DESAIN PERENCANAAN BANGUNAN HIDROLIS PEM

DESAIN PERENCANAAN BANGUNAN HIDROLIS
PEMBANGUNAN BENDUNG SUNGAI CIPASAURAN

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

Oleh:
NIRWAL MAHDI ABDULLAH
F44090071

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

DESAIN PERENCANAAN BANGUNAN HIDROLIS
PEMBANGUNAN BENDUNG SUNGAI CIPASAURAN

NIRWAL MAHDI ABDULLAH
F44090071


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DESAIN PERENCANAAN BANGUNAN HIDROLIS
PEMBANGUNAN BENDUNG SUNGAI CIPASAURAN

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

NIRWAL MAHDI ABDULLAH
F44090071

Disetujui Oleh :

Bogor, 20 Desember 2012
Pembimbing Akademik

Dr. Yuli Suharnoto, M.Eng
NIP. 19620709 198703 1 001

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Lapangan ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan teima kasih kepada orang-orang di
bawah ini :
1. Dr. Yuli Suharnoto, M.Eng, sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
2. Bapak Ir. Muhamad Budi Saputra, M.Eng, selaku Kepala Dinas ketersediaan air bersih
PT. Krakatau Tirta Industri yang telah memberikan izin Praktek Lapangan dan telah
memberikan bimbingan dan arahan pada waktu pelaksanaan Praktik Lapang.
3. Bapak Ir. Muhammad Nashir, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
waktu pelaksanaan Praktik Lapangan.
Terima kasih untuk seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu. Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dimasa mendatang.

Bogor, 24 Agustus 2012

Penulis

i

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. iv
I.

II.

III.


IV.

V.

VI.

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................... 1
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .............................................................................. 2
1.4 Metode Pelaksanaan ................................................................................................ 2
1.5 Aspek Kajian ........................................................................................................... 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................................... 3
2.1 Sejarah dan Perkembangan...................................................................................... 3
2.2 Lokasi dan Tata Letak ............................................................................................. 4
2.3 Struktur Organsasi dan Ketenagakerjaan ................................................................ 4
KEGIATAN PRAKTEK LAPANG ........................................................................... 7
3.1 Analisis Curah Hujan .............................................................................................. 7
3.2 Analisis Debit Banjir ............................................................................................... 7

3.3 Perencanaan Hidrolis Bendung ............................................................................... 7
3.3.1 Perencanaan Elevasi Mercu Bendung .................................................................. 7
3.3.2 Perencanaan Lebar Efektif Bendung .................................................................... 8
3.4 Perencanaan Bangunan Pelengkap .......................................................................... 8
3.4.1 Perhitungan dan Desaun Bangunan Intake ........................................................... 8
3.4.2 Perhitungan dan Desain Bangunan Pembilas ....................................................... 9
3.4.3 Perhitungan dan Desain Bangunan Kolam Olak .................................................. 9
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 10
4.1 Analisis Curah Hujan .............................................................................................. 10
4.2 Analisis Debit Banjir ............................................................................................... 10
4.3 Mercu Bendung dan Lebar Efektif Bendung ........................................................... 10
4.4 Bangunan Utama dan Bangunan Pelengkap Bendung ............................................ 11
4.4.1 Perhitungan dan Desain Bangunan Intake ............................................................ 11
4.4.2 Perhitungan dan Desain Bangunan Pembilas ....................................................... 11
4.4.3 Perhitungan dan Desain Bangunan Kolam Olak .................................................. 11
PENUTUP .................................................................................................................... 12
5.1 Simpulan.................................................................................................................. 12
5.2 Saran ........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13


ii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Trial and Error Lebar Efektif Bendung

10

Tabel 2. Desain Kolam Olakan

11

iii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Perhitungan Curah Hujan dan Debit Andalan .................................................. 15
Lampiran 2. Data Perhitungan Debit Banjir ................................................................................. 19
Lampiran 3. Peta Kontur DAS Cipasauran .................................................................................... 22
Lampiran 4. Desain perencanaan bangunan intake ........................................................................ 23

