikan pajak atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat,
kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator
ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas
dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap
pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat
analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif
kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah.
Elastisitas Permintaan Terhadap Harga, Permintaan Silang dan Pendapatan
Untuk mengukur seberapa jauh masing-masing faktor yang mempengaruhi konsumen (harga,
income, harga barang lain, dan advertensi) baik secara individual maupun secara simultan,
maka konsep elstisitas merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan.
Konsep elastisitas merupakan suatu cara uuntuk mengukur kecendrungan faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian tersebut mempengaruhi volume yang
diminta konsumen. Seperti yang diperkenalkan di atas bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi permimtaan konsumen adalah : harga, income, harag barang lain, biaya
advertensi, dan lain-lain.
Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga adalah kecenderungan berubahnya jumlah (volume) permintaan suatu barang,
yang disebabkan karena terjadinya perubahan harga barang yang bersangkutan. Dalam
pengertian lain seberapa besar pengaruh perubahan harga barang mempengaruhi konsumen
dalam merubah volume barang yang diminta.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
8/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
atau
atau
atau
Dengan melihat cara menghitumg angka elastisitas harga ini maka dapat ditafsirkan bahwa
makin besar angka elastisitas berarti makin besar pengaruh perubahan harga terhadap volume
permintaann. Sebaliknya jika makin kecil angka elastisitas harga berarti makin kecil pengaruh
perubahan harga terhadap volume permintaan. Hal ini terlihat dari pedoman ini:
Ep > 1
Ep < 1
Ep = 1
à Elastisitas.
à In Elastisitas.
à Unitary Elasticity.
Dengan pengertian dan pedoman di atas dapat diberikan penjelasan sebagi berikut:
Ep > 1 yang berarti Elastis.
Bahwa % perubahan Qd lebih besar daripada % perubahan P. Sedikit saja harga (P) berubah
berakibat perubahan yang lebih besar pada jumlah yang diminta (Qd).
Perubahan harga (P) sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan volume permintaan.
Volume permintaan sangat responsf terhadap perubahan harga, meski perubahan harga relatif
kecil.
Ep < 1 yang berarti In Elastis.
Bahwa % perubahan volume permintaan (Qd) lebih besar daripada % perubahan harganya.
Meski perubahan harga cukup besar tapi volume permintaan bereaksi lebih kecil daripad
perubahan harga.
Jumlah volume barang yang diminta konsumen tiadak responsif terhadap perubahan harganya.
Sifat permintaan konsumen atas barang ini tidak elastis. Artinya, konsumen hanya sedikit
reaksinya dalam merubah terhadap volume bareang yang diminta, meski harga berubah secara
drastiscukup besar.
Gambar: Permintaan elastis
Gambar: Permintaan in elastis
Elastisitas Pendapatan
Suatu pendekatan untuk mengetahui perilaku konsumen dalam melakukan pembelian atau
permintaan atas suatu barang, dengan memperhatikan daya beli yang dipunyai konsumen.
Pengaruh daya beli yang dipunyai konsumen merupakan sesuatu yang sangat menetukan
terhadap tingkat pembelian yang hendak dilakukan konsumen. Seberapa besar jumlah barang
yang hendak dibeli tergantung pada besarnya income yang dimiliki. Jika income per kapita
konsumen cukup besar maka daya beli yang dimiliki juga cukup besar. Sebaliknya jika income
perkapita mengalami penurunan maka daya beli yang dimiliki juga mengalami penurunan.
Pada umumnya hubungan antara perubahan income perkapita dengan jumlah permintaan
konsumen berhubungan positif. Artinya jika income naik, maka volume permintaan cenderung
naik. Tetapi jika income menurun biasanya jumlah volume barang yang akan dibeli juga
mengalami penurunan.
Oleh karena itu pada umumnya dalam menghitung elastisitas income selalu menghasilkan angka
positif. Sudah menjadi karakter manusia yagn selalu berkeinginan untuk memperbesar volume
permiintaan manakala income makin makin naik atau konsumen makin kaya. Ei= % perubahan
jumlah barang yang dimnita dibanding dengan % perubahan incomenya.
Dengan rumus nampak sebagai berikut:
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
9/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
atau
atau
atau
atau
à biasanositif
Artinya:
Jika I naik, maka cenderung meningkatkan Qd. Sebaliknya jika I turun, maka cenderung
akan menurunkan Qd.
