TUGAS KELOMPOK PERILAKU KONSUMEN Disusun

TUGAS KELOMPOK
PERILAKU KONSUMEN
Disusun untuk memenuhi tugas Teori Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : Dwi Prastiyo Hadi, SE, M.Si

Disusun Oleh :
Ika Atik Zulfaidah

15220048

M. Iqbal Fadloli Amin

15220074

Tegar Prasetyo

15220050

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2016

1. Latar Belakang
Perilaku

konsumen

merupakan

tindakan-tindakan

individu

yang

melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai
pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.
Dalam konsep pemasaran telah dijelaskan bahwa kepuasan konsumen
merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai. Kebutuhan, sikap dan perilaku

konsumen mempengaruhi setiap aspek dari strategi pemasaran. Menurut Swastha
dan Handoko, “Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan
barang dan jasa, termasuk di dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan
dan penentuan kegiatan tersebut.”
Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan
lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.
Dewasa ini teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,
selama peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting
dalam kehidupan dan akan selalu berkembang. Salah satu unsur penting dalam
perjalanan setiap peradaban adalah kemajuan teknologi. Dimana Teknologi
merupakan perkembangan suatu media atau alat yang dapat digunakan dengan
lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.
Pada era modern saat ini memaksa setiap individu untuk mengikuti
perkembangan

teknologi

terutama


teknologi

komunikasi.

Tidak

dapat

dibayangkan bagaimana teknologi komunikasi telah mengubah kehidupan
manusia, terlebih yang namanya telepon seluler. Telepon seluler adalah perangkat
telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan
telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak
perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel).

Dan hampir setiap kalangan atau lapisan masyarakat saat ini telah
memiliki dan menggunakan telepon seluler (handphone) dalam aktivitas
komunikasinya. Hal yang mendukung berkembangnya handphone dimasyarakat
Indonesia adalah kebutuhan masyarakat akan teknologi komunikasi dan informasi
yang semakin tinggi.


2. Tinjauan Pustaka
2.1. Perilaku Konsumen
2.1 2. Pengertian
Perilaku Konsumen dapat diartikan sebagai semua aktivitas dan proses
yang dilalui oleh konsumen dalam memutuskan produk apa yang dibelinya.
Proses-proses tersebut dapat berupa pencarian informasi tentang produk yang
dievaluasinya, percobaan terhadap produk tersebut, dan berbagai kegiatan lainnya
yang dipertimbangkan oleh konsumen perlu untuk dilakukan sebelum
memutuskan untuk membeli suatu produk.
Perilaku konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menunjukkan seberapa minatnya konsumen terhadap suatu produk. Faktor-faktor
tersebut adalah:
a. Sikap
Sikap bisa diartikan antara lain sebagai tanggapan/reaksi seseorang
terhadap sesuatu. Pengertian tersebut diberikan karena sikap tidak bisa muncul
sebelum seseorang dihadapkan dengan sesuatu. Hasil dari tanggapan tersebutlah
yang disebut dengan sikap. Setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda
terhadap sesuatu. Golongan tertentu memiliki sikap yang positif terhadap
pemerintahan seorang gubernur, tetapi tidak dengan golongan lainnya yang

memiliki pendapat yang berbeda dengan golongan tersebut dalam menilai
pemerintahan gubernur tersebut.
Dari contoh tersebut dapat dipelajari bahwa pembentukan sikap kedua golongan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Pengalaman pribadi

Berbedanya pengalaman pribadi setiap orang yang dialami di masa lalu
tentu mempengaruhi sikap seseorang terhadap sesuatu. Entah baik atau
buruknya pengalaman tersebut, seseorang akan belajar dari pengalaman
tersebut untuk menentukan sikap di masa kini dan masa depan dalam
menilai sesuatu.
2. Kebudayaan
Hasil budi daya seseorang di daerah tertentu berbeda dengan budaya lain
dalam menilai sesuatu. Tiap ajaran, prinsip dan kebiasaan yang diterapkan
dalam suatu budaya ikut membentuk sikap seseorang ke depannya.
3. Orang lain
Kehidupan sosial seseorang juga turut mempengaruhi pembentukan sikap
seseorang. Dimulai dari lingkungan sosial terdekat, seperti orang tua,
saudara/saudari hingga ke teman-teman, kekasih dan kenalan serta orangorang sekitar. Prinsip dan ajaran yang diberikan oleh orang tua sering
memberikan dasar dalam pembentukan sikap seseorang, diikuti oleh