Lampiran 5. Desain perencanaan bangunan kolam olakan ............................................................ 24

iv

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kebutuhan utama akan air baik dalam segi pertanian maupun untuk air bersih merupakan
masalah utama dalam lingkungan masyarakat saat ini. Tetapi dengan cuaca serta iklim yang
berubah-ubah seiring dengan pemanasan global menyebabkan ketersediaan air menjadi hal yang
sangat diutamakan, sehingga dibutuhkan beberapa bangunan hidrolik air baik berupa bendungan,
waduk, serta bangunan-bangunan pelengkap bendung.
Bendung merupakan salah satu alternatif dalam mensuplai kebutuhan air dari suatu sungai.
Dengan kondisi perusahaan yang membutuhkan debit air lebih banyak menyebabkan harus dibuat
suatu bendung sehingga didaptkan debit air yang diinginkan. Dalam hal ini, mahasiswa harus
mampu ikut turut serta dalam menyelesaikan masalah baik itu dalam memberikan solusi maupun
ide-ide yang kemudian dapat dikembangkan oleh pihak perusahaan.
PT. Krakatau Tirta Industri merupakan salah satu perusahaan yang berada di Cilegon, Banten

yang bergerak di bidang produksi air baku ke seluruh wilayah di Cilegon baik ke perumahanperumahan di daerah Cilegon melalui perusahaan PDAM dan ke perusahaan induk PT. Krakatau
Steel melalui pipa. PT Krakatau Tirta Industri mempunyai dua pemasok air, yaitu dari sungai
Cidanau dan waduh Krenceng. Keduanya digunakan sesuai debit air yang kebutuhan. Tetapi
seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan iklim yang kadang tidak diprediksi dari
awal menyebabkan dibutuhkan lagi tambahan debit air yang digunakan untuk memproduksi air
baku. Air dari sungai Cidanau memasok debit sebesar 1.2-2.81 m3/detik. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan air sehingga PT. Krakatau Tirta Industri harus mensuplai debit air
tambahan sebesar 0.6 m3/detik sehingga direncanakan pembuatan bendung di sungai Cipasauran
yang berjarak sekitar 14 km dari sungai Cidanau untuk menambah debit air.
Perencanaan pembangunan ini menjadi pertimbangan dalam memilih tempat Praktik Lapang
di Perusahaan PT. Krakatau Tirta Industri karena sesuai dengan minat dan keahlian mahasiswa
pada bidang Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor.

1.2 Tujuan
Secara umum tujuan Praktik Lapangan adalah :
1. Tujuan Instruksional
Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa melalui latihan kerja dan
aplikasi ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan bidang keahliannya, serta meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan memecahkan
permasalahan sesuai dengan keahliannya di lapangan secara sistematis dan interdisiplin.

2. Tujuan Institusional
Memperkenalkan dan mendekatkan IPB, khususnya Fakultas Teknologi Pertanian dengan
masyarakat dan mendapatkan masukan/pertimbangan bagi penyusunan kurikulum sebagai
upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kemajuan iptek dan kebutuhan
masyarakat sebagai pengguna.

1

Secara khusus tujuan Praktik Lapangan adalah:
a. Mempelajari perencanaan bangunan bendung dari segi perencanaan hidrolis dan
bangunan pelengkap.
b. Mempelajari perhitungan dan desain bangunan bendung pada bagian hidrolis dan
bangunan pelengkap sesuai kebutuhan di lapangan.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan praktik lapangan ini dilaksanakan di PT Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten.
Praktik lapangan ini berlangsung selama 40 hari sejak tanggal 25 Juni 2012 sampai dengan 12
Agustus 2012

Metode Pelaksanaan

Metodologi pelaksanaan kegiatan praktik lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi Lapang
Melakukan pengamatan langsung terhadap aspek-aspek yang berhubungan dengan topik,
yaitu pengolahan air limbah.
2. Wawancara dan Diskusi
Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi dan data serta untuk
mengklarifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan. Wawancara dilakukan dengan pihakpihak yang terkait langsung dan berdasarkan bimbingan dari pembimbing lapangan.
3. Praktik Langsung
Praktik langsung dilakukan untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja dan mempelajari
kesesuaian antara teori yang disampaikan di dalam perkuliahan dengan praktik di lapangan.
Dalam melakukan praktik, mahasiswa diharapkan dapat aktif berperan serta dalam kegiatan
kerja harian di perusahaan.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh penjelasan atau pembuktian ilmiah.dalam
melakukan analisis terhadap berbagai macam permasalahan yang dihadapi di lapangan.