Gambar: Pemintaan Elastisitas Income
Seberapa besar kecenderungan konsumen merubah volume permintaannya sehubungan
dengan perubahan insome yang dimiliki. Masalah ini akan diketahui dengan melihat koefisien
elastisitas income (Ei) nya sebagai berikut:
Jika Ei > 1, maka hal ini menunjukkan perubahan income perkapita diikuti oleh perubahan
searah dari jumlah barang yang diminta konsumen dalam proporsi yagn lebih besar. Secara riil,
jika income perkapita naik sebesar presentase tertentu, maka jumlah barang yang diminta
konsumen akan mengalami kenaikan dalam presentase lebih besar. Demikian juga sebaliknya,
jika income perkapita turun sebesar presentase tertentu maka jumlah barang yang akan diminta
konsumen akan mengalami penurunan presentase lebih besar.
Jika Ei < 1, maka hal ini menunjukkan bahwa perubahan income perkapita selalu diikuti
perubahan searah dari jumlah barang yang diminta dengan proporsi lebih kecil. Dengan
demikian respon konsumen untuk menambah jumlah barang yang diminta lebih kecil daripada
tambahan incomenya. Demikian juga jika income menurun dengan presentase tertentu, maka
respon konsumen untuk mengurangi jumlah barang yang diminta lebih sedikit daripada
presentase penurunan incomenya.
Elastisitas Silang
Elastisitas silang diartikan sebagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen dipengaruhi oleh
perubahan harga barang lain. Barang lain ini adalah barang yang bersifat subtitusi dan barang
yang bersifat komplemanter. Karena perilaku konsumen dalam melakukan pembelian atas
suatu barang sedikit banyak juga dipengaruhi oleh harga barang lain (baik sejejnis maupun
pelengkap), maka dapat kita deteksi dengan menghitung elastisitas silang. Cara menghitung
elastisitas silamg sebagai berikut:
Es = % Qdx / % Py
= dQdx / Qdx : dPy / Py
atau
atau
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
10/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Kalau Py itu harga barang subtitusi, maka biasanya Es positif. Tetapi kalau Py itu harga barang
komplementer, maka Es negatif. Oleh karena itu jika:
Es > +1 maka perubahan jumlah barang x yang diminta konsumen lebih besar daripada
perubahan harga y. Permintaan ini elastis.
Es > -1 idem untuk perubahan negatif. Artinya jika harga barang lain y naik, permintaan
konsumen atas barang x akan menurun lebih besar daripada kenaikan harga barang y tersebut.
Es < +1 perubahan jumlah barang x yang diminta konsumen lebih kecil daripada perubahan
harga barang y (perubahan positif).
Es < -1 perubahan atas jumlah barang x yang diminta konsumen disebabkan karena
perubahan negatif yang lebih besar dari harga barang y.
Elastisitas Advertensi
Biaya advertensi dapat dipengaruhi konsumen. Seberapa besaar pengaruh periklana atau
advertensi yang dilakukan terhadap volume permintaan konsumen. Cara mengukurnyua adalah
dengan menghitung elastisitas biaya advertensi. Elastisitas biaya advertensi (Ea) dapat dihitung
dengan:
Ea = %dQ / %dA
atau
atau
Jika Ea > 1 maka pengaruh biaya advertensi cukup besar atau elastis terhadap perubahan
volume permintaan konsumen. Tetapi jika Ea < 1 maka pengaruhnya relatif kesil terhadap
perubahan volume permintaan konsumen.
Penggunaan Elastisitas dalam Pengambilan Keputusan Manajerial
Sebagai pedoman untuk memperkirakan keputusan apa yang dapat dilakukan manajer
perusahaan dalam menghadapi perilaku konsumen ini berikut merupakan indikasi-indikasi dan
konsekuensi dari elastisitas harga permintaan.
Tabel. Elastisitas permintaan dan akibat perubahan harga.
