Presentation EKONOMI POLITIK TAHUN 2016

EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI
INDONESIA

Oleh Sudaryanto dan Herman
Mahasiswa S2 Administrasi Publik STIAMI
JAKARTA

I. PENDAHULUAN
Setiap manusia pasti membutuhkan
tempat
untuk
tinggal
dan
menghabiskan waktu bersama orangorang tercinta, itulah mengapa rumah
menjadi kebutuhan pokok manusia.
Seperti layaknya kebutuhan pokok
lainnya, pemenuhan atas kebutuhan
rumah sebagai tempat tinggal harus
dan mutlak untuk dipenuhi


II. TINJAUAN KONSEPTUAL

1. Pendekatan Ekonomi liberal klasik :
Pandangan Robert Malthus, yang mengatakan untuk mengelola
negara maka pemerintah harus memperhatikan bahwa
kemampuan pemerintah menyediakan kebutuhan sandang dan
papan hanya sebesar deret hitung sedangkan pertumbuhan
kelahiran manusia berdasarkan deret ukur, untuk itu perlu adanya
pembatasan kelahiran, yang secara teori dapat dilakukan dengan
positif chek maupun “moral ristrain”
2. Pendekatan Gabungan antara Liberalisme dan Sosialisme, dimana
untuk rumah Tipe sedang dan besar diserahkan kepada mekanisme
pasar, sedangkan pemerintah hanya mengatur dan turut campur
tangan dalam penyediaan perumahan dan permukiman untuk
masyarakat yang berpenghasilan rendah (mbr) melalui subsidi
bunga program fpp dan bantuan langsung, melalui program
perumaan swadaya dan perumahan formal.
3. Pendekatan Kelembagaan yaitu peran serta lembaga Negara baik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta yang terdiri dari
pengembang, Perbankan, lembaga pembiayaan, BUMN/BUMD dan

lain-lain.

• PERAN STRATEGIS RUMAH

Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia, juga mempunyai fungsi yang
sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan
keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas
generasi yang akan datang, serta merupakan
pengejawantahan jati diri. Terwujudnya kesejahteraan
rakyat dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak dan bermartabat, antara lain melalui
pemenuhan kebutuhan papannya. Dengan demikian
upaya menempatkan bidang perumahan dan permukiman
sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan
manusia Indonesia yang seutuhnya adalah sangat
strategis

PERAN PEMERINTAH
DIBIDANG PERUMAHAN

MENURUT UNDANG-UNDANG









Pasal 28 H ayat (1) perubahan kedua Undang-Undang Dasar
(UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mengamanatkan
bahwa, ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
UU Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman
Pasal 5 setiap warga negara mempunyai hak untuk
menempati/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang layak
dalam lingkungan yang sehat , aman serasi, dan teratur
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia pasal 40 yang menyatakan bahwa, ”Setiap orang berhak
untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak”.
PP 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota Pasal 7 ayat (1) merupakan urusan
wajib oleh Pemda Tk I dan II
Pasal 8 (1) Penyelenggaraannya berpedoman pada standar
pelayanan minimal

SASARAN STRATEGIS PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Pemberdayaan
Masyarakat dan
para pelaku kunci
lainnya
Mengoptimal
kan
pendayaguna
an sumber
daya

pendukung

Isu Strategis
Penyelengg
araan
Perumahan
dan
Permukiman
Aspek
Kelembagaan
baik dari Sisi
Penyediaan dan
Pembiayaan

Memfasilita
si dan
mendorong
terciptanya
iklim yang
kondusif


III. ANALISA PERMASALAHAN DALAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN

KELEMBAGAA
N

Belum
terlembaganya
sistem
penyelenggara
an perumahan
dan
permukiman
(Supply Deman
dan pola
pembiayaan

KETERPADUA
N

PENANGANAN

Rendahnya
tingkat
pemenuhan
kebutuhan
perumahan
yang layak dan
terjangkau.

KUALITAS
LINGKUNGAN

Menurunnya
kualitas
lingkungan
permukiman

LANJUTAN ANALISA PERMASALAHAN
DATA EMPIRIS KONDISI UMUM PERUMAHAN DI INDONESIA

Keterbatasan penyediaan rumah,
jumlah kekurangan rumah
(backlog) mengalami peningkatan
dari 5,8 juta unit pada tahun 2004
menjadi 7,4 juta unit pada akhir
tahun 2009
• Prningkatan jumlah rumah tangga
yang menempati rumah yang
tidak layak huni dan tidak
didukung oleh prasarana, sarana
lingkungan dan utilitas umum
yang memadai
• Menurut Data Statistik
Kesejahteraan Rakyat, 2008,
sebanyak 13,8% rumah tangga
masih menghuni rumah tidak
layak huni dengan lantai tanah,
12,4% dengan dinding belum
permanen, dan 1,2% tinggal di
rumah yang beratapkan daun.