1.4

Aspek Kajian


Aspek yang dikaji dalam kegiatan praktik lapangan ini antara lain :
1. Aspek Kajian Umum
Pengkajian aspek umum mencakup latar belakang dan sejarah perkembangan PT. Krakatau
Tirta Industri, Cilegon, Banten, Indonesia, lokasi dan tata letak perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, ketenagakerjaan, sistem dan kapasitas produksi, serta sistem
pemasaran produk.
2. Aspek Kajian Khusus
Pengkajian aspek khusus mencakup kebutuhan air atau debit andalan yang dibutuhkan,
perencanaan konstruksi bendung mencakup bagian hidrolis bendung dan bangunan
pelengkap

2

II.
2.1

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah dan Perkembangan
PT. Krakatau Steel berdiri pada era pergerakan Budi Utomo. Atas izin dan prakarsa
Presiden RI Ir. Soekarno, dilakukan peletakan batu pertama pendirian Pabrik Baja Trikora
pada tanggal 26 Mei tahun 1962. Pabrik ini kemudian menjadi cikal bakal PT. Krakatau
Steel. Pabrik Baja Trikora merupakan industri yang dapat menjadikan bangsa Indonesia
mandiri, merupakan pabrik baja terpadu dan terbesar di Asean. Melalui Peraturan Pemerintah
No. 35/31 Agustus 1970, Pabrik Baja Trikora berganti nama menjadi Pabrik Baja Modern
PT. Krakatau Steel (Persero). Sejak saat itu berbagai pabrik kemudian dibangun di area
Kompleks PT. Krakatau Steel.
Pada tahun 1977 Presiden RI Jenderal Soeharto meresmikan Pabrik Besi Beton, dan
pada bulan Juli tahun 1997 Pelabuhan Cigading (PT. KBS). Setelah itu diresmikan Pabrik
Billet Baja (BSP), Wire Rod, Pipa Baja (PT. KHI), dan Pembangkit Listrik (PT. KDL) 400
MW. Pusat penjernihan air berkapasitas 800 lt/dt diresmikan pada Oktober 1979, dan yang
sejak tahun 1996 lebih dikenal dengan PT. Krakatau Tirta Industri.
PT. Krakatau Tirta Industri merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
bergerak di bidang industri air bersih khususnya untuk air minum. Hasil pengolahan air
bersih sebagian besar didistribusikan untuk kebutuhan air baku industri di wilayah Cilegon,
Banten, dan sebagian untuk kebutuhan penduduk Kota Cilegon. Air yang diolah berasal dari
Sungai Cidanau, yang merupakan saluran pelepas dari Rawa Danau, dengan debit antara 1.2
โ€“ 28.1 m3/detik. Air dipompakan melalui pipa berdiameter 1.4 m sepanjang ยฑ28 km untuk
diolah menjadi air bersih di unit pengolahan air. PT. Krakatau Tirta Industri memiliki
kapasitas terpasang unit pengolah air sebesar 2000 lt/dt, dengan kapasitas sebesar 56%.
Perusahaan memiliki beberapa kegiatan, yaitu :
a. Penyedia air baku untuk kebutuhan sendiri maupun pihak lain
b. Mendirikan dan mengoperasikan instalasi penjernihan air termasuk limbah
c. Menjalankan perdagangan barang yang berhubungan dengan kegiatan 1 dan 2 tersebut
d. Menjalankan usaha jasa konsultasi dan supervisi di bidang teknologi air bersih dan/atau air
limbah.
Luas wilayah pelayanan air besih di Kota Cilegon dan sekitarnya mencapai 225 km2,
dengan tingkat konsumsi di tahun 2007 kurang lebih 1100 lt/dt. Pelanggan terbesar saat ini
adalah PT. Krakatau Steel Group serta industri-industri di kawasan Cigading, Ciwandan,
Cilegon, dan Banten. Pada tahun 2006, PT. Krakatau Tirta Industri melakukan kerjasama
Operasional (KSO) dengan PT. Krakatau Daya Listrik (PT. KDL) membentuk PT. Krakatau
Daya Tirta (PT. KDT), dengan kegiatan utama pada pengolahan air minum dalam kemasan.