Elastisitas Harga dinaikkan Harga diturunkan
Ep > 1 Total pendapatan akan turun Total pendapatan akan naik
Ep < 1 Total pendapatan akan naik Total pendapatan akan turun
Ep = 1 Total pendapatan tidak berubah Total pendapatan tidak berubah
Teori Produksi
A. Pengertian Teori Produksi
Bagi kebanyakan manajer perusahaan, persoalan produksi yang dihadapi adalah bagaimana
memproduksi suatu produk dengan komposisi yang palin menguntungkan Baik komposisi input
yang dipergunakan maupun komposisi jenis produk yang akan dihasilkan. Untuk
memkasimumkan profit, para manajer perusahaan harus berorientasi pada usaha memproduksi
secara efisien dengan beban biaya minimal.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
11/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Hal ini diartikan sebagai upaya untuk secara terus menerus mencari dan menemukan metode
rekayasa memproduksi serta membandingkan metode yang dipakai dengan metode yang
sudah pernah digunakan oleh perusahaan sebelumnya. Dari perbandingan tersebut dipilih suatu
metode yang merupakan terbaik, dengan menghasilkan keuntungan tertinggi bagi perusahaan.
Pada teori produksi yang biasa dibahas dalam kebanyakan literatur ekonomi manajerial
terdapat berbagai macam metode pendekatan. Pendekatan yang pertama ialah pendekatan
yang menggunakan satu variabel input. Pendekatan kedua dikenal sebagai pendekatan dua
variabel input dan pendekatan ketiga adalah dengan pendekatan biaya total.
B. Pendekatan Satu Variabel Input
Seperti kita ketahui bahwa faktor-faktor atau variabel yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan produksi adalah: faktor modal, tenaga kerja, bahan mentah dan bahan pembantu,
teknologi (alat-alat, masin dan perlengkapan produksi) dan manajemen. Akan tetapi di dalam
teori produksi (menentukan komposisi dan jumlah produksi) pendekatan satu variabel input
hanya hanya satu variabel saja yang dipergunakan. Di samping itu variabel ini memiliki posisi
yang penting dalam pembentukan nilai produksi yang cukup tinggi pada output yang
dihasilkan.
Input Labor Output Produk Marginal Produk Average Produk Elastisitas Produksi
0 0 - - 1 20 20 20
2 50 30 25 +1,28
3 90 40 30 +1,24
4 120 30 30 +1,00
5 140 20 28 +0,68
6 150 10 25 +0,37
7 155 5 22 +0,21
8 155 0 19 +0,00
perusahaan akan menggunakan jumlah tenaga kerja sebanyak 7 atau 8. Karena dengan tenaga
kerja sebesar tersebut jumlah produksi output dapat mencapai jumlah yang maksimal, yaitu
sebesar 155. Tetapi apabila menggunakan pertimbangan selain tenaga kerja, namun juga
tambahan produksi (marginal produksi) maka dengan tambahan tenaga kerja sama (1 labor)
ternyata yang dapat memberikan tambahan produksi sebesar terdapat pada penggunaan
tenaga kerja sebanyak 3. Karena dengan jumlah tenaga kerja sebesar itu dapat memberikan
tambahan produksi terbesar yakni sebesar 40. Hal ini berarti kita memperbandingkan antara
tambahan jumlah tenag kerja dengan tambahan ju,lah produksi pada posisi penggunaan tenaga
kerja sebanyak 3 tersebut justru mempunyai pengaruh yang paling besar bagi penambahan
jumlah produksi, lihat pada kolom MP pada jumlah 40.
Selanjutnya jika menggunakan kriteria average produksi, yang berarti menggunakan
perhitungan tingkat produktivitas per tenaga kerja (labor) maka tentunya perusahaan akan
memilih jumlah tenaga kerja yang dapat memberikan tingkat yang paling tinggi. Pada tabel di
atas terlihat pada menggunakan tenaga kerja (labor) sebanyak 3 atau 4. Karena pada jumloah
ini tingkat produktivitas per tenaga kerja yang dapat mencapai jumlah produksi paling tinggi
yaitu sebesar 30 unit.
Gambar: Kurva Total Produksi, Average Produksi, dan Marginal Produksi
C. PENDEKATAN DUA VARIABEL INPUT
Dalam pendekatan dua variabel input teori produksi hanya memperhitungkan dua macam
input, dimana kerdua macam input ini saling dapat menggantikan kedudukan penggunaannya
dalam produksi. Artinya jika input yang satu dikurangi atau ditambahkan maka akan dapat
digantikan perannya dengan ditambahkan atau dikurangi input yang lain.
