makalah isi pokok batang tubuh uud 1945

ISI POKOK BATANG TUBUH UUD 1945

Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah PKN

Disusun oleh
Kelompok 7
Ketua
: SINDI APRILA
Anggota : RIAN
RINA
TIARA
LINDA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2016

1


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini berjudul ISI POKOK BATANG TUBUH UUD 1945
merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penyusun haturkan kepada semua
pihakyang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kepada Dosen
Pendidikan Kewarganegaraan, kepada rekan-rekan seperjuangan yang telah turut
membantu tersusunnya makalah ini, semoga mendapat balasan kebaikan yang
berlipat dari Allah SWT.
Penyusun pun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu
tegur dan sapa, kritik dan saran sangat penyusun harapkan untuk perbaikan dan
kemajuan penyusun di masa yang akan datang.
Akhirnya, penyusun mengucapkan semoga makalah ini memberikan manfaat
kepada pembaca pada umumnya, khususnya kepada penyusun sendiri.
Ciamis, Oktober 2016
Penyusun

i


DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan Penelitian.....................................................................
BAB II
LANDASAN TEORI.....................................................................
A. Hukum Dasar Tertulis.............................................................
B. Hukum Dasar Tidak Tertulis ..................................................
C. Konstitusi.................................................................................
D. Sejarah Penyusunan dan Penetapan UUD 1945......................
E. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945 Hasil Amandemen 2002
F. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945................................
1. Hak Asasi Manusia............................................................
2. Berbagai Instrumen HAM di Indonesia.............................
3. Hak-hak asasi Manusia dan Permasalahanya....................
4. Penjabaran hak asasi manusia dalam UUD.......................

BAB III PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

ii

i
ii
1
1
1
1
2
2
2
2
2
8
10

10
11
12
12
13
13
13
14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang
UUD 1945, banyak yang melontarkan ide untuk melakikan amandemen terhadap
UUD 1945. Memang amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti UUD tetapi
merupakan suatu prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus
langsung mengubah UUD.
Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan pada suatu
kenyataan sejarah selama masa orde lama dan orde baru, bahwa penerapan
terhadap pasal-pasal UUD memiliki sifat “multi interpretable”, sehingga

mengakibatkan ada sentralisasi kekuasaan terutama kepada presiden.
Hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah
tidak hanya sistem kekuasaan dengan “checks and balances” terutama terhadap
kekuasaan eksekutif. Bagi bangsa Indonesia proses reformasi terhadap UUD 1945
adalah merupakan suatu keharusan, karena hal itu akan mengantarkan bangsa
Indonesia ke arah tahapan baru ketatanegraan.
B. Rumusan Masalah
Supaya dalam penulisan makalah ini mencapai fokus sesuai yang
diharapkan maka ditetepkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanan proses penyusunan dan penetapan Pembukaan UUD 1945
dan batang tubuh UUD 1945?
2. Apa saja amandemen batang tubuh UUD 1945?
3. Bagaimana posisi Hak Azazi Manusia dalam UUD 1945?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses penyusunan dan penetapan UUD 1945
2. Mengetahui amandemen UUD 1945
3. Mengetahui Hak Azasi Manusia menurut UUD 1945

1


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hukum Dasar Tertulis
Telah kita ketahui bahwa pengertian hukum dasar terdiri dari dua macam
yaitu, hukun dasar tertulis ( Undang-undang Dasar) dan hukum dasar tidak tertulis
(convensi). Oleh karena sifatnya yang tertulis maka UUD tidak mudah berubah
sifat-sifat Undang-undang dasar 1945 adalah sebagai berikut:
1. Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusanya jelas, merupakan suatu hukum
positif yang mengikat pemerintahan sebagai penyelenggara Negara maupun
mengikat bagi setiap warga Negara.
2. Sebagaimana tersebut dalam Undang-undang dasar 1945. Bahwa UUD bersifat
singkat dan supel memuat aturan-aturan pokok yang setiap kali harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman ,serta memuat hak-hak
asasi manusia ,
3. Memuat norma-norma,aturan-aturanserta ketentuan-ketentuan yang dapat dan
harus dilaksanakan secara konstitusional.
4. Undag-undang Dasar 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan
hukum positif yang tertinggi , disamping itu sebagai alat control terhadap
norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam hierarki tertib hukum
Indonesia.