3

2.2
Lokasi dan Tata Letak
1. Kantor Cilegon
Pusat Penjernihan Air Krakatau Steel Group - Jl. Ir. Sutami Kenon Sari Citangkil
Krenceng Cilegon, Banten 42442. Telp: (0254) 311206; Faximile: (0254) 310824.
2. Kantor Jakarta
Gedung Wisma Baja Krakatau Steel Lt.VIII - Jl. Gatot Subroto Kav 54 Jakarta Selatan.
Telp /fax: (021) 5221249. Bagian utama dari PT. Krakatau Tirta Industri adalah pengolah air atau
water treatment plant (WTP). WTP ini dijalankan secara mekanis dan dikendalikan oleh operator
di ruang kontrol (Control Room) Divisi Operasi. Tetapi secara umum, PT. Krakatau Tirta Industri
mempunyai enam gedung utama, dengan masing-masing gedung mempunyai fungsi dan
pembagian kerja yang berbeda. Kelima gedung tersebut diantaranya adalah Gedung Tirta Graha,
Gedung Perencanaan Korporat dan Pengembangan Usaha (PKPU), Gedung Jasa Teknik, Gedung
Operasi, Gedung Logistik, dan Gedung Koperasi. Gedung Tirta Graha merupakan kantor pusat
yang ditempati oleh jajaran direksi dan Divisi Sumberdaya Manusia. Gedung ini juga merupakan
pusat kegiatan administrasi PT. Krakatau Tirta Industri. Gedung PKPU merupakan pusat dari
proyek dan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan. Gedung Jasa Teknik merupakan
gedung yang berfungsi melakukan perawatan dan perbaikan alat-alat produksi. Gedung operasi
merupakan gedung yang mengontrol jalannya operasi penjernihan air. Gedung Logistik merupakan
gedung yang menyuplai alat dan bahan yang diperlukan untuk penjernihan air. Sedangkan Gedung
Koperasi berfungsi sebagai gedung yang memfokuskan pada kesejahteraan karyawan.
Selain gedung, Jalur Lingkar Selatan pun merupakan jalan yang tidak luput dari wilayah
perusahaan. Jalur Lingkar Selatan merupakan jalan yang membentang daerah Cilegon sepanjang
16 km. Pekerjaan jalan ini dimulai dari ujung timur Kota Cilegon, tepatnya setelah gerbang tol
Cilegon hingga ujung barat daya Kota Cilegon, daerah Pelabuhan Ciwandan. Jalur ini memiliki
manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat yang berdomisili di Cilegon Timur, karena
mudahnya akses yang dilalui menuju Pantai Anyer maupun daerah industri kimia. Selain itu,
pembangunan jalur ini akan diikuti pula dengan pembangunan wilayah pergudangan dan
perumahan di sepanjang jalur pada tahun 2012 oleh Pemerintah Kota Cilegon. Wilayah
pergudangan ini akan digunakan oleh pabrik-pabrik yang beroperasi di wilayah Cilegon untuk
menyimpan barang-barang logistik perusahaan.

2.3

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi yang ada di PT. Krakatau Tirta Industri (KTI) sebagian besar menggunakan
sistem pendelegasian. Sehubungan dengan kegiatan praktik lapangan yang dilakukan pada bagian
divisi operasi, maka penulisan tentang struktur organisasi adalah pada divisi operasi dengan
organigram serta beberapa jabatan dan tugasnya sebagai berikut :
1. Kepala Divisi Operasi : Mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan
produksi dan masalah-masalah serta peralatan produksi guna mengembangkan sistem pengolahan
air yang sesuai dengan spesifikasi dan standar produksi.