Misalnya kita dapat mencontohkan antara input tenaga kerja dan mesin. Antara tenaga kerja
dan mesin disini dapat saling mengganti peran dalam melaksanakan fungsi produksi. Kalau
tenaga kerja ingin ditambah maka konsekwensinya porsi mesin dapat dikurangi.sebaiknya jika
tenaga kerja yang ingin dikurangi maka konsekwensinya harus menambah mesin sebagai
penggantinya untuk mencapai target produksi tertentu.
C.1, Isoquant (Jumlah Produksi Sama)
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
12/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Pendekatan ini digambarkan ke dalam kurva isoquant yang diartikan sebagai kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi yang efisien dari dua input yang diperlukan
untuk dapat menghasilkan output yang sama jumlahnya. Misalnya untuk menghasilkan output
sjumlah 50 unit maak terdapat kombinasi penggunaan input sebagai berikut:
Tabel. Kombinasi Mesin dan Labor untuk menghasilkan 50 unit Produk Output.
Kombinasi Mesin Labor
A 6 1
B 3 2
C 2 3
D 1 6
Dari tabel di atas terlihat kombinasi A di mana 6 mesin dan 1 labor dapat menghasilkan produk
output sebesar 50. Pada kombinasi B di mana 3 mesin dan 2 labor dihasilkan output sebesar
50. Dan kombinasi C di mana 2 mesin dan 3 labor juga dapat menghasilkan output sebesar 50.
Serta kombinasi D di mana 1 mesin dan 6 labor juga menghasilkan output sebesar 50.
Gambar. Kurva Isoquant, dari Penggunaan Labor dan Mesin
Kalau perusahaan ingin mendapatka komposisi input labor dan input kapital yang akan
menghasilkan output yang lebih besar, maka isoquant yagng tergambar makin bergeser ke
kanan. Sebaliknya komposisi input di mana output yang dihasilkan lebih sedikit, maka kurva
isoquant bergeser ke kiri. Kurva di atas menunjukkan titik kombinasi A, B, C, dan D yang
dapat menghasilkan output sebesar 50. Jika perusahaan ingin menghasilkan output lebih besar
dari 50 maka isoquant bergeser ke kanan. Yang berarti semakin besar komposisi input yang
dipergunakan untuk menghasilkan output yang lebih besar tersebut
C.2. Isocost (Garis Kemampuan Biaya)
Sebagaimana diketahui bahwa isoquant merupakan berbagai alternatif penggunaan input
untuk manghasilkan output yang sama jumlahnya. Namun sampai di situ masalah pemilihan
berapa komposisi jumlah input yang akan ditentukan belum bias dipastikan. Sebab isoquant
hanya membahas berbagai alternatif dan kondisi objektif dari sifat kemampuan alamiah dari
dua input yang dipergunakan menghasilkan output. Karena pada alternatif mana saja sepanjang
isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang dihasilkan samaPendekatan ini dikenal dengan
istilah Isocost, yang diartikan sebagai komposisi input atau kombinasi dua macam input yang
akan dipergunakan untuk menghasilkan output yang mampu dibiayai oleh perusahaan.
Seandainya saja perusahaan hanya menggunakan input labor dan kapital saja, maka
kemampuan perusahaan untuk membiayai ekspenditure labor dan kapital tercermin pada
persamaan berikut ini:
B = aL + Bk
Di mana B merupakan kemampuan dana perusahaan untuk membiayai labor dan kapital.
Sedangkan a merupakan harga per unit labor dan L merupakan jumlah unit labor yang
dipergunakan. Sedang b merupakan harga per unit kapital, dan K merupakan jumlah unit
kapital yang dipergunakan.
Persamaan di atas merupakan cerminan total biaya yang dipergunakan untuk membiayai
labor (aL) dan kapital (bK). Di samping itu persamaan ini merupakan batas kemampuan atau
ketersediaan perusahaan dalam membiayai labor dan kapital. Karena isocost menunjukkan
berbagai kombinasi labor (L) dan kapital (K), yang mampu atau disediakan oleh perusahaan,
maka batas isocost inilah yang diupayakan dapat menghasilkan output tertinggi atau terbesar.