pengaruh dari orang lain seperti sikap orang lain terhadap sesuatu juga
mempengaruhi sikap seseorang terhadap hal yang sama.
4. Faktor emosional
Kondisi psikologis, pengalaman masa lalu serta cara seseorang mengatasi
masalah yang dihadapinya bisa mempengaruhi emosional seseorang dalam
membentuk sikapnya.Seseorang yang memiliki sikap pemarah memiliki
tanggapan yang berbeda dengan seseorang yang cenderung lebih tenang
terhadap sesuatu.
Faktor-faktor diatas dapat menjelaskan mengapa sikap mempengaruhi
perilaku konsumen. Dalam memenuhi kebutuhannya, seseorang sering
dihadapkan dengan masalah bagaimana ia menggunakan sikapnya dalam
menentukan pilihan dalam memenuhi kebutuhannya. Seseorang dengan
pengalaman kecelakaan pesawat lebih memilih untuk menggunakan
kendaraan transportasi lain untuk bepergian. Begitu juga dengan orang
pedesaan yang memiliki hidup sederhana ketimbang orang di daerah
perkotaan yang memiliki hidup yang serba mewah.

b. Konsep Diri
Konsep diri dapat diartikan sebagai bentuk gambaran seseorang terhadap
dirinya sendiri. Persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri secara keseluruhan

dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam bergaul di masyarakat. Seseorag yang
merasa bahwa dirinya kurang berpenampilan menarik akan cenderung tidak
percaya diri terhadap dirinya sendiri dalam bergaul dengan orang lain.
Konsep diri sering mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli suatu
produk. Seseorang yang selalu merasa penampilannya kurang menarik secara fisik
di hadapan orang lain, akan memberikan porsi pengeluaran yang lebih besar
terhadap pembelian kosmetik ketimbang orang lain. Meskipun menurut orang lain
penampilannya tidak terlalu buruk, tetapi dengan konsep diri bahwa penampilan
orang tersebut tidak menarik, maka ia akan berusaha memenuhi kebutuhannya
yaitu mempercantik dirinya.
c. Kepribadian
Kepribadian merupakan cara seseorang menjalani kehidupannya seharihari. Istilah lain dari kepribadian adalah karakteristik. Setiap orang memiliki
kepribadian yang berbeda-beda, tergantung dari emosional, prinsip dan apa yang
telah dilaluinya di masa lalu. Seseorang dengan kepribadian yang bebas akan
menggunakan uangnya untuk mengelilingi dunia, sedangkan orang dengan
kepribadian yang disiplin akan selalu mengutamakan yang menurutnya penting
terlebih dahulu.
2.2.

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah berbagai keputusan yang dibuat oleh

seseorang sebelu membeli suatu barang/jasa. Keputusan pembelian memiliki
beberapa tahapan, yaitu:

a. Pengenalan masalah

Pada tahap ini, konsumen menyadari adanya perbedaan antara keadaan
yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkan. Seseorang tidak akan membeli
barang/jasa jika tidak ada kebutuhan, meskipun ada banyak faktor-faktor yang
mendorong seseorang untuk membeli suatu barang. Tetapi faktor ini adalah faktor
yang utama dalam mendorong seseorang dalam membeli suatu barang. Dengan
dikenalinya masalah tersebut, maka seseorang akan terpacu untuk memecahkan
masalah tersebut.
b. Pencarian informasi
Setelah masalah diidentifikasi, maka seseorang tersebut perlu mencari
informasi akan suatu barang/jasa yang dirasa bisa memenuhi kebutuhannya.
Proses ini juga dipengaruhi oleh seberapa butuhnya seseorang akan suatu
barang/jasa, seberapa banyak informasi yang didapatkan, kemudahan memperoleh
informasi dan lain-lain.

c. Evaluasi alternatif
Setelah mendapatkan informasi tentang baran/jasa yang dibutuhkannya,
maka konsumen dapat menggunakan informasi tersebut untuk membandingkan
satu produk dengan produk lainnya. Dengan informasi ini, konsumen bisa
mengenali berbagai keunggulan dan kelemahan yang dimiliki berbagai
barang/jasa alternatif yang telah dikumpulkannya.
d. Keputusan pembelian
Pada tahap ini, konsumen akan memutuskan barang/jasa mana dari berbagai
alternatif yang akan dibelinya. Setelah membatasi alternatif-alternatif, maka
konsumen sudah bisa memutusakn untuk membeli produk yang sesuai dengan
keinginannya.
e. Perilaku setelah pembelian
Ada dua reaksi umum yang terjadi setelah konsumen membeli suatu
barang : positif dan negatif. Bila seorang konsumen puas akan produk pilihannya,
maka dia akan beralih dari hanya sekedar pembeli menjadi seseorang yang
berpelunag untuk loyal terhadap produk tersebut. Sebaliknya, bila konsumen tidak
puas akan produk tersebut, maka ada peluang untuk tidak membeli produk
tersebut atau malah menghapus produk tersebut dari daftar alternatif.