B. Hukum Dasar Tidak Tertulis
Convensi adalah Hukum dasar yang tidak tertulis ,yaitu aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggara Negara meskipun sifatnya
tidak tertulis. Namun jika Convensi ingin dijadikan rumusan yang bersifat tertulis
maka yang berwenang adalah MPR namun bukan menjadi hukum dasar melainkan
menjadi ketetapan MPR.
Sifat-sifat Convensi antara lain:
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara.
2. Tidak bertentangan dengan Undang-Undang dasar dan berjalan sejajar.
3. Diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap,sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan
dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar.
C. Konstitusi
Di samping pengertian undang-undang dasar di pergunakan juga istilah lain,
yaitu konstitusi. Istilah ini berasal dari bahasa inggris constitution atau dari bahasa
Belanda constitutie. Terjemahan dari istilah tersebut adalah undang-undang dasar.
D. Sejarah Penyusunan dan Penetapan UUD 1945
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
dibentuk pada tanggal 29 April 1945 badan ini merupakan badan yang merancang

konstitusi 1945. Selama sesi pertama yang berlangsung pada 28 Mei - 1 Juni 1945,

2

3

Pada saat itu Bung Karno menyampaikan gagasan "Dasar Negara", yang ia beri
nama Pancasila.
Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia
Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan
menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihapusnya kata "dengan
kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" kemudian naskah
Piagam Jakarta dijadikan naskah Pembukaan UUD 1945 yang kemudian
diresmikan pada 18-Agustus-1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Pengesahan UUD 1945 ditetapkan oleh KNIP (Komite Nasional
Indonesia Pusat) pada sidangnya tanggal 29 Agustus 1945.
Kemudian Naskah rancangan UUD 1945 dibuat pada saat Sidang Ke-2
BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945. dan Tanggal 18-Agustus-1945, PPKI
mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Periode Diberlakukannya UUD 1945 (18-Agustus-1945 sampai 27-Desember1949)

Dalam Periode 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
karena Indonesia saat itu disibukkan oleh perjuangan mempertahankan
kemerdekaan. Kemudian pada Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16Oktober-1945 mengatakan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan kepada KNIP,
karena saat itu DPR dan MPR belum terbentuk. Selanjutnya Pada 14-November1945 dibentuk Kabinet Semi Presidensial (Semi Parlementer) yang pertama,
dimana peristiwa tersebut adalah perubahan pertama dari sistem pemerintahan
Indonesia terhadap UUD 1945.
Kabinet pada Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 sering
terjadi perubahan. Kabinet RI yang pertama terdiri dari 4 menteri negara dan 12
menteri memimpin departemen. Namun kabinet ini dipimpin oleh Bung Karno.
Kemudian Dalam kehidupan negara demokratis terbentuk banyak partai
politik di Indonesia. Sehingga dikeluarkan maklumat Pemerintah. kemudian kabinet
berubah menjadi kabinet parlementer. Perubahan kabinet ini dimaksud agar bangsa
Indonesia mendapat dukungan dari negara barat yang menganut paham demokrassi
dan kabinet parlementer (Sultan Syahrir menjadi Perdana Mentri I di Indonesia).
Periode Diberlakukanya Konstitusi RIS 1949 (27-Desember-1949 sampai 17Agustus-1950)
Pada saat itu pemerintah Indonesia menganut sistem parlementer. Bentuk
pemerintahan dan bentuk negara yaitu federasi negara yang terdiri dari negaranegara yang masing-masing negara mempunyai kedaulatan sendiri untuk mengelola
urusan internal. Ini merupakan perubahan dari tahun 1945 yang mengamanatkan
bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan.
Periode Diberlakukanya UUDS 1950 (17-Agustus-1950 sampai 5-Juli-1959)