4

2. Kepala Dinas Air Baku : Menyelenggarakan kegiatan pengoperasian dan serta pemantauan
instalasi intake dan stasium pompa I Cidanau serta pemeliharaan dan pemantauan Sungai Cidanau /
Rawa Danau untuk menjamin kelancaran dan ketersediaan suplay air baku sesuai dengan
kebutuhan air WTP Krenceng.
3. Kepala Dinas Pengolahan : Menyelenggarakan dan mengatur kegiatan operasi pengolahan air
bersih sesuai dengan standar perusahaan, serta terkendalinya perlakuan terhadap peralatan untuk
menjamin kontinitas suplay air bersih.
4. Kepala Dinas Proses, Lab., dan K3LH : Menyelenggarakan dan mengatur kegiatan pengendalian
pemeriksaan air baku dan pengendalian kualitas air bersih dan bahan kimia yang digunakan agar
sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan serta mengkordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan K3LH.
5. Petugas Tata Usaha : Bertugas membuat, menyiapkan, dan membukukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kedinasan yang ada di lingkungan divisi Operasi.
6. Officer Pengolah Data : Membuat dan mengolah data hasil analisa dan membukukannya
menjadi dokumen untuk kedinasan di lingkungan divisi Operasi.
7. Kasi Air Baku : Mengawasi dan mengamati kegiatan operasi pengadaan air baku mulai dari
instalasi intake, station pompa I Cidanau, pipa transmisi, Waduk Krenceng, dan DAS Cidanau
untuk menjaga kelancaran pengadaan air baku sesuai dengan produksi yang ditetapkan.
8. AP DAS dan Bendungan : Merencanakan, menganalisa, dan memonitor kondisi DAS dan
bangunan air sehingga kontinitas air baku terjamin dan kelancaran proses pengolahan air dapat
berjalan dengan baik.
9. Kasi Operasi : Mengatur, mengoperasikan, dan mengawasi kegiatan operasi pengolahan air
bersih sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang telah ditentukan untuk tercapainya kelancaran
operasi.
10. Kasi Pengendalian Peralatan : Merencanakan, Mengoperasikan, mengontrol, dan mengevaluasi
atas program preventif seluruh mesin-mesin produksi dan sarana penunjangnya, serta menjamin
avability dan kehandalan peralatan.
11. Kasi Quality Control : Mengawasi dan memberi pengarahan terhadap kegiatan pengawasan
kualitas air baku, air bersih, dengan cara melalui pemeriksaan/penelitian laboratorium, guna
menghasilkan kualitas air bersih sesuai dengan standar ISO 17025.
12. AP K3LH : Mengawasi dan memberi pengarahan terhadap kegiatan keselamatan kesehatan
kerja dan lingkungan hidup di lingkungan PT. KTI.
13. Teknisi Transmisi Air Baku : Merencanakan, menganalisa, dan mengadakan perawatan,
peralatan mekanik dan listrik di station pompa I Cidanau untuk menjamin kelancaran operasi
pompa di rumah pompa I Cidanau dan rumah pompa II Waduk Nadra, Krenceng.

5

14. Petugas Transmisi Air Baku : Melakukan perawatan peralatan mekanik dan listrik untuk
menjamin kelancaran operasi pompa I Cidanau dan pompa II Waduk Krenceng.
15. Teknisi Peralatan : Melakukan monitoring peralatan instalasi pengolahan air bersih dan
melakukan preventif maintenance yang diprogramkan.
16. Teknisi Elektrik : Menyiapkan dan mendistribusikan SPK sesuai dengan jadwal preventif
maintenance yang telah ditetapkan dalam 1 tahun berjalan.
17. Teknisi Mekanik : Melakukan pekerjaan secara teknis dan memberi bimbingan dalam hal
memasang, memperbaiki dana, dan memelihara instalasi mekanik di area dan kantor dengan
menguji pekerjaan yang telah diselesaikan untuk menjamin kelancaran operasional pengolahan air.
18. Petugas Chemichal Dozer, Acc & GLF : Mengatur dan melaksanakan pengisian bahan kimia
serta penyalurannya sesuai dengan dosis yang ditentukan untuk menghasilkan kuantitas dan
kualitas air bersih sesuai standar yang ditentukan serta melakukan pengoperasian dan pengawasan
terhadap instalasi accelator dan green leaf filter di lapangan, agar operasi berjalan lancar sesuai
dengan rencana yang ditentukan.
19. Petugas Pompa SEPS : Melakukan pengoperasian dan pengawasan terhadap pompa-pompa dan
valve pada saat di lapangan agar operasi berjalan lancar dan mendistribusikan air bersih kepada
konsumen sesuai dengan kebutuhan.
20. Petugas Peralatan : Melaksanakan pekerjaan perawatan dan perbaikan peralatan operasi sesuai
dengan program operasi agar peralatan pengolahan air berfungsi dengan baik.
21. Analis Kimia : Menganalisa dan mengevaluasi pengambilan sample, penyiapan reagen,
kalibrasi, alat-alat ukur dan bahan kimia yang akan digunakan dalam proses pengolahan air untuk
menjamin pemeriksaan kualitas air sesuai dengan standar prosedur yang diinginkan oleh
perusahaan.
22. Analis Mikrobiologi : Melaksanakan analisa pekerjaan secara mikrobiologi dalam air seperti
bakteri coli, bakteri pathogen, dan algae agar kualitas air sesuai dengan departemen kesehatan RI.

6

III.