• Rumah milik sendiri yang
dilengkapi dengan kepemilikan
bukti hukum berupa Sertifkat,

MENGAPA TERJADI
BACKLOG ?

LANJUTAN ANALISA PERMASALAHAN -

FAKTOR PENYEBAB BACKLOG ANTARA LAIN DAPAT DIGAMBARKAN
SEBAGAI BERIKUT:

1. Pertumbuhan
penduduk;
2 Pertumbuhan Ekonomi
3. Keterbatasan Lahan

Supply < Demand

• Pasar dan sistem

pembiayaan blm mantap
• Perkim bukan prioritas
daerah
• Belum mantapnya
kelembagaan
• Belummantapnya
regulasi

LANJUTAN ANALISA PERMASALAHAN-

PERAN

KELEMBAGAAN
Peran

No

Pelaku

1


Pemerintah
Pusat

1. Menyediakan buku pedoman dan panduan
penyusukan Indek keterjangkauan (IK)
2. Fasilitasi dan Pendampingan IK
3. Menyusun IK Untuk Tingkat Nasional

2.

Pemerintah
Provinsi

1. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi IK
lintas wilayah
2. Menyusun IK di tingkat provinsi

3.

Pemerintah
1. Menyusun IK di tingkat Kabupaten/Kota dan
Kota/Kabupaten
kawasan
2. Menyediakan data , data harga rumah
standar RSH, Data Harga Lahan, Data Harga
Material Pokok

4.

BPS

Mengeluarkan data rumah tamgga yang
memiliki rumah dan rumah tangga yang tidak
memiliki rumah, data penghasilan dan
konsumsi rumah tangga

5

Pengembang
Asosiasi

Harga stock rumah, menyusun IKPT (Rasio
Pengeluaran Perumahan dan transportasi
dibandingkan penghasilan keluarga)

RENDAHNYA TINGKAT PEMENUHAN
KEBUTUHAN PERUMAHAN YANG LAYAK DAN
DibutuhkanTERJANGKAU
stimulan dan keterpaduan

LANJUTAN PEMBAHASAN-

penanganan dengan melibatkan Pemerintah
Daerah, Swadaya, Formal, Kemitraan,
kelembagaan
dan Pembiayaan.
KEGIATAN
YANG DILAKSANAKAN
• Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (Bedah rumah)
realisasi sampai dengan tahun 2014 sebanyak 660.918
unit rumah;Fasilitasi Pra Sertifkasi Hak Atas tanah dan
Pendampingan Pasca sertifkasi 44.241;Fasilitas
Pembangunan PSU Realisasi 62.909 Unit;
• KPRS/KPRS Mikro melalui Koperasi (Pembiayaan)
sekarang diganti Program FLPP target sd 2014
sebanyak 1.350.000 unit.
• Rusunawa/Rusunami dan PSU Perumahan (khusus untuk
Rusunami Subsidi tlh dihentikan Tahun 2011) target sd
(2014) 380 TB
• Hasilitasi Kemitraan, CSR dan Yayasan;
• Fasilitasi Oleh Instansi Lain (Depsos) dan Pembangunan
Rumah Komersil oleh Swasta.
• Kemampuan Pendanaan oleh Pemerintah untuk
penyediaan perumahan sangat kecil +/- hanya 350.000
unit/tahun sementara backlog. Sangat besar sekitar 7,4

LANJUTAN- PEMBERDAYAAN MASYAAKAT
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan
Perumahan dan Permukiman dilaksanakan melalui
swadaya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
melalui kegiatan Swakelola kegiatan Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (BSPS)
• Swakelola dilaksanakan oleh kelompok masyarakat
penerima bantuan
• Masyarakat penerima bantuan di SK kan oleh PPK
kemuadian
dilakukan
pencairan
dana
100%
selanjutnya dana di tampung di bank;
• Bank penyalur menerbitkan rekening setiap MBR
Penerima Bantuan dengan penarikan bantuan diatur,
tahap 1 sebesar 50% dari total dana bantuan dan
penarikan dana tahap 2 sisanya sebesar 50%
dilakukan apabila pembangunan rumah/perbaikan
rumah telah mencapai progres 30%.
• Seluruh dana bantuan berkisar antara 10 jt sd 30
juta seluruhnya digunakan untuk membeli bahan
bangunan,
sedangkan
pelaksanaan
perbaikan/pembangunan dilakukan oleh masyarakat
secara swadaya dan bergotong royong sesama