Pada periode UUDS 1950 diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang
lebih dikenal Demokrasi Liberal. Pada periode ini kabinet sering dilakukan
pergantian, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, hal tersebut lantaran tiap
partai lebih mengutamakan kepentingan golongan atau partanyai. Setelah

4

memberlakukan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal selama hampir 9 tahun,
kemudian rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi
Liberal tidak sesuai, hal tersebut karena tidak cocok dengan jiwa Pancasila dan
UUD 1945 yang sesungguhnya.
Periode Diberlakukanya kembali UUD 1945 (5-Juli-1959 sampai 1966)
Karena situasi politik di Majelis Konstituante pada tahun 1959 yang panas
dan banyak kepentingan partai saling tarik ulur politik sehingga gagal
menghasilkan sebuah konstitusi baru, kemudian pada 5-Juli-1959, Bung Karno
mengeluarkan Keputusan Presiden yang satu itu memberlakukan kembali UUD
1945 sebagai konstitusi, menggantikan Sementara UUDS 1950 yang berlaku pada
saat itu.
Pada saat itu, ada berbagai penyimpangan 1945, termasuk:
 Presiden menunjuk Ketua dan Wakil Ketua DPR/MPR dan Mahkamah Agung

serta Wakil Ketua DPA sebagai Menteri Negara
 MPRS menetapkan Bung Karno menjadi presiden seumur hidup.
Periode UUD 1945 masa Orde Baru (11-Maret-1966 sampai 21-Mei-1998)
Selama Orde Baru (1966-1998), Pemerintah berjanji akan melaksanakan
UUD 1945 dan Pancasila secara konsekuen dan murni. Akibatnya Selama Orde
Baru, UUD 1945 menjadi sangat “sakral”, di antara melalui sejumlah aturan:
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang referendum, yang merupakan
implementasi Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983.
 Keputusan No. IV / MPR / 1983 mengenai Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa seandainya MPR berkeinginan mengubah UUD 1945,
terlebih dahulu harus meminta masukan dari rakyat dengan mengadakan
referendum.
 Keputusan No. I / MPR / 1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan
untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan
amandemen terhadapnya
Masa (21-Mei-1998 sampai 19-Oktober-1999)
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto
digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur
(Sekarang Timor Leste) dari NKRI.
Periode Perubahan UUD 1945 (sampai Sekarang)
Salah satu permintaan Reformasi pada tahun 98 adalah adanya amendemen
atau perubahan terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan amandemen UUD
1945 antara lain karena pada zaman Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR
(namun pada nyataannya tidak di tangan rakyat), tetapi kekuasaan yang sangat
besar malah ada pada Presiden, hal tersebut karena adanya pasal-pasal yang terlalu
"luwes" (yang dapat menimbulkan multitafsir), dan kenyataan rumusan UUD 1945
mengenai semangat penyelenggara negara yang belum didukung cukup ketentuan
konstitusi.