3. Pembahasan

1. Sejarah tentang iPhone
Proyek Iphone dimulai pada tahun 2003 meskipun produk rumor tentang
itu telah beredar lama sebelumnya. Ide dasarnya adalah merancang sebuah produk
seperangkat digital utama yang akan menggabungkan telepon, PDA dan Ipod.
Sebelumnya, Apple telah membuat produk telepon dengan ROCKR motorola
diakhir tahun 2005 sebuah chipsetstandar yang kompatibel dengan iTunes. Tetapi
produk tersebut tidak dapat beroperasi dengan baik dan itu hanya merupakan
solusi sementara Apple muncul dengan ponsel sendiri.
Bermula pada tahun 2002, setelah iPod diluncurkan. Jobs mulai berpikir
tentang pengembangan telepon. Melihat jutaan penduduk Amerika kerepotan
membawa telepon yang terpisah Blackberry dan MP3 player seyogyanya
konsumen akan lebih memilih satu perangkat dalam gengaman. Menurutnya iPod
OS tidak cukup canggih untuk mengelola jaringan rumit atau grafis.
Sejarah iPhone dimulai saat Steve Jobs, CEO dari Apple memerintahkan
ilmuwan-ilmuwan

Apple

untuk


mempelajari

secara

lebih

mendalam

teknologi layar sentuh. Pengembangan dari unit iPhone itu sendiri dimulai nyaris
10 tahun sebelum iPhone pertama diluncurkan di pasaran. Pada tahun 1999, Apple
mematenkan hak untuk menggunakan nama domain iphone.org Beberapa tahun
kemudian, Apple mengumumkan rencana mereka untuk berinvestasi dalam bisnis
telepon genggam.
Apple mengejutkan dunia pada tanggal 29 Juni 2007 saat mereka
memutuskan untuk terang-terangan terjun ke dalam kancah persaingan bisnis
telepon genggam. Hal pertama yang dilakukan Steve Job sebelum merancang
iPhone adalah bertemu dengan operator ponsel. Ia berbicara kepada mereka pada
awal tahun 2005 dan berjanji untuk membuat seperangkat “yang lebih maju dari
apa pun untuk tahun-tahun mendatang”. Ia segera membuat kesepakatan dengan
operator nomer #1 di Amerika yaitu AT&T. Konsep utama iPhone adalah untuk
berselancar di web merupakan stategi mereka.

Berbagai media menganalisis bahwa pelanggan akan segera mencapai
angkai 3 juta unit pada akhir 2007 dan membuat menjadi penjualan smartphone
tercepat sepanjang sejarah. Keuntungan perusahaan diperkirakan 80 dollar untuk
setiap iPhone yang terjual seharga 399 dollar dan tidak termasuk yang diperoleh
dari pelanggan AT&T yang menggunakan iPhone setiap dua tahun.
Perkembangan Apple yang begitu cepat memnuat Apple merupakan
perusahaan paling menguntungkan di Amerika serikat dengan kapitalisasi market
sebesar $337.17 miliar dollar AS pada tangga 9 Agustus 2011.
Sekarang, dalam rangka mengejar kontak seperti Apple, setiap produsen
berlomba untuk menciptakan sebuah telepon yang disukai konsumen. Sebagai
pengganti untuk membuktikan kepada para operator. “iPhone telah mengubah
perilaku konsumen operator dan produsen.