Sebagai contoh dapat diberikan sebagai berikut:
Jika B (dana perusahaan) = Rp 1000,- harga per unit labor (a) adalah Rp 100,- dan harga per
u unit kapital (b) Rp 100,- maka perusahaan dengan dana tersebut mampu membiayai atau
menggunakan 10 unit labor, atau 10 unit kapital saja untuk memproduksi output tertentu.
Jika angka-angka ini dimasukkan ke dalam fungsi isocost akan terlihat sebuah fungsi:
1000 = 100L + 100K
Jika Rp 1000,- itu digunakan seluruhnya untuk labor, dalam arti K = 0 maka L = 10. jika
seluruhnya digunakan untuk kapital maka L = 0 dan K = 10. kemampuan itu tergambar pada
kurva berikut:
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
13/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Gambar. Kurva Isocost, atas Penggunaan Kapital dan Labor
Jadi sepanjang kurva isocost AB yang merupakan berbagai kombinasi pengguanaan input L
dan K, kemudian dapat dipilih satu kombinasi penggunaan input labor dan kapital untuk
memproduksi output yang diinginkan perusahaan. Kurva isocost akan bergeser ke kiri atau ke
kanan jika: dana, harga per satuan input mengalami perubahan. Seperti nampak pada
persamaan garis isocost AB, adalah: B = Al + bK, jika dibuat bentuk lain nampak seperti
berikut ini:
Bk = B – aL maka:
C.3. Kombinasi Input Optimal
Permasalahan kombinasi mana yang akan dipilih tentunya merupakan gabungan antara
kemampuan dan perusahaan dengan kuantitas yang dihasilkan yang tercermin pada isocost dan
isoquant yang telah diutarakan di atas. Oleh karena itu konsep gabungan isocost dan isoquant
ini diperlukan untuk membantu perusahaan dalam usaha mencapai kombinasi baik input
maupun output yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan. Jadi
penggunaan input optimal di sini dimaksudkan sebagai penggunaan input atau biaya tertentu
yang bisa menghasilkan output terbesar. Atau dengan mencapai output tertentu dilakukan
dengan pengorbanan biaya atau dana minimal.
Untuk mencapai kombinasi yang dimaksudkan di atas maka kita harus mencapai titik
singgung/titik himpit (tangen) antara kurva isocost dan isoquant. Sebagai contoh dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar. Kurva Titik Penggunaan Input Optimal
Maka pengorbanan biaya yang paling minimum untuk memproduksi output sebesar 50 adalah
kombinasi input pada titik P di mana input L = 5 unit dan input K = 4 unit. Bukan kombinasi
yang lain misalnya titik T karena pada titik ini harus menyediakan dana yang lebih besar.
Demikian juga untuk memproduksi output sebesar 80 maka kombinasi input yang optimal yang
tercermin pengorbanan dana minimal adalah pada titik Q bukan titik N dan M karena pada
kombinasi ini membutuhkan dana atau biaya yang lebih dibanding kombinasil Q.
MRTS = a / b
Jika MRST = MPL/MPK, maka kita dapat mengatakan bahwa kombinasi input yang optimal
ada pada posisi di mana:
MPL / MPK = a / b
Rumus dapat juga dinyatakan seperti berikut:
MPL / a = MPK / b
D. TINGKAT PENGGUNAAN INPUT OPTIMAL
Dalam perusahaan terdapat satu faktor input bersifat tetap, sedang faktor yang lain bersifat
variabel, maka persoalan yang ingin dibahas adalah bagaimana menentukan penggunaan faktor
input variabel yang paling optimal. masalah ini merupakan masalah yang penting, terutama bagi
perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, baik yang berskala kecil maupun yang
berskala besar.
Untuk membahas masalah ini terlebih dahulu perlu diketahui tentang dua hal yaknidi satu pihak
adalah Pendapatan Marginal (MR) dari input yang bersifat variabel dan di lain pihak adalan
Pengeluaran Marginal (Margianal Expenditure) dari input tersebut. Karena untuk menentukan
penggunaan input yang paling optimal kedua hal tersebut harus sama jumlahnya atau nilainya.
(Ingat fungsi turunan atau deferensial integral dalam matematika ekonomi).