5

Tujuan amandemen UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan
dasar seperti kedaulatan rakyat, tatanan negara, pembagian kekuasaan, HAM,
eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, dll yang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan dan aspirasi bangsa. Amandemen UUD 1945 mempunyai
kesepakatan yaitu tidak merubah Pembukaan UUD 1945, dan tetap
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga memperjelas
sistem pemerintahan presidensial.
Dalam periode 1999-2002, terjadi 4 kali amendemen UUD 1945 yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR yaitu:
 Pada Sidang Umum MPR 1999, 14-21 Oktober 1999, Amandemen Pertama.
 Pada Sidang Tahunan MPR 2000, 7-18 Agustus 2000, Amandemen Kedua.
 Pada Sidang Tahunan MPR 2001, 1-9 November 2001, Amandemen Ketiga.
 Pada Sidang Tahunan MPR 2002, 1-11 Agustus
2002, Amandemen Keempat.
Naskah Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum amandemen, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh
(16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1
ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal
Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.
Setelah dilakukan 4 kali amandemen, UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal,
194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, serta 2 pasal Aturan Tambahan
E. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945 Hasil Amandemen 2002
HASIL AMANDEMEN UUD 1945
Amandemen Pertama
Perubahan ini meliputi 9 pasal, 16 ayat yang Ditetapkan pada tanggal
19-Oktober-1999, yaitu:
 Pasal 7: Tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden
 Pasal 13 ayat 2 dan 3: Tentang Penempatan dan Pengangkatan Duta
 Pasal 5 ayat 1: Tentang Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
 Pasal 14 ayat 1: Tentang Pemberian Grasi dan Rehabilitasi
 Pasal 15: Tentang Pemberian tanda jasa, gelar, serta kehormatan lain
 Pasal 9 ayat 1 dan 2: Tentang Sumpah Presiden dan Wakil Presiden
 Pasal 21: Tentang Hak DPR untuk mengajukan RUU
 Pasal 14 ayat 2: Tentang Pemberian abolisi dan amnesty
 Pasal 20 ayat 1-4: Tentang DPR
 Pasal 17 ayat 2 dan 3: Tentang Pengangkatan Menteri
Amandemen Kedua
Perubahan ini tersebar dalam 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 18Agustus-2000, yaitu:
 Bab IX A: Tentang Wilayah Negara
 Bab VI: Tentang Pemerintahan Daerah
 Bab XA: Tentang Hak Asasi Manusia (HAM)

6

 Bab VII: Tentang Dewan Perwakilan Daerah (DPR)
 Bab XV: Tentang Bahasa, Bendera, Lagu Kebangsaan dan Lambang Negara
 Bab X: Tentang Penduduk dan Warga Negara
 Bab XII: Tentang Pertahanan dan Keamanan
Amandemen Ketiga
Perubahan ini tersebar dalam 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 9November-2001, yaitu:
 Bab II: Tentang MPR
 Bab I: Tentang Bentuk dan Kedaulatan
 Bab VIII A: Tentang BPK (Badan Pemeriksa keuangan)
 Bab III: Tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara
 Bab VII A: Tentang DPR
 Bab V: Tentang Kementrian Negara
 Bab VII B: Tentang Pemilihan Umum
Amandemen Keempat
Perubahan ini meliputi 19 pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta
1 butir yang dihapuskan. yang Ditetapkan pada tanggal 10-Agustus-2002. Pada
Amandemen keempat ini ditetapkan bahwa:
UUD 1945 sebagaimana telah diubah merupakan UUD 1945 yang
ditetapkan pada 18-Agustus-1945 dan diberlakukan kembali melalui Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.
Perubahan tersebut diputuskan pada rapat Paripurna MPR RI ke-9
tanggal 18-Agustus-2000 pada Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku
sejak tanggal ditetapkan. pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya
ke dalam Bab III tentang "Kekuasaan Pemerintahan Negara". dan Bab IV
tentang "Dewan Pertimbangan Agung" dihapus.
UUD 1945 hasil amandemen 2002 tetap memuatv37 pasal tetapi dibagi
menjai 26 bab, tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan. Selain
jumlah bab bertambah juga banyak pasal yang di kembangkan.
1. Bentuk dan Kedaulatan (bab 1)
Dalam pasal 1 ayat 1 UUD 1945 ditegaskan bahwa negara adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Jelas bahwabentuk negara Indonesia ialah
negara Kesatuan, dan bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik. Dan
presiden sebagai kepala negara. Dalam sistem ketatanegaran Indonesia
menurut UUD 1945hasil amandemen 2002 tidak di kenal lagi adanya lembaga
negara yang memiliki kekuasaan tertinggi.
2. MPR (bab II)
MPR terdiri atas anggota-anggota DPR & anggota Dewan perwakilan Rakyat.
3. Kekuasaan Pemerintahan Negara (bab III)

7

4.
5.

6.

7.

8.