2. Perilaku Konsumen Terhadap iPhone
iPhone selalu dikaitkan dengan pemilik dengan penghasilan tinggi.
Dengan segmentasi pasar yang jelas yaitu kelas menengah ke atas, menjadikan
iPhone tetap stabil dalam penggunaannya. Dibandingkan dengan Android di
urutan kedua dan Blackberry pada urutan ketiga, dimana kedua merek ponsel ini
memiliki range harga yang masih dapat dijangkau oleh kelas menengah ke bawah,
dalam tanda kutip “ponsel dengan harga miring”. Pangsa pasar iPhone terbesar
yaitu pada usia 25-36 tahun dengan pendapatan berada pada kelas menengah ke
atas (Nielsen, iPhone and iPad user profile, 2010).
Di samping karena perkembangan iPhone yang membuatnya menjadi
smartphone yang paling diminati saat ini, juga karena Apple mengunggulkan
iPhone dari segi multimedia serta karena teknologi iPhone itu sendiri yang
memikat masyarakat untuk menggunakannya. Teknologi tersebut yakni layar
sentuh (touch screen), kamera dengan resolusi pixel yang tinggi (8MP), video
dengan kualitas HD (high definition), juga fitur geo-tagging, dan kemudahan
untuk mengakses internet. Selain itu juga karena beragam fitur canggih serta
aplikasi di dalamnya yang sangat memudahkan para pengguna dalam

menggunakan smartphone tersebut. Yaitu mengirim email, meng-edit foto dan
video ataupun audio, membuat proposal, fitur siri layaknya sekretaris yang dapat
menjalankan perintah penggunanya dengan mendeteksi suara, dan lain
sebagainya.
Di Indonesia sendiri, persentase pengguna iPhone meningkat paling besar,
meskipun sempat terjadi penyalipan oleh Android, tapi dengan munculnya iPhone
4s menjadikan Apple tetap bertahan pada posisi pertama. Fenomena ini
mengakibatkan beberapa pengguna iPhone yang membeli dan menggunakan
iPhone hanya untuk sekedar lifestyle saja, karena brand yang telah dibuat iPhone
menjadikan para penggunanya memiliki prestige tersendiri dalam memiliki
smartphone bermerek tersebut.
3. Motif Masyarakat dalam Menggunakan iPhone
Pengguna iPhone memiliki motif yang tinggi dari segi akses permanen
(permanent access), hiburan (entertainment), interaksi sosial (social interaction),
daya tarik (attraction), koneksi (connection), instrumentalitas (instrumentality),
dan mode/status (fashion/status). Namun yang tertinggi ada pada indikator
entertainment, di mana dalam hal ini dikarenakan Apple memang mengunggulkan
iPhone dalam segi multimedia atau entertainment-nya, sehingga fitur-fitur andalan
iPhone yang menyajikan beragam fitur multimedia lah yang mengikat minat
responden dalam menggunakannya, baik multimedia dari segi foto, video, games,
dan lain sebagainya, misalnya saja instagram dan camera.

4. Hubungan

antara

pembelian Iphone
a. Sikap

faktor-faktor

perilaku

konsumen

terhadap

Masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang selalu mengikuti
perkembangan zaman, turut mengikuti mode atau gaya hidup. Terutama bagi
masyarakat perkotaan. Masyarakat tipe ini memiliki pandangan yang terbuka akan
motivasi. Mereka mau mencoba dan merubah ke inovasi yang baru. Meskipun
Apple memasang harga yang lebih tinggi diatas rata-rata, masyarakat Indonesia
tetap membelinya karena mayoritas masyarakat Indonesia ingin mencoba hal-hal
yang baru, dan sensitif akan perkembangan zaman.
Selain itu, tanggapan yang diberikan masyarakat Indonesia terhadap
produk Iphone juga beragam. Ada yang memandang bahwa Apple memasang
harga yang terlalu tinggi terhadap Iphone, ada yang memandang bahwa produk
lainnya lebih baik dari Iphone dari berbagai segi. Tetapi tidak hanya itu saja yang
mempengaruhi sikap masyarakat Indonesia dalam membeli Iphone.
Contohnya adalah ketika diberitakan bahwa penjualan produk terbarunya,
Iphone 6 dan Iphone 6 plus yang mampu terjual sekitar 10 juta unit pada minggu
pertamanya. Hal ini jelas menambah nilai persepsi/sikap masyarakat Indonesia
yang mengetahui informasi ini, karena dengan mengetahui ninformasi ini,
kemungkinan masyarakat Indonesia untuk membeli produk ini akan meningkat
ketika telah sampai di Indonesia.
Dalam proses keputusan pembelian, sikap selalu menjadi faktor awal
dimulainya proses keputusan pembelian, terutama sikap yang positif. Sikap
konsumen yang positif terhadap suatu produk akan mendorong dia memulai
proses keputusan pembelian. Karena sudah banyak masyarakat Indonesia yang
memiliki sikap yang positif terhadap Iphone, maka proses keputusan pembelian
sudah terjadi berulang-ulang. Dengan banyaknya berita dan perkembangan
tentang Iphone yang berkembang, maka masyarakat Indonesia akan berbondongbondong untuk membeli Iphone.
Pada proses pembelian, sikap seseorang terhadap suatu produk terbentuk
pada saat pertama kali mengenal produk tersebut dan setelah membeli produk
tersebut. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2007, Iphone tentu memberi
imej yang positif dengan terobosan inovatifnya yang pada saat itu belum