D.1 PENDAPATAN MARGINAL DARI INPUT VARIABEL
Pendapatan marginal dari input variabel adalah tambahan pendapatan (dalam satuan mata
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
14/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
uang) sebagai akibat dari tambahan pengunaan input variabel tersebut. Rumusan tersebut
dinotasikan dengan MRP,=dTR/dY,dimana dTR merupakan perubahan total pendapatan
sebagai akibat dari perubahan pengunaan input variabel y yang digunakan perusahaan.
Notasi tersebut berasal dari MRP = dTR / dY = dTR / dQ x dQ / dY. MRP = dTR / dY,
adalah pendapatan marginal yang diperoleh karena menggunakan input variabel (misal tenaga
kerja atau labor).dalam contoh dimisalkan y atau Y adalah notasi untuk labor atau tenaga
kerja. dTR/dQ adalah pendapatan marginal karena adanya tambahan produksi atau output .hal
inidapat kita samakan dengan harga per satuan dari produk yang dihasilkan perusahaan karena
harga jual produk ini tidak lain adalah merupakan pendapatan marginalnya. dQ/dY= MP
,adalah rasio antara tambahan produksi dibanding dengan tambahan input variabelnya,(dalam
hal ini tambahan output dengan tambahan labor atau tenaga kerja) dengan demikian rumusanrumusan itu dapat dilakukan dengan rumusan lain seperti berikut ini :
MRP = MR x MP
D.2 PENGELUARAN MARGINAL
Pengeluaran marginal atau marginal expenditure adalah jumlah tambahan input variabel yang
dimasukkan sebagai bagian dari total biaya perusahaan keseluruhan,notasinya adalah Mey
yang kepanjangannya dapat disebutkan sebagai Marginal Expenditure dari input variabel y
(labor atau tenaga kerja) ini dapat diartikan sebagai besarnya kontribusi tambahan input
variabel ini terhadapa tambahan biaya total produksi perusahaan secara keseluruhan.dari
pengertian ini dapat dirumuskan notasinya sebagai berikut :
ME = dTC / dY.
Sebagai contoh ilustrasi dapat dikemukakan, misalkan perusahaan elektronik yang
memproduksi televisi berwarna,memiliki data hubungan antara jumlah produksi televisi (Q) per
hari dengan jumlah pekerja televisi yang dipekerjakan (Y) di perusahaan tersebut per harinya
dengan notasi fungsional sbb:
Q = 98Y - 3Y²
Andaikan perusahaan pada saat ini merencanakan harga perunit TV tersebut US$
500.Maka hal ini berarti pendapatan marginal perusahaan tersebut sebesar US$ 500. Upah
gaji pekerjanya misalkan US$ 1000 per hari. Berapa pekerja yang sebaiknya dipakai
perharinya oleh perusahaan tersebut agar penggunaan tenaga kerja dapat menghasilkan output
yang optimal dan perusahaan mendapat keuntungan yang maksimal
TEORI DAN ESTIMASI BIAYA
1. Karakteristik Biaya.
Salah satu hal penting dalam analisis biaya adalah perbedaan antara biaya eksplisit dan implisit.
Biaya Eksplisit (explicit cost) berarti pengeluaran aktual, dan harga pembelian bahan mentah
serta barang setengah jadi. Biaya Implisit (implicit cost) berarti nilai input yang dimilki dan
digunakan oleh perusahaan dalam aktivitasnya sendiri.
Meskipun perusahan tidak mengeluarkan sejumlah biaya aktual tertentu dalam menggunakan
input tersebut, input-input tersebut tidaklah gratis, karena perusahaan dapat menjual atau
menyewakan input yang dimiliki kepada perusahan lain. Jumlah input yang dimiliki yang dapat
perusahaan jual atau sewakan kepada perusahaan lain mencerminkan biaya produksi
perusahaan yang memiliki dan menggunakan input-input tersebut.
Biaya implisit meliputi gaji tertinggi yang dapat diperoleh oleh si pengusaha apabila bekerja
ditempat alternatif terbaiknya, dan pendapatan tertinggi yang dapat diperoleh perusahaan dari
menginvestasikan modalnya dalam alternatif lain yang paling menguntungkan atau
menyyewakan tanah dan bangunan yang dimiliki kepada penawar tertinggi (dibandingkan
dengan menggunakan sendiri).