Presiden republik Indonesia memegnang kekuasaan pemerintahan menurut
UUD 1945. Dalam menjalankan tugas pemerintahannya, presiden dapat
meminta suatu pertimbangan kepada suatu Dewan Pertimbangan. Dewan
Pertimbangan ini di sebut Dewan Pertimbangan Agung.
Kementrian Negara (bab IV)
Mentri negara adalah pembantu presiden. Mereka tidak bertanggung jawab
kepada DPR, Melainkan kepada Presiden.
Pemerintahan Daerah (bab V)
Pasal 18 UUD 1945 mengatur tentang pemerintan daerah. Ayat 1 menjelaskan
bahwa negara Republik Indonesia di bagi atas daerah-daerah provinsi, dan
daerah provinsi itu di bagi atas kabupaten dan kota.
Asas Otonomi
Pasal 18 ayat 2 mengatur tentang otonomi pemerintahan daerah. Pemerintahan
xaerah provinsi, kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahanya.
Pengakuan Keistimewaan Pemerintahan Daerah
Selain asa otonomi sebagaimana tersebut di atas menurut sistem UUD 1945
hasil amandemen 2002, hubungan pemerintahan pusat dan daerah provinsi,
kabupaten dan kota di atur dalam suatu undang-undang dengan memperhatkan
keistimewaan daerah masing-masing.
DPR (bab VI)
Susuna DPR di tetapkan dalam Undang-Undang, dan DPR bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun. DPR memiliki kekuasaan membentuk
Undang-Undang. Jika rancangang Undang-Undang yang di ajukan pemerintah
tidak mendapat persetjuan DPR, maka rancangan ini tidak boleh di ajukan lagi.
Dewan Perwakilan Daerah (bab VIIA)
Angota dewan perwakilann daerah dipilih melalui pemilihan umum. Dewan
perwakilan daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UndangUndang mengenai otonomi daerahpengelolaan sumber daya alam dan ekonomi
lainya.
Pemilihan Umum (bab VIIB)
Pemilihan umum di laksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil setiap 5 tahun sekali. Ketentuan Pemilu sebagai berikut:
a. Pemilu merupakan saran untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam
pemerintahan NKRI.
b. Pemilu dilaksanakan secara efektif & efisien
c. Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR,DPD, DPRD provinsi
dan kabupaten/kota.
d. Pemilu dilaksanakan 5 tahun sekali
e. Pemilu untuk memilih partai politik
f. Untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil
banyak
g. Untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota
diselenggarakan oleh komisi pemilu.
h. Untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan siste distrik berwakil
banyak.

8

Peserta Pemilu Umum dari perseorangan
1. Unutk menjadi calon anggota DPD, peserta pemilu dari perseorangan harus
memiliki syarat sebagai berikut:
a. Provinsi berpenduduk satu juta harus di dukung sekurang-kurangnya
seribu pemilih
b. Provinsi yang berpenduduk >1.000.000-5.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya dua ribu pemilih
c. Provinsi yang berpenduduk >5.000.000-10.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya 3.000 pemilih
d. Provinsi yang berpenduduk >10.000.000-15.000.000 harus di dukung
sekurang-kurangnya 4.000 pemilih
e. Provinsi yang berpenduduk >15.000.000 harus di dukung sekurangkurangnya 5.000 pemilih
2. Harus di dukung sekurang-kurangnya 50% dari jumlah kabupaten di
provinsi yang bersangkutan
3. Persyaratan ini di buktikan dengan tanda tangan/cap jempol dan foto copy
KTP/identitas lain yang sah
4. Pendukung tidak boleh memberikan dukungan lebih dari 1 calon anggota
DPD
Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi
Daerah pemilihan
Daerah pemilihan ditentukan sebagai berikut:
a. Untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota,
ditetapkan Daerah Pemilihan sebagai berikut:
- Daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi
- Daerah pemilihan anggota DPRD provinsi adalah kabupaten
- Daerah pemilihan anggota DPRD kabupaten adalah kecamatan
b. Dareah pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten
ditentuikan oleh KPU
Jumlah kursi
- Kursi DPR di tetapkan sebanyak 560 kursi (pasal 21)
- Kursi anggota DPRD provinsi ditetapkan sebanyak 35-100 kursi (pasal
23). Untuk anggota DPRD kabupaten ditetapkan sebanyak 20-50 kursi.
- Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPD erah pemilihanya
adalah provinsi (pasal 51). Jumlah anggota setiap procvinsi 4 orang.
9. Hal Keuangan (bab VIII)
Dalam pasal 23 UUD 1945 ditegaskan, bahwa Anggaran Belanja dan Anggaran
Pendapatan negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan UU secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat.