KEGIATAN PRAKTEK LAPANG

3.1 Analisis Curah Hujan
Dalam menghitung dan merancang pembuatan bendung, harus diketahui lebih dahulu data
debit andalan dan debit banjir lokasi sungai yang direncanakan. Analisis curah hujan menjadi
salah satu faktor yang dibtuhkan untuk menghitung debit andalan. Ada beberapa metode
dalam menghitung curah hujan yaitu menggunakan metode Thiessen, serta metode aritmatik
aljabar.

3.2 Analisis Debit Banjir
Analisis debit banjir merupakan hal yang harus diperhitungkan dalam membangun
bendungan. Dengan menganalisis debit banjir, umur suatu bendungan bisa diukur.
Berpedoman pada KP-02, banjir rencana maksimum untuk bendungan diambil pada periode
ulang 100 tahun. Untuk perhitungan debit banjir periode ulang 1000 tahun juga diperlukan
agar dapat diketahui tinggi tanggul banjir dan mengontrol keamanan bangunan utama
bendung.

3.3 Perencanaan Hidraulis Bendung
3.3.1

Perencanaan Elevasi Mercu Bendung
Elevasi mercu bendung merupakan salah satu bagian dari perencanaan bendung.
Penentuan dari mercu bendung didasarkan dari muka air rencana pada bangunan intake.
Pada penentuan elevasi mercu bendung, harus diketahui data-data berupa lebar sungai
yaitu ketika dalam keadaan banjir, tinggi mercu yang akan direncanakan, serta debit yang
akan diperkirakan bakal melewati mercu bendung. Debit yang digunakan adalah debit
banjir pada 100 tahun (Q100) karena perencanaan mengenai umur bendung tidak lebih
dari 100 tahun. Data-data yang diperoleh untuk menetukan mercu bendung adalah sebagai
berikut :
a) Elevasi dasar sungai pada hulu bendung = +18
b) Elevasi dasar sungai pada hilir bendung = +25
c) Elevasi dasar sungai pada perencanaan bendung = +21
d) Lebar dasar sungai pada bendung = +30 m
Penentuan elevasi untuk bangunan bendung didasarkan pada peta kontur DAS
Cipasauran pada lampiran. Beberapa hal yang menyebabkan penentuan letak lokasi
bendungan menurut KP-02 yaitu :
a) Pemilihan lokasi bendung yaitu pada lembah yang sempit dan tidak terlalu
dalam ataupun dangkal.
b) Dipilih pada bagian sungai yang lurus. Jika bagian sungai tidak lurus maka
bisa pada belokan sungai dengan syarat bangunan intake harus terletak pada
tikungan luar dan terdapat bagian sungai yang lurus di hulu bendung.
c) Pemilihan lokasi bendung harus juga memperhatikan sektor ekonomis
sehingga pembangunan tidak terlalu mahal.

7

3.3.2

Perencanaan Lebar Efektif Bendung
Dalam menentukan lebar efektif bendung dihitung dari lebar rata-rata sungai yang
stabil. Rumus yang digunakan dalam menghitung lebar efektif bendung ini diambil
dari KP-02 pada bagian Perencanaan Hidrolis:

Be
B
N
Kp
Ka
H

๐‘ฉ โˆ’ ๐Ÿ ๐’ โˆ— ๐‘ฒ๐’‘ + ๐‘ฒ๐’‚ ๐‘ฏ๐Ÿ

= lebar efektif bendung (m)
= lebar mercu bendung (m)
= jumlah pilar yang direncanakan
= koefisien kontraksi pilar (untuk pilar bulat = 0.01)
= koefisien kontrak pangkal bendung = 0
= tinggi energi (m)

Pada rumus diatas, nilai untuk lebar mercu bending, jumlah pilar serta koefisien
kontraksi pilar dan pangkal bendung ditentukan dari KP-02.

3.4 Perencanaan Bangunan Pelengkap
3.4.1 Perhitungan dan Desain Pintu Intake
Pintu pengambilan atau intake merupakan pintu yang digunakan untuk
mengambil debit air sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada perencanaan bangunan
intake ini, jumlah debit yang diambil pada DAS Cipasauran sebesar 0.6m3/detik.
Nilai jumlah debit sendiri ditentukan setelah dilakukan analisis kebutuhan air serta
perkiraan jumlah debit air yang dibutuhkan untuk menambah debit pada DAS
Cidanau.
Bangunan intake sendiri direncanakan pada elevasi +21 pada kontur DAS
Cipasauran. Pada perencanaan bangunan digunakan acuan KP-02 pada bagian
bangunan pengambil dan pembilas.
Pada awal perencanaan, kapasitas pengambilan air harus sekurang-kurangnya
120% dari debit yang diinginkan dengan mengggunakan rumus sebagai berikut :
๐‘„๐‘ = ๐‘„๐‘‘ โˆ— 120%
Qp = kapasitas debit (120%)
Qd = debit andalan/ debit yang diinginkan (m3/detik)