Dalam ilmu ekonomi baik biaya implisit maupun eksplisitharus dipertimbangkan. Artinya, dalam
mengukur biaya produksi, perusahaan harus memasukkan biaya alternatif atau biaya
oportunitas (alternative or opportunity cost) seluruh input, baik yang dimilki atau dibeli oleh
perusahaan. Alasannya bahwa perusahaan tidak menahan input yang disewakan jika input
tersebut dibayar dengan harga yang lebih rendah dari harga yang dibayar oleh perusahaan lain.
Biaya ekonomis (economic cost) seperti ini harus dibedakan dari biaya akuntansi (accounting
cost), yang hanya mengaju pada pengeluaran aktual perusahaan atau biaya eksplisit, yang
digunakan untuk membeli atau menyewakan input. Biaya akuntansi atau biaya historis penting
untuk laporan keuangan perusahan dan untuk pajak. Bagi tujuan pengambilan keputusan
manajerial (yang merupakan perhatian utama), biaya ekonomis atau biaya oportunitas adalah
konsep biaya relevan (relevant cost) yang harus digunakan. Berikut contoh yang peranannya
dalam mengambil keputusan manajerial yang tepat.
https://hortulanafau.blogspot.co.id/2016/12/jurnal-ekonomi-manajerial.html
15/18
3/5/2018
Happy: jurnal ekonomi manajerial
Contoh dalam pengukuran biaya penyusutan (depresiasi) untuk aset yang tahan lama atau
berumur panjang. Misalkan suatu perusahaan membeli sebuah mesin seharga $1.000 . jika
umur mesin tersebut diperkirakan 10 tahun dan akuntan menghitung penyusutan dengan
menggunakan metode penyusutan garis lurus atau straight line (yaitu $100 per tahun), nilai
akuntansi dari mesin tersebut adalah nol pada akhir tahun kesepuluh. Anggap bahwa mesin
tersebut dapat tetap digunakan untuk tahun berikutnya, dan perusahaan dapat menjual mesin
tersebut seharga $120 pada akhir tahun kesepuluh atau menggunakannya untuk tahun-tahun
selanjutnya. Biaya penggunaan mesin tersebut nol sepanjang akuntan mempertimbangkan
(karena mesin tersebut telah didepresiasi secara penuh), tetapi bagi ekonom nilainya tetap
$120. Penetapan biaya yang tidak tepat sebesar nol untuk penggunaan mesin akan menjadi
salah dalam sudut pandang ekonomi dan dapat menyebabkan pengambilan keputusan
manajerial yang keliru.
2. Fungsi Biaya Jangka Pendek.
Dalam pembahasan pada materi ini, akan dibedakan antara biaya tetap (fixed cost) dengan
biaya variabel (variable cost) dan menurunkan fungsi biaya total dan biaya per unit dari suatu
perusahaan. Fungsi biaya ini diturunkan dari harga input dan kombinasi input optimum yang
digunakan untuk memproduksi berbagai tingkat output.
2.1 fungsi biaya total dan biaya perunit jangka pendek.
Kewajiban total perusahaan per periode waktu untuk seluruh input tetap disebut biaya tetap
total (total fixed cost / TFC). Biaya ini meliputi pembayaran bunga terhadap modal yang
dipinjam, pengeluaran sewa terhadap pabrik yang disewa dan perlengkapan, pajak
kepemilikan benda-benda dan gaji yang tetap karena kontrak, yang harus dibayar selama umur
kontrak tanpa melihat apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Biaya variabel total (total
variabel cost / TVC), disisi lain adalah kewajiban total perusahaan per periode waktu untuk
seluruh input variabel yang digunakan. Input variabel adalah input yang dapat dengan mudah
diubah oleh perusahaan dalam waktu singkat. Termasuk dalam biaya variabel pembayaran
adalah untuk bahan mentah, bahan bakar, depresiasi yang terkait dengan penggunaan pabrik
dan peralatan, sebagian besar biaya tenaga kerja, pajak, dan lain-lain. Biaya total (total cost /
TC) sama dengan biaya tetap total (TFC) ditambah dengan biaya variable total (TVC), artinya
:
TC = TFC + TVC
Fungsi ini menunjukkan bahwa biaya tetap, variabel, dan biaya total y