9

Apabila suatu rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara tidak di
setujui DPR, maka pemerintah menjalankan anggaran tahunan yang lalu dan
sudah di setujui oleh DPR.
10. Badan Pemeriksa Keuangan (bab VIIIA)
Salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara adalah pengelolaan keuangan negara transparan.
11. Kekuasaan Kehakiman (bab IX UUD1945)
Kekuasaan
kehakiman
adalah
kekuasaanyang
merdeka
untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum & keadilan (pasal 24
UUD 1945)
12. Wilayah Negara
Negara kesatuan republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan berciri
nusantara (pasal 25A UUD 1945)
13. Warga Negara dan Penduduk (bab X)
Yang menjadi warga negara ia orang Indonesia asliorang bangsa lain yang di
sahkan Undang-undang sebagai warga negara (pasal 26 UUD 1945 ayat 1)
14. Agama (bab XI)
Keyakinan warga negara dalam kehidupan keagamaan sebagai berikut:
- Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa.
- Negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agama.
15. Pertahanan dan Keamanan (bab XII)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pemeliharaan negara
(pasal 30 UUD 1945), merupaka suatu hak dan kewajiban serta tanggung jawab
setiap warga negara Indonesia untuk ikut serta dalam pertahanan negara,
mempertahankan kemerdekaan 17 Agustus 1945.
16. Pendidikan dan Kebudayaan (bab XIII)
Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Tentang Kebudayaan
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai etnis, yang sekaligus memiliki beraneka
ragam kebudayaan. Negara wajibmemajukan kebudayaan nasional Indonesia.
17. Perekonomian Nasional danKesejahteraan Sosial (bab XIV)
Dinyataka dalam pasal 33 UUD 1945:
b. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan
c. Cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajad hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
d. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negaradan di gunakan untuk kemakmuran rakyat.
e. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi.
f. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini di atur dalam
undang-undang.
18. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu kebangsaan (bab XV)