LANJUTAN ASPEK EKONOMI POLITIS DALAM PENYEDIAAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Adannya fasilitas untuk anggota parlemen
sebagai bentuk perjuangan bagi wilayah yang
diwakili dengan disediakan bantuan aspirasi
(Pembangunan
Dana Bantuan
Aspirasi) untuk TNI /Polri,
Rusunawa

Rusunawa Mahasiswa (Universitas Negeri dan
Swasta), Rusunawa Pekerja,(Kawasan Industri),
Rusunawa Pesantren dan Rusunawa Pemda.
Rusunawa relokasi untuk warga yang di bantaran
kali
ciliwung. pada Warga di daerah perbatasan,
Keberpihakan
dengan menyediakan rumah khusus perbatasan,
penyediaan rumah khusus untuk nelayan dan
rumah khusus ex pengunsi Timor Timur dan
rumah korban bencana alam seperti bajir,
kebakaran, gempa buli dll.

LANJUTAN -PENDEKATAN LIBERALISME PADA EKONOMI POLITIK
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI INDONESIA
Untuk
pembangunan kawasan
hunian mewah dan apartemen
pemerintah
melepaskan
lewat
mekanisme
pasar
yang
dilaksanakan oleh pengembang
besar
Para pembeli tipe rumah ini adalah
kaum the have di Indonesia yang
terdiri dari pengusaha, profesional
baik dari dalam dan luar negeri,
untuk kalangan ini rumah adalah
istana, maka unsur yang sangan di
utamakan adalah
kenyamanan,
keamanan dan prifacy, sedangkan
harga tidak masalah.
Fungsi rumah buat kalangan ini
selain sebagai hunian, rumah
berfungsi juga investasi, maka
banyak
iklan
properti
yang

IV SIMPULAN
1. Tidak semua masyarakat mampu mengakses fasilitas
pembangunan perumahan dan permukiman yang disediakan
oleh Pemerintah hal ini disebabkan masih rendahnya alokasi
anggaran untuk pembangunan perumahan dan permukiman;
2. Keterlibatan sumber pembiayaan murah dari CSR dan dana
lainnya masih sangat kecil dalam kegiatan perumahan dan
permukiman
3. Banyak masyarakat yang miskin secara struktural dan tidak
memiliki dokumen persyaratan untuk memperoleh bantuan,
seperti tidak punya KTP, tinggal di rumah daerah remote area,
jalur hijau, bantaran sungai, pinggir rel kereta api yang tidak
memungkinkan dapat bantuan
4. Program yang diluncurkan kurang tepat sasaran, misalnya
rusunami pembelinya
sebagaian besar sudah memiliki rumah, sehingga rusunami
bermotif investasi;
5. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, ada yang salah sasaran
terutama yang melalui jalur aspirasi karena tanpa proses
seleksi dan bermotif balas jasa;
6. Banyak rusunawa yang belum dihuni, hal ini disebabkan tidak
tersediannya fasilitas pendukung seperti sambungan listrik dan

V. SARAN
1. Untuk mempercepat penyediaan perumahan dan permukiman
bagi masyarakat yang saat ini masih menempati rumah yang
tidak layak huni dan kelompok yang belum memiliki rumah,
maka pemerintah pusat perlu mendorong Pemerintah Daerah
Tingkat I dan II untuk menaruh perhatian yang besar dalam
urusan wajib pembangunan perumahan dan permukiman;
2. Untuk menghindari adanya motif investasi bagi masyarakat
yang memanfaatkan bantuan pemerintah melalui fasilitas
subsidi bunga program FLPP, maka bank pelaksana dan
Kementerian perlu menerapkan seleksi yang ketat;
3. Perlu mendorong peran serta swasta untuk turut serta
membatu pendanaan pembangunan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (miskin) melalui program CSR dan
sejenisnya;
4. Perlu adanya land banking, untuk mensiasati kelangkaan tanah
untuk itu perlu adanya koordinasi dengan Pemda Tingkat I dan II
untuk membantu menyediakan tanah dimaksud.
5. Perlu program yang konsisten untuk mengatasi kawasan kumuh
di sekitar bantaran sungai, pinggir rel kereta api, rumah di jalur
hijau melaalui program relaokasi dengan menyediakan
rusunawa dengan harga yang terjangkau
6. Akhirnya perlu ada sinerji kerjasama semua pihak yang terkait

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Sukseskan Program Politis
Satu Juta Rumah… ok boss

Referensi;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

UU Dasar 1945 dan revisnya;
UU Nomor 4 Tahun 1992 Jo UU Nomor 1 Tahun 2012;
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
RPJPN 2005 -2025;
Laporan Kinerja, Deputi Bidang Perumahan Swadaya Tahun
2014;
Laporan akuntabilitas Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2010,2011,2012,2013 dan 2014;
Materi Sosialisasi Kebijakan di Bidang Perumahan 2004 sd 2009.