dilakukan oleh produk lain. Hal ini berarti munculnya sebagian besar sikap positif
semua orang akan kehadiran Iphone. Setelah orang-orang membeli Iphone, maka
ada dua reaksi yang muncul, yaitu sikap positif dan negatif. Konsumen yang puas
akan Iphone akan terus membeli produk Apple atau malah akan membeli
suksesornya yang baru, seperti Iphone 2, Iphone 3 dan seterusnya. Bagi yang
tidak puas, baik itu dengan kualitasnya atau harga yang mahal, maka akan beralih
ke alternatif yang lain dan mungkin tidak akan lagi membeli produk Apple.
b. Konsep Diri
Konsep diri juga sering mempengaruhi keputusan seseorang dalam
membeli suatu produk. Dalam kasus Iphone, ada beberapa konsep diri yang
mempengaruhi seseorang dalam membeli Iphone. Perasaan akan ketinggalan
zaman, melek teknologi dan masih banyak lagi konsep diri yang mendorong
seseorang untuk membeli Iphone.
Pengaruh dari luar juga bisa mempengaruhi konsep diri seseorang.
Semakin banyaknya orang-orang yang menggunakan Iphone akan membentuk
imej/konsep

diri

seseorang

yang

belum

memiliki

Iphone

untuk

mempertimbangkan apakah harus ikut membeli Iphone atau tidak.
Selain itu, dengan membandingkan produk Iphone dengan produk lainnya,
maka bisa terbentuk konsep diri bahwa seseorang sudah tidak cocok dengan
produk yang sebelumnya digunakan, dan berpeluang untuk membeli Iphone di
masa depan.
Dalam proses pembelian, khususnya masyarakat Indonesia, yang
mayoritas memiliki pendapatan yang kurang dari cukup untuk membeli Iphone,
tidak akan memutuskan untuk membeli Iphone. Dengan konsep diri seperti itu,
didorong dengan tingkat pajak impor yang tinggi, akan mendorong masyarakat
Indonesia dengan konsep diri bahwa dia tidak mampu untuk membeli Iphone atau
realis untuk tidak membeli Iphone.
c. Kepribadian

Kepribadian tiap orang yang berbeda-beda menciptakan tingkat pembelian
Iphone yang berbeda-beda di berbagai daerah. Kepribadian ini juga dipengaruhi
oleh faktor usia. Seseorang dengan usia yang lebih muda cenderung terbuka
terhadap perkembangan teknologi dan memiliki peluang yang lebih besar untuk
membeli Iphone ketimbang orang yang lebih tua. Selain usia, faktor emosional
juga merupakan faktor utama pembentuk kepribadian seseorang. Seseorang
dengan sikap yang tidak sabar, tidak akan berpikir dua kali untuk menghabiskan
uangnya untuk membeli Iphone, berbeda dengan orang yang memiliki kecerdasan
intelektual yang tinggi.
Masayarakat Indonesia dalam membeli Iphone juga dipengaruhi oleh
berbagai kepribadian yang berbeda. Tingkat emosional yang berbeda pada
masyarakat Indonesia juaga mempengaruhi tingkat pembelian Iphone di
Indonesia.

4. Kesimpulan
Apple Company selalu menemukan terobosan terbaru dalam setiap produk
yang diproduksinya. Iphone sebagai ujung tombak Apple dalam pemasaran

merupakan salah satu produk dalam sejarah yang palin banyak membuat decak
kagum para penggemarnya di seluruh dunia.
Pembelian Iphone di Indonesia cenderung mirip dengan pembelian Iphone
di negara lain, dimana jika dilihat dari perilaku konsumen, dopengaruhi oleh
faktor sikap, kepribadian, dan konsep diri. Hal inilah yang menyebabkan
pembelian Iphone di Indonesia beragam dari tahun ke tahun. Berdasarkan analisa
diatas, maka didapat bahwa faktor sikap merupakan faktor yang paling
mempengaruhi perilaku konsumen terhadap penjualan Iphone di Indonesia.