10

Terdapat dalam pasal 35, 36, 36A, 36B, 36C UUD 1945. Jika kita cermati
makna pasal 35 sampai dengan pasal 36C maka mutlak penting bagi kita untuk
mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional.
19. Perubahan UUD 1945 (bab XVI)
Pasal terakhir Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen juga memuat
tentang perubahan UUD terutama mengingat agar UUD itu senantiasa dengan
perkembangan jaman dan aspirasi rakyat. Pasal 37, memuat 5 ayat yang
berkaitan dengan ketentuan tentang perubahan UUD.
Pasal yang mengatur tentang perubahan UUD ini di tentukan berkaitan dengan
pasal-pasal UUD, jadi bukan terhadap pembukaan UUD.
20. Aturan Peralihan
Aturan peralihan dalam UUD 1945 terdiri atas 3 pasal sebagai berikut:
Pasal I : segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku
selama belkunm di adakan yang baru
Pasal II : semua lembaga negara yang ada msih tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan UUD dan belum di adakan yang baru
Pasal III : Mahkamah konstitusi di bentuk selambat-lambatnya pada 17 agustus
2003 dan belim di bentuk segala kewenanganya di lakukan oleh mahkamah
Agung.
21. Aturan Tambahan
Pasal I: MPR di tugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan setatus
hukum ketetapan MPR sementara dan ketetapan MPR untuk di ambil putusan
pada sidang MPR 2003.
Pasal II: dengan di tetapkanya perubahan UUD ini, UUD negara republik
Indonesia tahun 1945 terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal.
F. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945
Dalam perjalanan sejarah kenegaraan Indonesia pelaksanaan perlindungan
terhadap hak asasi manusia di Indonesia mengalami kemajuan seperti telah di
bentuk komnas Ham. Jaminan hak asasi manusia sebagai mana terkandung dalam
UUD 1945, menjadi semakin efektif terutama dengan di wujudkanya UU Republik
Indonesia nomor 39 tahun 1999, tentang HAM. UU ini terdiri atas 105 pasal yang
meliputi macam-macam hukum asasi, perlindungan hak asasi, pembatasan terhadap
kewenangan, pemerintah serta komnas ham yang merupakan lembaga pelaksana
atas perlindungan HAM dengan di undangkanya undang-undang ini Indonesia telah
masuk pada era baru terutama dalam menegakkan masyarakat yang demokratis
yang melindungi HAM. Untuk ketentuan yang lebih rinci atas pelaksanaan dan
penegakan HAM di atur dalanm UU no. 9 tahun 1999. Terlepas dari berbagai
macam kelebihan dan kekurangan, bagi kita merupakan suatu kemajuan yang
sangat berarti, karena bangsa Indonesia memiliki komitmen yang tinggi atas
jaminan serta penegakan HAM.
1. Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi
manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa sejak lahir, maka

11

tidak seorang pun dapat mengambilnya atau melanggarnya. Kita harus
menghargai anugerah ini dengan tidak membedakan manusia berdasarkan
latar belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin, pekerjaan,
budaya, dan lain-lain. Namun perlu diingat bahwa dengan hak asasi manusia
bukan berarti dapat berbuat semena-mena, karena manusia juga harus
menghormati hak asasi manusia lainnya.
Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu :
a. Hak Hidup (life)
b. Hak Kebebasan (liberty)
c. Hak Memiliki (property)
Ketiga hak tersebut merupakan hak yang fundamental dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun macam-macam hak asasi manusia dapat digolongkan
sebagai berikut :
a. Hak asasi pribadi, yaitu hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan
pribadi manusia. Contohnya : hak beragama, hak menentukan jalan
hidup, dan hak bicaara.
b. Hak asasi politik, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan politik.
Contohnya : hak mengeluarkan pendapat, ikut serta dalam pemilu,
berorganisasi.
c. Hak asasi ekonomi, yaitu hak yang berhubungan dengan kegiatan
perekonomian. Contohnya : hak memiliki barang, menjual barang,
mendirikan perusahaan/berdagang, dan lain-lain.
d. Hak asasi budaya, yaitu hak yang berhubungan dengan kehidupan
bermasyarakat. Contohnya : hak mendapat pendidikan, hak mendapat
pekerjaan, hak mengembangkan seni budaya, dan lain-lain.
e. Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dah pemerintahan, yaitu hak
yang berkaiatan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan.
Contohnya : hak mendapat perlindungan hukum, hak membela agama,
hak menjadi pejabat pemerintah, hak untuk diperlakukan secara adil,
dan lain-lain.
f. Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contohnya :
dalam penyelidikan, dalam penahanan, dalam penyitaan, dan lain-lain.
2. Berbagai Instrumen HAM di Indonesia
Berbagai instrumen HAM di Indonesia antara lain termuat dalam :
1) Pembukaan UUD 1945
Hak asasi manusia tercantum dalam pembukaan UUD 1945 :
a) Alinea I : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah haak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.
b) Alinea IV : “… Pemerintah Negara Republik Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban

12

dunia, yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial……”
2) Batang Tubuh UUD 1945
Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27
sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :
a) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),
b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),
c) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).