Tinggi pintu bukaan didesain dan dihitung berdasarkan jenis pintu yang
direncanakan serta lebar bukaan saluran intake. Berdasarkan KP-02, rumus yang
digunakan dalam menghitung tinggi bukaan pintu adalah :
๐‘„๐‘
๐‘Ž=
๐œ‡โˆ—๐‘โˆ— 2โˆ—๐‘”โˆ—๐‘ง
a = tinggi bukaan pintu (m)
Qp = kapasitas debit (120%)
ยต = koefisiensi debit

8

b = lebar bukaan (m)
g = gravitasi (m2/detik)
z = kehilangan tinggi energy pada bukaan pintu.
Penentuan koefisien debit menggunakan acuan KP-02. Lebar bukaan pintu
diambil berdasarkan lebar bendung yang direncanakan. Kehilangan tinggi energi
pada bukaan pintu intake ditentukan untuk mencegah terjadinya pengendapan
sedimen yang terbawa oleh sungai.
Setelah didapatkan nilai berupa tinggi jagaan pintu serta lebar pintu intake,
kemudian didesain bentuk pintu serta saluran menggunakan software Autocad.

3.4.2

Perhitungan dan Desain Pintu Pembilas
Bangunan pintu pembilas didesain tepat berada di sebelah bangunan intake.
Pintu pembilas berfungsi untuk membuang sedimen kasar yang akan masuk ke
saluran intake. Dalam perencanaannya digunakan nilai debit banjir 100 tahun (Q100)
sebab perkiraan umur untuk bangunan pembilas yaitu selama 100 tahun. Tinggi dari
bangunan pembilas sama dengan tinggi bendung sehingga dapat melewati air banjir.
Dalam menentukan desain pintu pembilas ada beberapa hal yang harus
diperhatikan menurut pedoman dari KP-02 dan KP-04 :
a) Panjang pembilas dihitung bersama pilarnya lebih baik 1/6 โ€“ 1/10 dari
panjang bendung jika sungai tidak lebih dari 100 m
b) Panjang pembilas dapat diambil 60 % dari panjang total bangunan pembilas.
c) Kecepatan pembilas tidak lebih dari 3 m/detik.
d) Lebar pintu pembilas lebih baik tidak leboh dari 2 m.

3.4.3

Perhitungan dan Desain Kolam Olakan
Aliran air yang melewati mercu bendung mempunyai kecepatan yang tinggi yang
bisa menyebabkan terganggunya kestabilan bendung sehingga diperlukan bangunan
peredam energi untuk mengurangi kecepatan aliran tersebut. Kolam olakan
merupakan salah satu tipe bangunan dalam meredam energi aliran. Penentuan
bilangan Froude diperlukan untuk menentukan tipe kolam olak seperti apa yang
dibutuhkan. Tipe-tipe kolam berdasarkan bilangan Froude adalah sebagai berikut :
a. Untuk Fr 4.5, maka digunakan kolam olakan USBR tipe III. Bangunan ini
merupakan bangunan paling ekonomis karena kolam olakan tipe ini
biasanya kecil.

9

IV.

4.1

PEMBAHASAN

Data Curah Hujan

Pada data Curah hujan, digunakan data curah hujan daerah Ciomas dan Padarincang.
Pemilihan dari stasiun cuaca ini dikarenakan daerah Ciomas dan Padarincang merupakan daerah
yang dekat dengan DAS Cipasauran sehiungga bisa diasumsikan bisa mewakili curah hujan yang
ada di sekitar DAS. Perhitungan data curah hujan untuk menentukan debit yang dinginkan yang
akan melewati bangunan intake dan selanjutnya dialirkan ke DAS Cidanau. Perhitungan
menggunakan metode Fj. Mock. Data-data mengenai curah hujan serta table perhitungan tersedia
di bagian lampiran.

4.2

Analisis Debit Banjir

Perhitungan analisis debit banjir dibuthkan untuk menimalisasikan kerusakan yang terjadi
pada bangunan bendung. Analisis debit banjir yang dibutuhkan adalah pada periode ulang 50 tahun
serta 100 tahun yang biasanya digunakan untuk mengukur umur suatu bendung. Pada perhitungan
yang menggunakan metode AWLR, didapatkan periode ulang untuk 50 tahun dan 100 tahun
adalah 19.77 m3/detik dan 18.13 m3/detik. Untuk perhitungan tersedia di bagian lampiran.

4.3

Mercu bendung dan lebar efektif bendung

Lebar bendung, yaitu jarak antara pangkal-pangkalnya abutment), sebaiknya sama dengan
lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil. Di bagian ruas bawah sungai, lebar rata-rata dapat
diambil pada debit penuh. Lebar maksimum tidak lebih dari 1.2 kali lebar rata-rata sungai pada
ruas yang stabil (KP-02). Lebar bendung yang direncanakan adalah 30 m serta lebar mercu
bendung yang direncanakan adalah 26 m. Data diperoleh berdasarkan pengukuran langsung di
lapang. Nilai koefisien debit serta jari-jari bendung berdasarkan KP-02 adalah 1.3 dan 0.4 m. jarijari bendung diasumsikan menggunakan beton sebagai bahan utama. Setelah itu dengan
menggunakan metode trial and error, didapatkan lebar efektif bendung sebesar 25.98344 m, serta
tinggi energy yang melewati mercu bendung sebesar 19.82729 m.
Tabel 1. trial and error lebar efektif bendung

No

H1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0.05
0.06
0.061
0.062
0.063
0.064
0.065
0.066
0.067
0.069

Be
H1/r
25.988
0.125
25.9856
0.15
25.98536
0.1525
25.98512
0.155
25.98488
0.1575
25.98464
0.16
25.9844
0.1625
25.98416
0.165
25.98392
0.1675
25.98344
0.1725

p1/H1
80
66.66667
65.57377
64.51613
63.49206
62.5
61.53846
60.60606
59.70149
57.97101

Cd

Q
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3

19.77
19.77
19.77
19.77
19.77
19.77
19.77
19.77
19.77
19.77

10

H1
15.57508
17.85566
18.07823
18.29988
18.52064
18.74052
18.95953
19.1777
19.39504
19.82729

4.4

Bangunan utama dan bangunan pelengkap bendung
4.4.1

Perhitungan dan desain pintu Intake
Dalam mendesain dan merencanakan bangunan intake pada DAS Cipasauran,
harus diketahui data-data seperti elevasi bangunan intake, debit yang dibutuhkan
serta penentuan kapasitas pengambilan debit. Kapasitas pengambilan harus
sekurang-kurangnya 120 % dari debit yang dibutuhkan sebab utnuk menambah
fleksibilitas dan agar dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi selama umur
proyek bendung. Pada perhitungan didapatkan besarnya kapasitas pengambilan
adalah 0.72 m3/detik. Debit yang dibutuhkan sendiri sebesar 0.6 m3/detik.
Kemudian ditentukan tinggi bukaan pintu intake dengan kehilangan energy (ยต =
0.8) serta lebar bukaan pintu sebesar 1 m. sehingga didapatkan nilai tinggi bukaan
pintu intake sebesar 0.45 m.

4.4.2

Perhitungan dan desain saluran pembilas
Dalam mendesain dan merencanakan bangunan pembilas pada bendung, datadata yang harus diperole terlebih dahulu yaitu debit banjir 100 tahun, kecepatan
pembilas, serta kedalaman kritis saluran tersebut. Nilai debit banjir 100 tahun
yaitu 19.77 m3/detik, kecepatan pembilas sebesar 3 m/detik, serta kedalaman kritis
sebesar 2.15 m. Untuk nilai slope lantai penguras sebesar 0.24. Nilai slope
didapatkan dari rumus kecepatan kritis.

4.4.3

Perhitungan dan desain kolam olakan
Bangunan kolam olak dirancang untuk menghindari kerusakan berupa gerusan
pada bagian belakang pelimpah yang bisa menyebabkan kerusakan pada badan
bendung. Pada perencanaan bendung untuk DAS Cipasauran, beberapa data
seperti debit banjir periode 100 tahun serta beberapa data dalam merencanakan
kolam olak seperti tinggi bendung sebesar 4 m dan tinggi energi yang melewati
sebesar 0.69 m.
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan trial and error didapatkan
nilai Froude number sebesar 2.503. Karena nilai 2.5