3. Hak-hak asasi Manusia dan Permasalahanya
HAM sebagai gagasan, paradigma, serta kerangka konseptual tidak lahir
mendadak sebagai mana kita lihat dalam Universal declaration of human
rights 10 Desember 1948. Dalam akad kebudayaan Indonesia pengakuan
serta penghormatan tentang hak asasi manusia telah mulai berkembang.
Puncak perkembangan perjuangan hak-hak asasi yaitu ketika human rights
tersebut di rumuskan untuk pertama kalinya secara resmi dalam declaration
of independence A.S 1776. Deklarasi sedunia tentang hak asasi manusia
PBB tersebut bangsa-bangsa sedunia melalui wakil-wakilnya memberikan
pengakuan dan perlindungan secara Yuridis formal walaupun dalam
realisasinya juga di sesuaikan dengan kondisi serta peraturan perundangundangan yang berlaku.
4. Penjabaran hak asasi manusia dalam UUD
HAM sebenarnya tidak dapat di pisahkan dengan pandangan filosofis
tentang m,anusia yang melatar belakanginya. Menurut pancasila manusia
tersusun atas jiwa raga kedudukan kodrat sebagai makhluk tuhan dan
makhluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai makhluk individu dan
maklhuk sosial. Hak-hak asasi manusia dan perlindunganya dalam
kehidupan negara pertama tertuang dalam UUD 1945 sebelum tercapainya
pernyataan hak asasi manusia sedunia PBB.
Pada pembukaan UUD 1945 terdapat tujuan negara yaitu menjamin dan
melindungi hak-hak asasi manusia para warganya terutama dalam kaitanya
dengan kesejahteraan hidup baik jasmani maupun rohani, pendidikan,
sosial, politik, budaya, dan agama. Rincian hak asasi nmanusia dalam
pasal-pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. UUD bersifat sistematis, artinya tidak dapat dan tidak boleh ditukar posisi
batang tubuhnya.
2. UUD sebagai dasar negara membawa konsekuensi bahwa segala yang ada
dalam negara tersebut haruslah taat asas (konsisten) dengan dasar tersebut,
yakni terhadap aturan hukum/perundang-undangan yang berlaku.
3. Demi mewujudkan masyarakat falsafah UUD 1945, artinya suatu
masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai-nilai luhur, dibutuhkan
suatu hubungan yang serasi antara pengambilan pancasila dengan
kewajiban mentaati UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.
4. Undang-Undang Dasar 1945 bersifat dinamis dan telah mengalami
beberapa kali amandemen atau perubahan yang disesuaikan dengan kondisi
negara dan keadaan regional maupun global.
5. Hak Azasi Manusia (HAM) telah diatur dalam UUD 1945 dan dijabarkan
dengan dengan UU dan peraturan yang ada dibawahnya. Undang-Undang
Dasar 1945 sendiri merupakan cerminan penghormatan kepada HAM dan
penerapan dalam keseharian disesuaikan dengan ketentuan lain yang lebih
rendah, konvensi, maupun norma di tiap komunitas.
B. Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi dan
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 di segala bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan “marilah
bersama-sama memahami mendalami ajaran UUD 1945 secara menyeluruh supaya
kita paham dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan
tujuan dapat mengurangi sedikit demi sedikit hal hal yang dapat mengancam dan
membahayakan UUD 1945 yang tidak hanya dating dari luar tetapi juga dari dalam,
terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini.

16

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Kaelan. M.S., 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.
Alhaj, S.Z.S. Pargeran, Drs. Dan Drs. Usmani Surya Patria, 1995. Pendidikan
Pancasila. Jakarta.
Soeprapto, H.Z.A. BAB III Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Jakarta: BP- Pusat.
Tim Penulis PPKn. 2004. Mahir PPKn SMU Kelas 3 Semester II. Bandung: PT.
REMAJA ROSDAKARYA.
http://zuhdiachmad.blogspot.co.id/2010/05/ham-dalam-undang-undang-1945.html
http://sepengatahuanku.blogspot.co.id/2014/12/makalah-isi-dan-pokok-pikiranpembukaan-uud-1945.html
http://sahabat-ima.blogspot.co.id/2011/12/batang-tubuh-undang-undang-dasar1945.html

17